Anda di halaman 1dari 12

PERAN DINAS SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DI KOTA SUKABUMI

THE ROLE OF SOCIAL AGENCIES IN POVERTY ALLEVIATION


IN SUKABUMI

Muslim Sabarisman
Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI
Jalan. Dewi Sartika Nomor 200 Cawang III Jakarta Timur
E-mail: Sleem.ndr@gmail.com

Diterima: 19 Maret 2015; Direvisi: 4 Juni 2015; Disetujui: 13 Juli 2015

Abstrak
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan sosial yang ada Kota Sukabumi yang menjadi sasaran
program dinas sosial. Program penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan, namun demikian belum
ada data yang dapat menjelaskan sejauh mana efektivitas program tersebut. Berkaitan dengan permasalahan
penelitian, maka penelitian dilaksanakan dengan tujuan mengetahui peran dinas sosial Sukabumi dalam
penanggulangan kemiskinan. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data
dan informasi dikumpulkan melalui hasil wawancara terstruktur, studi dokumentasi terhadap hasil penelitian
terdahulu, laporan-laporan dan literatur yang relevan, dan observasi. Sebagai informan, yaitu petugas dinas
sosial dan instansi sektoral terkait. Hasil penelitian membuktikan, bahwa peran dinas sosial Sukabumi
dalam penanggulangan kemiskinan belum mencapai tujuan secara optimal. Hal ini dikarenakan masih
terbatasnya jumlah dan kualitas sumber daya manusia, anggaran yang belum mendukung, koordinasi masih
lemah, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan program masih terbatas. Berdasarkan hasil
penelitian, disarankan kepada dinas sosial untuk memperkuat koordinasi dan sinergitas program dengan
instansi terkait di daerah, meningkatkan intensitas konsultasi dengan instansi sosial provinsi dan pusat.
Kata kunci: dinas sosial, penanggulangan kemiskinan, sinergitas program.

Abstrack
Poverty is one among social problems in Sukabumi that targeted as social service in those Social Agency.
Poverty reduction programme has been implemented, however, there is no data that can explain the extent
to which the effectiveness of the program. Regarding those problems, then the research was conducted
with the purpose of knowing the role of social service of Sukabumi in poverty reduction. The method that
used is descriptive qualitative approach. The data and information gathered through structured interviews,
documentary study of previous research results, reports and relevant literature, and observations. As an
informant consists of social service officers and related sectoral agencies. The research results found out
that the role of the social Office of Sukabumi in poverty reduction has not optimally reached the goal yet.
This is due to the still limited number of and quality of human resources, the limitation of its budget, lack of
coordination and also limitation of required infrastructure. Based on the research results, it is recommended
to the social Office to strengthen coordination and synergy program with relevant agencies in the region,
increase the intensity of the consultations with the social province agency and the central social institutions.

Keywords: social agencies, poverty reduction, the program synergism.

194 SOSIO KONSEPSIA Vol. 4, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2015
PENDAHULUAN dan kemudian menjadi dasar penyelenggaraan
Pembangunan kesejahteraan sosial, dan otonomi daerah bahwa salah satu urusan
khususnya penanggulangan kemiskinan wajib yang dilaksanakan di daerah adalah
merupakan tanggung jawab bersama antara urusan sosial, termasuk di dalamnya bidang
Pusat dengan Pemerintah Daerah. Kemiskinan kesejahteraan sosial. Undang-Undang tersebut
merupakan program prioritas nasional, dan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan
karenanya memerlukan pemahamanan dan pemerintah dengan kebutuhan obyektif
komitmen yang sama pada semua jajaran masyarakat. Pada konteks sektor kesejahteraan
pemerintah. Pemahaman dan komitmen yang sosial, agar para penyadang masalah
sama itulah tentu akan dapat mempercepat kesejahteraan sosial dapat ditangani dengan
pengurangan angka kemiskian di Indonesia. cepat dan tuntas. Melalui kebijakan otonomi
daerah, beban dan tugas-tugas pemerintah
Kemiskinan di Kota Sukabumi merupakan pusat yang tidak perlu, dapat dikerjakan oleh
salah satu permasalahan sosial yang menuntut pemerintah daerah. Hal dapat dilihat dari
perhatian pemerintah Kota Sukabumi. tujuan otonomi daerah, yaitu (1) peningkatan
Berdasarakan data tahun 2012 di Dinas Sosial pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi, semakin baik, (2) pengembangan kehidupan
penduduk miskin di Kota Sukabumi berjumlah demokrasi, (3) keadilan sosial, (4) pemerataan,
8.145 kepala keluarga. Dibandingkan dengan (5) pemeliharaan hubungan yang serasi antara
permasalahan sosial yang lain, masalah Pusat dan Daerah serta antar Daerah dalam
kemiskinan ini merupakan permasalahan sosial rangka keutuhan NKRI, (6) mendorong
yang paling menonjol. Selain populasinya yang untuk memberdayakan masyarakat dan (7)
menonjol, kemiskinan ini telah melakhirkan menumbuhkan rpakarsa dan kreativitas,
permasalahan sosial baru, seperti ketelantaran meningkatkan peran serta masyarakat,
anak, dan tidak optimalnya pengasuhan anak mengembangkan peran dan fungsi Dewan
oleh keluarga. Perwakilan Rakyat Daerah (see Suradi, 2011).
Kemiskinan di Kota Sukabumi menuntut Tujuan otonomi daerah tersebut memang
kehadiran pemerintah, terutama Dinas Sosial belum sepenuhnya terealisasi sebagaimana yang
Kota Sukabumi sesuai dengan tugas dan diharapkan. Berbagai hasil penelitian dan kajian
fungsinya. Sebagaimana diketahui, bahwa yang dilakukan oleh Pusat kajian Anti Korupsi
salah satu tugas dan fungsi dinas sosial adalah (PUKAT) Universitas gajah Mada (UGM), dan
menyelenggarakan program kesejahteraan informasi yang dilansir media massa, bahwa
sosial, dan salah satunya adalah panggulangan menyelenggarakan otonomi daerah masih
kemiskinan. Pelaksanaan tugas dan fungsi dinas menghadapi masalah besar. Permasalahan
sosial tersebut memerlukan dukungan yang sosial silih berganti terjadi di daerah, dan
berkaitan dengan sumber daya manusia, sarana paling menyolok adalah kasus korupsi yang
prasarana, anggaran (APBD) dan manajerial. dilakukan oleh pejabat daerah. Kemudian,
Berbagai aspek tersebut apabila dapat dipenuhi, selain permalahan hukum tersebut otonomi
maka tujuan program dapat dicapai secara daerah masih diwarnai dengan terbatasnya
optimal, dan sebaliknya. daya dukung daerah di bidang kesejahteraan
sosial, terutama berkaitan dengan sumber daya
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
manusia, dana dari APBD dan sarana prasana.
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Peran Dinas Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Sukabumi, Muslim Sabarisman 195
Hal ini semakin menguatkan, bahwa peran bahan peningkatan peran dinas sosial dalam
daerah dalam kaitannya dengan penyediaan penanggulangan kemiskinan di Kota Sukabumi.
pelayanan kepada masyarakat masih jauh dari
yang diharapkan (Suradi, 2011). METODE
Penelitian ini menggunakan metode
Pada era otonomi daerah ini, pemerintah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kota
daerah telah mendapatkan penguatan program
Sukabumi dipilih sebagai lokasi penelitian
dari pusat. Pada penanggulangan kemiskinan,
karena berdasarkan informasi awal, di Dinas
melalui dana dekonsentrasi Kementerian
Sosial Kota Sukabumi masih dihadapkan
Sosial telah mendistribusikan program dan
pada berbagai kendala dalam penanggulangan
anggaran untuk program penanggulangan
kemiskinan. Padahal, penanggulangan
kemiskinan. Melalui penguatan program dan
kemiskinan merupakan tugas dan fungsi yang
anggaran ini diharapkan kinerja pemerintah
diemban oleh Dinas Sosial, dan urusan sosial
daerah akan lebih optimal. Penduduk miskin
merupakan usrusan wajib di era otonomi daerah.
dapat diturunkan populasinya dati tahun ke
Informan penelitian, yaitu petugas dinas sosial
tahun. Meskipun demikian, program yang
dan instansi sektoral di Kota Sukabumi. Data
didistribusikan dari pusat sifatnya pendukung
dan informasi dikumpulkan melalui wawancara
dan tidak mengambil peranan lebih besar.
terstruktur, studi dokumentasi dengan
Daerahlah yang mestinya memiliki alokasi yang
mempelajari hasil-hasil penelitian sebelumnya,
lebih besar dalam program penanggulangan
laporan-laporan dan litertur yang relevan.
kemiskinan. Sebagaimana dikemukakan
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan
oleh Dwiyanto, et all (2003), sejalan dengan
dianalisis secara kualitatif.
pelaksanaan otonomi daerah, maka masalah
penanggulangan kemiskinan tidak dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah
pusat. Dengan kata lain, upaya menanggulangi 1. Gambaran Umum Kota Sukabumi
masalah kemiskinan sudah menjadi isu regional, Secara geografis Kota Sukabumi terletak
yakni tergantung intervensi pemerintah daerah. diantara pusat pertumbuhan megaurban
Isu kemiskinan harus menjadi agenda pokok Jabodetabek dan Bandung Raya. Jarak dari
bagi pemerintah daerah. Maka untuk itu Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) ± 92 Km
diperlukan komitmen yang tinggi dari Pemda dan Jarak dari Ibukota Negara (Jakarta) ± 120
yang di tunjang dengan kapasitas yang memadai Km. Cukup dekatnya jarak membuat tingginya
untuk menyelenggarakan program-program pergerakan orang dan barang dari kota-kota
yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Luas Wilayah Kota Sukabumi adalah
kemiskinan menjadi isu yang strategis dan wajib ± 48 Km² dengan jarak terjauh dari Utara ke
untuk didiskusikan serta perlu untuk dibahas Selatan ± 7,5 Km dan dari Barat ke Timur
secara bersama-sama dan berkelanjutan. ± 6 Km yang terdiri dari 7 Kecamatan, 33
Kelurahan, 355 Rukun Warga (RW) dan 1.533
Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian Rukun Tetangga (RT).
ini adalah untuk menyediakan informasi
mengenai peran Dinas Sosial Kota Sukabumi Secara topografi Kota Sukabumi
dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam merupakan dataran tinggi yang memiliki luas
penanggulangan kemiskinan. Diharapkan hasil lahan pertanian sebesar 1.751 Ha dari seluruh
penelitian ini memberikan manfaat sebagai wilayah. Namun demikian luas lahan pertanian

196 SOSIO KONSEPSIA Vol. 4, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2015
ini terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ketidakberdayaan. Hal tersebut mengakibatkan
ini dikarenakan fenomena yang terjadi di penduduk miskin tinggal di pemukiman tidak layak
daerah perkotaan yaitu cepatnya perubahan huni, mengalami kesulitan mengakses fasilitas
fungsi lahan pertanian ke penggunaan lain kesehatan, pendidikan dasar dan kesempatan kerja.
sebagai akibat banyaknya pembangunan di Kondisi ini sejalan dengan yang dikemukakan
bidang perumahan, perdagangan, dan industri oleh Roebyantho, et all (2011), bahwa umumnya
sehingga berdampak pada menyempitnya luas kemiskinan lebih sering dikonsepsikan dalam
tanah pertanian. Secara administratif Kota konteks ketidakcukupan pendapatan dan harta
Sukabumi terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, yaitu (lack of income and assets) untuk memenuhi
Kecamatan Cikole, Cibeureum, Citamiang, kebutuhan dasar seperti pangan, sandang,
Lembursitu, Warudoyong, Baros, dan Gunung perumahan, pendidikan dan kesehatan (lingkup
Puyuh yang terdiri dari 33 kelurahan. dimensi ekonomi) dan memenuhi kebutuhan dari
aspek sosial, lingkungan, keberdayaan dan tingkat
Dilihat dari kondisi kependudukan
partisipasinya (lingkup dimensi non ekonomi).
masyarakat Kota Sukabumi pada saat ini
Mereka juga mempunyai pandangan dan ukuran
jumlah penduduk miskin dan keluarga miskin
sendiri tentang kesejahteraan sosial, sehingga
di Kota Sukabumi tergolong masih cukup
perlu campur tangan pemerintah dan pihak-pihak
tinggi, kemiskinan masih menjadi perhatian
yang terkait dalam melakukan pengembangan
penting dalam pembangunan dua puluh tahun
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
yang akan datang. Luasnya wilayah dan
sosialnya.
beragamnya kondisi sosial budaya masyarakat
menyebabkan masalah kemiskinan di Kota Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan
Sukabumi menjadi sangat beragam dengan beberapa kajian, bahwa terjadinya kemiskinan
sifat-sifat lokal yang kuat dengan kemiskinan dan masalah sosial dikarenakan oleh faktor
yang berbeda. Masalah kemiskinan bersifat internal dan faktor eksternal. Faktor internal,
multidimensi, karena bukan hanya menyangkut yaitu ketidakmampuan dalam memenuhi
ukuran pendapatan, melainkan karena juga kebutuhan dasar sehari-hari, ketidakmampuan
kerentanan dan kerawanan masyarakat untuk dalam menampilkan peranan sosial dan
menjadi miskin. Selain itu, kemiskinan juga ketidakmampuan dalam mengatasi masalah-
menyangkut kegagalan dalam pemenuhan masalah sosial yang dihadapinya. Kemudian
hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan faktor eksternal yaitui: kebijakan publik yang
seseorang atau kelompok masyarakat dalam belum berpihak kepada penduduk miskin;
menjalani kehidupan secara bermartabat. tidak tersedianya pelayanan sosial dasar;
tidak dilindunginya hak atas kepemilikan
2. Permasalahan Kemiskinan tanah, terbatasnya lapangan pekerjaan, belum
Kemiskinan mempunyai permasalahan yang terciptanya sistem ekonomi kerakyatan,
kompleks, mulai dari akar permasalahannya kesenjangan, dan ketidakadilan sosial, serta
maupun kebijakan yang diambil untuk dampak pembangunan yang berorientasi
mengatasinya. Kemiskinan di Kota Sukabumi kapitalis. Sebagimana dikemukakan oleh Suradi,
merupakan fenomena sosial yang bersifat dkk (2012), bahwa kemiskinan dan kebutuhan
multidimensional, karena meliputi rendahnya dasar merupakan dua konsep yang tidak
tingkat pendapatan, kesehatan dan pendidikan, dapat dipisahkan. Secara umum kemiskinan
kerawanan tempat tinggal dan pribadi, dan banyak dipahami sebagai ketidakmampuan

Peran Dinas Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Sukabumi, Muslim Sabarisman 197
orang/keluarga dalam memenuhi kebutuhan khusunya Dinas Sosial untuk memberikan
dasarnya. Kebanyakan orang miskin tidak pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
dapat menikmati makanan sehat, tidak mampu
Berbagai permasalahan sosial tersebut
membeli kebutuhan sandang, menempati rumah
menuntut pemecahan yang terencana,
yang tidak layak huni, tidak dapat menjangkau
sistematis dan berkelanjutan. Untuk itu, Dinas
akses pelayanan kesehatan dan rendahnya
Sosial Kota Sukabumi memerlukan dukungan
partisipasi dalam pendidikan.
kebijakan dan regualsi yang jelas, SDM,
Penduduk miskin yang tidak berdaya dalam anggaran dan sarana prasarana yang memadai
menghadapi masalah internal dan eksternal, dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
menyebabkan penanganannya menjadi semakin Berkaitan dengan kebijakan dan regulasi, di
sulit. Kondisi kemiskinan dan masalah sosial dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
yang berlarut-larut berisiko menjadi kemiskinan Sosial, Tenaga Kerja dan Penanggulangan
budaya (culture poverty), tidak ada kemauan/ Bencana Kota Sukabumi Tahun 2009 – 2013,
pasrah/patah semangat (fatalistik) dan dalam visi Pembangunan Dinas Sosial, Tenaga Kerja
keadaan situasi kritis cenderung melakukan dan Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi
tindakan asosial, antisosial, perilaku desktruktif adalah:“ Terwujudnya Pelayanan Berkualitas
atau terlibat dalam perilaku kriminal seperti Bidang Sosial, Menuju Kota Sukabumi yang
pencurian, perdagangan ilegal napza, pelacuran, Cerdas, Sehat, dan Sejahtera”. Visi tersebut
perdagangan manusia, dan sebagainya. diterjemahkan ke dalam 3 (tiga) misi yang
dilaksanakan 2008 – 2013, yaitu:
3. Peran Dinas Sosial
1. Mewujudkan kualitas Sumber Daya
Permasalahan sosial yang terjadi di Kota
Manusia yang Profesional dan Religius,
Sukabumi semakin kompleks, dan terus
2. Mewujudkan pelayanan yang optimal dan
berkembang. Kondisi ini menuntut Pemda Kota
berkualitas di Bidang Sosial,
Sukabumi untuk memberikan prioritas terhadap
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Hal 3. Mewujudkan pengembangan kemampuan
ini relevan dengan populasi dan kompleksitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS), Lembaga Kesejahteraan Sosial,
permasalahan sosial yang ada di Kota Sukabumi
dan Lembaga-lembaga lainnya,
yang cenderung mengalami peningkatan.
Sebagaimana dikemukakan Kepala Dinas 4. Mewujdkan kesejahteraan bagi Penyandang
Sosial bahwa: “di Kota Sukabumi ini, jumlah Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),
penyandang masalah kebanyakan bukan warga Pekerja/Buruh dan Korban Bencana.
Sukabumi, tetapi kebanyakan adalah sebagai 5.
Mewujudkan Iklim Ketenagakerjaan
pendatang, seperti penyandang masalah tuna yang kondusif, Pengembangan Perluasan
wisma, gepeng, anak jalanan, pemulung dan Lapangan Kerja dan Kesempatan Berusaha.
WTS, yang banyak menempati atau tinggal 6. Mewujudkan Peningkatan Koordinasi dan
di daerah yang kumuh. Namun demikian Kerja sama antar Lembaga/Dinas/Instansi
pemerintah melalui dinas sosial berupaya Daerah Provinsi dan Pusat.
dalam menangani permasalahan PMKS, Adapun tujuan untuk mewujudkan visi dan
dengan melakukan berbagai kordinasi dengan misi adalah:
SKPD yang terkait”. Dengan demikian sudah
1. Meningkatkan kemampuan SDM dalam
menjadi keharusan dan tanggung jawab SKPD,
proses pelayanan.

198 SOSIO KONSEPSIA Vol. 4, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2015
2. Terwujudnya pelayanan yang optimal dan Melihat visi, misi serta tujuan dari
berkualitas di Bidang Sosial. Dinas Sosial Kota Sukabumi tersebut, pada
3. Terwujudnya pengembangan kemampuan kenyataannya kurang didukung sumber daya
PSKS, Lembaga-lembaga Ketenagakerjaan, manusia di bidang sosial. Pada saat ini di Dinas
Organisasi-organisasi Pekerja dan Sosial Kota Sukabumi terdapat 6 orang yang
Pengusaha serta Lembaga-lembaga lainnya. bekerja di Dinas Sosial, kecilnya anggaran yang
4.
Meningkatkan kesejahteraan PMKS, dialokasikan untuk bidang sosial, kualifikasi
Pekerja/Buruh dan Korban Bencana. pendidikan kesejahteraan sosial yang belum
5. Meningkatkan kualitas Tenaga Kerja dan ada, serta sarana dan prasarana Dinas Sosial
berkembangnya peluang lapangan kerja dan yang tidak memadai. Kondisi Dinas Sosial
kesempatan berusaha. Kota Sukabumi sebagaimana tampak pada
tabel berikut:
6. Menciptakan iklim yang harmonis antar
lintas sektoral.

Tabel: 1 Kondisi Dinas Sosial Sukabumi pada tahun 2013


No Variabel Uraian/Penjelasan
1 Tupoksi 1. Penanganan Masalah PMKS (Bidang Sosial)
2. Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
2 Perbandingan Anggaran (di luar Belanja ◦◦ 55 persen untuk Bidang Penanganan PMKS
Pegawai) ◦◦ 45 persen untuk Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
3 Sumber Daya Manusia Bidang 1. PNS Dinsosnakertran Bid. Sosial: 6 orang
Penanganan PMKS 2. TKSK: 6 orang dari 7 Kecamatan
3. PSM: 420 orang
4 Kualifikasi pendidikan Pekerjaan Sosial/
Kesejahteraan Sosial
5 Level Keterpaduan antar SKPD dalam Level Koordinasi
Pelayanan Kesejahteraan Sosial
6 Jenis Program Pelayanan Kesejahteraan 1. Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial dari Kementerian
Sosial Sosial RI:
a. KUBE Tahun 2011
b. PKH Tahun 2013
2. Program Kearifan Lokal: Bantuan Paket Lebaran untuk
Lansia
Sumber: Dinsosnakertrans Kota Sukabumi, 2013.

Adapun peran dan upaya dari program pelayanan Dinas Sosial yang telah dilaksanakan adalah
seperti pada tabel berikut:

Tabel 2: Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial di Dinas Sosial Kota Sukabumi


No Jenis Bidang Pelayanan Kegitan yang di lakukan
1 Kerjasama Bidang Sosial. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Sosial
2 Pembinaan Bidang Sosial ◦◦ Koordinasi/kerjasama Bidang Sosial.
◦◦ Pemberian bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi dan
fasilitasi bidang sosial
3 Identifikasi dan Penanganan PMKS ◦◦ Identifikasi sasaran
◦◦ Pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial

Peran Dinas Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Sukabumi, Muslim Sabarisman 199
4 Pengembangan dan Pendayagunaan PSKS ◦◦ Penggalian dan pendayagunaan PSKS
◦◦ Pengembangan dan pendayagunaan PSKS
5 Sarana dan Pra Sarana Sosial Penyediaan sarana dan pra sarana sosial
6 Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan, ◦◦ Pemeliharaan TMP.
Keperintisan dan Kejuangan ◦◦ Penyiapan bahan kelengkapan usulan Penganugerahan
7 Gelar Kepahlawanan Nasional dan
-
Perintis Kemerdekaan
8 Penanggulangan Korban Bencana -
9 Pengumpulan Uang atau Barang ◦◦ Pemberian ijin pengumpulan uang atau barang
(Sumbangan Sosial) ◦◦ Pengendalian pengumpulan uang atau barang
10 Undian ◦◦ Pemberian rekomendasi ijin undian.
◦◦ Pengendalian dan pelaksanaan undian
11 Jaminan Sosial bagi Penyandang Cacat
-
Fisik dan Mental
12 Lanjut Usia Terlantar yang berasal dari
-
masyarakat rentan dan tidak mampu
13 Pengasuhan dan pengangkatan anak Pemberian rekemondasi pengangkatan anak

Sumber: Dinas Sosial Kota Sukabumi, 2013

Mencermati data pada tabel 2, bahwa sangat minim. Masih banyaknya masyarakat
program penanggulangan kemiskinan tidak yang tidak memahami program-program
menjadi program prioritas pada Dinas Sosial pelayanan dari pemerintah setempat. Akibatnya
Kota Sukabumi. Hasil wawancara dengan masyarakat tidak mengetahui atau tidak dapat
informan (staf Dinsos, Dinkes, Diknas, mengakses pelayanan kesejahteraan sosial yang
Disdukcapil, staf kantor wali kota, dan Dinas diberikan oleh pemerintah.
Tenaga Kerja yang ada di kota Sukabumi),
Berdasarkan informasi lapangan, bahwa
diperoleh informasi bahwa program-program
di Kota Sukabumi hampir setiap SKPD
pemerintah yang ada di Kota Sukabumi hampir
melaksanakan program penangulangan
setiap SKPD melaksanakan kegiatannya
kemiskinan. Sedangkan penanganan PMKS
berkaitan dengan permasalahan kemiskinan.
lain menjadi tugas dan fungsi Dinas Sosial.
Sedangkan penanganan permasalahan PMKS
Meskipun demikian, sebagaimana dikemukakan
yang secara khusus hanya dibebankan pada
informan, bahwa pelayanan bagi penyandang
Dinas Sosial saja. SKPD yang terkait dalam
masalah sosial yang sifatnya urgent dan
penanganan permasalahan kesejahteraan sosial
emergency masih kurang mendapat perhatian,
hanya sebatas koordinasi saja.
sehingga penanganannya tidak sampai tuntas.
Berdasarkan data dan informasi yang Hal yang sama juga terjadi pada program
diperoleh dari beberapa informan, bahwa Dinas pananggulangan kemiskinan. Dikarenakan
Sosial kota Sukabumi dalam pelaksanaan tugas program penanggulangan kemiskinan
dan fungsinya sebagai perangkat daerah di tersebar di beberpa SKPD, maka sulit untuk
bidang sosial belum maksimal. Hal ini dapat mengendalikan program dan mengukur capaian
dilihat masih kurangnya sarana dan prasarana kinerjanya. Terjadinya tumpang tindih pada
penunjang kinerja Dinas Sosial, SDM yang pelaksanaan program tidak dapat dihindari lagi.

200 SOSIO KONSEPSIA Vol. 4, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2015
Faktor yang Mempengaruhi Lembaga/SKPD yang baru, sarana dan
1. Kendala yang Dihadapi prasarana Dinas yang belum memadai”.
Dilihat dari aspek hukum yang Kemudian demikian juga dikemukakan
memayungi penanggulangan kemiskinan seorang warga masyarakat:
di Kota Sukabumi dapat dikatakan masih “Ah...percuma wae Kang...dongkap ka
rendah. Hal ini dapat dilihat dari minimnya kantor sosial atanapi ka puskesmas bade
Peraturan Daerah ataupun Peraturan pangaduan sareng minta bantuan biaya
Walikota yang mengatur secara khusus kasehatan ka pamarentah mah...loba kaditu
tentang penaggulangan kemiskinan. Selain kadieu di oper-oper...kan kedah ngongkosan
itu dalam penanggulangan kemiskinan, kanu angkot...terangkan abdi mah jalmi
setiap SKPD masih mengacu pada alit teu gaduh nanaon...jalmi miskin ( red:
Permendagri Nomor 42 2010 tentang Ah...percuma saja Kang...datang ke kantor
sosial atau ke puskesmas mau pengaduan
tugas dan fungsi Bappeda dan SK Tim
dan minta bantuan biaya kesehatan ke
Kordinasi Penangulangan Kemiskinan di pemerintah banyak kesana kesini di oper-
daerah. Rendahnya produk hukum dalam oper...kan harus mengeluarkan ongkos buat
menangulangi kemiskinan, mengakibatkan angkot...tau kan saya orang kecil ngga
Pemda Sukabumi masih bergantung pada punya apa-apa...orang miskin)”.
subsidi pemerintah pusat. Akibatnya, Pemda
Masyarakat beranggapan bahwa
tidak mampu merespon permasalahan-
pemerintah belum bisa memberi melakukan
permasalahan sosial dan kemiskinan.
penanggulangan kemiskinan dan menangani
Kendala berikutnya, tidak adanya permasalahan sosial lainnya sampai tuntas.
sarana prasarana tempat penampungan/ Masyarakat mengeluhkan banyaknya
shelter bagi PMKS yang mendapat bantuan birokrasi sebagai rujukan, dan syarat-syarat
layanan. Kota Sukabumi belum memiliki yang harus dipenuhi, padahal bantuan
panti pemerintah ataupun rumah singgah layanan yang diajukan masyarakat tersebut
yang dapat menampung dan melayani belum tentu diterima. Menurut masyarakat
permasalahan sosial. Kemudian SDM justru seringkali ditolak dan tidak pernah
bidang sosial di Dinas Sosial kota Sukabumi terselesaikan dengan baik/tidak tuntas.
jumlahnya sangat kurang. Pada saaat ini
Sumber daya manusia dibidang
hanya ada 12 orang, dan diantaranya 4
kesejahteraan sosial juga merupakan kendala
(empat) orang tahun 2014 akan memasuki
yang dihadapi Dinas Sosial. Akibatnya,
masa pensiun. Sebagiamna dikemukakan
penanganan masalah kesejahteraan sosial
oleh staf Dinas Sosial Kota Sukabumi:
masih terbatas dan hanya sebatas rujukan.
“kantor Dinas Sosial yang melayani publik Pelayanan yang dilaksanakan terkesan
ini, memiliki beberapa kelemahan yang hanya memberikan saran dan mengantarkan
dapat menghambat kelancaran organisasi klien saja. Tanpa tindakan atau tidak dapat
dalam mencapai tujuan. Kelemahan-
memberikan pelayanan yang dirasakan
kelemahan tersebut adalah: 1) Kurang
memiliki SDM yang berpendidikan langsung oleh masyaakat. Berikutnya dalah
sarjana (S1) dan professional dibidang kurangnya sarana dan prasarana untuk
kesejahteraan sosial, 2) Kurang memiliki pelayanan kesejahteraan sosial.
SDM yang terampil dibidang komputerisasi Selanjutnya, anggaran untuk program
dan pelayanan sosial, 3) Kurang memiliki bidang kesejahteraan sosial masih
tenaga-tenaga fungsional, baik sosial dirasakan sebagai kendala penyelenggaraan
maupun ketenagakerjaan, 4) Sebagai suatu

Peran Dinas Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Sukabumi, Muslim Sabarisman 201
kesejahteraan sosial. Hampir semua SKPD Kendala terakhir adalah sulitnya
yang menyelenggarakan pelayanan di mengintegrasikan program. Hal ini
bidang sosial anggarannya sangat terbatas di disebabkan oleh adanya konflik kepentingan
bandingkan dengan anggaran infrastruktur. pimpinan lembaga/instansi yang
Salah satu contoh, anggaran yang diberikan memberikan pelayanan sejenis, adanya
oleh TAPD (Tim Anggaran Pemerintah budaya organisasi (culture of organization)
Daerah) kepada Dinsosnakertran dan yang tidak fokus pada penyelesaian
Bencana Alam sebesar 1.187.429.000,- pelayanan pemenuhan kebutuhan dan
per tahun. Kemudian, anggaran sebesar penanganan masalah PMKS/Klien. Kondisi
itu dibagi tiga untuk Dinsos bidang sosial, ini ditambah dengan pergantian atau mutasi
kepada Disnakertran dan kemudian untuk pejabat pemerintah daerah.
sekretariat Dinsosnakertran. Terbatasnya 2. Faktor yang Mendukung
anggaran ini tentu akan mempengaruhi
Penanggulangan kemiskinan dan
pelayanan bagi PMKS dan program
permasalahan sosial di Kota Sukabumi,
pelayanan kesejahteraan sosial lain.
didukung oleh potensi-potensi yang
Selain itu kendala-kendala tersebut, Dinas dapat dikembangkan dan digali untuk
Sosial dihadapkan pada tantangan ke depan, dimanfaatkan. Beberapa potensi dan sumber
yaitu: a) kurangnya pemahaman masyarakat dimaksud, yaitu:
terhadap program pembangunan bidang
a. Sumber daya manusia. Penduduk yang
Sosial, b) rendahnya keterampilan/skill para
berpendidikan sampai tingkat SLTA
pencari kerja dan PMKS, c) meningkatnya
sebesar 25,38 persen, dan menamatkan
angka pengangguran dan penyandang
sampai Perguruan Tinggi/Akademik
masalah sosial, d) terbatasnya lapangan sebesar 6,15 persen (BPS, Kota
kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan Sukabumi 2012). Kondisi ini merupakan
jumlah angkatan kerja, e) rendahnya keberhasilan Pemerintah Kota
tingkat pendidikan dan keterampilan tidak Sukabumi dalam bidang pendidikan
sebanding dengan tuntutan pasar kerja, dan serta peran serta masyarakat yang telah
f) tuntutan masyarakat terhadap kualitas sadar akan pentingnya pendidikan. Hal
pelayanan semakin tinggi. ini ditunjukkan dengan kemampuan
Kersediaan data yang terpadu juga membaca dan menulis masyarakat Kota
masih menjadi kendala mendasar dalam Sukabumi pada Tahun 2012 tercatat
penyelenggaraan kesejahteraan sosial, sebesar 99.68 persen.
khususnya penanggulangan kemiskina. b. Potensi alam untuk bertani, berkebun, dan
Penyebabnya adalah masing-masing SKPD empang ikan yang dapat dijadikan sebagai
mempunyai data tersendiri. Tidak adanya mata pencaharian penduduk setempat.
data terpadu ini menyebabkan sering terjadi Pembangunan pertanian tanaman pangan
tumpang tindih mengenai jumlah data merupakan bagian dari pembangunan
penerima program layanan. Pada saat ini, ekonomi. Pembangunan dibidang
dalam penanggulangan kemiskinan, masih ini diarahkan untuk meningkatkan
menggunakan data dari BPS dan PPLS pendapatan dan kesejahteraan petani
tahun 2011. Bahkan masih ada SKPD yang khususnya maupun masyarakat pada
menggunakan data tahun 2008 sebagai data umumnya. Hal ini diupayakan melalui
dasar untuk program pelayanan kesehatan. peningkatan produksi pangan baik
kuantitas maupun kualitasnya.

202 SOSIO KONSEPSIA Vol. 4, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2015
c. Potensi sosial kesejahteraan sosial (PSKS) Melihat potensi yang ada di Kota Sukabumi
yang ada di Kota Sukabumi sebagai dikatan cukup memadai untuk meningkatkan
pilar-pilar partisipasi kesejahteraan kualitas pelayanan, pemberian program-
sosial, antara lain: Organisasi sosial 22 program penanggulangan kemiskinan
buah, Pekerja Sosial Masyarakat, Karang dan permasalahan sosial yang ada. Pada
Taruna, Panti Asuhan Anak, Panti Jompo, kenyataannya implementasi kegiatan ataupun
kemudian adanya Loka Bina Karya (LBK) program-program yang dilakukan belum
sebagai tempat pelayanan dan bimbingan
maksimal dan cenderung tidak berjalan.
sosial bagi penyandang masalah sosial.
Hal ini disebakan oleh beberapa faktor
Adanya lembaga-lembaga latihan swasta
yang menjadikan peran Dinas Sosial kurang
sebanyak 23 buah, adanya Balai Latihan
Kerja (swasta) 2 buah. Untuk potensi maksimal, diantaranya disebabkan oleh
ketanagakerjaan seperti yang dikatakan minimnya anggaran bidang kesejahteraan
kepala sub bagian bidang sosial bahwa: sosial, minimnya tenaga profesional di bidang
”Sebetulnya pemerintah Kota Sukabumi kesejahteraan sosial yang duduk di Dinas
sudah menyiapkan calon tenaga kerja, Sosial Kota Sukabumi, kemudian sarana dan
namun belum terealisasi perekrutannya prasarana untuk rehabilitasi dan bimbingan serta
sampai saat ini, dan kemungkinan di keterampilan bagi penyandang permasalahan
tahun 2014 nanti akan dicoba untuk sosial, serta sarana dan prasarana penunjang
merealisasikannya, sehingga nantinya kinerja kedinasan yang ada di Dinas Sosial
tenaga kerja bidang sosial ini menjadi yang tidak memadai.
potensi kedepan untuk pembangunan
kesejahteraan sosial dan khususnya KESIMPULAN
untuk menambah amunisi pekerja
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
sosial profesional dalam melayanani
masyatrakat yang membutuhkannya”. bahwa peran Dinas Sosial Kota Sukabumi dalam
program penanggulangan kemiskinan belum
d. Terdapat 415 perusahaan yang mampu
optimal. Program penanggulangan kemiskinan
menampung 10.469 tenaga kerja, yang
belum menjadi prioritas Pemerintah Daerah,
nantinya bisa mengurangi pengangguran,
dari perusahaan perusahaan itu juga hal ini tentu mempengaruhi pelaksanaan
terdapat organisasi-organisasi pekerja program pada Dinas Sosial Kota Sukabumi.
yang bisa dijadikan wadah untuk Belum optimalnya peran Dinas Sosial dalam
menampung aspirasi dari masyarakat, penggulangan kemiskinan ini dipengaruhi oleh
terutama mengenai permasalahan berbagai faktor, yaitu terbatasnya sumber daya
ketenagakerjaan. Kemudian yang manusia, sarana prasarana dan anggaran yang
terpenting selain potensi-potensi yang bersumber dari APBD.
sudah disebutkan diatas, yaitu dengan
adanya perangkat Peraturan PerUndang- SARAN
undangan tentang kesejahteraan sosial Untuk peningkatan peran Dinas Sosial
dan ketenagakerjaan, sebagai sumber dalam penanggulangan kemiskinan di Kota
acuan regulasi atau kebijakan yang dapat
Sukabumi, disarankan sebagai berikut:
digunakan sebagai langkah-langkah
kegiatan pemerintahan dalam melayani 1. P e n i n g k a t a n   i n t e n s i t a s   s o s i a l s i a s i
masyarakat, terutama program-program yang dilaksanakan Dinas Sosial dalam
bidang kesejahteraan sosial. rangka memberikan pemahaman dan

Peran Dinas Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Sukabumi, Muslim Sabarisman 203
mensosialisasikan secara intensif terkait Sosial beserta stafnya, staf SKPD dari Dinkes,
penanggulangan kemiskinan serta Diknas, Disdukcapil, Dinas Tenaga Kerja
permasalahan sosial yang terjadi di dan Transmigrasi, Bappeda Kota Sukabumi,
masyarakat, baik di bidang pelayanan diucapkan terima kasih kepada Bapak Djamhur
kesehatan, pendidikan dan sosial ekonomi. (Kabid Sosial Dinsos Kota Sukabumi) dan
Dinas Sosial menjadi koordinator Bapak Suharma (peneliti STKS Bandung)
antar SKPD yang terkait dalam segala atas masukan serta yang menjadi rekan dalam
kegiatan dan program yang berkaitan
pengumpulan data di lapangan.
dengan penanggulangan kemiskinan dan
permasalahan sosial lainnya.
2. Peningkatan kerjasama serta koordinasi
antar SKPD dan masyarakat sebagai DAFTAR PUSTAKA
pelaku pembangunan kesejahteraan sosial, Abdullah, W. (2010), Kajian tentang “Peran
secara bersama-sama untuk mencari jalan Dinas Sosial Dalam Penyelenggaraan
keluarnya dan dapat ditangani dengan Kesejahteraan Sosial, Jakarta.
tuntas, tentunya dengan komitmen yang
Kementerian Sosial. RI
tinggi dari pemangku kepentingan, yang
sudah dibangun dan direncanakan untuk Dwiyanto, A., dkk, (2003), Reformasi Tata
melaksanakan program penanganan Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
kemiskinan dan permasalahan kesejahteraan Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan
sosial lainnya. Sehingga dibutuhkan dan Kebijakan, Universitas Gadjah
integrasi, serta kerjasama antar SKPD dan
Mada
pihak-pihak lain yang terkait dalam rencana
aksi pemberian pelayanan kesejahteraan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial,
sosial yang maksimal dan efektif kepada Tenaga Kerja dan Penanggulangan
masyarakat Kota Sukabumi. Bencana Kota Sukabumi 2009 - 2013.
3. Peningkatan koodinasi, sehingga tumbuh Dinas Sosial Kota Sukabumi
persamaan persepsi antar para pemangku
kepentingan baik pusat maupun di daerah, Republik Indonesia, (2004). Undang-undang
dan perlunya penguatan-penguatan baik Nomor 32 Tahun 2004 tentang
lingkup dinas sosial, maupun para pelaku Pemerintahan Daerah. Jakarta, RI
program penanggulangan kemiskinan
lainnya. Menciptakan keberpihakan Republik Indonesia, (2011). Undang- undang
kelembagaan lokal yang ada di masyarakat RI Nomor 13 Tahun 2011 tentang
untuk menangani permasalahan kemiskinan Penanganan Fakir Miskin. Jakarta, RI
dan permasalahan sosial di masyarakat.
Republik Indonesia, (2010). Permendagri No.42
4. Dinas Sosial perlu menjadi leading 2010 tentang tugas dan fungsi Bappeda
sector dalam model sinergitas program dan SK Tim Kordinasi Penangulangan
penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan di daerah. Jakarta, RI
UCAPAN TERIMA KASIH Roebyantho, H., Gati, S, S., Rahman, A. (2011),
Disampaikan terimakasih kepada semua Dampak Sosial Ekonomi Program
pihak yang telah mendukung dan berkontribusi Penanganan Kemiskinan Melalui Kube.
atas masukannya dalam penulisan naskah jurnal Jakarta: P3KS Press.
ini, terutama kepada nara sumber: Kepala Dinas

204 SOSIO KONSEPSIA Vol. 4, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2015
Soekanto, S. (1991). Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suradi, (2011), Usaha Kesejahteraan Sosial


di Era Tonomi Daerah, Jakarta: P3KS
Press.

Suradi, et.all, (2012). Penanggulangan


Kemiskinan di Perkotaan: “Studi
Evaluasi Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak layak Huni Bagi Keluarga Miskin
Perkotaan”. Jakarta: P3KS press.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif


dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Peran Dinas Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Sukabumi, Muslim Sabarisman 205

Anda mungkin juga menyukai