https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Kusman Yuhana1
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Subang
kusmanyuhana.jurnal@gmail.com
Tony Pathony2
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Subang
tonypathony.jurnal@gmail.com
Abstrak
Abstract
This study is entitled The Effectiveness of the Village Government Apparatus Capacity Building
Program by the Subang District Community and Village Empowerment Office, due to the
alleged low ability of village government officials in managing village policy formulation and
village service management. The research method used is descriptive method with a qualitative
approach. Whitney in Nazir (2003: 63) says that this descriptive method is a fact finding with
the right interpretation.In this study the analysis used is data reduction, data presentation and
conclusion. The results showed that the effectiveness of the Village Government Apparatus
125
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Capacity Building Program by the Subang District Community Empowerment and Village
Agency was not yet fully effective, not in accordance with the existing or determined
dimensions. The Village Government Apparatus Capacity Building Program has not gone as
expected. Especially on the dimensions of production and efficiency.
Pendahuluan
126
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
127
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
yang menyangkut aspek Aparatur Desa di lingkungan Pemerintah Desa (Kepala Desa
dan perangkatnya). Dalam peraturan perundangan tentang Desa disebutkan bahwa
perangkat desa diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa. Pemilihan dan
pengangkatan perangkat desa (kecuali sekretaris desa/Sekdes) belum sepenuhnya
didasarkan pada pertimbangan kompetensi. Ada dua alasan terkait hal ini, Pertama,
Kepala Desa terpilih menunjuk/memilih keluarga atau orang-orang terdekat untuk
menduduki jabatan perangkat desa, yang terkadang tanpa mempertimbangkan
kemampuannya; Kedua, karena memang tidak ada lagi orang yang mau dan mampu
menjadi perangkat desa. Dalam pelaksanaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Kabupaten Subang hanya sebagai fasilitator dan bekerja sama dengan pihak-
pihak yang terkait dalam program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
salah satunya bekerjasama dengan tenaga ahli di bidang akademis sehingga
pelaksanaan program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa diwilayah
kabupaten Subang dapat terlaksana dengan baik. Tidak dapat dipungkiri banyak hal
yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut antara lain personil desa yang
berganti-ganti dikarenakan berbagai faktor yang salah satunya ketidak cocokan antara
aparatur desa dengan kepala desanya atau sebaliknya kepala desa yang tidak cocok
dengan aparatur desa yang lama dan banyak faktor lain nya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa program Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintah Desa belum efektif.
Kerangka Teori
a. Pengertian Efektivitas
Dalam suatu organisasi dapat di ukur tingkat keberhasilanya dengan
mengamati efektif tidaknya organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Kata
efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effectiveyang berarti berhasil atau sesuatu
yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut pasolong (2007: 4) efektivitas pada
dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan
sebab akibat. Efektivitas dapat di pandang sebagai suatu sebab dari variable lain.
Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat
tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Hal ini
sesuai menurut Richard Steer (2003: 46) Efektivitas adalah sejauhmana organisasi
melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai suatu sasaranya. Penilaian
umum dengan sebanyak mungkin kriteria tunggal dalam menghasilkan penilaian
yang umum mengenai efektivitas organisasi. Selanjutnya menurut H. Emerson
dalam Soewarno Handayaningrat (2006: 16) yang menyatakan bahwa Efektifitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pengertian efektivitas sebenarya bersifat abstrak, namun akan
menadi konkrit dan dapat di ukur apabila mampu untuk mengidentifikasi segi-
segi yang lebih menonjol atau nampak yang berhubungan dengan konsep
efektivitas. Adapun pengertian efektivitas menurut The Liang Gie, (2002: 147)
128
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
b. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana,
karena efktivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada
siapa yang menilai serta mengintepretasikannya. Tingkat efektivitas juga dapat
diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan
hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan
tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai,
maka hal itu dikatakan tidak efektif. Adapun kriteria atau ukuran mengenai
129
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
130
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
diukur berdasarkan rasio Antara keuntungan dengan biaya atau waktu yang
digunakan.
5) Kepuasan (satisfaction)
6) Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan
organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota-anggota
organisasi tersebut. Ukuran dari kepuasan meliputi sikap karyawan,
penggantian karyawan, absensi, kelambanan, keluhan, kesejahteraan, dan
sebagainya.
7) Adaptasi (adaptiveness)
8) Kemampuan adaptasi merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada
tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan-
perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan para pelanggan, kualitas
produk, dan sebagainya serta perubahan internal seperti ketidakefisienan,
ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan.
9) Perkembangan (development)
10) Organisasi harus menginvestasi dalam organisasi itu sendiri untuk
memperluas kemampuanya untuk hidup terus (survive) dalam jangka
panjang. Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan bagi
tenaga manajemen dan non manajemen, tetapi sekarang ini pengembangan
organisasi untuk bertambang banyak macamnya dan meliputi sejumlah
pendekatan psikologis dan sosiologis.
Membahas masalah ukuran efektivitas memang sangat bervariasi tergantung
dari sudut terpenuhunya beberapa kriteria akhir. Menurut pendapat steers (2005:
46) menyebutkan beberapa ukuran dari efektivitas, yaitu:
1) Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi;
2) Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan;
3) Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan
dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik;
4) Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya
untuk menghasilkan prestasi tersebut;
5) Penghasilan yaitu jumlah suber daya yang masih tersisa setelah semua biaya
dan kewajiban dipenuhi;
6) Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan
masa lalunya;
7) Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang
waktu;
8) Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada
kerugian waktu;
9) Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian tujuan,
yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan
memiliki;
10) Motivasi artinya ada kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk
mencapai tujuan;
131
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
11) Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu
sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan
mengkoordinasikan;
12) Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah
prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah keterbukaan
terhadap rangsangan lingkungan;
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran
efektivitas merupakan suatu setandar akan terpenuhunya mengenai sasaran dan
tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi,
program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Mengacu pada
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria pengukuran efektivitas,
meliputi: kriteria efektivitas jangka pendek (efisiensi, kepuasan) dan kriteria
efektivitas jangka panjang (kelangsungan hidup). Dengtan mempertimbangan
dimensi waktunya, organisasi dapat dikatakan efektif dari segi kriteria
produktivitas, kepuasan, adaptasi, dan pengembangan.
Menurut Martani dan Lubis (2007: 55) pendekatan pengukuran efektivitas
organisasi dapat diukur dengan indikator:
1) Efisiensi
2) Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang di nilai dari segi
besarnya sumber/biaya dan waktu untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan.
3) Daya Tanggap Petugas
4) Keinginan untuk melayani masyarakat secara tepat dengan baik mengulur-
ulur waktu. Saat pengguna layanan membutuhkan pelayanan. Maka
penyedia layanan segera memberikan pelayanan tanpa harus menunggu
lama.
5) Sarana dan Prasarana
6) Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila
kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan
dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.
7) Semangat Kerjasama dan Loyalitas Kelompok
8) Setiap organisasi selalu berusaha agar produktivitas kerja karyawan dapat
ditingkatkan. Untuk itu pimpinan perlu mencari cara dan solusi guna
menimbulkan semangat kerja para karyawan. Hal itu penting, sebab
semangat kerja mencerminkan kesenangan yang mendalam terhadap
pekerjaan yang dilakukan sehingga pekerjaan lebih cepat dapat diselesaikan
dan hasil yang lebih baik dapat dicapai.
9) Hubungan Antara Pimpinan dan Bawahan
10) Hubungan Antara pimpinan dan pegawai berpengaruh untuk menciptakan
suasana kerja yang kondusif, sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan
lancar.
132
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Metodologi Penelitian
133
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka Nazir
(2011: 55). Menurut Creswell dalam Satori dan Komariah (2010: 24) bahwa penelitian
kualitatif adalah suatu proses inquiry tentang pemahaman berdasar pada tradisi-tradisi
metodologis terpisah, jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah social atau
manusia. Peneliti membangun suatu kompleks, gambaran, holistic, meneliti kata-kata,
laporan-laporan, memerinci pandangan-pandangan, dari penutur asli, dan melakukan
studi di suatu pengaturan yang alami
Tugas Pokok
Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan dibidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah
Kabupaten.
Faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan segala aktivitas
organisasi adalah adanya manusia sebagai pegawai, karena tanpa adanya pegawai
maka organisasi tersebut tidak akan berjalan bahkan tidak akan ada. Hal ini disebabkan
karena terbentuknya suatu organisasi sebagai wadah untuk berfikir dari pada manusia.
Disamping itu pula faktor pegawai dalam suatu organisasi sangat fundamental
terhadap proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Dapat dikatakan juga
keberhasilan suatu organisasi atau berhasil tidaknya suatu organisasi tergantung pada
bagaimana caranya pegawai itu sendiri mengelolanya. Kenyataanya seringmenunjukan
bahwa sering terjadi suatu organisasi mengalami satu kehancuran sebagai akibat dari
kesalahan dari pegawainya dalam mengelola dan melaksanakan tugas yang telah
dibebankan kepadanya. Sebaliknya disisi lain sering pula terjadi suatu organisasi
bekembang dengan baik hal itupun akibat dari adadanya para pegawai yang benar-
benar menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab, hal itu tentunya
dilihat dari sejumlah aktivitas para pegawai itu sendiri dalam mengelola organisasi.
Demikian juga dengan organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Subang, pegawai merupakan alat penting dalam rangka melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
134
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Desa Kabupaten Subang untuk dapat melaksanakan tugas yang menjadi beban dan
tanggung jawabnya sehingga pelaksanaan tugas sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai sebelumnya.
Produksi
Produksi merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada ukuran keluaran
utuma dari organisasi. Ukuran dari produksi mencakup tentang dokumen yang di
proses, rekaman yang dilayani, dan sebagainya. Ukuran tersebut memiliki hubungan
secara langsung dengan masyarakat pengguna layanan dan organisasi yang
bersangkutan.
Berkaitan dengan produksi program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah
desa oleh dinas pemberdayaan masyarakat dan desa kabupaten subang peneliti
berpendapat bahwa dari segi output yang dihasilkan belum sesuai dengan apa yang
diharapkan masih banyaknya kendala. Dan berikut ini dibuktikan dengan kutipan
wawancara dengan Dadan Dwiyana, A.P., M.Si. sebagai kepala bidang pemerintahan
desa dan kelurahan pada tanggal 25 oktober 2019 pada pukul 09.00 WIB mengatakan :
“dari segi hasil pembinaan meskipun program peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa telah dilaksanakan akibat kebijakan politik kepala desa baru
yang terpilih seringkali merombak aparatur desa yang sudah lama dengan yang
baru membuat hasil pelatihan yang telah dilakukan kembali menjadi 0 lagi”
135
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
136
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Efisiensi
Efisiensi adalah sebagai perbandingan keluaran terhadap pemasukan. Kriteria
jangka pendek ini memusatkan perhatian pada seluruh siklus input-proses-output,
dengan menekankan pada elemen input dan proses. Ukuran efisiensi harus dinyatakan
perbandingan output atau waktu.
Berkaitan dengan efisiensi program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah
desa peneliti berpendapat bahwa dari segi efisiensi anggaran belum berjalan dengan
baik masih terdapat beberapa kendala. Dan berikut ini dibuktikan dengan kutipan
137
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Kepuasan
kepuasan merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana organisasi
dapat memenuhi kebutuhan karyawanya.
Berkaitan dengan kepuasan yaitu dilihat dari sarana dan prasarana pendukung
peneliti berpendapat bahwa sarana dan prasarana sudah ada dan lengkap sarana dan
prasarana yang dimaksudkan yaitu seperti gedung aula untuk pelaksanaan program
berikut fasilitas yang ada didalamnya, dan kendaraan untuk transportasi. Berikut ini
adalah kutipan wawancara dengan Dadan Dwiyana, A.P., M.Si. sebagai kepala bidang
pemerintahan desa dan kelurahan pada tanggal 25 oktober 2019 pada pukul 09.00 WIB
mengatakan :
138
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
“Sarana dan prasarana di dinas sudah memadai seperti kendaraan sudah ada
aula sudah ada audio sudah ada internet ada fasilitas multimedia sudah ada
modul dipersiapkan dan narasumber juga kita persiapkan dengan pihak-pihak
terkait”
Selanjutnya kutipan wawancara dengan wawancara dengan Mita S.AN selaku
kasi tata pemerintahan desa/kelurahan yang diwawancarai pada tanggal 25 oktober
2019 pada pukul 10.00 WIB mengatakan :
“kalau sarana dan prasara yang belum ada untuk aplikasi modem dan server
belum ada maka sulit untuk menggunakan aplikasi sehingga masih manual”
Dari hasil wawancara tersebut di atas, dapat diketahui bahwa sarana dan
prasaran pendukung dalam program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
sudah ada seperti kendaraan, aula, audio, internet, fasilitas multimedia, modul dan
narasumber sudah di sediakan oleh dinas pemberdayaan masyarakat dan desa
kabupaten subang.
Dengan sudah terlengkapi nya semua sarana dan prasarana pendukung untuk
berjalanya program maka dari segi kepuasan yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana sudah terpenuhi.
Berikut ini merupakan hasil wawancara penulis dengan perwakilan desa yang
ada di kabupaten subang, berikut adalah kutipan wawancara dengan pak rana selaku
sekdes desa compreng yang diwawancarai pada tanggal 30 oktober 2019 pada pukul
11.00 WIB mengatakan bahwa:
“untuk fasilitas di desa sih sudah ada seperti gedung aula sudah ada tetapi kami
msih berharap bisa lebih bagus dan lebih baik lagi dari apa yang sudah ada lebih
bisa di perbaiki lagi”
139
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Adaptasi
Adaptasi merupakan tingkat dimana organisasi dapat benar-benar tanggap
terhadap perubahan internal maupun eksternal.
Berkaitan dengan adaptasi yaitu dilihat dari kemampuan untuk tanggap dalam
menghadapi perubahan-perubahan peraturan undang-undang yang menjadi aspek
yang disosialisasikan. Berikut ini adalah kutipan wawancara dengan Dadan Dwiyana,
A.P., M.Si. sebagai kepala bidang pemerintahan desa dan kelurahan pada tanggal 25
oktober 2019 pada pukul 09.00 WIB mengatakan :
“aspek rujukan kita kan kalo ke desa peningkatan kapasitas tentang mengenai
update pehahaman peraturan perundang-undangan jadi ketika peraturan
perundang-undanganya berubah-ubah beda dengan pendidikan yang
mempunyai kurikulum bakuyang masa berlakunya relatif panjang artinya kita
pernah pengalaman tahun ini sosialisasi lalu setahun kemudian peraturanya
sudah diganti jadi hasil peningkatan nol lagi nol lagi”
Sesuai dengan kutipan wawancara diatas, berikut ini kutipan wawancara
dengan Mita S.AN selaku kasi tata pemerintahan desa/kelurahan yang diwawancarai
pada tanggal 25 oktober 2019 pada pukul 10.00 WIB mengatakan :
“biasanya peraturan dari pusat kemendes atau kemendagri turun ke sini lalu
nanti disampaikan ke desa tidak semuanya di rubah tapi ada ikhtisarnya yang
dirubah perubahanya tidak mendasar kalau peraturan pusat secara umum nanti
di atur lagi oleh peratran bupati nanti peraturan bupati yang dirujuk desa
mengikuti peraturan bupati yang menginduk kepada peraturan pusat misalkan
peraturan ADD itu di aturnya di daerah yang menginduk peraturan ke pusat
perubahan itu biasanya terjadi tiap tahun sebelum pelaksanaan kecuali kalau
tidak ada aturan baru mengikuti aturan yang lama”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas bahwa walaupun peraturan
perundang-undang berganti dengan jangka waktu yang relatif cepat petugas pelaksana
program dapat cepat mengikuti dan cepat mengsosialisasikanya ke desa, sehingga desa
dapat terus mengetahui peraturan perundang-undangan yang baru.
Berikut ini hasil wawancara penulis dengan perwakilan desa yang ada di
kabupaten subang, berikut ini adalah kutipan wawancara dengan pak rana selaku
sekdes desa compreng yang diwawancarai pada tanggal 30 oktober 2019 pada pukul
11.00 WIB mengatakan bahwa:
“cepat kalo di sini biasanya begitu peraturan perundang-undangan keluar
tentang tata kelola desa sebelum pelaksanaan program yang ada di desa lansung
ada dari dinas yang mengsosialisasikan tentang tata kelola nya begitupun
dengan dengan peaturan yang lain ada sosialisasinya”
140
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Perkembangan
Perkembangan merupakan mengukur kemampuan organisasi untuk
meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan lingkungan. Suatu organisasi
harus melakukan berbagai upaya memperbesar kesempatan untuk kelangsungan
hidup jangka panjang.
Berkaitan dengan perkembangan yaitu cara mempertahankan dan
mengembangankan program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa oleh
dinas pemberdayaan masyarakat dan desa kabupaten subang berikut ini adalah
kutipan wawancara dengan Dadan Dwiyana, A.P., M.Si. sebagai kepala bidang
pemerintahan desa dan kelurahan pada tanggal 25 oktober 2019 pada pukul 09.00 WIB
mengatakan :
“kami harus bekerja sama dengan semua pihak seperti pemerintah, tenaga
pengajar, petugas pelaksana, lingkungan di desa dan aparatur pemerintah desa
harus bersama-sama untuk bisa mempertahankan bahkan mengembangkan
karena sangat sulit untuk terus untuk terus mengembangkanya apabila semua
lapisan/pihak tidak ikut serta mendukung dan menyukseskan program ini”
141
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
142
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
dirasakan oleh desa/kelurahan membantu aparatur pemerintah desa dan desa dalam
meningkatkan kualitasnya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara di atas dengan beberapa informan dan observasi
peneliti, maka pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil wawancara dilapangan
yang kemuduan dikaitkan dengan teori yang dikaji pada bab 2 sebelumnya. Dalam
penelitian ini teori yang digunakan adalah ukuran efektivitas menurut pendapat
Gibson (2002: 32) ada 5 indikator ukuran efektivitas yaitu produksi, efisiensi, kepuasan,
adaptasi, dan perkembangan.
143
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
pemerintah tentang tata kelola desa terus berganti-ganti dengan jangka waktu yang
relatif cepat.
Pembahasan pada dimensi perkembangan
Menurut Gibson mengukur kemampuan organisasi untuk meningkatkan
kapasitanya dalam menghadapi tuntutan lingkungan. Suatu organisasi harus
melakukan berbagai upaya memperbesar kesempatan untuk kelangsunga hidup jangka
panjang. Dari hasil penelitian di lapangan sejalan dengan teori yang dikemukakan
Gibson tersebut, hal ini dibuktikan dengan selama semua pihak bekerjasama dalam
menjalankan program atau kegiatan tersebut hal ini dapat mampu meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembangkanya, dalam proses pelatihan dan pembinaan
aparatur pemerintah desa agar dapat terus membangun desanya menjai lebih unggul
dan dapat meningkatkan pelayan di desa yang optimal. Dengan adanya pelaksanaan
program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa manfaat yang dirasakan oleh
desa membantu aparatur pemerintah desa untuk terus meningkatkan kualitas dan
kapasitasnya dalam membangun desa dan pelayanan desa.
Berdasarkan hasil hasil pembahasan dari 5 dimensi efektivitas menurut Gibson.
Pada dimensi Produksi dari penelitian di lapangan belum berjalan dengan baik hal ini
dibuktikan dengan belum seluruhnya aparatur pemerintah desa di sudah mengikuti
pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan dalam program ini dikarenakan aparatur
desa yang bergant-ganti setiap kepala desa yang baru terpilih. Kemudian pada dimensi
Efisiensi dari hasil penelitian di lapangan belum berjalan dengan baik hal ini
dibuktikan dengan rasio angaran dengan realisasi anggaran belum sepenuhnya
terserap sehingga angaaran yang ada bellum mencukupi untuk pelaksanaan program.
Kemudian pada dimensi Kepuasan dari hasil penelitian dilapangan sudah berjalan
dengan baik hal ini dibuktikan dengan sejalan dengan teori yang dikemukakan Gibson
tersebut, hal ini dibuktikan dengan semua sarana dan prasarana pendukung untuk
berjalanya program sudah ada hanya beberapa fasilitas pendukung nya saja lebih bisa
ditingkatkan. Kemudian pada dimensi Adaptasi dari hasil penelitian dilapangan sudah
berjalan dengan baik ini dibuktikan dengan program peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa dapat mengsosialisasikanya dengan cepat walaupun peraturam
perundang-undangan dari pemerintah tentang tata kelola desa terus berganti-ganti
dengan jangka waktu yang relatif cepat. Dan dimensi yang terakhir yaitu dimensi
perkembangan, dari hasil penelitian dilapangan sejalan selama semua pihak
bekerjasama dalam menjalankan program atau kegiatan tersebut hal ini dapat mampu
meningkatkan, mempertahankan, dan mengembangkanya, dalam proses pelatiha dan
pembinaan aparatur pemerintah desa agar dapat terus membangun desanya menjai
lebih unggul dan dapat meningkatkan pelayan di desa yang optimal. Dengan adanya
pelaksanaan program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa manfaat yang
dirasakan oleh desa membantu aparatur pemerintah desa untuk terus meningkatkan
kualitas dan kapasitasnya dalam membangun desa dan pelayanan desa.
Berdasarkan ke lima dimensi efektivitas menurut Gibson diatas, peneliti
menemukan 2 dimensi yang belum sejalan dengan teori yang dikemukaka oleh Gibson
yaitu pada dimensi 1) Produksi, 2) Efisiensi, dan yang sudah sesuai denga teori
144
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
efektivitas yang dikemukakan oleh Gibson yaitu pada dimensi 1) Kepuasan 2) Adaptasi
3) Perkembangan. Efektivitas Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Subang belum
sepenuhnya mengarah pada teori Efektifitas Gibson (2002: 32). Hal itu dibuktikan
dengan belum seluruhnya aparatur pemerintah desa sudah mengikuti pembinaan dan
pelatihan yang dilaksanakan dalam program ini dikarenakan aparatur desa yang
bergant-ganti setiap kepala desa yang baru terpilih. Rasio angaran dengan realisasi
anggaran belum sepenuhnya terserap sehingga angaaran yang ada bellum mencukupi
untuk pelaksanaan program.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya mengenai Efektivitas Program Peningkatan Kapasitas Aparatur
pemerintah Desa oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Subang,
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori Gibson agar dapat
memberikan penilaian terhadap Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Produktivitas
Pada dimensi produktivitas dalam pelaksanaan program peningkatan kapasitas
aparatur prmerintah desa sudah berjalan hanya saja belum baik dan belum
sepenuhnya berhasil mencapai tujuan, karena dalam tahapan pelaksanaan program
peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa masih terdapat adanya kendala,
dan hasil belum sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga program
peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa belum efektif.
2. Efisiensi
Pada dimensi Efisiensi dalam program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah
desa sudah berjalan hanya saja belum baik dan belum sepenuhnya mencapai
tujuan, karena dalam pelaksaaan program peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa masih terdapat adanya kendala, dan efisiensi anggaran belum
optimal sehingga sehingga pelaksanaan program peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa belum efektif.
3. Kepuasan
Pada dimensi kepuasan mengenai sarana dan prasarana yang digunakan dalam
program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa sudah tersedia semua
hanya saja beberapa fasilitas pendukungnya perlu ditingkatkan dan diperbaharui.
4. Adaptasi
Pada dimensi adaptasi dalam pelaksanaan program peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah desa sudah bisa cepat menyesuaikan dalam menghadipi peraturan
perundang-undangan yang menjadi aspek untuk disosialisasikan tentang tata
kelola desa yang berubah dalam jangka waktu yang cepat.
5. Perkembangan
145
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
Referensi
146
Volume 1 Issue 2, Desember 2019
https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik
147