Anda di halaman 1dari 46

STRATEGI PEMERINTAH DESA PADA PENERAPAN APLIKASI

SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) DALAM PENGELOLAAN


KEUANGAN DESA

(Studi Di Desa Bundar, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada :

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Oleh

REJA RISANDI

NIM. GAC 117 043

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

STRATEGI PEMERINTAH DESA PADA PENERAPAN APLIKASI


SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) DALAM PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA

(Studi Di Desa Bundar, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito


Selatan)

Disusun oleh :

REJA RISANDI

GAC 117 043

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing :

PEMBIMBING I, PEMBIMBING II,

Dr. Ricky Zulfauzan, S.Sos., M.IP Jovano Deivid Olyver Palenewen, S.IP., M.A
NIP. 19840706 200812 1 002 NIP. 19910111 201903 1016
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas berkat dan rahmat Tuhan Yang

Maha Esa. Penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul

“Strategi Pemerintah Desa Pada Penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES) Dalam Pengelolaan Keuangan Desa”. (Studi Di Desa Bundar,

Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan).

Proposal Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat menempuh ujian

Program Strata-1 di Universitas Palangka Raya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam

penulisan Proposal Skripsi ini karena keterbatasan dan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan ide dan

kritik yang membangun untuk membantu menyempurnakan Proposal Skripsi

ini. semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan membalas

kebaikannya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

pengerjaan Proposal Skripsi ini.

Palangka Raya, 30 Oktober 2021


Penulis,

Reja Risandi
GAC 117 043
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Berita Acara
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 latar Belakan Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi ................................................................ 8
2.2 Pemerintah Desa
2.2.1 Pengertian Pemerintah Desa ................................................. 9
2.2.2 Fungsi Pemerintah Desa ..................................................... 11
2.3 Pengelolaan Keuangan Desa
2.3.1 Pengertian Pengelolaan ...................................................... 12
2.3.2 Pengelolan Keuangan Desa ................................................ 13
2.3.4 Tujuan Pengelolaan Keuangan Desa .................................. 15
2.3.3 Asas Pengelolaan Keuangan Desa ...................................... 15
2.4 aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)
2.5.1 Regulasi Aplikasi Siskeudes............................................... 17
2.5.2 Tujuan Aplikasi Siskeudes ................................................. 18
2.5.3 Manfaat Aplikasi Siskeudes ............................................... 18
2.5 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 19
2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................... 28
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................... 28
3.3 Fokus Penelitian............................................................................ 29
3.4 Sumber data .................................................................................. 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 30
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 32
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada pengelolaan keuangan desa diatur dalam Peraturan Mentri

dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa,

dijelaskan bahwa keuangan desa itu merupakan semua hak dan kewajiban

pada desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik itu

berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik desa yang

berhubungan dengan apa yang menjadi pelaksanaan hak dan kewjiban

Desa. Dalam pengelolaan keuangan desa ada beberapa asas yang perlu

diperhatikan yaitu asas transparansi, akuntabel, partisipatif, tertip dan

disiplin anggaran. Oleh karena itu pengelolaan keuangan desa meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban keuangan desa, dalam rangka mewujudkan

pembangunan desa. (Rosy Armaini, 2017:59)

E-government, sebagaimana dijelaskan oleh Forman (2005) yang

dikutip oleh Joko Tri Nugraha (2018) dalam jurnalnya, mendefinisikan

sebagai pengguna teknologi digital untuk mentransformasikan kegiatan

pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas efisiensi dan

penyampaian layanan. Istilah e-government atau electronik government

1
2

Istilah ini mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh organisasi

pemerintahan untuk meningkatkan efektif dan transparan. Diharapkan

bahwa e-government akan meningkatkan layanan terhadap masyarakat

dapat lebih baik, meningkatkan efektivitas internal organisasi

pemerintahan dan akses masyarakat terhadap informasi dalam lingkungan

pemerintahan semakin mudah.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan

Ditjen Bina Pemerintah Desa Kementrian dalam Negeri bekerja sama

membangun adanya sebuah aplikasi yang disebut dengan Sistem

Keuangan Desa (SISKEUDES) pada tahun 2015. Aplikasi Siskeudes

menggambarkan bentuk komitmen dari Pemerintah Daerah untuk

mendukung secara nyata tata kelola Pemerintahan Desa secara baik dan

dalam rangka mencapai program prioritas pemerintah Pusat untuk

mengawal transparansi pengelolaan keuangan desa, sehingga penggunaan

aplikasi Siskaudes dapat memberikan hasil yang serasi dengan peraturan

yang berlaku. Dengan diberlakukannya Undang–Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa, desa diberikan wewenang yang tertuang pada pasal 1

ayat 1 yang menyatakan bahwa desa adalah masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, serta kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang telah diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI, sehingga penggunaan


3

apliakasi Siskaudes dapat memberikan apa yang menjadi keperluan dan

kepentingan masyarakat sehingga desa dapat mengarah yang lebih baik

lagi. (Gusti Ayu Trisha Sulina, Made Arie Wahyuni dan Putu Sukma

Kurniawan, 2017)

Aplikasi SISKEUDES, dalam penerapannya masih menjadi suatu

rintangan bagi aparatur pemerintah desa, yakni dalam pelaporan keuangan

desa dengan menggunakan apliakasi Siskaudes yang memerlukan sumber

daya manusia dan jaringan internet yang memadai, sehinngga dalam

penerapan aplikasi tersebut terlihat masalah yang muncul dilapangan

terkhususnya pada sumber daya untuk mengoperasikan sistem ini masih

terbatas, karena sumber daya manusai (SDM) mempengaruhi dalam

penerapan aplikasi Siskaudes. Serta penerapan sitem keuangan desa yang

berbasis aplikasi ini harus memperhatikan sarana dan prasarana sebagai

pendukung dalam penerapan aplikasi Siskaudes, serta letak wilayah

geografi pada tiap desa yang berbeda-beda juga dapat mempengaruhi

keberhasilan dalam menerapkan aplikasi Siskeudes. aplikasi Siskeudes

harus dapat menjadi pendukung kepemerintahan desa dalam

mempermudahkan tata kelola keuangan, agar tercapai visi dan misi

masyarakat desa secara bersama, agar pengelolaan keuangan didesa dalam

pelaopran dapat berjalan dengan baik dan transparan.

Berdasarkan dari apa yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik

ingin meneliti lebih lanjut mengenai strategi penerpan aplikasi Sistem


4

Keuangan Desa (SISKEUDES) yang ada di Desa Bundar, kecamatan

Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan. Mengingat dari pengelaman

empiris penulis pada saat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada

tanggal 9 November 2020 di Desa Luwuk Kiri, yang terletak pada

Kecamatan Tasik Peyawan, Kabupaten Katingan ini masih belum

maksimal dalam menerapkan aplikasi Siskeudes sebagaimana yang telah

diungkapkan oleh salah satu aparatur pemerintah Desa Luwuk Kiri itu

sendiri, Sehingga penulis membandingkannya dengan Desa Bundar yang

terletak di Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan. walaupun

kedua Desa tersebut masih dalam lingkup satu Provinsi Kalimantan

Tengah, akan tetapi di Desa Bundar yang saat ini sudah mampu

menerapkan aplikasi Siskeudes walaupun tidak sepenuhnya maksimal.

Melihat dari beberapa jurnal pada penelitian terdahulu yang ditulis oleh

Gusti Ayu Trisha Sulina, Made Ari Wahyuni dan Putu Sukma Kurniawan,

tahun 2017, dengan judul Peranan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Terhadap Kinerja Pemerintah Desa (studi kasus di desa Kaba-kaba, Kec.

Kediri, Kab.Tabanan). Metode kualitatif, dari hasil kesimpulan penelitan,

menunjukan penerapan apliakasi Siskeudes di Desa Kaba-Kaba telah

mampu terlaksanakan dengan baik dan menunjukan pengaruh yang positif

kepada kinerja pegawai. Sedangkan dalam jurnal penelitian terdahulu yang

ditulis Fuaddianto Fajar Satrio, tahun 2020, dengan judul Evaluasi

Iplementasi Kebijakan Sitem Keuangan Desa (SISKEUDES) di Desa


5

Munggu, Kec. Ngabang, Kab. Landak. Dengan hasil penelitian

menunjukan, bahwa pengelolaan keuangan melalui aplikasi Siskeudes

masih belum serasi dengan syarat yang telah ditetapkan dalam kebijakan

Siskeudes. Dari uraian jurnal penelitian terdahulu menjelaskan bahwa

setiap desa ada yang sudah melaksanakan aplikasi Siskeudes dengan

maksimal dan ada juga yeng belum melaksanakannya dengan maksimal.

Mengingat Desa Bundar masih memiliki kendala pada jaringan

internet, dikarenakan lokasi Desa Bundar yang cukup jauh dari Kecamatan

Dusun Utara. serta sarana dan prasarana dalam menerapkan aplikasi

Siskeudes yang belum cukup memadai. melihat bahwa penggunaan

aplikasi Siskeudes yang berbasis Online tersebut tentu saja membutuhkan

jaringan internet dan juga sarana prasarana yang memadai. Dengan

kendala-kendala yang dihadapi oleh aparatur pemerintah Desa Bundar

tersebut tentu saja dapat menyulitkan pemerintah Desa Bundar untuk

menerapkan aplikasi Sistem Keuagan Desa (SISKEUDES). Sehingga dari

berbagai kendala yang dihadapi oleh pemerintah Desa Bundar

memberikan keunikan karena pemerintah Desa Bundar telah mampu

menerapkan aplikasi Siskeudes, Strategi yang dinilai mengacu pada

keseluruhan dengan gagasan, perencanaan dan penetapan sasaran untuk

memastikan iplementasinya secara tepat. Dan guna mengetahui bagaimana

strategi pemerintah desa untuk menerapkan aplikasi Siskeudes dalam

pengelolaan keuangan desa. Oleh karena itu penulis terpikat untuk


6

mengangkat penelitian dengan judul “ Strategi Pemerintah Desa Pada

Penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Dalam

Pengelolaan Keuangan Desa”. (Studi Di Desa Bundar, Kecamatan

Dusun Utara).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang maka rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana Strategi Pemerintah Desa Pada Penerapan Aplikasi Sitem

Keuangan Desa (SISKEUDE) Dalam Pengelolaan Keuangan Desa.

(Studi Di Desa Bundar, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito

Selatan). ?

2. Apasaja faktor pendukung dan penghambat strategi Pemerintah Desa

Pada Penerapan Aplikasi Sitem Keuangan Desa (SISKEUDE) Dalam

Pengelolaan Keuangan Desa. (Studi Di Desa Bundar, Kecamatan

Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan). ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana

Desa Melalui Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES) di desa Bundar,

Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan.


7

2. Untuk menganalisis keberhasilan dalam menerapkan aplikasi Sistem

Keuangan Desa (SISKEUDES) di desa Bundar, Kecamatan Dusun

Utara, Kabupaten Barito Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari adanya penelitian ini, antara lain :

1. Manfaat Teoritis :

a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta

pengetahuan mengenai penerapan aplikasi Siskaudes Dalam

Pengelolaan Keuangan Desa. Serta menjadi pembelajaran yang

terwujudkan oleh peneliti dari apa yang didapat saat menuntut

ilmu di masa-masa kuliah.

b) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dari hasil penelitian ini,

agar mampu menjadi dukungan dilapangan terhadap teori-teori

strategi pengelolaan keuangan desa melalui aplikasi Siskaudes.

2. Manfaat Praktis :

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi

bahan pertimbangan dalam penerapan aplikasi Siskeudes bagi aparatur

desa khususnya terkait penerapan Siskaudes serta dapat bahan bagi peneliti

selanjutnya yang berkeinginan untuk Melanjutkan penelitian ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

H. Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab (2016:2) dalam bukunya

menjelaskan bahwa strategi pada dasarnya tersusun guna membentuk

‘respon’ atas pergantian eksternal yang signifikan dari suatu organisasi.

Sehingga kemampuan internal akan memberikan perubahan pada

eksternal dari suatu organisasi. Dengan melihat kesempatan dan

mengurangi resiko dari luar untuk mendapatkan manfaat yang optimal

dengan mengenakan keunggulan organisasi.

Bagi Hamel dan Prahalad (1995) yang dilansir oleh Sesra Budio

(2019:59) pada Jurnalnya menjelaskan bahwa Strategi menggambarkan

kegiatan yang berkarakter incremental (senantiasa meningkat) serta

terusmenerus, dan dicoba berlandaskan dari sudut pandang akan apa

yang diinginkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan kata lain

bahwa strategi dimulai dari apa yang akan terjadi dan bukan dimulai

dari apa apa yang terjadi.

Banyak para ahli mengemukakan definisi strategi dari sudut

pandang yang berbeda–beda tetapi pada dasarnya seluruh itu memiliki

8
9

makna yang sama yakni demi pencapaian tujuan secara efektif dan

efisien. Selain itu, pendorong keberhasilan dalam

mengimplementasikan strategi tersebut dilihat dari bagaimana

memanajemenkan strategis dalam mengambil keputusan dengan semua

komponen dalam organisasi yang ikut serta berpartisipasi dalam

menyusun, menjalankan, dan mengontrol keputasan yang telah

disepakati.

Menurut fred R David (2004) yang dikutip oleh Anam Miftakhul

Huda dan Diana Elvianita Martanti (2018:1) dalam bukunya

menjelaskan bahwa manajemen strategi merupakan ilmu tentang

perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas

fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai organisasinya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi adalah

suatu pendekatan yang keseluruhannya berkaitan dengan pelaksanaan

gagasan, perencanaan serta penyelesaian dalam aktifitas yang memiliki

waktu tertentu. Strategi yang baik tergantung pada manajemen

strategis dalam mengambil keputusan dan koordinasi dalam tim kerja,

serta melakukan identifikasi terhadap faktor pedukung yang tidak

terlepas dari prinsip pelaksanaan.

2.2 Pemerintah Desa

2.2.1 Pengertian Pemerintah Desa


10

Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa

pasal 1 ayat 1 menyebutkan “Desa atau yang disebut nama lain,

selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pemerintah desa merupakan penyelenggara kegiatan pemerintah

oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam

megatur dan mengupayakan kepentingan masyarakat lokal setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerinthan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang diucap

dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai elemen

penyelenggaraan Pemerintah Desa (Undang-Undang No. 6 Tahun

2014).

Aang Kusnendar (2018:2) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa

pemerintah desa melambangkan bagian pemerintah paling inti pada

tatanan hirarki yang dinyatakan pada sistem pemerintahan nasional.

Yang berarti bahwa pemerintah desa melambangkan organisasi yang

paling depan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan yang

terdekat dengan masyarakat karena pemerintah desa langsung

melayani masyarakat.
11

Dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa merupakan bagian dari

Pemerintah Nasional, yangmana segala kegiatan penyelenggaraan

pemerintah dilaksanakan oleh pemerintah desa, yaitu kepala desa dan

perangkat desa sehingga desa mempunyai kewenangan untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat.

2.2.2 Fungsi Pemerintah Desa

Pemerintahan Desa adalah peneyelenggara urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat. Sebagai penyelenggara unsur

pemerintah desa, pemerintah desa mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan. Oleh sebab itu adapun fungsi pemerintah desa adalah

sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa

2. Melaksanakan pembangunan dan memberikan pembinaan

kemasyarakatan

3. Melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong

royong masyarakat

4. Melaksankan pembinaan ketentraman dan ketertiban

masyarakat

5. Melaksanakan musyawarah penyelesaian konflik pada

masyarakat desa
12

6. Melaksanakan pembinaan terhadap perokonomian desa

(Sedarmayanti, 2003).

2.3 Pengelolaan Keuangan Desa

2.3.1 Pengertian Pengelolaan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan

adalah arti kata kelola atau mengelola adalah mengendalikan,

mengatur, menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan. Sedangkan

arti kata pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari

pengelolaan yaitu proses atau cara perbuatan mengelola, proses

melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain,

proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan

organisasi.

Dalam bahasa inggris pengelolaan “management” yang artinya :

pengurus, tata pimpinan, pengendalian, penyelenggaraan,

ketatalaksanaan, ketatausahaan, dan pengemudian.

Menurut Candra Wijaya dan Muhamad Rifa’i (2016:14)

menjelaskan istilah pengelolaan (manajemen) yaitu merupakan

tindakan dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem, proses,

dan pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa

harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut. Selain itu manajemen
13

juga menganalisa, menetapkan tujuan dan sasaran serta memastikan

tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban secara efektif dan efisien

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah perbuatan

mengelola yang berarti suatu tindakan dalam proses yang membantu

merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan pada

semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan yang

meliputi fungsi-funsi manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.3.2 Pengelolaan Keungan Desa

Keuangan desa sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 Tentang Desa, adalah semua hak dan kewajiban desa

yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan

barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

Desa. Hak dan kewajiban tersubut menciptakan pendapatan,

pengeluaran, dan pembiayaan sebagai mana yang harus diatur agar

pengelolaan keuangan desa tetap baik. Bentuk dari pengelolaan

keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan,

pelaporan, dan pertanggung jawaban. dari tanggal 1 Januari sampai

dengan 31 Desember yaitu 1 (satu) tahun anggaran.

Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh

Pemerintah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN). Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dialokasikan

kepada bagian anggaran kementrian/lembaga dan disalurkan melalui


14

satuan kerja perangkat daerah Kabupaten/kota. Penyelenggaran

Kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah didanai

oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seluruh

pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening kas Desa

dan penggunaannya ditetapkan dalam APBDesa. Pencairan dalam

rekening kas Desa dan Bendahara Desa. Menurut Permendegri Nomor.

113 Tahun 2014 bahwa pengelolaan keuangan desa meliputi unsur-

unsur sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan keuangan desa adalah suatu proses pemikiran dan

tekad yang matang untuk mencapai suatu tujuan dalam hal kegiatan

pembanguan dan hal pembinaan masyarakat, dalam hal pengelolaan

keuangan desa.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan keuangan desa adalah suatu proses dimana peraturan

desa tentang APBDes yang telah ditetapkan sebelumnya dilaksanakan

dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa dalam

pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan. Semua pelaksanaan

keuangan desa harus disertai dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah.

3. Penatausahaan

Penatausahaan adalah proses dimana bendahara desa yang

sebelumnya telah diangkat oleh kepala desa atas keputusan kepala desa
15

yangmana semua kegiatan/pelaksanaan keuangan desa dikelola dan

dicatat dalam buku-buku tertentu oleh

4. Laporan

Laporan keuangan desa adalah suatu proses yang dikelola dan

disampaikan oleh pemerintah desa kepada BPD, pengawas dan

masyarakat, sebagai hasil dari kegiatan dari pinatausahaan keuangan

desa.

5. Pertanggungjawaban

proses dimana pemerintah desa mempertanggungjawabkan semua

tindakan pengelolaan keuangan desa dipertanggung-jawabkan oleh

Pemerintah Desa.

2.3.3 Tujuan dari pengelolaan keuangan desa, yaitu :

1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan desa.

2. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan keuangan desa dalam

APBDesa yang didasarkan pada perencanaan anggaran.

3. Memastikan tahapan satu mekanisme dan siklus pengelolaan

keuangan desa konsisten.

4. Memberikan dasar dan arahan dalam pelaksanaan kegiatan.

2.3.4 Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan

yang baik. prinsip pengelolaan keuangan desa adalah, transparan,


16

akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

anggaran, sesuai Permendegri Nomor 113 Tahun 2014, dengan uraian

sebagai berikut :

1. Transparan mengacu pada gagasan keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat mengetahui dan memiliki akses

informasi seluas-luasnya mengenai keuangan desa. Asas yang

membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang akurat, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap berpegang pada

ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Akuntabel mencakup tanggungjawab terhadap pengelolaan dan

pengendalian sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan dalam rangka memenuhi tujuan yang telah

ditetapkan. yang menentukan bahwa segala pelaksanaan dan hasil

kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang undangan;

3. Partisipatif mengacu pada penyelenggaraan pemerintahan desa

yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat

desa.

4. Tertib dan disiplin anggaran harus mengacu pada norma atau

pedoman yang melandasinya.


17

2.4 Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Aplikasi SISKAUDES merupakan aplikasi yang dikembangkan

oleh Badan Pengawasan keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk

memudahkan dalam pelaporan keuangan. Aplikasi SISKEUDES

dalam proses pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan dan

penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan keuangan desa. selain itu,

pengelolaan keuangan desa yang efektif juga merupakan alat

pengendalian pengelolaan keuangan desa yang penting untuk

memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES) secara otomatis dapat

menghasilkan berbagai laporan yang dibutuhkan, sehingga dapat

membantu aparatur pemerintah desa untuk menghemat waktu dan

biaya, serta mengurangi potensi kecurangan dan kesalahan. (Arif

Rivan dan Irfan Ridwan Maksum, 2019)

2.4.1 Regulasi Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Aplikasi Siskaudes mulai diterapkan pada Tahun 2015 dengan

didukung oleh surat menteri dalam negeri Nomor 143/8350/BPD

tanggal 27 November 2015 hal Aplikasi Pengelolaan Dana Desa dan

surat KPK Nomor B.7508/01-16/082016 tanggal 31 Agustus 2016

tentang Himbauan Terkait Pengelolaan Keuangan Desa/ Dana Desa.

Aplikasi Siskeudes mengacu pada peraturan pengelolaan keuangan


18

desa yang berlaku yaitu Permendegri Nomor 114 Tahun2014 tentang

pengelolaan keuangan desa.

2.4.2 Tujuan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Penerapan aplikasi Siskaudes mengharapkan desa-desa di seluruh

Indonesia untuk dapat merepakan aplikasi Siskaudes guna untuk

mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan dalam pengelolaan

keuangan desa. Tujuan dari dibentuknya sistem keuangan desa

(Siskeudes) adalah mempermudahkan dalam pelaporan keuangan

desa, serta mengoptimalkan pengelolaan keuangan desa sebagai alat

control agar tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan.

Serta adanya aplikasi Siskaudes merupakan bentuk komitmen

pemerintah daerah dalam mendukung secara nyata tata kelola

Pemerintahan desa secara baik dan akuntabel.

2.4.3 Manfaat Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Aplikasi sistem keuangan desa (SISKEUDES) memiliki peran

yang penting dalam membantu pemerintah Desa dalam mengelola

keuangan desa seperti dalam mengolah kondisi keuangan dengan baik

sehingga tidak keluar dari jalur peraturan yang berlaku. Sehingga

dalam melakukan manajemen keuangan, aplikasi Siskeudes

memberikan kemudahan dalam membuat analisa terkait langkah yang

harus dilakukan selanjutnya dalam membangun desa. Adapun aplikasi

Siskeudes ini juga dapat memberikan kemudahan dalam mengatur


19

kondisi financial secara sepesifik dan juga secara menyeluruh. Serta

membantu Kepala Desa menjaga aset desa yang ada karena semua

kekayaan desa dapat direkam dalam aplikasi Siskeudes.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu pembeda dan acuan

penulis. Memungkinkan penulis memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan, dan penulis mengangkat

berbagai penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian

dalam penelitian penulis. Berikut ini adalah nama-nama penliti

terdahulu yang mungkin bisa dijadikan referensi penulis berupa

banyak jurnal yang berkaitan dengan kajian penulis.

Tabel 2.5

No Nama Judul Penelitian Metode Hasil penelitian


20

1 Muhamad Evaluasi Kualitatf Desa Jenetallasa dalam

Sapril Pengguna melakukan penerapan

Juardi, aplikasi aplikasi SISKEUDES

Mustakim SISKEUDES telah menjalankan secara

Muclis dalam upaya menyeluruh dari proses

dan Reski Peningkatan pengimputan dan

Amelia kualitas pelaporannya sudah

Putri. akuntabilitas melakukan proses

Keuangan Desa pertanggung jawaban


(2018)

Lanjutan table 2.5

Nama Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

(setudi pada yang sudah relevan dan

desa Jenetallasa, menjalankan aplikasi

Kec.palangga, tersebut sudah terstruktur

Kab. Gowa). dengan baik.


21

2 Arif Rivan Penerapan Kualitatif Penerapan aplikasi

dan Irfan Sistem SISKEUDES harus

Ridwan Keuangan Desa memperhatikan faktor-

Maksum Dalam faktor yang

Pengelolaan mempengaruhi penerapan


(2019)
Dana Desa aplikasi SISKEUDES

terkhusus pada faktor

sumber daya manusia

(SDM) yang menjadi

perhatian khusus, karena

kondisi SDM yang

memang sangat rendah.

Penerpan SISKEUDES

harus sejalan dengan

kapasitas SDM.

Lanjutan Tabel 2.5

Nama Nama Judul Metode Hasil Penelitian

3 Gusti Ayu Peranan Sistem Kualitatif Penerapan sistem

Trisha Keuangan Desa keuangan desa

Sulina, (SISKEUDES) (SISKEUDES) di Desa


22

Made Ari Terhadap Kaba-kaba harus sesuai

Wahyuni Kinerja dengan apa yang tertera

dan Putu Pemerintah pada sistem. Untuk

Sukma Desa (studi mengatasi Sumber Daya

Kurniawan kasus di Desa Manusia (SDM) yang

Kaba-kaba, Kec. rendah yaitu dengan


(2018)
Kediri, Kab. melalui pendampingan

Tabanan). dan pelatihan, penerapan

SISKEUDES

memberikan pengaruh

dampak yang positif

terhadap kinerja pegawai.

Maka dari itu penerapan

SISKEUDES memiliki

peran yang penting bagi

kinerja pemerintah Desa,

di Desa Kaba-kaba

Lanjutan Tabel 2.5

Nama Nama Judul Metode Hasil Penelitian


23

4 Rita Pengelolaan Kualitatif Penerpan aplikasi


Martini,
Keuangan SISKEUDES dalam
Resy
Berbasis mengoprasiannya telah
Agustin,
Amira Aplikasi Sistem sesuai prosedur dari
Fairuzdita,
Keuangan Desa BPKP, sumber daya
dan
manusia menjadi faktor
Anggun
Noval utama yang menghambat
Murinda
penerapan SISKEUDES.
(2019) Maka perlu dianggarkan

dana untuk pelatihan,

fasiltas yang memadai

dan menghadirkan tenaga

kerja (dari kota) yang

kompeten dibidang

akuntansi. Hal ini

bertujuan agar

pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa bisa

berjalan secara efsektif

dan efisien.

Setelah melihat tabel penelitian yang telah dilakukan oleh

penelitian terdahulu, maka perbedaan penelitian ini dengan penelitian


24

terdahulu adalah penelitian kali ini objek penelitian berfokus pada

Desa Bundar, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan.

Sehingga penelitian ini penulis akan menyimpulkan bagaimana strategi

Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Dana Desa melalui Aplikasi

Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) dan apa saja faktor pendukung

dan penghambat starategi pengelolaan dana desa melalui aplikasi

SISKEUDES. Sedangkan persamaannya adalah pada sistem aplikasi

SISKEUDES dan keuangan desa untuk mewujudkan tata kelola

pemerintah desa yang baik.

2.6 Kerangka Berpikir

untuk melihat Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana

Desa Melalui Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Fred R.

David menjelaskan bahwa poroses penetapan strategi terdiri dari tiga

tahapan, yaitu, pertama memfermulasikan strategi, kedua

mengimplementasikan strategi dan ketiga mengavaluasi strategi.

Berikut uraiannya :

1. memfermulasikan strategi adalah menetapkan visi dan misi,

mengidentifikasikan peluang dan tantangan yang dihadapi

organisasi dari perspektif eksternal, menentukan kelemahan dan

kekuatan internal organisasi, menyusun rencana jangka panjang,

mengembangkan strategi-strategi alternatif dan memilih strategi

khusus yang akan diterapkan.


25

2. Mengimplementasikan atau menerapkan strategi kedalam tindakan,

memerlukan keputusan oleh otoritas yang berwenang untuk

menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi

pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki AGAR

strategi yang dirumuskan dapat di terapkan.

3. mengevaluasi strategi adalah untuk mengetahui ketika ada strategi

yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi

strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mengulang

kembali faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar

untuk strategi saat ini, mengukur performa dan mengambil langkah

korektif.

Kerangka pemikiran Strategi Pemerintah Desa Pada Penerapan

Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Dalam Pengelolaan

Keuangan Desa. Dapat dilihat pada gambar dalam bagan, sebagai

berikut :
26

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir

Permendegri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Keuangan Desa

Strategi Pemerintah Desa untuk menerapkan Aplikasi


Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES) dalam Pengelolaan
Keuangan Desa

Memformulasikan Mengimplementasikan Mengevaluasikan


Strategi Strategi Strategi

Pengelolaan Keuangan
Desa

Perencanaan Pertanggungjawa
ban

Pelaksanaan Penatausahaan Pelaporan

Dari bagan diatas, dijelaskan bahwa Peraturan Mentri Dalam Negri

No 114 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa menjelaskan


27

bahwa pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa. Sehingga Badan Pengawasan dan

Pembangunan (BPKP) dalam upaya mengawal transparansi, melakukan

sinergi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk

untuk memperkuat sistem pengendalian internal pengelolaan keuangan

desa melalui pengembangan aplikasi sistem keuangan desa

(SISKAUDES). Akantetapi Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian

BAB I bahwa dalam mengimplementasikan aplikasi sistem keuangan

desa (SISKAUDES) masih memiliki kendala, karna tidak semua desa

mampu menerapkan aplikasi SISKAUDES. Desa Bundar yang terletak

di Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan saat ini mampu

menerapkan aplikasi SISKAUDES. Sehingga dari bagan kerangka

berpikir diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana strategi yang

dilakukan pemerintah Desa Bundar dalam pengelolaan dana desa

melalui aplikasi SISKAUDES melalui pendekatan indikator dari Fred

R. David yang menjelaskan bahwa proses penetapan strategi terdiri dari

tiga tahapan yaitu, memfermulasikan strategi, mengimplementasikan

strategi, dan mengevaluasi strategi.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif.

Menurut Lexy J. Maleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud utuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan

tindakan. Sedangkan dengan cara deskriptif Lexy J. Maleong(2017:11)

menjelaskan yaitu dengan bentuk kata-kata,gambar, dan bukan angka-

angka, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah yang disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Sehingga dari penelitian ini, ingin

mendeskripsikan bagaimana hasil dari pengamatan pada subjek

penelitian dan mampu memberikan hasil mengenai judul penelitian

yaitu “ Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa

Melalui Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) Pada Desa

Bundar, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan”.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Desa Bundar, Kecamatan

Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Alasan peneliti memilih tempat penelitian tersebut dalam Pengelolaa

28
29

Dana Desa sudah menerapkan aplikasi Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES).

3.3 Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:207) fokus penelitian Kualitatif tidak

akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variable penelitian,

tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek

tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis, sehingga

gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan).

Fokus dalam penelitan ini adalah ingin mengetahui, memahami

secara lebih mendalam tentang fenomena yang ada dalam kondisi

alamiah. Dengan pendekatan kualitatif deskrptif terkait Strategi

Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa Melalui Aplikasi

Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES).

3.4 Sumber Data

Menurut Lofland dan lofland (1984:47) yang dikutip oleh Lexy J.

Maleong (2017:157) menjelaskan sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Untuk memperoleh data dan informasi

dalam penelitian ini maka penelitian ini memerlukan informan melalui

wawancara yang informannya merupakan orang-orang yang terlibat

dalam aparatur pemerintah desa terutama pada aparatur sistem

keuangan desa (SISKEUDES). Data yang diperoleh merupakan data


30

yang dikumpulkan dari penelitian yang didapat dari sumber data primer

yang didapat langsung dari sumber informen yaitu Kepala Desa,

Seketaris Desa, Kaur Keuangan Desa dan Bendahara terkhusus aparatur

Siskaudes. dan data sekunder yang bersumber dari penelitian terdahulu

serta informasi yang telah ada sebelumnya seperti buku, arsip, laporan,

jurnal, internet publikasi dari pemerintah untuk dapat memberikan data

tambahan yang mendukung data primer.

3.5 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian. J. R. Raco (2010:108) mengungkapkan bahwa Data

penelitian kualitatif dapat berupa teks, foto, cerita, dan gambar. data

dikumpulkan bilamana arah dan tujuan penelitian sudah jelas dan juga

bila sumber data yaitu informan atau partisipan sudah diintifikasi,

dihubungi serta sudah mendapatkan persetujuan atas keinginan mereka

untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini

tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Wawancara

Menurut Maleong (2017:186) wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.
31

b. Dokumen

Menurut Maleong (2017:216-219) dokumen dibagi menjadi dua

yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah

catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,

pengalaman, dan kepercayaan. Untuk memperoleh kejadian nyata

tentang situasi sosial dan arti factor disekitar subjek penelitian.

Sedangkan dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen

eksternal. Dokumen internal merupakan memo, pengumuman, intruksi,

aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam

kalangan sendiri. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan

informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya

majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan media massa.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013:224) analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dekomentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih yang mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan dari analisis data
32

yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Berikut ini teknik analisis

data yang digunakan adalah :

a. Pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2013:245) pengumpulan data dilakukan sejak

sebelum memauki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai

dilapangan. Lebih lanjut dalam kenyataannya, analisis data

kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada

setelah selesai pengumpulan data.

b. Reduksi data

Menurut Sugiono (2013:247) reduksi data yang berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal

–hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Sehingga dalam mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang

akan dicapai.

c. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjut adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkay, bagan, hubungan

antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman

(1984) yang dikutip oleh Sugiyono, menyatakan yang paling


33

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat narati.

d. Penarikan kesimpulan

Menurut Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono,

Menggambarkan temuan dan verifikasinya yang merupakan

langkah selanjutnya dalam analisis data.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan jika tidak ditemukan bukti substansial yang mendukung pada

peraturan pengumpulan data berikutnya, maka kesimpulan

tersebut akan berubah. Namun, ketika peneliti kembali ke

lapangan untuk mengumpulkan data, temuan yang diangkat pada

tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten,

kesimpuloan dapat dipercaya.


Daftar Pustaka

Buku :

Rahim, H. Abd, Rahman & Radjab, Enny. (2016). Manajemen

Strategi. Lembaga Perpustakaan dan Penerbit Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Huda, Anam Miftakhul & Martanti, Diana Elvianita. (2018). Pengantar

Manajemen Strategik. Jayapangus Press.

Wijaya, Candra & Rifa’I, Muhammad. (2016). Dasar-dasar

Manajemen (Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara

Efektif dan Efisien). Perdana Publishing.

Sedarmayanti. (2003). Good Governance (Kepemerintahan yang baik)

dalam rangka Otonomi Daerah. Mandar Maju.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, kualitatif dan R&D.

Alfabeta.

Maleong, J Lexy. (2017). Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT

REMAJA ROSDAKARYA. Edisi Revisi.

Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.(2014). Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa. (2014).

34
35

Peraturan Menteri Keuangan nomor 93 tahun 2015 tentang Tata Cara

Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan

Avaluasi Dana Desa. (2015).

Internet :

Mentri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (2017). Buku Saku Dana

Desa. Diakses hari Jum’at, tanggal 7 Mei 2021. Dari

http://www.kemenkeu.go.id

Jurnal :

Budio, Sesra. (2019). Strategi Manajemen Sekolah. Jurnal Menata.

Volume 2, No 2.

Rivan, Arif1 & Maksum, Irfan Ridwan2. (2019). Penerapan Sistem

Keuangan Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa. Jurnal

Administrasi Publik. Volume 9, (2).

http://dx.doi.org/10.31289/jap.v9i2.2487.

Kusnendar, Aang. Kinerjam Pemerintah Desa Dalam Pelayanan Publik

(Di Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pengendaran).

Juardi, Muhamad Sapril. Muclis, Mustakim dan Putri, Reski Amelia.

(2018). Evaluasi Pengguna aplikasi SISKUDES dalam upaya

Peningkatan kualitas akuntabilitas Keuangan Desa (setudi pada

desa Jenetallasa, Kec.palangga, Kab. Gowa). Jurnal Ilmiah

Akuntansi Peradaban.
36

Sulina, Gusti Ayu Trisha. Wahyuni, Made Arie. & Kurniawan, Putu

Sukma. (2017). Peranan Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES)

terhadap kinerja pemerintah desa (Studi kasus di Desa Kaba-Kaba,

Kec. Kediri, Kab. Tabanan.Jurnal S1 Akuntansi. Volume 8, (2).

Martini, Rita. Agustin, Resy. Fairuzdita, Amira. & Murinda, Anggun

Noval. (2019). Pengelolaan Keuangan Berbasis Aplikasi Sistem

Keuangan Desa. Jurnal pengabdian pada masyarakat. Volume 25,

(2).

Nugraha, Joko Tri. (2018). E-government dan pelayanan public(studi

tentang sukses pengembangan E-government di Pemerintah

Kabupaten Seman).jurnal komunikasi dan kajian media.volume 2.

Armaini, Rosy. (2017). Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa Dalam

Pencapaian Akuntabilitas Penggunaan Dana Desa Di Desa Kereng

Agaung Kabupaten Pali. Jurnaal ACSY Politeknik Sekayu. Volume

VI, No I.
DAFRTAR PERTANYAAN

Judul Penelitian : Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Keuangan

Desa Melalui Aplikasi Sistem Keuangan Desa

(SISKAUDES) pada Desa Bundar, Kecamatan Dusun

Utara, Kabupaten Barito Selatan.

Narasumber : aparatur Pemerintah desa Bundar, terkhusus aparatur


SISKAUDES

1. Kepala Desa Bundar


2. Seketaris Desa Bundar
3. Kaur Keuangan Desa Bundar
4. Bendahara Desa Bundar
5. Admin Aperator Siskaudes Desa Bundar

Pertanyaan wawancara ini merupakan pertanyaan inti dari topik judul

penelitian yaitu “Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa

Melalui Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES) pada Desa Bundar,

Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan”. Sehingga dari pertanyaan

wawancara ini nantinya diharapkan mampu menggambarkan apa yang

dikemukakan oleh Fred R. David yang menjelaskan bahwa proses penetapan

strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu :

1. memformulasikan strategi, yangmana pertanyaan wawancara akan

menggambarkan langkah-langkah upaya dari Pemerintah Desa Bundar

dalam merumuskan dan penetapan visi dan misi tujuan dari Pengelolaan

Dana Desa melalui aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES).


2. mengimplementasikan strategi, yangmana pertanyaan wawancara akan

menggambarkan tindakan strategi yang telah dilaksanakan oleh

Pemerintah Desa Bundar dalam Pengelolaan Dana Desa melalui aplikasi

Sistem Keuangan Desa (SISKAUDES).

3. mengevaluasi strategi, yangmana pertanyaan wawancara akan

menggambarkan sejauh mana efektifitas penerapan aplikasi Sistem

Keuangan Desa (SISKAUDES) den membandingkan hasil sekarang dan

sebelumnya dalam Pengelolaan Dana Desa, oleh pemerintah desa

Bundar. Berikut topik perntanyaan wawancara :

Pertanyaan wawancara untuk Kepala Desa Bundar


1. Apasaja upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa Bundar dalam
menerapkan aplikasi Siskaudes ?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan
aplikasi Siskaudes ?
3. Bagaimana upaya Pemerintah Desa Bundar dalam menggabungkan atau
menyatukan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap pengunaan aplikasi
Siskaudes ?
4. Sudah berapa lama Pemerintah Desa Bundar menggunakan apliakasi
Siskaudes ?

Pertanyaan wawancara untuk Seketaris Desa

1. Bagaimana pengaruh penggunaan aplikasi Siskaudes terhadap Pengelolaan


Dana Desa saat ini ?
2. Apakah sudah maksimal penerapan aplikasi Siskaudes, dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa terkait perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban ?

Pertanyaan wawancara untuk Kaur Keuangan Desa Bundar


1. Dalam penerapan aplikasi Siskaudes, bagaimana pelaksanaan penyusunan
Rencana Anggaran Kas Desa (RAKDes) dan Penatausaan pelaksanaan
Anggaran Pendapan Belanja Desa (APBDes) ?

Pertanyaan wawancara untuk Bendahara Desa Bundar

1. Apa saja perbedaan saat menggunakan aplikasi Siskaudes dengan metode


lama dalam pengelolaan keuangan didesa ?
2. Bagaimana dampak dari penggunaan aplikasi Siskaudes terhadap
Pengelolaan Keuangan Desa Bundar

Pertanyaan wawancara untuk Aperator Siskaudes Desa Bundar

1. Bagaimana Prosedur penggunaan aplikasi Siskaudes dalam pengelolaan


keuangan desa ?

Apa saja kesulitan yang dihadapi oleh aparatur Siskaudes dalam

mengoprasikan aplikasi Siskaudes ?

Anda mungkin juga menyukai