Anda di halaman 1dari 73

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI

PEMERINTAHAN DAERAH (SIPD) DALAM PERENCANAAN


ANGGARAN DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU KOTA YOGYAKARTA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
NADYA INTAN KUMALASARI
NIM 19040674074

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
PRODI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA

Usulan Penelitian Oleh : Nadya Intan Kumalasari


NIM : 19040674074
Judul : Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) Dalam Perencanaan
Anggaran Di Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta
Ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Surabaya, 12 Januari 2023


Pembimbing,

Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP.


NIP 198301192008122002

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 11
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 11
B. E-Government ............................................................................................ 16
1. Pengertian E-Government ...................................................................... 16
2. Manfaat E-Government .......................................................................... 17
3. Elemen Sukses Pengembangan E-Government ...................................... 19
4. Tipe – Tipe Relasi E-Government .......................................................... 22
C. Efektivitas .................................................................................................. 23
1. Pengertian Efektivitas ............................................................................. 23
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas ..................................... 24
D. Sistem Informasi ........................................................................................ 26
1. Pengertian Sistem Informasi .................................................................. 26
2. Efektivitas Sistem Informasi .................................................................. 27
3. Indikator Efektivitas Sistem Informasi ................................................... 28
E. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) ........................................ 32
F. Kerangka Berfikir....................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 38
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 38
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 38
C. Fokus Penelitian ......................................................................................... 39
D. Subjek Penelitian........................................................................................ 41
E. Sumber Data ............................................................................................... 42

ii
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 43
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memasuki era globalisasi seperti saat ini dunia teknologi dan informasi
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan selalu memberikan
banyak kemudahan bagi para penggunanya. Dengan adanya perkembangan
teknologi dan informasi maka peredaran informasi semakin cepat, sehingga
segala kebutuhan informasi dapat diperoleh dengan mudah hanya dalam
hitungan detik. Hal ini menjadikan teknologi dan informasi tidak lagi asing di
masyarakat, tetapi menjadi kunci utama dalam menjalankan aktivitas sehari-
hari di berbagai bidang seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, transportasi
bahkan keuangan. Oleh karena itu, untuk mengimbangi pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi harus dilakukan, maka sejalan dengan
hal tersebut kita dituntut untuk mengikuti perkembangan yang ada, tidak
terkecuali dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pemerintah sebagai penyedia utama layanan publik, dituntut untuk
mengikuti perkembangan teknologi dan informasi agar pelayanan publik yang
diberikan lebih sederhana, efektif, efisien, dan up to date. Maka pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik menggunakan teknologi internet
dalam memberikan layanan kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas
layanan dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik yang populer
disebut dengan e-government. Konsep e-government dapat diartikan sebagai
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang efisien dan efektif serta memberikan pelayanan yang
transparan dan memuaskan kepada publik (Twizeyimana dan Andersson,
2019). E-government digunakan untuk meningkatkan efisiensi penyampaian
layanan pemerintah kepada warga negara, bisnis, dan lembaga pemerintah
lainnya. Hal ini dapat meningkatkan komunikasi antara lembaga pemerintah
dan konstituennya dengan menyediakan akses informasi yang cepat dan layanan

1
online dengan biaya yang relatif rendah (Aritonang, 2017). Tujuan dari e-
government adalah untuk membangun sistem pemerintahan yang akuntabel,
transparan, efektif dan efisien untuk beradaptasi dengan perubahan sosial.
Selain itu, dengan adanya e-government dapat mewujudkan pemerintahan yang
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta dapat mewujudkan
terselenggaranya pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.
Dikutip dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), salah satu wujud good
governance adalah penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan
bertanggungjawab serta efisien dan efektif.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
good governance sudah semestinya pemerintah mengelola keuangan dengan
baik sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dikelola secara efisien, efektif,
transparan dan bertanggung jawab (Mbipi et al., 2021). Salah satu tahapan awal
dalam pengelolaan keuangan yaitu melakukan perencanaan dan penganggaran.
Dalam tahapan perencanaan dan penganggaran merupakan tahapan yang sangat
penting dan sebagai cerminan bagi pengelolaan keuangan daerah. Dalam
prosesnya perencanaan dan penganggaran saling terintegrasi karena output dari
sebuah perencanaan adalah penganggaran. Penganggaran (budgeting)
merupakan kegiatan yang berkaitan mulai dari perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pelaporan dan pemeriksaan. Proses ini disebut siklus anggaran
atau budgeting cycle. Siklus anggaran ini tidak dilakukan secara estafet
melainkan dilaksanakan secara konsisten, terpadu dan sinkron satu sama lain.
Hal ini karena penganggaran merupakan alat atau media dalam mewujudkan
terget-target kinerja yang telah direncanakan. Penyusunan anggaran yang
disampaikan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
berupa Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dapat diketahui bahwa
dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RKA-SKPD) harus memuat informasi yang jelas tentang tujuan,
sasaran dan disusun berdasarkan prestasi kerja serta diharapkan akan
menghasilkan output berupa pembangunan daerah yang merata dan

2
berkelanjutan berdasarkan transparansi dan partisipasi (Manoppo dan
Walandouw, 2019).
Mengutip dari Kementerian Dalam Negeri masalah utama pada sistem
perencanaan dan penganggaran nasional saat ini adalah informasi data
perencanaan masih belum dilandaskan pada data yang akurat, perencanaan yang
sering tidak tepat sasaran, data perencanaan dan data penganggaran yang tidak
saling terhubung dan jumlah variasi aplikasi perencanaan dan keuangan terlalu
banyak dan berbeda-beda di setiap daerah sehingga sulit untuk di integrasikan
sehingga hal ini menjadi kurang efisien. Berdasarkan permasalahan dan situasi
tersebut diperlukan suatu sistem informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelengaraan pemerintah daerah. Sistem informasi saat ini
berkembang pesat dan memeberikan nilai lebih dalam suatu organisasi. Sistem
informasi yang dapat dijalankan secara online memungkinkan pengguna untuk
mengakses data dimanapun dan kapanpun (Salindeho, 2021). Oleh karena itu,
pemerintah berinovasi dengan berupaya menerapkan e-government sebagai
sarana untuk menyampaikan informasi secara nyata dan sempurna kepada
masyarakat, memungkinkan perkembangan teknologi dengan membangun
sistem yang disebut Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disingkat SIPD adalah pengelolaan
informasi pembangunan daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi
pemerintahan daerah lainnya yang saling terhubung untuk pelaksanaan
pembangunan daerah. SIPD digunakan sebagai sistem yang mendokumentasi,
mengadministrasikan serta mengolah data pembangunan daerah, keuangan
daerah dan pemerintahan daerah lainnya sehingga menjadi informasi yang dapat
diakses oleh publik dan bahan pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah daerah. Setelah
diterbitkannya Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 dan Permendagri Nomor 90
Tahun 2019, seluruh daerah di wilayah Indonesia harus menerapkan sistem

3
perencanaan dan penganggaran yang berbasis teknologi dalam hal ini adalah
aplikasi SIPD.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wurara et. al.,
(2020), pelaksanaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) belum
terlaksana dengan baik di Kota Manado. Hal ini dikarenakan kurangnya
keefisienan waktu seperti banyaknya SKPD yang tidak dapat memasukkan data
dalam waktu yang sudah ditentukan, sehingga mengakibatkan keterlambatan
dalam memasukkan data perencanaan. Selain itu, masih kurangnya sumber daya
manusia yang berkualitas dan kurangnya bimbingan teknis juga menyebabkan
banyak operator tidak dapat mengoperasikan SIPD. Mengacu pada penelitian
tersebut, untuk mewujudkan tuntutan dan harapan masyarakat demi
terselenggaranya pemerintahan yang lebih baik, pemerintah harus menciptakan
perubahan-perubahan terhadap sistem yang ada.
Adanya kebijakan Kementerian Dalam Negeri melalui Permendagri Nomor
70 Tahun 2019 mengenai SIPD ini menuntut pemerintah daerah harus
beradaptasi dengan sistem baru. Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)
menjadi salah satu alat penyelenggaraan pemerintah terlebih dalam pengelolaan
keuangan dan pembangunan di daerah. Pelaksanaan Sistem Infromasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) ini melibatkan beberapa instansi yang memiliki
fungsinya masing-masing. Berdasarkan Permendagri pemetaan fungsi aplikasi
SIPD adalah sebagai berikut:

4
Tabel 1.1
Pemetaan Fungsi SIPD
KEMENDAGRI BANGDA KEUDA PROV KAB/KOTA
1. Kendali 1. Database 1. Database 1. Database 1. Database
Aplikasi Perencanaan Penganggaran Perencanaan Perencanaan
Nasional Nasional Daerah Provinsi Kab/Kota
2. Kendali Data 2. Database 2. Referensi 2. Database 2. Database
Perencanaan, Perencanaan Kode dan Referensi Referensi
Anggaran dan Daerah Nomenklatur Perencanaan Perencanaan
Referensi 3. Referensi Akun Neraca, dan dan
Nasional Urusan, LRA Dan LO Penganggaran Penganggaran
3. Dashboard Program dan Daerah Provinsi Kab/Kota
Perencanaan Kegiatan 3. Referensi 3. Database 3. Database
dan Keuangan 4. Evaluasi Kode SKPD Referensi Referensi
Daerah RPJMD dan 4. Referensi Standar Standar
4. Analisa RKPD Kode dan Satuan Harga Satuan Harga
Eksekutif 5. Dashboard Nomenklatur Daerah Daerah
Perencanaan Sumber 4. Penyusunan 4. Penyusunan
Daerah Pendanaan Perencanaan Perencanaan
5. Dashboard Daerah (Renja Daerah (Renja
Penganggaran dan RKPD) dan RKPD)
Daerah 5. Penyusunan 5. Penyusunan
6. Evaluasi KUA dan KUA dan
RAPBD PPAS PPAS
Provinsi Kab/Kota
6. Penyusunan 6. Penyusunan
APBD APBD
Provinsi Kab/Kota
7. Evaluasi
RKPD dan
RAPBD
Kab/Kota

Sumber: Materi Permendagri Kebijakan SIPD (2019)

5
Dari tabel di atas, diketahui bahwa fungsi dalam aplikasi SIPD ini dibagi
oleh beberapa instansi yang terlibat. Pembagian fungsi tersebut diatur
berdasarkan kewenangan yang telah diberikan sesuai dengan ranah masing–
masing. Pemerintah daerah Kota Yogyakarta khususnya Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta ikut menerapkan
aplikasi SIPD yang diupayakan oleh Kemendagri dalam proses perencanaan
anggaran. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) didefinisikan sebagai
pengelolaan informasi berbasis alur kerja yang sistematis sesuai dengan prinsip
efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan organisasi diseluruh jajaran
pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aplikasi
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dapat diakses melalui website
resmi (sipd.kemendagri.go.id/).
Pelaksanaan proses penyusunan data perencanaan dan penganggaran di
SIPD dapat dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh admin
perencanaan dan admin penganggaran yaitu BAPPEDA dan BPKAD Kota
Yogyakarta. Pengisian data pada SIPD di DPMPTSP Kota Yogyakarta
dilakukan oleh Subbagian Umum, Subbagian Keuangan, Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Bidang Perencanaan Pengembangan dan
Promosi Penanaman Modal, Bidang Pengendalian Penanaman Modal, Bidang
Pelayanan Terpadu, Bidang Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi yang
telah diberikan akses untuk memasukkan data pada waktu yang ditentukan.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) ini memfasilitasi segala hal
mulai dari sistem perencanaan hingga penganggaran. Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) yang diterapkan di DPMPTSP Kota Yogyakarta
diharapkan dapat mengumpulkan data yang ada secara terpadu, realtime, dan
dapat diakses secara online. Kehadiran Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) dapat mempermudah proses penyusunan dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah serta dapat dilakukan secara transparan. Tujuan
pelaksanaan SIPD adalah untuk mempermudah sistem penyelenggaraan
pemerintahan, mempercepat pembangunan, dan mengupayakan tercapainya
tujuan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.

6
Namun dalam penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di
DPMPTSP Kota Yogyakarta masih saja ditemukan beberapa permasalahan
yang dihadapi karena kendala teknis berupa jaringan internet dan server SIPD
yang seringkali mengalami gangguan sehingga saat menginput data
memerlukan waktu yang lama dan akan menambah masalah lain dalam
penginputan datanya, kurangnya pemahaman pengguna/operator dalam
menggunakan SIPD sebagai dasar penyusunan dan evaluasi perencanaan daerah
dan legal database. Selain itu masih minimnya kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia sebagai pengelola SIPD yang professional, handal mumpuni dan
ahli pada bidang teknologi informasi. Hal tersebut sesuai dengan yang
dikatakan oleh ibu Patricia Anggit Sri Harsono selaku staff bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan DPMPTSP Kota Yogyakarta:

“Kalau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Sistem


Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) itu biasanya seperti
jaringan internet dan server SIPD eror karena penggunaan yang
overload sehingga membutuhkan waktu lama untuk melakukan
input data-data perencanaan maupun pengganggaran dan masih
kurangnya pemahaman pengguna/operator dalam
menggunakan aplikasi SIPD karena rata-rata operator tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga perlu waktu
dalam memberikan pelatihan”. (Wawancara pada tanggal 29
September 2022)

Selanjutnya kendala lain yang dihadapi ialah minimnya sosialisasi Sistem


Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). Minimnya sosialisasi akan berdampak
pada kurangnya pemahaman operator terhadap aplikasi SIPD. Hal tersebut
sesuai dengan apa yang dikatakan ooeh salah satu pegawai DPMPTSP Kota
Yogyakarta yang menggunakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
yakni bapak Anans Boga Titra Gutama, sebagai berikut:

“Kendalanya sendiri dalam pelaksanaan Sistem Informasi


Pemerintahan Daerah (SIPD) disini itu masih minimnya
sosialisasi yang dilakukan dalam menggunakan SIPD kan ini
aplikasi masih tergolong baru jadi masih terasa asing”.
(Wawancara pada tanggal 7 Oktober 2022)

7
Permasalahan-permasalahan diatas menjadi sangat urgent karena hal ini
berkaitan dengan perencanaan anggaran agar terwujud pemerintahan yang
bersih dan berwibawa dalam upaya mewujudkan Indonesia maju. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengkajian lebih jauh mengenai efektivitas penerapan
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam perencanaan anggaran di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sarana yang
telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas menggambarkan siklus
input, proses, dan output yang mengacu pada hasil dari suatu organisasi,
program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana (kualitas, kuantitas, dan
waktu) yang telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya dan mencapai targetnya (May dan Fanida, 2022). Dengan
demikian, efektivitas merupakan suatu sistem dimana input, proses, dan output-
nya dapat membawa outcome yang diinginkan. Pendekatan yang dapat
digunakan untuk menganalisis keefektifan dari aplikasi Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) yaitu seperti yang diungkapkan oleh DeLone dan
McLean (2016) bahwa model kesuksesan sistem informasi terdiri dari enam
indikator yaitu: System Quality (Kualitas Sistem), Information Quality
(Kualitas Informasi), Service Quality (Kualitas Pelayanan), Use (Penggunaan),
User Satisfaction (Kepuasan Pengguna) dan Net Benefits (Keuntungan Bersih).
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah disampaikan tersebut dan
penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka peneliti merasa penting untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Yogyakarta, yang kemudian dituangkan dalam judul skripsi yang berjudul
“Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
Dalam Perencanaan Anggaran di Dinas Penanaman Modal Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta”

8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas
penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam perencanaan
anggaran di Dinas Penanaman Modal Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumya, maka penulis memutuskan tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas penerapan Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam perencanaan anggaran di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
terkait, manfaat yang diharapkan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu
administrasi negara khususnya dalam pencarian referensi mengenai kajian
efektivitas penerapan e-government terkhusus efektivitas sistem informasi
pemerintahan daerah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian yang dilakukan diharapkan akan menambah wawasan atau
pengetahuan bagi penulis sehingga menambah keterampilan profesional
sebagai bekal untuk terjun ke masyrakat.
b. Bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan untuk
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

9
Yogyakarta sebagai referensi dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kajian peneliti.
c. Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu dapat
digunakan sebagai bahan tambahan referensi atau literatur dalam rangka
menambah dan melengkapi kajian mengenai efektivitas khususnya bagi
mahasiswa jurusan administrasi publik.
d. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan atau sebagai panduan untuk peneliti lain yang akan
melakukan penelitian pada masalah yang sama.

10
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian.
Dimana memuat beberapa jurnal yang dijadikan referensi berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut adalah penelitian-
penelitian terdahulu yang dijadikan sumber referensi oleh penulis:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ekaputra (2021) yang berjudul Efektivitas
Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) Dalam
Penyusunan Dokumen RKPD Di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi SIPD dalam
penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Nganjuk. Metode Penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi
SIPD di Kabupaten Ngajuk masih kurang efektif di tahun pertama
penerapannya. Hambatan dari efektivitas penggunaan SIPD adalah
kurangnya pemahaman terhadap aplikasi dan perubahan nomenklatur
program kegiatan yang membingungkan Pemerintah Daerah dalam proses
penyusunan dokumen RKPD sehingga mempengaruhi output yang
dihasilkan dari kegiatan yang dilaksanakan perangkat daerah
2. Penelitian yang dilakukan oleh Adisi (2022) yang berjudul Efektivitas
Program Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) pada Kantor BPKAD
Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas program Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) pada
Kantor BPKAD Kabupaten Indragiri Hulu. Metode Penelitian yang
digunakan adalah penelitian metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini
adalah program SIPD pada BPKAD sudah cukup efektif. Faktor
penghambat yang ditemukan masih terjadi eror jaringan, tidak bisa

11
membuat template sehingga penggunaan SIPD pada BPKAD masih
menggunakan aplikasi pendamping.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wuwara, dkk (2020) yang berjudul
Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kota Manado (Studi
di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota
Manado). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
implementasi sistem informasi pemerintahan daerah kota Manado. Metode
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan sistem informasi pemerintahan daerah (SIPD) belum
terlaksanakan dengan baik di Kota Manado karena kurangnya keefisien
waktu seperti banyaknya SKPD tidak dapat memasukkan data tepat waktu
yang sudah ditentukan oleh Bappelitbangda, sehingga mengakibatkan
keterlambatan dalam memasukkan data perencanaan. Kurangnya sumber
daya manusia yang berkualitas dan kurangnya bimbingan teknis juga
menyebabkan banyak operator tidak dapat mengoperasikan SIPD.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2018) yang berjudul Efektivitas
Penerapan Layanan Sistem Informasi Tanda Tangan Elektronik (SITTEK)
di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penerapan layanan Sistem Informasi Tanda Tangan Elektronik (SITTEK) di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kabupaten Sidoarjo sudah berjalan efektif atau belum. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Efektivitas Penerapan Layanan Sistem Informasi
Tanda Tangan Elektronik (SITTEK) di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sidoarjo terlaksana
dengan efektif. Karena sejak diterapkannya aplikasi Sistem Informasi
Tanda Tangan Elektronik (SITTEK) pada 15 Juni 2015, dapat mengatasi
permasalahan yang terjadi dalam pengurusan proses perizinan di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

12
Kabupaten Sidoarjo, yang dimana sebelum adanya Sistem Informasi Tanda
Tangan Elektronik (SITTEK), Kepala Dinas tidak dapat mengerjakan
pekerjaan lainnya karena harus dituntut memberikan pengesahan izin yang
tidak dapat diwakilkan. Setelah adanya Sistem Informasi Tanda Tangan
Elektronik (SITTEK) ini dapat memudahkan Kepala Dinas dalam
memberikan pengesahan izin dimana saja dan kapan saja dengan
menggunakan smartphone maupun komputer, sehingga dapat
meminimalisir adanya keterlambatan dalam proses memberikan
pengesahan izin oleh kepala dinas yang selama ini menjadi kendala dalam
perizinan online di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sidoarjo. Hambatan yang muncul pada
penerapan Sistem Informasi Tanda Tangan Elektronik (SITTEK) sebagian
besar dikarenakan dari masyarakat sendiri yang kurang memahami
ketentuan dan persyaratan dalam mengurus perizinan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh May dan Fanida (2022) yang berjudul
Analisis Efektivitas Aplikasi Wargaku Surabaya dalam Menunjang
Pelayanan Publik Masyarakat Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah penerapan aplikasi Wargaku Surabaya sudah efektif
atau belum dalam menunjang pelayanan publik masyarakat kota Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan deskriptif. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi Wargaku Surabaya yang
dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya bekerja sangat efektif dalam
mendukung pelayanan publik di kota Surabaya serta memberikan masukan
dan saran untuk lebih meningkatkan dan memaksimalkan kinerja dari
aplikasi ini. Faktor kualitas sistem, dalam menanggapi keluhan maupun
saran dari pengguna dapat merespon cukup cepat sehingga dapat membantu
masyarakat. Pengguna, sudah banyak masyarakat Surabaya yang
menggunakan aplikasi ini. Kepuasan pengguna, dilihat dari banyaknya
pengguna yang memberikan ulasan bagus terhadap aplikasi ini dan
Keuntungan profit yang didapatkan oleh masyarakat dapat memudahkan
masyarakat dalam melakukan aduan.

13
6. Penelitian yang dilakukan Delone dan Mclean (2003) yang berjudul The
DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A Ten-Year
Update. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaharui model kesuksesan
Sistem Informasi D&M dan mengevaluasi kegunaan model ini dalam
praktek pengembangan e-commerce. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mereka menggabungkan model penelitian yang asli
dengan model penelitian terbaru yang berkaitan dengan pengukuran
kesuksesan sistem informasi termasuk pada lingkungan e-commerce. Dalam
perubahan model kesuksesan sistem informasi D&M tersebut sebagian
besar hanya perubahan pada tingkatannya, bukan pada macam-macamnya
ataupun maknanya. Penambahan tersebut diantaranya adalah sub variabel
“Dampak Individu” dan “Dampak Organisasi” ke dalam sub variabel
“Keuntungan Bersih” tanpa mengubah makna yang terkandung dalam dua
sub variabel yang telah digabungkan tersebut.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Alamilla, dkk (2019) yang berjudul
Evaluating The Effectiveness Of The Standard Integrated Government Tax
Administration System Provided By The Central Information Technology
Office. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas standar
sistem administrasi perpajakan pemerintah terintegrasi (SIGTAS) yang
disediakan oleh kantor pusat Teknologi Informasi (CITO). Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, secara keseluruhan dimensi kualitas IS memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap dampak organisasi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sementara pendekatan evaluasi formal dapat memberikan
langkah-langkah objektif, pendekatan informal untuk mendapatkan persepsi
efektivitas sistem diperlukan dan membantu untuk mengkalibrasi
kredibilitas informasi dalam evaluasi MIS Kantor Pusat Teknologi
Informasi. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem SIGTAS berada di atas
rata-rata keberhasilan dan banyak implikasi yang harus dilakukan untuk

14
meningkatkan manfaat bersih di masa depan baik bagi karyawan maupun
pekerja.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Alhendawi dan Baharudin (2017) yang
berjudul The Assesment of Information System Effectiveness in e-Learning,
e-commerce and e-Government Contexts: A Critical Review and
Conceptual Model. Penelitian ini bertujuan untuk membuat konsep dan
menilai keefektifan WIS dalam hal keterampilan kinerja pengguna. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model D&M memiliki gap tidak lengkap karena
variabel independen (faktor kualitas) tidak mencakup semua fungsi dan
karakteristik IS. Selanjutnya, konsep efektivitas IS tidak secara
komprehensif mencakup kedua aspek sisi kinerja pengguna dalam hal
kompetensi pengguna. Selain itu, kerangka teori baru juga dikembangkan
untuk menutupi masalah ketidaklengkapan di sisi faktor kualitas dengan
menambahkan faktor baru yaitu kualitas desain interaksi sebagai salah satu
penentu efektivitas WIS.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Melati, dkk (2020) yang berjudul Critical
Success Factorsin Implementing Employee Information System Based On
E-Government in The Bureau of Public Affairs at The Regional Secretariat
Of West Java Province. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
critical success factors dalam penerapan sistem informasi aparatur berbasis
e-government di Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
sistem informasi manajemen kepegawaian berbasis e-government pada Biro
Humas Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat belum optimal karena belum
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dalam implementasi
berbasis teknologi. sistem informasi manajemen sehingga keakuratan data
sulit dicapai.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Twizeyimana dan Andersson (2019) yang
berjudul The public value of E-Government – A literature review. Penelitian

15
ini bertujuan untuk menyelidiki penelitian yang sudah ada pada masyarakat
tentang nilai publik e-government untuk memahami pengetahuan yang ada
tentang nilai publik e-government. Metode penelitian yang digunakan
adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih
kurangnya penelitian tentang nilai publik e-government, khususnya dalam
konteks negara-negara berkembang dan yang lebih penting tidak adanya
penelitian semacam ini di negara tertinggal (LDCs) dan masih terdapat
kekurangan studi banding di tingkat nasional, regional, dan proyek dan
kurangnya penelitian tentang perspektif generative.

B. E-Government
1. Pengertian E-Government
Pemanfaatan teknologi untuk menunjang pekerjaan manusia saat ini
merupakan salah satu hal yang tidak bisa dihindari. Demikian pula pemanfaatan
teknologi dalam kegiatan pemerintahan, baik itu pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. E-Government merupakan teknologi informasi berbasis
internet yang mampu menjadikan tugas dan fungsi pemerintah berjalan secara
efektif dan efisien.
Menurut Bank Dunia (dalam Wibawa, 2009:113) menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh
instansi pemerintah seperti Wide Area Networks (WAN) internet, mobile
competing, yang dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan
masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah lainnya.
Menurut The Worid Bank Group (dalam Suaedi, Wardianto 2010:54)
mengatakan bahwa e-government ialah upaya pemanfaatan informasi dan
teknologi komunikasi untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas,
transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam memberikan pelayanan publik
secara lebih baik.
Sedangkan menurut Indrajit (dalam Alif, 2019) mengatakan e-government
adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah yang memungkinkan
pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia

16
bisnis dan pihak yang berkepentingan, dan dalam prakteknya e-government
adalah penggunaan internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dalam
pelaksanaan pelayanan publik agar lebih baik dan berorientasi pada pelayanan
masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa e-government merupakan upaya pemerintah dalam menyelenggarakan
pemerintahan khususnya dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat melalui jaringan
internet, sehingga dapat mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

2. Manfaat E-Government
Penerapan e-government dalam kehidupan pemerintahan dapat memberikan
manfaat yang akan membantu pencapaian tujuan yang diharapkan oleh
pemerintah. Menurut Indrajit (2002:5) manfaat yang diperoleh dengan
diterapkannya konsep e-government bagi suatu negara, antara lain:
a. Dapat memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para
stakeholdernya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam
hal kinerja sehingga dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi di berbagai
bidang kehidupan Pemerintahan suatu negara.
b. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah dalam rangka penerapan konsep good governance.
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi
yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan
aktivitas sehari-hari.
d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak
berkepentingan. Melalui website yang disediakan oleh pemerintah baik
pusat ataupun daerah, sehingga masayarakat umum tau akan potensi daerah
tersebut.

17
e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru sehingga partisipasi
masyarakat akan muncul dalam menjawab berbagai permasalahan yang
dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan tren yang ada.
f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
Sedangkan menurut Anwar, Khoirul dan Asianti, (2004) menjelaskan
mengenai manfaat e-government yang dapat diketahui sebagai berikut:
a. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dengan harapan dapat mewujudkan good governance dalam
pemerintahan.
b. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis dan industri) terutama dalam hal kinerja
efektifitas dan efisiensi diberbagai bidang kehidupan bernegara.
c. Menurunkan biaya administrasi yang dikeluarkan pemerintah maupun
stakeholdernya untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari.
d. Meningkatkan kecepatan berbagai permintaan dan ketepatan pelayanan
publik terhadap permintaan dan pertanyaan masyarakat.
e. Dapat menyediakan akses pelayanan untuk semua departemen atau
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) pada semua tingkatan.
f. Memberikan asistensi kepada ekonomi lokal maupun nasional.
g. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan berbagai pihak yang
berkepentingan
h. Sebagai sarana untuk menyalurkan umpan balik secara bebas tanpa perlu
ada rasa takut dan khawatir.
i. Menciptakan lingkungan masyarakat yang tanggap menghadapi segala
permasalahan yang timbul sesuai dengan perubahan tren global.
j. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan keputusan berbagai kebijakan publik secara
demokratis.

18
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwasanya penerapan e-government
dalam sebuah pemerintahan atau organisasi dapat mempermudah pelaksanaan
kinerja organisasi dalam mencapai tujuan. Dikarenakan dengan adanya e-
government dapat mewujudkan pemerintahan yang efektif, efisien dan
transparan.

3. Elemen Sukses Pengembangan E-Government


Menurut hasil riset dari University of Maryland (dalam Indrajit, 2012)
terdapat beberapa elemen sukses yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
proyek e-government. Berdasarkan hasil riset tersebut diperoleh delapan elemen
sukses yang berperan dalam manajemen proyek e-goverment yaitu sebagaimana
berikut:
a. Political Environment
Yang dimaksud dengan Political Environment ini adalah keadaan atau
situasi dimana proyek tersebut dilaksanakan.
b. Leadership
Peran pemimpin sangat penting untuk menjadi manajer yang baik,
pemimpin harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang profesional,
meningkatkan kredibilitas pegawainya, dan mengawal proyek dengan
segala konsekuensi yang harus dihadapi termasuk tekanan dari pihak
manapun.
c. Planning
Perencanaan yang disusun dengan baik akan memberikan kontribusi
yang besar dalam pelaksanaan dan keberhasilan program e-government.
d. Stakeholder
Pihak – pihak yang mempunyai berbagai kepentingan baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan proyek e-
government. Stakeholders utama dalam proyek e-government antara lain:
pemerintah masyarakat, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan
lain sebagainya.

19
e. Transparancy
Transparasi sebuah proyek e-government yang dimaksud disini adalah
bagaimana ketersediaan data mengenai proyek tersebut. Sehingga dengan
ketersediaan data tersebut, akan memudahkan seluruh stakeholders dalam
mengakses data dan informasi serta dapat memonitoring segala hal yang
dibutuhkan.
f. Budgets
Sumber daya finansial yang dianggarkan dalam sebuah proyek e-
government yang menjadi salah satu elemen strategis yang dapat
menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan sebuah proyek.
g. Technology
Teknologi yang dipilih akan menentukan keberhasilan proyek e-
government. Semakin besar anggaran yang dialokasikan, maka penggunaan
teknologi akan semakin canggih, sehingga tingkat keberhasilan akan
semakin tinggi.
h. Innovation
Elemen terakhir ini memberikan kontribusi yang sangat besar. Inovasi
disini tidak hanya terbatas pada menciptakan produk, namun mereka yang
terlibat harus memiliki kretivitas dalam pengelolaan proyek e-government
sehingga mampu mengatasi segala permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan proyek yang ada.
Adapun elemen sukses pengembangan e-government hasil kajian dan riset
dari Harvard JFK School of Government (dalam Fanida, 2018) untuk
menerapkan konsep-konsep digitalisasi pada sektor publik, ada tiga elemen
sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh. Masing-masing
elemen sukses tersebut antara lain:
a. Support (Dukungan)
Support atau dukungan di sini pada dasarnya merupakan elemen yang
penting dalam menerapkan e-government. Hal terpenting dalam hal
dukungan adalah unsur pimpinan. Pimpinan harus memiliki political will
(keinginan politis) untuk mengembangkan e-government, karena hal ini

20
akan menyangkut seluruh proses dari e-government. Artinya, pemimpin
tidak saja harus pandai dalam hal penyusunan konsep, tetapi harus juga
menjadi motivator handal pada tahap pelaksanaannya (action). Dukungan
implementasi program e-government yang efektif harus dimulai dari para
pimpinan pemerintah yang berada pada level tertinggi. Namun dukungan
yang dimaksud disini bukan hanya dukungan verbal saja tetapi dalam
berbagai bentuk sebagai berikut:
1) Disepakatinya konsep e-government sebagai salah satu kunci sukses
negara oleh seluruh pihak yang terlibat.
2) Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia, finansial, tenaga,
waktu, informasi, dan lain-lain) di setiap tataran pemerintahan.
3) Pembangunan berbagai infrastruktur pendukung agar tercipta
lingkungan kondusif untuk mengembangkan e-government.
4) Sosialisasi konsep e-government secara merata, berkelanjutan,
konsisten, dan menyeluruh kepada seluruh kalangan baik pemerintah itu
sendiri maupun masyarakat secara luas melalui berbagai cara sosialisasi
yang menarik.
b. Capacity (Kemampuan)
Capacity yang dimaksud dalam elemen kedua ini adalah kemampuan
atau keberdayaan dari pemerintah dalam mewujudkan penerapan e-
governmnet. Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh pemerintah, yaitu:
1) Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai
inisiatif e-government.
2) Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai, dan
3) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
keahlian yang dibutuhkan agar penerapan e-Government dapat sesuai
dengan manfaat yang diharapkan.
c. Value (Manfaat)
Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek yang dilihat
dari sisi pemerintah selaku pihak pemberi jasa (supply side). Pelaksanaan e-
government tidak akan ada gunanya apabila tidak ada pihak yang merasa

21
diuntungkan. Dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya manfaat yang
diperoleh dengan adanya e-government bukanlah kalangan pemerintah saja,
melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan (demand side).
Untuk itulah pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas
jenis aplikasi e-government apa saja yang harus didahulukan
pembangunannya agar benar-benar memberikan value yang secara
signifikan dirasakan langsung oleh masyarakatnya.
Perpaduan antara ketiga elemen di atas akan membentuk sebuah jaringan
utama e-government yang akan menjadi kunci sukses utama penjamin
keberhasilan e-government.

4. Tipe – Tipe Relasi E-Government


Menurut Indrajit (2002:41) tipe-tipe relasi e-government dapat
dikelompokan sebagai berikut:
a. Government to Citizen/Government to Customer (G2C)
Tipe G to C ini merupakan penerapan e-government yang paling umum,
dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio
teknologi informasi dengan tujuan untuk memperbaiki hubungan interaksi
dengan masyarakat. Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya
aplikasi e-government bertipe G to C adalah untuk mendekatkan pemerintah
dengan seluruh warga negara melalui sistem akses yang beragam, misalnya
saja website pemerintah agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau
pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-
hari.
b. Government to Business (G2B)
Government to Business merupakan bentuk relasi antara pemerintah
dengan para pengusaha dimana pemerintah menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh pengusaha dalam menjalin kerjasama dengan pemerintah
dengan tujuan memperlancar para pelaku bisnis dalam menjalankan roda
perusahaannya.

22
c. Government to Government (G2G)
Government to Government adalah bentuk tipe relasi e-government
yang memungkinkan terjalinya komunikasi dan pertukaran informasi online
antar departemen atau antar lembaga pemerintahan melalui basis data yang
terintegrasi dengan tujuan untuk memperlancar kerjasama antar
pemerintahan. Dalam G2G ini dapat dilihat melalui hubungan antara
pemerintah indonesia dengan pemerintah negara lain yang saling
menguntungkan.
d. Government to Employees (G2E)
Government to Employees ini diperuntukan untuk meningkatkan kinerja
dan kesejahteraan para pegawai atau karyawan yang bekerja di sejumlah
institusi baik itu instansi sektor publik ataupun sektor swasta sebagai
pelayan masyarakat.
Berbagai jenis relasi e-government menunjukkan bahwa pemerintah
memainkan peran strategis yang berbeda. Keberadaannya tidak hanya untuk
meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah kepada masyarakat, tetapi juga
untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri.

C. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektivitas juga diartikan
sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hasibuan (2000:120) efektivitas adalah tercapainya sasaran
atau tujuan-tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
efektivitas terkandung makna berdaya tepat atau berhasil guna untuk
menyebutkan bahwa sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna,
secara tepat dan target telah tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi,
yaitu berdaya guna untuk menunjukkan bila suatu tindakan atau usaha sudah
efektif dan eknomis, baru dikatakan efisien.

23
Menurut Sumaryadi (2005) efektivitas merupakan seberapa baik pekerjaan
yang dilakukaan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini dapat diartikan apabila suatu pekerjaan dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
Kemudian Serdamayanti (dalam Pagau, 2018) menjelaskan bahwa
efektivitas adalah suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh
target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada
keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian
utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi
peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat.
Dari pengertian efektivitas sesuai dengan pendapat para ahli diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang penting
bagi sebuah organisasi, karena efektivitas dapat memberikan gambaran tingkat
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai target atau tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya melalui berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas


Menurut Streers (dalam Almanar et. al., 2019) faktor-faktor pendukung
efektivitas adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi. Struktur di
definisikan sebagai hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan
sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur adalah
media yang menempatkan manusia dalam rangka membuat sebuah
organisasi. Dalam struktur manusia ditempatkan dalam hubungan yang
relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan perilaku yang
berorientasi pada tugas. Teknologi menyangkut mekanisme suatu organisasi
untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran lagi. Teknologi
memiliki berbagai bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses
mekanisme yang digunakan untuk mendukung aktivitas yang diarahkan
pada tujuan.

24
b. Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan ini mencangkup dua aspek yaitu internal dan
eksternal. Lingkungan internal dikenal sebagai iklim organisasi, yang
meliputi macam-macam atribut lingkungan yang mempunyai hubungan
dengan segi-segi efektivitas. Sedangkan lingkungan eksternal adalah
kekuatan yang timbul dari luar batas organisasi yang mempengaruhi suatu
keputusan serta tindakan dalam organisasi.
c. Karakteristik Prakerja
Karakteristik prakerja merupakan faktor yang paling bepengaruh
penting atas efektivitas karena perilaku pekerja dalam jangka panjang akan
memperlancar atau menghambat tercapainya tujuan organisasi. Kesadaran
akan perbedaan sifat pegawai sangat penting untuk diperhatikan, dengan
mengetahui perbedaan-perbedaan sifat pegawai dapat memudahkan
organisasi dalam mencapai tujuan.
d. Kebijakan dan Praktek Manajemen
Manajemen merupakan mekanisme kerja yang dirancang untuk
mengkondisikan semua hal yang ada di dalam organisasi sehingga
efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi
pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan
organisasi. Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus
memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan
mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan strategis,
pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan
prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan,
serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.
Organisasi terdiri atas berbagai unsur yang saling berkaitan, jika salah satu
unsur memiliki kinerja yang buruk, maka akan mempengaruhi kinerja
organisasi secara keseluruhan. Suatu instansi/organisasi yang tidak
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi akan
mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya, tetapi apabila suatu
instansi/organisasi memperhatikan faktor-faktor tersebut maka, tujuan yang

25
ingin dicapai dapat lebih mudah tercapai hal itu dikarenakan efektivitas akan
selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

D. Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu
sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi
tersebut kapan saja diperlukan. Menurut McLeod (2001:11) Sistem Informasi
merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan
informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk
menampilkan informasi.
Menurut O’Brien dan Marakas (2011:8) sistem informasi merupakan
kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan
sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk
berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat
fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software),
saluran komunikasi (network), dan data yang disimpan (data resources).
Selanjutnya menurut Menurut Laudon (2012:16) sistem informasi adalah
komponen-komponen yang saling berkaitan yang bekerja bersama-sama untuk
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menampilkan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengaturan, analisa, dan
visualisasi pada sebuah organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi merupakan kombinasi yang terorganisir antara orang-orang,
informasi, komunikasi jaringan, perangkat keras, perangkat lunak, aturan dan
prosedur yang saling berinteraksi satu sama lain untuk memproses dan
menyebarluaskan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam
perusahaan.

26
2. Efektivitas Sistem Informasi
Menurut Northcraft & Neale (dalam Lestari et. al., 2013) efektivitas adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan utama atau misi
perusahaan. Sedangkan efektivitas sistem informasi merupakan suatu tingkat
ukur kegiatan yang berlangsung dalam produksi jasa, pelayanan, dan
produktivitas yang lebih tinggi, dimana kegiatan tersebut meliputi input,
process, dan output data-data atau fakta tentang kegiatan pemasaran suatu
perusahaan, melibatkan komponen terorganisir yang terdiri dari: sistem kerja,
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data, manusia
dan sumber daya yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelola,
menganalisis, menyimpan dan menyediakan layanan yang berguna untuk
pengambilan keputusan, layanan dan produksi produktivitas yang lebih tinggi.
Menurut Simatupang dan Akib (2007) efektivitas sistem informasi adalah
upaya suatu organisasi untuk memanfaatkan kemampuan dan potensi sistem
informasi yang dimiliki untuk mencapai tujuannya. Suatu organisasi
mempunyai sistem informasi yang efektif apabila dengan menggunakan sistem
informasi tersebut maka tujuan organisasi dapat tercapai.
Efektivitas sistem dapat dilihat setelah suatu sistem dioperasikan selama
beberapa waktu, perlu dilakukan penelaahan pasca implementasi (postim-
plementation review), yang antara lain bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
sistem tersebut mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah sistem tidak
dapat dipakai lagi atau dapat dilanjutkan, dan, apabila akan dilanjutkan, apakah
perlu dilakukan modifikasi agar dapat mencapai sasaran yang ditetapkan
dengan lebih baik (Weber, 1999).
Selanjutnya Martin, dkk (dalam Marlina, 2017) menyatakan bahwa sistem
yang efektif dapat dianalisis berdasarkan beberapa kriteria, seperti: dapat
meningkatkan efektivitas bisnis, dapat memperluas bisnis atau pelayanan, dan
dapat meningkatkan keunggulan bersaing dari perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa efektivitas sistem
informasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana tingkat

27
keberhasilan sistem informasi dan manfaat yang telah diharapkan dari kegiatan
organisasi.

3. Indikator Efektivitas Sistem Informasi


Sebuah sistem informasi juga dapat diukur tingkat tercapainya tujuan dari
sistem tersebut dengan menggunakan berbagai macam model efektivitas yang
ada sehingga apabila sistem informasi telah dinyatakan efektif atau sukses maka
sistem informasi baik untuk digunakan. Dalam menganalisis tingkat
keberhasilan suatu sistem informasi, ada beberapa model yang dapat digunakan
salah satunya, efektivitas sistem informasi yang dikemukakan Wilkinson
(dalam Narasmita, 2019) menyatakan bahwa untuk menilai apakah sistem
informasi yang ada efektif dan efisien ada beberapa indikator adalah, sebagai
berikut:
1. Relevance (Relevansi Sistem)
Relevan dalam kaitannya dengan sistem yang ada atau yang akan dibuat
adalah bahwa sistem tersebut harus sesuai dengan kebutuhan instansi
maupun pihak lain yang akan menggunakan informasi yang akan dihasilkan
oleh sistem tersebut.
2. Capacity (Kapasitas Sistem)
Kapasitas dari sistem yang ada atau yang akan dibuat harus sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan organisasi tidak kurang atau berlebih
sehingga bisa mendukung kelancaran operasional dalam mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat.
3. Efficiency (Efisiensi Sistem)
Efisiensi berarti meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan informasi juga untuk pemeliharaan database.
4. Timeliness (Ketepatan Waktu)
Desain dari sistem informasi yang ada atau yang akan dibuat harus bisa
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dengan tepat waktu.
Keterlambatan dalam menghasilkan informasi akan mengurangi nilai dan

28
kegunaan dari informasi tersebut. Sebaliknya jika informasi bisa diterbitkan
tepat waktu, maka mempermudah kegiatan operasional.
5. Accessibility (Kemudahan Akses)
Aksesibilitas berkaitan dengan ketepatan waktu (timeliness).
Aksesibilitas berati bahwa informasi yang tersedia harus senantiasabaru (up
to date) dan selalu siap tersedia jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
6. Flexibility (Keluwesan Sistem)
Sebuah sistem yang fleksibel dapat memenuh berbagai kebutuhan
informasi secara luas. Cara yang efektif untuk mencapai fleksibilitas sistem
adalah dengan menyediakan data secara detail dan berkesinambungan.
7. Accuracy (Ketepatan Nilai dari Sistem)
Informasi yang akurat adalah informasi yang tepat, dapat dipercaya dan
bebas dari kesalahan sehingga akan lebih berguna bagi organisasi. Sistem
yang ada atau yang akan dibuat harus dapat menghasilkan informasi yang
akurat.
8. Reliability (Keandalan dari Sistem)
Sebuah laporan seharusnya memiliki standar akurasi yang tinggi.
9. Security (Keamanan Sistem)
Sebuah sistem yang ada atau yang akan dibuat harus bebas dari
kehilangan dan akses oleh pihak yang tidak memiliki wewenang untuk
memasuki sistem yang ada.
10. Simplicity (Kemudahan dari Sistem)
Pengoperasian sistem yang ada atau yang akan dibuat harus mudah bagi
pengguna, dengan kata lain tidak memerlukan pelatihan yang memerlukan
banyak waktu dan biaya sehingga dapat mendukung kelancaran dalam
menghasilkan informasi.
Selanjutnya model keberhasilan sistem informasi yang dikembangkan oleh
DeLone dan McLean yang dikenal dengan D&M IS Success Model. Dalam
model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (2016) terdiri dari
enam indikator sebagai berikut:

29
1. Systems Quality (Kualitas Sistem), digunakan untuk menganalisis kualitas
sistem teknologi informasi. Kualitas sistem merupakan karakteristik yang
diinginkan dari suatu sistem informasi, yaitu:
a. Mudah digunakan, dimana pengguna dapat lebih menguasai cara
pengoperasian sistem tanpa perlu mengikuti training khusus. Jika
pengguna telah mengerti bagaimana sistem dioperasikan. maka
pengguna dapa mengoprasikan sistem dengan lebih baik dan user
friedly.
b. Kesesuaian, dimana pengguna merasa cocok dengan sistem informasi
yang ada sehingga memutuskan untuk menggunakannya.
c. Ketersediaan, merupakan ketersediaan fitur-fitur dalam suatu sistem
informasi sehingga memudahkan pengguna.
d. Waktu respon, merupakan waktu respon dari sistem yang diakses oleh
pengguna. Kecepatan respon sistem dapat mempengaruhi sikap
pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.
e. Aksesibilitas sistem, kemudahan untuk mengakses informasi ataupun
kemudahan untuk menghasilkan informasi dari suatu sistem.
2. Information Quality (Kualitas Informasi), menganalisis kualitas keluaran/
output dari sistem informasi. Kualitas informasi merupakan karakteristik
yang diinginkan dari output sistem seperti laporan manajemen atau website,
yaitu:
a. Mudah dimengerti, informasi yang ada pada sistem informasi mudah
dimengerti oleh pengguna.
b. Kelengkapan, sistem diharapkan dapat menghasilkan informasi yang
dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.
c. Relevansi, dimana jika pengguna menggunakan suatu sistem, maka
informasi yang dihasilkan berguna dalam membantu proses kerja.
d. Keamanan, informasi yang dihasilkan suatu sistem dapat terjamin
keamananya.
e. Kekinian, informasi yang dihasilkan sistem merupakan informasi yang
up to date.

30
f. Akurasi, informasi yang dihasilkan sistem merupakan informasi yang
akurat dan dapat dipercaya.
3. Service Quality (Kualitas Pelayanan) dalam menganalisis kualitas
pelayanan, suatu sistem informasi membutuhkan dukungan dari
personel/staff dari organisasi. Kualitas pelayanan merupakan karakteristik
yang diinginkan dari pelayanan sistem informasi, yaitu:
a. Keandalan, merupakan kemempuan staff dalam menjalankan suatu
sistem informasi yang memberikan layanan kepada pengguna sistem.
b. Empati, merupakan sikap dan kemauan yang ditunjukkan staff dalam
memberikan pelayanan sistem informasi.
c. Responsiveness, merupakan kecepatan reaksi staff dalam menanggapi
pengguna sistem informasi.
4. Use (Penggunaan), menganalisis penggunaan keluaran/output suatu sistem
informasi oleh pengguna. Penggunaan merupakan tingkat karakteristik dari
tingkat dan cara dimana pengguna memanfaatkan kemampuan sistem
informasi, yaitu:
a. Frekuensi akses, seberapa sering pengguna menggunakan suatu sistem
informasi.
b. Durasi, merupakan lama waktu pengguna dalam menggunakan suatu
sistem informasi.
5. User Satisfaction (Kepuasan Pengguna), user satisfaction berkaitan dengan
respons penerima terhadap penggunaan output sistem informasi. Tingkat
kepuasan pengguna sistem informasi.
a. Kepuasan terhadap perangkat sistem, merupakan tingkat kepuasan
pengguna terhadap suatu sistem informası.
b. Repeat, merupakan keinginan pengguna untuk kembali menggunakan
sistem informasi.
6. Net Benefits (Keuntungan Bersih), merupakan dampak dari adanya sistem
informasi pada pemakaian individu, kelompok, organisasi, industri, dan
negara, seperti profit bagi perusahaan, memangkas biaya operasional (cost
effective).

31
Model komponen dari kesuksesan sistem informasi menurut DeLone dan
McLean (2016) tersebut dikenal sebagai D&M IS Success Model dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
The Update DeLone McLean IS Succes Model

Sumber:DeLone and McLean (2016)

Berdasarkan model komponen kesuksesan sistem infomasi yang


dikemukakan oleh DeLone dan McLean (2016), maka efektivitas sistem
informasi berbasis digital dapat dianalisis menggunakan 6 (enam) elemen
meliputi System Quality (Kualitas Sistem), Information Quality (Kualitas
Informasi), Service Quality (Kualitas Pelayanan), Use (Penggunaan), User
Satisfaction (Kepuasan Pengguna) dan Net Benefits (Keuntungan Bersih).
Indikator-indikator yang dikemukakan oleh DeLone da McLean (2016) sangat
sesuai untuk menganalisis efektivitas penerapan Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam perencanaan anggaran di Dinas Penanaman
Modal Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.

E. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa SIPD adalah pengelolaan
informasi pembangunan daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi

32
pemerintahan daerah lainnya yang saling terhubung untuk pelaksanaan
pembangunan daerah. Oleh karena itu, Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 ini
menjadi landasan pelaksanaan sinkronasi perencanaan pembangunan serta
penganggaran daerah.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pembangunan
daerah, keuangan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat
dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kinerja pemerintah daerah.
Sebagaimana Pasal 4 ayat (1) Permendagri Nomor 70 Tahun 2019,
Pemerintah Daerah diharuskan menyediakan informasi-informasi terkait urusan
kepemerintahan, yaitu :
1. Informasi Pembangunan Daerah
Suatu sistem yang berfungsi sebagai pengelolaan data dan informasi
perencanaan pembangunan daerah beserta analisis dan profil pembangunan
daerah. Informasi pembangunan daerah tersebut, seperti
a. Data perencanaan dan pembangunan daerah.
b. Analisis serta profil pembangunan daerah
c. Informasi perencanaan dan pembangunan daerah.
Selain itu, Sistem Informasi Pemerintahan Daerah juga memfasilitasi
penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD, RENSTRA PD, dan RENJA PD,
yang membuat analisis dan profil dari pelaksanaan pembangunan daerah
tersebut mudah didapatkan serta menjadi tolak ukur atau dasar terhadap
pembaharuan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
Informasi mengenai perencanaan pembangunan meliputi kondisi geografis
daerah, demografi, potensi sumber daya daerah, ekonomi dan keuangan
daerah, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, serta daya saing daerah
(Nasution dan Nurwani, 2021).

33
2. Informasi Keuangan Daerah
Suatu sistem yang digunakan sebagai pengelolaan data dan informasi
beserta penyusunan, monitoring dan evaluasi terkait dokumen pengelolaan
keuangan daerah secara elektronik. Mengelola data keuangan daerah
bersama elemen-elemen terkait menggunakan media elektronik akan
menjadikan lebih efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan asas
akuntabilitas dan transparasi.
Informasi keuangan daerah yang diamanatkan pada Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 pasal 393 ayat (1) mengatur bahwa informasi
keuangan daerah setidaknya memuat informasi terkait anggaran,
pelaksanaan anggaran, dan laporan keuangan. Sedangkan Permendagri
Nomor 70 Tahun 2019 mengatur bahwa Informasi Keuangan Daerah
setidaknya memuat:
a. Informasi perencanaan anggaran daerah
b. Informasi pelaksanaan dan penatausahaan keuangan daerah
c. Informasi akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
d. Informasi pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan daerah
e. Informasi barang milik daerah
f. Informasi keuangan daerah lainnya
Mengelola data keuangan daerah menjadi sangat penting terutama
dalam mencegah terjadinya suatu peristiwa negatif atau praktik
penyalahgunaan kewenangan oleh para pelaksana khususnya keuangan
daerah. Oleh sebab itu, adanya pengkodean serta pos anggaran daerah akan
dipetakan secara detail terhadap proses perencanaan dan dilaksanakan
dengan tepat, sehingga membuahkan keluaran pelaporan yang lebih akurat,
valid, dan cepat. Pengkodean keuangan daerah ini terintegrasi secara
nasional oleh sistem informasi pemerintahan pusat yang berfokus terhadap
penyampaian laporan pertanggung jawaban keuangan daerah (Nasution dan
Nurwani, 2021).

34
3. Informasi Pemerintahan Daerah Lainya
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dapat memberikan
informasi umum lainnya yang berhubungan dengan urusan pemerintahan.
Informasi umum ini terdiri dari Laporan Atas Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) selama satu tahun, Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (EPPD), PERDA, serta informasi umum lainnya yang diberlakukan
oleh berbagai elemen terkait (Nasution dan Nurwani, 2021).
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) berfungsi sebagai jejaring
dalam hal pengumpulan data secara konkrit dan cepat dengan penggunaan
teknologi informasi sebagai sarana pendukung terhadap perencanaan program
kegiatan serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional, efektif, dan efisien
untuk melakukan pengelolaan secara transparansi dan bertanggungjawab.
Pemetaan fungsi-fungsi pada SIPD untuk pemerintah pusat serta pemerintah
daerah adalah salah satu upaya untuk pencegahan KKN. Berikut fungsi Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) pada Pemerintah Kabupaten/Kota,
diantaranya sebagai berikut :
1. Database perencanaan Kabupaten/Kota
2. Database referensi perencanaan dan pembangunan Kabupaten/Kota
3. Database referensi standar satuan harga daerah
4. Penyusunan perencanaan daerah (Renja dan RKPD)
5. Penyusunan KUA dan PPAS Kabupaten/Kota
6. Penyusunan APBD Kabupaten/Kota
Adapun fungsi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) pada
Pemerintah Pusat, diantaranya sebagai berikut :
1. Kendali aplikasi nasional
2. Kendali data perencanaan, anggaran, dan referensi nasional
3. Dashboard perencanaan dan keuangan daerah
4. Analisa eksekutif
Penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) untuk
Pemerintah Daerah, bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan yang jauh lebih berkualitas, akuntabel, inovatif, efektif dan

35
efisien, serta memudahkan percepatan dalam pelaksanaan pengawasan dan
evaluasi pelayanan publik dan dalam menjalankan program ini memerlukan
kerjasama dari setiap instansi yang terlibat.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa Permendagri Nomor 90 Tahun 2019
menjadi pedoman pemerintah daerah terhadap penyediaan serta penyajian
informasi secara berjenjang dan mandiri terdiri dari penggolongan atau
pengelompokkan, pemberian kode, dan daftar penamaan menuju single
codebase yang ditujukan untuk penggunaan terhadap penyusunan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, serta pertanggung jawaban dan pelaporan kinerja
keuangan. Berikut merupakan tujuan utama penggolongan atau
pengelompokkan, pemberian kode, serta daftar penamaan menuju single
codebase adalah:
1. Dapat membantu kepala daerah dalam menyusun perencanaan
pembangunan dan anggaran daerah serta laporan pengelolaan keuangan
daerah
2. Menyediakan statistik tentang keuangan pemerintah daerah
3. Sebagai sarana untuk melakukan evaluasi perencanaan dan pembangunan
daerah serta pengelolaan keuangan daerah
4. Dapat membantu kepala daerah jika akan melakukan evaluasi kinerja
terhadap keuangan daerah
5. Dapat mendukung penyelenggaraan Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah
6. Mendukung keterbukaan informasi kepada masyarakat
Sedangkan tujuan Kementerian Dalam Negeri meluncurkan dan
menerapkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) adalah untuk
mempermudah daerah dalam menjalankan alur perencanaan dan penyusunan
dokumen pembangunan maupun penganggaran secara berkala by-system
aplikasi yang telah terintegrasi nasional pada seluruh daerah (Ekaputra , 2021).

36
F. Kerangka Berfikir
Dalam penelitian, kerangka berfikir berperan penting dalam menentukan
arah penelitian agar tidak terjadi penyimpangan. Kerangka berfikir merupakan
garis besar atau rancangan alur pemikiran secara singkat untuk menjelaskan
penelitian secara keseluruhan. Berikut kerangka berfikir yang dapat
menggambar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Pemerintahan


Daerah (SIPD) Dalam Perencanaan Anggaran di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Yogyakarta

Permasalahan yang dikaji oleh peneliti :


1. Jaringan internet dan server SIPD yang sering eror
2. Kurangnya pemahaman pengguna/operator dalam
menggunakan aplikasi SIPD
3. Minimnya Sosialisasi tentang SIPD

Teori efektivitas sistem informasi


DeLone dan McLean IS Success Model.
1. System Quality
2. Information Quality
3. Service Quality
4. Use
5. User Satisfaction
6. Net Benefits

37
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan deskriptif
dilakukan untuk mengetahui dan atau menggambarkan situasi yang sebenarnya
terjadi di lokasi penelitian. Sugiyono (2012:11), menjelaskan penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan varibel lainnya.
Selain itu Sugiyono (2018:9), menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, serta teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
ditujukan untuk memperoleh informasi secara jelas dan rinci mengenai
efektivitas penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam
perencanaan anggaran di Dinas Penanaman Modal Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian merupakan tempat yang dijadikan peneliti untuk
mengambil data atau informasi untuk di teliti. Menurut Moleong (2007:132),
untuk menentukan lokasi penelitian diperlukan pertimbangan teori substantif
dengan kenyataan di lapangan. Lokasi dalam penelitian ini yaitu Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta. Alasan
peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Dinas Penanaman Modal dan

38
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta yang merupakan intansi yang
ikut menerapkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).

C. Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana efektivitas
penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam Perencanaan
Anggaran di Dinas Penanaman Modal Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta, peneliti menggunakan teori efektivitas
sistem informasi yang dikemukakan oleh DeLone dan McLean yang dikenal
dengan DeLone dan McLean IS Success Model. Dalam model kesuksesan
sistem informasi DeLone dan McLean (2016) terdiri dari enam indikator
sebagai berikut:
1. Systems Quality (Kualitas Sistem) digunakan untuk menganalisis kualitas
sistem teknologi informasi, yaitu:
a. Mudah digunakan
Pengguna dapat lebih menguasai cara pengoperasian Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) tanpa perlu mengikuti training khusus.
Jika pengguna telah mengerti bagaimana sistem dioperasikan. Maka
pengguna dapat mengoprasikan sistem dengan lebih baik dan user
friendly.
b. Ketersediaan
Ketersediaan fitur-fitur dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) sehingga memudahkan pengguna.
c. Waktu Respon
Kecepatan respon dari Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
yang diakses oleh pengguna. Kecepatan respon sistem dapat
mempengaruhi sikap pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.
d. Aksesibilitas sistem
Kemudahan untuk mengakses informasi ataupun kemudahan untuk
menghasilkan informasi dari Sistem Infromasi Pemerintahan Daerah
(SIPD).

39
2. Information Quality (Kualitas Informasi) menganalisis kualitas keluaran/
output dari sistem informasi, yaitu:
a. Mudah dimengerti
Informasi yang ada pada Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
mudah dimengerti oleh pengguna.
b. Kelengkapan
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dapat menghasilkan
informasi yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.
c. Relevansi
Jika pengguna menggunakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) informasi yang dihasilkan berguna dalam membantu proses
kerja.
d. Keamanan
Informasi yang dihasilkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) dapat terjamin keamananya.
e. Kekinian
Informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) merupakan informasi yang up to date.
f. Akurasi
Informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) merupakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
3. Service Quality (Kualitas Pelayanan) dalam menganalisis kualitas
pelayanan suatu sistem informasi, yaitu:
a. Keandalan
Kemampuan staff dalam menjalankan Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD) yang memberikan layanan kepada pengguna sistem.
b. Empati
Sikap dan kemauan yang ditunjukkan staff dalam memberikan
pelayanan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).

40
c. Responsiveness
Kecepatan reaksi staff dalam menanggapi pengguna Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD).
4. Use (Penggunaan), menganalisis penggunaan keluaran/output suatu sistem
informasi oleh pengguna. Penggunaan merupakan tingkat dan cara dimana
pengguna memanfaatkan kemampuan sistem informasi, yaitu:
a. Frekuensi akses
Seberapa sering pengguna menggunakan Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD).
b. Durasi
Lama waktu pengguna dalam menggunakan Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD).
5. User Satisfaction (Kepuasan Pengguna), user satisfaction berkaitan dengan
respons penerima terhadap penggunaan output sistem informasi. Tingkat
kepuasan pengguna sistem informasi.
a. Kepuasan terhadap perangkat sistem
Tingkat kepuasan pengguna Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD).
b. Repeat
Keinginan pengguna untuk kembali menggunakan Sistem informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD).
6. Net Benefits (Keuntungan Bersih)
Dampak dari informasi yang telah dihasilkan oleh Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) terhadap Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.

D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dianggap memiliki kemampuan pada
bidang yang dikaji dalam penelitian dan digunakan sebagai sumber informasi.
Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
(Sugiyono, 2018:96). Subjek yang dipilih dengan teknik purposive sampling ini

41
merupakan pihak yang paling mengetahui dan terlibat langsung dalam
penerapan sistem informasi pemerintahan daerah serta diharapkan dapat
memberikan informasi yang jelas dan valid. Adapun subjek dalam penelitian
ini, antara lain:
1. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta yaitu Budi Santosa, SSTP., M.SI.
2. Kepala sub Bagian Umum yaitu Anans Boga Tirta Gutama, S.T., M.Eng.
3. Staff sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan yaitu Patricia Anggit
Sri Harsono, S.E.
4. Bendahara sub bagian Keuangan yaitu Bibit Yulianti, S.E.
5. Kepala bidang Perencanaan Pengembangan dan Promosi Penanaman Modal
yaitu Dra. Wiwin Giri Doriawani, M.M.
6. Kepala bidang Pengendalian Penanaman Modal yaitu Nitya Raharjanta,
S.Sos., M.M.
7. Kepala bidang Pelayanan Terpadu yaitu Nur Sigit Edi Putrananta, S.I.P.
8. Kepala bidang Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi yaitu Syamsu
Effendie, S.H.

E. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber
data dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari pihak-
pihak yang terkait dengan obyek yang diteliti. Data primer ini diperoleh dari
hasil observasi, wawancara, dan pengamatan obyek penelitian. Subjek
dalam penelitian kualitatif dinamakan narasumber atau informan.
2. Data sekunder
Sugiyono (2011:62) menjelaskan sumber data sekunder adalah data
yang bersumber atau dikumpulkan oleh peneliti secara tidak langsung,
sehingga data yang diperoleh peneliti melalui tangan kedua atau ketiga.
Jenis data ini dapat diperoleh melalui buku-buku, jurnal online, teknik

42
dokumentasi yang berhubungan dengan permasalahan peneliti sehinngga
dapat mendukung kelengkapan data primer. Data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dari dari membaca dokumen-dokemen, catatan, laporan,
peraturan perundang-undangan, arsip dan foto-foto dokumentasi yang
berhubungan dengan fokus penelitian.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto (2010:
203), instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam
penelitian kualitatif instrumen penelitian merupakan peneliti itu sendiri
(Sugiyono, 2016:305). Hal ini berarti seorang peneliti menjadi alat untuk
mencari informasi selama berlangsungnya penelitian. Peneliti langsung terjun
ke lapangan untuk mencari serta mengumpulkan data yang diperlukan pada
penelitian. Jika fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen yang digunakan pada penelitian dan di harapkan dapat
melengkapi data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan wawancara.

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan dari penelitian untuk mendapatkan data, sehingga
mengetahui teknik pengumpulan data adalah suatu hal kewajiban bagi peneliti
agar mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan
(Sugiyono, 2018:104). Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2018:114), wawancara merupakan teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

43
untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara langsung dan terinci atas
segala kebutuhan informasi yang diperlukan untuk mengelola hasil
penelitian yang valid.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu metode untuk melihat
bagaimana suatu peristiwa, kejadian maupun hal-hal yang terjadi. Sutrisno
Hadi (dalam Sugiyono, 2015:145) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting
adalah proses pengamatan dan ingatan. Peneliti terjun langsung ke lapangan
atau lingkungan yang diteliti untuk mengamati peristiwa, kejadian maupun
hal-hal yang berkaitan dengan yang akan ditelitinya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi juga merupakan teknik yang sangat penting dalam
pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2018:124) dokumen adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar seperti foto, gambar hidup, sketsa, dan
lain-lain. Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik
dokumentasi dimana merupakan pelengkap dari dua teknik yang telah
disebutkan di atas agar data yang diperoleh lebih valid, reliable, dan
akuntable.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

44
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2018:131). Data
dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan
mendeskripsikan secara menyeluruh data yang diperoleh selama proses
penelitian. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2018:132-142)
mengemukakan bahwa dalam terdapat empat tahap analisis data, yaitu:
1. Pengumpulan Data
Kegiatan utama pada penelitian adalah mengumpulkan data.
Pengumpulan data dilakukan berhari hari atau berbulan bulan sehingga data
yang diperoleh akan banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan
penjelajahan secara umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti
danmencatat semua data secara obyektif sesuai dengan hasil yang ada di
lapangan.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang paling pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang sudah di
reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta memudahkan
peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya.
3. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi data, langkah selanjutanya adalah menyajikan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat lakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Dengan penyajian data maka akan memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami.
4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Tahap akhir pengolahan data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.
Setelah semua data telah tersaji permasalahan yang menjadi objek penelitian
dapat dipahami dan kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan hasil dari

45
penelitian ini. Kesimpulan ini merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya belum jelas.

46
DAFTAR PUSTAKA
Alamilla, M.-T., Jones, M. A., Moh, N. J., Rash, A., & Castro, A. D. (2019).
Evaluating The Effectiveness Of The Standard Integrated Government Tax
Administration System Provided By The Central Information Technology
Office.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Alif, M., Warsono, H., Soedarto, J. H., & Tembalang Semarang, S. (2019). Analysis
Development Of E-Government On Provision Of Information Access In
Central Java’s Province Library. http://fisip.undip.ac.id

Almanar, M. A., Ariany, R., & Zetra, A. (2019). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Sekretariat Kpu Kabupaten
Kepulauan Meranti Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014. Nusantara : Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(2), 253.
https://doi.org/10.31604/jips.v6i2.2019.253-266

Aqhni Adisi A. (2022). Efektivitas Program Sistem Informasi Pemerintah Daerah


(SIPD) pada Kantor BPKAD Kabupaten Indragiri Hulu. In JHPIS) (Vol. 1,
Issue 3).

Aritonang, D. M. (2017). The Impact of E-Government System on Public Service


Quality in Indonesia. European Scientific Journal, ESJ, 13(35), 99.
https://doi.org/10.19044/esj.2017.v13n35p99

Anwar, M. Khoirul dan Asianti Oetojo S. (2004). Aplikasi Sistem Informasi


Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA.
Yogayakarta: Pustaka Pelajar.

Budiani, N. W. (2007). Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran


Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” di Dusun Badegan Bantul.
Yogyakarta: Pustaka Rihama.

47
Delone, W. H., & Mclean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model of
Information Systems Success: A Ten-Year Update. In Information Systems
Research, Journal of Management Information Systems (Vol. 19, Issue 4).

DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2016). Information Systems Success


Measurement. Foundations and Trends® in Information Systems, 2(1), 1–
116. https://doi.org/10.1561/2900000005

Dhea Narasmita, N. (2019). Efektivitas Sistem Informasi Layanan dan


Pemberdayaan Masyarakat Pasar (Siladamas).
http://36.81.200.96/siladamas/.

Ekaputra nanda. (2021). Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Pemerintahan


Daerah (SIPD) Dalam Penyusunan Dokumen RKPD Di Kabupaten
Nganjuk. Otonomi, 21, 1–18.

Hidayah, N. R. (2018). Efektivitas Penerapan Layanan Sistem Informasi Tanda


Tangan Elektronik (Sittek) Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (Dpmptsp) Kabupaten Sidoarjo.
www.ombudsman.go.id.

Hasibuan, Malayu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi


Revisi.Jakarta: PT Bumi Aksara

Indrajit, Richardus Eko. (2022). Membangun Aplikasi E-Government. Jakarta : PT


Elek Media Komputindo

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-Government

J. A. O Brien and G. M. Marakas. (2011). Management Information System. 10th


Edition ed., P. Ducham, Ed., New York: McGraw-Hill/Irwin, 2011.

Kementrian Dalam Negeri. https://www.kemendagri.go.id. Diakses pada 25


November 2022

48
Laudon, Kenneth C.dan Laudon, Jane P. (2012). Management Information Systems
- Managing The Digital Firm.12th Edition. Pearson Prentice Hall.

Lestari, M., Kertahadi, & Suyadi, I. (2013). Efektifitas Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak (Sidjp) (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Malang Utara). In Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | (Vol. 6, Issue 2).
www.scrib.com/SIDJP

Marlina Siti. (2017). Pendekatan Delone And Mclean Untuk Mengkaji Efektivitas
Sistem Informasi Manajemen Paket Aplikasi Sekolah (SIM-PAS). 19(2).

Marpin Pagau, R., Kimbal, M., & Kumayas, N. (2018). Efektivitas Pembinaan
Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Klas Iia Manado.

Mbipi, S. D., Assih, P., & Sumtaky, M. (2021). Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Good Governance terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. AFRE
(Accounting and Financial Review), 3(2), 152–158.
https://doi.org/10.26905/afr.v3i2.5503

Melati, D., Adhy Muhtar, E., & Susanti, E. (2020). Critical Success Factors in
Implementing Employee Information System Based On E-Government in
The Bureau of Public Affairs at The Regional Secretariat Of West Java
Province. http://jurnal.unpad.ac.id/jmpp

Mohammed Alhendawi, K., & Suhaimi Baharudin, A. (2017). The Assessment Of


Information System Effectiveness In E-Learning, E-Commerce And E-
Government Contexts: A Critical Review Of The Literature. Article in
Journal of Theoretical and Applied Information Technology, 95(18).
https://www.researchgate.net/publication/322854121

Manoppo, E. S., & Walandouw…, S. K. (2019). Analysis Of Budget Planning (Rka-


Skpd) In Financial And Asset Management Income In Sangihe Island
Regency. Jurnal Emba, 7(4), 4798–4807.

McLeond, McLeond, Jr. Raymond. (2001). Sistem Informasi Manajemen, Jilid 1,


Edisi ke 7. Jakarta : Prenhallindo

49
Pamella Aulia May Ingla, & Hany Fanida Eva. (2022). Analisis Efektivitas Aplikasi
Wargaku Surabaya dalam Menunjang Pelayanan Publik Masyarakat Kota
Surabaya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang tentang


Klasifikasi, Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan
Keuangan Daerah.

Pradana G.W., dan Eva Hany Fanida. (2018). Electronic Government. Surabaya:
Unesa University Press Pustaka Pelajar.

Simatupang, Patar dan Akib, Haedar. (2007). ”Potret Efektivitas Organisasi


Publik: Review Hasil Penelitian”. Manajemen Usahawan Indonesia. No 01.
Th.XXXVI.

Suaedi Falih, Wardianto Bintoro (eds). (2010). Revitalisasi Administrasi Negara


(Reformasi Birokrasi Dan E-Governance). Yogyakarta : Graha Ilmu

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sumaryadi, I Nyoman. (2005). Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah.


Jakarta : Citra Utama

Salindeho, A. (2021). The Role Of Regional Government Information System (Sipd)


On The Sub-District Of Aertembaga’s Financial Accountability.
Ijoms.Internationaljournallabs.Com, 1(3), 150–153.

50
Twizeyimana, J. D., & Andersson, A. (2019). The public value of E-Government –
A literature review. In Government Information Quarterly (Vol. 36, Issue
2, pp. 167–178). Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/j.giq.2019.01.001

Wuwara Citta, Kimbal Alfon, & Kumayas Neny. (2020). IMPLEMENTASI


SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH KOTA MANADO
(Studi di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota
Manado). 2(5).

Weber, Weber Ron. (1999). Information System Control and Audit. New Jersey,
Prentice Hall, Inc 1999

Wibawa, Samodra. (2009). Administrasi Negara Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta


: Graha Ilmu.Yogyakarta.

51
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Dalam menganalisis efektivitas Penerapan Sistem Informasi Pemerintahan


Daerah (SIPD) Dalam Perencanaan Anggaran Di Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta, menggunakan teori Efektivitas
Sistem Informasi oleh DeLone dan McLean (2016), terdapat enam indikator yang
meliputi: Systems Quality (Kualitas Sistem), Information Quality (Kualitas
Informasi), Service Quality (Kualitas Pelayanan), Use (Penggunaan), User
Satisfaction (Kepuasan Pemakai), Net Benefits (Keuntungan Bersih):

A. Systems Quality (Kualitas Sistem)


1. Menurut Bapak/Ibu, apakah aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD) mudah digunakan/dioperasikan oleh pengguna di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
2. Menurut Bapak/Ibu, apa sajakah kegunaan/fitur menu dan fungsi dari
aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang diterapkan di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta?
3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah kecepatan waktu respon dari aplikasi
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
4. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah aksesibilitas sistem atau kemudahan
dalam mengakses aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah terdapat hambatan dalam penerapan aplikasi
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?

52
B. Information Quality (Kualitas Informasi)
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah informasi atau data yang dihasilkan oleh Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) mudah dimengerti oleh pengguna
dan dapat mendukung proses kerja di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
cukup relevan dan berguna dalam membantu proses kerja di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah tingkat keamanan informasi yang
dihasilkan dalam aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)
yang diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Yogyakarta?
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Yogyakarta selalu diperbarui guna meningkatkan kinerja dari
sistem tersebut?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah informasi atau data yang dihasilkan oleh
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta akurat dan dapat
dipercaya?

C. Service Quality (Kualitas Pelayanan)


1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah keandalan dan kemampuan
pengguna/admin dalam menjalankan aplikasi Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah sikap dan kemauan yang ditunjukkan
pegawai dalam menggunakan layanan Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD) khususnya untuk perencanaaan anggaran di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?

53
3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah kecepatan respon pegawai/pengguna
dalam menggunakan layanan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) khususnya untuk perencanaaan anggaran pada di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?

D. Use (Penggunaan)
1. Menurut Bapak/Ibu, seberapa sering pengguna menggunakan Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
2. Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu pengguna/admin dalam
menggunakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana proses dan alur penggunaan Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam perencanaan anggaran di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta?

E. User Satisfaction (Kepuasan Pengguna)


1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap
penerapan aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?
2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat keinginan pengguna untuk
menggunakan kembali aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta?

F. Net Benefits (Keuntungan Bersih)


1. Menurut Bapak/Ibu, apa saja dampak yang dirasakan dalam penerapan
aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta?

54
2. Menurut Bapak/Ibu, apa sajakah keuntungan yang diperoleh dalam
penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta.

55
LAMPIRAN 2

Tabel Penelitian Terdahulu

Judul Nama Metode


Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
Efektivitas Nanda Dias Deskriptif Pada Hasil penelitian
Penerapan Ekaputra Kualitatif penelitian ini dapat
Aplikasi tersebut disimpulkan
Sistem penulis bahwa penerapan
Informasi menggunakan aplikasi SIPD
Pemerintahan teori dalam
Daerah (SIPD) efektivitas penyusunan
Dalam menurut dokumen RKPD
Penyusunan Gibson yang Kabupaten
Dokumen terdiri dari Nganjuk
RKPD Di Produksi, cenderung masih
Kabupaten Efisiensi, kurang efektif
Nganjuk Kepuasan, apabila dilihat
Keadaptasian, dari kualitas
kelangsungan dokumen RKPD
Hidup yang dihasilkan
dipastikan tidak
akan selaras
dengan dokumen
RPJMD yang
sudah ada
dikarenakan
nomenkaltur dari
program dan
kegiatan berubah
secara

56
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
keseluruhan
sehingga akan
mempengaruhi
output yang
dihasilkan dari
kegiatan yang
dilaksanakan
perangkat
daerah.
Efektivitas Chinda Kualitatif Pada Hasil penelitian
Program Aqhni Adisi dengan penelitian menunjukkan
Sistem pendekatan tersebut bahwa program
Informasi studi kasus penulis SIPD pada
Pemerintah menggunakan BPKAD sudah
Daerah (SIPD) teori cukup efektif
pada Kantor efektivitas tetapi masih
BPKAD menurut terdapat faktor
Kabupaten Sutrisno yang penghambat
Indragiri Hulu terdiri dari: yang ditemukan,
Pemahaman masih terjadi eror
Program, jaringan, tidak
Tepat Sasaran, bisa membuat
Tepat Waktu, template
Tercapainya sehingga
Tujuan, penggunaan
Perubahan SIPD pada
Nyata BPKAD masih
menggunakan

57
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
aplikasi
pendamping
Implementasi Wurara, dkk Deskriptif Pada Hasil Penelitian
Sistem Kualitatif penelitian menunjukkan
Informasi tersebut bahwa penerapan
Pemerintahan penulis Sistem Informasi
Daerah Kota menggunakan Pemerintahan
Manado (Studi teori model Daerah (SIPD)
di Badan implementasi belum terlaksana
Perencanaan, kebijakan dengan baik di
Penelitian dan publik dari Kota Manado
Pengembangun George C. karena masih
Daerah Kota Edward III banyaknya
Manado yang SKPD yang tidak
indikatornya dapat
terdiri dari memasukkan
komunikasi, data dalam
sumber daya, jangka waktu
disposisi atau yang sudah
sikap, dan ditentukan oleh
struktur Bappelitbangda,
organisasi sehingga
menyebabkan
keterlambatan
dalam
memasukkan
data perencanaan
dan masih

58
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
kurangnya
sumber daya
manusia yang
berkualitas dan
kurangnya
bimbingan teknis
yang
mengakibatkan
operator tidak
dapat
mengoperasikan
SIPD.
Efektivitas Nadiyah Deskriptif Pada Hasil penelitian
Penerapan Rahmi Kualitatif penelitian menunjukkan
Layanan Hidayah tersebut bahwa
Sistem penulis Efektivitas
Informasi menggunakan Penerapan
Tanda Tangan teori Layanan Sistem
Elektronik efektivitas Informasi Tanda
(SITTEK) di sistem Tangan
Dinas informasi Elektronik
Penanaman menurut (SITTEK) di
Modal dan DeLone dan Dinas
Pelayanan McLean Penanaman
Terpadu Satu (2003) Modal dan
Pintu meliputi Pelayanan
(DPMPTSP) Systems Terpadu Satu
Quality Pintu

59
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
Kabupaten (Kualitas (DPMPTSP)
Sidoarjo Sistem), Kabupaten
Information Sidoarjo
Quality terlaksana
(Kualitas dengan efektif.
Informasi), karena sejak
Service diterapkannya
Quality aplikasi Sistem
(Kualitas Informasi Tanda
Pelayanan), Tangan
Use Elektronik
(Penggunaan), (SITTEK) pada
User 15 Juni 2015,
Satisfaction dapat mengatasi
(Kepuasan permasalahan
Pemakai), Net yang terjadi
Benefits dalam
(Keuntungan pengurusan
bagi proses perizinan
organisasi) di Dinas
Penanaman
Modal dan
Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu
(DPMPTSP)
Kabupaten
Sidoarjo

60
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
Analisis Ingla Kualitatif Pada Hasil dari
Efektivitas Pamella dan penelitian penelitian ini
Aplikasi Aulia May Deskriptif tersebut menunjukkan
Wargaku dan Eva penulis bahwa aplikasi
Surabaya Hany Fanida menggunakan Wargaku
dalam teori Surabaya yang
Menunjang efektivitas dibuat oleh
Pelayanan sistem Pemerintah Kota
Publik informasi Surabaya bekerja
Masyarakat menurut sangat efektif
Kota Surabaya DeLone dan dalam
McLean mendukung
(2003) pelayanan publik
meliputi di kota Surabaya
Systems serta
Quality memberikan
(Kualitas masukan dan
Sistem), saran untuk lebih
Information meningkatkan
Quality dan
(Kualitas memaksimalkan
Informasi), kinerja dari
Service aplikasi ini.
Quality Faktor kualitas
(Kualitas sistem, dalam
Pelayanan), menanggapi
Use keluhan maupun
(Penggunaan), saran dari
User pengguna dapat

61
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
Satisfaction merespon cukup
(Kepuasan cepat sehingga
Pemakai), Net dapat membantu
Benefits masyarakat.
(Keuntungan Pengguna, sudah
Profit) banyak
masyarakat
Surabaya yang
menggunakan
aplikasi ini.
Kepuasan
pengguna, dilihat
dari banyaknya
pengguna yang
memberikan
ulasan bagus
terhadap aplikasi
ini dan
Keuntungan
profit yang
didapatkan oleh
masyarakat dapat
memudahkan
masyarakat
dalam
melakukan
aduan.

62
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
The DeLone William Deskriptif Pada Hasil penelitian
and McLean H.DeLone Kuantitatif penelitian menunjukkan
Model of dan Ephraim tersebut bahwa mereka
Information R. McLean penulis menggabungkan
Systems menggunakan model penelitian
Success: A teori model yang asli dengan
Ten-Year kesuksesan model penelitian
Update sistem terbaru yang
informasi berkaitan dengan
menurut pengukuran
DeLone dan kesuksesan
McLean sistem informasi
(1992) termasuk pada
meliputi lingkungan e-
Systems commerce.
Quality, Tujuan dalam
Information perubahan model
Quality, Use, kesuksesan
User, sistem informasi
Satisfaction, D&M tersebut
Individual sebagian besar
Impact, dan hanya perubahan
Organizational pada
Impact tingkatannya,
bukan pada
macam-
macamnya
ataupun
maknanya.

63
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
Penambahan
tersebut
diantaranya
adalah sub
variabel
“Dampak
Individu” dan
“Dampak
Organisasi” ke
dalam sub
variabel
“Keuntungan
Bersih” tanpa
mengubah
makna yang
terkandung
dalam dua sub
variable yang
telah
digabungkan
tersebut.
Evaluating The Alamilla, Metode Pada Hasil penelitian
Effectiveness dkk Kuantitatif penelitian menunjukkan
Of The tersebut bahwa, secara
Standard penulis keseluruhan
Integrated menggunakan dimensi kualitas
Government teori model IS memiliki
Tax DeLone dan pengaruh positif

64
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
Administration McLean yang signifikan
System (2003) yang terhadap dampak
Provided By terdiri dari : organisasi baik
The Central Kualitas secara langsung
Information Informasi, maupun tidak
Technology Kualitas langsung.
Office Sistem, Sementara
Kualitas pendekatan
Layanan, evaluasi formal
Penggunaan, dapat
Kepuasan memberikan
Pengguna, dan langkah-langkah
Manfaat bersih objektif,
pendekatan
informal untuk
mendapatkan
persepsi
efektivitas sistem
diperlukan dan
membantu untuk
mengkalibrasi
kredibilitas
informasi dalam
evaluasi MIS
Kantor Pusat
Teknologi
Informasi.
Hasilnya
menunjukkan

65
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
bahwa sistem
SIGTAS berada
di atas rata-rata
keberhasilan dan
banyak implikasi
yang harus
dilakukan untuk
meningkatkan
manfaat bersih di
masa depan baik
bagi karyawan
maupun pekerja.
The Assesment Kamal Studi Pada Hasil penelitian
of Information Mohammed Literatur penelitian ini menunjukkan
System Alhendawi tersebut bahwa model
Effectiveness in dan Ahmad penulis D&M memiliki
e-Learning, e- Suhaimi menggunakan gap tidak
commerce and Baharudin tinjauan lengkap karena
e-Government teoritis variabel
Contexts: A literatur IS, independen
Critical Review dengan fokus (faktor kualitas)
and khusus pada tidak mencakup
Conceptual konsep semua fungsi dan
Model efektivitas karakteristik IS.
WIS pada Selanjutnya,
tingkat konsep
individu, efektivitas IS
dimana tidak secara

66
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
efektivitas komprehensif
dikonsepkan mencakup kedua
dalam aspek sisi kinerja
keterampilan pengguna dalam
kinerja hal kompetensi
pengguna pengguna. Selain
itu, kerangka
teori baru juga
dikembangkan
untuk menutupi
masalah
ketidaklengkapan
di sisi faktor
kualitas dengan
menambahkan
faktor baru yaitu
kualitas desain
interaksi sebagai
salah satu
penentu
efektivitas WIS.
Critical Melatia, dkk Metode Pada Hasil penelitian
Success kualitatif penelitian menunjukkan
Factorsin tersebut bahwa
Implementing peneliti implementasi
Employee menggunakan sistem informasi
Information teori critical manajemen
System Based success factor kepegawaian

67
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
On E- yang berbasis e-
Government in dikemukakan government pada
The Bureau of oleh Rockart Biro Humas
Public Affairs (1982) yang Sekretariat
at The terdiri dari Daerah Provinsi
Regional Layanan, Jawa Barat
Secretariat Of Komunikasi, belum optimal
West Java Sumber daya karena belum
Province manusia, didukung oleh
Reposisi sumber daya
Sistem manusia yang
Informasi kompeten dalam
implementasi
berbasis
teknologi. sistem
informasi
manajemen
sehingga
keakuratan data
sulit dicapai.
The public JD Studi Pada Hasil penelitian
value of E- Twizeyimana literatur penelitian menunjukkan
Government – dan deskriptif tersebut bahwa masih
A literature A.Andersson multidimensi penulis kurangnya
review menggunakan penelitian
pendekatan tentang nilai
enam dimensi publik e-
nilai publik e- government,

68
Judul Nama Metode
Analisis Teori Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Penelitian
government khususnya dalam
yang menjadi konteks negara-
tiga dimensi negara
utama meliputi berkembang dan
Peningkatan yang lebih
Pelayanan penting tidak
Publik, adanya penelitian
Peningkatan semacam ini di
Administrasi, negara tertinggal
dan (LDCs) dan
Peningkatan masih terdapat
Nilai Sosial. kekurangan studi
banding di
tingkat nasional,
regional, dan
proyek dan
kurangnya
penelitian
tentang
perspektif
generatif.

69

Anda mungkin juga menyukai