Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN

KARTU PDAM SEHAT KOMBINASI BPJS KESEHATAN

( Studi pada Pegawai PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi tahun 2018 )

PROPOSAL TESIS

Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan


Penelitian dalam Rangka Penulisan Tesis
Institut Ilmu Sosial Dan Manajemen
STIAMI

Disusun Oleh :

Rika Damaiyanti

NPM : BC 917122241

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ADMINISTRASI PUBLIK


INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
JAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama
baik pemerintah maupun masyarakat. Gangguan kesehatan yang
terjadi pada masyarakat akan berpengaruh terhadap pembangunan
suatu negara dan akan menimbulkan kerugian di bidang ekonomi.
Pemerintah dituntut untuk mampu menciptakan suatu sistem
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Kesehatan
mempunyai peranan penting dalam hidup masyarakat, karena
kesehatan merupakan aset kesejahteraan badan, jiwa, dan sosial
bagi setiap individu. Pemerintah selalu berupaya meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat dengan menggunakan jaminan
sosial. Jaminan sosial ini merupakan salah satu bentuk
perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah yang
berguna menjamin warga negara atau masyarakatnya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak.

Program jaminan sosial ini dimulai dari Jamkesmas,


Jamkesda, ASKES dan muncul program baru pemerintah yang
namanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). UU Nomor
24 Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua badan
penyelenggara Jaminan 2 Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagkerjaan. 1 Januari 2014 pemerintah dalam Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melaksanakan
kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN merupakan
program pelayanan kesehatan dari pemerintah yang dikelola oleh
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). BPJS kesehatan
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berubah menjadi
Badan Hukum Publik yang ditugaskan khusus oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Program ini melayani berbagai lapisan dari kalangan
masyarakat. BPJS Kesehatan ditujukan untuk memberikan proteksi
agar seluruh lapisan masyarakat mendapatkan akses kesehatan
secara merata. Pelaksanaan program kesehatan terus diperbaiki,
karena peserta BPJS Kesehatan, mitra BPJS Kesehatan atau
fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan
dokter terus bertambah. Adanya program jaminan kesehatan
nasional BPJS Kesehatan ini sangat membantu masyarakat untuk
meringankan biaya pengobatannya, sehingga pada saat sekarang
ini banyak ditemui pasien yang menggunakan layanan BPJS
Kesehatan salah satunya di pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas).

Pada PDAM Tirta Patriot Bekasi juga mempunyai kartu


tersendiri yakni Kartu PDAM Sehat. Program PDAM Sehat
ditetapkan Pada Tanggal 1 Juli 2016 dengan tujuan memberikan
jaminan kesehatan untuk pegawai dan direksi PDAM Tirta Patriot
Kota Bekasi sebagai salah satu bentuk kesejahteraan yang
diberikan Perusahaan. Program PDAM Sehat memberikan
fasilitas bagi peserta dalam pelayanan kesehatan terdiri dari rawat
inap, rawat jalan, melahirkan serta rawat gigi dan mata sesuai
dengan tabel manfaat dan syarat – syaratyang telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direktur Utama Nomor :
842.2/213.c/KEP.PDAM-TP/VII/2016 tentang Pelayanan
Kesehatan Program PDAM Sehat Untuk Direksi dan Pegawai.
Program PDAM Sehat dikelola langsung oleh PDAM Tirta Patriot
Khususnya Bagian Kepegawaian bekerjasama dengan beberapa
rumah sakit,bagi peserta yang terdaftar sebagaipeserta Program
PDAM Sehat maka diterbitkanlah Kartu PDAM Sehat sebagai
penjamin untuk mendapatkan pelayanan kesehatanbagi pihak
rumah sakit yang sudah bekerjasama, Program PDAM Sehat
dapat juga sebagai pendamping yang bersifat Coordination of
Benefit (COB) dalam pembiayaan pelayanan kesehatan antara
BPJS Kesehatan dan Program PDAM Sehat.

Dengan adanya dua fasilitas kesehatan ini tentunya


memberikan kontribusi lebih untuk karyawan. Maka dari itu,
penulis mengambil judul “ANALISIS EFKTIVITAS PENGGUNAAN
KARTU PDAM SEHAT KOMBINASI BPJS KESEHATAN ( Studi
Kasus pada Pegawai PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi tahun
2018)”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang menjadi keuntungan dengan adanya kartu PDAM
Sehat kombinasi BPJS Kesehatan ?
2. Seberapa besar efektivitas Program kartu PDAM Sehat
kombinasi BPJS Kesehatan terhadap pegawai PDAM Patriot
Bekasi ?

C. TUJUAN
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui keuntungan dari penggunaan kartu
PDAM Sehat kombinasi BPJS Kesehatan.
2. Untuk mengetahui efektivitas program kartu PDAM Sehat
kombinasi BPJS Kesehatan terhadap pegawai PDAM Patriot
Bekasi.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Pengertian Kebijakan Publik

Istilah kebijakan dalam bahasa Inggris policy yang

dibedakan dari kata wisdom yang berarti kebijaksanaan atau

kearifan. Kebijakan merupakan pernyataan umum perilaku daripada

organisasi. Kebijakan membatasi ruang lingkup yang dalam,

dengan menetapkan pedoman untuk pemikiran pengambilan

keputusan dan menjamin bahwa keputusan yang diperlukan akan

memberikan sumbangan pemikiran terhadap penyelesaian tujuan

yang menyeluruh.

Kebijakan disebutkan dalam Hamdi (2015;36) kebijakan (policy)


umumnya dipahami sebagai keputusan yang diambil untuk
menangani hal hal tertentu.namun, kebijakan bukanlah sekedar
suatu keputusan yang ditetapkan. Menurut Dye (Wahab, 2016:14)
definisi kebijakan adalah whatever goverments choose to do or not
to do. Definisi ini bermakna bahwa pilihan atau apapun yang
dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah.
Interpretasi kebijakan diatas dimaknai dengan dua hal

penting: pertama, bahwa kebijakan haruslah dilakukan oleh badan

pemerintah, dan kedua, kebijakan tersebut mengandung pilihan

dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut sesuai

dengan yang di katakan

Kebijakan publik dalam kerangka substantif adalah segala aktifitas


yang dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan masalah
publik yang dihadapi. Kebijakan publik diarahkan untuk
memecahkan masalah publik untuk memenuhi kepentingan dan
penyelenggaraan urusan-urusan publik. Winarno (2016;29)
Berdasarkan pengertian diatas, maksud dari kebijakan

sebagai bagian dari aktifitas atau tindakan yang dilakukan

pemerintah, dimana kegiatan tersebut berhubungan dengan

penyelesaian beberapa maksud atau tujuan. Oleh karena itu,

kebijakan sangat diperlukan dalam organisasi, karena kebijakan

dipandang sebagai pedoman yang digunakan dalam mencapai

tujuan dan hasil yang diharapkan sesuai dengan keputusan-

keputusan yang dibuat. Kebijakan diciptakan untuk mengatur

kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah

disepakati secara bersama dalam proses formulasi kebijakan.

2. Efektivitas Program
Efekftivitas program merupakan suatu cara untuk
mengukur sejauh mana program tersebut dapat berjalan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian
terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu
cara untuk mengukur efektivitas program. Efektivitas program
dapat diketahui dengan membandingkan tujuan program
dengan output program (Ditjen Binlantas Depnaker, 1983 dalam
Satries, 2011). Sementara itu pendapat peserta program dapat
dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas
program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kerkpatrick yang dikutip
oleh Cascio (1995) dalam Satries (2011) bahwa evaluasi
terhadap efektivitas program dapat dilakukan, diantaranya
melalui reaksi peserta terhadap program yang diikuti.
Budiani (2007:53) menyatakan bahwa untuk mengukur
efektivitas program dapat dilakukan dengan menggunakan
variabel-variabel sebagai berikut : 1) Ketepatan sasaran
program : sejauhmana peserta program tepat dengan sasaran
yang sudah ditentukan sebelumnya. 2) Sosialisasi program :
kemampuan penyelenggara program dalam melakukan
sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan
program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada
umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya.
3)Tujuan program : sejauhmana kesesuaian antara hasil
pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah
ditetapkan sebelumnya. 4) Pemantuan program : kegiatan yang
dilakukan setelah dilaksanakannya program sebagai bentuk
perhatian kepada peserta program. Pengukuran efektivitas
menurut Krech, Cruthfied dan Ballachey dalam bukunya
“Individual and Society” yang dikutip Danim (2004) dalam
bukunya “Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok”
dalam Kristanto (2013:5), menyebutkan ukuran efektivitas
program, yaitu: (1) Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya
hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi,
program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari
perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran
(output); (2) Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran
dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah
atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu);
(3)Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang
kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat
menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.; (4) Intensitas yang
akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu
tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki
dengan kadar yang tinggi. (dalam Danim, 2004:119-120). Untuk
mengukur efektivitas program, Menurut Sutrisno (2007:125-126)
mengidentifikasi hasil studi para ahli mengenai ukuran efektifitas
program didalam sebuah organisasi, yaitu : 1) Pemahaman
program : dilihat sejauh mana masyarakat dapat memahami
kegiatan program. 2)Tepat sasaran : dilihat dari apa yang
dikehendaki tercapai atau menjadi kenyataan. 3)Tepat waktu :
dilihat melalui penggunaan waktu untuk pelaksanaan program
yang telah direncanakan tersebut apakah telah sesuai dengan
yang diharapkan sebelumnya. 4)Tercapainya tujuan : diukur
melalui pencapaian tujuan kegiatan yang telah dijalankan. 5)
Perubahan nyata : diukur melalui sejauhmana kegiatan tersebut
memberikan suatu efek atau dampak serta perubahan nyata
bagi masyarakat ditempat.

3. Teori Kesesuaian
Mencapai efektivitas program tentunya harus ada konsep dalam
pelaksanaan program tersebut. Program merupakan salah satu
upaya untuk mencapai tujuan. Dalam teori ini menjelaskan
bahwa pelaksanaan program perlu adanya pembuatan prosedur
kerja yang jelas agar program kerja dapat dilaksanakan dan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adanya pelaksanaan
program yang baik, maka efektivitas program akan dapat
tercapai. Korten menggambarkan model ini berintikan tiga
elemen yang ada dalam pelaksanaan program yaitu program itu
sendiri, pelaksanaan program, dan kelompok sasaran program.

4. BPJS Kesehatan
BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS Kesehatan) adalah badan hukum publik yang
bertanggung jawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh
penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia. Pada 1 Januari 2014
Pemerintah mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah
UUBPJS. Pelaksanaan program Jamkesmas dilaksanakan
sebagai amanah Pasal 28 ayat (1) Undang–Undang Dasar
Negara Republik Indonesia, yang menyatakan bahwa ”Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidupyang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Selain itu
berdasarkan Pasal 34 ayat (3) Undang–Undang Dasar Negara
Republik Indonesia dinyatakan bahwa ’Negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.”

Kepesertaan anggota BPJS Kesehatan meliputi :


 Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia yang telah
membayar iuran.
 Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.
 Pemberi Kerja adalah perseorangan, pengusaha, badan
hukum, atau badan lainya yang mempekerjakan tenaga
kerja, atau penyelenggara Negara yang mempekerjakan
pegawai negeri atau pegawai swasta dengan membayar
gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainya.

Pelayanan BPJS Kesehatan


 Jenis Pelayanan ada dua jenis pelayanan yang akan
diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa pelayanan
kesehataan (manfaat medis) serta akomadasi dan
ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan
untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan
kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
setempat.
 Prosedur Pelayanan Peserta yang memerlukan pelayanan
kesehatan pertama harus memperoleh pelayanan
kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Bila
peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,
maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan gawat
darurat.
 Kompensasi Pelayanan bila disuatu daerah belum ada
fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi
kebutuhan medis sejumlah peserta, BPJS kesehatan wajib
memberikan kompensasi.
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan meliputi semua
fasilitas kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS
Kesehatan.

5. Program PDAM SEHAT.


Program PDAM Sehat ditetapkan Pada Tanggal 1 Juli 2016
dengan tujuan memberikan jaminan kesehatan untuk pegawai
dan direksi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi sebagai salah satu
bentuk kesejahteraan yang diberikan Perusahaan. Program
PDAM Sehat memberikan fasilitas bagi peserta dalam
pelayanan kesehatan terdiri dari rawat inap, rawat jalan,
melahirkan serta rawat gigi dan mata sesuai dengan tabel
manfaat dan syarat – syaratyang telah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direktur Utama Nomor : 842.2/213.c/KEP.PDAM-
TP/VII/2016 tentang Pelayanan Kesehatan Program PDAM
Sehat Untuk Direksi dan Pegawai. Program PDAM Sehat
dikelola langsung oleh PDAM Tirta Patriot Khususnya Bagian
Kepegawaian bekerjasama dengan beberapa rumah sakit,bagi
peserta yang terdaftar sebagaipeserta Program PDAM Sehat
maka diterbitkanlah Kartu PDAM Sehat sebagai penjamin untuk
mendapatkan pelayanan kesehatanbagi pihak rumah sakit yang
sudah bekerjasama, Program PDAM Sehat dapat juga sebagai
pendamping yang bersifat Coordination of Benefit (COB) dalam
pembiayaan pelayanan kesehatan antara BPJS Kesehatan dan
Program PDAM Sehat.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas


Hasibuan dalam Samsudin Dkk (2014:2) mengatakan ada
beberapa faktor yang mepengaruhi efektifivitas program, antara lain
:
 Kualitas Aparatur Ruky dalam Samsudin Dkk (2014:2)
berpendapat bahwa kualitas sumber daya manusia
pada dasarnya adalah tingkat pengetahuan,
kemampuan dan kemauan yang terdapat pada
sumber daya manusia.
 Kopetensi Administator menurut Rivai dalam
Samsudin Dkk (2014:3) menjelaskan bahwa
kemampuan adalah kapasitas individu untuk
melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan
tertetu.
 Sarana prasarana merupakan penunjang atau
peralatan kerja dalam hal ini termasuk dalam
pengertian sarana prasarana adalah bagian penting
dan ikut menentukan terselenggaranya aktivitas.
Menurut kaho dalam Samsudin Dkk (2014:3) bahwa
faktor sarana dan prasarana di artikan sebagai
peralatan penting dalam penyelenggaraan aktivitas
pemerintah, dalam hal ini sarana digunakan untuk
mempermudah atau memperlancar gerak dan
aktivitas pemerintah.
 Pengawasan adalah satu diantara fungsi manajemen
yang merupakan proses kegiatan pemimpin untuk
memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan tugas
dalam sebuah lembaga akan terlaksana dengan baik
sesuai dengan kebijakan, intruksi, rencana dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Selanjutnya
Sutarto dalam Tangkilisan (2002:60) mengemukakan
bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi efektifitas
adalah faktor internal dan

Internal ini meliputi sebagai keseluruhan faktor yang


ada dan berkaitan dengan sekelompok orang yang
melakukan aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Tangkilisan (2005:158) adanya kerjasama
yang merupakan unsur terpenting dalam suatu lembaga.
Hubungan kerjasama yang baik maka keberhasilan
pencapaian tujuannya akan lebih cepat. Kerjasama ini bukan
hanya terjadi antara individu dengan individu melainkan
dapat juga dengan individu dengan instansi atau instansi
dan instansi. Menurut Djamin dalam Hasibuan (2011:86)
menyebutkan bahwa sebagai suatu usaha kerjasama antar
badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas
tertentu, sehingga saling mengisi, saling membantu dan
saling melengkapi. Selanjutnya Makmur (2011:264),
berpendapat bahwa hubungan kerja dalam kelembagan
pemerintah sangat dibutuhkan suatu bentuk pemikiran dan
tindakan secara nyata agar bangunan hubungan kerja itu
dapat memberikan manfaat baik anggota kelembagaan
pemerintah itu sendiri maupun bagi anggota masyarakat
Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektivitas

Faktor Eksternal Faktor Internal pada umumnya.


Koordinasi merupakan suatu usaha yang mampu
menyelenggarakan pelaksanaan tugas maupun kegiatan
dalam suatu lembaga. Faktor-faktor internal tersebut antara
lain :

 Departemenisasi, kegiatan menyusun satuan-satuan


dalam suatu lembaga.
 Fleksibilitas, keadaan dimana struktur organisasi
mudah diubah untuk disesuaikan dengan tuntunan
dan kebutuhan yang ada.
 Rentangan kontrol
 Berkelangsungan, kondisi untuk memberiikan
dukungan dengan berbagai sumber daya yang dimiliki
agar aktivitas dapat berjalan terus.
 Kepemimpinan (leader), proses pemerintah yang
mempengaruhi agar kegiatan yang saling terkait
dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
 Keseimbangan, ditempatkam pada stuktur dan
perannya masingmasing.

Faktor Eksternal mencakup suatu jaringan hubungan-


hubungan pertukaran dengan sejumlah lembaga dan
melibatkan diri dengan tujuan untuk memperoleh dukungan,
mengatasi hambatan, melakukan sumber daya, menata
lingkungan yang kondutif dan proses transformasi nilai
mapun inovasi maupun norma sosial yang ada. Berdasarkan
pendapat diatas dapat diketaui bahwa faktor internal yang
terdiri dari indikator kepemimpinaan (leader) berpengaruh
terhadap efektivitas pada suatu kebijakan. Adapun empat
faktor yang mempengaruhi efektitivitas, seperti yang
dikemukan Streers (1985:8) sebagai berikut :

 Karakteristik organisasi adalah hubungan yang


sifatnya relatif tetap seperti susunan sumber daya
manusia yang terdapat dalam organisasi. Sturktur
adalah cara unik suatu organisasi menyusun orang-
orang untuk menciptakan sebuah organisasi yang
meliputi faktor desentralisasi pengendalian, jumlah
spesialisasi pekerjaan, cakupan perumusan antar
pribadi dan lain-lain.
 Karakteristik lingkungan adalah berpusat
dilingkungan pekerjaan suatu organisasi. Lingkungan
ini mencangkup dua aspek. Yang pertama adalah
lingkungan ekstern yaitu semua kekuatan yang timbul
di luar batas-batas organisasi yang mempengaruhi
keputusan serta tindakan dalam organisasi seperti
kondisi ekonomi, pasar dan peraturan pemerintah.

7. Kerangka Pikir
Efektivitas adalah Hal-hal yang berkenaan dengan
keberhasilan suatu organisasi mencapai tingkat produktivitas yang
tinggi. Lebih lanjut dikatakan oleh Hidayat Efektivitas juga dapat
dikatakan adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kuantitas, kualitas, waktu) yang telah dicapainya. Jadi
dikatakan efektivitas apabila dalam pelaksanaan tugas telah
dilaksanakan dengan baik dan mencapai target yang telah
ditentukan baik secara kuantitas maupun kualitas dalam suatu
kondisi atau jangka waktu tertentu bagi kepentingan tertentu.
Demikian pula pelayanan umum masyarakat adalah segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah baik pusat maupun di Daerah sampai di
Kelurahan/Desa dalam bentuk (penyediaan/pemberian) barang
atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhann
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perudang-undangan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan merupakan penelitian dengan


pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Emzir (2010;3) karena
data yang dikumpulkan lebih mengambil kata kata atau gambar
daripada angka angka. Penelitian deskriptif dilakukan untuk
mengkaji kenyataan lapangan guna mendapatkan gambaran
faktual dan akurat tentang obyek yang akan diteliti. Menurut
Arikunto (2010;6) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain
yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian.
Menurut Denzun dan Lincoin dalam Moleong (2010; 8)
menyatakan “bahwa penelitian kwalitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada”. Pengertian lain dinyatakan oleh Jane
Richie dalam Moleong (2010;8) “ penelitian kualitatif adalah
upaya untuk menyajikan dunia sosial, perilaku, persepsi dan
persoalan tentang manusia yang diteliti.

B. Paradigma Penelitian

Dari beberapa pengertian diatas dapat dianalisa bahwa

penlitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,

didasarkan pada upaya untuk membangun pandangan mereka

yang diteliti, dibentuk dengan kata kata, dokumentasi sehingga

akan memunculkan kekhasanya tersendiri bagi metode penelitian

kualitatif ini.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kualitatif ysng

didasarkan pada analisa terhadap hasil tanggapan respanden


penelitian yang berperan sebagai informan kunci pada lokasi

penelitian. Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran

yang mendalam tentang bagaimana efektivitas kartu PDAM sehat

kombinas kartu BPJS Kesehatan .

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini peneliti fokuskan bagaimana tingkat efektivitas

penggunaan kartu PDAM sehat kombinasi kartu BPJS Kesehatan .

D. Penentuan Informan

Dalam penentuan informan peneliti berdasar kepada pendapat


Neuman (2000) tentang karakteristik informan yang baik yaitu (a)
seseorang yang mengetahui dengan baik budaya daerahnya dan
menyaksikan kejadian-kejadian di tempatnya (b) terlibat aktif
dengan kegiatan yang ada di tempat penelitian (c) orang yang
dapat meluangkan waktu bersama peneliti dengan instensitas
yang tinggi (d) non analitis, orang yang tidak analitis namu
mengetahui dengan baik situasi tanpa berpretensi menganalisis
suatu kejadian.

Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang

benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung

dengan masalah penelitian. Dengan menggunaka penelitian

kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor

kontektual, jadi dalam hal sampling dijaring sebanyak mungkin

informasi dari berbagai sumber. Maksud kedua dari informan

adalah untuk menggali informasi yang menjadi dasar dan

rancangan teori yang dibangin.


E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara menurut Riduan (2013;102) menyebutkan


bahwa wawancaca adalah suatu cara pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Sehingga dari pengertian tersebut dapat
diartikan bahwa Wawancara merupakan percakapan dengan
maksud tertentu.

Adapun faktor faktor yang akan mempengaruhi arus


informasi dalam wawancara Riduan menyebutkan ada
empat yaitu;
a. Pewawancara adalah petugas pengumpul informasiyang
diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas
dan merngsang responden untuk menjawab semua
pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan
dengan benar.
b. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat
menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
c. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang
biasanya dituagkan dalambentuk daftar pertanyaan agar
proses wawancara dapat berjalan dengan baik.
d. Situasi wawancara ini berhubungan denga waktu dan tempat
wawancara.

Sedangkan Wawancara ini berguna untuk :

a. mendapatkan data dari tangan pertama (primer),

b. pelengkap teknik pengumpulan data lainnya dan

c. sebagai penguji data yang didapat.

Wawancara dilakukan terhadap sumber yang mengetahui

secara lebih mendalam dengan permasalahan penelitian dengan

berpedoman pada interview guide.


2. pengamatan (Observasi)

Observasi dalam Riduan (2010;104) adalah melakukan


pengamatan secara langsung keobyek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang dilakukan. Sehingga observasi ini
dilakukan dengan mencatat mengenai segala sesuatu yang
terjadi dan dianggap penting pada saat pengamatan
berlangsung. pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
tentang gejala-gejala yang diamati di lapangan. Pertimbangan
digunakannya teknik ini adalah bahwa apa yang orang katakan
sering kali berbeda dengan apa yang dilakukan. Sehingga
peneliti dapat menggali dan memperoleh masukan data,
informasi serta permasalahan yang dihadapi.

Arikunto dalam bukunya yang berjudul prosedur penilitian

(2010:22) menyebutkan Agar penelitian kualitatif dapat betul betul

berkwalitas data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu data pimer data

sekunder.

a. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata kata yang

diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh

subyek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek peneliti

yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Dari pengertian tersebut

dapat dianalisis bahwa Data primer merupakan data yang diperoleh

langsung dari lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara

langsung dengan pihak terkait.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen dokumen

grafis, foto, film, rekeman video, benda benda dan lain lain yang dapat

nenperkaya data primer. Juga Data sekunder merupakan data yang

diperoleh dengan mengumpulkan sumber tertulis atau dokumen yang

berasal dari instansi terkait dan buku pustaka yang terkait dengan

penelitian ini.
3. Studi Pustaka.

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku referensi, perda,

laporan-laporan, dan media lainya yang berkaitan dengan obyek

lainya.

4. Dokumentasi.

Dalam Riduan (2010;105) mengartikan bahwa dokumentasi adalah

ditujukan untuk memperoleh data langsung dari penelitian meliputi

foto foto, film dokumenter.

F. Teknik Analisis Data

Perolehan data atau informasi hasil observasi lapangan baik

berupa catatan wawancara, catatan pengamatan, dan sumber informasi

lain yang relevan yaitu dengan;

1. Reduksi ( mengurangi)
Dalam proses ini reduksi data merupakan proses
penyelesaian,penyederhanaan, pemfokusan, pengabstraksian,
dan pentransformasian data Arikunto (2010;29). Kegiatan yang
dilakukan dalam reduksi ini ada lima langkah yaitu
a. Memilih milih data melalui pemusatan perhatian,
b. Menyederhanakan,
c. Melakukan pengodean,
d. Mengkatagorikan, dan
e. Pembuatan memo.

Inti dari reduksi data adalah menyiapkan dan mengolah data

dalam rangka penarikan kesimpulan.

2. Trianggulasi data
Yaitu menyilangkan informasi yang diperoleh dari sumber
sehingga pada akhirnya hanya data yang absah saja yang
digunakan untuk mencapai hasil penelitian, Arikunto
(2010;34) membagi empat macam trianggulasi yaitu; (a)
trianggulasi data menambah atau memperkaya data sampai
mantap, (b) peneliti mengadakan pengecekan dengan
peneliti lain, (c) teori mencocokan dengan teori terdahulu,
dan (d) trianggulasi metodologi mengumpulkan data dengan
metode lain.
3. Bersifat induktif
Yaitu pengembangan konsep yang didasarkan atas data
yang ada, mengikuti desain yang fleksible sesuai dengan
konteksnya. Desaing tersebut tidak kaku sifatnya sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk menyesuaikan diri
dengan konteks yang ada.

G. Uji Keabsahan Data

Moleong dan Nasutio mengemukakan bahwa ada 4 kriteria


yang dapat digunakan untuk memeriksa keansahan data, yaitu
derajat keprcayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Derajat keprcayaan (credibility) berfungsi untuk melaksanakan
inquiry sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan
penemuannya dapat dicapai. Selain itu berfungsi untuk
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan
dengan jala pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda
yang sedang diteliti.

Pengujian keabsahan dengan triangulasi diartikan dilakukan

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara

dan berbagai waktu atau triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, waktu dan teori.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data

yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh

dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dan

dikategorikan. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara

mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu.

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari


pada saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah

akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel.

Triangulasi teori menurut Linkoln dan Guba (1981: 307),


berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat
diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih
teori. Di pihak lain, Paton (1987: 327) berpendapat lain, yaitu
bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya
penjelasan banding (rival explanations).

Berdasarkan hal tersebut uji keabsahan data penelitian

dilakukan dengan uji ini penulis lakukan dengan uji crediblity

dengan melakukan triangulasi.

H. lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Perusahaan PDAM Tirta Patriot Bekasi
2. Jadwal Penelitian

Tabel III.5 Jadwal Penelitian

Kegiatan Tahun 2018


No
Penelitian Agustus September Oktober November Desember
1 Penyusunan proposal
2 Study Pendahuluan
3 Penulisan Bab I-III
4 Pengambilan Data
5 Analisis Data
6 Bab IV - V
7 Thesis

Anda mungkin juga menyukai