Anda di halaman 1dari 43

AKUNTANSI KECAMATAN

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu:
Yulinda Devi Pramita, S.E., M.Sc., Ak.

Disusun Oleh
Kelompok 8:
Endah Ayuning Prastyowati 16.0102.0082
Eva Tanazzala Fitriasari 16.0102.0092
Evi Yulia Annisa 16.0102.0101

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2019
PARADIGMA BARU DAN REGULASI MANAJEMEN KECAMATAN
Definisi Kecamatan di Berbagai Negara
Kata ‘kecamatan’ (township, subdistrict) digunakan untuk merujuk pada berbagai jenis
permukiman di berbagai negara. Township umunya dikaitkan dengan wilayah per kecamatan.
Namun, ada banyak pengecualian untuk aturan ini. Di Australia, Amerika Serikat, dan Kanada
ada pemukiman yang terlalu kecil untuk dianggap sebagai perkecamatan. Di Dataran Tinggi
Skotlandia istilah ini menggambarkan sebuah komunitas agraria yang sangat kecil. Sedangkan,
di Australia penunjukkan dari “kecamatan” tradisional mengacu pada kecamatan kecil. Di
Kanada, kecamatan atau township merupakan sebuah daerah yang telah diatur dalam undang-
undang oleh badan legislatif provinsi. Di Zimbabwe, kecamatan adalah istilah yang digunakan
untuk bagian-bagian terpisah dari daerah pinggiran kota. Kecamatan juga digunakan untuk
merujuk ke daerah perumahan yang tidak jauh dari titik pertumbuhan pedesaan.
Ruang Lingkup dan Tugas Utama Organisasi Kecamatan
Tugas umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas atributif di
bidang koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di wilayah kecamatan,
adalah penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, penegakan peraturan perundang-
undangan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan serta
pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan desa
dan/atau kelurahan dan/atau instansi pemerintah lainnya di wilayah kecamatan. Oleh karena
itu, kedudukan Camat berbeda dengan kepala instansi pemerintahan lainnya di kecamatan,
karena penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya di kecamatan harus berada dalam
koordinasi Camat. Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan dari 2 sumber, yaitu
bidang kewenangan dalam lingkup tugas umum pemerintahan dan kewenangan bidang
pemerintahan yamg dilimpahkan oleh kepala wilayah/pimpinan diatasnya dalam rangka
pelaksanaan otonomi.
Tugas utama kecamatan:
1. Mengkoordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2. Mengkoordinasi penyelenggaraan ketertiban umum.
3. Mengoordinasi pemeliharaan dan fasilitas umum.
Prinsip Manajemen Keuangan Kecamatan
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah kabupaten/kota adalah pemegang
kekuasaan atas pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagaian atau seluruh kekuasaannya kepada unit
kerja dibawahnya, termasuk kecamatan. Pelimpahan ini ditetapkan dengan keputusan kepala
daerah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan
yang menerima atau mengeluarkan uang. Kecamatan menerima dan mengeluarkan uang
berdasarkan wewenang yang dilimpahkannya menurut aturan pemerintah kabupaten/kota.
Manajemen keuangan ditujukan untuk menjalankan program dan kegiatan yang menjadi tugas
serta kewenangannya.
Elemen Desentralisasi Tugas Utama Kecamatan
Pada hakikatnya desentralisasi adalah mengotonomikan suatu masyarakat yang berada
dalam teritorial. Sesuai dengan arahan konstitusi, pengotonomian tersebut dilakukan dengan
menjadikan masyarakat sebagai provinsi, kabupaten, dan kota. Desentralisasi juga merupakan
penyerahan atau pengakuan urusan pemerintahan bagi provinsi, kabupaten dan kota.
Desentralisasi dalam arti sempit (devolution) akan berkaitan dengan dua hal (Smith, 1985: 18).
Pertama, adanya subdivisi wilayah dari suatu negara yang mempunyai ukuran otonomi. Kedua,
lembaga-lembaga tersebut akan direkrut secara demokratis. Berbagai keputusan akan diambil
berdasarkan prosedur demokratis. Pelaksanaan desentralisasi kecamatan merupakan bagian
dari desentralisasi kabupaten/kota. Agar pemerintah daerah kabupaten/kota mampu
melaksanakan otonominya secara optimal, maka harus terlebih dahulu memahami secara benar
elemen-elemen dasar yang membentuk pemerintah daerah sebagai suatu kesatuan
pemerintahan. Ada 7 elemen dasar yang membangun kesatuan pemerintahan:
1. Urusan Pemerintahan
2. Kelembagaan
3. Personel
4. Keuangan Kecamatan
5. Perwakilan
6. Pelayanan Publik
7. Pengawasan
Pandangan Manajemen Keuangan Kecamatan
a. Manajemen Keuangan sebagai suatu Sistem.
Manajemen keuangan kecamatan dipandang sebagai kerangka kerja yang terdiri dari
berbagai bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi kecamatan.
b. Manajemen Keuangan sebagai suatu Proses.
Manajemen keuangan kecamatan sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada
pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya keuangan yang tersedia.
c. Manajemen Keuangan sebagai Proses Pemecahan Masalah.
Proses manajemen keuangan dalam praktiknya dapat dikaji dari proses pemecahan
masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/komponen yang ada dalam organisasi
kecamatan.
Manfaat Manajemen Keuangan Kecamatan dalam Pelaksanaan Tugas Utama
1. Mengetahui permasalahan dalam rangka penyediaan layanan publikdi kecamatan.
2. Menyusun rencana dan merumuskan tujuan.
3. Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman dalam perencanaan.
4. Sebagai acuan dalam penetapan anggaran kecamatan.
5. Sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan kecamatan.
Regulasi Keuangan Publik di Kecamatan
Regulasi publik merupakan ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses
pengelolaan organisasi publik, yang salah satu contohnya adalah Kecamatan. Regulasi atau
peraturan adalah pengesahan administratif yang membatasi hak dan tanggung jawab dalam
pengalokasian. Regulasi dapat menjadi salah satu cara pelaksanaan tugas utama kebijakan
publik. Dengan kata lain, regulasi publik dapat digunakan sebagai cerminan dari pelaksanaan
tugas utama organisasi kecamatan.
Teknik Penyusunan Regulasi Manajemen Keuangan Kecamatan
1. Pendahuluan
Perancang regulasi manajemen keuangan kecamatan mampu mendeskripsikan latar
belakang perlunya regulasi tersebut disusun. Regulasi manajemen keuangan kecamatan
yang disusun, didahului oleh adanya permasalahan atau tujuan yang ingin dicapai.
2. Mengapa Diatur?
Regulasi manajemen keuangan kecamatan yang disusun adalah karena adanya berbagai
isu terkait yang membutuhkan tindakan khusus dari kecamatan. Hal pertama yang harus
ditemukan adalah jawaban atas pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur atau
mengapa regulasi manajemen keuangan kecamatan perlu disusun.
3. Permasalahan dan Misi
Penyusunan dan penetapan regulasi manajemen keuangan kecamatan dilakukan dengan
misi tertentu, sebagai wujud komitmen serta langkah kecamatan untuk menghadapi
rumusan solusi permasalahan yang ada.
4. Dengan Apa Diatur?
Ada berbagai jenjang regulasi publik yang dikenal. Setiap permasalahan harus dirumuskan
dengan jenjang regulasi apa yang akan diatur, sehingga permasalahan segera dapat disikapi
dan solusi yang diperoleh tepat pada sasarannya.
5. Bagaimana Mengaturnya?
Regulasi manajemen keuangan kecamatan yang disusun merupakan wujud kebijakan
organisasi kecamatan dalam menghadapi berbagai permasalahan manajemen keuangan
kecamatan yang ada.
6. Diskusi/Musyawarah
Materi regulasi manajemen keuangan kecamatan hendaknya disusun dan dibicarakan
melalui mekanisme forum diskusi atau pertemuan khusus yang membahas regulasi
manajemen keuangan kecamatan. Jadi, materi yang dibahas akan menggambarkan
permasalahan yang ada dan aspirasi masyarakat. Forum diskusi penyusunan regulasi
biasanya telah ditetapkan sebagai bagian dari proses penyusunan regulasi organisasi
publik.
7. Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari sebuah proses diskusi yang dilakukan
sebelumnya. Hasil ini akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan kecamatan
bagaimana regulasi manajemen kecamatan akan dihasilkan serta pelaksanaannya terkait
isu atau permasalahan yang dihadapi.
Dasar Hukum Manajemen Keuangan Kecamatan di Indonesia
Dasar Hukum
1. Permendagri Nomor 04 tahun 2010 tentang pedoman Pelayanan Adiministrasi Terpadu
Kecamatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan dan Penggabungan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum
6. Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
7. Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Kecamatan
Secara umum permasalahan terkait regulasi manajemen keuangan kecamatan hampir sama
dengan masalah umum manajemen keuangan di daerah, seperti:
1. Kebutuhan anggaran dan kapasitas anggaran tidak seimbang.
2. Tanggapan negatif atas layanan publik.
3. Lemahnya infrastruktur, sarana, dan sumber daya manusia.
4. Manajemen subsidi dari pusat.
5. Potensi pendapatan belum mencerminkan kondisi rill.
Salah satu dalam pelaksanaan otonomi daerah, khususnya pengelolaan keuangan di daerah
adalah kelemahan peraturan perundang-undangannya sehingga menimbulkan konflik yang
cukup luas. Perumusan kebijakan pengelolaan keuangan dan perencanaan anggaran daerah
dikaitkan dengan semangat penerapan good governance, khususnya dibidang penganggaran,
banyak yang dijabarkan baik kedalam perda maupun peraturan gubernur/bupati/walikota.
Permasalahan juga timbul juga karena ketidak konsistenan dalam rumusan peraturan
perundang-undangan kebajakan. Seperti yang terjadi pada pemerintah daerah, proses
perumusan daerah dan proses perencanaan anggaran belum dilandasi semangat good
governance. Hal ini terjadi karena kelemahan dalam perundang-undangan, seperti
ketidakjelasan pengertian partisipasi masyarakat dan transaparansi itu sendiri, hak-hak
masyarakat yang harus dipenuhi oleh kecamatan akan informasi yang belum diaturnya dan
jenis-jenis informasi yang tidak jelas batasannya. Dilain pihak, masyarakatpun masih lemah
dalam memahami sistem pengelolaan keuangan kecamatan. Karena kelemahan-kelemahan
tersebut, para pemangku kecamatan tidak terpacu untuk meningkatkan kinerja secara lebih baik
akibat lemahnya pengawasan dari masyarakat.
ORGANISASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
Organisasi merupakan suatu pengaturan sosial yang mengejar tujuan-tujuan kolektif,
yang dapat mengendalikan kinerja sendiri dan yang memiliki batas pemisahan dari
lingkungannya. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota, yaitu pelaksana
teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat. Camat
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota. Adapun tugas atau
wewenang yang diberikan di berbagai bidang, yaitu:
A. Bidang Pemerintahan
1. Pembinaan ketenteraman dan ketertiban serta kemasyarakatan.
2. Melakukan penilaian atas Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa.
3. Fasilitasi penataan Desa/Kelurahan.
4. Fasilitasi penyusunan peraturan Desa.
5. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan.
B. Bidang Ekonomi dan Pembangunan
1. Fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Fasilitasi pengembangan perekonomian desa/kelurahan.
3. Pelaksanaan pungutan atas pajak dan retribusi daerah di wilayah kerjanya.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat.
5. Pengkoordinasian, pembinaan, dan pengawasan serta pelaporan langkah-langkah
penanggulangan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Bidang Pendidikan dan Kesehatan
1. Fasilitasi penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Dasar.
2. Pembinaan dan pengawasan kegiatan program kesehatan masyarakat.
3. Penyelenggaraan Keluarga Berencana.
4. Pelaksanaan penyuluhan program wajib belajar.
5. Fasilitasi penyelenggaraan sarana pendidikan dan pelayanan kesehatan.
D. Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat
1. Pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan dan perburuhan.
2. Pembinaan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
3. Fasilitasi kegiatan Organisasi Sosial/Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
4. Pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi.
5. Penanggulangan masalah sosial.
Peran Kecamatan Untuk Melakukan Sinergi Tata Ruang dan Tata Wilayah
Kecamatan sebagai organisasi yang membawahi beberapa desaadalah pihak yang bertugas
mensiergikan tata ruang dan tata wilayah antar desa yang berada diwilayah kecamatan tersebut.
Selain itu, sinergi yang dilakukan kecamatan juga dilakukan antar kecamatan disekitar batas
wilayah kecamatan bersangkutan. Tata ruang dan tata wilayah dalam kecamatan maupun antar
kecamatan terdiri dari beberapa sistem dan sistem-sistem tersebut yang perlu disinergiskan.
Sistem-sistem yang dimaksud adalah:
1. Sistem Pemukiman
Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem pemukiman, dalam rencana tata ruang dan
wilayah telah ditetapkan fungsi kota-kota secara nasional berdasarkan kriteria tertentu,
seperti administratif, ekonomi, dukungan prasarana, serta kriteria strategis lainnya, yakni
sebagai pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, dan pusat kegiatan lokal.
2. Sistem Jaringan Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, seperti
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah
dan/atau air serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu jalan umum, jalan khusus, dan jalan tol. Jalan umum
adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus adalah jalan yang
dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan atau kelompok masyarakat untuk
kepentingan diri sendiri. Sementara jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian
dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan
membayar tol.
3. Sistem Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi dapat dibentuk oleh moda transportasi yang saling berhubungan yang
terangkai dalam sistem transportasi nasional. Masing-masing moda transportasi memiliki
karakteristik teknis yang berbeda dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kondisi
geografis daerah layanan. Sistem transportasi nasional adalah tatanan transportasi yang
terorganisasi secara sistem dan terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api,
transportasi sungai, danau, dan penyeberangan, transportasi laut, serta transportasi pipa.
4. Sistem Flora atau Tata Hijau
Sistem Flora atau Tata Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka dan tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
5. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
a. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
b. Rencana Sistem Jaringan Energi
c. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
d. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Lembaga Pemerintahan Kecamatan
Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota yang berfungsi sebagai
pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh
Camat. Kedudukan Camat ini berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota.
Camat adalah pihak yang melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek:
perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan, pengawasan, fasilitasi, penetapan,
penyelenggaraan, dan kewenangan lain yang dilimpahkan.
Susunan Pemerintahan Kecamatan

CAMAT

Sekretaris Camat

Kelompok
Fungsional

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi


Pemerintahan Pembangunan Perekonomian Kesejahteraan Keamanan dan
Ketertiban

Kelurahan/
Desa

Camat
Camat merupakan pimpinan organisasi pemerintahan kecamatan, yang mempunyai
tugas dan fungsi melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati/Walikota sesuai karakteristik wilayah, kabupaten, daerah, serta tugas pemerintahan
lainnya berdasarkan perundang-undangan. Camat harus memiliki pengetahuan teknis
pemerintahan, seperti:
a. Menguasai bidang ilmu pemerintahan yang dibuktikan dengan ijazah diploma/sarjana
pemerintahan.
b. Pernah bertugas di desa, kelurahan, atau kecamatan dalam waktu tertentu.
Sekretaris
Sekretaris kecamatan bertugas membantu ca,at dalam melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan ketika memberi pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur
kecamatan. Sekretaris kecamatan bertanggungjawab kepada camat. Sekretariat kecamatan
dipimpin oleh seorang sekretaris yang bertugas melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan
administrasi dan memberikan pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi
Kecamatan.
Para Seksi
Para seksi dalam pemerintahan kecamatan bertugas membantu camat dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan masing-masing
bidang.
 Seksi Tata Pemerintahan
 Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa dan/atau Kelurahan
 Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum
 Seksi Pelayanan Umum
 Seksi Kesejahteraan Sosial
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional dari setiap daerah berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan masing-masing daerah. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi
dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan kecamatan wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar
satuan organisasi di lingkungan kecamatan serta dengan instansi lain diluar kecamatan sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Pendelegasian Wewenang Kecamatan
Camat menyelenggarakn tugas umum pemerintahan yang meliputi:
a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum.
c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.
d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.
f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan.
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang
belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN KECAMATAN
Perencanaan (planning) adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,
penentuan strategi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, perumusan
sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh
pekerjaan organisasi, hingga pencapaian tujuan organisasi (Robbins dan Coulter, 2002).
Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan
keputusan (Ernie dan Kurniawan, 2005)
a. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
b. Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan
pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan
organisasi.
c. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk
jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang melakukannya. Dalam perencanaa,
keputusan yang diambil belum tentu sesuai dengan tujuan sebelumnya hingga
implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Dalam setiap organisasi kecamatan, rencana disusun secara hierarki sejalan dengan struktur
organisasi yang ada. Pada setiap jenjang, rencana mempunyai fungsi ganda sebagai sasaran
yang harus dicapai oleh jenjang dibawahnya dan merupakan langkah yang harus ditempuh
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh jenjang diatasnya. Jenis rencana ada dua, yaitu:
1. Rencana Strategik
Rencana strategik atau perencanaan jangka panjang (Long Range Planning) yaitu
proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi
kecamatan, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan
untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Rencana Operasional
a. Rencana sekali pakai (single use plan), yaitu rencana yang disusun untuk mencapai
tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan tercapai.
b. Rencana permanen (standing plans) yaitu pendekatan yang sudah di standardisasi
untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
Perencanaan pembangunan terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
1. Penyusunan Rencana
2. Penetapan Rencana
3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Orientasi Outcome Kecamatan
Outcome adalah hasil yang diinginkan, yang menggambarkan hasil nyata dari keluaran (output)
suatu kegiatan serta merupakan ukuran kinerja dari suatu program dalam memenuhi
sasarannya. Outcome digunakan untuk menentukan seberapa jauh tujuan dari setiap fungsi
utama yang dicapai dari output suatu aktivitas telah memenuhi keinginan masyarakat yang
dituju. Outcome juga merupakan tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai menurut keluaran program atau kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Dimensi Kualitas Pelayanan Kecamatan
Menurut Kolter (1994:561) ada 5 determinan kualitas pelayanan, yaitu:
a. Keterandalan
b. Daya tanggap
c. Keyakinan
d. Empati
e. Berwujud
Menurut Gaspersz (dalam Lukman, 1998:8) yang mendefinisikan dimensi kualitas pelayanan
meliputi:
a. Ketepatan waktu pelayanan
b. Akurasi pelayanan
c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan
d. Tanggung jawab
e. Kelengkapan
f. Kemudahan mendapatkan pelayanan
g. Variasi model pelayanan
h. Pelayanan pribadi
i. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan
j. Atribut pendukung pelayanan lainnya
Dari sejumlah urusan yang didelegasikan ke kecamatan, terdapat level kewenangan kecamatan
yang menangani urusan publik. Level kewenangan layanan publik kecamatan dipilah menjadi
3 kelompok kewenangan layanan publik, yaitu:
1. Layanan Publik Penuh di Kecamatan
Layanan penuh kecamatan berarti kecamatan dapat langsung memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
2. Layanan Publik Rekomendasi Kecamatan
Dimana kecamatan memberikan sejumlah rekomendasi, tetapi keputusan tetap berada
di tingkat kabupaten/kota. Untuk layanan publik ini, masyarakat datang ke kecamatan.
Kecamatan lalu memroses sebagian sebagai rekomendasi yang kemudian dibawa ke
kabupaten untuk proses terakhirnya. Terkahir, petugas kecamatan membawa kembali
ke kecamatan untuk diberikan kepada masyarakat pemohon layanan.
3. Layanan Publik Kewenangan Penuh Kabupaten/Kota.
Siklus Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Tahun Lalu dan Penetapan Prosedur Perencanaan
Dengan evaluasi ini, gambaran tentang pelaksanaan aktivitas dapat ditentukan mana yang
telah berjalan dengan baik atau yang kurang optimal, sehingga perencanaan bisa menyusun
strategi perencanaan baru yang bisa meningkatkan kualitas pelaksanaan dari kegiatan-
kegiatan yang kurang optimal serta mempertahankan pelaksanaa kegiatan yang sudah
berjalan baik. Setelah melakukan evaluasi atas pelaksanaan aktivitas tahun lalu, prosedur
perencanaan kecamatan ditetapkan.
2. Organisasi Pendukung Perencanaan
Strategi perencanaan dari hasil evaluasi tahun lalu dan prosedur perencanaan akan dapat
dilaksanakan oleh organisasi pendukung perencanaan. Melalui organisasi ini langkah-
langkah pelaksanaan perencanaan kecamatan dilakukan.
3. Penetapan Asumsi Perencanan
Setelah melakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan kecamatan tahun lalu, hasil dari
evaluasi tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam membuat asumsi perencanaan tahun
berjalan.
4. Kriteria Evaluasi Hasil Perencanaan
Agar perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan prosedur pelaksanaan dan hasil yang
telah ditetapkan, maka sebelumnya perlu disepakati berbagai kriteria evaluasi hasil
perencanaan. Kriteria inilah yang dapat menilai apakah hasil perencanaan dikatakan
berhasil atau tidak.
5. Penyusunan Indikator Program
Idikator program ini akan merangkai bagaimana input, benefit, outcome, output, dan
impact suatu program kecamatan harus dijalankan. Dengan demikian, pelaksanaan
program kecamatan akan dapat dikendalikan semaksimal mungkin.
6. Pembuatan Kertas Kerja Perencanaan Strategi dan Program
Kertas kerja dibuat sebagai konsep awal atau usulan-usulan terkait strategi dan program
kecamatan yang hendak dilakukan.
7. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan (Musrenbang)
Hal ini dilakukan untuk menjaring berbagai aspirasi masyarakat atau memberikan wadah
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menentukan program-program kecamatan
berdasarkan kebutuhan riilnya.
8. Penentuan Usulan Perencanaan Strategik
Ketentuan ini menjadi dasar bagi proses selanjutnya, baik pada penentuan program
maupun terkait anggaran kecamatan.
9. Penentuan Draft Skala Prioritas dan Plafon Anggaran
Skala prioritas dan plafon anggaran disusun dalam rangka mengakomodir kepentingan
mulai dari yang paling mendesak dan segera membutuhkan tindakan hingga kepentingan
yang paling ringan.
10. Penentuan Usulan Rencana Program Kerja
Draft dokumen perencanaan kecamatan yang sudah disertai dengan skala prioritas serta
plafon anggaran akan dibahas oleh legislatif dan eksekutif untuk mencapai kesepakatan
bersama tentang struktur draft usulan rencana program kerja yang sesuai kondisi organisasi
beserta lingkungannya.
11. Penyelesaian Draft Dokumen Perencanaan
Usulan rencana program kerja yang telah ditentukan kemudian dinyatakan kedalam draft
dokumen perencanaan kecamatan, sebelum pembahasan final dilakukan.
12. Pembahasan Draft Dokumen Perencanaan
Draft dokumen perencanaan kecamatan yang telah dihasilkan kemudian dibahas dalam
rapat paripurna untuk menghasilkan kesepakatan akhir.
13. Penetapan Dokumen Perencanaan
Melalui proses pembahasan dan kesepakatan bersama, draft dokumen perencanaan
kecamatan tersebut ditetapkan dan disahkan menjadi dokumen perencanaan, yang
berperan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan kecamatan yang sudah
direncanakan.
PERENCANAAN TATA LAHAN DAN TATA RUANG KECAMATAN
Definisi Tata Lahan dan Tata Ruang
Penggunaan lahan yaitu pengunaan tanah oleh manusia melibatkan manajemen dan
modifikasi lingkungan alam atau hutan belantara yang dibangun ke dalam lingkungan seperti
medan, padang rumput, dan permukiman. Hal ini juga telah didefinisikan sebagai “kegiatan
pengaturan dan masukan orang melakukan aktivitas pada jenis tutupan lahan tertentu untuk
memproduksi, mengubah, atau mempertahankan itu” (FAO, 1997a ; FAO/UNEP, 1999).
Penggunaan Lahan dan Lingkungan
Penggunaan lahan dan praktek pengelolaan lahan memiliki dampak yang besar
terhadap sumber daya alam termasuk air, tanah, tanaman, dan hewan. Informasi tentang
penggunaan lahan dapat digunakan untuk mengembangkan solusi atas masalah pengelolaan
sumber daya alam seperti salinitas dan kualitas air.
Pengertian Terkait Perencanaan Tata Lahan
Perencanaan penggunaan lahan adalah istilah yang digunakan untuk cabang kebijakan
public, yang meliputi berbagai disiplin ilmu yang berusaha memesan dan mengatur
penggunaan lahan secara efisien serta etis, sehingga mencegah konflik penggunaan lahan.
Pemerintah menggunakan perencanaan penggunaan lahan untuk mengelola pengembangan
lahan dalam yurisdiksinya.
Pengertian Terkait Perencanaaan Tata Ruang
Perencanaan tata ruang mengacu pada metode yang digunakan oleh sector public untuk
mempengaruhi distribusi orang dan kegiatan di suatu ruang dari berbagai skala. Disiplin
professional yang melibatkan perencanaan tata ruang meliputi perencanaan penggunaan lahan,
perencanaan kota, perencanaan daerah, perencanaan transportasi, dan perencanaan lingkungan.
Unsur Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan strategis adalah wilayah ang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup wilayah terhadap ekonomi, social,
budaya, dan/atau lingkungan. Untuk itu, perencanaan tata ruang kawasan strategis adalah
proses penyusunan dan penetapan struktur ruang serta pola ruang kawasan strategis.
Rencana Rinci Tata Ruang
Rencana rinci tata ruang ditujukan untuk rencana tata ruang wilayah tertentu yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi wilayah tersebut. Rencana rinci tata ruang dijadikan dasar
bagi penyusunan peraturan zonasi. Peraturan Zonasi merupakan ketentuan yang mengatur
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya yang disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dilakukan dalam rencana rinci tata ruang.
Jenis Perencanaan Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan menurut besarannya dapat berbentuk kawasan perkotaan kecil,
kawasan perkotaan sedang, kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, atau kawsan
megapolitan. Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah
kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi merupakan alat koordinasi dalam
pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah.
Rencana Tata Ruang Kawasan Pedesaan
Penataan ruang kawasan pedesaan diarahkan untuk:
1) Pemberdayaan masyarakat pedesaan;
2) Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya;
3) Konservasi seumber daya alam;
4) Pelestarian warisan budaya local;
5) Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan;
6) Penjagaan keseimbangan pembangunan pedesaan-perkotaan
Rencana Tata Ruang Kawasan Agropolitan
Rencana tata ruang kawasan agropolitan memuat:
1) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan agropolitan;
2) Rencana struktur ruang kawasan agropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan
sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan;
3) Rencana pola ruang kawasan agropolitan yang meliputi kawasan lindung dan kawasan
budi daya;
4) Arahan pemanfaatan ruang kawasan agropolitan yang berisi indikasi program utama yang
bersifat interdependen antardesa;
5) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan agropolitan yang berisi arahan
peraturan zonasi kawasan agropolitan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Sistem Perencanaan Tata Lahan dan Tata Ruang Kecamatan
Individu dan Tujuan
Persaigan dalam penggunaan sumber daya lahan dapat menimbulkan konflik social.
Seringkali, kepentingan petani dan penyewa berada pada posisi yang kurang menguntungkan
dibandingkan kepentingan perusahaan-perusahaan besar atau pemerintah. Selian itu,
kepentingan public seperti perlindungan sumber daya tanah, juga diberi perhatian yang terlalu
sedikit, yaitu berpihak pada kepentingan jangka pendek individu-individu dalam meraih
keuntungan.
Sistem Perencanaan dalam Konteks Sosiall dan Politik
Sistem perencanaan adalah ekspresi dari kondisi social dan politik menyangkut ruang
serta waktu. Sistem ini dinyatakan melalui peraturan hokum (undang-undang perencanaan),
konvensi social, dan aturan. Selain dikodifikasi (hokum dan peraturan administrative), ada juga
perjanjian yang telah disepakati secara lisan dalam bentuk aturan-aturan tradisional.
Tingkat Perencanaan yang Berbeda dan Hubungan Vertikal – Horizontal
Keterkaitan antara vertical dan horizontal akan lebih efektif jika ada berbagai titik
kontak di antara badan-badan perencanaan yang berbeda (pemerintah, populasi, dan lain-lain).
Arus informasi harus berjalan dalam dua arah.
Tingkat local
Pada tingkat local, subjek yang paling penting adalah persiapan pelaksanaan
perencanaan tata ruang dan tata lahan tersebut. Rencananya pada tingkat ini sangat rinci, dan
semua peserta harus ambil bagian secara langsung dalam proses pengambilan keputusan.
Intervensi negara dibatasi untuk bidang-bidang pada sistem tradisional yang gagal saja, seperti
pengguna lahan daerah konflik atau degradasi sumber daya lahan yang meningkat.
Tingkat daerah
Penggunaan perencanaan lahan di tingkat daerah atau kabupaten memiliki fungsi
penghubung antara pelaksanaan dan perencanaan strategis nasional. Salah satu tugas utamanya
adalah menyediakan informasi untuk perencanaan di tingkat lebih bawah dan atas, termasuk
gambaran tentang perkembangan masa depan yang potensial.hal ini membuat proses
perencanaan menjadi lebih transparan, sehingga meningkatkan kesempatan bagi kelompok
yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap informasi.
Tugas
Sehubungan dengan rencana pelaksanaan di tingkat local, perencanaan kabupaten memiliki
tugas sebagai berikut:
 Memberikan informasi tentang tujuan dan pedoman pemangunan nasional;
 Menentukan kebutuhan pelatihan teknik dan konsultasi dari populasi, pemerintah, dan
organisasi di tingkat local serta memberikan proposal yang sesuai;
 Menengahi konflik di antara para stakeholder;
 Mengidentifikasi tujuan pemanfaatan lahan demi kepentingan daerah;
Arahan daerah
Rencana ditingkat daerah atau kabupaten sangat tidak jelas sejauh batas daerah yang
bersangkutan, yaitu memberikan orientasi tanpa terlalu membatasi peluang untuk tindakan
loakl. Selain itu, daerah juga menyajikan rencana pembangunan masa depan terkait
penggunaan lahan secara social, dan bagaimana kelompok-kelompok kurang beruntung dapat
terlibat.
Perencanaan Berbagai Pihak
Perencanaan penggunaan lahan pada tingkat yang lebih tinggi berfokus terutama pada
aspek-aspek strategis, seperti hokum umum dan peraturan pelaksanaan yang lalu, tujuan
pembangunan ditetapkan dan anggaran yang ditugaskan untuk proyek tersebut.
Peran Kerja Sama Teknis
Jika tidak ada perencanaan regional atau nasional atas penggunaan struktur lahan atau
tidak ada arahan yang jelas, atau jika perencanaan lain dibatasi untuk sector individu, seperti
pembangunan jalan, energy, dan lain-lain.
Siklus Perencanaan Tata Lahan dan Tata Ruang Kecamatan
1. Siklus Perencanaan Tata Lahan
Perencanaan sebagai proses Iterative
Perencanaan iterative didasarkan pada proses belajar yang berkesinambungan. Hal ini
membutuhkan kesiapan dari semua pihak yang terlibat untuk terus bertanya dan belajar.
Setiap kegiatan, yaitu setiap interaksi di antara yang terlibat dalam proses perencanaan
memberikan informasi baru dan pengalaman. Hal ini meningkatkan pemahaman atas
siatuasi yang ada dan meningkatkan pengetahuan tentang langkah-langkah yang
dilakukan.
2. Langkah Penting dalam Perencanaan Tata Lahan
Mengevaluasi kebutuhan perencanaan penggunaan lahan
Seringkali inisiatif untuk mengubah praktek-praktek penggunaan lahan tidak berasal
dari para pemangku kepentingan sendiri, tetapi langsung dari pemerintah, organisasi
pemerintah dan non-pemerintah, atau masyarakat.
Prasyaratan untuk Perencanaan Penggunaan Lahan
Dalam rangka melaksanakan rencana penggunaan lahan, diperlukan prasyarat tertentu yang
ditentukan oleh kerangka kondisi umum. Salah satu syarat penting bagi pelaksanaan perjanjian
yang direncanakan adalah adanya kebutuhan yang jelas dan dalam hubungannya dengan ini
tujuan bersama yang jelas oleh seluruh peserta dan pihak yang terlibat pada proses negosiasi.
Mengadakan Dialog dengan Peserta
Dialog dengan para stakeholder memerlukan pengetahuan yang mendalam dan empati.
Dalam diskusi dengan kelompok pengguna lahan yang terkena dampak, diasumsikan bahwa
aspek dialog seperti rehabilitasi ekologi atau lanskap harus diprioritaskan.
Menentukan Unit Perencanaan
Perencanaan penggunaaan lahan akan berurusan dengan pemahaman atas semua
masalah, potensi, dan alternative penggunaan lahan di semua unit perencanaan. Seluruh daerah
yang digunakan oleh para pemangku kepentingan harus direncanakan.
Pengumpulan dan Analisis Data serta Informasi
Data dan informasi yang dibutuhkan
Metode partisipatif dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dan
informasi.
Pentingnya Pengetahuan Pribumi
Pengetahuan penduduk asli merupakan hal penting bagi pengembangan aspek teknis
atau perjanjian dan keputusan penggunaan lahan yang sedang dibahas.
Alat dan Teknik yang Digunakan
Proses-proses, alat, dan teknik yang memungkinkan orang-orang terkait, kelompok dan
organisasi untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses, selain juga sangat penting untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi dalam kerangka perencanaan tata ruang dan tata
lahan.
Penggunaan Metode Kreatif
Banyak metode penilaian dan analisis alternative yang dikembangkan secara local dan
digunakan dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Tanggapan atas tuntutan konkret harus
ditemukan dengan keberhasilan yang bervariasi. Tanggapan atas tuntutan konkret harus
ditemukan dengan cara yang kreatif.
Tanah Unit dan Zonasi sebagai Alat Diagnosis Implementation Oriented dan Perencanaan
Di wilayah yang lebih luas, pembagian menjadi unit-unit atau zona berdasarkan kriteria
tertentu akan memungkinkan analisis yang terinci atas karakteristik dan keterkaitan. Bahkan
selama analisis dilakukan, sering diakui bahwa masyarakat pedesaan membaginya ke dalam
unit.
Presentasi Hasil Pengumpulan dan Analisis Data
Setelah tahap analisis, para pemangku kepentingan harus mencapai kesepakatan yang
mengikat dan berbentuk keputusan. Oleh karena itu, hasil analisis data harus disajikan dalam
cara yang dapat dipahami semua orang.
Kapasitas Perencanaan Penggunaan Lahan
Motif paling umum dalam perencanaan adalah alam ekonomi. Perencanaan investasi
dilakukan dalam rangka untuk mencapai pendapatan ekonomi tambahan. Salah satu tujuan dari
perencanaan penggunaan lahan adalah untuk mencapai perbaikan dalam kelayakan ekonomi di
wilayah perencanaan.
Mengorganisir Kelompok Stakeholder
Salah satu prasyaratan bagi keberhasilan perencanaan penggunaan lahan adalah
menciptakan kondisi yang mempromosikan pengembangan hubungan berdasarkan
kepercayaan di antara semua pemangku kepentingan.
Menyusun Rencana
Isi Rencana Tata Lahan
Rencana penggunaan lahan harus mengandung unsur-unsur berikut:
 Tujuan tindakan yang akan dilaksanakan jelas;
 Deskripsi dan presentasi dari situasi awal dan analisis ekonomi;
 Biaya intervensi;
 Efek dari intervensi;
 Siapa melakukan pekerjaan apa? Siapa yang menggunakan manfaat?
Waktu Proses Frame dan Karakter
Diperlukan banyak waktu untuk menyusun rencana penggunaan lahan yang sesuai
dengan konsep dan kriteria siklus perencanaan ini. Struktur lembaga yang ada, juga
membutuhkan waktu untuk proses-proses partisipatif. Hal ini harus dipertimbangkan ketika
memperkirakan jangka waktu untuk tahap orientasi.
Kriteria Teknis untuk Menilai Penggunaan dan Intervensi Pilihan Tanah
Sebelum keputusan akhir dibuat pada rencana penggunaan lahan, maka harus diperiksa dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) Siapa kelompok target intervensi?
2) Kendala yang langsung atau kebutuhan dasar kelompok sasaran yang harus ditangani oleh
intervensi?
3) Asumsi-asumsi mana atau kondisi umum harus dipenuhi sebelum intervensi
diimplementasikan?
4) Kendala yang menghambat tujuan dari intervensi tersebut?
5) Apa pertentangan intervensi dimaksudkan untuk atau dalam harmoni dengan intervensi
lain di wilayah tersebut?
Social dan kriteria Organisasi Formal
Dalam konteks ini, perhatian harus diberikan pada kriteria seperti penggunaan ekonomi
jangka pendek untuk bagian yang buruk dari populasi, daya jual produk, kesesuaian budaya
teknologi yang diusulkan, tindakan yang berpotensi menimbulkan konflik, kemungkinan
langkah-langkah pembiayaan dan cara memberdayakan para pemangku kepentingan, serta
potensi mereka untuk membantu diri sendiri dan kapasitasnya untuk bekerjasama.
Presentasi Rencana
Bagaimana rencana penggunaan lahan yang akan disajikan tergantung pada berbagai
pertanyaan:
 Kepada siapa perencanaan akan disajikan?
 Apa tujuan presentasi?
 Siapa yang akan hadir?
 Bagaimana rencana disajikan?
Negosiasi dan Pengambilan Keputusan
Proses Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah proses berkesinambungan selama periode proyak yang
dimulai dengan proses menemukan dan mengevaluasi proyek-proyek. Setelah proyek ini
diterima, tahap baru negosiasi dimulai atas dasar kerjasama dengan instansi terkait dan
kelompok-kelompok penerima manfaat. Kelompok tambahan juga harus terlibat apabila
dianggap relevan. Oleh karena itu, perencanaan selalu merupakan hasil dari proses negosiasi
dimana pemangku kepentingan yang berbeda berpartisipasi.
Evaluasi dan Aktualisasi Rencana
Informasi tentang kondisi umum dan kepentingan berubah, serta evaluasi dari
pengalaman dengan pelaksanaan sebelumnya merupakan dasar yang penting bagi aktualisasi
rencana.
Teknik Perencanaan Tata Lahan dan Tata Ruang
1. GIS (Geography Information System)
Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem berbasis computer yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentransformasi,
memanipulasi dan menganalisis data-data geografis.
GIS didukung oleh 4 subsistem, yaitu:
1) Subsistem masukan (input)
2) Subsistem keluaran
3) Subsistem manajemen
4) Subsistem manipulasi dan analisis.
2. Teknik Sketsa
Sketsa berasal dari kata Sketch (Inggris). Sket bisa sebagai kata kerja atau sebagai kata
benda, sehingga sketsa artinya gambar. Sebagai kata kerja sketsa artinya membuat
gambar secara cepat dan simple, sehingga penampakan atau struktur dari sesuatu yang
dapat diingat.
3. Teknik Desain
Desain sistem didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi. Desian sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan
apa yang harus diselesaikan. Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk
memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
DOKUMEN PERENCANAAN KECAMATAN
Teori Dokumen Perencanaan Kecamatan
Definisi dokumen Perencanaan Kecamatan
Dokumen perencanaan adalah dokumen pedomn dan petunjuk pelaksaan evaluasi
kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai bagi masing-
masing jangka waktu. Secara konsepsional, perencanaan sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan
proses pengambilan keputusan, sehingga terdapat banyak komponen yang ikut memrosesnya.
Manfaat Dokumen Perencanaan Kecamatan
Manfaat dokumen perencanaan kecamatan adalah menjelaskan sejauh mana rencana
strategis serta rencana operasional Kecamatan, evaluasi terhadap hasil dan dampak
penyelenggaraan berbagai program program pembangunan termasuk yang didanai melalui
program pemerintah, hasil analisis kemajuan masalah, analisis program dan anggaran selama
periode tertentu, rencana anggaran beberapa tahun ke depan dan ringkasan rencana
pengembangan institusi yang mencakup program serta kegiatan pengembangan yang
diusulkan, dan analisis kemajuan serta masalah yang meliputi fisik, sumber daya manusia,
kegiatan social, dan kerja sama.
SISTEM PERENCANAAN KECAMATAN
Dokumen Tata Ruang
Kebijakan Penataaan Ruang
Dalam rangka menerapkan penataan ruang untuk mewujudkan pengembangan wilayah seperti
yang diharapkan, terdapat paradigma yang harus dikembangkan :
a. Otonomi daerah, mengatur kewenanga Pemerintah Daerah dalam pembangunan
Globalisasi.
b. Pembangunan wilayah tidak terlepas dari pembangunan dunia.
c. Pemberdayaan masyarakat.
d. Pendekatan pemberdayaan masyarakat merupakan tuntutan yang harus di penuhi Good
Governance.\
e. Iklim dan kinerja yang baik dalam pembangunan perlu dijalankan.
Rencana Struktur Ruang Wilayah
Muatan Rencana Struktur Ruang terdiri dari:
1) Rencana Persebaran Penduduk
2) Struktur Ruang
3) Rencana Blok
4) Rencana Skala Pelayanan Kegiatan
5) Rencana Sistem Jaringan
Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah berfungsi:
a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan social ekonomi masyarakat dan pelestarian
lingkungan dalam wilayah;
b. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang;
c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk
20 tahun;
d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah.
Rencana pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan:
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah;
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah;
c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan social ekonomi dan lingkungan;
d. Ketentuan peratura perundang-undangan terkait.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Arahan pemanfaatn ruang wilayah berfungsi:
a. Sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman
penataan/pengembangan kota;
b. Sebagai arahan untuk sector dalam penyusunan program;
c. Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 tahunan;
d. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang wilayah
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
Indikasi arahan peraturan zonasi adalah arahan yang disusun untuk menjadi dasar
penyusunan ketentuan umum peraturan zonasi dan peraturan zonasi yang lebih detail, maupun
bagi pemanfaatan ruang/penataan wilayah, terutama pada kawasan strategis dan zona sekitar
jaringan prasarana wilayah.
Arahan Perizinan
Arahan perizinan adalah arahan yang disusun oleh pemerintahan sebagai dasar dalam
menyusun ketentuan perizinan yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum pelaksanaan
memanfaatan ruang.
Arahan Insentif dan Disinsentif
1) Arahan Insentif
Arahan insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang didorong perwujudannya
dalam rencana tata ruang.
2) Arahan Disinsentif
Arahan disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi, atau mengurangi
pertumbuhan agar tidak terjadi kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung
maupun budi daya yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Siklus Dokumen Perencanaan Kecamatan
Siklus Penyusunan Dokumen Tata Ruang
1. Proses penyusunan rencana tata ruang
Persiapan Penyusunan Rencana Tata Ruang
1) Penetapan lokasi perencanaan
2) Penyusunan kerangka acuan kerja
3) Pengumpulan data
4) Pengolahan dan analisis data
5) Perumusan konsepsi rencana tata ruang
6) Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang
2. Pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsepsi rencana tata ruang
Manfaat pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsep tata ruang adalah:
1. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan hak, kewajiban, serta
peranannya dalam proses peruntukan dan pembangunan ruang, sehingga tumbuh
rasa memiliki dan tanggungjawab yang kuat terhadap hasil-hasilnya.
2. Meningkatkan hasil guna penataan dan pembangunan kawasan serta lingkungan
karena adanya kepercayaan public terhadap perencanaan tata ruang itu sendiri.\
3. Meningkatkan kepastian hokum dalam berinvestasi pada kawasan perencanaan.
3. Pembahasan rancangan rencana tata ruang oleh pemangku kepentingan
Pembahasan rancangan pemda dimaksudkan untuk mewujudkan sinkronisasi dan
harmonisasi atas rancangan rencana tata ruang agar tidak bertentangan dengan rencana
tata ruang wilayah lain. Ada pun sasaran pembahasan rancangan rencana tata ruang
meliputi:
1) Kepatuhan dalam proses penyusunan, penetapan, dan perubahan rancangan tata
ruang.
2) Substansi teknis rancangan dokumen tata ruang.
Siklus Penyusunan Dokumen Perencanaan Strategis dan Rencama Kerja Kecamatan
1. Pembuatan draft rencana yang diajukan
 Penentuan tujuan utama
 Penyusunan dokumen standar pelayanan minimal dan standar teknis/metode
pelayanan kecamatan
 Identifikasi kebutuhan
2. Konsultasi dan adopsi draft perencanaan kecamatan
Tahap konsultasi dan adopsi draft perencanaan kecamatan dapat dijembatani melalui
media:
 Publikasi
 Partisipasi oleh masyarakat umum
 Undang-undang
3. Finalisasi dokumen perencanaan kecamatan
Teknik Dokumen Perencanaan Kecamatan
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat berupa data primer maupu sekunder. Seringkali dibutuhkan
keterlibatan banyak pihak untuk membantu proses pengumpulan data.
2. Investigasi
 Situasi social dan ekonomi:
 aspek demografi
 aspek social
 aspek ekonomi
 situasi lingkungan kecamatan
3. Estimasi kebutuhan
 Permasalahan kualitatif
 Metode perkiraan kebutuhan
4. Persentase kebutuhan
5. Prioritasi
PENGANGGARAN KECAMATAN
Teori Penganggaran Kecamatan
Anggaran kecamatan merupakan keseluruhan anggaran yang diarahkan pada
pemenuhan kebutuhan kecamatan, masyarakat umum, dan semua hal yang menunjang
operasional organisasi kecamatan. Kebutuhan tentang anggaran dalam organisasi kecamatan
digunakan untuk membiayai setiap kegiatan. Tujuan dari anggaran kecamatan adalah untuk
memenuhi anggaran kebutuhan pelaksanaan program dan secretariat kantor agar kualitas hidup
masyarakat kecamatan tercapai. Anggaran memiliki fungsi:\
1) Sebagai alat perencanaan
2) Sebagai alat pengendalian
3) Sebagai alat kebijakan fiscal
4) Sebagai alat politik
5) Sebagai alat koordinasi dan komunikasi
6) Sebagai alat penilaian kinerja
7) Sebagai alat motivasi
8) Sebagai alat menciptakan ruang public
Persiapan anggaran kecamatan
Persiapan anggaran kecamatan adalah penyesuaian antara program kecamatan dan
prioritas untuk memastikan bahwa anggaran kecamatan telah sesuai dengan kebijakan
pemerintah serta prioritas pembangunan kecamatan yang telah disesuaikan. Selanjutnya biaya
varians yang paling efektif harus dipilih. Dan cara meningkatkan efisiensi operasional
kecamatan harus dicari.
Kondisi ntuk mempersiapkan anggaran kecamatan
1) Kebutuhan untuk keputusan awal
2) Kebutuhan untuk kendala yang sifatnya besar
3) Menghindari praktek penganggaran kecamatan yang dipertanyakan (belum pasti)
Alokasi sumber daya dan efisiensi operasional
1) Pendekatan top-down
2) Pendekatan bottom-up
3) Negosiasi
4) Mempersiapkan plafon pengeluaran kecamatan
5) Peran perkiraan multitahun dalam persiapan anggaran
Sistem Penganggaran Kecamatan
Sistem penganggaran kecamatan adalah sistem penerimaan dan pengeluaran kas. Anggaran kas
adalah rencana terinci yang menunjukkan bagaimana sumber day akas akan diperoleh dan
digunakan selama beberapa periode waktu tertentu. Anggaran kas terdiri dari 4 bagian utama,
yaitu:
1. Bagian penerimaan kas
2. Bagian pengeluaran kas
3. Selisih lebih kas atau bagian defisiensi
4. Bagian pembayaran
Terdapat 3 jenis sistem anggaran kas organisasi kecamatan, yaitu:
1. Sistem penerimaan kas
a. Sistem penerimaan kas dari pemerintah di atasnya
Prosedur penerimaan kas dari pemerintah daerah ada tiga, yaitu:
1) Prosedur penerimaan kas dari anggaran rutin daerah
2) Prosedur penerimaan kas dari subsidi
3) Prosedur penerimaan kas dari alokasi umum/khusus.
b. Sistem penerimaan kas dari non pemerintah
Prosedur penerimaan kas dari non pemerintah daerah berasal dari:
1) Sumbangan masyarakat
2) Lembaga / organisasi non pemerintah dalam negeri
3) Pemerintah atau lembaga/organisasi internasional
2. Sistem pengeluaran kas
a. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
Dokumen yang digunakan:
1) Bukti kas keluar
2) Cek
3) Permintaan cek
Catatan akuntansi yang digunakan:
1) Jurnal pengeluaran kas
2) Register cek
Fungsi yang terkait:
1) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2) Fungsi kas
3) Fungsi akuntansi
4) Fungsi pemeriksaan
b. Jaringan prosedur yang membentuk sistem
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan
permintaan cek terdiri dari jaringan prosedur: prosedur pembuatan bukti kas
keluar, prosedur pembayaran kas, dan prosedur pencatatan pengeluaran kas.
3. Sistem kas kecil
Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil ada dua, yaitu:
 Metode fluktuasi
 Metode imprest
Sikluas Penganggaran Kecamatan
1. Skedul pembuatan anggaran
2. Penentuan dana yang dianggarkan
3. Pengajuan
4. Menyesuaikan kebutuhan dengan sumber daya
5. Finalisasi/persetujuan anggaran
Teknik Penganggaran Kecamatan
1. Teknik peramalan
2. Teknik aliran kas
REALISASI PROGRAM KECAMATAN DAN DESA
Teori Realisasi Program Kecamatan Dan Desa
Dalam siklus akuntansi sektor publik, setelah dilakukan proses penganggaran,
kemudian anggaran itu direalisasikan sebagaimana yang telah direncanakan organisasi publik.
Dengan kata lain, realisasi program merupakan proses pelaksanaan segala sesuatu yang telah
direncanakan dan dianggarkan oleh organisasi publik, termasuk dalam hal ini organisasi
Kecamatan dan Desa. Pelaksanaan anggaran dalam sebuah program adalah proses dimana
sumber daya keuangan tersedia untuk agen yang diarahkan dan dikendalikan demi mencapai
tujuanserta objek anggaran yang telah disetujui.
Manajemen operasi adalah bidang manajemen yang bersangkutan dengan mengawasi,
merancang, dan mendesain ulang operasi organisasi menyangkut produksi barang dan/atau
jasa. Manajemen operasi melibatkan produksi barang dan jasa, individu yang termasuk dalam
rencana operasi, dan koordinasi operasi dalam suatu organisasi, termasuk organisasi
Kecamatan dan Desa.
Realisasi program Kecamatan dan Desa dilaksanakan dalam rangka menciptakan
masyarakat dan lingkungan yang berkembang ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.
Potensi Kecamatan dan Desa adalah sumber daya yang terdapat di suatu Kecamatan dan Desa
yang dapat dikembangkan dan diaktifkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
terdiri dari :
a. Komponen Alam
b. Komponen Manusia dan Kegiatannya
c. Program Pembangunan Desa
Realisasi Program Sebagai Jenis Aktivitas Organisai Pelayanan Kecamatan Dengan
Partisipasi Masyarakat
Dalam sistem realisasi anggaran kecamatan dan desa yang telah dirancang, pengelola
organisasi kecamatan dan desa mengoordinasikan kegiatan sehari-harinya dengan strategi
operasi organisasi. Berikut jenis aktivitas organisasi kecamatan dan desa :
1. Perencanaan Masyarakat Desa dan Sinerginya di Kecamatan
Perencanaan masyarakat desa adalah proses untuk merumuskan masalah-masalah
Desa yang berkembang di mayarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengembangan Sumber Daya Masyarakat Desa
Pengembangan sumber daya masyarakat desa sangatlah penting, karena sumber daya
masyarakat desa merupakan aset utama dalam mencapai tujuan organisasi desa yang telah
ditetapkan.
3. Penjadwalan Program dan Kegiatan Desa serta Koordinasi Kecamatan
Perencanaan Kecamatan dan Desa menjalankan sumber daya Kecamatan dan Desa
untuk berbagai kebutuhan produksi melebihi periode waktu. Penjadwalan yang dimaksud
dalam hal ini terkait dua kegiatan, yaitu : kegiatan kantor dan kegiatan pelayanan.
4. Pengendaliaan Kualitas Pelayanan Kecamatan dan Desa
Pengendaliaan yang dimaksud disini adalah pengendaliaan kualitas yang fokus pada
pencegahan permasalahan kualitas, yaitu pada implikasi biaya dari kualitas yang rendah.
5. Keuangan Kecamatan dan Desa
Pengelolaan keuangan pada realisasi program desa sangat menentukan keberhasilan
program atau kegiatan tersebut. Keuangan harus dikelola secara cermat agar seluruh proses
kegiatan pembangunan desa dapat berjalan sesuai rencana. Konsep Time Value of Money
merupakan satu rupiah pada hari ini dapat diinvestasikan untuk memperoleh keuntungan
sehingga melebihi satu rupiah yang didapatkan dimasa yang akan datang.
6. Pelayanan Jasa Administrasi dan Kependudukann di Kantor Kecamatan dan Desa
Pelayanan kecamatan dan desa merupakan produk organisai Kecamatan dan Desa
yang berupa pelayanan administrasi serta kependudukan.
Pendekatan dalam Realisasi Program Kecamatan
Pengelolaan operasi atau realisasi program menunjuk pada arahan atau pengendaliaan
sistematis atas proses yang mengubah input menjadi barang dan jasa (Krajewski/Ritxman,
1990:4). Pengelolaan operasi atau realisasi program kecamatan dan desa dapat dilihat dari tiga
perspektif yang berbeda, yaitu :
a. Realisasi Program sebagai Fungsi
Dalam organisasi kecamata dan desa yang besar, penetapan masing-masing fungsi
ke dalam departemen atau bagian yang berbeda, diasumsikan sebagai pertanggungjawaban
atas kegiatan tertentu, namun saling terkait sati sama lain. Dalam hal ini, pimpinan
mengkoordinasikan dan menetapkan jaringan komunikasi yang lebih efektif dalam rangka
mencapai tujuan organisasi kecamatan dan desa.
b. Realisasi Program sebagai Peningkatan Kesejahteraan
Realisasi program berfungsi sebagai peningkat kesejahteraan di Kecamatan dan
Desa. Mobilitas keahlian yang meningkat dari para pengelola operasi organisasi sangat
berhubungan dengan tantangan produktivitas layanan terkini dan keberhasilan dalam
menjalankan program.
c. Realisasi Program sebagai Seperangkat Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan aspek yang sangat esensial dalam seluruh
aktivitas pengelolaan organisasi. Meskipun secara spesifik masing-masing situasinya
berbeda, pembuatan keputusan umumnya melibatkan berbagai langkah dasar yang sama
seperti (1) mengenalkan dan menjelaskan definisi sebuah permasalahan, (2)
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis alternatif kemungkinan,
dan (3) memilih dan melaksanakan alternatif yang paling layak.
Sistem Realisasi Program Kecamatan
Pengertian secara umum, program pelayanan kecamatan dan desa merupakan sebuah
sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan.
Sedangkan secara khusus, program pelayanan kecamatan dan desa didefinisikan sebagai unit
atau kesatuan kegiatan administrasi serta kependudukan, yang merupakan realisasi atau
implementasi dari kebijakan kecamatan dan desa, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, serta terjadi dalam suatu organisasi kecamatan dan desa yang melibatkan
sekelompok orang.
1. Kualitas Sistem Permukiman
Untuk mendapatkan sistem pemukiman yang berkualitas, diperlukan pengembangan
kepranataan perumahan dan pemukiman secara luas, yang dapat memunculkan norma-norma
kehidupan perkotaan serta pedesaan yang menjunjung kehidupan yang beranekaragam dan
berorientasi pada kepentingan masyarakat.
2. Kualitas Sistem Jaringan Jalan
Prasarana jalan merupakan salah satu fasilitas infrastruktur transportasi yang paling
strategis. Untuk mempertahankan kinerjanya, maka prasarana jalan perlu dikelola sedemikian
rupa, sehingga kondisinya dapat terpelihara semaksimal mungkin dengan pendanaan yang
optimal.
Salah satu upaya mendasar dalam mewujudkan prasarana jalan yang berkualitas adalah
peningkatan kegiatan pengendaliaan mutu oleh tim pengawas maupun konsultan supervisi.
Tingkat kualitas pelayanan jalan tentunya tergantung pada kualitas perencanaan secara umum
kurang memuaskan. Hal ini tidak dapat sepenuhnya dibebankan kepada kontraktor , karena
konraktor hanya melakukan rancangan tersebut dengan pengawasan pengguna jasa.
a) Kualitas Sistem Jaringan Transportasi
Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi, dikembangkan kebijakan seperti
meningkatkan kualitas penyelenggaraan transportasi melalui peningkatan profesionalisme
manajemen, operasi, dan efisien, meningkatkan kelancaran, ketepatan jadwal perjalanan,
kecepatan, frekuensi, serta penyediaan fasilitas alih moda yang memadai, dan meremajakan
armada nasional baik armada laut maupun udara.
b) Kualitas Sistem Flora atau Tata Hijau
Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di perkotaan, baik
berupa sistem flora atau tata hijau maupun ruang terbuka non hijau, telah mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan wilayah seperti banjir di perkotaan, tingginya polusi udara,
meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya produktivitas masyarakat akibat stess karena
terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial.
Meskipun kondisi tersebut banyak terjadi di perkotan namun tidak menutup
kemungkinan akan terjadi di desa. Karena itu, strategi pemanfaatan ruang baik untuk kawasan
budi daya maupun kawasan lindung, perlu dari kawasan secara kreatif sehingga konversi lahan
dari pertaniaan produktif atau kawasan hijau lainnya dapat dikendalikan.
c) Kualitas Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya bisasnya meliputi :
1. Rencana sistem jaringan telematika
2. Rencana sistem jaringan sumber daya air
3. Rencana sisitem jaringan drainase
4. Rencana sistem jaringan energi
5. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan
6. Rencana sistem jaringan pemadam kebakaran
d) Siklus Realisasi Program Kecamatan dan Desa
Masing-masing tahap realisasi program Kecamatan dan Desa terbagi ke dalam tiga kegiatan
utama yaitu :
1. Pencairan anggaran (pengeluaran) Kecamatan dan Desa.
2. Realisasi pendapatan Kecamatan dan Desa.
3. Pelaksanaan program Kecamatan dan Desa.
Dalam siklus realisasi program kecamatan dan desa terbagi menjadi tiga sub bagian yaitu :
a. Persiapan Program Kecamatan dan Desa
b. Pelaksanaan Program Kecamatan dan Desa
c. Penyelesaian Program Kecamatan dan Desa
Teknik Realisasi Program Kecamatan
1. Inisiatif Masyarakat dan Dikerjakan Masyarakat
Terdapat beragam konsep partisipasi, kata lain untuk mobilisasi, seperti
partisipasi dalastm pelaksanaan pembangunan sampai konsep pilihan tindakan
berdasarkan kesadaran sendiri, mulai dari konsep partisipasi sebagai alat ustuk
meningkatkan efisiensi proyek pembangunan, seperti partisipasi masyarakat untuk
mengurangi biaya buruh bangunan sampai konsep partisipasi sebagai tujuan akhir
pembangunan (Kamar, 2002).
2. Inisiatif Masyarakat dan Pemerintah, Dikerjakan Pemerintah
Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan
diawasi sendiri (Keppres No. 80 tahun 2003 Pasal 39 ayat 1). Swakelola itu terdiri atas
3 jenis, yaitu (1) Swakelola oleh pengguna barang/jasa (2) Swakelola oleh instansi
pemeriatah lain nonswadana (3) Swakełola oleh penerima hibah.
3. Inisiatif Masyarakat dan Pemerintah, Dikerjakan Pihak Ketiga
Masing-masing kelompok berdasarkan tujuannya memiliki pola dan kultur
pengelolaan sendiri, khususnya dalam mengaplikasikan Komunikasi, Koordinasi,dan
Kerjasama (3K]. Ketiga kata kerja tersebut yang disingkat 3K merupakan kunci sukses
berlandaskan "komitmen" pelaksanaan, sehingga kegiatan kerjasama menjadi efektif.
Dalam hal ini, "Kecamatan dan Desa" sebagai penyedia pelayanan masyarakat dan
reguiator (di lingkup dan kewenangannya) pembangunan; "masyarakat" dapat terdiri
dari individu/kelompok yang memberdayakan diri untuk mencapai visi bersama.
PELAPORAN KECAMATAN DAN DESA
Teori Pelaporan Kecamatan
Laporan Kecamatan
Pengertian Laporan Publik Ke Masyarakat Kecamatan
Laporan didefinisikan sebagai dokumen yang berisi informasi terorganisasi dalam
sebuah narasi, grafik, atau bebtuk tabular, yang disususn atas dasar ad hoc, periodik, rutin atau
ketika diperlukan. Laporan dapat merujuk pada periode tertentu, peristiwa , kejadiaan, atau
mata pelajaran, dan dapat dikomunikasikan atau disajikan dalam bentuk lisan atau tulisa.
Lingkungan Laporan Tugas Utama Dikecamatan
Laporan kecamatan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau kegiatan
pembangunan yang dilakukan di kecamatan bersangkutan. Pada dasarnya fakta yang disajikan
itu berkenan dengan tanggung jawab yang diberikan kepada organisasi kecamatan yang
melaporkan. Karena tugas utama kecamatan adalah sebagai koordinator dari proses
pembangunan di desa-desa dalam wilayah kecamatan, maka lingkup laporan kecamatan ini
adalah pelaksanaan program dan pencapaian tugas-tugas utama kecamatan tersebut.
Laporan tugas utama kecamatan kecamatan pada umumnya hanya sebagai alat penguji
atas pekerjaan pembukuan, tetapi selanjutnya juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan
atau menilai kondisi kecamatan dari hasil yang dicapai pembangunan kecamatan tersebut.
Manfaat Laporan Kecamatan Dan Desa
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan organisasi kecamatan dan desa
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi kecamatan mendanai
aktivitasnya serta memenuhi kebutuhan kasnya
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan organisasi
kecamatan dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta
komitmennya
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan organisasi kecamatan serta
perubahanya
e. Menyediakan informasi keseluruhan yang berguna ketika mengevaluasi kinerja
organisasi kecamatan dalam hal biaya jasa, efisiensi dan pencapaian tujuan
pembangunan
Waktu Laporan Kecamatan Dan Desa
 Laporan per program
 Harus dipandang sebagai bagian integral dari laporan organisasi kecamatan
tahunan
 Dapat disusun secara bulanan, triwulanan, atau periode lain yang kurang dari
setahun dan mencangkupi seluruh komponen laporan kecamatan sesuai standar
pelaporan program yang berlaku
 Laporan organisasi tahunan
Laporan kecamatan tahunan merupakan laporan perkembangan serta pencapaian
pembangunan kecamatan yang berhasil diraih organisasi kecamatan dalam satu tahun.
Terdafat beberapa fungsi mendasar dari sebuah laporan kecamatan tahunan yang dibuat
oleh masing-masing organisasi kecamatan yaitu :
a. Sumber dokumentasi informasi organisasi kecamatan tentang apa yang telah
dicapai selama setahun
b. Sebagai alat promosi yang kreatif bagi organisasi kecamatan melalui
integritas pelaporan
c. Menambaha daya tarik organisasi kecamatan di mata masyarakat
d. Sebagi dokumen lengkap yang melaporkan secara mendetail kinerja
organisasi kecamatan, beserta kondisi keuangan dalam satu tahun
e. Memberikan gambaran mengenai tugas, peran, dan pekerjaan masing-
masing bidang dalam struktur organisasi kecamtan.
Jenis Laporan Publik
Laporan Administrasi Keuangan Dan Kependudukan Kecamatan
Pengertian laporan administrasi keuangan dan kependudu kecamatan
Masalah utama administrasi keuangan adalah masalah pengambilan keputusan
kebijakan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan perencanaan, akuntansi, laporan pelaksana,
dan pengawasan atas pengadaan dana di satu pihak serta penggunaan dana di lain pihak (
Abdullah :1982). Tujuan yang ingin dicapai oleh administrasi keuangan adalah
pertanggungjawaban, efisiensi,dan/ atau efektivitas dalam penggandaan serta penggunaan
dana. Pembahasan administrasi keuangan dikelompokkan ke dalam 5 pendekatan yaitu:
a. Pendekatan ketelaksanaan keuangan
Dengan pendekatan ketelaksanaan keuangan (financial management), pembahasn
administrasi keuangan mencangkup fungsi perencanaan keuangan, ketelaksanaan
penggunaan dana, serta penyediaan atau penggunaan dana yang diperlukan.
b. Pendekatan keuanga negara
Bila administrasi keuangan di tinjau dari sudut pandang pendekatan keuangan negara,
maka pembahasanya mencangkup keuangan badan hukum politik, baik keuangan negara
maupun keuangan badan hukum publik yang lebih rendah. Pembahasanya biasanya
ditekan pada segi-segi yang berkaitan dengan pengeluaran negara, pendapatan negara,
perpajakan, utang negara, dan anggaran negara.
c. Pendekatan administrasi negara ( public Administration)
Dari sudut pandang administrasi negara, ada dua segi yang berkaitan dengan administrasi
keuangan (Dimock dan Dimock). Pertama, merupakan bidang keuangan yang luas
meliputi fungsi perhitungan dan pemungutan pajak, pemeliharaan dana, utang negara dan
administrasi utang negara. Kedua, merupakan bagian dari administrasi negara,
sebagaimana ditinjau melalui sudut pandang pimpinan administrasi dan mereka yang
memperhatikan apa yang dilakukan.
d. Pendekatan sejarah perkembangan sistem anggaran
Ditinjau dari sudut sejarah perkembangan sistem anggaran, administrasi telang
berkembang dari administrasi tradisional yang berorientasi pada pengawasan yang
dikembangkan di Amerika Serikat tahun 1789. Perkembangan selanjutnya yaitu dari
administrasi keuangan hasil karya ke arah administrasi keuangan terpadu yang
berorientasi pada perencanaan dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
e. Organisasi sebagai sistem terbuka
Organisasi terdiri dari 5 unsur yaitu:
1) Unsur tujuan dan nilai
2) Unsur teknis
3) Unsur psikososial
4) Unsur struktural
5) Unsur yang mencangkup keseluruhan unsur dari organisasi keuangan baik dengan
lingkungan khusus maupun lingkungan umum
Input Dan Output Laporan Administrasi Keuangan Dan Kependudukan Kecamatan
Input Laporan Administrasi Keuangan Dan Kependudukan Kecamatan
Input Keuangan
a. Penerimaan kas
Transaksi penerimaan kas adalah transaksi keuangan yang menyaebabkan aset
kecamatan berupa kas atau setara kas bertambah. Catatan yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas adalah:
1) Jurnal penerimaan kas
2) Jurnal umum
3) Kartu persediaan
4) Kartu gudang
b. Pengeluaran kas
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran berbagai kewajiban yang timbul dari
sistem pembelian. Kas diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan oprasional
organisasi sehari-hari, mengadakan investasi baru, dan lain-lain.
Output Laporan Administrasi Keuangan Dan Kependudukan Kecamatan
 Laporan Keuangan
Ouput laporan administrasi keuangan kecamatan antara lain laporan keuangan yang
menyangkut analisis alokasi keuangan dan sumber pebiayaan serta realisasi anggaran
untuk membiayai program dan kegiatan kecamatan termasuk catatan atas hasil
keuangan.
 Profil Kependudukan/Monografi
Himpunan data kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan pemerintah yang
tersusun secara sistematik, lengkap, akurat serta terpadu dalam penyelengggaran
pemerintah, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan.
 Laporan Kegiatan Masyarakat
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat antara lain seperti lomba olah raga, pelatihan
wirausaha, kegiatan petani, peningkatan gizi balita dan lain-lain.
 Perubahan Tata Ruang dan Kelola
Pelaksanaan kegiatan administrasi kecamatan dalam kurun waktu tertentu dan
perkembangan penduduk yang berpengaruh terhadap sarana dan prasarana lebutuhan.
Unsur laporan administrasi keuangan dan kependudukan kecamatan
1. Kas masuk dan kas keluar
2. Barang yang dikelola
3. Data base sosial ekonomi dan demografi
Sistem Pelaporan Kecamata dan desa
1. Langsung ke masyarakat
2. Dilaporkan melalui laporan pemerintah
3. Diumumkan melalui media
Siklus Pelaporan Kecamata Dan Desa
1. Transaksi
2. Analisis bukti transaksi
3. Mencatat data transaksi
4. Melaporkan dan mengihtisarkan data yang dicatat
5. Kertas kerja
6. Penerbitan laporan keuangan
Tehnik Pelaporan Kecamatan Dan Desa
1. Presentasi
Kegiatan berbucara di hadapan banyak hadirin. Pelaporan organisasi kecamatan dan
desa dapat dilakukan melalui tehnik persentasi kepada pengguna laporan,baik struktur
pemerintah di atasanya maupun masyarakat.
2. Laporan tertulis
Laporan pelaksana program yang disiapkan secara tertulis dengan format standar sesuai
dengan aturan yang berlaku. Wujud laporan tertulis bisa dalam bentuk :
a. tabular
 laporan keuangan formal
 statistik
b. ekspositori atau narasi
c. grafik
d. kombinasi
AUDIT KUALITAS HIDUP MASYARAKAT DI KECAMATAN DAN DESA
Teori Audit Kualitas Hidup Di Masyarakat Di Kecamatan Dan Desa
Definisi Audit Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan Dan Desa
“ Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti yang
berkenan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau
tingkat hubungan atara asersi tersebut dan kriteria yang ada serta mengkomunikasikan hasil
yang peroleh kepada pihak yang berkepentingan”. ( Auditing Concepts Committee on Basic
Auditing Concepts”,The Acounting Review.Vol.47, Supp.1972, hal.18).
Dari definisi tersebut beberapa bagian perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Proses Sistematik
2. Objektivitas
3. Penyediaan Dan Evaluasi Bukti
4. Asersi Tentang Kegiatan Dan Kejadiaan Ekonomi
5. Drajat Hubungan Kriteria Yang Ada
6. Mengkomunikasikan Hasil
Akuntabilitas Kecanatan Dan Desa
Akuntabilitas kecamatan dan desa digalakakan dalam rangka efisiensi kerja dan peningkatan
mutu kinerja organisasi kecamatan dan desa itu sendiri, terutama demi menciptakan
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Bukti Audit Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan Dan Desa
Bukti audit kualitas hidup masyarakat di kecamatan dan desa adalah segala informasi
yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan kecamatan
dan desa yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapat. Jenis
bukti audit kecamatan dan desa tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
 Struktur pengendalian internal
Meliputi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan yang menyediakan kapasitas bahwa
sasaran kasus organisasi kecamatan akan tercapai.
 Bukti fisik
Bukti fisik diperoleh dalam hitungan aset berwujud, terutama kas, persediaan, dan hasil
kecamatan yang berupa fisik.
 Bukti konfirmasi
Merupakan bukti yang sangat tinggi tingkat reabilitasnya. Hal ini dikarenakan bukti
informasi berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung.
 Bukti dokumenter
Merupakan bukti yang paling penting dalam audit kecamatan. Bukti dokumenter meliputi
nontulen rapat, faktur pembelian, foto kegiatan, laporan kegiatan camat, dan kontrak
kegiatan.
 Catatan akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnaldan buku besar merupakan sumber data yang digunakan
untuk membuat laporan keuangan. 0leh karena itu bukti yang merupakan catatan akuntansi
merupak objek yang harus diperiksa dalam laporan keuangan kecamatan.
 Bukti surat pernyataan tertulis
Merupakan pernyataan yang ditandatangani oleh individu yang bertanggung jawab dan
memiliki pengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadiaan tertentu terkait program
serta kegiatan organisasi kecamatan yang diaudit.
 Bukti matematis
Diperoleh auditor melalui pengulangan pekerjaan klerikal yang telah dilakukan organisasi
kecamatan. Bukti matematis merupakan bukti audit yang bersifat kualitatif.
 Bukti lain
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap pekerjaan auditor berkesempatan mengajukan pernyataan secara
lisan.
 Bukti analisis dan perbandingan
Merupakan bukti yang diperoleh dari pembandingan dan hubungan antar data untuk
menentukan apakah saldo akun atau kesimpulan hasil kegiatan yang disajikan masuk akal.
 Bukti elektronik
Merupakan informasi yang dihasilkan oleh alat elektronik yang digunakan auditor sebagai
dasr dalam memberikan pendapat dalam penegasan.
Kecakupan Bukti Audit Kualitas Hidup Masyarakat Kecamatan Dan Desa
1) Materialitas , auditor hasrus memberikan pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas
laporan kecamatan.
2) Risiko audit, tingkat kepastiaan yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapat
adalah tinggi.
3) Faktor-faktor ekonomi, pelaksanaan audit kecamatan menghadapi kendala waktu dan
biaya ketika menghimpun bukti audit kecamatan.
4) Ukuran dan karakteristik populasi, semakin besar populasi, semakin besar juga jumlah
sampel bukti audit yang harus diambil dari populasi.
Kompetensi Bukti Audit Kualitas Hidup Masyarakat Kecamatan Dan Desa
1) Relevansi bukti, adalah bukti yang sesuai atau tepat jika digunakan untuk masud tertentu.
2) Sunber informasi bukti, bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar
entitas yang independen, merupakan bukti yang dapat dipercaya.
3) Ketepatan waktu, sangat penti g terutama dalam melakukan verifikasi kegiatan belajar
mengajar, kegiatan penelitian, kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat, aktiva lancar,
uatang lancar, dan rekening surplus- defisit terkait.
4) Objektivitas, lebih dapat dipercaya atau reliabel dan kompeten dari pada bukti yang
bersifat subjektif.
Dasar Yang Memadai Atau Irasional
1) Pertimbangan profesional audit
2) Integritas pengurus struktur organisasi kecamatan
3) Transaksi yang terjadi di kecamatan
4) Kondisi keuangan.
Prosedur Untuk Menghimpun Bukti Audit Kecamatan
1) Inspeksi
2) Pengamatan
3) Pengajuan pertanyaan
4) Konfirmasi
Program Audit Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamtan
1) Tahap audit pendahuluan
Menitikberatkan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang yang memadai,
sehingga dikemudian hari kebingungan audit dalam menentukan informasi, latar belakang
mana yang harus diperoleh, dimana dapat diperoleh, dan apa yang harus dilakukan kalo
diperoleh, dapat dihindari.
2) Tahap review program audit
Untuk tahap audit sering kali digabung dengan program audit kecamtan untuk tahap
review serta pengujian sistem pengendalian menejmen organisasi kecamatan.
3) Tahap pengujian sistem pengendalian
Program review dan pengujian sistem pengendalian manajemen organisassi kecamatan
harus lebih terperinci secara spesifik karena pada tahap ini area audit yang lebih sempit
diperoleh.
4) Pelaksanaan audit terinci
Tahap audit kecamatan dapat dikategorikan sebagai perencanaan, pekerjaan lapangan, dan
pelaporan.
Sistem Audit Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan
Verifikasi data kualitas hidup masyarakat di kecamatan
Kesimpulan merupakan tujuan terhadap catatan yang telah di buat di lapangan.
Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari memahami
makna/arti, keteraturan, pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proporsi.
Komplikasi data kualitas hidup di masyarakat di kecamatan
Data yang diperoleh dari survai lalu dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar
mudah di baca, mudah dilihat kaitannya dengan satu yang lain dan informatif.
Siklus Audit Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan
Siklus verifikasi data kualitas hidup masyarakat di kecamatan
1. identifikasi catatan (bukti transaksi)
2. menetapkan kriteria pembanding
Siklus Komplikasi Data Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan
1. Pengelolaan Data Berdasarkan Jenis Dan Karakteristiknya
2. Penyajian Data
Teknis Audit Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan
Tehnik Tracing
1. memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilakukan
2. menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan
benar dalam catatan akuntansi ( jurnal dan buku besar ).
Tehnik Checking/ Comparing
Memuat uraian tentang upaya yang ditempuh auditor untuk memperoleh kebahasaan
temuanya. Agar ditemukan temuan dan interprestasi yang absah, maka perlu diteliti
kreabilitasnya dengan menggunakan tehnik-tehnik perpanjangan kehadiran auditor dilapangan,
observasi yang diperdalam,, triangulasi ( menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti,
teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil dan pengecekan
anggota.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2015. Akuntansi Untuk Kecamatan dan Desa. Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai