Disusun Oleh :
KELOMPOK III
o Devid 1832520330
o Dandi Junianto 1832520280
o Ucu Rustadi 1832520157
o Prayoga Bayu Sukmana 1832520314
Tarif Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Tarik Progresif mengacu pada UU Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 17
1. Jika penghasilan Bersih sampai dengan Rp. 50.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar
5%
2. Jika penghasilan bersih Rp 50.000.000 s.d Rp. 250.000.000 dikenakan tarif pajak
sebesar 15%
3. Jika penghasilan bersih Rp. 250.000.000 s.d Rp. Rp. 500.000.000 dikenakan tariff
pajak 25%
4. Jika penghasilan bersih diatas Rp. 50.000.000 dikenakan tarif pajak sebesar 30%
Dalam 10 hari pertama, jumlah kumulatif upah harian Narto juga belum melebihi
Rp4.500.000, sehingga tidak dipotong PPh pasal 21.
Pada hari ke-11, jumlah kumulatif upah harian adalah Rp4.950.000 (= Rp450.000 × 11),
sudah melampaui ambang batas Rp4.500.000.
PPh pasal 21 terutang dihitung dengan dasar upah kumulatif setelah dikurangi PTKP
sebenarnya sebagai berikut:
Dengan adanya pemotongan PPh pasal 21, upah bersih yang diterima Narto pada hari ke-
11 berjumlah Rp285.000 (= Rp450.000 – Rp165.000). Perhatikan, PPh 21 sebesar
Rp165.000 adalah untuk 11 hari yang mulai dipotong setelah jumlah kumulatif upah
harian melebihi Rp4.500.000.
Bagaimana dengan hari ke-12? Penghitungan PPh pasal 21 yang harus dipotong pada hari
ke-12 adalah sebagai berikut:
PPh 21 yang dipotong pada hari ke-12 adalah sebesar Rp15.000 (= 5% × Rp300.000).
Dengan demikian, upah harian bersih yang diterima Narto adalah Rp435.000 (Rp450.000
– Rp15.000). Cara penghitungan PPh 21 upah harian ini sama untuk hari-hari berikutnya.
Contoh 2: upah harian > Rp450.000
Citra Wida belum menikah. Pada bulan Mei 2019, Citra bekerja di PT Sandi Uni dengan
menerima upah Rp650.000 per hari.
Dengan upah harian lebih dari Rp450.000, Citra Wida mula-mula dipotong PPh pasal 21
dengan dasar upah harian sebagai berikut:
Rizal Fahmi (belum menikah) adalah seorang karyawan yang bekerja sebagai perakit TV
pada suatu perusahaan elektronika. Perolehan upah Rizal Fahmi dihitung berdasarkan jumlah
unit pekerjaan yang dapat diselesaikan yaitu sebesar Rp 125.000 per TV dan dibayarkan
setiap minggu. Dalam 1 minggu (6 hari kerja), Rizal Fahmi dapat menyelesaikan pekerjaan
sebanyak 24 buah TV dengan upah Rp 3.000.000. Berapa PPh 21nya?
Jawab:
Upah sehari: Rp 3.000.000 / 6 = Rp 500.000
Upah di atas Rp 450.000: Rp 500.000 – Rp 450.000 = Rp 50.000
PPh 21 terutang: 6 x (5% x Rp 50.000) = Rp 15.000
Mawang mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan sebesar Rp 950.000,
pekerjaan yang diselesaikan dalam 2 hari. Berapa PPh 21nya?
Jawab:
Upah borongan sehari: Rp 950.000 / 2 = Rp 475.000
Upah di atas Rp 450.000: Rp 475.000 – Rp 450.000 = Rp 25.000
PPh 21 terutang: 2 x (5% x Rp 25.000) = Rp 2.500
Contoh 5: Upah Harian / Satuan / Borongan yang Diterima tenaga Lepas yang
dibayarkan Bulanan
Bambang bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upah harian yang dibayarkan
bulanan. Dalam bulan Januari 2016 Bambang hanya bekerja 20 hari dan upah sehari sebesar
Rp 250.000. Bambang sudah menikah tapi belum memiliki anak. Berapa PPh 21 bulan
Januari?
Jawab:
Upah Januari 2016: 20 x Rp 250.000 = Rp 5.000.000
Penghasilan neto setahun: Rp 5.000.000 x 12 = Rp 60.000.000
PTKP K/0 = (Rp 58.500.000)
PKP: Rp 60.000.000 – Rp 58.500.000 = Rp 1.500.000
PPh 21 terutang setahun: 5% x Rp 1.500.000 = Rp 75.000
PPh 21 terutang sebulan: Rp 75.000 / 12 = Rp 6.250