,
3
1,2,3 Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi, kompetensi petugas
pengelola dana desa, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa. baik sebagian atau
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner dengan jumlah
sampel 96 responden. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan analisis regresi
linier berganda yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) Secara parsial komitmen organisasi, kompetensi aparatur pengelola
dana desa dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa (2) komitmen organisasi, kompetensi aparat desa.
Petugas pengelola dana dan pemanfaatan teknologi informasi secara simultan berpengaruh
terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
1. Perkenalan
Desentralisasi adalah pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Desentralisasi bertujuan agar pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan bagi setiap
orang (Sakinah, 2013). Desentralisasi memiliki beberapa aspek; desentralisasi politik, administrasi, dan fiskal
(Putri, 2018). Hal ini semata-mata karena desentralisasi memberikan ruang bagi pemerintahan yang lebih
rendah untuk melakukan proses pemerintahan yang sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
diamanatkan.
Di Indonesia salah satu desentralisasi yang sedang dilaksanakan adalah pelimpahan kewenangan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dan pemerintah desa. Kewenangan yang diberikan adalah
kebijakan pemerintahan yang diberikan secara otonom kepada desa, yang dimaksudkan sebagai landasan
bagi dimulainya pembangunan di tingkat desa. Hal ini terlihat jelas dalam Rencana Jangka Menengah
Nasional (RPJM) 2015-2019 yang mengamanatkan untuk membangun Indonesia dari pinggiran kota dan
memperkuat lokal dan desa. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kerentanan
akibat ketimpangan pembangunan (Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2015).
Kewenangan ini jelas sah dan ditindaklanjuti dengan ditetapkannya berbagai regulasi. Salah satunya adalah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 menggantikan Peraturan Nomor 113 tahun 2014 tentang
pengelolaan keuangan desa yang dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam menyelaraskan semua
program yang ada di desa dengan program nasional. Sehingga pembangunan yang terjadi di desa dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan program pemerintah pusat.
94
Review Akuntansi AFEBI (AAR)
Vol.04 No.02, Desember 2019
Akuntabilitas merupakan tanggung jawab instansi yang berwenang, dalam pembahasan ini pemerintah
desa mengelola sumber daya masyarakat secara berkala. Bentuk akuntabilitas desa bertanggung jawab atas
laporan keuangannya mulai dari perencanaan anggaran, penggunaan anggaran dan pelaporan anggaran secara
lengkap. Akuntabilitas dapat dilakukan dengan memberikan akses kepada stakeholders, yaitu pengambil
keputusan dan setiap pelaksana di berbagai tingkatan, baik di tingkat program, wilayah maupun masyarakat.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pengelolaan keuangan desa mendorong agar dapat efektif dan
digunakan sesuai dengan kebutuhan desa. Dalam mewujudkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
desa diperlukan tahapan yang berkesinambungan dan dievaluasi.
Komitmen Organisasi merupakan alat psikologis dalam menjalankan organisasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah desa untuk mengelola keuangan
desa agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Efektivitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh
perilaku manusia. Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa membutuhkan komitmen organisasi.
Hal ini dikarenakan organisasi memiliki sumber daya manusia sebagai salah satu elemen penting yang
menunjang organisasi. Kinerja organisasi sangat bergantung pada kinerja individu, sehingga dibutuhkan
lebih dari sekedar pengetahuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mada et al (2017) mengungkapkan bahwa komitmen organisasi
berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. Sejalan dengan itu, penelitian yang
dilakukan Putri (2018) mengungkapkan bahwa komitmen penyelenggara pemerintahan desa berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. Dalam menciptakan akuntabilitas sumber daya
pengelolaan keuangan desa yang melakukan tanggung jawab harus memiliki kemampuan yang memadai.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan organisasi, selain komitmen organisasi, kompetensi aparatur desa
dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan pada fungsi atau tugas yang dipekerjakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mada et al (2017) mengungkapkan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. Kompetensi perangkat desa agar roda
pemerintahan dapat berjalan maksimal. Aparatur pengelola dana desa yang lebih kompeten adalah
akuntabilitas dana desa. Hal yang sama ditemukan oleh Muhammad (2018) dengan sampel pemerintah
desa di Kecamatan Salo Kampar Kabupaten menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan
terhadap akuntabilitas pemerintah desa dalam mengelola alokasi dana desa.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan desa di Kabupaten Luwu Timur
menggunakan Sistem Aplikasi Keuangan Desa (Siskeudes) versi 2.0. Penerapan aplikasi ini
diharapkan pemerintah desa lebih mandiri dalam mengelola segala potensi dan sumber daya yang
dimiliki dan peran desa sangat besar yang disertai dengan tanggung jawab. Selain itu, proses
pengawasan dan pemeriksaan keuangan bisa lebih sederhana dan tidak ada program, rencana, dan
laporan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil penelitian Putri (2018)
mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas
pengelolaan dana desa. Hal ini disebabkan semakin banyaknya dana desa setiap tahunnya.
95
Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompetensi Pejabat Pengelola Dana Desa, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI dalam pembahasan forum legislasi tentang "Sinergi Pelaporan
DPR dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang Dana Desa dan LKPP 2014-2018?" meminta pemerintah mengevaluasi
tata kelola dana desa dengan menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, serta mendorong pengembangan dan
pengawasan dana desa. Hal tersebut dilakukan, mengingat tren peningkatan dana desa setiap tahun, namun tata kelola,
pengawasan dan pengawasan terkait dana desa masih bermasalah. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Nasional (LKPP) tahun 2018, Badan Pemeriksa Keuangan
menemukan tidak adanya sistem pengawasan atas pengelolaan dana desa. Permasalahan terkait pengawasan dana desa antara
lain belum adanya desain sistem surveilans dan sistem aplikasi untuk memantau pengelolaan dana desa oleh Kementerian Dalam
Negeri, standar akuntansi pemerintahan yang belum ditetapkan, serta desa. Badan Usaha Milik Daerah (BUMDes) yang belum
memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian desa. Badan Pemeriksa Keuangan melakukan pemeriksaan kabupaten /
kota yang artinya pemeriksaan ke seluruh desa tetapi secara random sampling. serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang
belum memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian desa. Badan Pemeriksa Keuangan melakukan pemeriksaan
kabupaten / kota yang artinya pemeriksaan ke seluruh desa tetapi secara random sampling. serta Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) yang belum memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian desa. Badan Pemeriksa Keuangan melakukan
pemeriksaan kabupaten / kota yang artinya pemeriksaan ke seluruh desa tetapi secara random sampling.
2. Studi Sastra
Itu Penatalayanan Teori menjelaskan bentuk pola kepemimpinan dan hubungan atasan dengan
bawahannya dalam suatu organisasi dengan menggunakan mekanisme situasional. Mekanismenya terdiri dari
filosofi manajemen, budaya organisasi dan kepemimpinan untuk menyeimbangkan tujuan pribadi dan organisasi
untuk mencapai tujuan bersama. Itu Penatalayanan Teori ini digunakan dalam penelitian ini karena teori ini
menganggap kepercayaan kepada pemerintah desa dapat terbangun apabila dapat bertindak sesuai dengan
kepentingan yang ada yaitu kepentingan umum secara umum.
Teori atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kombinasi kekuatan internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang misalnya
kemampuan atau usaha. Kekuatan eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan tugas atau
keberuntungan (Suartana, 2010). Ada istilah locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus Of
Control Internal adalah perasaan yang datang dari dalam diri seseorang untuk mempengaruhi kinerja dan
perilakunya melalui kemampuan, keterampilan dan usahanya. Locus Of Control Eksternal adalah perasaan
yang dikendalikan oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar kendali seseorang dan perilaku seseorang tidak
memiliki pengaruh.
Teori Atribusi digunakan dalam penelitian ini karena perangkat desa memiliki locus of control
baik itu faktor-faktor yang bersumber dari dirinya sendiri maupun yang berada di luar kendalinya yang
tentunya berbeda satu sama lain dalam pengelolaan keuangan desa sesuai dengan tugasnya. dan
tanggung jawab yang berkaitan dengan kompetensi pemerintah desa.
Technology Acceptance model (TAM) atau model penerimaan teknologi memiliki kelebihan adalah model Parsimoni
adalah model yang sederhana namun valid (Jogiyanto 2007). Dalam Technology Acceptance Model (TAM),
PENERIMAAN penggunaan SI dipengaruhi oleh dua konstruk, yaitu kegunaan (persepsi kegunaan) dan kemudahan
penggunaan (persepsi kemudahan penggunaan). Technology Acceptance Model (TAM) digunakan dalam penelitian
ini karena menggambarkan penerimaan teknologi informasi yang memberikan kegunaan dan kemudahan pemerintah
desa dalam menggunakan teknologi informasi untuk mengelola keuangan desa dalam hal ini pelaporan dana desa
yang tidak sedikit. jumlah uang.
Komitmen organisasi terdiri dari dua bentuk komitmen: komitmen sikap (komitmen sikap)
dan komitmen perilaku. Sikap komitmen adalah kondisi atau keadaan seseorang yang
mempertimbangkan nilai dan tujuan pribadi sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi serta
kesediaannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Pendekatan sikap ini
melihat komitmen organisasi sebagai komitmen afektif (Allen & Meyer, 1990) dan berfokus pada
proses bagaimana seseorang memikirkan hubungannya dengan organisasi.
96
Review Akuntansi AFEBI (AAR)
Vol.04 No.02, Desember 2019
(Mowday et al, 1982). Komitmen perilaku berkaitan dengan sejauh mana karyawan menetapkan keputusan untuk
dikaitkan dengan organisasi, jika terjadi kerugian memutuskan untuk melakukan alternatif lain di luar pekerjaannya
saat ini.
Rudana (2005) menjelaskan bahwa kompetensi mengacu pada pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dapat dibuktikan dengan standar tertentu. Kompetensi tersebut ditunjukkan dalam konteks pekerjaan dan dipengaruhi oleh
budaya organisasi dan lingkungan kerja. Dengan kata lain, kompetensi mencakup kombinasi pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau fungsi dalam pengaturan pekerjaan. Airswort, Smith dan
Milllership (2007) mengatakan bahwa kompetensi adalah kombinasi dari keterampilan yang relevan dengan pekerjaan dan
keterampilan. Kompetensi adalah kapasitas untuk menangani tugas atau pekerjaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Teknologi informasi memiliki peran penting untuk digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan.
Teknologi informasi merupakan informasi yang strategis karena digunakan untuk pengambilan keputusan bagi yang
memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Teknologi informasi menggunakan sekumpulan komputer untuk mengolah
data, sistem jaringan yang diinginkan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dan teknologi
telekomunikasi untuk menyebar dan mengakses secara global (Nurillah, 2014). Pemanfaatan teknologi informasi
merupakan suatu sikap atau perilaku entitas dalam menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas dan
meningkatkan kinerjanya.
Akuntabilitas adalah kendali atas kinerja pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat. Akuntabilitas harus memiliki prosedur khusus tentang masalah yang akan dipertanggungjawabkan
dan keputusan yang akan diambil. Akuntabilitas dapat dilakukan dengan memberikan akses kepada pihak yang
berkepentingan, yaitu pengambil keputusan dan pelaksana baik program, daerah maupun masyarakat. Keuangan
desa dikelola secara transparan, akuntabel, pasif, tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa
dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun anggaran sejak 1 Januari hingga 31 Desember.
Pengelolaan keuangan desa merupakan proses sistematis yang dilakukan oleh perangkat desa sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan keuangan desa didasarkan pada uang tunai. Basis kas adalah
catatan transaksi ketika uang tunai diterima atau dikeluarkan dari rekening kas desa menggunakan Sistem
Informasi yang dikelola Kementerian Dalam Negeri.
Kerangka Penelitian
Organisasi
Komitmen
(X1)
Keuangan Desa
Kompetensi
Pengelolaan
Dana Desa
Akuntabilitas
Petugas (X2)
(Y)
Pemanfaatan
Informasi
Teknologi (X3)
97
Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompetensi Pejabat Pengelola Dana Desa, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa
Hipotesa
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta latar belakang masalah yang
diuraikan maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut.
H1 : Pengaruh komitmen organisasi terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan
desa.
H2 : Pengaruh kompetensi pengelolaan dana desa terhadap akuntabilitas
keuangan desa.
H3 : Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa.
H4 : Pengaruh komitmen organisasi, kompetensi pengelola dana desa, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa.
3. Metode Penelitian
Rencana penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif berdasarkan metode penelitian survei yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gejala-gejala perilaku suatu
kelompok atau individu dengan menyusun daftar pertanyaan dan kemudian diserahkan kepada responden. Variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi komitmen organisasi, kompetensi pengelola dana desa, dan
pemanfaatan teknologi informasi sedangkan variabel terikatnya adalah akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden yang ditentukan. Jenis
data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berupa nilai atau skor untuk jawaban atas pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, unsur Kaur dan Kasi di
13 desa di Kecamatan Tomoni, Kecamatan Tomoni Timur, dan Kecamatan Mangkutana. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah Metode Purposive Sampling. Metode Purposive Sampling merupakan teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Adapun kriteria peneliti sebagai berikut:
Variabel independen
Komitmen organisasi
Komitmen organisasi merupakan alat psikologis dalam menjalankan organisasi agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan Putri (2018). Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan
pertanyaan yang mengacu pada Tyas Research (2014). Indikator untuk mengukur variabel dalam penelitian
ini adalah keyakinan akan tujuan organisasi, perasaan memiliki organisasi, mempertahankan keanggotaan
organisasi, loyalitas dalam organisasi, dan kemauan untuk mengerahkan upaya atas nama organisasi.
98
Review Akuntansi AFEBI (AAR)
Vol.04 No.02, Desember 2019
Variabel dependen
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa
Akuntabilitas bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
telah dipercayakan kepada entitas pelapor guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara berkala
(Standar Akuntansi Pemerintahan, 2010). Akuntabilitas pengelolaan keuangan desa diukur dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada penelitian Wardana (2016). Indikator pengukuran
variabel dalam penelitian ini adalah kejujuran dan keterbukaan informasi, kepatuhan pelaporan, kesesuaian
prosedur, kecukupan informasi, dan ketepatan penyampaian laporan.
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji T untuk pengujian parsial dan uji
F untuk menguji secara simultan semua variabel independen terhadap variabel dependen.
Pria 50 53,76%
Perempuan 43 46,23%
2 Kelompok Umur (Tahun)
21 - 30 37 39,78%
31 - 40 32 34,40%
41 - 50 17 18,27%
> 50 6 6,45%
3 Posisi
Kepala Desa 13 13,97%
Sekretaris Desa 13 13,97%
Kaur Keuangan 13 13,97%
Kaur Administrasi dan Umum 13 13,97%
99
Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompetensi Pejabat Pengelola Dana Desa, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa
Dari tabel 3 dapat dilihat persamaan model regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS yaitu
Unstandardized Coefficients sebagai berikut.
Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + ε (1)
100
Review Akuntansi AFEBI (AAR)
Vol.04 No.02, Desember 2019
Dimana:
Y = -0,255 + 0,378 x1 + 0,195 x2 + 0,689 x3 + ε (2)
Menurut persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan nilai konstanta (α)
sebesar - 0,255. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada perubahan variabel independen yaitu
komitmen organisasi (X1), kompetensi pengelola dana desa (X2), dan pemanfaatan teknologi
informasi (X3), maka nilai akuntabilitas keuangan desa manajemen (Y) turun - 0,255.
Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Hasil uji statistik pada tabel 4 menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi (X1) (X1)
berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa (Y). Itu
dibuktikan dari hasil perhitungan tvalue dari 3,390. Sedangkan ttabel dari 1.662. Dengan nilai signifikansi
0,001. Jadi, nilai Tcounts
> t tabel ( 3,390> 1,662) dan nilai sig. <0,05 (0,001 <0,05. Pengujian H2 menunjukkan bahwa
variabel kompetensi aparatur pengelola dana desa (X2) berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap akuntabilitas keuangan desa (Y), hal ini dibuktikan dengan nilai tvalue 2,179 dan nilai
signifikansi 0,032. Hasil ttabel
dari 1.662. Jadi, nilai Jumlah> dari t tabel ( 2.179> 1.662) dan nilai sig. <
0,05 (0,032 <0,05). Uji H3 menunjukkan bahwa variabel pemanfaatan teknologi informasi (X3) berpengaruh
secara parsial dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa (Y). Itu dibuktikan dengan
hasil perhitungan tvalue dari 5.881. Hasil T tabel sebesar 1.662 dan sig. Nilai 0,00. Jadi, dengan demikian,
nilai Hitung> t tabel ( 5.881
> 1.662) dan nilai sig. < 0,05 (0,00 <0,05).
Jumlah dari
Model Kotak Df Mean Square F Sig.
Regresi 846.442 2 423.221 37.412 , 000 b
101
Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompetensi Pejabat Pengelola Dana Desa, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa
Itu Penatalayanan Teori menjelaskan bentuk pola kepemimpinan dan hubungan atasan dengan
bawahannya dalam suatu organisasi dengan menggunakan mekanisme situasional. Mekanismenya terdiri dari
filosofi manajemen, budaya organisasi dan kepemimpinan untuk menyeimbangkan tujuan pribadi dan
organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Pengaruh Kompetensi Pengelolaan Dana Desa (X2) terhadap Akuntabilitas Keuangan Desa (Y)
Teori atribusi menyatakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam
pengelolaan dana desa. Locus of Control Internal adalah perasaan yang datang dari dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi kinerja dan perilakunya melalui kemampuan, keterampilan dan usahanya. Locus of Control
Eksternal adalah perasaan itu
102
Review Akuntansi AFEBI (AAR)
Vol.04 No.02, Desember 2019
dikendalikan oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar kendali seseorang dan perilaku seseorang tidak
memiliki pengaruh. Dalam hal ini perangkat desa memiliki locus of control apakah faktor-faktor yang
berasal dari dalam dirinya dan yang berada di luar penguasaan dirinya yang berbeda satu sama lain
dalam pengelolaan keuangan desa sesuai dengan tugas dan tanggung jawab terkait dengan hal tersebut.
kompetensi pemerintah desa.
Hasil pengujian di atas membuktikan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa adalah pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Aulia (2018) yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu teori yang sangat berpengaruh dan dianggap
berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individu terhadap penggunaan sistem
teknologi informasi. Bentuk penerimaan tersebut dapat dilihat dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa.
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Teori Stewardship menjelaskan bentuk
pola kepemimpinan dan hubungan atasan dengan bawahannya dalam suatu organisasi dengan
menggunakan mekanisme situasional untuk melaksanakan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan desa. Selanjutnya komitmen organisasi merupakan bagian dari mekanisme situasional.
Selain itu, teori atribusi menjelaskan bahwa sikap pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Kompetensi pengelola dana desa merupakan faktor internal dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa merupakan faktor eksternal,
5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Komitmen organisasi secara positif dan signifikan akuntabilitas mempengaruhi itu
pengelolaan keuangan desa.
2. Kompetensi aparatur pengelola dana Desa berpengaruh signifikan secara positif dan
terhadap akuntabilitas keuangan desa.
3. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa.
4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menambah atau mengganti variabel yang dapat mempengaruhi
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dan menambahkan metode wawancara pengumpulan data agar dapat
memperoleh informasi yang lebih luas dari responden. Dalam penelitian ini informasi masih terbatas.
5. Instrumen penelitian berupa kuesioner sehingga kemungkinan bias terhadap persepsi, tingkat
keseriusan responden dalam menjawab pertanyaan dan ketidakjujuran dalam menjawab
kuesioner.
103
Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompetensi Pejabat Pengelola Dana Desa, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa
Referensi
Badan Pemeriksa Keuangan. (2018). BPK Dorong Pengelolaan Dana Desa Agar
Efektif. Diterima dari https://keuangan.com/
Mada, S., Kalangi, L., & Gamaliel, H. (2017). Pengaruh Kompetensi Aparat Pengelola
Dana Desa, Komitmen Organisasi Pemerintah Desa, dan Partisipasi Masyarakat terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Kabupaten Gorontalo. Tesis. Manado: Universitas
Sam Ratulangi.
104
Review Akuntansi AFEBI (AAR)
Vol.04 No.02, Desember 2019
_____. (2014). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 tentang
Pedoman Administrasi Desa. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri
_____. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
105