Anda di halaman 1dari 14

AKUNTABILITAS DAN PENGELOLAAN DANA DI DESA

KRAJANKULON KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN


KENDAL JAWA TENGAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Keuangan Negara
Dosen pengampu: Nindita Pramuktisari, S.Pd, M,Si

Disusun Oleh:
Herlinda Nurarifah Passusanti
202111013

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dankarunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “AKUNTABILITAS DAN PENGELOLAAN
DANA DI DESA KRAJANKULON KECAMATAN KALIWUNGU
KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH” ini. Penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menulis dalammenyusun makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, penulis
menanti kritik dan sarannya demi perbaikan makalah ini kearah yang lebih baik,
dan memberikan manfaat kepada pembacanantinya. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat dalam pengelolaan dana desa perlu mengetahui dana
yang diberikan dari pemerintah pusat kepada penmerintah desa.
Pemerintah desa perlu memberikan pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana desa tersebut. Pemerintah harus mempunyai sikap transparan, jujur,
adil dan bijaksana. Sikap yang telah dijelaskan diatas adalah akuntabilitas.
Bagi pemerintah akuntabilitas wajib dimiliki karena dengan adanya
akuntabilitas bisa menambah kepercayaan dari masyarakat terhadap
pemerintah dalam melakukan segala aktivitas yang telah dilakukan
(Widyatama et al., 2017).
Suatu pemerintah dikatakan akuntabel apabila mampu menjelaskan
kondisi dalam keputusan yang telah diambil dan aktivitas yang telah
dilakukan. Informasi diberikan dengan handal, akurat,
pertanggungjawaban dan tepat waktu adalah menunjukkan akuntabilitas
yang baik (Oka et al., 2015). Pemerintah desa harus bertanggungjawaban
dalam masalah yang berhubungan dengan keuangan yang telah tersusun di
anggaran pendapatan belanja desa (APBDes) dimana dana desa termasuk
komponennya. Akuntabilitas juga bisa menunjukkan apakah aperatur desa
tersebut bisa bekerja dengan baik, benar, etis dan bertanggungjawab atas
kemungkinan yang bisa terjadi seperti penyelewengan dana desa dan dapat
mengurangi dana desa yang dimanfaatkan tidak tepat sasaran.
Fokus utama aparat desa dalam mengelola dana desa adalah
akuntabilitas karena akuntabilitas membuktikan bahwa visi misi undang-
undang desa berhasil dan tercapai dalam mewujudkan desa yang maju,
mandiri, kuat, berkeadilan dan mampu mengurus atau mengatur sendiri
kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, adanya akuntabilitas bisa
menunjukkan bahwa aperatur desa tersebut berhasil mengelola dana desa
dengan menunjukkan tanggungjawabnya (Pahlawan et al., 2020).
Pengelolaan dana desa yang baik dan akuntabel tidak lepas dari
kompetensi yang dimiliki aperatur desa karena aperatur desa yang
memiliki kompeten dan kemampuan mengelola dana desa akan lebih
mudah untuk menjalankan tugasnya. Penyimpangan dalam pengelolaan
dana desa dapat dikurangi dengan adanya aperatur desa yang
berkompeten. Salah satu syarat utama agar akuntabilitas pengelolaan dana
desa bisa agar terlaksana secara maksimal adalah kompetensi yang
dimiliki aperatur desa (Widyatama et al., 2017). Selain kompetensi yang
harus dimiliki, aperatur desa juga harus didukung dengan mepunyai
komitmen yang kuat agar pekerjaan bisa berjalan dengan maksimal.
Komitmen organisasi merupakan elemen terpenting terhadap akuntabilitas
(Mada et al., 2017).
Komitmen organisasi merupakan suatu dimensi perilaku dimana
perilaku tersebut bisa digunakan untuk karyawan dalam memberikan
kekuatan untuk bertahan dalam suatu perusahaan. Pentingnya menciptakan
komitmen karyawan yang tinggi terutama di perusahaan nonprofit dengan
skala gaji yang tidak kompetitif (Aprilya & Fitria, 2020). Pembangunan
pemerintah melalui perencanaan desa dicapai dengan mengalokasikan
dana desa ke seluruh desa di Indonesia dengan jumlah dana desa yang
sangat tinggi.
Pemerintah menganggarkan dana desa yang terbagi dalam 3 tahun
terakhir yaitu pada tahun 2015, 2016 dan 2017 yang keseluruhannya
berjumlah Rp 127,75 triliun. Tahun 2015 dana yang dianggarkan
berjumlah Rp 20,77 triliun, tahun 2016 sebesar Rp 46,98 triliun dan tahun
2017 sebesar Rp 60 triliun. Menurut evaluasi penyaluran dan penggunaan
desa tahun 2015, dana desa dari kabupaten atau kota ke desa dalam
penyalurannya masih rendah dan mengalami keterlambatan.
Terkait dengan penggunaannya, masih ada dana desa yang
digunakan diluar prioritas, pihak ketiga melakukakn segala kegiatan di
bidang konstruksi, tidak memanfaatkan hasil pengadaan Masyarakat dalam
pengelolaan dana desa perlu mengetahui dana yang diberikan dari
pemerintah pusat kepada penmerintah desa. Maka dari itu, pemerintah
desa perlu memberikan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana desa
tersebut.
Dalam pengelolaan pemerintah harus mempunyai sikap transparan,
jujur, adil dan bijaksana. Sikap yang telah dijelaskan diatas adalah
akuntabilitas. Bagi pemerintah akuntabilitas wajib dimiliki karena dengan
adanya akuntabilitas bisa menambah kepercayaan dari masyarakat
terhadap pemerintah dalam melakukan segala aktivitas yang telah
dilakukan (Widyatama et al., 2017).
Didalam Pemendagri No.113 Tahun 2014 disebutkan bahwasannya
keuangan desa dikelola berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipasif
dan dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Maka dari itu setiap
kegiatan yang didanai oleh Dana Desa harus direncanakan, dilaksanakan,
dipertanggungjawabkan, kemudian dievaluasi secara terbuka dengan
melibatkan seluruh elemen masyarakat desa.
Adapun Dana Desa dalam hal ini adalah dana yang dialokasikan
oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang penggunaannya untuk
melaksanakan pembangunan dan pembinaan masyarakat (Peraturan
Pemerintah No.60 Tahun 2014). Sedangkan untuk penyaluran Dana Desa
di Desa Krajankulon dilakukan secara bertahap, yaitu Tahap I dengan
persentase 20% sebesar Rp 146.418.800, dan Tahap II dengan persentase
40% sebesar 292.837.600. Dalam penggunaannya Dana Desa yang
diterima Desa Krajankulon digunakan untuk pembiayaan bidang
pembangunan desa.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub
masalah sesuai dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana akuntabilitas pengelolaan dana desa Krajankulon?
2. Apa faktor-faktor penyebab keterlambatan penyampaian SPJ?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui akuntabilitas pengelolaan dana desa Krajankulon
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan penyampaian SPJ
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Krajankulon


Akuntabilitas adalah tindakan prinsip keterbukaan pemimpin atau
suatu pemerintahan untuk menjelaskan kinerja, melaporkan segala
kegiatan, khususnya pada bidang laporan keuangan sebagai salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dan dipertanggungjawabkan segala proses
perencanaan, pelaksanaan bukan hanya kepada pihak yang berwajib
namun juga kepada masyarakat (Hidayah dan Wijayanti, 2017).
Akuntabilitas adalah suatu hal yang sangat penting untuk
menjamin nilai-nilai dalam hal ini seperti efisiensi, efektifitas, reabilitas
dan prediktibilitas. Akuntabilitas pengelolaan Dana Desa di Desa
Krajankulon didalam penelitian ini menggunakan indikator yang
berpedoman pada Undang-Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Desa,
Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa,
dan Perbup Kendal No. 6 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Pembagian dan
Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa Kabupaten Kendal Tahun
Anggaran 2018.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi, bahwasannya
pengelolaan Dana Desa di Desa Krajankulon meliputi beberapa tahapan
yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pertanggungjawaban
dan tahap pengawasan. Maka dari itu, didalam penelitian ini penulis akan
mendiskripsikan hasil observasi pengelolaan Dana Desa di Desa
Krajankulon dalam tahapan-tahapannya sebagai berikut.
1) Perencanaan Desa Krajankulon
Perencanaan program kegiatan yang bersumber dari Dana Desa
terintegrasi dalam perencanaan penyusunan APBDes. Adapun mekanisme
perencanaan di Desa Krajankulon dapat digambarkan sebagai berikut
1. Tahapan pertama perencanaan dimulai dengan diadakannya Musdes
(Musyawarah Desa) tentang penyusunan RKPDes (Rencana Kerja
Pemerintah Desa).
2. Dari Musdes tersebut kemudian dibentuk tim perumus dan tim
verifikasi yang akan menyusun kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan desa.
3. Setelah adanya penyusunan berkaitan dengan perencanaan desa,
kemudian diadakan Musdes lagi antara Pemerintah Desa dengan BPD
utnuk memperoleh kata sepakat.
4. Tim Verifikasi menyetujui tentang adanya RKPDes tahun akan
berjalan kemudian data di input dalam Siskeudes (Sistem Keuangan
Desa). Jika dilihat dari regulasi yang ada, mekanisme perencanaan
Dana Desa yang dilakukan Desa Krajankulon secara teknis telah sesuai
dengan Undang- Undang No.6 Tahun 2014.

Musyawarah desa merupakan bentuk upaya Pemerintah Desa


Krajankulon dalam mendorong partisipasi masyarakat dan sekaligus juga
sebagai bentuk Musdes dihadiri oleh BPD, Lembaga Kemasyarakatan,
masyarakat serta Tim Kecamatan Musdes dihadiri oleh BPD, Lembaga
Kemasyarakatan, masyarakat serta Tim Kecamatan Rencana DD
disepakati dalam Musdes dan menjadi salah satu bahan penyusun APBDes
Kepala Desa mengadakan Musdes untuk membahas DD 90 transparansi
dalam perencanaan pembangunan desa. Musdes membuka kesempatan
masyarakat untuk mengutarakan aspirasi maupun usulan-usulan sekaligus
juga sebagai media pembelajaran bagi masyarakat terkait prinsip
akuntabilitas pengelolaan DD. Pihak-pihak yang hadir dalam musyawarah
desa meliputi Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, LKMD, RT, RW,
Tokoh Masyarakat, Karang Taruna, dan Tokoh Ulama.
Dalam musyawarah perencanaan DD, Pemerintah Desa
Krajankulon berusaha semaksimal mungkin untuk mendengar segala
usulan-usulan dari masyarakat yang di akomodir dengan prinsip skala
prioritas. Hal ini dilakukan agar kata sepakat muncul dan agar
pembangunan terlaksana secara efektif dan tepat sasaran. Selain prinsip
partisipasi yang dilakukan Pemerintah Desa dalam perencanaan Dana
Desa, Pemerintah Desa juga dituntut untuk transparan. Berkaitan dengan
hal transparansi. Pemerintah desa Krajankulon sangat menjunjung tinggi
transparansi yang dibuktikan dengan pemasangan MMT yang berisikan
informasi rincian anggaran dana APBDes secara keseluruhan. Adapun
hasil perencanaan DD yang disepakati dalam Musyawarah Desa
Krajankulon tertuang dalam tiga rencana kerja yaitu Rencana Anggaran
Biaya Desa (RABDes) tahap satu, tahap dua, dan tahap tiga. Rencana kerja
ini dibuat dua tahap guna mengikuti sistem pencairan Dana Desa yang
dibagi menjadi tiga tahap.

2) Pelaksanaan Desa Krajankulon


Untuk pelaksanaan program kegiatan yang bersumber dari Dana
Desa di Desa Krajankulon sepenuhnya dilakukan oleh Tim KPMD (Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan Tim Pelaksana lain. Upaya
pelaksana kegiatan dalam mendukung keterbukaan informasi program
Dana Desa yaitu dengan memasang MMT tentang pelaksanaan
pembangunan di Desa Kranjankulon. Keterbukaan informasi
pembangunan ini merupakan usaha pemerintah Desa Krajankulon untuk
melaksanakan transparansi dalam pengelolaan Dana Desa.
Adapun mekanisme pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari
Dana Desa di Desa Krajankulon, yaitu:
1. Didalam Tim Pelaksana dan KPMD terdiri dari pelaksana kegiatan
(PK) untuk masing-masing program yang didanai oleh dana desa .
Berkaitannya dengan prinsip akuntabilitas pelaksana dana desa di
awali dengan perumusan Rencana Anggaran Biaya (RAB) oleh
masing-masing PK.
2. Setelah RAB dirumuskan, TPK akan mengajukan SPP yang dilampiri
RAB dan kwitansi kepada Kepala Desa.
3. Setelah SPP diverifikasi Sekretaris Desa, Kepala Desa kemudian
menyetujui permintaan pembayaran dan mengeluaran SPM yang
kemudian diserahkan kepada Bendahara.
4. Setelah Bendahara menerima SPM, maka bersama Kepala Desa
Bendahara akan pergi ke Bank untuk mencairkan dana sebesar nominal
yang sudah tertera dalam SPM.
5. Setelah dana cair, Bendahara bersama PK akan membayar belanja
yang telah dilakukan sebelumnya.
6. Setelah kegiatan selesai, PK akan membuatkan Laporan
Pertanggungjawaban belanja (LPJ-SPP) atas kegiatan yang dilakukan.
7. Kemudian LPJ-SPP diserahkan kepada Kepala Desa sebagai bentuk
dari pertanggungjawaban.
8. Perangkat desa menyusun Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa.
Jika berdasarkan regulasi yang telah berlaku, mekanisme
pelaksanaan Dana Desa diatas telah sesuai dengan Pemendagri No.113
Tahun 2014 Pasal 27,28,29, dan 30.

3) Pertanggungjawaban Desa Krajankulon


Pertanggungjawaban dalam pengelolaan dana desa di desa
Krajankulon terintegrasi dalam pertanggungjawaban APBDes. Berkaitan
dengan pertanggungjawaban pengelolaan dana desa, Desa Krajankulon
telah melakukan pertanggungjawaban pengelolaan Dana Desa sesuai
dengan jalur stuktural yang telah ditentukan. Adapun mekanisme
pertanggungjawaban program kegiatan yang tertuang di dalam APBDes
yang juga termasuk pengelolaan Dana Desa di Desa Rejosari, yaitu:
1. PK membuat Laporan Pertanggungjawaban (SPJ-SSP) dilampiri
dengan kwitansi dan foto dokumentasi kegiatan , dan menyampaikan
kepada Kepala Desa.
2. Dari Laporan Pertanggungjawaban yang telah diserahkan oleh PK,
kemudian Bendahara akan membuat Rekapitulasi Laporan
Pertanggungjawaban dari masing-masing PK.
3. Hasil Rekapitulasi Laporan Pertanggungjawaban yang telah dibuat
kemudian akan diserahkan kepada BPD guna di evaluasi.
4. Setelah di evaluasi, kemudian BPD akan membahas evaluasi
Rekapitulasi Laporan Pertanggungjawaban di dalam Musdes dihadiri
oleh Kepala Desa, Perangkat Desa,BPD, KPMD, Karangtaruna, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama untuk mengumumkan Realisasi
APBDes sekaligus memutuskan Laporan Pertanggungjawaban
APBDes bersama perangkat desa.
5. Pemerintah kecamatan kemudian menyerahkan LPJ-APBDes kepada
Pemerintah Kabupaten.
Dalam pertanggungjawaban pengelolaan Dana Desa di Desa
Krajankulon telah sesuai dengan jalur struktural yang telah ditentukan.

4) Pengawasan Desa Krajankulon


Pengawasan terkait pengelolaan dana desa di desa krajankulon
pada umumnya diawasi oleh seluruh elemen masyarakat. Secara
fungsional, pengawasan diawasi oleh Pemerintah Kecamatan dan
Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dispermasdes dan Inspektorat dari
Kabupaten. Bentuk Pengawasan Dana Desa yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kecamatan dan Kabupaten diatas telah sesuai dengan Perbup
Kendal No.6 Tahun 2018.

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyampaian SPJ


Desa Krajankulon merupakan salah satu desa di Kecamatan
Kaliwungu yang dalam penyampaian SPJ telah melewati batas waktu yang
sudah ditentukan. Berdasarkan hasil Analisis Akuntabilitas Pengelolaan
Dana Desa (DD) di Desa Krajankulon, adapun penyebab keterlambatannya
adalah berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten yang menuntut
Pemerintah Desa untuk menggunakan aplikasi Siskeudes. Siskeudes
adalah pengelolaan keuangan desa berbasis komputer. Akan tetapi,
aplikasi Siskeudes tersebut yang terkadang tidak dapat memberikan
informasi secara keseluruhan terkait masalah penggunaan anggaran
melainkan hanya per sub-subnya saja. Dan pemahaman perangkat desa
mengenai aplikasi Siskeudes (Sistem Keuangan Desa) masih kurang.
Meskipun sudah ada pembinaan dari pemerintah Kecamatan dan
Pemerintahan Desa pun masih membutuhkan penyesuaian
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
yang telah dilakukan di Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kendal , maka dapat disimpilkan bahwa pengelolaan Dana
Desa di Desa Krajankulon sudah sesuai dengan regulasi yeng berlaku yaitu
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, Permendagri No. 113 Tahun 2014,
dan Perbup Kendal No. 6 Tahun 2018. Adapun faktor penyebab
keterlambatan Desa Krajankulon dalam penyampaian SPJ-APBDes adalah
pemahaman Perangkat Desa mengenai sistem Siskeudes masih kurang.

3.2 Saran
Berdasarkan penelitian tentang Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Desa di Desa Krajankulon, maka upaya yang dapat dilakukan guna
meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Desa Krajankulon
yaitu berupa lebih ditingkatkannya lagi sosialisasi tentang pemahaman dan
pengoperasian aplikasi Siskeudes. Dengan harapan agar kedepannya Desa
Krajankulon dalam pelaporan pertanggungjawaban SPJ tidak melebihi
batas waktu yang telah ditentukan, sehingga akuntabilitas pengelolaan
Dana Desa di Desa Krajankulon akan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Arifiyanto, D.F., & Kurohhman, T. (2014). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana


Desa di Kabupaten Jember. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 473-485.

Fajri, R., Setyowati, E., & Siswidiyanto. (2014). Akuntabilitas Pemerintah Desa Pada
Pengelolaan Dana Desa (Studi Pada Kantor Desa Ketindan Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 1099-1104.

Irma, Ade. (2018). Akuntabilitas Penggunaan Dana Desa (DD) di Kecamatan Dolo
Selatan Kabupaten Sigi. Jurnal Katalogis, 121-137.

Maryono, Warella,.Y & Kismartini. (2007). Implementasi Kebijakan Pengelolaan


Keuangan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Administrasi dan Kebijakan
Publik, 69-78.

Suryaningtyas, M., & Nafidah, N,.L. (2015). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana
Desa dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 213-239.

Umaira, S., & Adnan. (2019). Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Kompetensi Sumber
Daya Manusia, dan Pengawasan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
(Studi Kasus pada Kabupaten Aceh Barat Daya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 4(3), 471–481.

Widyatama, A., Novita, L., & Diarespati. (2017). Pengaruh Kompetensi dan Sistem
Pengendalian Internal terhadap Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Mengelola
Alokasi Dana Desa (ADD). Berkala Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 02(02),
1–20.

Yesinia, N. I., Yuliarti, N. C., & Puspitasari, D. (2018). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Jurnal ASET
(Akuntansi Riset), 10(1), 105–112. https://doi.org/10.17509/jaset.v10i1.12741
Rosyidi, M. (2018). Pengaruh Transparansi, Kompetensi dan Sistem Pengendalian
Internal terhadap Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Alokasi Dana
Desa (Studi Empiris Pada Seluruh Desa Di Kecamatan Salo Kabupaten Kampar).
JOM FEB Riau University, Pekanbaru, Indonesia, 1(1), 1–14.

Anda mungkin juga menyukai