Anda di halaman 1dari 53

1

Judul Skripsi : Akuntabilitas dan Transparansi Desa Dalam Pengelolaan Alokasi


Dana Desa (ADD) di Pemerintahan Desa Tanjung Harapan
Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu Provinsi
Sumatera Utara
Nama : Ali Usman Ritonga
NPM : 185310851
2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis akuntabilitas dan


transparansi pengelolaan alokasi dana desa di Desa Tanjung Harapan Kecamatan
Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan


menggunakan data primer dan data sekunder sebagai jenis dan sumber data.
Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan dan validasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Akuntabilitas di Desa Tanjung


Harapan sudah dapat dikatakan akuntabel, dan telah mengikuti aturan
Permendagri No. 20 Tahun 2018. Desa Tanjung Harapani tidak memberikan
informasi tentang APBDesa di website resmi desa, dan papan informasi tidak
mencatat aliran dana masuk dan keluar sehingga menyulitkan masyarakat umum
untuk mengaksesnya. Oleh karena itu, Desa Tanjung Harapan belum sepenuhnya
menerapkan sistem transparansi dan berpedoman pada Permendagri No 20 Tahun
2018, sehingga diperlukan tata kelola desa yang baik di Desa Tanjung Harapan
Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu agar mewujudkan Desa yang baik.

Kata Kunci : Akuntabilitas, Transparansi, Pengelolaan Keuangan Desa


3

ABSTRACT

The aim of this study was to analyze the accountability and transparency of
village fund distribution management in Tanjung Harapan Village, Pangkatan
District, Labuhanbatu District.

This research is a qualitative descriptive research with primary and


secondary data as data types and sources. Data collection techniques in the form
of interviews and documents. Data analysis techniques in the form of data
collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions and validating.

The results of this study show that the responsibility in the village Tanjung
Harapan is responsible and according to the rules of Permendagri No. 20 of
2018. Tanjung Harapan Village does not provide information about APBDesa on
the official village website and the municipality records the flow of incoming and
outgoing funds do not, making it difficult for the public to access them. Therefore,
Tanjung Harapan Village has not implemented a full transparency system and is
led by Permendagr No. 20 of 2018, so creating a good village requires good
village management in Tanjung Harapan Village, Pangkatan District,
Labuhanbatu District.

Keywords : Accountability, Transparency, Village Financial Management.


4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum akuntansi pemerintahan ialah salah satu bidang ilmu

akuntansi yang saat ini berkembang dengan pesat mengikuti dengan

perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan transparansi dan

akuntabilitas politik atas dana-dana masyarakat yang dikelola oleh pemerintah,

sehingga menimbulkan kebutuhan atas kegunaan akuntansi untuk pencatatan dan

pelaporan kinerja pemerintah. Beberapa tujuan utama akuntansi pemerintahan

ialah pertanggungjawaban, manajerial, dan pengawasan. Pertanggungjawaban

yang dilaksanakan pemerintah merupakan perwujudan dari penyedia informasi

mengenai setiap tindakan atau kegiatan dan pengelolaan keuangan yang dilaukan

pemerintah selama satu periode.

Desa yang merupakan sistem pemerintahan terbawah menginginkan suatu

pembaharuan yang bertujuan untuk membangun desa yang maju dan tingkat

kehidupan masyarakat yang sejahtera. Berbagai permasalahan yang ada di desa ini

sangat kompleks, menjadikan alasan desa untuk maju dan berkembang.

Perkembangan dan kemajuan pembangunan yang ada didesa tidak kalah

pentinganya. Dalam pembangunannya juga memerlukan perencanaan,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Pembangunan desa harus mencerminkan

sikap gotong royong dan kebersamaan sebagai wujud pengamalan sila-sila dalam
5

Pancasila demi mewujudkan masyarakat desa yang adil dan sejahtera.

Perencanaan pembangunan desa tidak terlepas dari perencanaan pembangunan

kabupaten atau kota, sehingga perencanaan yang dibuat tersebut bisa tetap selaras.

Pelaksanaan pembangunan desa harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan

dalam proses perencanaan. Masyarakat berhak mengetahui dan melakukan

pengawasan terhadap kegiatan pembangunan desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Tentang Desa disebutkan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintah. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa

mengatur keuangan desa dan aset desa dalam rangka memberikan pelayanan pada

masyarakat antara lain yang bersumber dari pendapatan asli daerah, adanya

kewajiban pemerintah bagi pemerintah dari pusat sampai dengan kabupaten atau

kota sampai dengan memberikan transfer dana bagi desa, hibah atau donasi. Salah

satu bentuk ransfer dari pemerintah untuk menunjang pembangunan di desa

adalah Alokasi Dana Desa (ADD).

Pendanaan dari setiap pembangunan desa, memerlukan biaya yang tidak

sedikit. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Dana Desa adalah dana

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.


6

Peraturan Menteri dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 menyebutkan bahwa

pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa merupakan rangkaian siklus yang

terpadu dan terintegrasi atara satu tahapan dengan tahapan lainnya pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa dapat berjalan dengan sesuai rencana, sehingga visi desa dan

masyarakat yang sejahtera dapat diwujudkan.

Peraturan Bupati Labuhanbatu No. 3 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan

Keuangan desa Pasal 1 No. 23 menyatakan bahwa dana desa adalah dana yang

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi

desa yang di transfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten

dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemeritahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarkat serta

penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak desa.

Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya

tatakelola pemerintahan yang baik (good governance). Salah satu unsur utama

dari good governance adalah akuntabilitas. Akuntabilitas adalah kewajiban

pelaporan dan pertanggungjawaban atas suatu keberhasilan atau kegagalan dalam

melaksanakan misi organisasi untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan

sebelumnya dan dilaksanakan secara berkala (Mardiasmo, 2012:46). Selain

Akuntabilitas didalam pengelolaan tatakelola pemerintahan yang baik perlu

adanya unsur Transparansi. Mardiasmo (2006:18) menyatakan bahwa transparansi


7

adalah keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan

aktivitas pengelolaan sumber daya public kepada pihak pihak yang membutuhkan

informasi.

Desa Tanjung Harapan ialah desa yang terletak di Kecamatan Pangkatan,

Kabupaten Labuhanbatu. Kebanyakan profesi masyarakat di desa ini ialah sebagai

petani, khususnya petani kelapa sawit.

Desa Tanjung Harapan belum sepenuhnya transparan, ini dapat dilihat dari

sulitnya untuk mendapatkan informasi seperti papan informasi yang tidak

dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga masyarakat tidak mengetahui

terkait perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban dari pemerintahan desa

Tanjung Harapan.

Pada tahap survei di Desa Tanjung Harapan ini bahwa pada Desa Tanjung

Harapan belum memaksimalkan prinsip transparansi yang dimana tidak terdapat

pembaharuan baliho Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Desa dan

kurangnya pemerintah desa dalam memudahkan masyarakat untuk mengakses

informasi keuangan melalui media informasi seperti website dan social media

lainnya. Pengelolaan keuangan desa harus mengikuti prinsip Transparansi sebagai

indikatorya pada PERMENDAGRI No 20 Tahun 2018, dimana menjelaskan

tentang Masyarakat diberitahukan tentang Taporan terkait realisasi kegiatan

maupun Laporan terkait pengelolsan APBDes yang dimana dimaksud dalam Pasal

72 dengan memanfaatkan sarana informasi yang mudah didapat. Penjelasan

tersebut menunjukan bahwasamya pemerintah harus Letakukan trasmparan

terhadap masyarakat mengenai Láporan realisasi kegiatan dan Laporan realisasi


8

APBDesa agar terjalan mya pedoman peraturan desa tersebut dan masyarakat

mengetahui kegiatan yang bolum selesai dan sisa anggarannya.

Tabel 1. 1 Dana Desa Tahun 2021

Dana Desa Rp. 1.019.691.000

Bagi hasil pajak dan retribusi Rp. 69.334.000

Alokasi dana desa Rp. 1.009.363.000

Jumlah Pendapatan Rp. 2.098.388.000

Sumber data: Desa Tanjung Harapan Tahun 2021

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk membahas masalah

ini dengan judul Akuntabilitas dan Transparansi Desa Dalan Pemgelolaan

Alokasi Dana Desa (ADD) di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Desa

Tanjung Harapan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat

ditentukan bahwa permasalahannya adalah sebagai berikut:

Bagaimana Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pengelolaan Alokasi

Dana Desa yang ada di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan

Kabupaten Labuhanbatu menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian


9

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk:

Untuk mengetahui gambaran Akuntabilitas dan Transparansi dalam

Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang ada di Desa Tanjung Harapan

Kecamatan Pamgkatan Kabupaten Labuhanbatu menurut Permendagri No.

20 Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat terkait dengan sitem akuntabilitas dan transparansi

penatausahaan setra pertanggungjawaban dalam pengalolaan Alokasi Dana Desa

di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu. Berikut

ini beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini:

1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini sebagai gambaran kondisi pertanggungjawaban pelaksanaan

sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaaan

alokasi dana desa khususnya di Desa Tanjung Harapan Kecamatan

Pangkatan Kabupaten labuhanbatu.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat

mengenai pengelolaan Alokasi Dana Desa sehingga masyarakat dapat

berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan Alokasi dana Desa.

3. Bagi Penulis
10

Penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan

Alokasi Dana Desa dan dapat dijadikan pembelajaran untuk menambah

wawasan agar penulis dapat mengetahui akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan Alokasi Dana Desa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Semoga penelitian ini dapat digunak sebagai bahan referensi atau bahan

pembanding kepada calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian

sejenis ataupun yang lebih luas.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sitematika penulisan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi lima

bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini bentuk isi ringkas dari keseluruhan isi penelitian dan

gambaran permasalahan yang diangkat. Pada bab ini dijelaskan

mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TELAAH PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori mengenai Akuntabilitas dan

Transparansi pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Tanjung

Harpn Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang penelitian, lokasi penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, serta analisis data.


11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan secara singkat tentang pengelolaan Alokasi

Dana Desa serta aktivitas Desa Tanjung Harapan serta

mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan, menguraikan, menganalisis dan mengevaluasi hasil

penelitian tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari hasil pembahasan

serta kesimpulan dari keseluruhan isi penelitian dan

mengemukakan saran bagi berbagai pihak.


12

BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Defenisi Desa

Undang – undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa Pasal 1, “desa adalah desa

dan desa adat atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan hak dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. (Permendagri No. 20 Tahun 2018). Pemerintahan desa

berfungsi sebagai subsistem dari sistem administrasi pemerintaha Indonesia,

sehingga desa memiliki kewenangan, dan kewajiban untuk mengatur serta

mengelola kepentingan masyarakat mereka sendiri (Hehamahua dalam Candra

Suyatmiko ).

2.1.2 Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawabkan.


13

Laporan keuangan daerah dapat dikatakan transparan apabila memenuhi

Permendagri No. 20 Tahun 2018 seperti berikut :

a. Laporan realisasi dan pelaporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

pengolalaan keuangan desa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis

agar mudah diakses oleh masyarakat.

b. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

pengelolaan keuangan desa diinformasikan dengan media informasi seperti

papan pengumuman, radio komunitas dan media informasi lainnya.

c. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

pengeloalaan keuangan desa disampaikan kepada Bupati melalui camat.

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan pengelolaan keuangan

desa disampaikan paling lambat satu bulan setelah akhir bulan anggaran

berkenaan.

1) Pengertian Keuangan Desa

Menurut permendagri nomor 20 tahun 2018 Keuangan desa adalah semua

hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu

berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu

diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.

Menurut permedagri No. 20 Tahun 2018 menyebut bahwa pengelolaan

keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.


14

Pengelolaan keuangan desa merupakan rangkaian siklus yang terpadu dan

terintegrasi antara satu tahapan dengan tahapan lainnya. Keuangan desa dikelola

berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran. Rangkaian dan asas pengelolaan keuangan desa harus

dilaksanakan dan dipenuhi oleh setiap desa agar penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan rencana, sehingga visi desa dan

masyarakat yang sejahtera dapat diwujudkan.

Menurut Permendagri No 20 Tahun 2018 kepala desa adalah pemegang

keuasaan pengelolaan desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan

kekayaan miliki desa yang dipisahkan. Kepala desa dalam mengelola keuangan

desa dibantu oleh PTPKD ( Pelaksana Tteknis Pengelolaan Keaungan Desa) yang

dipilih secara langsung oleh beliau. PTPKD berasal dari seketaris desa,kepala

seksi, dan bendahara.

Sekretaris desa bertugas sebagai koordinator pelaksanaan teknis

pengelolaan keuangan dan memiliki tugas menyusun dan melaksanakan

APBDesa, melakukan pengendalian terhadap kegiatan yang menggunakan biaya

APBDes, serta melakukan verifikasi dan menyusun laporan tanggung jawab

bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDes yang dikatakan dalam

Permendagri No. 20 Tahun 2018.

Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan

bidangnya, dengan tugas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi


15

tanggungjawabnya, melaksanakan kegiatan dan/atau bersama lembaga masyarakat

desa yang telah ditetapkan di dalam APBDesa, melakukan tindakan pengeluaran

yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan, mengendalikan

pelaksanaan kegiatan, melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada

kepala desa, menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan

kegiatan.

Bendahara dijabat oleh staf pada urusan keuangan. Bendahara mempunyai

tugas : menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan

mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran

pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

2) Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Permendagri No. 20 tahun 2018 menyebutkan bahwa pengelolaan

keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa.

Pengelolaan keuangan desa dapat dilakukan dengan menggunakan sistem

informasi yang dikelola Kementrian Dalam Negeri yang menjadi indikator untuk

mencapai keberhasilan pengelolaan dana desa:

1. Perencanaan

a. Perencanaan pengelolaan keuangan desa merupakan perencanaan

penerimaan dan pengeluaran pemerintahan desa pada tahun anggaran

berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa.


16

b. Sekretaris desa mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa

berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan APB

Desa yang diatur dengan peraturan bupati/walikota setiap tahun.

c. Rancangan APB Desa yang telah disusun merupakan bahan penyusunan

rancangan peraturan desa tentang APB Desa.

d. Sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APB Desa

kepada kepala desa.

e. Rancangan peraturan desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disampaikan kepala desa kepada BPD untuk dan disepakati bersama

dalam BPD.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan anggaran desa yang sudah ditetapkan sebelumnya

timbul transaksi penerimaan dan pengeluaran desa. Semua penerimaan dan

pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan

melaui rekening kas desa. Jika desa yang belum memiliki layanan perbankan di

wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten kota.

Semua pengeluaran dan penerimaan desa harus didukung oleh bukti yang lengkap

dan sah.

Beberapa aturan dalam melaksanakan pengelolaa keuangan desa menurut

Permedagri No. 20 Tahun 2018 adalah sebagai berikut :


17

a. Pelakasanaan pengelolaan keuangan desa merupakam penerimaan dan

pengeluaran desa yang dilaksanakan melalui rekening kas desa pada bank

yang bupati (walikota)

b. Rekening kas desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh

pemerintah desa dengan spesimen tanda tangan kepala desa dan kaur

keuangan.

c. Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya, rekening

kas desa dibuka di wilayah terdekat yang dibuat oleh pemerintah desa

dengan spesimen tanda kepala desa dan kaur keuangan.

d. Dalam hal terjadi perubahan peraturan desa tentang APB Desa dan

perubahan peraturan kepala desa tentang penjabaran APB Desa yang

menyebabkan terjadinya perubahan dan terjadi perubahan kegiatan, kepala

desa menugaskan kaur dan kasi pelaksana kegiatan anggaran untuk

menyusun rancangan DPPA.

e. Penggunaan anggaran yang diterima dari pengajuan SPP sebagaimana

dimaksud dalam pasal 53 untuk kegiatan pengadaan barang/jasa secara

swakelola tidak lebih dari 10 hari kerja.

f. Kepala desa menyetujui permintaan pembayaran sesuai dengan hasil

verivikasi yang dilakukan oleh seketaris desa.

g. Kaur keuangan melakukan pencairan anggaran sesuai dengan besaran yang

tertera dalam SPP.

3. Penatausahaan
18

Berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun 2018 menyatakan Penatausahaan

adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan baik penerimaan maupun

pengeluaran dalam satu tahun anggaran. Kepala desa dalam melaksanakan

penatausahaan keuangan desa harus menetapkan bendahara desa. Penetapan

bendahara desa harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan

dan berdasarkan keputusan kepala desa. Bendahara desa wajib

mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

Berdasarkan Permendagri Nomor 20 tahun 2018 mengenai Pengelolaan

Keuangan Desa ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menjadi indikator

dalam penelitian ini, yaitu :

a. Penatausahaan keuangan dilakukan oleh kaur keuangan sebagai pelaksana

fungsi kebendaharaan.

b. Penata usahaan sebaigaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran buku kas umum.

c. Pencatatan pada buku kas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditutup setiap akhir bulan.

d. Kaur keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri atas :

(a) buku pembantu bank; (b) buku pembantu pajak; dan (c) buku pembantu

panjar.

4. Pelaporan

Pelaporan dilakukan untuk melaporkan hasil pekerjaan yang telah dilakukan

selama satu periode sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab. Pelaporan adalah


19

bentuk evaluasi karena menyediakan informasi keuangan serta menunjukan

kinerja yang telah dilakukan sehingga nantinya akan menjadi bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan ekonomi.

Pelaporan menurut Permedagri No. 20 Tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Dalam melaksanakan tugas,wewenang, hak dan kewajiban, kepala desa wajib :

a. Kepala desa menyampaikan laporan pelaksanaan APBdes semester pertama

kepada Bupati/Walikota melalui Camat.

b. Laporan sebagaimana disebut pada ayat (1) terdiri dari : (a) laporan

pelaksanaan APBDes; (b) laporan realisasi kegiatan.

c. Kepala desa menyusun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan

cara menggabungkan seluruh laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal

56 paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan.

5. Pertanggungjawaban

Menurut Permedagri No. 20 tahun 2018 pertanggungjawaban terdiri dari :

a. Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APBDes

kepada Bupati/Walikota melalui Camat setiap akhir tahun anggaran.

b. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan

yang ditetapkan dengan peraturan desa.

3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Menurut permendagri nomor 20 tahun 2018 anggaran pendapatan dan

belanja desa terdiri dari 3:


20

1. Pendapatan

Pendapatan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1), yaitu semua

penerimaan desa dalam satu tahun anggaran yang menjadi hak desa dan

tidak perlu dikembalikan oleh desa. Pendapatan desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas kelompok: (a) pendapatan asli desa; (b) transfer;

(c) pendapatan lain.

2. Belanja

Belanja desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) yaitu semua

pengeluaran yang merupakan kewajiban desa dalam 1 tahun anggaran yang

tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk mendanai

penyelegaraan kewenangan desa.

3. Pembiayaan

Pembiayaan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) merupakan

semua penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan

diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun berikutnya. Pembiayaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) terdiri atas kelompok yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

pembiayaan.

2.1.3 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pelaporan dan pertanggungjawaban atas

suatu keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi untuk


21

mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilaksanakan secara berkala

(Mardiasmo, 2012:46).

Akuntabilitas terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability)

Adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang

lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit – unit kerja (dinas) kepada

pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.

b. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability)

Adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Asas Pengelolaan Keuangan Desa menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018

yang dikelola berdasarkan asas – asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta

dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Menurut Muindro (2013), Akuntabilitas publik adalah kewajiban

pemerintah untuk bertanggungjawab menyajikan, melaporkan serta memberikan

informasi mengenai segala aktifitas dan kegiatan, pihak pemberi amanah memiliki

hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama

dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperluakan

evaluasi kerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil

serta cara – cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian sebagai

bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang

dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien
22

dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik dan

juga sebaliknya (Nasirah, 2016 dalam Arista 2017:16).

Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit

organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaaan dari awal hingga akhir

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melaui media

pertanggungjawaban secara periodik.

Menurut Kopeell (2005) dalm zulfan (2014:195) mengajukan 5 dimensi

akuntabilitas. Kelima dimensi tersebut adalah transparansi, liabilitas, kontrol,

responsibilitas dan responsivitas. Kelima kategori tersebut tidaklah mutually

exclusive, yaitu organisasi bisa saja akuntabel dilihat dari beberapa pandangan.

Meski demikian, transparansi dipandang mendasari konsep akuntabilitas dalam

segala bentuk manifestinya.

Secara garis besar mengenai penjelasan akuntabilitas, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa akuntabilitas adalah pertanggungjawaban oleh lembaga yang

diberi wewenang dalam mengelola sumber daya pubik.

Akuntabilitas perlu dilakukan pada media yang selanjutnya dapat

dikomunikasikan kepada pihak internal maupun eksternal (publik), secara

periodik maupun secara tak terduga sebagai suatu kewajiban hukum dan bukan

karena sukarela. Akuntabilitas mempunyai 2 tipe, yaitu:

1) Akuntabilitas Internal, berlaku untuk setiap tingkatan dalam organisasi

internal penyelenggaraan Negara termasuk pemerintah dimana setiap

jabatan atau petugas publik baik individu atau kelompok berkewajiban

untuk mempertanggungjawabkan kepada atasan langsung mengenai


23

perkembangan kinerja atau hasil pelaksanaan kegiatannya secara periodik

atau sewaktu – waktu bila dipandang perlu.

2) Akuntabilitas Eksternal, terdapat pada setiap lembaga Negara sebagai suatu

organisasi untuk mempertanggungjawabkan semua amanat yang telah

diterima dan telah pula dilaksanakan untuk kemudian dikomunikasikan

kepada pihak eksternal dan lingkungan.

Indikator pengukuran akuntabilitas berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun

2018:

Tabel 2. 1 Indikator Perencanaan

No Indikator

1 perencanaan pengelolaan keuangan desa merupakan perencanaan


penerimaan dan pengeluaran pemerintah desa pada tahun anggaran yang
dianggarkan dalam APB Desa.
2 sekertaris desa mengkoordinasikn penyusunan rancangan APBDesa
berdasarkan RKP Desa takun berkenaan dan pedoman penyusunan
APBDesa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali kota setiap tahun.
3 Rancangan APBDesa yang telah disusun merupakan bahan penyusunan
peraturan desa tentang APBDesa.

Tabel 2. 2 Indikator pelaksanaan

No Indikator

1 Pelaksanaan pengelolaan keuangan desa merupakan penerimaan dan


pengeluaran desa yang dilaksanakan desa melalui rekening desa pada
bank yang ditunjuk Bupati/Wali Kota.
2 Rekening kas desa dibuat oleh pemerintah desa dengan spesimen tanda
tangan kepala desa dan kaur keuangan.

Tabel 2. 3 Indikator Penatausahaan

No Indikator
24

1 Penatausahaan keuangan dilakukan oleh kaujr keuangan sebagai


pelaksana fungsi kebendaharaan.
2 Penatausahaan dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dalam buku kas umum.
3 Pencatatan pada buku kas umum ditutup setiap akhir tahun.

Tabel 2. 4 Indikator Pelaporan

No Indikator
1 Kepala desa menyampaikan laporan pelaksanaan APBDesa semester
pertama kepada Bupati/Wali Kota.
2 Laporan terdiri atas laporan pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi
kegiatan.
3 Kepala desa menyusun laporan dengan menggabungkan seluruh laporan
paling lambat minggu kedua bulan juli tahun berjalan.

Tabel 2. 5 Indikator Pertanggungjawaban

No Indikator

1 Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi


APBDesa kepada Bupati/wali kota melalui camat setiap akhir tahun.
2 Laporan pertanggungjawabkan disampingku paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan peraturan
desa
3 Laporan pertanggungjawaban berisikan laporan keuangan yang terdiri
dari laporan realisasi APBDesa dan catatan atas laporan keuangan,
laporan realisasi kegiatan, daftar program sektoral, program daerah dan
program lainnya yang masuk ke desa.

2.1.4 Transparansi

Agus Dwijayanto (2015:80) menyatakan bahwa transparansi adalah

menyediakan informasi mengenai pemerintah untuk masyarakat dan menjamin

dalam memperoleh informasi yang akurat dengan mudah. Dengan adanya

transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh
25

informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang

kebijakan, proses pembuatan, dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.

Menurut Chabib., dkk (2014), Transparansi adalah asas atau prinsip yang

membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,

jujur dan tidak diskriminatif tentang pengelolaan keuangan desa dengan tetap

memperhatikan perlindungan terhadap hak pribadi dan golongan.

Menurut Ardianto (2007), Transparansi publik adalah suatu keterbukaan

secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif

dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.

Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelenggara harus dapat diakses secara

terbuka dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk berpartisipasi

secara luas didalamnya.

Menurut Astuty (2016), Transparansi ialah kepemerintahan yang baik akan

bersifat transparan terhadap masyarakatnya, baik tingkat pusat maupun daerah,.

Keterbukaan menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan

tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilai tidak transparan.

Menurut arfan Ikhsan., dkk (2018), Transparansi dalam pengelolaan

keuangan daerah, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan,

dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang

independen.

Beberapa manfaat penting dengan adanya transparansi anggaran menurut

(Ardianto, 2007), yaitu:


26

1) Mencegah korupsi.

2) Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan.

3) Meningkatkan akuntabilitas pemerintahan sehingga masyarakat akan

lebih mampu mengukur kinerja pemerintah.

4) Meningkatkan kepercayaan terhadap komitmen pemerintah untuk

memutuskan kebijakan tertentu.

Standar Akuntansi Pemerintah menjelaskan bahwa transparansi adalah

memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui

secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggugjawaban pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada

peraturan perundang-undangan.

Transparansi menjadi sangat penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi

pemerintah dalam menjalankan mendate dari rakyat. Mengingat pemerintah saat

memiliki kewenangan mengambil berbagai keputusan penting yang lengkap

mengenai apa yang dikerjakannya. Dengan demikian transparansi menjadi

instrumen penting yang dapat menyelamatkan uang rakyat dari perbuatan korupsi.

Indikator pengukuran transparansi menurut Permendagri No.20 Tahun

2018:

Tabel 2. 6 Indikator Transparansi

No Indikator

1 Kepala desa menyampaikan informasi mengenai APBDesa kepada


masyarakat melalui media informasi.
2 Pembukuan arus kas masuk dan arus kas keluar memuat semua informasi
yang berisikan pengeluaran belanja atas beban APBDesa yang didukung
27

oleh bukti yang lengkap dan sah.


3 Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi
APBDesa kepada Bupati/Wali kota melalui camat setiap akhir tahun
anggaran.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 7 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil

1 Putu Andi Akuntabilitas Deskriptif Pengelolaan Alokasi


Suarjaya Putra dan Kualitatif Dana Desa di Desa
(2017) Transparansi Bubunan terdapat
Pengelolaan kendala – kendala yang
Alokasi Dana dihadapi berupa
Desa (ADD) di lemahnya sumber daya
Desa Bubunan manusia aparatur desa
Kecamatan dalam melaksanakan
Seririt tugas mempengaruhi
Kabupaten kinerja pemerintah
Buleleng. desa.
2 Wahyu (2018) Akuntabilitas Kualitatif Berdasarkan dari data
dan yang diperoleh bahwa
Transparansi dalam pengelolaan
Pemerintah alokasi dana desa di
Desa Dalam Desa Borong Pa’la’la
Pengelolaan sudah akuntabel dan
Alokasi Dana transparansi.
Desa (ADD) di
Desa Borong
Pa’la’la
Kecamatan
Pattallassang
Kabupaten
Gowa
3 Cindy Azni Utami Analisis Deskriptif Berdasarkan data yang
(2019) Akuntabilitas Kualitatif diperoleh dari desa
dan kampung buatan II dan
Transparansi hasil wawancara
Pengelolaan kepada aparat desa,
Keungan desa dapat dismpulkan desa
di Kampung kampung buatan II
Buatan II dalam mengelola dan
28

Kecamatan menggunakan ADD


Koto Gasib sudah akuntabel dan
Kabupaten cukup transparan.
Siak.
4 Riska Karimayuni Akuntabilitas Deskriptif Berdasarkan data yang
(2020) dan Kualitatif diperoleh dari desa Sei
Transparansi Suka Deras dalam
Pengi Selolaan pengelolaan alokasi
Alokasi Dana dana desa bagi
Desa Pada akuntabilitas sudah
Desa Sei Suka sesuai dengan
Deras Permendagri No. 113
Kecamatan Sei Tahun 2014 bagi
Suka transparansi kurang
Kabupaten diterapkan dalam
Batu Bara pengelolaan dana desa.
5 Delila (2021) Akuntabilitas Deskriptif Berdasarkan hasil
dan Kualitatif penelitian yang
Transparansi dilakukan dari data
Pengelolaan yang diperoleh dari
Alokasi Dana desa Lobu Rampah
Desa di Desa dapat disimpulkan
Lobu Rampah dalam pengelolaan
Kecamatan alokasi dana desa
Marbau akuntabilitas belum
Kabupaten diterapkan sesuai pada
Labuhanbatu Permendagri No. 113
Utara Tahun 2014 dan
transparansi
pengelolaan ADD
belum berpedoman
pada Permendagri No.
113 Tahun 2014.

2.2 Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan dan landasan

teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dikemukakan suatu hipotesis

sebagai berikut:
29

Bahwa “Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana

Desa di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten

Labuhanbatu belum sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018”.


30

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:9) metode kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara

gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Kualitatif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang

dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai penelitian ini

selesai.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian akuntabilitas dan transparasi ini terletak di Desa Tanjung

Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu.

3.3 Defenisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

3.3.1 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Akuntabilitas adalah kewajiban pelaporan dan pertanggungjawaban atas

suatu keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi untuk

mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilaksanakan secara berkala

(Mardiasmo, 2012:46).
31

Indikator pengukuran akuntabilitas berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun

2018:

Tabel 3. 1 Indikator Perencanaan

No Indikator

1 perencanaan pengelolaan keuangan desa merupakan perencanaan


penerimaan dan pengeluaran pemerintah desa pada tahun anggaran yang
dianggarkan dalam APB Desa.
2 sekertaris desa mengkoordinasikn penyusunan rancangan APBDesa
berdasarkan RKP Desa takun berkenaan dan pedoman penyusunan
APBDesa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali kota setiap tahun.
3 Rancangan APBDesa yang telah disusun merupakan bahan penyusunan
peraturan desa tentang APBDesa.

Tabel 3. 2 Indikator pelaksanaan

No Indikator

1 Pelaksanaan pengelolaan keuangan desa merupakan penerimaan dan


pengeluaran desa yang dilaksanakan desa melalui rekening desa pada
bank yang ditunjuk Bupati/Wali Kota.
2 Rekening kas desa dibuat oleh pemerintah desa dengan spesimen tanda
tangan kepala desa dan kaur keuangan.

Tabel 3. 3Indikator Penatausahaan

No Indikator

1 Penatausahaan keuangan dilakukan oleh kaujr keuangan sebagai


pelaksana fungsi kebendaharaan.
2 Penatausahaan dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dalam buku kas umum.
3 Pencatatan pada buku kas umum ditutup setiap akhir tahun.

Tabel 3. 4 Indikator Pelaporan

No Indikator
32

1 “Kepala desa menyampaikan laporan pelaksanaan APBDesa semester

pertama kepada Bupati/Wali Kota”.

2 “Laporan terdiri atas laporan pelaksanaan APBDes dan laporan realisasi

kegiatan”.

3 “Kepala desa menyusun laporan dengan menggabungkan seluruh laporan

paling lambat minggu kedua bulan juli tahun berjalan”.

Tabel 3. 5 Indikator Pertanggungjawaban

No Indikator

1 Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi


APBDesa kepada Bupati/wali kota melalui camat setiap akhir tahun.
2 Laporan pertanggungjawabkan disampingku paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan peraturan
desa
3 Laporang pertanggungjawaban berisikan laporan keuangan yang terdiri
dari laporan realisasi APBDesa dan catatan atas laporan keuangan,
laporan realisasi kegiatan, daftar program sektoral, program daerah dan
program lainnya yang masuk ke desa.

3.3.2 Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa

Agus Dwijayanto (2015:80) menyatakan bahwa transparansi adalah

menyediakan informasi mengenai pemerintah untuk masyarakat dan menjamin

dalam memperoleh informasi yang akurat dengan mudah. Dengan adanya

transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh

informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang

kebijakan, proses pembuatan, dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.


33

Tabel 3. 6 Tabel 3.6


Indikator Transparansi

No Indikator

1 Kepala desa menyampaikan informasi mengenai APBDesa kepada


masyarakat melalui media informasi.
2 Pembukuan arus kas masuk dan arus kas keluar memuat semua informasi
yang berisikan pengeluaran belanja atas beban APBDesa yang didukung
oleh bukti yang lengkap dan sah.
3 Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi
APBDesa kepada Bupati/Wali kota melalui camat setiap akhir tahun
anggaran.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1) Jenis Data

Pada jenis data ini peneliti menggunakan jenis data Primer, jenis data

Primer ialah data yang bisa digunakan untuk pengambilan kesimpulan atas data-

data tersebut. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung

kepada Kepala Desa, Sekertaris, dan Bendahara, pihak yang berkaitan dalam

pengelolaan ADD dengan tujuan untuk mengetahui akuntabilitas dan transparasi

pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan

Kabupaten Labuhanbatu.

2) Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini dari data sekunder, data sekunder ini berupa

dokumen petunjuk pelaksanaan desa seperti Perubahan Anggaran dan Belanja

Desa, Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, Buku Bank Desa, Laporan
34

Kekayaan Milik Desa, Laporan Pertanggungjawaban atau Laporan Realisasi tahun

2021.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan wawancara yang ditujukan kepada

Bendahara dan Sekertaris kantor Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan

Kabupaten Labuhanbatu.

2) Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang berupa dokumen-dokumen lembaga

yang sesuai dengan masalah yang dikaji didalam Laporan Realisasi Anggaran

pada Desa tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan

cara mengumpulkan data, dikelompokkan lalu disusun agar dapat diteliti

berdasarkan teori yang relevan dan berhubungan dengan masalah yang dibahas

untuk kemudian akan diambil kesimpulan. Proses analisis dalam penelitian ini9

dilakukan dengan 4 tahap yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan

untuk penelitian. Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara kepada

perangkat desa dan dokumentasi yang didapat dari sumber lainnva.


35

2. Pengklasifikasian Data

Pengklasifikasian data adalah pengelompokan data berdasarkan beberapa aspek

antara lain sumber data, cara memperolehnya, waktu pengumpulan jenis, dan

sumber data. Pengklasifikasian data dilakukan untuk memilih data yang relevan,

pemecahan masalah, penemuan, serta menjawab pertanyaan penelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan kegiatan membuat laporan hasil penelitian dengan

tujuan agar data yang telah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis. Penyajian

data dilakukan untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan

keadaan yang terjadi.

4. Penarikan Kesimpulan

Penerikan kesimpulan merupakan kesimpulan data yang telah diambil oleh

peneliti, yang digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan bagi peneliti

serta bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.


36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

A. Sejarah Desa Tanjung Harapan

Desa Tanjung Harapan awal mulanya adalah salah satu dusun dari tiga

dusun di desa kampung padang. Wilayah Dusun ini mulanya berupa daerah

perhutanan dan perkebunan karet yang mencakup hampir 85 % luas wilayah

secara keseluruhan, dimana 15 % merupakan daerah pemukiman Penduduk.

Setelah masa kemerdekaan Republik Indonesia pertumbuhan penduduk

semangkin meningkat, pembukaan areal hutan oleh warga untuk dijadikan

persawahan maupun perkebunan semangkin signifikan. Akibat dari semakin

meningkatnya jumlah penduduk pada daerah ini, maka sistem Pemerintahan Desa

harus diadakan, Oleh karena itu, sistem pemerintahan desa baru mulai pada tahun

1950-an, dan dipimpin pertama kali oleh Bapak Tongah Wahab sebagai Kepala

Desa nya dan baru terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Tanjung Harapan, Dusun

Sidodadi dan Dusun Kampung Padang. Seiring berjalannya waktu perkembangan

Desa Kampung Padang sangat pesat, baik dibidang ekonomi, sosial budaya dan

pertumbuhan penduduknya, dan Dusun Tanjung Harapan mekar menjadi Desa

Tanjung Harapan pada tahun 1995, dan terdiri dari 10 dusun yaitu :

1. Dusun Tanjung Makmur

2. Dusun Tanjung Harapan A


37

3. Dusun Tanjung Harapan B

4. Dusun Tanjung Harapan C

5. Dusun Simpang III

6. Dusun Panca Arga II

7. Dusun Pulau Intan A

8. Dusun Pulau Intan B

9. Dusun PT.RSK Pulau Intan

10. Dusun Tanah Tinggi

Tabel 4. 1 Kepala Desa Tanjung Harapan dari waktu kewaktu

TAHUN KEPALA DESA

1995 – 2008 AHMAD RASIDI RITONGA

2008 – 2017 JANUARI RITONGA

2017 – 2018 ASNAN HASIBUAN S.Ag

2018 – 2019 NURUL KALAMUDDIN ST

2019 – 2021 RUSTAM EFENDI RITONGA

2021 s.d sekarang ASNAN HASIBUAN S.Ag

B. Profil Kecamatan

Pangkatan ialah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Labuhanbatu,

Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini terdapat di desa
38

Pangkatan. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 38.229

jiwa, dengan kepadatan 108 jiwa/km2.

Kecamatan pangatan terdiri dari 7 desa yaitu:

1. Desa Sidorukun

2. Desa Perkebunan Pangkatan

3. Desa Tebing Tinggi Pangkatan

4. Desa Kampung Padang

5. Desa Tanjung Harapan

6. Desa Pangkatan

7. Desa Sennah

C. Letak dan Luas

Desa Tanjung Harapan Terletak disebelah selatan dari wilayah Kecamatan

Pangkatan dan salah satu Desa dari 7 Desa yang ada di kecamatan Pangkatan

Kabupaten Labuhanbatu.

Untuk menentukan orbitnya, Desa Tanjung Harapan berjarak 10 km dari

ibukota kecamatan dan menyebrang sungai menggunakan getek, untuk menempuh

nya membutuhkan waktu 0,5 jam. Jarak ke ibukota kabupaten adalah 18km dan

dibutuhkan waktu 0,5 jam perjalanan kesana. Jarak ke ibukota provinsi 305km

dan membutuhkan waktu 7-8 jam perjalanan kesana.


39

Desa Tanjung Harapan memiliki batasan wilayah, di sebelah Timur

berbatasan dengan Desa Sennah, di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tebing

linggahara, di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gaya Baru Merbau

dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Padang.

D. Pertumbuhan Penduduk Desa Tanjung Harapan

Jumlah penduduk Desa Tanjung Harapan sejumlah 5398 (Lima Ribu Tiga

Ratus Sembilan Puluh Delapan) jiwa, 2610 (Dua Ribu Enam Ratus Sepuluh) jiwa

penduduk laki-laki dan 2788 (Dua Ribu Tujuh Ratus Delapan Puluh Delapan)

jiwa penduduk perempuan. Jumlah KK Desa Tanjung Harapan sebesar 1298

(Seribu Dua Ratus Sembilan Puluh Delapan).

Tabel 4. 2 Perkembangan Kependudukan

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN

Jumlah Penduduk Tahun ini 2610 Jiwa 2788 Jiwa

Jumlah Penduduk Tahun Lalu 2629 Jiwa 2810 Jiwa

Persentase Perkembangan -0,72% -0,79%

Tabel 4. 3 Perkembangan Kartu Keluarga

KETERANGAN JUMLAH

Jumlah KK Tahun Ini 1298 KK

Jumlah Kk Tahun Lalu 1302 KK

Persentase Perkembangan -0,3%


40

E. Visi dan Misi

4.1.1.1 Visi

"Membangun Desa TANJUNG HARAPAN Agar Lebih Baik dan

Mewujudkan Rasa Kesatuan dan Persatuan Bersama Masyarakat"

4.1.1.2 Misi

1. Mewujudkan Kinerja Aparatur Desa Yang Profesional;

2. Mewujudkan Rasa Kesatuan dan Persatuan Bersama Masyarakat;

3. Pembangunan Infrastruktur Dasar;

F. Struktur Pemerintahan Desa Tanjung Harapan

Gambar 4.1

Sumber: Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu


41

Dari bagian struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kepala Desa

Kepala desa adalah pejabat pemerintahan desa yang mempunyai

wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan desanya dan

melaksanakan tugas pemerintahan. Kepala desa adalah PKPKD dan mewakili

pemerintahan desa dalam kepemilikan barang milik perseorangan desa.

b. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

Badan Permusyawaratan Desa, yang sering disebut dengan BPD, adalah

lembaga yang mewujudkan demokrasi dan menyelenggarakan pemerintahan desa.

BPD memiliki tugas menggali keinginan masyarakat dan menampung kebutuhan

masyarakat serta mengelola kebutuhan masyarakat.

c. Sekertaris Desa

Sekertaris desa atau sekarang disebut Kaur dan Kasi. dengan tugas

menyusun laporan kinerja desa di bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban

pelaksanaan APB Desa.

d. Kepala Dusun

Kepala dusun adalah orang yang mengetahui sebuah dusun, wilayah yang
berada di bawah pemerintahan desa. Sebuah desa dibagi menjadi banyak dusun. 

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan terkait dengan hasil penelitian di

Pemerintah Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten

Labuhanbatu. Maka penulis akan mencoba menganalisis tentang Transparansi dan


42

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa yang diterapkan di Desa Tanjung

Harapan dalam penjelasan di bawah ini:

4.2.1 Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Pada Desa Tanjung Harapan

Transparansi adalah keterbukaan yang memberikan akses dan pengetahuan

terbaik kepada masyarakat tentang masalah keuangan desa. Transparansi

memastikan bahwa setiap orang memiliki akses atau kebebasan tentang

bagaimana pemerintah beroperasi: bagaimana kebijakan dirumuskan dan

dilaksanakan dan hasil yang dicapai.

Adapun teori indikator menurut Krina (2003: 17) indikator-indikator dari

Transparansi adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 4 Indikator Transparansi

1 Penyediaan informasi yang jelas.


2 Kemudahan akses informasi.
3 Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar
atau permintaan untuk membayar suap.
4 Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan
lembaga non pemerintah.

Untuk mengukur transparansi pengelolaan keuangan desa di Desa Tasik

Serai Kecamatan Talang Muang Dau Kabupaten Benkalis peneliti menggunakan

teori transparansi berdasarkan Krina (2003: 17) dan menggunakan Permendagri

No. 20 tahun 2018 sebagai alat ukur transparansi di Desa Tasik Serai, dilakukan

dengan mewawancarai secara langsung dengan kepala desa, bendahara desa dan

tokoh masyarakat. 

Tabel 4. 5 Pengukuran Transparansi


43

Keterangan
Sesuai
(S)
Belum
No
Indikator Hasil Wawancara Sesuai
(BS)
Belum
Terjadi
(BT)
1 Kesepakatan di lakukan oleh Di desa Tanjung Harapan
BPD bersama masyarakat, dan diadakan rapat
melakukan musrengbangdes di perencanaan
desa pembangunan desa dan S
rapat setiap ada kegiatan
yang dilaksanakan di
desa.
2 Kepala desa menyampaikan Tidak terdapat informasi
informasi mengenai APB Desa mengenai APB Desa
kepada masyarakat melalui kepada Masyarakat baik
BS
informasi. itu melalui papan
informasi (baliho)
maupun website desa.
3 Pembukuan arus kas masuk dan Pembukuan arus kas
arus kas keluar memuat semua masuk dan keluar berisi
informasi yang berisikan informasi berupa
S
pengeluaran belanja atas beban pengeluaran belanja dan
APB Desa yang di dukung oleh didukung oleh bukti.
bukti yang lengkap dan sah
4 Kepala desa menyampaikan Kepala Desa Tasik Serai
laporan pertanngungjawaban menyampaikan LPJ
realisasi APBdesa kepada realisasi APBD kepada S
bupati/walikota melalui camat Camat.
setiap akhir tahun anggaran

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang telah dipaparkan

diatas pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa bagian transparansi terhadap pengelolaan

keuangan desa di Desa Tanjung Harapan belum sepenuhnya sesuai dengan Teori

Transparansi dan Permendagri No. 20 Tahun 2018, yang dimana pada saat tahap

survey peneliti tidak menemukan papan informasi (baliho) mengenai APB Desa
44

yang dipajang didepan kantor desa dan juga tidak terdapatnya website desa yang

memberikan informai mengenai APB Desa tersebut.

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Permendagri No. 20 Tahun 2018

Pasal 72 ayat 1 dan 2 “Laporan Pertanggungjawaban diinformasikan kepada

masyarakat melalui media informasi. Informasi yang dimaksud yaitu: (a) laporan

realisasi APBDesa; (b) laporan realisasi kegiatan; (c) kegiatan yang belum selesai

atau tidak terlaksanakan; (d) sisa anggaran; (e) alamat pengaduan”

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Desa Tanjung Harapan tidak

transparan karena belum sepenuhnya sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun

2018.

4.2.2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa pada Pemerintahan Desa

Tanjung Harapan

Menurut David Hallmer dan Mark Toner (Manggaukang Raba 2006:115),

akuntabilitas merupakan konsep yang kompleks dan memiliki beberapa acuan

untuk mengukurnya, yaitu dengan indikator seperti:

Tabel 4. 6 Indikator Akuntabilitas

No Indikator Akuntabilitas
1 Legitimasi bagi para pembuat kebijakan
2 Keberadaan kualitas moral yang memadai
3 Kepekaan
4 Keterbukaan
5 Pemanfaatan sumber daya secara optimal
6 Upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas

Untuk mengukur akuntabilitas pengelolaan keuangan desa di Desa Tasik

Serai Kecamatan Thalang Muandaw Provinsi Pengkalis peneliti menggunakan


45

teori akuntabilitas menurut (Manggaukang Raba 2006:115), dan menurut

Permendagri No. 20 Tahun 2018 sebagai pedoman pengukuran akuntabilitas yang

terdiri dari indikator sebagai berikut:

a. Perencanaan

Permendagri No. 20 Tahun 2018, Pasal 31 ayat 1, menyatakan: “Rencana

pengelolaan keuangan desa adalah rencana pendapatan dan pengeluaran

pemerintah desa untuk satu tahun anggaran yang termasuk dalam anggaran desa.

Tabel 4. 7 Pengukuran Akuntabilitas Perencanaan


Keterangan sesuai

(S)
No Indikator Hasil Wawancara
Belum Sesuai

(BS)

Kepala desa wajib melakukan Di Desa Tasik Serai


musrengbangdes pada setiap tahun telah melakukan
1 S
anggaran. musrengbangdes
pada setiap tahun
anggaran.
Perencanaan keuangan pengelolaan Rencana
desa merupakan perencanaan pengelolaan desa
penerimaan dan pengeluaran merupakan
2 S
pemerintah desa pada tahun pendapatan dan
aggaran yang di anggarkan dalam belanja desa yang
APB Desa dianggarkan dalam
APBDes.
Rancangan APBDesa yang Rencana APBDesa
dilakukan/ disusun merupakan merupakan sumber
3 bahan penyususunan peraturan desa untuk menyusun S
tentang APBDesa. peraturan desa yang
terkait dengan
APBDesa.
4 Sekretaris Desa mengordinasikan Sekretaris desa S
rancangan APBdesa berdasarkan mengoordinasikan
RKP Desa tahun berkenaan dan penyusunan
pedoman penyusunan APBdesa APBDesa sesuai
yang telah di atur dengan peraturan dengan dengan
46

Bupati/Walikota RKPdesa setiap


tahunnya.

Berdasarkan wawancara oleh peneliti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4,

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa di Desa Tanjung Harapan untuk

perencanaan sesuai dengan teori akuntabilitas di atas, dan Permendagri No. 20

Tahun 2018 dimana perencanaan pengelolaan adalah rencana pendapatan dan

belanja pemerintah desa tahun anggaran yang tertuang dalam APBD, rancangan

APBD yang disusun sebagai sumber untuk perumusan peraturan desa yang terkait

dengan APBDesa. Dan sekertaris desa mengoordinasikan penyusunan APBDes

berdasarkan RKP desa setiap tahun.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan teori (Manggaukang Raba 2006:115), dan menurut

Permendagri No. 20 Tahun 2018, Pasal 43 Ayat 1, “Pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa adalah pengeluaran pemerintah dan desa dilaksanakan melalui

rekening kas desa pada bank yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota”.

Tabel 4. 8 Pengukuran Akuntabilitas Pelaksanaan

Keterangan
Sesuai
No Indikator Hasil Wawancara (S)
Belum Sesuai
(BS)
1 pelaksanaan pengelolaan Pengelolaan keuangan S
keuangan desa merupakan desa Tanjung Harapan
penerimaan dan pengeluaran Telah dilakukan
desa yang dilaksanakan melalui dengan rekening bank
rekening kas desa pada bank yang sudah ditentukan
47

yang ditunjuk Bupati/Walikota. oleh Bupati/Walikota.


Rekening kas desa dibuat oleh Rekeningkas Desa
pemerintah desa dengan telah dibuat dan sudah
2 spesimen tanda tangan kepala ditandatangani oleh S
desa dan kaur keuangan kepala desa dan kaur
keuangan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti yang telah dipaparkan pada

tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa untuk akuntabilitas pelaksanaan pengelolaan

keuangan sudah sesuai dengan Permendagri No 20 tahun 2018 dan juga sudah

sesuai dengan teori akuntabilita menurut (Manggaukang Raba 2006: 115), yang

yang dimana penerimaan dan pengeluaran desa sudah menggunakan rekening

bank yang ditentukan oleh Bupati/Walikota untuk melakukan penarikan dana

desa. Dan juga rekening kas desa telah dibuat dan ditandatangani oleh Kepala

Desa dan Kaur keuangan.

c. Penatausahaan

Di Desa Tanjung Harapan, “pengelolaan dilakukan dengan mencatat setiap

pemasukan dan pengeluaran dalam buku kas umum” sebagaimana diatur secara

teknis oleh Permendaguri No. 20 Tahun 2018. Hal ini terlihat dalam Peraturan

Desa tentang Penganggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Hal ini

telah dibahas dan disepakati dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Penatausahaan yang dilakukan oleh Desa Tanjung Harapan melalui

pencatatan oleh bendahara desa yang meliputi Buku Kas Umum, Buku Kas

Pembantu,pajak dan buku bank guna membantu pencatatan.

Tabel 4. 9 Pengukuran Akuntabilitas Penatausahaan


48

Keterangan
Sesuai
No Indikator Hasil Wawancara (S)
Belum Sesuai
(BS)
Penatausahaan keuangan Penatausahaan
dilakukan oleh kaur keuangan keuangan desa
1 senagai fungsi kebendaharaan. Tanjung Harapan telah S
dilakukan oleh
bendahara
Penatausahaan dilakukan dengan Dalam penatausahaan
mencatat setiap penerimaan dan Desa Tanjung Harapan
pengeluaran dalam buku kas mencatat pengeluaran
umum. dan penerimaan pada
2 S
kas umum yang dapat
dilihat pada: buku kas
umum (Lampiran
tahun 2020/2021)
Pencatatan pada buku kas umum Pencatatan buku
ditutup setiap akhir tahun. kas umum ditutup
pada setiap akhir
3 tahun dan dapat S
dilihat di (terlampir
pada buku kas
umum).
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan yang ditunjukkan pada

Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa akuntabilitas penatausahaan pengelolaan

keuangan desa di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten

Labuhanbatu dalam hal penatausahaan keuangan sudah dilakukan oleh bendahara

desa dengan mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas desa serta

pencatatan pada buku kas umum ditutup setiap akhir tahun. Hal ini dipertegas

oleh bendahara desa yang menyatakan bahwa Desa Tasik Serai sudah mengacu

pada Teori Akuntabilitas dan telah sesuai dengan Permendagri No 20 tahun 2018

dengan melakukan pencatatan antara lain buku kas umum dapat dilihat pada

lampiran.

d. Pelaporan
49

Pelaporan pengelolaan keuangan desa diatur dalam Permendagri Nomor 20

Tahun 2018 yang menyatakan, “Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan

APBDesa semester pertama kepada bupati/walikota melalui kecamatan yang

memuat laporan pelaksanaan

Tabel 4. 10 Pengukuran Akuntabilitas Pelaporan

Keterangan
Sesuai
No Indikator Hasil Wawancara (S)
Belum Sesuai
(BS)
Kepala desa menyampaikan Kepala Desa Tanjung
laporan pelaksanaan APB Desa Harapan telah
1 semester pertama kepada menyerahkan laporan S
bupati/wali kota melalui camat.
pelaksanaan kepada
camat.
Laporan tediri atas laporan Laporan realisasi
pelaksanaan APBDesa dan pelaksanaan anggaran
laporan realisasi kegiatan. APBDesa dan laporan
realisasi kegiatan.
2 pendapatan dan belanja S
desa pemerintah Desa
Tanjung Harapan tahun
2021 dan data
dilampiran.
Kepala desa menyusun laporan Kepala Desa menyusun
dengan menggabungkan laporan dengan
seluruh laporan paling lambat menggabungkan semua
3 minggu kedua bulan juli tahun laporan namun tepat S
berjalan. pada minggu kedua
bulan juli tahun
berjalan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan pada tabel 4.7 diatas,

dapat dilihat bahwa akuntabilitas pelaporan keuangan desa di Desa Tanjung

Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu dalam hal pelaporan

sudah sesuai dengan teori akuntabilitas dan sudah sesuai dengan peremendagri no

20 tahun 2018, yang dimana kepala desa menyerahkan laporan pelaksanaan APB
50

Desa kepada camat. dan dalam hal pelaporan realisasi pemerintah desa tepat

menggabungkan seluruh laporan pada minggu kedua bulan juli.

e. Pertanggungjawaban

Dalam Permendagri No. 20 tahun 2018 bagian pertanggungjawaban “kepala

desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APBDes kepada

bupati/walikota melalui camat setiap akhir tahun”.

Tabel 4. 11 Pengukuran Akuntabilitas Pertanggungjawaban

Keterangan
Sesuai
No Indikator Hasil Wawancara (S)
Belum Sesuai
(BS)
Kepala desa menayampaikan Kepala Desa Tanjung
laporan pertanggungjawaban Harapan telah
1 S
relisasi APBDesa kepada menyampaikan LPJ
bupati/walikota melalui camat realisasi APBDesa
setiap ahri tahun. kepada camat.
Laporan pertanggungjawaban LPJ disampaikan 3
disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
2 (tiga) bulan setelah akhir tahun akhir tahun anggaran. S
anggaran berkenaan yang
ditetapkan dengan peraturan
desa.
Laporan pertanggungjawaban Lampiran : Laporan
berisikan laporan keuangan Realisasi Pelaksanaan
yang terdiri dari laporan Anggaran Pendapatan
realisasi APBDesa dan catatan
dan Belanja Desa
3 atas laporan keuangan, laporan
(APBD) Pemerintah S
realisasi kegiatan, daftar Desa Tasik Serai Tahun
program sektoral, program 2020 Lampiran :
daerah, dan program lainnya Laporan Realisasi APB
yang masuk ke desa Desa Tasik Serai Tahun
2021
Berdasarkan wawancara yang disajikan pada table 4.8 semua Laporan

Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh Desa Tanjung Harapan Kecamatan


51

Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu telah sesuai dengan Permendagri Nomor 20

Tahun 2018.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Alokasi Dana

Desa (ADD) di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten

Labuhanbatu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta

pertanggungjawaban telah sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018 dan

dapat dikatakan Accountable.


52

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan

Dengan melihat hasil penelitian yang dibahas, maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut:

Hasil analisis yang telah dilakukan peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa secara

umum, Akuntabilitas Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Tanjung Harapan Kecamatan

Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan serta pertanggungjawaban telah sesuai dengan Permendagri Nomor 20 Tahun

2018. Namun, dalam tahap transparansi belum sepenuhnya sesuai dengan Permendagri

Nomor 20 Tahun 2018. Karena, Desa Tanjung Harapan belum menginformasikan

APBDesa di website resmi Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Kabupaten

Labuhanbatu. Serta, tidak terdapatnya informasi pencatatan kas masuk dan kas keluar

yang seharusnya dilakukan oleh kaur keuangan di papan informasi, mengakibatkan

masyarakat susah untuk mengaksesnya. Maka dapat disimpulkan bahwa Transparansi

Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Tanjung Harapan tidak transparency.

5.2 Saran

Pemerintahan Desa Tanjung Harapan untuk lebih teliti dalam menyediakan

informasi khususnya dalam pengelolaan keuangan desa yang dilakukan dan untuk

memperhatikan kembali tentang informasi-informasi yang harus disampaikan

kepada masyarakat agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Penelitian ini hanya membahas sesuai dengan Permenagri No. 20 Tahun

2018 meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pelaporan dan


53

pertanggungjawaban. Kajian ini hanya memberikan perbandingan kecukupan

undang-undang dan implementasinya di lapangan. Sehingga penelitian ini

memiliki kelemahan yaitu tidak menjelaskan secara lengkap semua komponen

ADD.

Saran bagi peneliti selanjutnya sebaiknya peneliti lebih banyak membahas

secara rinci komponen-komponen yang terlibat dalam pengelolaan alokasi dana

desa mencakup tahap pengembangan dan pengawasan, serta proses pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai