Disusun dan diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk mendapatkan gelar Serjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Riau
Oleh:
MUHAMMAD AZLY HAWARI
185311035
1
ABSTRACT
This research was conducted at the Department of Horticultural Food Crops and
Animal Husbandry Bengkalis. The purpose of this study was to determine the
financial performance of the Department of Horticultural Food Crops and
Animal Husbandry Bengkalis in 2019 to 2021 using the Value for money.
The type of research used is descriptive qualitative. The data used is primary
data, namely the Government Agency Performance Accountability Report
(LAKIP) of the Horticultural Food Crops and Animal Husbandry Bengkalis from
2019 to 2021, which was obtained directly from the object of research, namely the
Horticultural Food Crops and Animal Husbandry Bengkalis.
The results of the research conducted at the Horticultural Food Crops and
Animal Husbandry Bengkalis showed that the financial performance of the
Horticultural Food Crops and Animal Husbandry Bengkalis on Economic Ratio
in 2019-2021 Economic Ratio was good, but the results from the Efficiency Ratio
and Effectiveness Ratio could not be said to be an efficient and effective
performance. not yet effective.
2
BAB I
PENDAHULUAN
adalah satu dari bagian yang penting dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban yang
dan kritis menuntut pemerintah untuk melakukan transparansi dalam hal aktivitas
3
4
ketentuannya, serta sesuai dengan apa yang telah dianggarkan instansi pemerintah
pada tahun anggaran terkait. Akuntabilitas publik terkait pada kewajiban untuk
SAKIP, yaitu suatu aktivitas analisis yang sistematis, pemberian nilai, atribut,
apresiasi, dan pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang
5
pemerintah.
yang mendasar pada tiga elemen utama yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektifitas.
Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input
paling kecil untuk mencapai output yang optimal dalam rangka mencapai tujuan
dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Efisiensi: pencapaian
output yang maksimum dengan input tertentu untuk penggunaan input yang
output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah
dengan input.
Value for money adalah suatu konsep yang menilai kinerja suatu organisasi
sektor publik tidak hanya ditinjau dari aspek keuangan saja, tetapi aspek non
keuangan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu program kerja sektor publik.
Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah,
penerapan value for money (VFM) sangat penting karena implementasinya akan
pelayanan yang diberikan tepat sasaran, alokasi belanja yang lebih berorientasi
pada kepentingan publik, dan meningkatkan kesadaran akan uang publik sebagai
6
akar pelaksanaan akuntabilitas publik. Sebagai model audit, VFM tidak sekedar
mendatang (Putra dan Wirawati, 2015). Dalam hal ini tujuan yang diinginkan
Money, yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber
daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti
Value for money adalah konsep pengukuran kinerja yang berdasarkan pada
Tuntutan ini sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
negara dan daerah harus dikelola secara ekonomis, efisien, efektif, serta
Penelitian yang dilakukan oleh Hatta et.al (2021) dengan judul Analisis
Dinas Pendidikan Provinsi Riau belum memenuhi prinsip value for money.
Pendekatan Value For Money Studi Kasus pada Dinas Kesehatan Kabupaten
cukup baik. Penelitian Sanjaya dan Priyadi (2019) dengan judul Analisis Value
pemrosesannya mencapai tujuan dan sasaran; dalam segi efisiensi sudah berhasil
karena output dari kinerja dinas semakin meningkat; dalam segi ekonomis sudah
berhasil dari realisasi anggaran yang lebih hemat. Penelitian Trilaksono dan
Handayani (2020) dengan judul Analisis Value For Money Dan Akuntabilitas
layanan publik. Penelitian Harindra dan Sapari (2019) dengan judul Analisis
instansi pemerintah.
ditandatangani perjanjian kinerja tahun 2021 yang meliputi sasaran, indikator dan
target yang harus dicapai. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara
Kabupaten Bengkalis terdapat 2 (dua) sasaran dan terdapat 3 (tiga) indikator untuk
menilai realisasi dan capaian di tahun 2021. Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas
Analisis atas capaian kinerja dari rencana kinerja ini akan memungkinkan
identifikasi sejumlah celah kerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa
Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran
dilakukan selama 5 (lima) tahun, sejak tahun pertama (tahun 2021) sampai tahun
kelima (tahun 2026) dan akan dievaluasi setiap tahun atas kegiatan-kegiatan
tersebut. Hasil capaian kinerja tahun 2021 menunjukkan bahwa Dinas Tanaman
sasaran yang telah ditargetkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2021, meskipun
Tabel 1.1
Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Tahun 2019
Kinerja Anggaran
Sasaran No Indikator Kinerja
% Target Realisasi %
Target Realisasi
Realisasi Realisasi
(Rp) (Rp)
Produktivitas
1 Tanaman Pangan 4,38 *4,000 91,32 7,692,050,000,- 7.607.500.909,- 98,9
(Padi)
1.
Meningkatnya
Produktivitas
produktivitas
2 Tanaman Pangan 14,2 *15,100 106,34 404.259.111,- 382.010.657,- 94,5
tanaman
(Palawija)
pangan dan
hortikultura
Produktivitas
Tanaman
3 2,973 *3,050 102,59 177.111.000,- 174.005.000,- 98,25
Hortikultura
(Sayuran)
10
Produktivitas
Tanaman
4 0,013 *0,013 100 328.774.000,- 263.829.909,- 80,25
Hortikultura
(Buah-buahan)
No Indikator Kinerja % %
Target Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi Realisasi
Populasi ternak
1 14.780 *16.284 110,18 1.148.035.000,- 1.022.189.500,- 89,04
2. sapi
Meningkatnya
Pengelolaan Persentase
Peternakan peningkatan
2 0,38 8,3 218,42 2.018.500.000,- 1.612.981.155,- 79,91
populasi ternak
sehat
Kinerja Anggaran
No Indikator Kinerja % %
Target Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi Realisasi
Produktivitas
tanaman
1 0,78 *0,858 110 241,275,000,- 204,804,500,- 84,88
perkebunan
(Karet)
Produktivitas
tanaman
2 0,917 *0,703 76,66 171.317.000,- 157.224.520,- 91,77
perkebunan
(Kelapa)
3.
Meningkatnya Produktivitas
Keterpaduan tanaman
3 2,68 *1,945 72,57 125.952.000,- 116.792.436,- 92,73
Produktivitas perkebunan
Perkebunan (Kelapa sawit)
Produktivitas
tanaman
4 1,536 *1,390 90,49 184.650.000,- 167,709.378,- 90,83
perkebunan
(Sagu)
Persentase
peningkatan
produktivitas
5 0,068 25,53 37,54 263.952.000,- 196.619.325,- 74,49
tanaman
perkebunan
rakyat
TOTAL 987,146,000,- 843,150,159- 85,41
Kinerja Anggaran
No Indikator Kinerja Target Realisasi % %
Target (Rp) Realisasi (Rp)
(%) (%)
Realisasi Realisasi
4.
Meningkatnya Produktivitas per
1 246 250 101,63 188.920.430,- 185.320.000,- 98,09
Kualitas kelompok tani
Kelompok Tani
Persentase
peningkatan
2 0,45 0,52 115,56 1.381.200.000,- 1.360.788.000,- 98,52
produktivitas
perkelompok tani
11
Kinerja Anggaran
No Indikator Kinerja % %
Target Realisasi
Target (Rp) Realisasi (Rp)
(%) (%)
Realisasi Realisasi
5.
1 Nilai Tukar Petani 84,24 81,06 96,23 186.730.000,- 179.283.000,- 96,01
Meningkatnya
Kesejahteraan
Petani/Pekebun
Persentase petani
dengan
2 penghasilan 58,67 56,79 96,8 428.520.000,- 414.526.096,- 96,73
minimal setara
UMR
Tabel 1.2
Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Tahun 2020
Kinerja Anggaran
Indikator
Sasaran No % %
Kinerja Target Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi Realisasi
Produktivitas
1 Tanaman 4,53 *4,520 99,78 2.323.660.978,- 2.144.235.073,- 96,04
Pangan (Padi)
Produktivitas
2 Tanaman 14,2 *17,072 120,23 1.713.510.000,- 1.600.032.191,- 93,38
Pangan
(Palawija)
1. Meningkatnya
Produktivitas Produktivitas
Tanaman Pangan 3 Tanaman 3,033 *3,150 104,9 748.942.600,- 456.111.000,- 60,9
dan Hortikultura Hortikultura
(Sayuran)
Produktivitas
Tanaman
4 0,014 *0,011 78,57 281.390.000,- 207.270.000,- 73,66
Hortikultura
(Buah-
buahan)
TOTAL 4.976.503.578,- 4.407.648.264,- 88,56
Kinerja Anggaran
Indikator
No % Target %
Kinerja Target Realisasi Realisasi (Rp)
(Rp)
Realisasi Realisasi
Populasi 15.04
2. Meningkatnya 1 *16.950 112,7 1.21.540.062,- 1.087.086.100,- 96,93
ternak sapi 0
Pengelolaan
Peternakan Persentase
peningkatan
2 0,21 3,86 1,838 - - -
populasi
ternak sehat
Kinerja Anggaran
Indikator
No. Kinerja % %
Target Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi Realisasi
Produktivitas
tanaman
3. Meningkatnya 1 0,718 *0,887 123,54 276.648.000,- 215.119.604,- 77,75
perkebunan
Keterpaduan (Karet)
Produktivitas
Perkebunan
Produktivitas
2 tanaman 0,918 *0,873 95,1 35.593.000,- 25.988.000,- 73,01
perkebunan
(Kelapa)
perkebunan
(Kelapa sawit)
Produktivitas
tanaman
4 1,537 *1,594 103,71 202.789.000,- 150.093.000,- 74,01
perkebunan
(Sagu)
Persentase
peningkatan
produktivitas
5 0,007 25,53 364,71 - - -
tanaman
perkebunan
rakyat
TOTAL 810.517.000,- 616.092.802- 76,01
Kinerja Anggaran
Indikator
No Target Realisasi % %
Kinerja Target (Rp) Realisasi (Rp)
(%) (%)
Realisasi Realisasi
Produktivitas
4. Meningkatnya
1 per kelompok 322 363 112,73 2.342.810.000,- 2.070.902.000,- 88,39
Kualitas
tani
Kelompok Tani
Persentase
peningkatan
2 produktivitas 0,31 0,45 145,16 - - -
perkelompok
tani
Kinerja Anggaran
Indikator
No % %
Kinerja Target Realisasi
Target (Rp) Realisasi (Rp)
(%) (%)
Realisasi Realisasi
5. Sasaran
Meningkatnya Nilai Tukar
Kesejahteraan 1 Petani 84,58 81,06 95,84 80.670.000,- 64.828.900,- 80,36
Petani/Pekebun
Persentase
petani dengan
2 penghasilan 61 56,79 93,1 - - -
minimal setara
UMR
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis Tahun 2020
keuangan 90,52% dan realisasi fisik 97,12%. Secara keseluruhan realisasi belanja
atau 94,07%. Adapun penyerapan anggaran terbesar terdapat pada sasaran 1 yaitu
Tabel 1.3
Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Tahun 2021
Kinerja Anggaran
Indikator
Sasaran No % Target Realisasi %
Kinerja Target Realisasi
Realisasi (Rp) (Rp) Realisasi
Produksi
tanaman
1. 1 20.744,50 * 18.950,14 91,35 10.305.932.225,- 9.871.117.736,- 95,78
pangan (Padi)
Meningkatny
a Produksi
Produksi
Tanaman
2 tanaman 987,05 * 915,5 92,75 1.634.610.100,- 1.438.431.982,- 88
Pangan dan
hortikultura
Hortikultura
TOTAL 11.940.542.325,- 11.309.549.718,- 94,72
Kinerja Anggaran
Indikator
2. No % Target Realisasi %
Kinerja Target Realisasi
Meningkatny Realisasi (Rp) (Rp) Realisasi
a Pengelolaan
Peternakan Populasi
1 16.579 *17.312 104.42.00 2.708.425.940,- 2.297.614.800,- 84,83
ternak sapi
TOTAL 2.708.425.940,- 2.297.614.800,- 84,83
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis Tahun 2021
dengan alokasi anggaran untuk pelaksanaan belanja Gaji dan tunjangan ASN
15
92,64% dan realisasi fisik 98,85%. Secara keseluruhan realisasi belanja Dinas
tanaman pangan hortikultura dan peternakan, merupakan salah satu sektor yang
Bengkalis.
penelitian ini dengan judul Analisis Value For Money Pada Laporan
rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah supaya mengetahui serta mengukur
kinerja keuangan dengan menggunakan metode Value For Money dari aspek
ekonomi, efektif dan efisien Pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Dan
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil dari penelitian ini diharapkan
manfaatnya yaitu:
1. Bagi penulis hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan
Value For Money pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Dan Peternakan
Kabupaten Bengkalis.
Bengkalis hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan dan pertimbangan
17
mengenai pengukuran kinerja keuangan dengan metode Value For Money pada
3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan untuk pertimbangan atau referensi
untuk penelitian yang sama ataupun sejenis, yang bisa digunakan sebagai
pembanding bagi penelitian lebih lanjut atas materi yang sama, dan sehingga
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang telaah pustaka berdasarkan literatur yang
penilaian kinerja keuangan, value for money, indikator value for money,
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum Dinas Tanaman Pangan
metode value for money pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian
kegiatan atau program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan
yang terdapat pada strategik planning disuatu organisasi. Tingkat dari sebuah
pengukuran kinerja.
yang dimaksud dengan Kinerja Keuangan adalah hasil atau ukuran suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu organisasi tertentu telah
19
20
indikator keuangan.
1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu dalam hal pendanaan, sumber
2. Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan
4. Indikator manfaat (benefit) adalah manfaat yang dapat langsung diakui oleh
tertentu.
kinerja adalah:
1. Untuk mengomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up).
membantu memperbaiki kinerja agar kegiatan terfokus pada tujuan dan sasaran
komunikasi kelembagaan.
bahwa tingkat ketercapaian tujuan serta apakah sebuah organisasi berjalan sesuai
dengan aturan atau menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, mengoreksi
kinerja periode yang akan datang sehingga pengukuran kinerja dapat digunakan
untuk syarat pembelajaran untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.
22
obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran
kinerja yang telah disepakati, serta sebagai alat komunikasi antara bawahan dan
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama,
ditetapkan.
ini tidak berarti bahwa suatu indikator akan memberikan ukuran pencapaian
program yang definitive. Indikator value for money dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
Menurut Mahsun (2013: 181), ekonomi adalah hubungan antara pasar dan
ekonomis jika dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu
hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai.
kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely).
dan efisien akan tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang
diharapkan. Sedang di pihak lain, sebuah program dapat dikatakan efektif dalam
mencapai tujuan, tetapi mungki dicapai dengan cara yang tidak ekonomis dan
efisien. Jika program dapat dilakukan dengan efisien dan efektif maka program
outcome, dari penentuan tersebut dikaitkan dengan tujuan, visi dan misi
organisasi. Skema proses kerja dan pengukuran value for money seperti gambar
dibawah:
Gambar 2.1
Skema proses kerja dan pengukuran value for money
instansi, input dapat juga dinyatakan dalam bentuk uang, misalnya untuk
2. Output. Output merupakan hasil yang dicapai dalam suatu program dan
Berikut penjelasan, cara pengukuran, rumus dan kriteria pengukuran value for
a. Pengukuran Ekonomis
yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang
dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi
1) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?
2) Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
optimal?
Keterangan:
a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti ekonomis.
berimbang.
c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti tidak ekonomis.
b. Pengukuran Efisiensi
operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu
dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-
rendahnya (spending well). Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok
28
bahasan value for money. Karena jika dibandingkan dengan ekonomis dan
efektivitas, efisiensi merupakan salah satu bagian dari indikator value for money
yang dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Ekonomi hanya
saja.
Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
output tertentu.
Keterangan:
berikut:
berimbang.
c. Pengukuran Efektivitas
dengan tujuan atau sasaran yang harus di capai. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely).
tersebut dikatakan telah berjalan secara efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat
adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah
suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
30
Keterangan:
a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti tidak efektif.
berimbang
c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti efektif.
publik.
pelayanan publik yang baik serta berkualiatas, pemerintahan yang bersih dan
secara berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab, dan bebas dari praktik
METODE PENELITIAN
Jenis studi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi kualitatif.
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti
diperoleh disusun sedemikian rupa setelah itu dianalisis bersumber pada teori-
teori yang relevan dengan kasus untuk mengambil kesimpulan serta saran.
Sebaliknya metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.
Peternakan Kabupaten Bengkalis. Objek penelitian ini adalah informasi dan data
Kabupaten Bengkalis.
33
34
Data primer didalam penelitian ini ialah data yang berkaitan langsung
dengan permasalahan di dalam penelitian ini yaitu Laporan Capaian Kinerja pada
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengacu kepada
intansi pemerintah yang diterima dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
akan disusun berdasarkan kelompok agar data-data tersebut bisa diteliti dengan
berdasarkan teori yang berhubungan dan berkaitan dengan rumusan masalah yang
dibahas dan kemudian akan memperoleh kesimpulan. Pada tahap pertama dari
Instansi Pemerintah (LAKIP), lalu data diolah serta dihitung atau dianalisis
Kabupaten Bengkalis. Hasil dari perhitungan yang sudah didapat kemudian akan
dijabarkan kedalam bentuk kata untuk mendeskripsikan makna dari angka yang
telah didapat dari hasil perhitungan tersebut. Indikator value for money pada
pengukuran kinerja organisasi sektor publik terdiri dari tiga macam yaitu
ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Berikut ini cara menghitung dari ketiga
indikator tersebut:
Keterangan:
c. Apabila hasil yang diperoleh lebih dari 100% (>100%) maka dinyatakan
Keterangan:
sebagai efisien.
Keterangan:
37
c. Apabila hasil yang diperoleh lebih dari 100% (>100%) maka dinyatakan
efektif.
BAB IV
Nomor 74 Bengkalis sebagai salah satu unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang terarah dan terencana. Tujuan dan sasaran adalah mendukung Pemerintah
Indonesia”.
38
39
2019 diantaranya:
pertanian.
4.1.2 Visi dan Misi Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan
langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena divisi tersebut akan
dapat mencerminkan apa yang hendak dicapai oleh organisasi serta memberikan
40
arah, strategis yang jelas, mampu menjadi perekat serta menyatukan berbagai
misi secara jelas karena misi merupakan pernyataan untuk menetapkan melalui
penerapan strategi yang telah dipilih. Dinas Tanaman Pangan telah menetapkan 3
berwawasan lingkungan
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan
Eselonering, Tugas Fungsi dan Uraian Tugas serta Tata Kerja pada Dinas
Eselon II sebanyak 1 (satu) orang, Eselon III sebanyak 5 (lima) orang dan Eselon
1. Kepala Dinas
Hortikultura;
Hortikultura.
Pemasaran.
a. Seksi Kelembagaan;
7. UPTD
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi
SEKRETARIS
SEKSI PEMBIAYAAN DAN SEKSI PENGOLAHAN DAN SEKSI KESMAVET, SEKSIMETODE DAN
INVESTASI PEMASARAN TPH PENGOLAHAN DAN INFORMASI
PEMASARAN
UPTD/BPP
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Bengkalis Tahun 2019 sampai 2021 dengan menggunakan Value for Money untuk
Peternakan Bengkalis.
nilai dari rasio ekonomis, maka semakin bagus kinerja pada Dinas Tanaman
Input
Rasio Ekonomis= x 100
Nilai Input
a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti ekonomis.
berimbang.
c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti tidak ekonomis.
45
pada program untuk Tahun 2019, 2020, dan 2021 akan diuraikan pada tabel yang
Tabel 4.1
Rasio Ekonomis Tahun 2019
Tabel 4.2
Rasio Ekonomis Tahun 2020
48
b. Persentase peningkatan - - - -
produktivitas perkelompok tani
Tabel 4.3
Rasio Ekonomis Tahun 2021
karena hasil dari rasio ekonomis seluruh program Dinas Tanaman Pangan
mencapai kinerja yang baik, karena dari tahun 2019-2021 (periode penelitian)
output yang di hasilkan terhadap input yang di gunakan (cost of output). Proses
kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja
50
tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah
Output
Rasio Efisiensi= x 100 %
Input
a. Apabila hasil yang diperoleh kurang dari 100% (<100%) maka dinyatakan
tidak efisien.
sebagai efisien.
program untuk Tahun 2019, 2020, dan 2021 akan diuraikan pada tabel yang ada
dibawah ini:
51
Tabel 4.4
Rasio Efisiensi Tahun 2019
tahun 2019 yang memiliki 15 (lima belas) indikator yang dimana hasil rasio
>100%, dan 5 (lima) indikator yang dinyatakan tidak efisien dikarenakan hasil
Tabel 4.5
Rasio Efisiensi Tahun 2020
>100%.
54
Tabel 4.6
Rasio Efisiensi Tahun 2021
Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Bengkalis pada tahun 2021 dari 3
>100%, dan 1 (satu) indikator yang dinyatakan tidak efisien karena hasil dari rasio
dan anggaran atau target pendapatan. Semakin besar kontribusi output terhadap
suatu pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi sektor publik tersebut.
Efektivitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja berupa program
ataupun kegiatan yang telah dijalankan telah mencapai tujuan yang diharapkan.
55
berikut :
Outcame
Efektivitas= x 100 %
Output
a. Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x < 100%) berarti tidak efektif.
berimbang
c. Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti efektif.
program untuk Tahun 2019, 2020, dan 2021 akan diuraikan pada tabel yang ada
dibawah ini:
Tabel 4.7
Rasio Efektivitas Tahun 2019
a. Produktivitas Tanaman Pangan (Padi) 4,000 Ton/Ha 4,380 Ton/Ha 91,32% Tidak
Efektif
Berdasarkan pada tabel 4.7, hasil dari perhitungan rasio efektivitas Dinas
memiliki 15 (lima belas) indikator yang dimana hasil rasio efektifitas terdapat 7
(tujuh) indikator yang dinyatakan efektif dengan capaian >100%. dan terdapat 7
57
(tujuh) indikator yang dinyatakan tidak efektif dengan capaian <100%. Sedangkan
Tabel 4.8
Rasio Efektivitas Tahun 2020
a. Produktivitas Tanaman Pangan (Padi) 4,520 Ton/Ha 4,530 Ton/Ha 99,78% Tidak
Efektif
memiliki 15 (lima belas) indikator yang dimana hasil rasio efektifitas terdapat 9
(sembilan) indikator yang ditanyakan efektif dengan capaian >100%, dan terdapat
Tabel 4.9
Rasio Efektivitas Tahun 2021
Pangan Hortikultura dan Peternakan Bengkalis pada tahun 2021 terdapat 3 (tiga)
indikator yang dimana terdapat 1 (satu) indikator yang dinyatakan efektif dengan
capaian >100% dan 2 (dua) indikator yang dinyatakan tidak efektif dengan
capaian <100%.
ekonomis pada tahun 2019-2021 dengan menggunakan metode value for money
dinyatakan sudah ekonomis. Pada tahun 2020 program kinerja keuangan Dinas
kategori yang ekonomis. Perhitungan ekonomis pada tahun 2021 program kinerja
kedalam kategori yang ekonomis. Dari data yang sudah diterima dan diolah dapat
clean governance.
value for money menunjukkan bahwa program yang dilaksanakan Dinas Tanaman
kategori yang efisien. Pada tahun 2019 terdapat 15 (lima belas) indikator yang
efisien, karena nilai efisiensi diperoleh lebih dari 100%. Kemudian, terdapat 5
(lima) indikator dinyatakan tidak efisien karena nilai efisiensi diperoleh kurang
dikarenakan masih adanya kendala yang ditemui seperti pengaruh bibit yang
digunakan tidak sesuai sehingga produksi rendah, dan adanya musim dimana hasil
produksi akan menurun drastis atau bahkan tidak panen sama sekali (musim trek),
serta pada pemeliharaan tanaman yang belum intensif terutama pada pemupukan.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil kinerja yang diperoleh secara optimal dengan
dinyatakan efisien, karena nilai efisiensi diperoleh lebih dari 100%. Indikator
efisien karena nilai efisiensi diperoleh kurang dari 100%. Indikator tersebut adalah
kinerja yang diperoleh belum memenuhi target dikarenakan pada tahun 2021 ini
budidaya pertanian yang baik dan penanganan pasca panen yang baik sehingga
metode value for money menunjukkan bahwa program yang dilaksanakan Dinas
kedalam kategori yang efektif. Pada tahun 2019 memiliki 15 (lima belas)
62
karena nilai efektivitas diperoleh lebih dari 100%. Indikator tersebut adalah
efektif karena nilai efektivitasnya diperoleh kurang dari 100%. Indikator tersebut
tukar petani, dan indikator Persentase petani dengan penghasilan minimal setara
hortikultura (buah-buahan).
Pada tahun 2020 hasil dari perhitungan rasio efektivitas Dinas Tanaman
efektif, karena nilai efektivitas diperoleh lebih 100%. Indikator tersebut adalah
dinyakatan tidak efektif karena nilai efektivitasnya diperoleh kurang dari 100%.
(kelapa sawit), indikator nilai tukar petani, dan indikator Persentase petani dengan
Indikator yang dinyatakan tidak efektif pada tahun 2020 ini disebabkan
tanaman pangan (padi) yang diduga karena distribusi bibit yang terlambat yang
pada musimnya dan nutrisi banyak belum terpenuhi sehingga banyak bunga atau
disebabkan karena masih adanya kendala yang dialami oleh petani kelapa yaitu
pengaruh bibit atau musim trek sehingga menyebabkan produksi rendah. Pada
64
menurun, dikarenakan harga pasar untuk tanaman kelapa sawit menurun sehingga
petani tidak mau terlalu memberikan perawatan yang intensif, dan pengaruh bibit
Pada tahun 2021 hasil dari perhitungan rasio efektifitas Dinas Tanaman
yang dimana terdapat hanya 1 (satu) indikator yang dinyatakan efektif, karena
nilai efektivitas diperoleh lebih 100%. Indikator tersebut adalah indikator populasi
ternak sapi. Indikator tersebut mampu menghasilkan kinerja yang melebihi target
tidak efektif, karena nilai efektivitasnya diperoleh kurang dari 100%. Indikator
tersebut adalah indikator produksi tanaman pangan (padi), dan indikator produksi
pertanian yang baik sehingga menyebabkan hasil produksi nya rendah dan tidak
produksinya turun sehingga hasil kinerja nya masih belum memenuhi target.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ekonomis
yang belum mencapai target yang telah ditentukan. Berbeda pada tahun
65
66
bahkan tidak panen sama sekali, serta pemeliharaan tanaman yang belum
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini terdapat beberapa
saran dari peneliti untuk Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan
Bengkalis :
yang ketat agar rencana kegiatan yang dibuat dapat berdayaguna dan
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. D., & Anang, Subarjo. 2017. Konsep Value for Money dalam
Mengukur Kinerja Pelayanan Sektor Publik. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 6 (6): 1–15.
Ardila, Isna., & Ayu Anindya Putri. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Dengan
Pendekatan Value for Money Pada Pengadilan Negeri Tebing Tinggi.
Riset Akuntansi Dan Bisnis, 15 (1): 52–64.
Hatta, Zulhelmy et.al. 2021. Analisis Value For Money Pada Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan
Provinsi Riau. Economics, Accounting and Business Journal, Vol. 1 No. 1,
Hlm. 198-211, September 2021.
Irham, Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Iswahyudi, Aries, Iwan Triyuwono dan M. Achsin. 2016. “Hubungan Pemahaman
Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi, Value For Money Dan Good
Governance”. Jurnal Ilmiah Akuntansi 1 (2).
Kuswanti, Niken Dwi. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan
Value For Money. Studi Kasus pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
69
Purwiyanti, D. 2017. Analisis Kinerja Berbasis Konsep Value For Money pada
Kegiatan Fisik Pekerjaan Irigrasi Donggala Kodi. Katalogis, 5(3), 190–
200.
Putra, A.P.A. dan Wirawati, N.G.P. (2015), “Penilaian Kinerja berbasis Value for
Money atas Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan”,
EJurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 11, No. 1, hal. 252-268.
Putri, Nur Zeni Amilia. 2020. Analisis Value for Money pada Kinerja Keuangan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel: Surabaya.
Rahman, Winia Aulia. 2021. Analisis Value For Money Pada Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi Dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Riau. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Riau: Pekanbaru.
Ramdhan. 2014. Implikasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dalam Rangka Mewujudkan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah
Berdasarkan Good Governance (studi di Dinas Pendapatan Kabupaten
Banyuwangi). Jurnal Universitas Brawijaya Fakultas Hukum Malang.
Rempowatu, Jelin & Victorina Tirayoh. 2016. Pengukuran Kinerja Keuangan
Pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2011-2014. Jurnal
EMBA Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 982-989.
70
Saraswati, Dwi & Yunita Sari Rioni. 2019. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Ukuran Pemerintah Daerah, Leverage, Terhadap Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah. Vol. 9 No.2 Februari 2019.
Sanjaya, Dika Husni dan Maswar Patuh Priyadi. 2019. Analisis Value For Money
Dalam Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi : Volume 8, Nomor 12, Desember 2019.
Sekaran, U., & Bougie, R. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Setiawan, A. B., & Gustia, W. (2016). Analisis Value for Money pada Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Balai Penelitian Ternak
Ciawi Bogor. Jurnal Akunida, 2(2), 14–26.
Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai: Teori Pengukuran dan Implikasi.
Hal. 186– 187. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wuwungan, Gabriela Thalia et. al. 2019. Penerapan Metode Value For Money
Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada Organisasi Sektor
Publik Di Dinas Kesehatan Kota Manado. Going Concern : Jurnal Riset
Akuntansi 14(4), 2019, 354-361.
https://djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/sulteng/id/data-publikasi/berita-terbaru/2836-
laporan-keuangan-pemerintah-sebagai-wujud-akuntabilitas-pengelolaan-
keuangan-negara
https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/21-18/pjpk/persyaratan-proyek/value-for-
money-vfm
https://sulselprov.go.id/welcome/post/pengukuran-kinerja-pemerintah