ABSTRAK
ABSTRACT
The formulation of the problem in this research is the realization of how the
incomeand expenditure budget with the Value for Money method at the Office of
Food Security and Animal Husbandry of North Sumatra Province. The purpose of
this study was to determine the implementation of the income and expenditure budget
using the Value for Money method at the Office of Food Security and Livestock in
North Sumatra Province. This study uses a quantitative descriptive method, namelyby
analyzing related data in the form of secondary data in the form of a report on the
Realization of the Budget for the Office of Food Security and Livestock in the
Province of North Sumatra and then calculating the ratios used in the value for money
method. The results show that the economic ratio for 2018 is 98.20%, in 2019 it is
97.14%, and in 2020 it is 97.70%. The economic ratio in 2018- 2020 tendsto increase.
1
The efficient ratio for 2018 is 19,057.48%, in 2019 it is 9,278.5%, andin 2020 it is
0%. In 2018 to 2020 more than 100% means it is not efficient. TheEffectiveness
Ratio for the years 2018 to 2020 can't be done because it doesn't have income.
I. PENDAHULUAN
2
Menurut Mahmudi (2011), Dengan adanya otonomi daerah
Efisiensi terkait dengan hubungan memberikan kebebasan setiap daerah
antara output berupa barang atau atau kabupaten di dalam meningkatkan
pelayanan yang dihasilkan dengan dan mengolah pendapatan daerahnya.
sumber daya yang digunakan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
menghasilkan output tersebut. tinggi seharusnya mengindikasikan
Sedangkan, efektivitas (hasil guna) kinerja yang tinggi di dalam proses
merupakan dukungan antara pencapaian Pendapatan Asli Daerah
pengeluaran dengan tujuan atau (PAD) tersebut, khususnya dilihat dari
sasaran yang harus dicapai, pada sisi ekonomi, efisiensi, dan
dasarnya berhubungan dengan efektivitasnya. Selama ini setiap daerah
pencapaian tujuan atau paket kebijakan khususnya Dinas Pendapatan Daerah
Kinerja keuangan merupakan selalu mengalami perubahan di dalam
salah satu isu yang sangat penting untuk memperoleh target yang telah
dikaji dalam organisasi sektor publik ditetapkan.
termasuk pemerintahan, sejak Berikut ini adalah data realisasi
diterapkannya penganggaran berbasis anggaran belanja pada Kantor Dinas
kinerja, semua pemerintah dituntut Ketahanan Pangan dan Peternakan
untuk mampu menghasilkan kinerja Provinsi Sumatera Utara:
keuangan pemerintah secara baik.
Penilaian kinerja keuangan sangatlah Tabel 1.1
penting dilaksanakan untuk mengetahui Laporan Anggaran
apakah suatu organisasi telah Belanja Dan Realisasinya
melaksanakan program kerjanya dengan T.A 2018-2020
baik atau tidak. Untuk menilai kinerja
Tahun Anggaran Realisasi Persentas
keuangannya Instansi pemerintah e
diharapkan agar dapat memperhatikan 2018 17,582,400 17,265,951,04 98,00%
Value for Money dalam menjalankan ,000 9
aktivitasnya. 2019 18.957.300 18.415.352.69 97,14%
Value for Money merupakan .000 0
inti pengukuran kinerja pada 2020 10.909.208 10.658.356.60 97,40%
organisasi sektor publik karena kinerja .000 0
pemerintah tidak bisa dinilai dari sisi
output yang dihasilkan saja, tetapi
secara terintegrasi harus
mempertimbangkan input, output, dan
outcome secara bersama-sama. Tujuan
yang dikehendaki oleh masyarakat
mencakup pertanggung jawaban
mengenai pelaksanaan Value for
Money yaitu ekonomis dalam
pengadaan dan alokasi sumber daya,
efisien dalam penggunaan sumber
daya dalam arti penggunaannya
diminimalkan dan hasilnya
dimaksimalkan, serta efektif dalam arti
mencapai tujuan dan sasaran.
3
Tabel 1.1 di atas pada tahun 2018, Penelitian ini dilakukan pada
persentase antara anggaran dan Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan
realisasi sebesar 98,00% menunjukkan Peternakan Provinsi Sumatera Utara
bahwa anggaran lebih besar dari pada karena Kantor Dinas Ketahanan Pangan
realisasi. Kemudian ditahun 2019, dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara
persentase antara anggaran dan melaksanakan urusan pemerintahan
realisasi adalah sebesar 97,14% dan di daerah/ kewenangan provinsi di bidang
tahun 2020 persentase antara anggaran ketersediaan dan distribusi pangan,
dan realisasinya adalah sebesar konsumsi dan keamanan pangan,
97,40%. Kenaikan anggaran dan peternakan dan Kesehatan hewan serta
realisasi penerimaan Pendapatan Asli tugas pembantuan dan salah satu
Daerah (PAD) pada tabel di atas pemerintah daerah yang telah
menunjukkan bahwa dari periode menyelenggarakan otonomi daerah,
2018-2019 realisasi mengalami yang diberikan wewenang dan tanggung
penurunan sebesar 0,86% sedangkan jawab oleh pemerintah pusat untuk
pada tahun 2019-2020 mengalami mengelola keuangannya sendiri dan
sedikit kenaikan sebesar 0,26%. Akan untuk itu perlu diadakan penilaian
tetapi Kantor Dinas Ketahanan Pangan kinerja secara Value for Money agar
dan Peternakan Provinsi Sumatera kinerja dari Kantor Dinas Ketahanan
Utara hanya menilai kinerjanya Pangan dan Peternakan Provinsi
berdasarkan tingkat pencapaian yang Sumatera Utara sesuai dengan konsep
maksimal dari target yang telah ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
ditetapkan dan belum menerapkan Berdasarkan latar belakang yang
Value for Money. telah diuraikan, maka penulis tertarik
Pencapaian maksimal itu belum mengambil judul “Analisis Realisasi
tentu mencerminkan adanya tingkat Anggaran Pendapatan dan Belanja
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas Pada Kantor Dinas Ketahanan
dalam Value for Money. Penilaian Pangan dan Peternakan Provinsi
kinerja masing-masing kabupaten atau Sumatera Utara Dengan
kota (organisasi sektor publik) ini Menggunakan Metode Value For
dilakukan untuk menilai akuntabilitas Money Periode 2018-2020”.
organisasi tersebut. Pentingnya
penelitian ini dilakukan karena Rumusan Masalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan latar belakang yang
merupakan salah satu pendapatan bagi telah diuraikan di atas, maka yang
daerah yang dipergunakan untuk menjadi pokok permasalahan dalam
meningkatkan kesejahteraan penelitian ini yaitu bagaimanakah
masyarakat. realisasi anggaran pendapatan dan belanja
dengan metode Value for Money pada
Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Sumatera Utara
4
Tujuan Penelitian Menurut Pasal 27 dan Pasal 28
Berdasarkan rumusan masalah Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
yang telah dikemukakan, maka tujuan 2019, “Belanja Daerah didefinisikan
dari penulisan ini untuk mengetahui semua pengeluaran dari Rekening Kas
pelaksanaan anggaran pendapatan dan Umum Daerah yang tidak perlu diterima
belanja dengan metode Value for kembali oleh Daerah dan pengeluaran
Money Kantor Dinas Ketahanan lainnya yang sesuai dengan ketentuan
Pangan dan Peternakan Provinsi peraturan perundang-undangan diakui
Sumatera Utara. sebagai pengurang ekuitas yang
merupakan kewajiban daerah dalam 1
I. TINJAUAN PUSTAKA (satu) tahun anggaran”. Anggaran
Realisasi Anggaran Belanja daerah di Indonesia diartikan
Anggaran dapat dianggap sebagai semua pengeluaran bendahara
sebagai alat pengendali untuk umum negara daerah yang mengurangi
membandingkan sampai sejauh mana ekuitas dana lancar dalam periode tahun
hasil yang dicapai dengan rencana yang anggaran yang bersangkutan yang tidak
telah dicapai. Disamping itu anggaran akan diperoleh kembali pembayarannya
merupakan hal yang dicapai. Disamping oleh pemerintah
itu anggaran merupakan hal penting Pemerintah Daerah menetapkan
bagi Pemerintahan karena menjadi dasar target pencapaian kinerja setiap belanja,
pelaksanaan kegiatan. baik dalam konteks daerah, satuan kerja
Menurut Mahsun (2016), perangkat daerah, maupun program dan
anggaran merupakan media kegiatan. Tujuannya untuk meningkatkan
akuntabilitas dimana desentralisasi akuntabilitas perencanaan anggaran dan
pemerintah daerah telah melahirkan memperjelas efektivitas dan efisiensi
kewenangan yang besar bagi penggunaan anggaran
pemerintah daerah untuk mengelola
sumber daya publik di daerahnya Laporan Realisasi Anggaran
masing- masing. Sebagai Laporan Realisasi Anggaran
konsekuensinya, pemerintah daerah (LRA) menyajikan ikhtisar sumber,
bertanggung jawab melaporkan alokasi, dan pemakaian sumber daya
pengelolaan keuangan yang bersumber eknomi yang dikelola Pemerintahan
dari masyarakat ini dalam suatu laporan Pusat/Daerah, yang menggambarkan
pertanggungjawaban publik. Salah satu perbandinga antara anggaran dan
bentuk laporan pertanggungjawaban ini realisasinya dalam satu periode
adalah anggaran dan laporan realisasi pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran
anggaran. (LRA) menungkapkan kegiatan keuangan
Menurut Prasetyo (2010) Pemerintah Pusat/Daerah yang
menjelaskan “realisasi anggaran adalah menunjukan jabatan terhadap APBD.
laporan yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran
pendapatan dan belanja dengan
realisasinya yang menunjukan ketaatan
terhadap peraturan dan ketentuan
perundang-undangan”.
5
Laporan realisasi anggaran yang Disamping hal itu, Laporan
disusun dalam laporan keuangan akan Realisasi Anggaran (LRA) juga
dijelaskan secara rinci dalam suatu menyediakan informasi yang berguna
catatan atas laporan keuangan. dalam memprediksi sumber daya
Penjelasan tersebut akan memuat ekonomi yang akan diterima untuk
informasi-informasi yang menandai kegiatan Pemerintah Pusat dan
mempengaruhi pelaksanaan anggaran Daerah dalam periode mendatang dengan
seperti kebijakan fiskal dan moneter, cara menyajikan laporan secara
sebab-sebab terjadinya perbedaan yang komparatif.Laporan Realisasi Anggaran
material antara anggaran dan (LRA) juga dapat menyediakan
realisasinya, serta daftar-daftar yang inforrmasi kepada para pengguna laporan
merinci lebih lanjut angka - angka yang indikasi tentang perolehan dan
perlu diberikan penjelasan lebih lanjut. penggunaan sumber daya ekonomi.
Melalui laporan realisasi Laporan realisasi anggaran
anggaran dapat diketahui prediksi menyediakan informasi yang berguna
tentang sumber daya ekonomi yang dalam memprediksi sumber daya
akan diterima untuk mendanai kegiatan ekonomi yang akan diterima untuk
pemerintah pusat dan daerah serta mendanai kegiatan pemerintah pusat dan
resiko ketidakpastian atas sumber daya daerah dalam periode mendatang dengan
ekonomi tersebut. Selain itu, laporan cara menyajikan laporan secara
realisasi anggaran juga memberikan komparatif.
informasi tentang indikasi apakah
sumber daya ekonomi yang diperoleh Anggaran Pendapatan dan Belanja
dan digunakan telah dilaksanakan sesuai Daerah
dengan prinsip ekonomis, efisiensi, dan Definisi APBD
efektivitas, sesuai dengan anggaran Menurut Peraturan Menteri
yang ditetapkan serta sesuai dengan Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
peraturan perundang – undangan yang 77 Tahun 2020, Anggaran Pendapatan
berlaku. dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana
Manfaat Pelaporan Realisasi Anggaran keuangan tahunan Daerah yang
Laporan Realisasi Anggaran
ditetapkan dengan Perda yang meliputi
(LRA) menyediakan informasi
rencana pendapatan, belanja, bagi hasil,
mengenai realisasi pendapatan, belanja,
cadangan, dan pembiayaan. Menurut
transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan
Mahsun (2016), Definisi anggaran
dari suatu entitas pelaporan yang
masing-masig diperbandingkan dengan pendapatan dan belanja daerah juga
anggarannya. Informasi tersebut merupakan daftar yang memuat rincian
berguna bagi para pengguna laporan penerimaan daerah dan pengeluaran
dalam mengevaluasi keputusan belanja daerah selama satu tahun.
mengenai alokasi sumber-sumber daya Anggaran Pendapatan dan Belanja
ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan Daerah merupakan rencana kerja kegiatan
entitas pelaporan terhadap anggaran. pemerintah daerah yang dituangkan
dalam bentuk angka dan menunjukan
adanya sumber penerimaan yang
merupakan target minimal dan beban
yang merupakan batas maksimal untuk
suatu periode anggaran (Halim, 2012).
6
Pendapatan Daerah keperluan mendesak yang tidak dapat
Pendapatan Daerah adalah diprediksi sebelumnya.
semua hak Daerah yang diakui sebagai d. Belanja transfer
penambah nilai kekayaan bersih dalam Belanja transfer merupakan pengeluaran
periode tahun anggaran berkenaan. uang dari Pemerintah Daerah kepada
Pendapatan daerah dirinci menurut Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari
urusan pemerintahan daerah, organisasi, Pemerintah Daerah kepada pemerintah
akun, kelompok, jenis, objek dan desa
rincian objek serta sub rincian objek
pendapatan daerah. Value For Money
Pendapatan Daerah terdiri atas: Value for money menurut
a.Pendapatan Asli Daerah; Mardiasmo (2009) ialah “konsep
b.Pendapatan Transfer; dan pengelolaan organisasi sektor publik yang
c.Lain-lain Pendapatan Daerah yang mendasarkan pada tiga elemen utama,
Sah. yaitu: ekonomi, efisiensi, dan
Pendapatan Asli Daerah Mengacu pada efektivitas”. Value for money merupakan
Pasal 30 sampai dengan Pasal 33 inti pengukuran kinerja pada organisasi
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun pemerintah. Sedangkan menurut Ardila
2019, ketentuan terkait Pendapatan Asli (2013), value for money adalah suatu
Daerah diatur sebagai berikut: konsep untuk menilai kinerja suatu
a.Pendapatan Asli Daerah terdiri atas: organisasi sektor publik yang tidak hanya
1)pajak daerah; di tinjau dari aspek keuangan saja, tetapi
2)retribusi daerah; juga dapat diinjau dari non keuangan
3)hasil pengelolaan kekayaan daerah untuk menilai tingkat keberhasilan suatu
yang dipisahkan; dan program kerja sektor publik. Penilaian
4)lain-lain pendapatan asli daerah yang kinerja berdasarkan value for money.
sah Menurut Mahmudi (2016) adalah
“pengukuran kinerja untuk mengukur
Belanja Daerah ekonomi, efisiensi, dan efektivitas suatu
Berdasarkan Pasal 55 Pemerintah kegiatan, program dan organisasi.
Nomor 12 tahun 2019, klasifikasi Pengukuran kinerja value for money
Belanja Daerah terdiri atas: merupakan bagian terpenting setiap
a. Belanja operasi pengukuran kinerja organisasi sektor
Belanja operasi merupakan publik”. Karena pemerintah sebagai
pengeluaran anggaran untuk kegiatan wakil rakyat yang dipercaya untuk
sehari- hari Pemerintah Daerah yang mengatur dan mengurusi rumah tangga
memberi manfaat jangka pendek. Negara harus mempertanggungjawabkan
b. Belanja modal setiap rupiah yang dikeluarkan. Penilaian
Belanja modal merupakan pengeluaran kinerja dilakukan untuk mengukur
anggaran untuk perolehan aset tetap dan sampai sejauh mana akuntabilitas
aset lainnya yang memberi manfaat pemerintah dalam membelanjakan dana
lebih dari 1 (satu) periode akuntansi. publik apakah telah memenuhi prinsip
c. Belanja tidak terduga ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Belanja tidak terduga merupakan
pengeluaran anggaran atas beban APBD
untuk keperluan darurat termasuk
7
Menurut Renyowijoyo (2012) Elemen – Elemen Value For Money
Value for money merupakan “konsep Pengukuran kinerja value for
pengelolaan organisasi sektor publik money memberikan informasi yang dapat
yang mendasarkan pada tiga elemen membentuk fungsi-fungsi pengendalian
utama, yaitu ekonomi, efisien, dan serta mendorong tanggungjawab manajer
efektif”. dalam melaksanakan fungsi akuntabilitas.
Ekonomi adalah perolehan Oleh karena itu, value for money dapat
masukan (Input) dengan kualitas dan membantu pihak manajemen dalam
kuantitas tertentu dengan harga melakukan pengambilan keputusan yang
terendah. Ekonomi merupakan lebih baik. Indikator kinerja harus dapat
perbandingan antara masukan (yang memberikan manfaat kepada pihak
terjadi) dengan nilai masukan (yang internal yaitu berperan untuk
seharusnya). Ekonomi terkait dengan menunjukkan, memberikan indikasi atau
sejauh mana organisasi sektor publik memfokuskan perhatian pada bidang
dapat meminimalisir sumber daya yang yang relevan dilakukan tindakan
digunakan, dengan menghindari perbaikan maupun kepada pihak eksternal
pengeluaran yang boros dan tidak yaitu mengontrol dan sekaligus
produktif. memberikan informasi dalam rangka
Efisien, merupakan pencapaian mengukur tingkat akuntabilitas publik.
keluaran (output) yang maksimum Konsep value for money terdiri dari 3
dengan masukan tertentu atau (tiga) elemen utama, yaitu: ekonomi,
penggunaan masukan terendah untuk efisiensi, dan efektivitas.
mencapai keluaran/ masukan
(output/input) yang dikaitkan dengan 1.Ekonomi
standar kinerja atau target yang telah Mahmudi (2011) menjelaskan
ditetapkan. bahwa, “ekonomi terkait dengan
Efektif, merupakan tingkat pengkonversian input berupa sumber
pencapaian hasil program dengan target daya keuangan (uang/kas) menjadi input
yang ditetapkan secara sederhana, sekunder berupa tenaga kerja, bahan,
efektif merupakan perbandingan infrastruktur, dan barang modal yang
outcome dengan output. Ketiga hal dikonsumsi untuk kegiatan operasi
tersebut merupakan elemen pokok value organisasi”. Konsep ekonomi sangat
for money, sedangkan tambahannya dua terkait dengan konsep biaya untuk
elemen lain yaitu keadilan (equity) dan memperoleh unit input. Secara sistematis,
pemerataan atau kesetaraan (equality). ekonomi merupakan perbandingan antara
Keadilan mengacu pada adanya input dengan nilai rupiah untuk
kesempatan sosial (social opportunity) memperoleh input tersebut. Tingkat
yang sama untuk mendapatkan ekonomi dapat dilihat dengan mengukur
pelayanan publik yang berkualitas dan perbandingan antara realisasi belanja
kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, dengan anggarannya dengan presentase
perlu dilakukan distribusi secara merata tingkat pencapaiannya.
(equality). Penggunaan uang publik
hendaknya tidak hanya terkonsentrasi
pada kelompok tertentu saja, melainkan
dilakukan secara merata. Ekonomi
8
Menurut Mahmudi (2011), organisasi, program, atau kegiatan.
tingkat ekonomis memiliki ketentuan Outcome lebih tinggi nilainya daripada
sebagai berikut: output, karena output hanya mengukur
a)Jika < 100% berarti Ekonomis hasil tanpa mengukur dampaknya
b)Jika > 100% berarti Tidak Ekonomis terhadap masyarakat, sedangkan outcome
c)Jika = 100% berarti Ekonomis mengukur kualitas output dan dampak
Berimbang. yang dihasilkan. Tingkat efektifitas dapat
dilihat dengan mengukur perbandingan
2.Efisiensi antara realisasi pendapatan dengan
Mahmudi (2011) menjelaskan, anggarannya dengan presentase tingkat
“efisiensi terkait dengan hubungan pencapaiannya.
antara output berupa barang atau
pelayanan yang dihasilkan dengan
sumber daya yang digunakan untuk Efektivitas
menghasilkan output tersebut”. Secara
sistematis, efisiensi merupakan
perbandingan antara output dengan
Menurut Mahmudi (2011), tingkat
input, atau dengan istilah lain output per
efektivitas memiliki ketentuan sebagai
unit input. Tingkat efisiensi dapat
berikut:
dilihat dengan mengukur perbandingan
a)Jika > 100% berarti efektif
antara realisasi anggaran belanja dengan
b)Jika < 100% berarti tidak efektif
realisasi anggaran pendapatan.
c)Jika = 100% berarti efektivitas
berimbang
10
Laporan Realisasi Anggaran Untuk Ekonomi memiliki pengertian
Periode Tahun 2018, 2019, dan 2020 bahwa dalam memperoleh sumber daya
(input) sebaiknya dengan harga yang lebih
Realisasi Pendapatan Negara pada rendah (spending less) atau harga yang
tahun 2018 adalah berupa Pendapatan mendekati harga pasar. Tingkat ekonomi
Negara Bukan Pajak sebesar dapat dilihat dengan mengukur
Rp90.599.300,00 atau mencapai 0,00% dari perbandingan antara realisasi belanja
estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0,00. dengan anggarannya dengan presentase
Sedangan Realisasi Belanja Negara pada tingkat pencapaiannya.
tahun 2018 adalah sebesar Dalam penelitian ini pengukuran
Rp17.265.951.049,00 atau mencapai 98,2% ekonomi dilakukan dengan perhitungan
dari alokasi anggaran sebesar sebagai berikut:
Rp17.582.400.000,00.
Realisasi Pendapatan Negara pada EKONOMI = REALISASI BELANJA X100%
ANGGARAN BELANJA
tahun 2019 adalah berupa Pendapatan
Negara Bukan Pajak sebesar
Rp198.473.200,00 atau mencapai 0,00%
dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Tahun 2018 :
Rp0,00. Sedangan Realisasi Belanja Negara : 𝟏𝟕,𝟐𝟔𝟓,𝟗𝟓𝟏,𝟎𝟒𝟗,𝟎𝟎 X100%
pada tahun 2019 adalah sebesar 𝟏𝟕,𝟓𝟖𝟐,𝟒𝟎𝟎,𝟎𝟎𝟎,𝟎𝟎
Rp18.415.352.690,00 atau mencapai : 98,20%
97,14% dari alokasi anggaran sebesar
Rp18.957.300.000,00.
Realisasi Pendapatan Negara pada
tahun 2020 adalah berupa Pendapatan Tahun 2019 :
Negara Bukan Pajak sebesar Rp0,00 atau 𝟏𝟖.𝟒𝟏𝟓.𝟑𝟓𝟐.𝟔𝟗𝟎,𝟎𝟎 X100%
𝟏𝟖.𝟗𝟓𝟕.𝟑𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎,𝟎𝟎
mencapai 0,00% dari estimasi Pendapatan-
LRA sebesar Rp0,00. Sedangkan Realisasi : 97,14%
Belanja Negara pada tahun 2020 adalah
sebesar Rp10.658.356.600,00 atau
mencapai 97,70% dari alokasi anggaran Tahun 2020 :
sebesar Rp10.909.208.000,00. 𝟏𝟎.𝟔𝟓𝟖.𝟑𝟓𝟔.𝟔𝟎𝟎,𝟎𝟎 X100%
𝟏𝟎.𝟗𝟎𝟗.𝟐𝟎𝟖.𝟎𝟎𝟎,𝟎𝟎
Metode Value For Money
: 97,70
Value for Money merupakan
konsep pengelolaan organisasi sektor
publik yang mendasarkan pada tiga elemen
utama, yaitu ekonomi, efisiensi dan
efektivitas. Value for Money memfokuskan
pemeriksaan pada tindakan dan kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja
entitas atau fungsi yang diaudit. Berikut
akan diuraikan perhitungan Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Sumatera Utara berdasarkan Value for
Money tahun anggaran 2018-2022.
Rasio Ekonomi
11
Berdasarkan hasil diatas diketahui 𝟏𝟕,𝟐𝟔𝟓,𝟗𝟓𝟏,𝟎𝟒𝟗,𝟎𝟎 x 100%
bahwa rasio ekonomi untuk tahun 2018 𝟗𝟎,𝟓𝟗𝟗,𝟑𝟎𝟎,𝟎𝟎
sebesar 98,20%, tahun 2019 sebesar : 19.057,48%
97,14%, dan tahun 2020 sebesar 97,70.
Rasio ekonomi tahun 2018-2020 Tahun 2019 :
mengalami penurunan pada tahun 2018 dan 𝟏𝟖.𝟒𝟏𝟓.𝟑𝟓𝟐.𝟔𝟗𝟎,𝟎𝟎 x 100%
2019 sedangkan pada tahun 2020 𝟏𝟗𝟖.𝟒𝟕𝟑.𝟐𝟎𝟎,𝟎𝟎
cenderung mengalami peningkatan. Pada : 9.278,5%
tahun 2019 rasio ekonomi mengalami
penurunan sebesar 1,06%, penurunan ini Tahun 2020 :
disebabkan oleh kenaikan realisasi tahun 𝟏𝟎.𝟔𝟓𝟖.𝟑𝟓𝟔.𝟔𝟎𝟎,𝟎𝟎 x 100%
2018 Rp. 17,265,951,049,00 tahun 2019 𝟎
menjadi Rp. 18.415.352.690,00 diikuti : 0%
kenaikan anggaran tahun 2018 sebesar Rp.
17,582,400,000,00 tahun 2019 menjadi Rp. Berdasarkan hasil diatas diketahui
18.957.300.000,00. bahwa rasio efisiensi untuk tahun 2018
Pada tahun 2020 rasio ekonomi sebesar 19.057,48%, tahun 2019 sebesar
mengalami peningkatan sebesar 0,56%, 9.278,5%, dan tahun 2020 sebesar 0%.
peningkatan ini disebabkan oleh penurunan Pada tahun 2018 rasio efisiensinya
realisasi tahun 2019 Rp. 18.415.352.690,00 mengalami penurunan dari 19.057,48%
tahun 2020 menjadi Rp. 10.658.356.600,00 menjadi 9.278,5% pada tahun 2019,
diikutipenurunan anggaran tahun 2019 sedangkan untuk tahun 2020 tidak
sebesar Rp. 18.957.300.000,00 tahun 2020 memiliki nilai dikarenakan tidak ada
menjadi Rp. 10.909.208.000,00. realisasi pendapatannya.
12
yang tidak membayar atau kabur sehingga
pemerintah menghentikan peminjaman
modal tersebut. Pendapatan yang diberikan
pemerintah tersebut adalah pendapatan
bukan pajak..
13
Saran Gege Edi Prasetyo. 2010, Peyusunan dan
Analisis Laporan Kauangan Pemerintah
1.Bagi Dinas Ketahanan Pangan Daerah. Yogyakarta: Andi Publisher.
dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara,
disarankan untuk meningkatkan kinerja Harry Saputra Liando, dkk, 2014.
pengelolaan keuangannya yang masih Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah
tidak baik dapat menjadi sangat baik, Kabupaten Kepulauan Sangihe
terutama pada segi efisiensi dan segi Menggunakan Metode Value For Money.
efektivitas dengan membuat perencanaan, Vol 2, No 3 (2014).
pelaksanaan kegiatan dengan baik agar
kegiatan yang direncanakan dapat tercapai Kasmir. 2015. Analisis Laporan
sehingga dampak yang ditimbulkan Keuangan. Edisi Satu. Jakarta: PT
menjadi terlihat. RajaGrafindo Persada.
2.Bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan untuk lebih rinci lagi dalam Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik.
menganalisa pengelolaan keuangan UII Press, Yogyakarta.2016. Manajemen
pemerintah daerah, khususnya pada Dinas Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP
Ketahanan Pangan dan Peternakan STIM YKPN.
Provinsi Sumatera Utara dengan
melakukan penambahan waktu dalam Mahsun. 2016. Akuntansi Sektor Publik.
penelitian. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor
Publik. CV. Andi Offset: Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Nuryaman. 2015. “The Influence Of
Intellectual Capital On The Firm’s Value
Ardila, Lisa. 2013. Pengaruh Partisipasi With
Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran The Financial Performance As
dengan Ambiguitas Peran dan Asimetri Intervening Variable.” Procedia - Social
Informasi Sebagai Pemoderasi. Padang: And Behavioral Sciences, 2nd Global
ejournal.unp.ac.id. Conference On Business And Social
Sciences (Gcbss-2015) On
Bastian, Indra. 2006. Sistem Perencanaan “Multidisciplinary Perspectives On
dan Penganggaran Pemerintah Daerah Management And Society”, 17- 18
Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. September, 2015, Bali, Indonesia.
Faridah. 2013. Pengukuran kinerja Pedi Riswandi dan Mufti Khanaf, 2018.
Pengolahan Keuangan Daerah dengan Analisis Realisasi Anggaran Belanja
Pendekatan Value For money Pada Pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Pemerintah Kabuptaen Gresik. Universitas Sungai Dan Hutan Lindung Ketahun
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Bengkulu Dengan Menggunakan Metode
malang. Value For Money. -ISSN : 2620.
Fitriani, 2017. Analisis Value For Money Peraturan Menteri Dalam Negeri
Dalam Pengukuran Kinerja Dinas Republik Indonesia Nomor 77 Tahun
Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2020 Tentang Pedoman Teknis
Kabupaten Bulukumba. Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011. Tentang
14
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 37
Tahun 2011 Tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 20l9 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Renyowijoyo Muindro. 2012. Akuntansi
Sektor Publik: Organisasi Non Laba, Edisi
3. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media.
Rismawati, 2020. Pengukuran Kinerja
Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja
Dengan Metode Value For Money Pada
Dinas PU. Bina Marga dan Tata Ruang.
Siska Lestari, 2020. Analisis Value For
Money Pada Unit Pelaksana Teknis (Upt)
Puskesmas Leles Kabupaten Garut.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah telah
mengatur urusan Otonomi Daerah.
15