Anda di halaman 1dari 29

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENYERAPAN ANGGARAN

PADA LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KELAUTAN


DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional
Dosen Pengampu: Ir. Besar Agung Martono, M.M., DBA.

Oleh:
ASEP NASRULLOH (202262053)
LINA MARETASARI (202262051)
TURMUDZI (202262048)

PROGRAM MAGISTER STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS IPWIJA
2023
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ...................................................................................................2

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................2

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................7

1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................................8

1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................................8

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................10

2.1. Manajemen Operasional...............................................................................10

2.2. Pengertian Anggaran ....................................................................................12

2.3. Pengertian Efektivitas ..................................................................................14

2.4. Pengertian Efisiensi......................................................................................16

METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................19

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................19

3.2. Metode Pengumpulan Data .........................................................................19

3.3. Metode Analisis Data ..................................................................................20

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................23

4.1. Hasil Penelitian............................................................................................23

4.1. Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan .........................................................26

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28

1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai instrumen penting dalam resource, alokasi Belanja Pemerintah

perlu dioptimalkan dan berhasil dalam “spending better” sehingga dapat

melaksanakan fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi. Pemerintah mendorong

berbagai sektor seperti SDM, infrastruktur, reformasi birokrasi dan lain-lain dalam

rangka mencapai transformasi ekonomi untuk produktivitas yang inklusif dan

berkelanjutan. Beberapa indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan

yang terangkum dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian

Keuangan Republik Indonesia nomor Per-5/PB/2022 antara lain capaian output,

penyerapan anggaran dan efisiensi serta konsistensi penyerapan anggaran terhadap

perencanaan dapat dijadikan parameter dalam pelaksanaan APBN yang efektif dan

efisien. Parameter efisiensi pelaksanaan anggaran dapat diukur dengan

membandingkan selisih antara pengeluaran seharusnya dan realisasi anggaran

dengan alokasi anggaran. Pengeluaran seharusnya merupakan jumlah anggaran

untuk menghasilkan capaian RO yang telah dicapai berdasarkan alokasi per target

yang direncanakan.

Laporan Realisasi Anggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa laporan realisasi anggaran menyediakan

informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan

pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan

dengan anggarannya (Lantu, et al 2017). Akuntabilitas publik merupakan

2
kewajiban pemerintah sebagai agen dalam mengelola sumber daya publik dan

melaporkannya kepada masyarakat sebagai prinsipal. Sehingga pelaksananaan

anggaran pendapatan dan belanja negara harus dilakukan secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Akuntanbilitas publik yang baik dibuktikan dengan laporan keuangan pemerintah

yang baik dan lengkap (full disclosure).

Laporan keuangan pemerintah disusun secara berjenjang mulai dari tingkat

Satuan Kerja sampai dengan tingkat kementerian/Lembaga dan harus mengacu

pada Standar Akutansi Pemerintah (SAP) yang disusun oleh Komite Standar

Akutansi Pemerintah dan ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010 dengan basis

akrual. Laporan keuangan disusun oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku

penggunaan anggaran sebagai pertanggungjawaban pelaksana APBN pada

Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dan menyampaikannya kepada

presiden melalui Menteri Keuangan untuk diserahkan kepada DPR setelah

diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada

publik untuk menjalankan roda pemerintahan. Pertanggungjawaban tersebut tidak

cukup dengan laporan lisan saja, namun perlu dengan didukung dengan laporan

pertanggungjawaban secara tertulis. Penyajian laporan keuangan merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban tertulis atas kinerja keuangan yang dicapai.

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pemerintahan daerah di atur

dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang pemerintah daerah upaya

3
konkrit dalam mewujudkan transparasi dana, akuntabilitas pengelolaan keuangan

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan

menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan alat penting yang digunakan oleh sektor publik

untuk memberikan informasi tentang penggunaan dan pengelolaan keuangan

mereka. Efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan

menjadi faktor krusial dalam menilai kinerja sektor publik dalam pengelolaan

keuangannya. Efektivitas mengacu pada sejauh mana anggaran yang dialokasikan

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisiensi

berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang tersedia secara optimal.

Efektivitas menurut Mahmudi (2010) adalah sejauh mana unit yang dikeluarkan

mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Efektivitas digunakan untuk mengukur

hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Efisiensi menurut Mahmudi (2010) merupakan proses yang dilakukan untuk

mengukur dan membandingkan keluaran dan masukan atau mengukur

perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan.

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output

(hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti

halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

Penyerapan anggaran yang efektif dan efisien pada laporan keuangan sektor

publik memiliki dampak signifikan. Efektivitas penyerapan anggaran memastikan

bahwa sumber daya keuangan yang tersedia benar-benar digunakan untuk mencapai

hasil yang diharapkan. Dengan memaksimalkan hasil dari setiap anggaran yang

4
dialokasikan, sektor publik dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada

masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. Selain itu,

efisiensi penyerapan anggaran sangat penting dalam mengoptimalkan penggunaan

sumber daya yang terbatas. Dalam konteks sumber daya yang terbatas, sektor

publik perlu memastikan bahwa anggaran digunakan secara efisien, menghindari

pemborosan, dan memaksimalkan output yang dihasilkan. Dengan mengelola

anggaran dengan efisien, sektor publik dapat meningkatkan daya saing ekonomi,

mengurangi kesenjangan sosial, dan memperkuat keberlanjutan keuangan.

Sektor kelautan dan perikanan memiliki peran strategis dalam pembangunan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. KKP bertanggung jawab atas

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan, pemantauan kegiatan perikanan,

pengembangan infrastruktur perikanan, serta pemberdayaan masyarakat nelayan.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, KKP mengalokasikan anggaran yang

signifikan setiap tahun. Namun, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

memerlukan alokasi anggaran yang tepat dan penggunaan anggaran yang efisien.

Oleh karena itu, efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada Laporan

Keuangan KKP menjadi penting untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan

yang tersedia digunakan secara optimal dalam mendukung tujuan strategis sektor

kelautan dan perikanan. Efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada

Laporan Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

(KKP) merujuk pada kemampuan KKP untuk mengalokasikan, menggunakan, dan

merekam anggaran yang diterima secara maksimal.

5
Laporan keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

(KKP) menjadi instrumen penting untuk memantau dan mengevaluasi penggunaan

anggaran serta kinerja keuangan dalam sektor kelautan dan perikanan. Efektivitas

dan efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan KKP memiliki peran

yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan sektor tersebut. Namun,

meskipun telah dialokasikan anggaran yang mencukupi, terdapat tantangan dalam

efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan KKP. Hal ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran

secara efektif dan efisien. Pertama, kompleksitas sektor kelautan dan perikanan

menjadi faktor penting dalam mempengaruhi efektivitas dan efisiensi penyerapan

anggaran pada laporan keuangan KKP. Pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan melibatkan berbagai aspek, seperti pemantauan dan pengawasan

perikanan, pengelolaan kawasan konservasi, penanggulangan illegal fishing, dan

pengembangan infrastruktur perikanan. Tingginya kompleksitas ini dapat

menyulitkan penyerapan anggaran dengan efektif dan efisien. Kedua, faktor

kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan keuangan publik juga dapat

mempengaruhi efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada laporan

keuangan KKP.

Dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dalam perencanaan,

pengawasan, dan pelaporan keuangan untuk memastikan penyerapan anggaran

yang efektif. Kurangnya kapasitas sumber daya manusia dalam hal pengelolaan

keuangan publik juga dapat mempengaruhi kemampuan KKP dalam mengelola

anggaran. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas juga menjadi faktor penting

6
dalam efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan KKP.

Transparansi yang memadai dalam pengelolaan keuangan publik, serta

akuntabilitas yang tinggi, dapat memastikan bahwa anggaran digunakan dengan

tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam konteks ini, penelitian “Efektivitas dan Efisiensi Penyerapan

Anggaran pada Laporan Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia” menjadi sangat relevan. Dengan menganalisis efektivitas dan efisiensi

penyerapan anggaran, penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga

bagi KKP dalam meningkatkan pengelolaan keuangan mereka. Selain itu,

penelitian ini juga dapat berkontribusi dalam merumuskan kebijakan dan strategi

yang lebih baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran

pada laporan keuangan KKP, sehingga tujuan pembangunan sektor kelautan dan

perikanan dapat dicapai dengan lebih baik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka

permasalahan umum penelitian ini adalah mengukur tingkat efektivitas dan

efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia yang selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana realiasi pelaksanaan anggaran pada Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia?

7
2. Bagaimana tingkat efektivitas penyerapan anggaran pada laporan keuangan

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia?

3. Bagaimana tingkat efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan

efisiensi penyerapan anggaran pada laporan keuangan Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia. Selanjutnya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui realiasi pelaksanaan anggaran pada Kementerian Kelautan

dan Perikanan Republik Indonesia.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penyerapan anggaran pada laporan

keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penyerapan anggaran pada laporan

keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

8
1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan mengenai realisasi pelaksanaan anggaran serta efektivitas

dan efisiensi penyerapan anggaran.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi

peneliti yang akan melakukan penelitian di bidang manajemen

operasional maupun manajemen keuangan sektor publik.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan wawasan yang

berharga bagi KKP dalam meningkatkan pengelolaan keuangan

mereka. Selain itu, penelitian ini juga dapat berkontribusi dalam

merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih baik untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyerapan anggaran pada

laporan keuangan KKP, sehingga tujuan pembangunan sektor kelautan

dan perikanan dapat dicapai dengan lebih baik.

9
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Operasional

2.1.1. Pengertian Manajemen Operasional

Definisi dasar dari Manajemen Operasional (Stevenson, 2010) yaitu sebuah

ilmu manajemen atau pengendalian dari sebuah sistem atau proses yang

menciptakan sebuah produk atau menyediakan sebuah bentuk jasa.

Menurut Herjanto (2008) manajemen operasional adalah suatu proses yang

berkesinambungan dan efektif dalam menggunakan fungsi-fungsi manajemen

untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka

mencapai tujuan Menurut Heizer dan Rander (2015) menyatakan bahwa

manajemen operasional ialah sebuah serangkaian kegiatan yang menghasilkan

sebuah nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah suatu input menjadi

output.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

operasional yaitu pengelolaan penggunaan semua faktor produksi yang ada menjadi

berbagai macam produk barang atau jasa.

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Operasional

Tujuan dan fungsi dari pengaplikasian ilmu Manajemen Operasional

berdasarkan buku Operation Management (Heizer & Render, 2009), yaitu adalah:

10
1. Pemasaran yang menghasilkan permintaan, paling tidak, menerima

pemesanan untuk sebuah barang dan jasa (tidak akan ada aktivitas jika tidak

ada penjualan)

2. Produksi/operasi yang menghasilkan produk

3. Keuangan atau akuntansi yang mengawasi sehat tidaknya sebuah organisasi

dalam mengelola keuangannya.

Selain itu tujuan dan fungsi manajemen operasional dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Efficiency (meningkatkan efisiensi)

Untuk meningkatkan efisiensi dalam perusahaan yaitu dengan

memaksimalkan output barang dan jasa dengan input sumberdaya minimal.

2. Productivity (meningkatkan efektivitas)

Untuk meningkatkan efektivitas dalam perusahaan dengan memproduksi

barang dan jasa yang tepat dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Economy (mengurangi biaya)

Untuk mengurangi biaya dalam kegiatan perusahaan yaitu dengan

meminimalkan biaya produksi barang dan jasa yang akan dibuat.

4. Quality (meningkatkan kualitas)

Untuk meningkatkan kualitas didalam perusahaan dengan memastikan

bahwa barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan standard an kualitas

yang ditentukan.

5. Reduced processing time (mengurangi waktu proses produksi)

11
Untuk meminimalkan waktu yang terbuang sia-sia pada proses produksi

dengan mengontrol waktu dan memanfaatkan semaksimal mungkin waktu

yang digunakan ke dalam aktivitas lain.

2.2. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam

melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai

suatu anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, apabila

terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran dikarenakan terlalu tinggi dalam

penetapannya, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara

meninjau kembali hasil penetapan anggaran sebelumnya sehingga pada saat

pelaksanaan dapat terwujud dengan baik serta dijadikan sebagai masukan bagi

perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut

sehingga pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai perbaikan yang

positif. Anggaran juga merupakan alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai

tujuan utamanya yaitu memperoleh laba dengan memproduksi barang atau jasa

untuk dijual kepada konsumen sehingga perusahaan memperoleh penghasilan yang

optimal

Pengertian anggaran menurut M. Nafarin (2007:9) dalam bukunya yang

berjudul Anggaran Perusahaan, yaitu: “Anggaran adalah suatu rencana keuangan

periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan”. Selain

itu menurut Tendi Haruman (2007:3) dalam bukunya yang berjudul Sistem

Akuntansi, menjelaskan anggaran sebagai berikut: “Anggaran adalah suatu rencana

12
terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya

dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumbersumber

suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

anggaran merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan

penggunaan sumber daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci

dalam bentuk kuantitas dan dalam suatu periode tertentu.

2.2.1. Manfaat dan Tujuan Anggaran

Manfaat anggaran menurut M. Nafarin (2007:19), diantaranya:

a. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

pegawai.

b. Dapat memotivasi pegawai.

c. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.

d. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

e. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin.

f. Alat pendidikan bagi para manajer.

Sedangkan tujuan dari pembuatan anggaran menurut M. Nafarin (2007:19)

yaitu:

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber

dan investasi dana.

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

13
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,

sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil

yang maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun kerena dengan

anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang

berkaitan dengan keuangan.”

Maka dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang

sukses dari perbandingan dan analisis dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan

antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui pula kelemahan-

kelemahan dan keunggulan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun

rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih akurat.

2.3. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan dapat dinilai

dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti

yang dikemukakan oleh Anthony (2009:203) dalam bukunya Sistem Pengendalian

14
Manajemen mendefinisikan efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu

pusat tanggung jawab dan sasaran yang harus dicapainya. Berdasarkan penjelasan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau

pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya,

yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam

pelaksanaannya tepat waktu.

Menurut pendapat Arrens (2008:817) dalam bukunya Auditing Pendekatan

Terpadu mendefinisikan efektivitas, yaitu “Efektivitas adalah menilai apakah suatu

lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam mencapai

standar kelayakan yang mengacu kepada pencapaian suatu tujuan”

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu

berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dimana suatu perusahaan dapat

diartikan telah dioperasikan secara efektif apabila perusahaan tersebut dapat

mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah

dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut:

a. Adanya tujuan yang jelas,

b. Struktur organisasi,

c. Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat,

d. Adanya sistem nilai yang dianut.

15
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya

tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya. Tujuan organisasi adalah memberikan pengarahan dengan cara

menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan

diwujudkan oleh organisasi. Struktur dapat mempengaruhi efektivitas dikarenakan

struktur yang menjalankan organisasi. Struktur yang baik adalah struktur yang kaya

akan fungsi dan sederhana. Selanjutnya, tanpa ada dukungan dan partisipasi serta

sistem nilai yang ada maka akan sulit untuk mewujudkan organisasi yang efektif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang serius

apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas.

2.4. Pengertian Efisiensi

Efisiensi merupakan perbandingan antara kegiatan dengan hasil yang saling

berkaitan satu sama lain. Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas usahanya

efisiensi dapat dijadikan sebagai parameter kinerja suatu lembaga ataupun

organisasi. Di dalam efisiensi terdapat beberapa faktor yaitu ketika input yang

dibutuhkan lebih kecil, dan dapat menghasilkan output yang sama, atau juga dengan

input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, dan ketika

penggunaan input yang besar dapat menghasilkan output yang jauh lebih besar juga

(Qurniawati, 2013).

Efisiensi adalah kata yang menyatakan keberhasilan seseorang atau

organisasi atas usaha yang dijalankannya dan diukur dari segi besarnya sumber

yang digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang dijalankan. Efisiensi juga

16
dapat diartikan sebagai perbandingan antara masukan atau input dan keluaran atau

output (Novendra, 2014). Efisiensi juga dapat diartikan sebagai tolak ukur yang

digunakan untuk perbandingan antara masukan terhadap keluaran. Dalam hal ini

masukan dapat meliputi bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh

tergantung dari tujuan penggunaan tolak ukur tersebut.

Kinerja efisiensi dapat diukur dengan membandingkan antara output yang

dihasilkan dengan input yang digunakan. Berdasarkan kinerja operasional, output

yang digunakan untuk proses produksi diukur dalam satuan unit produksi.

Sedangkan ukuran aktifitas input atau penerimaan dapat diukur dengan banyaknya

jumlah penerimaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat produktifitas

aktifitas penerimaan (input). Hal tersebut dapat dicapai apabila dengan mengurangi

jumlah penerimaan barang untuk jumlah pembelian yang lebih banyak (Siregar,

2013).

2.4.1. Konsep Pengukuran Efisiensi

Pengukuran efisiensi dapat membantu suatu entitas untuk menilai dan

mengevaluasi kinerja serta kemampuan daya saingnya dalam suatu industri.

Seberapa besar entitas tersebut dapat mengatasi tantangan dalam industrinya dan

mampu bersaing serta bertahan bahkan mengembangkan entitasnya di masa depan.

Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan cara menilai daya saing dari bagian

output vs input maupun beban vs return (Shafique, dkk 2015).

Menurut Al Amri (2015) penilaian efisiensi dapat dilihat dari tiga macam

efisiensi, yaitu:

17
a. Technical Efficiency. Efisiensi teknis dapat dilihat dan dinilai dari

seberapa efisien teknologi yang digunakan dalam mencapai tingkatan

output tertentu atas input yang digunakan. Efisiensi teknis dapat

dibagi menjadi dua yaitu efisiensi teknis murni dan efisiensi skala.

b. Allocative Efficiency. Efisiensi alokasi ini pengukurannya mengacu

dari seberapa efisien manajemen dalam memilih input yang

digunakan dengan biaya atau harga yang perlu dikeluarkan. Dengan

kata lain, apabila input yang dialokasikan untuk memproduksi output

yang tidak dapat digunakan atau diinginkan konsumen, hal ini berarti

input tersebut tidak digunakan secara efisien.

c. Cost Efficiency. Efisiensi biaya yaitu kombinasi antara efisiensi teknis

dan efisiensi alokatif. Produksi suatu perusahaan dikatakan efisien

dalam biayanya jika perusahaan tersebut menggunakan input atupun

biaya yang paling minimal dalam menghasilkan output.

18
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini

dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data hingga penyusunan laporan

penelitian adalah tidak lebih dari 6 bulan (satu semester) atau selama mata kuliah

Manajemen Operasional berlangsung.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

diperoleh dari dokumen resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia yang tertuang dalam laporan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

periode tahun 2017 sampai 2020.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode dokumentasi yaitu metode dengan cara mengumpulkan atau

mendokumentasikan data dari berbagai macam dokumen yang berguna

sebagai bahan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mendokumentasikan

data berupa laporan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

19
2. Metode studi pustaka yaitu metode dengan mengkaji dari berbagai literatur

pustaka seperti buku teks, jurnal, artikel dan sumber-sumber pendukung

lainnya yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan. Metode ini

digunakan untuk memahami dan mempelajari informasi yang memuat

pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3. Metode Analisis Data

Penelitian laporan keuangan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif, yaitu hasil penelitiaan yang kemudian diolah dan dianalisis untuk

diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang

menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan

metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang

diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran

mengenai objek yang diteliti.

Dalam mengukur tingkat efektivitas penyerapan anggaran pada laporan

keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia peneliti

menggunakan perhitungan rasio varians dengan rumus sebagai berikut:

Varians = Realisasi - Anggaran

Rasio analisis efektivitas atas realisasi belanja dihitung dengan

membandingkan realisasi belanja dengan target realisasi belanja dikali 100%.

20
Perhitungan rasio efektivitas pelaksanaan anggaran dituangkan dalam rumus

sebagai berikut:

Rasio Efektivitas = Realisasi Belanja x 100%


Target Realisasi Belanja

Pengukuran kriteria efektivitas persentase kinerja keuangan mengacu

pada kriteria persentase efektivitas kinerja keuangan sebagaimana tertuang dalam

Tabel 1. berikut ini:

Tabel 1. Kriteria Persentase Efektivitas Kinerja Keuangan

Persentase Kinerja
Kriteria
Keuangan
100% Sangat Efektif
90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif
60% - 80% Kurang Efektif
Dibawah 60% Tidak Efektif
Sumber: Kepmendagri Nomor: 690.900.327, 1994.

Sub aspek efisiensi atas pelaksanaan kegiatan harus juga menjadi prioritas

dalam analisis ini agar dapat mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi atas realisasi

anggaran. Rasio efisiensi yang dihitung bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi

atas belanja, dengan perhitungan sebagai berikut:

E = ∑ni=1 ((PAKi x CKi) – RAKi) x 100%


∑ni=1 (PAKi x CKi)

21
Keterangan:
E : Efisiensi
PAKi : Pagu Anggaran Keluaran Tahun Ke-i
CKi : Capaian Keluaran Tahun Ke-i
RAKi : Realisasi Anggaran Tahun Ke-i

Kriteria penilaian efisiensi pelaksanaan anggaran pada Kementerian

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengacu pada kriteria pengukuran

pada Tabel 2. berikut ini:

Tabel 2. Kriteria Penilaian Efisiensi

Persentase Kinerja
Kriteria
Keuangan
Diatas 100% Tidak Efisien
90% - 100% Kurang Esifien
80% - 90% Cukup Efisien
60% - 80% Efisien
Dibawah 60% Sangat Efisien

Sumber: Kepmendagri Nomor: 690.900.327, 1994.

22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bersifat

fluktuatif dari tahun ke tahun tergantung pada kebijakan pemerintah dan prioritas

nasional. Data pagu anggaran dan realisasi anggaran Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2020

disajikan dalam Tabel 3. berikut ini:

Tabel 3. Data Realisasi Anggaran Periode TA. 2017 - 2020

Persentase
Pagu Anggaran Realisasi Anggaran
Tahun Realisasi
(Rp.) (Rp.)
(%)
2017 9.138.167.255.000 6.111.444.828.030 66,88

2018 7.632.526.314.000 6.097.370.854.297 79,89

2019 5.510.787.032.000 5.055.148.917.815 91,73

2020 5.269.869.632.000 4.809.863.593.815 91,27

Sumber: KKP RI. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA. 2017-2020

Berdasarkan data di atas, rasio varians antara realisasi dengan pagu anggaran

menunjukan bahwa pelaksanaan anggaran pada kondisi wajar, hal ini ditunjukan

dari seluruh realisasi pelaksanaan anggaran dapat dipenuhi oleh pagu anggaran

yang tersedia (tidak adanya pagu minus). Realisasi anggaran terkecil terjadi pada

periode TA. 2017 yaitu sebesar 66,88 % (Enam Puluh Enam Koma Delapan Puluh

Delapan Persen) dan realisasi terbesar pada periode TA. 2019 yaitu sebesar 91,73%

23
(Sembilan Puluh Satu Koma Tujuh Puluh Tiga Persen), dengan pelaksanaan

kegiatan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahun 2017: Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia

pada tahun ini sekitar Rp 9,1 triliun. Anggaran ini digunakan untuk berbagai

kegiatan dan program seperti pengelolaan sumber daya kelautan,

peningkatan produksi perikanan, pengawasan dan penegakan hukum di

sektor kelautan dan perikanan, dan program-program pengembangan

masyarakat pesisir dan nelayan.

2. Tahun 2018: Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia

pada tahun ini sekitar Rp 7,6 triliun. Anggaran ini masih difokuskan pada

pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan, peningkatan

produksi perikanan, pengawasan dan penegakan hukum di sektor kelautan

dan perikanan, serta program-program peningkatan kesejahteraan

masyarakat pesisir dan nelayan.

3. Tahun 2019: Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia

pada tahun ini sekitar Rp 5,5 triliun. Dalam anggaran ini, pemerintah lebih

menekankan pada pengembangan infrastruktur kelautan, peningkatan

produktivitas perikanan dan budidaya, pengawasan dan penegakan hukum

di laut, serta program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat

pesisir dan nelayan.

4. Tahun 2020: Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia

pada tahun ini sekitar Rp 5,2 triliun. Anggaran ini diprioritaskan untuk

program-program pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan,

24
pengembangan infrastruktur kelautan, peningkatan produksi perikanan,

pengawasan dan penegakan hukum di sektor kelautan dan perikanan, serta

peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan.

Rasio efektivitas pelaksanaan kegiatan pada Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia periode TA. 2017 sampai dengan TA. 2020 disajikan

dalam Tabel 4. berikut ini:

Tabel 4. Efektivitas Realisasi Anggaran Periode TA. 2017 - 2020

Persentase
Pagu Anggaran Realisasi Anggaran
Tahun Realisasi
(Rp.) (Rp.)
(%)
2017 9.138.167.255.000 6.111.444.828.030 66,88

2018 7.632.526.314.000 6.097.370.854.297 79,89

2019 5.510.787.032.000 5.055.148.917.815 91,73

2020 5.269.869.632.000 4.809.863.593.815 91,27

∑ 27.551.350.233.000 22.073.828.193.957 80,12

Sumber: Penulis, data diolah.

Efektivitas pelaksanaan kegiatan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia periode TA. 2017 sampai dengan TA. 2020 adalah sebesar

80,12% masuk pada kriteria cukup efektif yaitu dalam range 80% - 90% (range

ketiga pada kriteria efektivitas persentasi kinerja keuangan).

Selanjutnya analisis efisiensi atas pelaksanaan anggaran pada Kementerian

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia ditunjukkan dalam Tabel 5. berikut ini:

25
Tabel 5. Persentase Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Periode TA. 2017 - 2020

Persentase
Pagu Anggaran Realisasi Anggaran
Tahun Realisasi
(Rp.) (Rp.)
(%)
2017 9.138.167.255.000 6.111.444.828.030 94,13

2018 7.632.526.314.000 6.097.370.854.297 90,49

2019 5.510.787.032.000 5.055.148.917.815 76,93

2020 5.269.869.632.000 4.809.863.593.815 52,52

∑ 27.551.350.233.000 22.073.828.193.957 88,97

Sumber: Penulis, data diolah.

Pelaksanaan kegiatan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia periode TA. 2017 – TA. 2020 secara average masuk pada kriteria cukup

efisien yaitu sebesar 88,97%, walaupun pada TA. 2017 dan TA. 2018 pelaksanaan

anggaran kurang efisien dengan persentasi efisiensi sebesar 94,13% dan 90,49%.

4.1. Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan

Analisis efektivitas dan efisiensi pada laporan keuangan Kementerian

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia periode TA. 2017 - TA. 2020 untuk

realisasi pelaksanaan anggaran disimpulkan bahwa:

1. Pada rasio varians menunjukkan realisasi anggaran yang baik hal ini

dikarenakan tidak ada realisasi yang tidak ada pagu anggarannya (tidak

terdapat pagu minus)

2. Efektivitas pelaksanaan kegiatan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia periode TA. 2017 sampai dengan TA. 2020 adalah

26
sebesar 80,12% masuk pada kriteria cukup efektif yaitu dalam range 80% -

90%.

3. Realisasi atas pelaksanaan anggaran pada TA. 2017 merupakan realisasi

penyerapan anggaran terendah yaitu 66,88% yang berarti bahwa efektivitas

pelaksanaan anggaran masuk pada kriteria kurang efektif dan pada TA.

2019 terjadi perubahan positif dengan realisasi meningkat menjadi 91,73%

dengan kriteria efektivitas persentase kinerja yang efektif.

4. Tingkat efisiensi pelaksanaan kegiatan pada Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia periode TA. 2017 – TA. 2020 menunjukan

kriteria yang cukup efisien dengan nilai rasio efisiensi sebesar 88,97%.

Implikasi kebijakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil analisis

efektivitas dan efisiensi pada laporan keuangan Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia adalah:

1. Penyusunan rencana penarikan dana (RPD) disesuaikan dengan rencana

pelaksanaan kegiatan.

2. Efektivitas pelaksanaan kegiatan lebih ditingkatkan dengan merealisasikan

anggaran tepat waktu dan pencapaian sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan agar memberikan multiplier efek bagi masyarakat.

3. Aspek efisiensi tetap menjadi perhatian dalam pelakasanaan anggaran agar

realisasi anggaran tepat sasaran, efisien dan tidak terdapat kebocoran atau

penyalahgunaan anggaran.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. N. dan V. Govindarajan. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. Jilid


1.Jakarta: Salemba Empat.
Arens, Randal dan Mark. 2008. Auditing dan Jasa Assurance (Pendekatan
Terintegrasi). Edisi Keduabelas. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Haruman, Tendi & Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan.
Yogyakarta : Graha Imu.
Heizer, Jay dan Render Barry. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, edisi 11. Salemba Empat: Jakarta.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga, Jakarta: Grasindo.
KKP RI. 2017. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2017. Jakarta.
KKP RI. 2018. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2018. Jakarta.
KKP RI. 2019. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2019. Jakarta.
KKP RI. 2020. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2020. Jakarta.

Lantu, et al. 2017. Analysis of the Effectiveness and Efficiency of Budget


Realization in North Sulawesi Provincial Forestry Service. Jurnal Ekonomi
dan Pembangunan. pp. 11-16.
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Nafarin, M, 2007. Penganggaran Perusahaan. Penerbit: Salemba Empat: Jakarta.
Novendra, R. 2014. Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan Syariah dan
Konvensional di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. 22 (2): 183-
93.

Qurniawati, R.S. 2013. Efisiensi Perbankan di Indonesia dan Pengaruhnya terhadap


Return Saham dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal
Manajemen dan Bisnis. 17 (1): 27-40.
Shafique, dkk. 2015. A Comparative Study of The Efficiency of Takaful and
Conventional Insurance in Pakistan. International Journal of Accounting.
Vol. 2, No. 5.
Stevenson, William J. dan Chee Chuong, Sum. 2010. Manajemen Operasi
Perspektif Asia, edisi 9, Buku 2. Salemba Empat: Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai