Anda di halaman 1dari 37

SKRIPSI

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN


KEUANGAN DESA DI DESA UJUNG TANJUNG KEC. TANAH
PUTIH KAB. ROKAN HILIR

Disusun dan diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Penyusunan


Skripsi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

OLEH:

ATIKA LISTIA
185310835

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS ISLAM
RIAU PEKANBARU
2022
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian Akuntabilitas dan

Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa pada Desa Ujung Tanjung Kec. Tanah

Putih Kab. Rokan Hilir dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018.

Jenis data dan sumber data yang digunakan adalah data primer. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dokumentasi dan wawancara.

Teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah

menunjukan bahwa Desa Ujung Tanjung pada tahap perencanaa, pelaksanaan,

penatausahaan, dan pertanggungjawaban sudah sesuai dengan Permendagri No.

20 Tahun 2018. Namun pada tahap pelaporan belum sesuai dengan Permendagri

No 20. Tahun 2018, karena tidak adanya laporan realisasi kegiatan dan hanya

mencantumkan APB Desa saja. Prinsip transparansi masih belum transparan dan

belum sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018, karena kurangnya

keterbukaan pemerintah dengan memasang baliho yang menyajikan informasi

berisi APB Desa saja serta keterbatasan masyarakat dalam mengakses buku kas

umum.

Kata kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Pengelolaan Keuangan Desa.


ABSTRACT

This study aims to determine the suitability of Village Financial Management

Accountability and Transparency in Ujung Tanjung Village, Kec. White Land District.

Rokan Hilir with Permendagri No. 20 of 2018.

Types of data and data sources used are primary data. Data collection techniques

carried out by researchers are documentation and interviews. The data analysis technique

is descriptive qualitative. The results of this study indicate that Ujung Tanjung Village at

the planning, implementation, administration, and accountability stages is in accordance

with Permendagri No. 20 of 2018. However, at the reporting stage it is not in accordance

with Permendagri No. 20. In 2018, there is no report on the realization of activities and

only includes the Village Budget. The principle of transparency is still not transparent and

not in accordance with Permendagri No. 20 of 2018, due to the lack of government

transparency by installing billboards that present information containing only the Village

Budget and the limitations of the public in accessing the general cash book.

Keywords: Accountability, Transparency, Village Financial Management.


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi akuntansi merupakan ilmu yang berkembang pesat di zaman

sekarang ini dengan sasaran akuntansi pemerintahan. Hal ini karena kebutuhan

akan tanggung jawab dan transparansi, sehingga mendorong kinerja pemerintah

secara keseluruhan dalam pencatatan dan pelaporan. Otoritas akuntansi sekarang

tidak hanya ada di pusat, tetapi juga di setiap tempat atau bahkan di desa-desa

yang membutuhkan tugas untuk apa yang telah dianggarkan dan diterapkan. Desa

memiliki peran dalam mendukung pemerintahan terdekat dalam tata cara

penyelenggaraan kewenangannya. Fungsi desa dalam peningkatan langkah nyata

dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah..

Menurut Jenia et al., (2020) akuntansi pemerintahan juga memiliki tiga

tujuan ialah pertanggungjawaban, manajerial dan pengawasan. Bentuk

pertanggungjawaabn yang dilakukan pemerintah berupa penyediaan informasi

mengenai kegiatan dan pengelolaan keuangan yang dilakukan dalam satu periode.

Akuntansi pemerintah juga menyadiakan informasi proses majerial seperti

perencanaan, penggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kinerja

pemerintah.

Tahap perencanaan merupakan pengelolaan keuangan desa mulai dari

perencanaan dan pengeluaran desa pada tahun anggaran yang dianggarkan APB

Desa. Sekertaris Desa kemudian mengoordinasikan pelaksanaan dan penyusunan

kebijakan APB Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenan dan berpedoman

penyusunan APB Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/ Walikota setiap

tahun. Rancangan APB Desa yang telah disusun merupakan bhan penyusunan

rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa. Sekertaris Desa menyampaikan


rancangan Peraturan Dea tentang APB Desa kepada Kepala Desa. Rancangan

APB Desa disusun berdarkan RKP Desa. Kemudian RKP Desa disepakati dalam

Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang di ikuti oleh masyarakat

seperti Ketua RT/RW, Ketua Adat, Kelompok Nelayan, Ketua Pemuda,

Organisasi Masyarakat, Pengusaha dan sebagainya.

Setelah selasai penyusunan, tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan dari

rencana yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa

merupakan penerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui

rekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati/ Walikota. Rekening kas Desa

dibuat oleh Pemerintah Desa dengan specimen tanda tangan Kepala Desa dan

Kaur Keuangan. Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan diwilayahnya,

rekaning kas Desa dibuka diwilayah terdekat dibuat oleh Pemerintah Desa dengan

specimen tanda tangan Kepala Desa dan Kaur Keuangan.

Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai

pelaksana fungsi kebendaharaan. Penatausahaan dilakukan dengan mencatat

setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas. Pencatatan pada buku kas

ditutup pada setiap akhir bulan.

Selanjutnya tahap pelaporan, kepala desa menyampaikan laporan

pelaksanaan APB Desa semester pertama kepada Bupati/ Walikota melalui

Camat. Laporan terdiri dari laporan pelaksanaan APB Desa dan Laporan realisasi

kegiatan. Kepala desa menyusun dengan cara menggabungkan seluruh laporan

paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan.

Tahap terakhir yaitu pertanggungjawaban kepala desa menyampaikan

laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa kepada Bupati/ Walikota

memalui Camat setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban

disampaikan paling lambat tiga bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan
yang di tetapkan Peraturan Desa. Peraturan Desa disetai dengan laporan keuangan

yang terdiri dari laporan realisasi APB Desa dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut Mardiasmo (2016: 46) akuntabilitas adalah kewajiban

melaporkan dan bertanggungjawab atas keberhasilam ataupun kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan

sebelumnya, melalui media pertanggungjawaban yang dikerjakan secara

berkala.Akuntabilitas pemerintah desa merupakan tolak ukur kemampuan

pemerintah dalam pertanggungjawaban masalah keuangan yang disusun APBDes

dan Alokasi Dana Desa. Dalam menjalankan pembangunan, perangkat desa dapat

memuat kemampuan dan tugas yang akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan

agar tugas tersebut dapat dilaksanakan secara teratur, sehingga pelaksanaan

otonomi desa dapat diselesaikan dengan baik. Selain tugas untuk pelaksanaan

pemerintahan, juga membutuhkan detail transparansi di dalamnya. Menurut Agus

Dwijayanto (2015:80) menyatakan bahwa transparansi ialah menyediakan

informasi mengenai pemerintah untuk masyarakat dan menjamin dalam

memperoleh infomasi yang akurat dan jelas. Oleh karena itu pihak diluar desa

dilibatkan dalam pengeolaan keuangan desa yaitu Badan Permusyawaratan

Desa(BPD). Akuntabilitas tidak hanya bersifat horizontal dimana antara

pemerintahbdesa dan Baan Permusyawataan Desa(BPD) tetapi juga bersifat

vertical yaitu antara kepala desa dengan masyarakat desa.

Pada penelitian ini peneliti memilih Desa Ujung Tanjung sebagai objek

penelitian karena Desa tersebut merupakan salah satu desa yang terdapat di

kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir yang menerima penyaluran

Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah daerah yang digunakan untuk

pembangunan desa. Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa harus berpedoman

pada Permendagri No 20 Tahun 2018 pasal 2 tentang Pedoman Pengelolaan


Keuangan Daerah yang dimanaa Keuangan desa dikelola berdasarkan asas- asas

akuntabel, transparan, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

anggran.

Ujung Tanjung merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Tanah

Putih Kabupaten Rokan Hilir. Dimana dana desa yang diterima pada tahun 2020

sebesar Rp 3.094.427.576 dengan rincian sebagai berikut: Pendapatan Transfer

yang terdiri dari Dana Desa Rp 884.564.000, Alokasi Dana Desa Rp

2.109.863.576 dan Bantuan Keuangan Provinsi Rp 100.000.000.

Pada saat observasi awal yang dilakukan peneliti untuk akuntabilitas,

pemerintah Desa Ujung Tanjung tidak memiliki laporan realisasi kegiatan

sedangkan menurut Permendagri No 20 tahun 2018 dalam indicator pelaporan

disebutkan bahwa Kepala Desa menyusun laporan pelaksanaan APBDesa dan

Laporan realisasi kegiatan dengan cara menggabungkan seluruh laporan tersebut

untuk disampaikan kepada Bupati/ Walikota melalui camat. Jika tidak ada laporan

realisasi kegiata tersebut maka tidak dapat melihat kegiatan yang dilaksanaan

adakemajuan atau hambatan maupun masalah lain yang terkait dengan desa.

Selanjutnya kendala yang ditemukan untuk yaitu di Desa Ujung Tanjung

yaitu tidak memberikan informasi mengenai buku kas umum pada saat dimintai

keterangan. Dimana menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 pembukuan arus

kas masuk dan arus kas keluar memuat semua infoemasi yang berisikan

pengeluaran belanja atas beban APBDesa yang didukung dengan bukti yang

lengkap. Selain itu untuk transparansi pemerintah Desa Ujung Tanjung telah

memaparkan informasi kepada masyarakat melalui baliho yang ada didepan

kantor Desa. Tetapi informasi tersebut hanya mencantumkan anggran APBDes

saja. Sedangakan menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 untuk menjelaskan

transparansi Kepala Desa harus menginformasikan kepada masyarakat memalui


media informasi yang memuat laporan realisasi APBDesa, laporan realisasi

kegiatan, kegiatan yang belum selesai dan/ tidak terlaksana, sisa anggaran dan

alamat pengaduan.

Berdasarkam latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Akuntanbilitas dan

Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Ujung Tanjung

Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan maka peneliti

dapat mengajukan beberapa pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Ujung

Tanjung Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2020

2. Bagaimana Transparansi Pengeolaan Keuangan Desa di Desa Ujung

Tanjung Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hiir pada tahun 2020

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Tahun

2020 pada Desa Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih Kabupaten

Rokan Hilir

2. Untuk mendeskripsikan Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Tahun

2020 pad Desa Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan

Hilir

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Kegunaan teoritis ini berharap dapat memberikan sumbangan dan referensi

dalam penelitian selanjutnya dan disamping itu juga untuk menambah


wawasan pengelolaaan keuangan pemerintah desa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah

dipelajari. Selain itu juga peneliti mendapatkan wawasan tambahn dan

pengtahuan mengenai system pengelolaan keuangan yang ada di desa dan

diharapkan menjadi bahan masukan penerapan peraturan yang berkaitan

dengan keuangan pemerintah desa.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam proposal ini terdiri dari 3 bab

diantaranya sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan peenlitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai telaah pustaka, landasan teori yang

relevan dengan penelitian, dan penelitian terdahulu

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai desain penelitian, objek penelitian,

teknik penentuan informan, jenis dan sumber data, teknik pengumpula

data serta teknik analisi data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

Pada bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian,

dan pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran


BAB II

TELAAH PUSTAKA DAM HIPOTESIS


2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Good Governance

Menurut Hendra Kariangan (2017:40) Good Governance adalah suatu


proses tata kelola pemerintah yang melibatkan stakeholder terhadap berbagai
macam kegiatan perekonomian, sosial politik dan pemanfaatan berbagai macam
sumber daya seperti sumber daya alam, keuangan dan manusia bagi kepentingan
rakyat yang dilaksankan dengan mengaut asa keadilan, pemerataan, persamaan,
efisiensi, dan transparansi.
Menurut United Nation Development Programme (UNDP)
mengungkapkan bahwa prinsip yang harus dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pemerintah yang baik yaitu:

1. Aturan hukum : berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara utuh


2. Partisipasi : masyarakat memiliki hak suara yang sama
3. Transparansi : proses kelembagaan dan informasi dapat di akses secara
bebas
4. Daya tangkap: setiap institusi diarahkan pada upaay melayani pihak
berkepentingan
5. Berorintasi consensus : bertindak sebagai penegah dalam kepentingan
berbeda
6. Berkeadilan : kesempatan yang sama baik terhadap kelembagaan harus
sesuai kebutuhan
7. Akuntabilitas : pimpinan memiliki pertanggungjawaban kepada public
8. Efektivitas dan efesiensi : hasil kelembagaan harus sesuai kebutuhan
9. Bervisi strategis : sudut pandang luas dan berkelanjutan.

2.1.2 Desa
Menurut Undang- undang No. 6 Tahun 2014 desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah dan berwenang untuk mengatur

serta mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui serta
dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Paul H. Landis (Syachbrani, 2012) desa memiliki ciri yang

diantaranya adalah: mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mnegenal

antara ribuan jiwa, ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan dan

kebiasaan serta cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum seperti

iklim, keadaan alam, kekayaan alam. Menurut Nurcholis (2011) desa ilah sutu

pemerintah yang memberikan hak otonomi adat, sehingga merupakan badan

hukum dan menempati wilayah batas- batas tertentu sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang berhak mengatur dan mengurus urusan masyarakat setempat.

Menurut Bintarto desa yaitu perwujudan wilayah yang ada karena unsur- unsur

fisiografi, social, ekonomi politik, kulturl setempat yang mempengaruhi hungan

timbal balik dengan wilayah lain.

Pemerintah desa berdasrkan Permendagri No. 20 Tahun 2018 ialah

penyelenggaraan urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam

system Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa

meliputi kepala desa dan dibantu dengan perangkat desa lainnya.

Pemerintah desa menurut Widjaja (2003:3) diartikan sebagai

penyelenggaraan pemerintah desa merupakan subsistem dari sistem

penyelenggaraan pemerintah, sehingga desa memiliki wewenang untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat. Kepala desa bertanggungjawab kepadan

Badan Permusyawaratan desa dan menyampaikan laporan kepada bupati.

Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa.

2.1.3 Struktur Organisasi Desa


Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dalam melaksanakan

tugas. Adapun tugas pemerintah desa sebagai berikut:

1. Memimpin penyelenggaraan Pemdes berdasarkan kegiatan yang di


tetapkan bersama BPD

2. Mengajukan Rencna Peraturan Daerah

3. Menetapkan Peraturan Desa

4. Mengajukan Rencana APBDes

5. Membina kehidupan masyarakat desa

6. Membina perekonomian desa

7. Mengkordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif dan Swadaya

masyarakat

8. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

9. Kertentraman dan ketertiban

10. Menjalin hubungan kerja sama dengan mitra Pemdes

11. Pengembangan pendapatan desa

2.1.4 Pengertian Pendapatan


Pendapatan adalah seluruh penerimaan rekening kas umum daerah yang

menambah ekuitas dan lancer dalam periode tahunan anggaran yang bersangktuan

menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayarkan kembali oelh pemerintah

( Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005). Adapun pendapatan desa terbagi

menjadi beberapa kelompok yaitu:

1. Pendapatan Asli Desa

a. Hasil usaha desa seperti hasil Bumdesa dan tanah kas desa

b. Swadaya, partisipasi dan gotong royong

c. Hasil aset seperti pasar desa, jaringan irigasi dan wisata desa

d. Pendapatan asli desa lain

2. Transfer

a. Dana desa

b. Bagian dari Hasil pajak dan Retribusi daerah

c. Alokasi Dana Desa meliputi bantuan Keuangan dari APBD Propinsi


dan Bantuan Keuangan APBD Kabupaten.

d. Koreksi kesalahan belanja tahunan anggaran sebelumnya yang

mengakibatkan penerimaan di kas Desa tahun berjalan

e. Bunga bank

f. Hadiah lomba yang diikuti Pemerintah Desa

g. Pendapatan lain Desa yang sah pendapatan asli desa, transfer dan

pendapatan lainnya.

2.1.5 Belanja Desa


Belanja desa menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 tentang

pengelolaan keuangan desa adalah semua pengeluaran dari rekening desa yang

meruoakan kewajiban desa daam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan

diperoleh pembayaran kembali oelh desa. Adapun kalsifikasi belanja desa

berdasrkan kelompoknya dibagi menjadi dua yaitu:

1. Belanja desa tidak langsung

a. Belanja Pegawai/ penghasilan tetap

b. Belanja Kesejahteraan Kepala Desan dan Perangkat Desa

c. Belanja tunjangan

d. Belanja subsidi

e. Belanja bantuan social

f. Belanja hibah

g. Belanja bantuan keuangan

h. Belanja tidak terduga

2. Belanja langsung

a. Belanja pegawai baik berupa honorarium, jasa phak ketiga dan uang

lembur

b. Belanja barang dan jasa seperti belanja ATK, Belanja jasa kantor, blanja

cetak dan penggandaan, belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja


pemeriharaan, belanja makan minum, belanja sewa alat berat,

perlengkapan kantor, pakaian dinas dan juga belanja perjalanan dinas.

2.1.6 Alokasi Dana Desa


Menurut Undang- undang No. 6 Tahun 2014 Alokasi Dana Desa adalah dana

yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan

bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja kabupaten

atau kota yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintah,

pelaksanaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat. Menurut Peeraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2005 menyatakan

bahwa alokasi dana desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah

kabupaten atau kota untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang di terima oleh Kabupaten/ Kota untuk desa

sekurang- kurangnya 10% (sepuluh per seratus), setelah dikurangi belanja

pegawai, yang pembangiannya untuk setiap desa secara proposional yang

merupakan Alokasi Dana Desa.

Menurut Undang- undang No. 6 Tahun 2014 Bab VIII Tentang Keuangan

Desa dan Aset Desa Pasal 72, sumber pendapatan desa terdiri dari:

a.Pendapatan asli dari desa yang teridi dari Hasil Usaha Desa, Hasil Kekayaan

Desa, Hasil Swadaya dan partisipati mayarakat dan lain- lain

b. Alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

c. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten atau kota

d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan dari

dana perimbangan yang diterima Kabupaten atau Kota.

e. Bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

f. Hibah dan sumbangan dari pihak yang tidak mengikat

g. Lain- lain pendaptan desa yang sah.


Alokasi Dana Desa memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan

berusaha bagi masyarakat desa

b. Meningkkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif

c. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam pelaksanaan

pembangunan.

d. Meningkatkan swadaya gotong royong.

2.1.7 Akuntabilitas
Menurut Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pemabanguan RI dalam Subroto (2009) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban dan menerangkan kinerja dan

tindakanseseorang suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak dan

tanggungjawab berwenang meminta nilai seperti efesiensi, efektivitas, reabilitas

dan prediktibilitas.

Menurut Putra et al., (2017) Akuntabilitas merupakan bentuk

pertanggungjawaban dari pelaksanaan proses organisasi melaui media

pertanggungjawaban yang dijalankan secara periode guna untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan. Akuntabilitas menetukan bahawa pemerintah desa harus dapat

mempertanggungjawabkan setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan yang

dilaksanakan kepada masyakarat desa sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan (Pebriyanti & Sudiyanto, 2021).

Menurut Rusdiana dan Nasihudin (2018) Akuntabilitas adalah

pertanggungjawaban dari seorang atau sekelompok orang yang diberi amanat

untuk menjalankan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanat baik secara

vertical maupun horizontal. Akuntabilitas adalah kewajiban penyelenggaran


kegiatan publik untuk dapat menjalankan dan menjawab segala hal menyangkut

langkah seluruh keputusan dan proses yang dilakukan, serta pertanggungjawaban

terhadap hasil dan kinerja (Lukito, Penny, & Kusumatstuti 2014: 2). Akuntabilitas

mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi pemerintah desa dan acar

pertanggungjawaban. Akuntabilitas diperlukan agar setiap pemerintah bisa

menjalankan tugasnya secara tanggungjawab.

Kemudian dapat di simpulkan bahwa akuntabilitas adalah kewajiaban

seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan

kebijakan disertai denagn pembuktian fisik untuk mecapai tujuan bersama. Media

akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang mengekspersikan

pencapaian tujuan memalui sumber daya suatu organisasi. Mardiasmo (2002)

menyatakan tiga prinsip utama yang mendasari pengelolaan keuangan daerah

sebagai berikut ini:

a. Prinsip Akuntabilitas ialah prinsip pertanggungjawban publik yang proses

penggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaa yang

benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

b. Prinsip Transparansi adalah memberikan hak dalam mengakses dan

mengatahui anggran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan

masyarakat.

c. Prinsip Value For Money yang menerapkan tiga tipe yaitu ekonomi,

efisiensi dan efektif dalam proses penggaran.

Dalam pertanggungjawaban terdapat kewajiban untuk menyajikan dan

melaporkan segala kegiatan khususnya di bidang administrasi keuangan kepada

pihak yang lebih tinggi. Akuntabilitas media mencakup aspek kemudahan

pemberi informasi untuk memperoleh informasi, baik secara langsung maupun

tidak langsung, secara lisan dan tertulis. Sehingga akuntabilitas dapat tumbuh
dalam lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai dasar akuntabilitas.

Menurut Rizal (2014) terdapat beberapa ciri pemerintah yang akuntabel

diantaranya sebagai berikut:

a. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara

terbuka, cepat dan tepat kepada masyarakat

b. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi public

c. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses

pembangunan dan pemerintah

d. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan

public secara proposional

e. Adanya sarana bagi public untuk menilai kinerja pemerintah melalui

pertanggung jawaban public, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian

pelaksanaan program kegiatan pemerintah.

2.1.8 Transparansi
Menurut Andrianto (2007) transparansi ialah keterbukaan secara sungguh-

sungguh, menyeluruh dan memberika tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh

lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik. Dengan adanya

transparansi membuat masyarakat lebih mengetahui tentang keuangan daerah.

Menurut Rusdian dan Nasihudin (2018:25) Transparansi adlah memberikan

informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka

dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber

daya yang dipercaya kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-

undangan.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 menjelaskan

bahwa Transparansi ialah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur

kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiki hak


untuk mengetahui atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan

sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatanya pada perundang-

undangan.

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangn

Daerah menyebutkan bahwa transparansi adalah prinsip keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi

seluas- luasnya tentang keuangan daerah.

Transaparansi sangat penting bagi pelaksanaan fungsi pemerintah dalam

menjalankan amanah dari masyarakat meginagt pemerintah saat ini memiliki

wewenang mengambil berbagai kepuusan penting yang akan berdampak pada apa

yang dikerjakan. Transparansi pengelolaan keuangan public menggunakan prinsip

good govermance yang harus dipenuhi oleh organisasi sector public.

Adapun manfaat penting adanya transparansi anggaran menurut Andrianto (2007)

yaitu:

a. Mencegah korupsi
b. Meningkatkan akuntabilitas pemerintah senigga masyarakat mampu

mengukur kinerja pemerintah.

c. Meningkatkan kepercayaan terhadap komitmen pemerintah untuk

memutuskan kebijakan tertentu.

d. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan

e. Menguatkan korelasi social karena kepercayaan public tehadap pemerintah

akan terbentuk.

2.2 Hipotesis

Akuntabilitas dan Transparansi keuangan desa didesa Ujung Tanjung

Kecamatan Tanah Putih Kabuoaten Rokan Hilir dalam perencanaan, pelaksanaan,


penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban belum sesuai dengan

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.


BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Menurut Uhum dan Juanda (2017) pendekatan deskriptif ialah jenis

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian.

Penelitian yang di lakukan dengan metode pendekatan deskriptif adalah metode

yang menggambarkan secara lengkap dan mendalam tentang realitas social dan

berbagai fenomena yang sering terjadi dimasyarakay yang subjeknya penelitian

sehingga tergambar ciri, sifat, karakter dan model dari fenomena tersebut.

Penelitian ini juga akan menggambarkan prinsip- prinsip Akuntabilitas dan

Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Ujung Tanjung Kecamatan

Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2020 yang berpatokan pada

Permendagri No 20 Tahun 2018 tentang Perencanaan, Pelaksanaan,

Penatausahaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini berada di Desa Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih

Kabupaten Rokan Hilir.

3.3 Jenis dan Sumber data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

Dimana pada penelitian ini data prier diperoleh melalui wawancara kepada

Kepala Desa, Sekertaris Desa, Bendahara Desa dan Staff Desa.

2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari media perantaraan seperti

laporan historis, majalah dan beberpa artikel. Data sekunder dalam penelitian ini

berupa dokumen petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan desa seperti

Perubahan Anggaran dan Belanja Desa, Laporan Realisasi Tahun 2020.

3.4 Defenisi Operasinal

3.4.1 Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Indikator merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja pengelolaan

Keuangan Desa yang akuntabel. Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018

tentang Pengelolaan Keuangan Desa terdapat beberapa indikator yang dilakukan

untuk pengukuran dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 3.1 Indikator Perencanaan

No Indikator
1 Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan perencanaan
penerimaan dan pengeluaran pemerintah Desa pada tahun anggaran
berkenaan yang dianggarkan APB Desa.
2 Sekertaris Desa mengkoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa
berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan APB
Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/ Wali kota setiap tahun.
3 Rancangan APB Desa yang telah disusun merupakan bahan penyusunan
rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
Sumber Permendagri No. 20 Tahun 2018

Tabel 3.2 Indikator Pelaksanaan

No Indikator
1 Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran Desa yang dilaksanakan memalui rekening kas Desa pada
bank yang ditunjuk Bupati/ Wali kota.
2 Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintah Desa dengan specimen tanda
tanga kepala Desa dan Kaur Keuangan.
Sumber Permendagri No. 20 Tahun 2018

Table 3.3 Indikator Penatausahaan

No Indikator
1 Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai
pelaksanaan fungsi kebendaharaan.
2 Penatausahaan dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dalam buku kas umum.
3 Pencatatan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan.
Sumber Permendagri No. 20 Tahun 2018

Table 3.4 Indikator pelaporan

No Indikator
1 Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester
pertama kepada Bupati/ Wali Kota memalui Camat
2 Laporan terdiri dari Laporan APB Desa dan Laporan realisasi kegiatan
3 Kepala Desa menyusun laporan dengan cara menggabungkan seluruh
laporan paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan
Sumber Permendagri No. 20 Tahun 2018

Tabel 3.5 Indikator pertanggungjawaban

No Indikator
1 Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB
Desa kepada Bupati/ Wali Kota melalui Camat setai tahun anggaran.
2 Laporan pertanggunjawaban disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah akhir tahun anggran berkenaan yang di tetapkan dengan Peraturan
Desa.
Sumber Permendagri No. 20 Tahun 2018
3.4.2 Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 dalam laporan keuangan daerah

harus transparan sesuai dengan peraturan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Indikator Transparan

No Indikator
1 Kepala desa menyampaikan informasi mengenai APB Desa kepada
masyarakat melalui media informasi.
2 Pembukuan arus kas masuk dan arus keluar memuat semua informasi yang
berisikan pengeluaran belanja atas beban APB Desa yang didukung oleh
bukti yang lengkap dan sah.
3 Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB
Desa kepada Bupati/ Wali Kota memalui Camat setiap akhir tahun
anggaran.
Sumber Permendagri No 20 Tahun 2018

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1) Dokumentasi
Informasi pada penelitian ini disimpan atau didokumentasikan seperti

dokumen , data soft file dan arsipan lainnya yang berkaitan dengan

penyusunan laporan realisasi di Desa Ujung Tanjung yang digunakan

untuk melengkapi data dalam proses kegiatan wawancara

2) Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan jika

pada saat analisis terdapat data atau keterangan yang tidak sesuai antar tim

pengelolaan keuangan desa dengan masyarakat. Dimana penelitian ini

melakukan wawancara dengan pemerintah desa yaitu Kepala Desa,

Sekertaris Desa, Bendahara Desa serta Staf desa.

3.6 Teknik Analisi Data

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif yaitu menggambarkan dan menjelaskan data yang diperoleh

berdasarkan kenyataan dilapangan dengan akut dan sistematis. Menurut

Nazir (1999:149) Analisis data adalah proses mengumpulkan,

mengurutkan, memanipulasi, dan menghiangkan data sehingga mudah

dibaca.

Langkah- langkah teknik analsiis data yang dilakukan dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Reduksi data dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan data

yang diperoleh, mengelompokkan data sesuai dengan jenis dan

memisahkan data yang digunakan. Data yang direduksi membuat peneliti

lebih mudah untuk mengumpulkan data. Data yang sudah terkumpul

kemudian dipilih dan dipisahkan menjadi data yang di anggap perlu dan

tidak perlu.
2) Penyajian Data

Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif yang berbentuk

catatan yang diperoleh dari lapanagan. Data disajikan dengan rumusan

masalah sehingga data tersusun rapi dan lebih mudah dipahami.

3) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menganlisis dan

mendeskripsikan data yang diperoleh sesuai dengan rumusan masalah.

Sehingga mendapatkan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis

Desa Ujung Tanjung merupakan salah satu desa yang ada di Kecmatan

Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir yang dasar hukum pembentukannya yaitu

Undang- undang No. 53 Tahun 1999. Dengan batas wilayah:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Kecamatan Tanah Putih Tanjung

Melawan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kepenghuluan Rantau Bais dan

Kelurahan Sedinginan

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Banjar XII dan Kecamatan

Bangko Pusako

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Lubuk Gaung Kota Dumai.

Desa Ujung Tanjung memiliki luas wilayah 375,75 km2. Jarak dari Ibukota

Provinsi 420 km, dari Ibukota Kabupaten 72 km dan jarak dari pusat pemerintah

kecamatan 17 km.

4.1.2 Gambaran Umum Demografi

Berdasarkan data administrasi pemerintah desa Ujung Tanjung penduduk

secara administrasi jumlah penduduk 10.396 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Desa Ujung Tanjung berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk


1 Laki- laki 5489 Jiwa
2 Perempuan 4907 Jiwa
Jumlah 10.396 Jiwa

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Desa Ujung Tanjung berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Masyarakat Jumlah Penduduk


1 Sekolah Dasar 1260 Jiwa
2 Sekolah Menangah Pertama 560 Jiwa
3 Sekolah Menengah Atas 280 Jiwa
4 Sarjana 84 Jiwa
Jumlah 2184 Jiwa
Dari data di atas terlihat bahwa di Desa Ujung Tanjung masyarakat tamatan SD

yang terbanyak yaitu 1260 jiwa, kemudian SMP sebanyak 560 jiwa, selanjutnya

tamatan SMA sebanyak 280 jiwa dan yang terakhir yaitu tamatan sarjana

sebanyak 84 jiwa.

4.1.3 Stuktur Organisasi

Kepala Desa : H. Syamsuri. AF

Ketua LPMKep : H. Elvami. Hs

Ketua BPKep : Samsu Kamar

Sekretaris Desa : Nazirman

Kasi pemerintah : Syahminan

Kasi kesra : Evi Hendra

Kasi pelayanan : Intan Puspita Rani

Kaur TU Umum : Muhazirin

Kaur Keuangan : Apriwan

Kaur Perencanaan : Indra Pratama


Kadus Terminal : Ibrahim Simamora

Kadus selamat : H. Efli. SE

Kadus pematang punak : Syamsul Bahri

Kadus pematang padang : H. M.Gino. J

Kadus pematang muawan : Syaiful Bahri

4.1.4 Visi Dan Misi

1. Visi

Setelah mendapat masukan dari seluruh pemangku kepentingan yang ada

di desa, maka visi Desa Ujung Tanjung adalah:

“ Menjadikan sebuah kepenghuluan yang mengedepankan

kekompakan dengan jiwa gotong royong demi terwujudnya

kesejahteraan yang merata”

2. Misi

Untuk mencapai tujuan dari visi diatas maka di susunlah misi sebagai

langkah- langkah penjabaran dari visi tersebut diatas sebagai berikut:

1) Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana daerah yang

mendukung peningkatan pemerataan pelayanan kepada masyarakat dan

pembangunan daerah yang berkelanjutan.

2) Mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia professional

yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan berjiwa

kewirausahaan dengan dilandasi keimanan, ketaqwaan, dan nilai- nilai

budaya melayu.

3) Memberdayakan masyarakat, sumber daya alam dan seluruh kekuatan

ekonomi daerah yang memperkuat landasan stuktur perekonomian yang


berbasis kerakyatan yang tertumpu agribisnis dan agroindustry.

4) Meningkat produksi perkebunan dan pertanian masyarakat melalui

pengellolaan pertanian intensifikasi yang maju, unggul dan ramah

lingkungan menuju Desa Agrobisnis.

5) Meningkatkan infrastukrut desa melalui peningkatan prasarana jalan,

energy listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan,

penataan ruangan dan perumahan.

6) Menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan

dan perekonomian desa.

7) Menyusun regulasi desa dan menata dokumen- dokumen yang menjadi

kewajiban desa sebagai paying hukum pembangunan desa.

8) Meningkatkan SDM Aparatur Desa.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Ujung Tanjung

1. Perencanaan
Perencanaan penerimaan dan pengeluaran oleh pemerintah desa

untuk tahun anggaran yang dianggarkan dalam APB Desa. Hasil analisis

yang dilakukan peneliti terkait akuntabilitas pengelolan Keuangan Desa

yaitu:

Tabel 4.3 Perencanaan

Keterangan
Sesuai(S)
Belum
Indikator Hasil Wawancara Sesuai(BS) Informan
Belum
Terjadi(BT)
Perencanaan pengelolaan Rancangan S Kaur
keuangan Desa merupakan penerimaan dan (Sesuai) Keuangan
perencanaan penerimaan pengeluaran yang
dan pengeluaran terdapat dalam APB
pemerintah Desa pada Desa yang disusun
tahun berdasarkan RKP
anggaran Desa dan
berkenaan yang disepakati dalam
dianggarkan APB rapat Musrembang.
Desa.
Sekertaris Desa Sekertaris Desa S Kaur
mengkoordinasikan melakukan (Sesuai) Keuangan
penyusunan rancangan pengordinasian terhadap
APB Desa berdasarkan rancangan APB Desa.
RKP Desa tahun
berkenaan dan pedoman
penyusunan APB Desa yang
diatur dengan Peraturan
Bupati/ Wali kota
setiap tahun
Rancangan APB Desa Rancangan Perturan S Kaur
yang telah disusun Desa tentang APB (Sesuai) Keuangan
merupakan bahan Desa diambil dari
penyusunan rancangan rancangan APB Desa
Peraturan tahun berkenaan.
Desa tentang APB Desa
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kaur Keuangan Desa diketahui bahwa Desa
Ujung Tanjung sudah akuntabel dalam tahap perencanaan. Pemerintah desa telah melaksanakan
perencanaan dan penyusunan keuangan yang dinilai cukup baik dan sesuai dengan Permendagri
No. 20 Tahun 2018. Hal ini terbukti dengan Sekertaris Desa yang menyusun APBDesa yang
disepakati Kades dan BPD serta ditetapkan bersama pada saat musrembang yang melibatkan
pemerintah desa dan masyarakat.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaa pengelolaan dana desa diatur dalam Permendagri No. 20 Tahun

2018 pasal 4 ayat (1) yang menyatakan “ Pelaksanaan Pengelolaan dana desa

merupakan penerimaan dan pengeluaran desa dilakukan memali rekening kas desa

pada bank yang telah ditunjuk Bupati/Walikota”.

Tabel 4.4

Pelaksanaan

Keterangan
Indikator Hasil Wawancara Sesuai(S) Informan
Belum
Sesuai(BS)
Belum
Terjadi(BT)
Pelaksanaan pengelolaan Semua kegiatan S Kaur
keuangan Desa merupakan penerimaan dan (Sesuai) Keuangan
penerimaan dan pengeluaran pengeluaran dilakukan
Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas desa
memalui rekening kas Desa pada bank yang telah
pada bank ditunjuk Bupati/
yang ditunjuk Bupati/ Wali Walikota.
kota.
Rekening kas Desa dibuat Dengan menggunkan tanda S Kaur
oleh tangan (Sesuai) Keuangan
Pemerintah Desa dengan Kepala Desa dan Kaur
specimen tanda tanga kepala Keuangan.
Desa dan Kaur
Keuangan.
Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan peneliti dalam pengelolaan

keuangan desa di Desa Ujung Tanjung penerimaan dan pengeluaran dilaksanakan

melalui kas desa pada bank yang telah ditunjuk Bupati/ Walikota dengan tanda

tangan Kepala Desa telah sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018. Maka

dari itu pelaksanaan pengelolaan keuangan desa pada Desa Ujung Tanjung sudah

akuntabel.

3. Penatausahaan
Penatausahaan merupakan kegiatan khusus yang dilakukan oleh Kaur

Keuangan yang mecatat semua kegiatan yang berhubungan dengan dana atau

keuangan desa.

Tabel 4.5

Penatausahaan

Keterangan
Sesuai(S)
Indikator Hasil Wawancara Belum Informan
Sesuai(BS)
Belum
Terjadi(BT)
Penatausahaan Penatausahaan keuangan Sesuai(S) Kaur
keuangan di desa Ujung Tanjung Keuangan
dilakukan oleh dilakukan oleh Kaur
Kaur Keuangan Keuangan Desa.
sebagai
pelaksanaan fungsi
kebendaharaan.
Penatausahaan Penatausahaan Sesuai(S) Kaur
dilakukan dengan pengeluaran dan Keuangan
mencatat setiap penerimaan dalam buku
penerimaan dan kas umum dilakukan
pengeluaran dalam dengan aplikasi Siskeudes
buku kas umum. sehingga memudahkan
Kaur Keuangan.
Pencatatan pada Kaur Keuangan menutup Sesuai(S) Kaur
buku kas umum buku setiap akhir bulan. Keuangan
ditutup setiap akhir
bulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kaur Keuangan sudah

melaksanakan tugasnya sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018 dimana

Kaur Keuangan mencatat kas umum pada setiap akhir bulan .Dari hasil

wawanacara dengan kaur keuangan diperoleh informasi dalam tahap

penatausahaan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sudah dilakukan dengan

baik.

4. Pelaporan
Laporan pengelolaan keuangan desa berupa laporan pelaksanaan

APB Desa semester pertama yang harus disampaikan oleh Kepala Desa

kepada Bupati/ Walikota paling lambat bulan juli tahun berjalan.

Tabel 4.6

Pelapora

Keterangan
Indikator Hasil Wawancara Sesuai(S)
Belum Informan
Sesuai(BS)
Belum
Terjadi(BT)
Kepala Desa menyampaikan Kepala Desa sudah melaporkan Kaur
laporan pelaksanaan APB pelaksanaan APB Desa semester Keuangan
Desa pertama kepada Bupati/ Sesuai(S)
semester pertama kepada Walikota melalui camat.
Bupati/ Wali Kota memalui
Camat
Laporan terdiri dari Laporan Tidak ada laporan realisasi
APB kegiatan dan hanya APB Desa Kaur
Desa dan Laporan realisasi saja. Belum Keuangan
kegiatan Sesuai(BS)
Kepala Desa menyusun Laporan sudah di susun dan
laporan dengan cara dilaporkan pada minggu kedua
menggabungkan seluruh bulan juli. Kaur
laporan paling lambat Sesuai(S) Keuangan
minggu kedua bulan Juli
tahun
Berjalan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di Desa Ujung


Tanjung dalam tahap pelaporan belum sesuai dengan Permendagri No. 20

Tahun 2018 dimana tidak adanya laporan realisasi kegiatan dan hanya ada

laporan APB Desa saja.

5. Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban merupakan bentuk

pertanggungjawaban pemerintah desa terhadap pengelolaan keuangan desa

kepada pihak yang membutuhkan pertanggungjawaban.

Tabel 4.6

Petanggungjawaban

Keterangan
Indikator Hasil Wawancara Sesuai(S) Info
Belum rman
Sesuai(BS)
Belum
Terjadi(BT)
Kepala Desa menyampaikan Kepala Desa menyampaikan
laporan pertanggungjawaban laporan pertanggungjawaban
realisasi APB realisasi APB Kau
Desa kepada Bupati/ Wali Kota Desa kepada Bupati/ Wali Kota r Keuangan
melalui Camat setai tahun melalui Camat setai tahun Sesuai(S)
anggaran. anggaran.
Laporan pertanggunjawaban Laporan pertanggungjawaban
disampaikan paling lambat 3 sudah dilaporkan dengan waktu
(tiga) bulan setelah akhir tahun yang telah di tentukan Sesuai(S)
anggrana berkenaan yang di Kaur
tetapkan dengan Peraturan Keuangan
Desa.
Kepala Desa menyampaikan Tidak membuat laporan
laporan pertanggungjawaban realisasi kegiatan dan daftar
realisasi APB program sektoral hanya Kau
Desa kepada Bupati/ Wali Kota membuat laporan realisasi APB Belum r Keuangan
melalui Camat setai tahun Desa saja. Sesuai(BS)
anggaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tahap

pertanggungjawaban yang ada didesa Ujung Tanjung masih belum sesuai

dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018 yang dimana Tidak membuat

laporan realisasi kegiatan dan daftar program sektoral hanya membuat

laporan realisasi APB Desa saja.


4.2.2 Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Ujung Tanjung

Transparansi ialah keterbukaan secara sungguh- sungguh,

menyeluruh dan memberika tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan

masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik. Dengan adanya

transparansi membuat masyarakat lebih mengetahui tentang keuangan

daerah. Dengan adanya transparansi memudahkan bagi setiap orang

memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah yaitu informasi

tentang kebijakan, proses pembuatan, pelaksanaan serta hasil yang dicapai.

Tabel 4.7

Transparansi

Keterangan
Indikator Hasil Wawancara Sesuai(S) Informan
Belum
Sesuai(BS)
Belum
Terjadi(BT)
Kepala desa menyampaikan Kepala desa menyampaikan
informasi mengenai APB informasi dengan memasang
Desa kepada baliho didepan kantor desa
masyarakat melalui media tetapi hanya mencantumkan Kaur
informasi. anggaran APB Desa saja BelumSesuai(BS) Keuangan
Pembukuan arus kas masuk Pencatatan kas keluar dan
dan arus keluar memuat masuk sudah dilakukan dengan
semua informasi yang baik oleh Kaur Keuangan Belum Kaur
berisikan pengeluaran belanja hanya saja masyarakat tidak Sesuai(BS) Keuangan
atas beban APB Desa yang diperbolehkan untuk
didukung oleh bukti yang mengaksesnya.
lengkap dan sah.
Kepala desa menyampaikan Kepala desa sudah
laporan pertanggungjawaban menyampaikan laporan
realisasi APB pertanggung jawaban kepada
Desa kepada Bupati/ Wali Bupati/ Walikota tiap tahun Sesuai(S) Kaur
Kota memalui Camat setiap anggaran. Keuangan
akhir tahun anggaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh informasi

bahwa Desa Ujung Tanjung belum menerapkan prinsip keterbukaan dalam

pengelolaan keuangan desa. Kekurangan keterbukaan pemerintah desa dalam


pengelolaan alokasi dana desa karna hal tersebut tidak bisa diinformasikan kepada

pihak tertentu saja. Menurut pemerintah Desa Ujung Tanjung tidak semua harus

diketahui masyarakat. Padahal masyarakat memiliki hak untuk mengetahui

perkembangan pengelolaan keuangan desa sebagaimana yang tertera dalam

Permendagri No. 20 Tahun 2018. Dimana dalam baliho yang terdapat didepan

kantor hanya ada anggaran APB Desa saja tidak mencantumkan laporan realisasi

kegiatan, kegiatan yang belum selesai dan tidak terlaksana, sisa anggaran, dan

alamat mengakses informasi mengenai pengelolaan keuangan desa seperti buku

kas umum.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Desa Ujung Tanjung belum menerapkan

prinsip transparansi dengan baik dalam pengelolaan keuangan desa kepada

masyarakat.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka penerapan

akuntabilitas serta transparansi Pengelolaan Keuangan Desa pada Desa

Ujung Tanjung dapat di simpulkan:

1. Penerapan prinsip Akuntabilitas untuk tahap perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban dapat dikatakan

akuntabel sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018. Namun untuk

tahap pelapoan masih di katakan kurang akuntabel karena

dimana tidak adanya laporan realisasi kegiatan dan hanya ada laporan

APB Desa saja.

2. Penerapan prinsip transparansi Pengelolaan Keuangan Desa

pada Desa Ujung Tanjung belum menerapkan prinsip transparansi menurut

Permendagri No. 20 Tahun 2018. Hal ini dikarenakan adanya kekurangan

keterbukaan terhadap masyarakat dimana pemerintah desa memasang

baliho tetapi hanya menampilkan anggran APB Desa saja sehingga

masyarakat memiliki keterbatas untuk mengetahui informasi mengenai

pengelolaan keuangan desa.

5.2 Saran

Berdasarkan Permendagri No. 20 Tahun 2018 pengelolaan keuangan

dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan

dan pertanggungjawaban. Maka peneliti dapat menyimpulkan saran yang

diharapkan dapat membantu pihak- pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi Desa
Harapannya, desa dapat mempraktekkan konsep akuntabilitas dan

transparansi pengelolaan keuangan desa untuk benar-benar dilaksanakan,

dengan cara menginformasikan kepada masyarakat tentang penggunaan dana

desa. Untuk tingkat pelaporan, diharapkan pemerintah desa dapat mentaati

sesuai dengan Permendagri No. dua puluh tahun 2018.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah objek dan

variabel- variable lainnya dengan sector berbeda dan dengan jumlah data

yang lebih lengkap sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai