Anda di halaman 1dari 49

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN DESA PADA DESA


SUKA MAJU KECAMATAN BAGAN SINEMBAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Riau

Oleh :
DWI SYAHPUTRI
155310722

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
ABSTRAK

Permasalah dalam penelitian ini adalah Aparatur Pemerintahan Desa Suka


Maju saat ini kemampuannya masih belum memadai dan rendahnya pemahaman
Sumber daya manusia terhadap akuntansi menjadi persoalan yang utama. Tujuan
penelitian ini yaitu Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Auntansi Keuangan
Desa Pada Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah. Data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara dan dokumen. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya
pengetahuan aparatur desa terkait penggunaan Aplikasi Sistem Keuangan Desa
Siskeudes) dan akuntansi yang diterapkan belum sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum serta tidak melakukan Penyesuaian atas persediaan dan tidak
melakukan penyusutan Aset Tetap pada Laporan Kekayaan Milik Desa.
Kata Kunci : Penerapan Akuntansi Keuangan Desa, IAI –KASP (2015) dan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
ABSTRACT

The problem in this research is that the current capacity of the Suka
Maju Village Government Apparatus is still inadequate and the low understanding
of human resources towards accounting is the main problem. The purpose of this
study is to find out how the implementation of village financial accounting in
Suka Maju Village, Bagan Sinembah District. The data used in this study are
Primary Data and Secondary Data. Data collection techniques using interview and
document techniques. While the data analysis technique used is descriptive. The
results showed that the village apparatus had low knowledge regarding the use of
the (Siskeudes) Village Financial System Application and the accounting applied
was not in accordance with Generally Accepted Accounting Principles and did not
make adjustments to inventory and did not depreciate Fixed Assets on the Village
Owned Wealth Report.

Keywords: Implementation of Village Financial Accounting, IAI-KASP (2015)


and Generally Accepted Accounting Principles.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan pemerintah Nomor 72 tahun 2005 di revisi Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sangat jelas megatur tentang Pemerintahan

Desa, yang menyatakan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang

mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat yang diakui dalam system pemerintahan nasional dan berada sidaerah

kabupaten. Seiring dengan berjalannya waktu, system pemerintaha desa

mengalami perubahan. Pada orde baru, wewenang pusat untuk mengelola desa

sangat tinggi termasuk dalam pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan desa

adalah meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa.

Salah satu Program Pemerintah dalam mendukung kemajuan Pemerintah

Desa yaitu dengan mengeluarkan dana desa sebagai salah satu sumber pendapatan

desa. Dana Desa di harapkan dapat memberi tambahan energy bagi desa dalam

melakukan pembangunan dan pemberdayaan desa, menuju desa yang kuat, maju

dan mandiri. Oleh karena itu, diperlukan penatausahaan keuangan desa. Karena

pencatatan keuangan dan pelaporan keuangan merupakan hal krusial yang harus

transparan dan terarah.

Dengan adanya Program Dana Desa, maka pemerintah desa dituntut untuk

mengelola dana desa dengan efektif dan akuntabel. Efektif yang dimaksud adalah
sejauh mana target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh

pemerintah desa dalam pemanfaatan dana desa. Sedangkan akuntabel yang

dimaksud adalah tingkat transparansi dari keberhasilan atau kegagalan yang telah

dicapai oleh pemerintah desa dalam pemanfaatan dana desa.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa merupakan produk era

reformasi, ketika dimulainya kemandirian dalam penyelenggaran pemerintahan

dan pengelolaan keuangan desa. Penyelenggaraan dan pengelolaan keuangan desa

perlu lebih focus dalam akuntabel terhadap dana desa yang diterima, karena setiap

tahun dana desa tersebut terus meningkat dan cukup besar.

Salah satu tujuan akuntansi keuangan desa adalah untuk menyediakan

informasi keuangan yang lengkap dan akurat sehingga dapat

dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi

pelaksanaan keuangan masa lalu dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi

oleh pihak eksternal pemerintah daerah, Standar akuntansi pemerintah

mensyaratkan penyampaian pertanggungjawaban atas laporan keuangan desa, dan

disusun dalam Undang-undang Nomor 71 Tahun 2010 tentang keuangan Negara

dan daerah yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN/APBDesa. Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah

dalam menyusun laporan keuangan berpedoman pada Undang-undang Nomor 6

tentang Desa, Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa serta Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa IAI-KASP

(2015).
Akuntansi desa adalah pencatatan dari proses traSnsaksi yang terjadi di

desa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan

keuangan yang digunakan pihak-pihak yang berhubungan dengan desa. Desa

sebagai ruang lingkup terkecil dari struktur pemerintahan menjadi salah satu focus

utama pemerintah dalam pembangunan Negara. Dalam perkembangannya, desa

dituntut untuk melakukan reaktualisasi guna mencapai masyarakat sejahtera dan

bebas dari kemiskinan. Hal tersebut dapat dicapai salaj satunya dengan adanya

pengelolaan keuangan yang baik. Sesuai Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 113

Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa “Keuangan desa dikelola berdasarkan asas

tarnsparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

anggaran. Dengan adanya peraturan tersebut pemerintah desa mempunya landasan

dalam mengelola keuangan desa dan diharapkan pemerintah desa mampu

mengelola keuangan desa dengan baik.

Guna menghindari terjadinya penyelewengan dalam pengelolaan keuangan

desa, semua lapisan mulai dari aparat berwenang hingga masyarakat yang harus

mengetahui konsep dasar akuntabilitas dan transparansi agar tidak adanya sikap

apatis dalam proses pengelolaan keuangan desa. Badan Pengawa Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) melakukan sinergi dengan kementrian/lembaga dan

pemerintah daerah untuk memperkuat system pengendalian internal pengelolaan

keuangan desa melalui pengembangan aplikasi system pengelolaan keuangan desa

dan peningkatan kapabilitas APIP dalam pengawalan keuangan desa. Bersama

Kementrian Dalam Negri, BPKP telah mendorong akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa dengan mengembangkan aplikasi tata kelola keuangan desa


melalui Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Dalam rangka mendorong

implementasi Siskeudes secara penuh, BPKP berkoordinasi dengan Kementrian

Dalam Negri c.q. Ditjen Bina Pemerintahan Desa untuk memfasilitasi

implementasi aplikasi SISKEUDES secara bertahap. Selaian itu, BPKP juga

berkoordinasi dengan KPK menghimbau kepada seluruh kepala desa untuk

mengimplementasikan aplikasi SISKEUDES. Penyebarluasan aplikasi tersebut

dilakukan BPKP bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI). Bagi daerah yang sudah mengimplementasikan

SISKEUDES, BPKP bersama The World Bank (Bank Dunia) telah memberikan

penghargaan sebagai bentuk apresiasi.

Namun Desa Suka Maju belum menggunakan aplikasi Siskeudes, yang

dimana proses pencatatan akuntansi masih manual atau masih menggunakan

Microsoft excel. Dikarenakan kondisi desa bervariasi mulai dari pemerintah desa

yang minim sarana prasarana karena kendala kualitas sumber daya manusia rata-

rata belum memadai (belum memahami pengelolaan keuangan), karena tingkat

pendidikannya yang bervariasi.

Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah sebuah desa yang

merupakan pemekaran dari sebuah dusun yang bernama Dusun Suka Maju

menjadi Kepenghuluan Persiapan Suka Maju. Dana desa yang ada di Desa Suka

Maju tahun 2018 pendapatan transfer sebesar Rp 1.580.140.512.00 dan bukti

transaksi penerimaan serta penarikan dana diterima oleh bendahara berrupa

rekening giro yang diminta kepada pihak bank yang bersangkutan dan kemudian

bukti tersebut disimpan.


Penyusunan laporan keuangan desa yang relatif masih sederhana yang

disusun berdasarkan system akuntansi berbasis kas (Cash Basis) yaitu system

akuntansi yang hanya mengakuin arus kas masuk dan kas keluar (Bastian, 2006:

110).

Proses akuntansi keuangan desa Suka Maju dimulai dari pengumpulan

bukti tansaksi, kemudian bukti transaksi dicatat pada buku kas umum. Buku kas

umum merupakan buku yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan dan

pengeluaran kas (Lampiran 1). Buku bank Desa digunakan hanya untuk transaksi

yang berkaitan dan mempengaruhi saldo pada bank. Pencatatan dalam Buku Bank

juga dilakukan secara kronologis, tidak ada Kode Rekening dalam Buku Bank

sebagaimana Buku Kas Umum (Lampiran 2). Sementara Buku Pembantu Pajak

digunakan untuk mencatat penerimaan atas uang pajak dan juga digunakan untuk

mencatat pengeluaran atas pajak yang diterima dan akan disetorkan oleh

bendahara pengeluaran (Lampiran 3). Buku Kas Pembantu Kegiatan digunakan

untuk mencatat penerimaan yang diperoleh dari bendahara desa (panjar) atau dari

masyarakat (swadaya) yang telah dirupiahkan. Pengeluaran dicatat oleh pelaksana

kegiatan atas belanja-belanja yang telah dilakukan baik berupa belanja barang/jasa

maupun belanja modal (Lampiran 4).

Dalam rangka penyajian laporan pertanggungjawaban akhir tahun,

Peraturan Menteri Dalam Negfri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa telah mengamanatkan dalam Pasal 38 agar Kepala Desa

menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran (Lampiran 5). Laporan


tersebut terdiri dari laporan pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang ditetapkan

dengan Peraturan Desa dengan dilampiri antara lain Laporan Kekayaan Milik

Desa per 31 Desember Tahun Anggaran. Laporan kekayaan milik desa merupakan

laporan posisi kekayaan (dan hutang) milik Pemerintah Desa per tanggal akhir

tahun anggaran/pelaporan. Asset desa ada 2 yang pertama Aset Lancar (Kas dan

bank, piutang serta persediaan), yang kedua Aset Tetap adalah barang milik desa

yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban APBDesa

atau perolehan lainnya yang sah. Cara menyajikannya berupa tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, serta jalan, jaringan dan instalasi). Dalam Laporan

Kekayaan Milik Desa, Desa Suka Maju tidak membuat perhitungan atas

akumulasi penyusutan atas asset tetap.

Berdasarkan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan Desa Suka

Maju Kecamatan Bagan Sinembah tidak membuat Buku Besar, Buku Besa

Pembantu, Neraca Saldo dan Kertas Kerja.

Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah tidak menghitung nilai

persediaan pada akhir periode tahun 2018. Belanja persediaan seperti Benda Pos

dan Materai dengan biaya pengeluaran sebesar Rp 3.300.000, Persediaan Alat

Tulis Kantor sebesar Rp 14.998.000, Pemeliharaan Peralatan Kantor seperti Alat

dan Bahan Kebersihan sebesar Rp 5.940.000, dan lainnya. Sehingga saldo pada

Laporan Kekayaan Milik Desa Suka Maju 0 (nol).

Berdasarkan dari latar belakang permasalah diatas, penulis akan

melakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan


akuntansi desa yang dilakukan didesa suka maju dengan judul: “Analisis

Penerapan Akuntansi Keuangan Desa Pada Desa Suka Maju Kecamatan

Bagan Sinembah”.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Akuntansi

Keuangan Desa yang diterapkan di desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Penerapan Akuntansi Keuangan Desa pada Desa Suka

Maju Kecamatan Bagan Sinembah

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penullis

Menambah wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan untuk penulis

mengenai Penerapan Akuntansi Keuangan Desa dan Sumbangan pemikiran

menambah ilmu pengetahuan tentang Penerapan Akuntansi Keuangan Desa

untuk para Aparatur Desa.

b. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member tambahan pengetahuan bagi

kemajuan akademis dan dapat dijadikan acuan atau referensi bagi penelitian

selanjutnya.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi

lima bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang menjelaskan

mengenai arti penting dari penelitian, apa yang diteliti, dan untuk

apa penelitian ini dilakukan. Sehingga dari permasalahn-

permasalahan yang dibahas akan membuat suatu rumusan

masalah, tujuan dari penelitian, manfaat yang diperoleh, serta

sistematika penulis.

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai uraian atas penelitian yang dilakukan.

Yang mana nantinya uraiannya menjadi dasar membantu

penyusunan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang dipilih dalam

penelitian, lokasi penelitian, jenis data yang dipilih, teknik

pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian

dan pembahsan yang menjelaskan mengenai temuan-temuan yang

didapatkan selama melakukan penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan

memberikan saran untuk perbaikan pada penelitian di masa yang

akan datang.
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. TELAAH PUSTAKA

1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi secara umum merupakan sebuah informasi yang menjelaskan

kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan laporan

tersebut untuk segala jenis kegiatan dan juga untuk menentukan keputusan.

Adapun pengertian menurut para ahli yaitu :

Menurut L.M Samryn (2011 :3) Akuntansi merupakan suatu sistem

informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi

informasi keuangan.

Menurut Sujarweni (2015 :1) Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang

terdiri dari mencatat, mengkalsifikasikan, dan melaporkan kejadian atau

transaksi ekonomi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk pengambilan

keputusan.

Menurut Rahman Pura (2013 :4) Akuntansi merupakan seperangkat

pengetahuan yang mempelajari perekayasaan dalam penyedia jasa, yang

berupa informasi keuangan kuantitatif dan suatu unit organisasi dan cara

penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepihak yang berkepentingan

untuk dijadikan pengambilan keputusan ekonomi.


Sedangkan menurut Rudianto (2015 :2) Akuntansi merupakan sistem

informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Menurut Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa IAI-KASP (2015)

Akuntansi adalah Suatu kegiatan dalam mencatat data keuangan sehingga

menjadi informasi yang berguna bagi pemakainnya.

Menurut American Accounting Association (AAA) Akuntansi adalah

Suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi

ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan

keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi

tersebut.

2. Sistem Akuntansi

Sisyem akuntansi adalah serangkaian prosedur manual mulai dari proses

pengumpulan data, pencatatan, pengiktisaran, sampai dengan pelaporan posisi

keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa yang dapat

dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi computer.

Menurut Azhar Susanto (2011 :124) Sistem Akuntansi dapat didefinisikan

sebagai kumpulan dari sub sistem yang saling berhubungan satu sama lain

dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi

informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam

proses pengambillan keputusan dibidang keuangan.


Menurut Mulyadi (2016 :3) Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir,

catatan dan hasil laporan yang di koordinasi sedemikian rupa guna

menjediakan informasi keuangan yang memudahkan manajemen dalam

pengelolaan perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan

suatu kumpulan sub sistem yang saling berhubungan dengan struktur atau susunan

berbagai formulir/dokumen, catatan, dan hasil laporan yang di koordinasikan

sedemikian rupa.

Setelah transaksi keuangan didokumentasikan, lalu transaksi tersebut

diproses. Dalam hal ini, terkait dengan apa dan siapa yang memproses serta

perangkat dan tata cara pemrosesan data-data agar dapat menghasilkan informasi

keuangan. Dengan demikian, informasi keuangan merupakan bagian dari

keuangan suatu perusahaan.

3. Siklus Akuntansi

Pada umumnya, orang yang menyusun laporan keuangan sudah

mengerti/memahami siklus akuntansi. Karena pada dasarnya, merupakan proses

pengolahan informasi yang menghasilkan informasi kakuntansi, dimana salah satu

bentuk keluarannya adalah laporan keuangan.

Indra Bastian (2013:76) mengungkapkan bahwa siklus akuntansi adalah :

Sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya dan pelaporan

keuangan.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2013:43) bahwa : Siklus akuntansi

adalah tahap-tahap yang ada dalam system akuntansi.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi

adalah tahapan pencatatan transaksi keuangan, peringkasan dan pelaporan.

Adapun tahapan-tahapan siklus akuntansi menurut Mursyidi (2010:18)


dalam proses akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan
2. Pengelompokkan (classification)
3. Pengiktisaran (summarizing)
4. Pelaporan (reporting)
5. Penafsiran (amalizing)
Dari tahapan-tahapan siklus akuntansi diatas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan

Pada tahap ini setiap transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan

sistematis dalam periode tertentu didalam sebuah atau beberapa buku

yang disebut jurnal. Tiap catatan harus ditunjang oleh dokumen

sumbernya (nota, faktur, kuitansi, bukti memorial, dan lain-lain).

Pencatatan dalam akuntansi ada dua tahap, yaitu pencatatan transaksi

dalam buku jurnal (journal entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku

besar (posting to ledger).

2. Pengelompokkan (classification)

Pada tahap ini menunjukkan aktivitas transaksi-transaksi yang sudah

dicatat itu dikelompokkan menurut kelompok akun yang ada, yaitu

kelompok akun (aset), akun kewajiban (liabilitas), akun ekuitas

(equitas), akun pendapatan (revenue), dan akun beban (expenses).


3. Pengikhtisaran (summarizing)

Pada tahp ini dilakukan aktivitas penyusunan nilai untuk setiap akun

yang disajikan dalam bentuk saldo masing-masung sisi debit dan

kredit, bahkan hanya berupa saldo saja. Berarti bahwa secara berkala

semua transaksi yang sudah dicatat, dikelompokkan, disajikan secara

ringkas dalam daftar tersendiri, yang disebut neraca saldo (trial

balance).

4. Pelaporan (reporting)

Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan ringkasan dari hasil

peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk dapat dipahami

dan dapat diperbandingkan serta disajikan secara lengkap (full

disclousure). Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (income

statement), laporan perubahan ekuitas (equity statement), laporan

neraca (balance sheet), laporan arus kas (cash flow statement), dan

catatan atas laporan keuangan.

5. Penafsiran (analizing)

Tahap ini merupakan lanjutan dari proses akuntansi secara teknis, yaitu

membaca laporan keuangan melalui alat dan formula tertentu sehingga

dapat diketahui posisi keuangan dan perubahannya untuk suatu

organisasi.

Berikut bentuk siklus akuntansi menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi

Utami (2013:22)
Gambar 2.1
Siklsus Akuntansi

Transaksi Bukti Transaksi Jurnal Umum Buku Besar


Keuangan

Neraca Lajur Jurnal Neraca Saldo


Penyesuaian

Laporan
Keuangan

Sumber : Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami (2013:22)


jadi proses akuntansi meliputi pencatatan transaksi-transaksi keuangan,

pengelompokkan, pengikhtisaran, pelaporan dan penafsiran data keuangan.

4. Pengelolaan Keuangan Desa

Pengertian keuangan desa sesuai dengan UU No 6 Tahun 2014 tentang

Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta

segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan

hak dan kewajiban desa.Hak dan kewajiban itu menimbulkan pendapatan, belanja,

pembiayaan yang perlu diatur di dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.

Siklus pengelolaan keuangan desa mencakup perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, serta pertanggungjawaban dengan periodisasi 1 (satu)

tahun anggaran, terhitung mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31

Desember (David Wijaya, 2018 :45).


Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan proses kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa.

a. Perencanaa

Menurut BPKAD Banjar (2016) Penencanaan keuangan adalah kegiatan

untuk memperkirakan pendapatan dan belanja kurun waktu tertentu dimasa yang

akan dating. Perencanaan keuangan desa dilakukan setelah tersusunnya RPJK

Desa dan RKP Desa yang menjadi dasar menyusun APBDesa yang merupakan

hasil dari perencanaan keuangan desa.

Bastian (2015: 91) menuturkan, aspek yang terkandung dalam

perencanaan pembangunan khususnya perencanaan pembangunan kecamatan dan

desa, adalah pemusatan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai

dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan

kabupaten/kota. Perencanaan pembangunan desa meliputi RPJM Desa dan RKP

Desa yang disusun secara berjangka dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu

6 tahun sedangkan Rencanan Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu 1 tahun. RKP

Desa merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Mengenagah

Desa. Perencanaan pembangunan desa disusun berdasarkan hasil kesepakatan


dalam musyawarah desa yang pelaksanaannya paling lambat bulan Juni tahun

anggaran berjalan.

b. Pelaksanaan

Pengertian pelaksanaan menurut BPKD Banjar (2016), Pelaksanaan

dalam Pengelolaan keuangan desa merupakan implementasi atau eksekusi dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Termasuk dalam pelaksanaan

diantaranya adalah proses pengadaan barang dan jasa serta proses pembayaran.

Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip umum yang

harus ditaati yang mencakup penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itu diantaranya

bahwa seluruh penerimaan dan pengeluaran desa dilaksanakan melalui Rekening

Kas Desa. Pencairan dana dalam Rekening Kas Desa ditandatangi oleh Kepala

Desa dan Bendahara Des. Namun khusus bagi desa yang belum memiliki

pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya lebih lanjut akan

ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Dengan pengaturan tersebut, maka

pembayaran kepada pihak ketiga secara normative dilakukan melalui transfer ke

rekening bank pihak ketiga. Semua penerimaan dan pengeluaran desa didukung

oleh bukti yang lengkap dan sah serta ditandatangani oleh Kepala Desa dan

Bendahara Desa.

Dalam pelaksanaan anggaran desa yang sudah ditetapkan sebelumnya

timbul trannsaksi penerimaan dan pengeluaran desa. Semua penerimaan dan

pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan

melalui rekening kas desa. Pelaksanaan penerimaan pendapatan yaitu proses


menerima dan mencatat pendapatan desa. Pendapatan desa yang bersifat

Pendapatan Asli Desa berasal dari masyarakat dan lingkungan desa. Pihak yang

terkait dalam proses penerimaan pendapatan adalah pemberi dana (Pemerintah

Pusat/Prov/Kab/Kota, Masyarakat, Pihak Ketiga),Penerima Dana (Bendahara

Desa/Pelaksana Kegiatan/Kepala Dusun) dan bank.

c. Penatausahaan

Menurut Shuida (2016), Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa

dan wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Bendahara Desa wajib

mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban. Laporan

pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

d. Pelaporann

Menurut BPKAD Banjar (2016), Pelaporan adalah kegiatan yang

dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan

yang telah dilakukan selama satu periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan

tanggungjawab (pertanggungjawaban) atas tugas dan wewenang yang diberikan.

Laporan merupakan suatu bentuk penyajian data dan informasi mengenai sesuatu

kegiatan ataupun keadaan yang berkenaan dengan adanya suatu tanggungjawab

yang ditugaskan.

Peraturan yang membahs mengenai pelaporan keuangan desa yaitu

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 37, pelaporan meliputi :


Pasal 37 ayat (1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi
pelaksanan APBDesa kepada Bupati/Walikora berupa (a) laporan semester
pertama dan (b) laporan semester akhir tahun, (2) Laporan semester pertama
berupa laporan realisasi APBDesa, (3) Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berikutnya, (4) Laporan
semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
Pelaporan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyajikan data

dan informasi mengenai suatu kegiatan dalam periode tertentu. Bentuk pelaporan

pada kegiatan pengelolaan keuangan desa yakni Kepala Desa menyampaikan

laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota. Laporan

semester pertama dailaporkan paling lambat akhir bulan Juli dan pelaporan

semester akhir tahun paling lambat bulan Januari tahun berikutnya.

e. Pertanggungjawaban

Menurut BPKAD Banjar (2016), Pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan desa dilakukan setiap akhir tahun anggaran yang disampaikan kepada

Bupati/Walikota dan di Forum Musyawarah Desa.

Adapun peraturan yang mengenai proses pertanggungjawaban keuangan

desa yaitu Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Penglolaan Keuangan

Desa pada Pasal 38 sampai dengan Pasal 43, pertanggungjawaban melliputi;

Pertama pada Pasal 38 ayat (1) Kepala Desa menyampaikan Laporan


pertanggungjabawan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota
setiap akhir tahun anggaran, (2) Laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan, (3)
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan
Peraturan Desa, (4) Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa dilampiru: (a) Format Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan (b) Format Laporan
Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan dan (c)
Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintahan Daerah yang masuk ke
desa.
Selanjutnya dalam Pasal 39 Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan
penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Berikutnya pada Pasal 40 ayat (1) Laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa diinformasikan kepada
msayarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh
msayarakat, (2) Media informasi antara lain papan pengumuman, radio
komunikasi, dan media informasi lainnya.
Selanjutnya pada Pasal 41 ayat (1) Laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan kepada
Bupati/Walikota melalui Camat atau sebutan lain, (2) Laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1
(satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.
Berikutnya dalam Pasal 42 Format Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa, Buku Pembantu Kas Kegiatan, Rencana Anggaran Biaya dan Surat
Permintaan Pembayaran serta Pernyataan Tanggungjawab Belanja, Laporan
Realisasi Pelaksanaan APBDesa pada semester pertama dan Pelaksanaan
APBDesa tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpiisahkan
dari Peraturan Menteri.
Terakhir dalam Pasal 43 Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan
Keuangan Desa diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.
Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh Kepala
Desa. Bentuk pertanggungjawaban tersebut yaitu dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati dan
masyarakat desa setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertranggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa tersebut disampaikan paling lambat 1 bulan
setelah akhir tahun anggaran berkenaan.
5. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang

baik. Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 tahun anggaran yakni

mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Asas-asas

pengelolaan keuangan desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113


Tagun 2014 yaitu transaparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran, dengan uraian sebagai berikut :

a. Transparan
prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui
dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentnag keuangan desa.
Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yajni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil-hasil yang dicapai. Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi
pengawas.
b. Akuntabel
Menurut Wahyu (2018) yaitu pertanggungjawaban oleh lembaga yang
diberi wewenang dalam mengelola sumber daya public. Sedangkan menurut
Aditya (2018) akuntabilitas memebutuhkan pemerintah yang dapat menjawab
pertanyaan masyarakat mengenai untuk apakah sumber daya yang ada
digunakan dan apa tujuannya.
Dapat disimpulkan bahwa akuntabel merupakan indicator penting dalam
pengelolaan sumber dayaa untuk dipertanggungjawabkan kepada masyarakayt
desa.
c. Partisipatif
Dalam pengelolaan keuangan desa, partisipatif masyarakat desa sangat
diperlukan untuk ikut serta peran aktif dalam pengelolaan dan pengawasan
anggaran. Pengelolaan keuangan desa, masyarakat diwakili oleh Badan
Permusyawaratan Desa sebagai lembaga yang menyalurkan aspirasi
masyarakat.
Partisipatif adalah Penyelenggaraan pemerintah desa yang
mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsure masyarakatt desa. Menurut
Fadil (2017) partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi
politik yang dianjurkan oleh demokrasi.
d. Tertib dan disiplin anggaran
Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan harus mengacu
pada aturan atau pedoman yang melandasinya. Menurut Permendagri No. 20
Tahun 2018, pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 tahun
anggaran yakni 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Adapun penyusunan anggaran desa menurut Yuliansyah dan Rusminto
(2015) yaitu :
1) Sebelum disampaikan dalam rapat BPD, naskah anggaran desa harus
sudah diterima oleh anggota BPD dan pemerintah desa selambat-
lambatnya 7x24 jam sebelumnya.
2) Anggaran desa usulan kepala desa disampaikan kepada pimpinan BPD
dengan surat pengantar dari kepala desa. Anngaran desa usulan
anggota BPD disampaikan secara tertulis dari pengusul kepada
pimpinan BPD;
3) Anggaran desa yang telah disampaikan kepada pimpinan BPD,
selanjutnya didisposisikan kepada sekretaris BPD untuk diberi nomor;
4) Anggaran desa yang telah dapat diumumkan dalam Rapat Parupurna
bahwa anggaran desa telah diperbanyak dan dibagikan kepada semua
anggota BPD/Komisi;
5) Penjelasan anggaran desa dari pihak pengusul (Pemdes atau para
pengusul dari anggota BPD;
6) Pemandangan umum dari anggota BPD dan pemerintah desa;
7) Pembahasan dalam komisi bersama pemerintah desa atau pengusul;
8) Pendapat komisi sebagai tahapan menuju pengambilan keputusan.

6. Akuntansi Desa

Pemerintah Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat

yang memiliki peran strategis untuk mengatur masyarakat yang ada dipedesaan

demi mewujudkan pembangunan pemerintah. Akuntansi dilingkup desa hadir

sebagai sebuah reformasi dibidang keuangan, akibat dari adanya paradigm system

pemerintahan dan tuntutan masyarakat akan terlaksanakannya good govermance.

Oleh Karena itu, hal inipun nyatanya memberikan dampak terhadap adanya

desentralisasi kewenangan dan desentralisasi keuangan berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Untuk itu, desentralissi yang diberikan fiscal yang

mengarah pada desa, untuk dapat secara mandiri mengelola ini menyebabkan

diperlukannya akuntansi bagi pemerintah desa.

Akuntansi keuangan Desa ini dapat di artikan sebagai suatu kegiatan dari

pencatatan sampai pelaporan data keuangan di dalam pemerintahan desa sehingga

menjadi sebuah informasi yang berguna bagi pemakainnya.


7. Sistem Akuntansi Keuangan Desa

Dalam upaya mengawal transaparansi pengelolaan keuangan desa, BPKP

bersama Kementrian Dalam Negeri membangun Aplikasi Siskeudes pada tahun

2015. System aplikasi Siskeudes dari pemerintah yang digunakan desa yang

bertujuan untuk lebih mudah dalam pencatatan keuangan khususnya bagi

bendahara desa selaku penanggungjawab dalam pengelolaan keuangan mampu

menghasilkan output yang baik sehingga mempermudah aparat desa melakukan

pertanggungjawaban kepemerintah tertinggi berskala desa dengan adanya system

tersebut diharapkan pemerintah lebih mampu melakukan pertanggungjawaba dan

pelaporan yang baik.

Namun di Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah belum

menggunakan sistem tersebut yang dimana proses pencatatannya masih bersifat

manual atau menggunakan Microsoft excel, dikarenakan kondisi desa bervariasi

mulai dari pemerintah desa yang minim sarana prasarana karena kendala supply

listrik, hingga pemerintah desa yang sudah maju karena telah berbasis teknologi

(we/internet). Kualitas SDM rata-rata belum memadai (belum memahami

pengelolaan keuangan), karena tingkat pendidikannya yang bervariasi.

8. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah Kepala

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan


pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. Struktur

Organisasi Pemerintah Desa adalah satu system dalam kelembagaan dalam

pegaturan tugas dan fungsi seta hubungan kerja.

a. Kepala Desa
Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa memegang
jabatan selama 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikannya. Kepala Desa
berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Kepala Desa bertugas : Menyelenggarakan Pemerintahan
Desa, Melaksanakan Pembangunan, Pembinaan Kemasyarakatan, dan
Pemberdayaan Masyarakat. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Desa memiliki
fungsi sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti : tata praja pemerintahan,
penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertahanan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
2) Melaksanakan Pembangunan, seperti : pembangunan sarana prasarana
perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.
3) Pembinaan Kemasyarakatan, seperti : pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, partisipasi masyarakat, social budaya masyarakat, keagamaan,
dan ketenagakerjaan.
4) Pemberdayaan Kemasyarakat, seperti : tugas sosialisasi dan motivasi
masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga , pemuda, olahraga, dan karang taruna.
5) Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya.

b. Sekretaris Desa

Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsure pimpinan Sekretariat Desa.

Sekretaris desa bertugas untuk membantu Kepala Desa dalam bidang administarsi

pemerintahan. Untuk melaksanakan tugad, Sekretaris Desa mempunyai fungsi :

1) Melaksanakan Urusan Ketatausahaan seperti : tata naskah, administrasi surat


menyurat, arsip, dan ekspedisi.
2) Melaksankan Urusuran Umum seperti : penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian asset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum.
3) Melaksanakan Urusan Keuangan seperti : pengurusan administrasi sumber-
sumber pendapatan dan pengeluaran, verivikasi administrasi penghasilan
kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
4) Melaksankan Urusan Perencanaan seperti : menyusun rencana anggaran
pendapatn dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan
laporan.

c. Pelaksana Teknis Desa

Pelaksana teknis merupakan pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana

tugas operasional. Pelaksana Teknis paling banyak terdiri atas 3 seksi yaitu Seksi

Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan, dan Seksi Pelayanan. Yang dimana ke 3 seksi

tersebut berkedudukan sebagai unsure pelaksana teknis. bertugas membantu

Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.

Adapun tugas dan fungsi Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Tata

usaha dan Umum, serta Kepala Urusan Perencanaan. Kepala urusan berkedudukan

sebagai unsur star secretariat. Kepala urusan bertugas membantu Sekretaris desa

dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tigas

pemerintahan.

d. Bendahara Desa

Menurut Permendagri No 20 Tahun 2018 Bendahara adalah unsure staf

secretariat desa yang membidangi urusan administrasi keuangan untuk

menatausahakan keuangan desa. Bendahara desa memiliki strata dan personal

yang berbeda dengan perangkat desa lainnya.


9. Laporan Keuangan Desa

Menurut Mahmudi (2011: 276) menyatakan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi

anggaran, saldo anggaran lebih arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas

suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan

mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

10. Penyusunan Laporan Keuangan Desa

a. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APBDesa

Laporan Realisasi Anggaran yaitu laporan yang menyajikan

perbandingan antara realisasi pendapatan dan belanja dengan estimasi pendapatan

dan pagu anggarannya yang telah ditetapkan pada awal tahun . Pendapatan desa

disajikan menurut klasifikasi kelompok dan jenis pendapatan yang terdiri dari

pendapatan asli daerah transfer, pendapatan lain-lain desa. Transfer terdiri dari :

1) Dana Desa
2) Bagian dari hasil pajak daerah Kabupaten/Kota dan retribusi daerah
3) Alokasi Dana Desa
4) Bantuan keuangan dari APBDesa Provinsi dan Kabupaten/Kota pendapatan
lain-lain dapat berupa hibah dan sumbangan dari pihak ketiga dan tidak
berikat.
Belanja desa meliputi semua pengeluaran dan rekening desa yang

merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh desa, dipergunakan dalam rangka menandai

penyelenggaraan kewenangan desa. Belanja desa diakui pada saat dikeluarkan dan

didukung dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah.Belanja desa disajdikan


berdasarkan kelompok bidang, kegiatan dan jenis belanja (klasifikasi ekonomi).

Klasifikasi kelompok terbagi menjadi lima yaitu :

1) Penyelenggaraan penerimaan desa


2) Pelaksanaan pembangunan desa
3) Pembinaan kemasyarakatan desa
4) Pemberdayaan kemasyarakatan desa
5) Belanja tak terduga.
Selanjutnya klasifikasi kelompok dibagi lagi menjadi kegiatan-kegiatan

didalamnya terdiri dari belanja menurut klasifikasi ekonomi (belanja pegawai,

belanja barang dan jasa, dan belanja modal).

Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar

kemudian dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan desa diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dan di dukung

dengan bukti-bukti lengkap dan sah.Pembiayaan disajikan berdasarkan kelompok

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

a. Laporan Kekayaan Milik Desa

Kekayaan Milik Desa berhubungan sangat erat dengan keuangan desa

dan asset tetap. Kekayaan Milik Desa yaitu kekayaan milik pemerintah daerah

berskala local desa yang ada di desa, dapat dihibahkan kepemiliknya yaitu kepada

desa.
B. HIPOTESIS

Berdasarkan latar belakang masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan

diatas maka penulis dapat mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Penerapan Akuntansi Keuangan Desa yang diterapkan pada Desa Suka Maju

Kecamatan Bagan Sinembah, belum sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima

Umum.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah

Kabupaten Rokan Hilir.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang penulis amati mengenai masalah yang diteliti yang terjadi

dilapangan dengan sumber data yang diperoleh dari dua jenis yaitu data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Menurut Sanusi (2014) merupakan data yang pertama kali dicatat dan

dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data

tersebut, dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan data itu

dengan yang tersedia, dan peneliti lebih leluasa dalam menghubungkan masalah

penelitiannya dengan kemungkinan ketersediaan data dilapangan. Didalam

penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan Kepala

Desa dan Bendahar Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah.

b. Data Sekunder

Menurut Sanusi (2014) merupakan data yang sudah tersedia yang

dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut


menurut kebutuhannya. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari dokumen-

dokumen yang berbentuk Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Dan Belanja Desa Suka Maju Anggaran 2018.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adantara

lain:

1. Wawancara

Adapun pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pelaku

melakukan komunikasi langsung (wawancara dengan pelaku pemerinta di desa

suka maju).

2. Dokumentasi

Pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi dan dokumen yang

dimiliki desa suka maju kecamatan bagan sinembah berupa data yang sudah

difotocopy dan gambar mengenai struktur organisasi kepenghuluan.

3. Teknik Analisis Data

Analisi data menurut Sugiyono (2012) merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah di pahami dan

tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Desa Suka Maju

Desa Suka Maju mulai berdiri pada Tanggal 24 Februari 2007 yang

terletak di Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Desa Suka Maju adalah sebuah desa yang merupakan pemekaran dari

Kepenghuluan Pelita yang sebelumnya merupakan sebuah dusun yang bernama

Dusun Suka Maju menjadi Kepenghuluan Persiapan Suka Maju. Desa Suka Maju

merupakan daerah eks transmigrasi tahun 1987 yang lebih dikenal dengam nama

Paket A yang sebagian besar penduduknya berasal dari Pulau Jawa dan mayoritas

Suku Jawa dan beragama Islam. Dengan luas wilayah desa suka maju 611 Ha dan

jumlah penduduk desa yang ada di suka maju 1043 jiwa. Setelah di mekarkan

desa Suka Maju memiliki 4 RW dan 8 RT. Batas wilayah Desa Suka Maju yaitu:

Sebalah Utara : Berbatasan dengan Kep. Bahtera Makmur dan Kep. Pelita
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Jadi Makmur
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Meranti Makmur
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kepenghuluan Jaya Agung.
B. Struktur Organisasi

Desa Suka Maju memiliki struktur organisasi yang bertujuan agar

pelaksanaan tugas berjalan secara lancar, dan pembagian wewenang dan

tanggungjawab berjalan dengan baik. Karena terdapat pedoman yang mendasari


pembagian tugas tersebut. Untuk mengetahui struktur organisasi Desa Suka Maju

dapat dilihat dari gambar IV.

Gambar IV.1
Struktur Organisasi Desa Suka Maju
Kecamatan Bagan Sinembah

Sumber : Kantor Desa Suka Maju

C. Visi dan Misi Desa Suka Maju

1. VISI

Visi adalah pandangan atau gambaran ideal yang ingin dicapai pada masa

depan untuk diwujudkan. Visi dapat juga dikatakan sebagai mimpi seorang

pemimpin dalam mencapai apa yang di harapkannya selama kepemimpinannya di


masa depan. Visi harus menarik, dan harus konsisten, tetap eksis, antisipatif

secara insentif dikomunikasi kepada segenap anggota organisasi sehingga semua

merasa memiliki.

‘’ Terwujudnya pelayanan yang prima dan pemerataan pembangunan di


seluruh wilayah Desa Suka Maju serta tercapainya kehidupan masyarakat
yang tertib, aman, sejahtera dan agamis”.
2. MISI

a. Mengembangkan dan meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya


aparatur pemerintahan desa yang mendukung terciptanya pelayanan yang
prima kepada masyarakat
b. Menegmbangkan dan meningkatkan infrastruktur dan prasarana lainnya
yang berbasis pemerataan pembangunan sehingga dapat menunjang
peningkatan perekonomian masyarakat
c. Mengembangkan dan meningkatkan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dilandasi keimanan, ketaqwaan dan nilai-nilai budaya yang
ada.

D. Dasar Pencatatan

System pencatatan yang digunakan desa suka maju yaitu berdasarkan basis

kas yakni sebuah metode pencatatan di dalam akuntansi, yang hanya mencatat

transaksi, jika ada penerimaan atau pengeluaran kas.

Pencatatan di desa suka maju menggunakan buku kas umum. Untuk

pendapatan yang diterima desa suka maju berasal dari pendapatan asli yang

dimiliki desa, transfer, hibah dan sumbangan.

E. Proses Akuntansi

Proses akuntansi adalah proses pengelolaan data sejak terjadinya transaksi.

Setiap transaksi harus memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya. Transaksi

yang berdasarkan data atau bukti kemudian di input ke proses pengelolahan data
sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. Akuntansi

dalam proses pengolahan datanya menggunakan arus, proses akuntansi yang

dimulai dari transaksi sampai tahap pelaporan. Akuntansi merupakan teknik yang

menggambarkan proses yang menghubungkan sumber data melalui channel

komunikasi dengan para penerima informasi. Akuntansi memiliki siklus yang

disebut Accounting Cycle, yang memproses bukti transaksi menjadi bentuk

informasi dikenal dengan laporan keuangan yang dapat dipergunakan dalam

proses pengambilan keputusan.

Proses akuntasi yang dilakukan desa suka maju masih secara manual atau

masih menggunakan Microsoft excel. Dikarenakan masih banyak pekerja aparat

yang belum bias menggunakan aplikasi system keuangan desa, dimana kondisi

desa yang bervariasi mulai dari pemerintah desa yang minim sarana prasarana

karena kendala supply listrik, hingga pemerintah desa yang sudah maju karena

telah berbasis teknologi (web/internet). Kualitas SDM rata-rata belum memadai

(belum memahami pengelolaan keuangan), karena tingkat pendidikan yang

bervariasi. Dalam proses akuntansi terdapat beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Pencatatan

Tahap pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah mencatat

setiap transaksi keuangan yang terjadi. Pencatatan yang detail akan sangat

memudahkan melakukan analisa terhadap arus kas (cash flow). Adapun buku-

buku yang digunakan Desa Suka Maju :

a. Buku Kas Umum


Buku kas umum digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan baik

penerimaan maupun pengeluaran, digunakan juga untuk mencatat mutasi

perbankan atau kesalahan dalam pembukuan. Buku Kas Umum Desa Suka Maju

sudah sesuai dengan Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa IAI-KASP

(2015), dapat dilihat pada table V.1

Tabel V.1

Buku Kas Umum Desa

Jml
No Tgl Kod Uraian Penerimaan Pengeluara No Pengel Saldo
e n Buk uaran
Rek ti Komul
atif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
17/0 Diterima DK 272.646.800 359.458.909
9/18 Tahap II
19/0 Diterima ADK 437.608.909
9/18 2018
19/0 Dibayar 31.950.000
9/18 penghasilan
tetap penghulu
dan perangkat
(Maret-Mei
2018)
19/0 Dibayar 9.900.000 382.558.909
9/18 tunjangan BPK
(Maret-Mei
2018)
Sumber: Desa Suka Maju.
b. Buku Bank Desa

Buku Bank Desa dugunakan hanya untuk transaksi yang berkaitan dengan

uang bank dan mempengaruhi saldo pada bank. Buku Bank Desa Suka Maju

Kecamatan Bagan Sinembah sudah sesuai dengan IAI-KASP 2015 tentang

Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa, dapat dilihat pada table V.2.
Tabel V.2

Buku Bank Desa

By.
N Tgl Uraian Bukt Pemasukan Pengeluaran Adm Saldo
o Transak i
si Tran Setoran Bu Penarika Paj
saksi nga n ak
Ba
nk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
19/0 Diterima 78.150.000 422.738.843
9/18 DD
19/0 Tarik 78.150.000 344.588.843
9/18 tunai
operasion
al
20/0 Tarik 139.477.50 205.111.343
9/18 tunai 0
Sumber: Desa Suka Maju
c. Buku Kas Pembantu Pajak

Selanjutnya Buku Kas Pembantu Pajak digunakan untuk membantu Buku

Kas Umum dalam penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pajak.

Dalam buku kas pembantu pajak mencatat biaya pajak yaitu potongan PPn pusat,

PPh pasal 21. PPh pasal 22 dan PPn pasal 23 dan PPh lainnya. Buku Kas

Pembantu Pajak Desa Suka Maju sudah sesuai dengan IAI-KASP 2015 tentang

pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa . Format Buku Kas Pembantu

Pajak Desa Suka Maju dapat dilihat pada table V.3.

Tabel V.3

Buku Kas Pembantu Pajak

No Tgl Uraian Pemotongan Penyetoran Saldo

03/1 Dipungut PPh21 Upah Kerja


0/18 Pembangunan Drainase
Kepenghuluan (Galian
Setempat)/PKT 1.122.000 19.224.770
03/1 Dipungut PPh21 Perencanaan
0/18 Pembangunan Drainase
Kepenghuluan (Galian
Setempat)/PKT 39.000 19.263.770
03/1 Dipungut PPh21 Honorarium
0/18 Tim Panitia Kegiatan
Sosialisasi Penggunaan Dana
Kepenghuluan
22.500 19.594.270
Sumber: Desa Suka Maju

d. Buku Kas Pembantu Kegiatan

Buku kas pembantu kegiatan mencatat penerimaan yang diperoleh dari

bendahara desa (panjar) atau dari masyarakat (swadaya) yang telah dirupiahkan.

Pengeluaran dicatat oleh pelaksana kegiatan atas belanja yang telah dilakukan

baik berupa belanja barang atau jasa maupun belanja modal. Buku Pembantu

Kegiatan Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah sesuai dengan Pedoman

Asistensi Akuntansi Keuangan Desa IAI-KASP (2015). Format Buku Kas

Pembantu Kegiatan dapat dilihat pada tabel V.4


Tabel V.4

Buku Kas Pembantu Kegiatan

2.1 : 2.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Kepenghuluan


2.2 : 2.1.4 Operasional RT/RW
2.3 Bulan Desember 2018

Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Jumlah Saldo Kas


N TANGGAL URAIAN Dari Swadaya Nomor Belanja Belanja Pengembalian (Rp)
0 Bendahara Masyarakat Bukti Barang dan Modal Ke Bendahara
Jasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penerimaan ADK 36,000,000 /SPP/JDM
2 Belanja Barang dan 36,000,000
Jasa

12/29//2018 -Operasional RW 12,000,000 12,000,000 24,000,000


12/29/1018 -Operasional RT 24,000,000 24,000,000 0

JUMLAH 36,000,000 36,000,000 0

Suka Maju, 30 Desember 2018

Pelaksanaan Kegiatan

Sri Hartuti Ningsih


2. Tahap Penggolongan

Dalam tahap penggolongan ini Membuat buku besar untuk masing-masing

akun yang terlibat dalam transaksi dan mencatat tanggal, keterangan, dan nilai

rupiah pada akun buku besar. Desa Suka Maju tidak membuat buku besar dan

buku besar pembantu sesuai dengan Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan

Desa IAI-KASP (2015)

Contoh Pencatatan transaksi yang harus dilakukan Desa Suka Maju

Kecamatan Bagan Sinembah : Pada tanggal 01 April 2018 diterima Pendapatan

Transfer Dana Desa dari pemerintah pusat sebesar Rp 136.323.400. Maka

transaksi tersebut dicatat pada buku kas umum sebesar Rp 136.323.400 pada

kolom penerimaan. Selanjutnya atas transaksi tersebut akan dicatat pada Buku

Besar “Pendapatan Transfer” dan Buku Besar Pembantu “Dana Desa”. Dapat

dilihat pada tabel V.5 dan V.6 sebagai berikut :

Tabel V.5
Buku Besar
Nama Akun : Pendapatan Transfer No. Akun : 4200

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo


Debet Kredit
30/04/18 Penerimaan 136.323.400 136.323.400
DD
Dst…
Total 136.323.400 136.323.400
Sumber : Data Olahan

Tabel V.6

Buku Besar Pembantu

Nama Akun : Dana Desa No. Akun : 4230

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit Saldo


Debet Kredit
30/04/18 Transfer DD 136.323.400 136.323.400
Dst…
Total 136.323.400 136.323.400
Sumber: Data Olahan
3. Tahap Pengikhtisaran

Setelah transaksi dicatat sesuai jenisnya, maka tahap selanjutnya yaitu

tahap pengikhtisaran. Tahap pengikhtisaran merupakan tahap pembuatan neraca

saldo.

a. Neraca Saldo

Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca saldo.

Neraca saldo berisikan daftar saldo masing-masing rekening pada buku besar pada

periode tertentu. Dalam menuliskan neraca saldo, saldo yang terdapat dalam buku

besar disatukan dan harus dalam kondisi sama jumlahnya. Tetapi Desa Suka Maju

tidak membuat Neraca Saldo sesuai dengan IAI-KASP (2015) dalam Pedoman

Asistensi Keuangan Desa.

4. Tahap Penyusunan Laporan Keuangan

a. Pengumpulan Data Penyesuaian

Sebelum menyusun laporan keuangan, Desa Suka Maju tidak

mengumpulkan data penyesuaian. Berikut beberapa transaksi yang perlu dibuat

penyesuaiannya :

1) Bahan Habis Pakai

Bahan habis pakai (Supplies) merupakan barang atau benda kantor yang

penggunaannya hanya satu atau beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Pada

Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa tahun 2018, Desa Suka Maju

Kecamatan Bagan Sinembah tidak menghitung nilai persediaan pada periode


2018. Belanja bahan habis pakai seperti Benda Pos dan Materai dengan biaya

pengeluaran sebesar Rp 3.300.000, Persediaan Alat Tulis Kantor sebesar Rp

14.998.000, Alat dan Bahan Kebersihan sebesar Rp 2.340.000 dan lain-lainnya.

Dari yang dibelanjakan tersebut tidak semua habis sampai akhir periode.

Seharusnya Desa Suka Maju harus menghitung berapa Benda Pos dan Materai,

ATK, Alat dan Bahan Kebersihan dan lainnya yang tersisa pada akhir periode

untuk disajikan di laporan kekayaan milik desa di periode selanjutnya.

2) Aset Tetap

Aset tetap adalah asset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu

tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk di jual

kembali dengan kegiatan normal perusahaan serta nilainnya cukup besar

(Soemarso, 2005;20) . Asset tetap tertera di dalam laporan keuangan Desa Suka

Maju seperti (Tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,

jaringan dan instalasi) disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva. Aset desa

yang berupa tanah dan bangunan merupakan salah satu titik krusial dalam asset

desa. Beberapa ketentuan yang diatur di Pasal 6 Permendagri Nomor 1 Tahun

2016 diantaranya bahwa asset desa yang berupa tanah disertifikasikan atas

nama pemerintah desa. Sementara asset desa berupa bangunan harus dilengkapi

dengan bukti status kepemilikan dan tatausahakan secara tertib. Asset tetap

dapat diasuransikan sesuai dengan kemampuan keuangan desa dan

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Asset

desa dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas
tagihan kepada pemerintah desa. Asset desa dilarang digadaikan atau dijadikan

jaminan untuk mendapat pinjaman.

b. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

tahap berikutnya dalam siklus akuntansi adalah Neraca Saldo Setelah

Penyesuaian, yang dibuat dengan berdasarkan pada buku Neraca Saldo yang

sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaian. Desa Suka

Maju Kecamatan Bagan Sinembah tidak membuat neraca saldo setelah

penyesuaian.

c. Jurnal Penutup

Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi ini adalah penyusunan jurnal

penutup. Jurnal penutup ini disusun pada akhir periode akuntansi dengan cara

menutup rekening nominal dengan cara membuat nihil nilai rekening tersebut.

Namun Desa Suka Maju tidak membuat jurnal penutup.

d. Kertas Kerja

Langkah berikutnya membuat Kertas Kerja. Kertas kerja adalah alat atau

media bantu dalam memudahkan penyusunan laporan keuangan pada akhir

periode. Kertas kerja juga membantu dalam penutupan buku besar. Kertas kerja

menyajikan data akuntansi suatu perusahaan selama periode berjalan dan berguna

mempermudah dalam pembuatan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDEsa dan

Laporan Kekayaan Milik Desa. Namun, Desa Suka Maju tidak membuat kertas
kerja yang seharusnya sesuai dengan IAI-KASP (2015) berdasarkan siklus

akuntansi keuangan desa.

5. Tahap Pelaporan

a. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran dpatan dan Belanja Desa

Laporan ini menyajikan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan

dari pemerintah desa dibandingkan dengan anggarannya sesuai dengan APBDesa

atau APBDesa Perubahan untuk suatu tahun anggaran tertentu. Desa Suka Maju

Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir sudah membuat Laporan

Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sesuai dengan IAI-

KASP (2015) dalam Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa.

b. Laporan Kekayaan Milik Desa

Kekayaan (aset) desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan

asli milik desa, dibeli atau diperoleh dari beban Anggaran Pendapatan Belanja

Desa (APBDesa) atau perolehan lainnya yang sah. Desa Suka Maju sudah

membuat Laporan Kekayaan Milik Desa namun cara menyajikan laporan

kekayaan milik desa masih belum sesuai, dikarenakan tidak menghitung kekayaan

milik desa dan akumulasi penyusutan. Format Laporan kekayaan milik desa pada

table V.9.
Tabel V.9
Laporan Kekayaan Milik Desa
TAHUN 2018 TAHUN 2017
URAIAN TAHUN PERIODE TAHUN SEBELUMNYA
PELAPORAN
1. ASET KEPENGHULUAN
A. ASET LANCAR
1. Kas Kepenghuluan
a. Uang Kas di Bendahara
Kepenghuluan
b. Rekening Kas
292.272.643 363,625,143.00
Kepenghuluan
2. Piutang
a. Piutang Sewa Tanah
b. Piutang Sewa Gedung
3. Persediaan
a. Kertas Segel
b. Materai

JUMLAH ASET LANCAR 292,272,643 363,625,143.00

B. ASET TIDAK LANCAR


1. Investasi Permanen
Penyertaan Modal
Pemerintah Kepenghuluan
2. Asset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Jaringan dan Instalasi 499,668,000.00
3. Dana Cadangan Dana
Cadangan
4. Asset Tidak Lancar Lainnya 628,452,500.00 447,767,537.00

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 628.452.500 947,435,537.00

JUMLAH ASET (A+B)


II. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH (I+II)

Sumber : Desa Suka Maju


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam tahap pencatatan Desa Suka Maju seharusnya memulai pencatatan

yang diawali dengan Buku Kas Umum-Tunai, Buku Bank Desa, Buku Pembantu

Pajak, dan Buku Pembantu Kegiatan, tetapi belum sepenuhnya mengikuti

Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa IAI-KASP (2015) dan belum

sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum, dan dalam proses akuntansi

pada Desa Suka Maju Kecamatan Bagan Sinembah belum membuat Buku Besar,

Buku Besar Pembantu, Neraca Saldo, Penyesuaian dan Kertas Kerja.

Desa Suka Maju belum menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES), Desa Suka Maju belum menggunakan system tersebut yang

dimana proses pencatatan akuntansinya yang masih manual atau menggunakan

Microsoft excel. Dikarenakan aparat Desa Suka Maju atau kualitas SDM rata-rata

belum memahami pengelolaan keuangan, karena tingkat pendidikannya yang

bervariasi.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan

sebelumnya terkait analisis penerapan akuntansi keuangan desa peneliti akan

memeberikan saran yaitu :


1. Bagi Aparat Desa

a. Agar lebih memperhatikan lagi masyarakat yang benar-benar dikatakan layak

agar sesuai dan tepat sasaran (sesuai kriteria)

b. Tetap mampu memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan judul yang sama

diharapkan mampu melakukan penelitian dengan mengembangkan subyek, agar

hasil penelitian lebih menggambarkan system dan pengelolaan keuangan desa

yang baik karena permasalahan yang muncul akan dapat berbeda sesuai dengan

perkembangan yang ada disetiap desa, selain itu peneliti juga dapat menambahkan

obyek penelitian untuk menjadi bahan pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai