Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa memberikan kesempatan yang lebih besar kepada Pemerintah Desa

untuk mengurus tata kelola pemerintahannya sendiri, termasuk dalam pelaksanaan

pembangunan. Sehingga, permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah,

kemiskinan, dan masalah sosial budaya lainnya dapat diminimalisir. Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 2014 menyebutkan bahwa bagian dari Dana Perimbangan Pusat

dan Daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% secara

proporsional pembagiannya untuk setiap desa. Selain dana desa yang berasal dari

APBN, pendapatan transfer desa juga berasal dari APBD yang disebut Alokasi Dana

Desa (ADD), serta Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah.

Dengan adanya alokasi dana tersebut, sumber dana untuk pembangunan yang

diterima oleh Pemerintah Desa cukup besar dan harus dikelola dengan baik dan

benar. Peran besar yang diterima oleh desa tentunya disertai dengan tanggung jawab

yang besar pula. Oleh karena itu, Pemerintah Desa harus bisa menerapkan prinsip

akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahannya. Semua akhir kegiatan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan.
2

Dasar pengelolaan keuangan desa harus berpegang pada tata pemerintahan

yang baik, yaitu partisipasi, akuntabilitas, transparansi dan berkeadilan. Menurut

(Hamzah, 2015) siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya

tata Pemerintahan Desa yang baik. Peran serta pihak-pihak di luar Pemerintah Desa

dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), seperti tokoh desa, tokoh agama,

perwakilan dari kaum perempuan, perwakilan dari kaum petani, perwakilan dari

masyarakat miskin dan masyarakat lainnya perlu dilibatkan dalam proses siklus

pengelolaan keuangan desa. Begitu pula akuntabilitas, tidak hanya bersifat horisontal

antara kepala desa dengan masyarakat desa. Dokumen dalam pengelolaan keuangan

desa harus dapat diakses oleh masyarakat desa serta tidak adanya diskriminasi

terhadap suatu golongan tertentu terkait dengan pengelolaan keuangan desa.

Peran dan tanggung jawab besar yang diterima oleh desa membutuhkan

sumber daya manusia yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas. Selain

sumber daya manusia, pengelolaan keuangan desa sebaiknya juga didukung dengan

teknologi berupa sebuah sistem. Dengan menggunakan sistem akan meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan desa, serta membantu Pemerintah

Desa dalam menyediakan laporan keuangan yang transaparan, akuntabel, dan tepat

waktu. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga perlu membantu

memberdayakan masyarakat desa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan

transparansi pengelolaan keuangan desa, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-

Undang Desa.

Salah satu wujud nyata peran pemerintah adalah dengan mengembangkan

suatu sistem pengelolaan keuangan untuk desa. Pada tanggal 6 November 2015

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bersama Kementerian


3

Dalam Negeri (KEMENDAGRI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU)

tentang Peningkatan Pengelolaan Keuangan Desa dengan beberapa ketentuan yang

telah disepakati. Dalam Nota Kesepahaman tersebut, BPKP diberi kewenangan untuk

mengembangkan dan menyelenggarakan aplikasi sistem pengelolaan keuangan desa

dalam rangka mendorong percepatan pengelolaan keuangan desa untuk mewujudkan

tata kelola Pemerintah Desa yang baik (Good Village Governance), dengan tidak

mengurangi kewenangan KEMENDAGRI maupun BPKP yang telah diatur dalam

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian BPKP meluncurkan sebuah aplikasi bernama Sistem Keuangan

Desa (SISKEUDES) atau dulunya disebut dengan nama Sistem Tata Kelola

Keuangan Desa (SIMDA-Desa). Menurut BPKP RI, kelebihan aplikasi SISKEUDES

ini adalah selain memudahkan Pemerintah Desa dalam tata kelola keuangan desa.

Aplikasi ini dilengkapi dengan Sistem Pengendalian Internal sehingga pengelolaan

keuangan desa cukup terawasi oleh sistem ini. Selain itu, aplikasi ini juga didukung

dengan petunjuk pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi yang bisa menjadi

pedoman dalam penggunaannya. Aplikasi SISKEUDES juga diharapkan dapat

menghasilkan laporan keuangan desa yang sesuai dengan peraturan yang ada.

Pada awalnya sistem ini dikembangkan oleh Perwakilan BPKP Sulawesi

Barat sebagai proyek percontohan di lingkungan BPKP Provinsi tersebut. Terhitung

sejak Juli 2015 aplikasi keuangan desa ini diambil alih penanganannya oleh Deputi

Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP RI untuk dikembangkan lebih

lanjut. Diharapkan setelah diambil alih oleh pihak Pemerintah Pusat, aplikasi ini bisa

diterapkan di seluruh desa di Indonesia guna mempermudah dalam pengelolaan

keuangan desa yang berbasis teknologi.


4

Sampai tahun 2016 belum semua desa di Indonesia yang menerapkan aplikasi

SISKEUDES dan di Kalimantan Selatan pun baru sebagian desa yang

menerapkanmya, salah satunya Desa Ujung Baru, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten

Tanah Laut. Pada tahun 2015 Desa Ujung Baru masih menggunakan aplikasi

Microsoft Excel dalam mengolah data keuangannya. Menurut Wakil Bupati

Kabupaten Tanah Laut, dari 130 desa yang ada di Kabupaten Tanah Laut, Desa

Ujung Baru termasuk salah satu desa yang belum bisa menerima pencairan dana desa

tahap ketiga di tahun 2015. Hal tersebut dikarenakan Desa Ujung Baru terlambat

menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran tahap sebelumnya. (Maskuriah, 2015)

Diterapkannya aplikasi SISKEUDES di Desa Ujung Baru diharapkan dapat

menunjang pengelolaan dana desa dan keterlambatan penyampaian Laporan

Realisasi Anggaran tidak terjadi kembali. Namun, sebagai sistem yang masih baru,

aplikasi SISKEUDES perlu dievaluasi dalam penerapannya, khususnya dari kualitas

informasi (information) dan kualitas layanan (service) yang dihasilkan. Berdasarkan

hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi

Penerapan Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) di Desa Ujung Baru,

Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana kualitas informasi (information) dan kualitas layanan

(service) aplikasi SISKEUDES yang diterapkan di Desa Ujung Baru, Kecamatan

Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan?


5

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah, maka batasan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan aplikasi SISKEUDES di

Desa Ujung Baru, khususnya dari segi kualitas informasi (information) dan kualitas

layanan (service) yang dihasilkan oleh aplikasi SISKEUDES.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana

kualitas informasi (information) dan kualitas layanan (service) aplikasi SISKEUDES

yang diterapkan di Desa Ujung Baru, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut,

Provinsi Kalimantan Selatan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Kegunaan secara Teoritik

a. Menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah khususnya

tentang Sistem Informasi Akuntansi.

b. Bagi Akademik, dapat menambah informasi, sumbangan pemikiran dan

bahan kajian penelitian, terutama mengenai sistem informasi dan

pengelolaan keuangan desa.

1.5.2 Kegunaan secara Praktis

a. Bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk

pengembangan sistem pengelolaan keuangan desa yang lebih baik.


6

b. Bagi Pemerintah Desa Ujung Barupenelitian ini diharapkan dapat

dimanfaatkan untuk mengevaluasi aplikasi SISKEUDES yang mereka

gunakan.

c. Bagi Penulis, penelitian ini merupakan media untuk memecahkan

masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran

berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, serta

diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sistem dalam

pengelolaan keuangan desa.

d. Bagi Penelitian Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah

satu referensi dan memberikan tambahan pengetahuan kepada civitas

akademika, khususnya yang akan melakukan penelitian mengenai

pengelolaan keuangan desa berbasis sistem.

1.6 Sistematika Pembahasan

Secara garis besar sistematika pembahasan dalam penelitian ini terbagi

menjadi enam bab yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian secara garis besar mengenai penelitian yang terdiri

dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri atas landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam

merumuskan masalah dan alat analisis dengan berpedoman pada tinjauan


7

pustaka yang ada. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan mengenai

review penelitian terdahulu dan kerangka pikir penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian,

jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

data, serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI/OBJEK PENELITIAN

Padabab ini berisi penjelasan tentang gambaran umum lokasi/objek yang

dijadikan sasaran/objek penelitian seperti profil objek penelitian, struktur

organisasi, dan uraian tugas.

BAB V : HASIL DAN ANALISIS

Bab ini memberikan penjelasan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti untuk selanjutnya dianalisa berdasarkan metode analisis

yang telah dijelaskan pada bab III. Selain itu pada bab ini juga dibahas

implikasi penelitian dan keterbatasan penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Berisi kesimpulan dari pembahasan yang mencakup jawaban terhadap

rumusan masalah dan tujuan penelitian dan hal baru yang ditemukan serta

prospek temuan. Selain itu juga berisi saran-saran bagi arah penelitian

selanjutnya dan penggunaan hasil penelitian untuk keperluan praktis.

Anda mungkin juga menyukai