ELIA AGUSTA
1511031068
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat dan kasihNya,
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Peran
Mahasiswa Akuntansi Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Keuangan Desa” tepat
waktu dan sesuai dengan ketentuan.
Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan seleksi Pemilihan
Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas Lampung Tahun 2018.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang selalu memotivasi tiap
langkah positif yang saya ambil, dosen pembimbing yang telah membimbing banyak
hal dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, dan teman-teman yang selalu ada untuk
memberikan semangat dan masukan positif selama proses pengerjaan ini.
Saya sadar bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan,
maka dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan untu kedepannya. Semoga karya tulis ilmiah ini mampu memberikan
manfaat untuk semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………i
I. PENDAHULUAN………………………………………………………1
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, desa menjadi salah satu sasaran utama pemerintah dalam
pembangunan dan peningkatan mutu mengingat minimnya kompetensi desa dalam
beberapa aspek yang menyebabkan pertumbuhan desa tidak terlalu pesat
dibandingkan dengan pertumbuhan kota. Salah satu target yang tertera pada “Nawa
Cita Jokowi-JK” dalam Perpres No 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional atau RPJMN 2015-2019 yaitu membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Desa merupakan bagian yang potensial dan
jumlahnya sangat banyak di dalam negara ini, di Provinsi Lampung sendiri terdapat
15 kabupaten/kota, 22 kecamatan, 2.435 desa, dan 118 kelurahan, sehingga
pembangunan desa dirasa penting untuk memaksimalkan potensi yang ada dengan
mengedepankan peranan pengelolaan keuangan yang ada di desa.
Peranan pengelolaan keuangan desa menjadi hal yang sangat krusial sebab
beberapa penelitian membuktikan bahwa kompetensi aparatur desa terhadap
akuntansi dan pengelolaan keuangan desa masih rendah. Menurut penelitian Furqani
(2010) tentang pengelolaan keuangan desa di pemerintahan Desa Kalimo, Kecamatan
Kalianget, Kabupaten Sumenep, sebagian besar proses pengelolaan keuangan desa
tidak memenuhi prinsip tanggung jawab karena ada beberapa hal dalam proses yang
tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 37/2007. Minimnya kemampuan aparatur
desa dalam mengelola keuangan berakar dari kurangnya pemahaman terhadap ilmu
akuntansi karena, semakin baik pemahaman aparatur desa terhadap ilmu akuntansi
maka semakin meningkatkan pula kemampuan aparatur desa dalam mengelola
keuangan desa karena pedoman dasar akuntansi sudah dipahami secara mendalam.
Berdasarkan penelitian, 60% dari kepala desa merupakan lulusan sekolah menengah
atas yang tidak terlalu mengetahui tentang detail pelaporan akuntansi pada umumnya.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembahasan masalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran mahasiswa akuntansi terhadap pemahaman akuntansi bagi perangkat
pemerintahan di desa.
1.4 MANFAAT
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang
pengelolaan keuangan desa bagi perangkat desa dan menerapkan solusi sebaik-
baiknya demi kemajuan positif.
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pengelolaan keuangan desa atau penerapan pengelolaan keuangan
desa secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan
ilmiah dalam bidang akuntansi di Indonesia.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Sejauh ini, desa telah mendapatkan kesempatan yang besar untuk mengatur tata
pemerintahannya sendiri juga diberikan wewenang dalam mengatur pelaksanaan
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, pemerintah desa diamanatkan
untuk dapat lebih mengelola pemerintahan desa dan meningkatkan sumber daya
pengelolaan keuangan desa. Pada tahun 2015, terdapat dana desa sebesar 20,7 triliyun
rupiah untuk 74.093 desa. Selanjutnya di tahun 2016, dana desa berjumlah sekitar
46,7 triliyun rupiah untuk 74.754 desa dan akan meningkat jumlahnya menjadi
sekitar 1 milyar per desa pada tahun 2017 (BPPK, 2017) angka yang cukup fantastis
dan sangat signifikan pengaruhnya bagi pembangunan di desa.
Selain itu, desa tidak hanya mendapatkan pendapatan dari dana desa saja,
melainkan ada beberapa sumber pendapatan desa lainnya seperti, alokasi dana desa,
dana bagi hasil pajak/retribusi daerah, serta bantuan kekayaan dari pemerintah
provinsi/kabupaten/kota. Maka, prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
desa sangat diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban ke masyarakat desa
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku demi terwujudnya pemerintahan
yang baik (Indrajaya, 2017). Hal tersebut dapat terwujud dengan meningkatkan
pemahaman akuntansi pada aparatur desa yang mengelola keuangan desa agar
pertanggungjawaban keuangannya jelas, terarah, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penguatan peran pengelolaan keuangan desa ini dinilai sangat penting karena
pengalokasian dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam hal ini adalah
desa memerlukan tata kelola yang baik agar uang tersebut dapat tepat sasaran dan
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di desa. Melalui KKN (Kuliah Kerja
Nyata) salah satu aktivitas yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Lampung, penulis mendapatkan banyak fakta yang menyedihkan tentang
pemahaman akuntansi di desa. Beberapa narasumber mengatakan bahwa adanya
keterbatasan pemahaman mengenai bagaimana mekanisme dari pembuatan siklus
akuntansi, kesalahan dalam pembuatan akun pada jurnal, dan tidak benar-benar
menerapkan sistem dan standar akuntansi. Mengerucut pada akuntansi keuangan
desa, salah satu mahasiswa KKN Universitas Lampung mengatakan bahwa masalah
yang timbul masih seputar pencatatan pajak (PPN), kurangnya penyuluhan dan
pelatihan, serta kesulitan dalam pembentukan Badan Usaha Milik Desa. Sebagian
besar kasus tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap akuntansi bagi
pegawai atau perangkat desa serta minimnya perhatian pemerintah untuk memberikan
pembelajaran maupun sosialisasi.
Masalah ini sebenarnya memunculkan masalah lain yang lebih besar dan
krusial. Ketidakbaikan pemahaman terhadap mekanisme pencatatan, pelaporan,
penganalisaan, dan pembuatan laporan keuangan akan menyebabkan alokasi dana
desa menjadi tidak tepat sasaran atau tidak terdistribusikan ke sektor-sektor primer
yang membutuhkan, selain itu, transparansi keuangan desa pun akan sulit untuk
dilihat mengingat ketidakjelasan laporan keuangan yang berujung pada dana desa
yang habis dan tidak adanya infrastruktur atau fasilitas yang terbangun di desa itu
sendiri. Ini dapat mempengaruhi keadaan mikroekonomi karena masalah
pembangunan yang ada di desa akan menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial timbul karena ketimpangan pendapatan masyarakatnya karena minimnya
fasilitas bagi mereka untuk mendukung kegiatan ekonomi. Dengan masalah tersebut,
desa pun tak mampu banyak berkontribusi untuk pendapatan negeri ini. Maka, kita
harus membantu mereka untuk mengetahui dan memahami akuntansi secara baik
untuk meningkatkan ketepatsasaran alokasi dana di desa serta meningkatkan siklus
perekonomian desa yang secara tidak langsung akan mempengaruhi roda
perekonomian negeri.
3.2 SOLUSI PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DESA
Hal tersebut merupakan solusi yang paling baik yang dapat dilakukan oleh
pemerintah. Cara-cara tersebut harus diimplementasikan mengingat akuntansi
merupakan inti dari perkembangan ekonomi dimana saja. Dengan akuntansi, kita
dapat menghitung anggaran, beban, serta laba atau rugi di akhir periode suatu
lembaga atau institusi. Dengan akuntansi juga, ekonomi kreatif akan berjalan sejalan
karena industri rumahan akan terus memproduksi barang untuk dijual dan akuntansi
akan mencatat semua kas masuk dan kas keluar yang ada. Terlebih lagi, laporan
keuangan akan mencatat aktiva, pasiva, modal, yang nanti akan memperlihatkan laba
ataupun rugi.
Lalu, sebuah laporan keuangan yang baik dan informatif akan mengundang
investor untuk berinvestasi, dengan adanya investasi maka akan ada penambahan
modal yang akan membantu masyarakat dalam mengembangkan industri rumahannya
untuk membeli bahan baku, peralatan, perlengkapan, menyewa tempat produksi yang
lebih besar, dan membuka lapangan pekerjaan lebih besar lagi. Secara tidak langsung,
hal ini akan meningkatkan keuntungan dan menjalankan roda perekonomian,
akhirnya desa mampu berkembang dan tumbuh dengan baik serta berkontribusi ke
negara ini yaitu, Indonesia.
BAB IV
4.1 SIMPULAN
4.2 REKOMENDASI
Agus, Puji., Widyaiswara Madya. 2015. “Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan
Prosedur Pelaporan Keuangan Desa”. 12 Maret 2018.
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20473-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-pelaporan-
keuangan-desa.
http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2016/05/26/tinjauan-akuntansi-desa/. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2018.
Manafe, Dina. 2015. “ Belum Melek Akuntansi, Aparatur Bakal Kesulitan Kelola
Dana Desa”. 1 April 2018. http://www.beritasatu.com/nasional/244773-belum-melek-
akuntansi-aparatur-bakal-kesulitan-kelola-dana-desa.html.
http://www.keuangandesa.com/2017/04/dana-desa-menurut-undang-undang-no-6-
tahun-2014/. Diakses pada tanggal 6 April 2018.
http://keuanganlsm.com/dana-desa-menurut-undang-undang-no-6-tahun-2014/.
Diakses pada tanggal 6 April 2018.
Salamatun Zen, Tuntun. “Peningkatan Kemampuan Tata Kelola Keuangan Desa”. 10
April 2018.
http://pengabdian.lppm.itb.ac.id/pengabdian/laporanpengabdian/peningkatan-
kemampuan-tata-kelola-keuangan-desa.
Setyorini, Christina Tri., dkk. 2017. “Analisis Efektivitas Pelatihan Keuangan Desa:
Upaya Peningkatan Profesionalisme Aparatur Desa”. 10 April 2018.
http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/1007/pdf_180.
Indrajaya, Johan Arief. 2017. “Pengaruh Kompetensi Aparatur Desa Dan
Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Terhadap Pengelolaan Keuangan
Dana Desa”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Lampung. Bandar Lampung.