Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI DANA DI PENDIDIKAN

OLEH:
TIMEY NIKOLAUS ERLELY (A062202026)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan
izin dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Akuntansi Dana di Pendidikan”. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kedamaian dan rahmat
bagi alam semesta.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata Kuliah
Akuntansi Sektor Publik Lanjutan yang dibimbing oleh dosen Dr. Nirwana, SE, M.Si,
Ak, CA. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
Magister Akuntansi khusnya bagi penulis.Penulis juga sangat mengharapkan saran
dari kritik pembaca guna perbaikan isi materi dari makalah ini. Atas perhatian dan
partisapasinya, penulis ucapkan Terima kasih.

Makassar, 08 Mei 2021

Penulis

2
BAB I
PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi sektor publik identik dengan akuntansi pemerintahan dalam suatu Negara. Hal tersebut
memang tidak salah, tetapi akuntansi sektor publik sebenarnya lebih luas daripada sekedar akuntansi
pemerintah.Sektor-sektor yang tidak difokuskan untuk meraih profit dan melayani kepentingan publik
termasuk dalam cakupan akuntansi sektor publik. Sektor-sektor tersebut diantaranya adalah akuntansi
rumah sakit, akuntansi yayasan, dan akuntansi sektor pendidikan. Pengelolaan akuntansi di sektor
pendidikan atau sekolah memiliki peran penting dalam informasi keuangan yang benar sehingga dapat
menunjang proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembiayaan sekolah. Selain itu,
pengelolaan sektor pendidikan dengan akuntansi akan menghasilkan efisiensi dalam sisi pembiayaan.
Istilah akuntansi mulai dikenal pada awal tahun 60-an, ketika ilmu akuntansi Amerika Serikat
mulai masuk ke Indonesia. Kata akuntansi berasal dari kata to account yang berarti memperhitungkan
atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan. Definisi
akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pandang pemakai jasa
akuntansi dan dari proses kegiatannya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sudut pandang
: Sudut pandang pemakai; akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk membuat rencana yang efektif,
pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, pertanggungjawaban organisasi kepada
investor, kreditor, badan pemerintah dan sebagainya.
Sudut pandang proses kegiatan; akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini menunjukkan
bahwa akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut berbagai kegiatan. Era pasca
reformasi melahirkan kembali semangat demokratisasi, akuntabilitas, dan transparansi dalam setiap
aspek kehidupan manusia. Otonomi daerah telah membawa jiwa dan semangat tersebut dalam
desentralisasi daerah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, secara otomatis, masing-
masing daerah akan berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan daerahnya melalui berbagai
usaha, seperti menggali potensi daerah seoptimal mungkin serta menggunakan sumber daya seefisien
mungkin. Namun semenjak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, belum terlihat perubahan dan
dampak yang signifikan bagi perkembangan serta peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat. Pemerintah daerah pada umumnya terpaku pada pembangunan secara fisik semata dan
keuntungan jangka pendek. Padahal, pemerintah daerah memiliki potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia.

1
Desentralisasi dalam otonomi daerah berarti ada pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah untuk menangani beberapa sector, seperti system birokrasi pemerintah,
kesehatan, pendidikan, pariwisata, industri dan sektor lainnya. Salah satu sektor yang perlu mendapat
perhatian serius adalah sektor pendidikan, mengingat pengelolaan sektor ini memerlukan perspektif
jangka panjang. Sektor pendidikan merupakan investasi dalam pengelolaan dan pembinaan sumber daya
manusia agar mampu mengolah sumber daya alam secara optimal untuk kemajuan daerah. Dalam era
otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki wewenang seluas-luasnya untuk mengembangkan
sektor pendidikan. Oleh karena itu, warna dan corak pendidikan di daerah tergantung pada komitmen dan
kepedulian Bupati/Walikota sebagai Kepala Pemerintah Kabupaten/Kota.
Seiring dengan berjalannya otonomi daerah, berlangsung pula globalisasi di mana tantangan
yang dihadapi oleh bangsa ini ke depan akan semakin berat. Dalam menghadapi tantangan tersebut,
pendidikan menjadi pijakan dan arah roda perjalanan bangsa ini. Dalam pelayanan dan penyediaan
pendidikan, terjadi persaingan antara sekolah swasta dan publik. Persaingan ini sering tidak diiringi
dengan peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan, baik pengajar, sarana dan prasarana, maupun
lulusan sekolah tersebut. Terbatasnya alokasi dana dari pemerintah adalah suatu kendala yang tak urung
membuat kualitas pendidikan sekolah belum juga beranjak. Namun, hal itu tidak dapat dijadikan sebagai
tolok ukur atas kualitas suatu sekolah. Sekolah harus menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin
demi peningkatan dan pelayanan dan kualitas pendidikan sekolah. Apabila dana dari pemerintah tidak
mencukupi, sekolah dapat mengupayakan melalui danan dari masyarakat. Pengelolaan dana harus
dilandasi semangat akuntabilitas dan transparansi. Dengan pengelolaan dana yang transparan,
masyarakat dapat mengetahui ke mana saja dana sekolah tersebut dibelanjakan.
Selama ini sekolah hanya memiliki laporan-laporan dan surat-surat pertanggungjawaban sebagai
bentuk transparansi pengelolaan keuangan sekolah. Saat ini, sekolah diharapkan memiliki laporan
pertanggungjawaban, termasuk laporan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca, laporan surplus defisit,
laporan arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan oleh tiap siswa. Jadi, pemerintah maupun
masyarakat dapat mengetahui dengan mudah berapa besar kebutuhan tiap murid dalam setiap bulan,
semester, atau tahunnya. Sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan dan tindakan terkait dengan
pembangunan sektor pendidikan.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan ?
2. Bagaimana siklus akuntansi pendidikan?
3. Apa saja laporan keuangan dalam akuntansi pendidikan?
4. Apa tujuan sistem akuntansi biaya di sektor pendidikan?

2
5. Bagaimana sistem akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja/karyawan sektor pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan.
2. Untuk mengetahui siklus akuntansi pendidikan.
3. Untuk mengetahui laporan keuangan dalam akuntansi pendidikan.
4. Untuk mengetahui sistem akuntansi biaya di sektor pendidikan.
5. Untuk mengetahui laporan keuangan dalam akuntansi pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Akuntansi Untuk Sektor Pendidikan

Istilah akuntansi mulai dikenal pada awal tahun 60-an, ketika ilmu akuntansi Amerika Serikat mulai masuk
ke Indonesia. Kata akuntansi berasal dari kata to account yang berarti memperhitungkan atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan.

Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pandang pemakai
jasa akuntansi dan dari proses kegiatannya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sudut
pandang :

a. Sudut pandang pemakai; akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk
membuat rencana yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen,
pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditor, badan pemerintah dan sebagainya.
b. Sudut pandang proses kegiatan; akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini
menunjukkan bahwa akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut berbagai
kegiatan.

Era pasca reformasi melahirkan kembali semangat demokratisasi, akuntabilitas, dan transparansi dalam
setiap aspek kehidupan manusia. Otonomi daerah telah membawa jiwa dan semangat tersebut dalam
desentralisasi daerah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, secara otomatis, masing-
masing daerah akan berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan daerahnya melalui berbagai
usaha, seperti menggali potensi daerah seoptimal mungkin serta menggunakan sumber daya seefisien
mungkin. Namun semenjak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, belum terlihat perubahan dan
dampak yang signifikan bagi perkembangan serta peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat. Pemerintah daerah pada umumnya terpaku pada pembangunan secara fisik semata dan
keuntungan jangka pendek. Padahal, pemerintah daerah memiliki potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia.

4
Desentralisasi dalam otonomi daerah berarti ada pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah untuk menangani beberapa sector, seperti system birokrasi pemerintah, kesehatan,
pendidikan, pariwisata, industri dan sektor lainnya. Salah satu sektor yang perlu mendapat perhatian
serius adalah sektor pendidikan, mengingat pengelolaan sektor ini memerlukan perspektif jangka panjang.
Sektor pendidikan merupakan investasi dalam pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia agar
mampu mengolah sumber daya alam secara optimal untuk kemajuan daerah. Dalam era otonomi daerah,
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki wewenang seluas-luasnya untuk mengembangkan sektor
pendidikan. Oleh karena itu, warna dan corak pendidikan di daerah tergantung pada komitmen dan
kepedulian Bupati/Walikota sebagai Kepala Pemerintah Kabupaten/Kota.

Seiring dengan berjalannya otonomi daerah, berlangsung pula globalisasi di mana tantangan yang
dihadapi oleh bangsa ini ke depan akan semakin berat. Dalam menghadapi tantangan tersebut,
pendidikan menjadi pijakan dan arah roda perjalanan bangsa ini. Dalam pelayanan dan penyediaan
pendidikan, terjadi persaingan antara sekolah swasta dan publik. Persaingan ini sering tidak diiringi
dengan peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan, baik pengajar, sarana dan prasarana, maupun
lulusan sekolah tersebut. Terbatasnya alokasi dana dari pemerintah adalah suatu kendala yang tak urung
membuat kualitas pendidikan sekolah belum juga beranjak. Namun, hal itu tidak dapat dijadikan sebagai
tolok ukur atas kualitas suatu sekolah. Sekolah harus menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin
demi peningkatan dan pelayanan dan kualitas pendidikan sekolah. Apabila dana dari pemerintah tidak
mencukupi, sekolah dapat mengupayakan melalui danan dari masyarakat. Pengelolaan dana harus
dilandasi semangat akuntabilitas dan transparansi. Dengan pengelolaan dana yang transparan,
masyarakat dapat mengetahui ke mana saja dana sekolah tersebut dibelanjakan.

Selama ini sekolah hanya memiliki laporan-laporan dan surat-surat pertanggungjawaban sebagai bentuk
transparansi pengelolaan keuangan sekolah. Saat ini, sekolah diharapkan memiliki laporan
pertanggungjawaban, termasuk laporan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca, laporan surplus defisit,
laporan arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan oleh tiap siswa. Jadi, pemerintah maupun
masyarakat dapat mengetahui dengan mudah berapa besar kebutuhan tiap murid dalam setiap bulan,
semester, atau tahunnya. Sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan dan tindakan terkait dengan
pembangunan sektor pendidikan.

2.1 Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Dunia Pendidikan


Peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan adalah menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas
pendidikan.

5
2.2 Siklus Akuntansi Pendidikan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan penglahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau
ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau
mengambil keputusan. Dalam menyusun suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan dapat diterima secara umum, prinsip-prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta
teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dinamakan siklus
akuntansi.
Siklus akuntansi adalah proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama suatu periode
tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan, yaitu
penjurnalan tarnsaksi dan pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada
akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan di akhir periode termasuk juga mempersiapkan akun untuk
mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus ditempuh pada
akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan, dan pemindahbukuan selama periode berjalan
membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan pekerjaan di akhir periode.
Alur proses akuntansi pendidikan dimulai dengan pencatatan transaksi pertama sampai dengan
penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta persiapan untuk
pencatatan transaksi berikutnya.
Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu :
Tahap pencatatan; kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi serta bukti pencatatan.
Kegiatan ini dilakukan dengan sarana buku harian atau jurnal untuk kemudian diposting berdasarkan
kelompok ke dalam akun buku besar.
Tahap pengikhtisaran; kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai berikut; penyusunan neraca saldo
berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian, penyusunan kertas kerja,
pembuatan ayat jurnal penutup, pembuatan neraca saldo setelah penutupan, dan membuat ayat jurnal
pembalik.
Tahap pelaporan; dalam tahap ini, dilakukan penyusunan Laporan Surplus Defisit, Laporan Arus Kas,
Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

2.3 Laporan Keuangan Dalam Akuntansi Pendidikan


Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang
berguna bagi pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan

6
menggambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target
pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembelanjaan. Berikut merupakan komponen-
komponen Laporan Keuangan :
Neraca; ibarat sebuah foto, neraca hanya menampilkan gambaran institudi pendidikan pada saat
tanggal neraca saja. Jadi, neraca merupakan sebuah gambaran posisi keungan dari suatu lembaga pada
waktu tertentu. Pada umumnya, komponen neraca meliputi Aset yang terbagi menjadi Aset Lancar dan
Aset Tetap, Kewajiban yang terbagi atas Kewajiban Lancar dan Kewajiban Jangka Panjang, dan Modal.
Laporan Surplus Defisit; merupakan laporan yang menggambarkan kinerja keuangan suatu
entitas. Dalam konteks ini, kinerja adalah kemampuan suatu lembaga dalam menciptakan pendapatan.
Laporan Arus Kas; laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode
akuntansi. Di dalam laporan ini, perubahan posisi kas dilihat dari 3 (tiga) sisi, yakni dari kegiatan operasi,
pembiayaan, dan investasi. Sesuai dengan namanya, laporan ini akan memberikan informasi tentang arus
kas masuk maupun keluar dari institusi pendidikan yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai
alokasi kas ke dalam berbagai kegiatan institusi pendidikan.

2.4 Tujuan Sistem Akuntansi Biaya di Sektor Pendidikan


Tujuan sistem akuntansi biaya di sektor pendidikan sekolah adalah sebagai berikut :

 Mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana sekolah;


 Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah;
 Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat;
 Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana dan pelaporannya;
 Menghasilkan laporan biaya yang terkini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan pengelola sekolah, terutama pada aspek keuangan.

Landasan teori yang dipakai untuk memecahkan permasalahan perhitungan biaya di sekolah
dasar dan menengah adalah dengan pendekatan akuntansi biaya tradisional dan Activity Costing System
(ACS). Proses dan sistematika pemecahannya adalah melalui rincian tahap sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pengertian biaya;
2. Klasifikasi dan identifikasi biaya-biaya yang terjadi di sekolah ke dalam kategori tertentu dengan
pendekatan ACS;
3. Pembuatan konsep penghitungan biaya baru yang akurat dan informative;
4. Simulasi aplikasi model perhitungan biaya.

7
2.4.1 Pemahaman mengenai pengertian biaya;
Sebagai langkah pertama, harus diketahui terlebih dahulu konsep biaya. Biaya adalah
suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas. Di sekolah
dasar dan menengah, sangat banyak macam dan jenis biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan. Dalam hal ini, tujuan sekolah adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara umum
terutama mencetak lulusan sesuai dengan standar criteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah
maupun entitas sekolah itu sendiri.
Di sekolah dasar dan menengah negeri, standar pengelolaan administrasi dan
keuangan serta pelaporan keuangan masih relatif sama dan terpusat. Hal ini membuat entitas
pendidikan dasar dan menengah negeri harus mengembangkan penerapan standar sesuai
dengan karakteristikdan kebutuhan yang dimiliki masing-masing sekolah, termasuk di dalamnya
perhitungan dan pelaporan biaya.
Informasi biaya memiliki nilai yang berarti bagi orang tua siswa, siswa, serta masyarakat
pemerhati pendidikan maupun pendidikan maupun umum. Pelaporan biaya ini diharapkan
menjadi dasar yang efektif bagi pertimbangan dan penilaian suatu entitas sekolah tertentu.

2.4.2 Klasifikasi Biaya


Biaya diidentifikasikan dan diklasifikasi menurut sifatnya. Klasifikasi biaya-biaya di entitas
sekolah menurut sifatnya akan digunakan untuk mempertegas batasan, mempermudah
perhitungan, dan menambah keakuratan pelaporan. Menurut sifatnya, biaya dikelompokkan
menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Biaya langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proses pencapaian hasil
dan tujuan seuatu organisasi. Di sekolah dasar dan menengah negeri, biaya langsung adalah
biaya proses peningkatan kualitas siswa dan pencapaian tujuan utama sekolah yang tidak
terpisahkan dari diri siswa serta berdampak terhadap siswa secara keseluruhan. Contoh biaya
langsung adalah biaya praktikum, biaya ujian, biaya pemakaian laboratorium, dan sejenisnya.
2. Biaya tidak langsung, adalah komponen biaya penunjang atau pelengkap dari komponen
biaya langsung. Dalam dunia pendidikan biaya tidak langsung merupakan komponen penunjang
atau katalisator dalam proses belajar mengajar. Jadi, tujuan akhir sekolah dalam peningkatan
kualitas lulusan dapat lebih sepat dicapai. Contoh biaya tidak langsung antara lain biaya
kebersihan, bantuan dana kegiatan siswa, biaya kegiatan sosial, dan sejenisnya.

Pada awalnya, komponen penyusun anggaran terdiri dari berbagai aktivitas yang terjadi dalam
proses belajar mengajar. Dari berbagai aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terdiri dari dua

8
komponen, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dalam pembahasan bab ini, digunakan alat
bantu penyusunan laporan biaya aktivitas, yaituActivity Costing System (ACS), yang merupakan salah
satu alat penghitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan ekonomi tersebut, biaya
merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan
rincian aktivitas dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran jenis biaya dan
aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci secara lebih akurat.
Kelebihan metode tersebut adalah kemudahannya dalam merinci biaya yang perlu diperhitungkan.
Metode tersebut tidak mengindahkan pengaruh tingkat teknologi, kondisi internal, dan tingkat efisiensi
aktivitas organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.

2.5 Sistem Akuntansi Biaya Untuk Biaya Tenaga Kerja/Karyawan Sektor Pendidikan
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk melakukan
aktivitas yang terkait dengan institusi pendidikan, seperti mengajar. Biaya tenaga kerja di sektor
pendidikan dapat dibagi ke dalam beberapa golongan berikut :
a. Gaji Kepala Sekolah
b. Tunjangan Kepala Sekolah
c. Gaji Guru
d. Tunjangan Guru
e. Gaji Guru honorer
Untuk besaran gaji dan tunjangan Kepala Sekolah maupun guru sudah ditentukan oleh
pemerintah berdasarkan pangkat dan golongan mereka, sehingga akuntansi biaya lebih digunakan untuk
menghitung gaji guru honorer atau karyawan lain yang lembur.
Ada beberapa cara untuk menghitung gaji guru honorer maupun upah lembur karyawan. Salah
satunya adalah dengan mengalikan tariff upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian, untuk
menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode
tertentu. Jadi yang diperlukan untuk guru honorer dan karyawan yang lembur adalah apa yang dinamakan
dengan Kartu Hadir. Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran
karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan tempat kerja.

2.6 Pembiayaan Pendidikan


Otonomi daerah yang dilaksanakan sejak tahun 2001 membawa perubahan besar dalam
pengelolaan pendidikan. Di era otonomi daerah, Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas pengelolaan
sektor pendidikan pada semua jenjang diluar pendidikan tinggi. Dari sisi substansi, Pemda bertanggung
jawab atas hamper segala bidang yang terkait dengan sektor pendidikan. Namun, ada indikasi bahwa

9
pelimpahan wewenang di sektor pendidikan tersebut tidak diikuti oleh pelimpahan sumber-sumber
keuangan yang memadai. Akibatnya muncul persoalan ketidakseimbangan antara kewenangan dengan
sumber daya yang dimiliki oleh Pemda untuk mengelola pendidikan.
Ditinjau dari sudut human capital, pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentu keberhasilan
seseorang, baik secara sosial maupun ekonomi. Nilai pendidikan merupakan asset moral, di mana
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan dianggap sebagai investasi. Pengertian
pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk membiayai operasional dan
pengembangan sektor pendidikan.
Pendidikan merupakan unsur utama pengembangan SDM. SDM dianggap lebih bernilai apabila
sikap, perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian, serta keterampilannya sesuai dengan kebutuhan
berbagai bidang dan sektor. Pendidikan merupakan salah satu alat pengubah karakter manusia. Dengan
pendidikan, manusia dapat mengetahui segala sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelumnya.
Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti oleh
kesempatan dan kemampuan serta kemauannya. Dengan demikian, peranan pembiayaan pendidikan
terlihat jelas dalam peningkatan kualitas SDM agar sejajar dengan manusia lain, baik secara regional,
nasional, maupun inernasional.
Dalam situasi bagaimana pun, Negara tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya terhadap
pembiayaan pendidikan. Pada sisi lain, Negara melalui pemerintah harus terus menyosialisasikan
pembiayaan pendidkan dengan mengacu pada standar baku, terutama tentang komponen pendidikan,
proses belajar-mengajar, kurikulum, dan target kompetensi lulusan.
Konvensi Nasional Pendidikan merupakan konvensi empat tahunan bagi komunitas pendidikan.
Inti dari konvensi ini adalah pembiayaan pendidikan harus ditata penggunaannya, karena selain dari dana
APBN/APBD, dana pendidikan juga bisa dipungut dari masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan.
Dana yang bersumber dariAPBN dan masyarakat harus diatur tentang pemungutannya, bagaimana
menggunakannya, kemudian bagaimana mempertanggung jawabkannya. Pengaturan tentang
pengelolaan pembiayaan pendidikan agar memiliki dasar hokum yang kuat perlu diatur setingkat
Peraturan Pemerintah (PP).
Berdasarkan UUD 1945 dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi minimal 20% dari total
APBN/APBD. Pembiayaan pendidikan sebesar 20% itu memang seharusnya dipenuhi dari anggaran
belanja dan bukan dari anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah menjabarkan
anggaran pendidikan 20% tersebut pada jalurnya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Istilah akuntansi mulai dikenal pada awal tahun 60-an, ketika ilmu akuntansi Amerika Serikat mulai masuk
ke Indonesia. Kata akuntansi berasal dari kata to account yang berarti memperhitungkan atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan.

Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pandang pemakai
jasa akuntansi dan dari proses kegiatannya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sudut
pandang :

a. Sudut pandang pemakai; akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyediakan
informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu organisasi
b. Sudut pandang proses kegiatan; akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.

Berdasarkan pemahaman penulis Akuntansi Pendidikan adalah sesuatu yang dilakukan Pengelola
pendidikan baik itu di tingkat daerah maupun pusat dalam proses penetapan kebijakan pendidikan
sehingga terciptanya pembiayaan pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel, tepat guna, tranparan. Dari
langkah langkah yang diambil tersebut dapat menghasilkan sumber daya yang siap pakai, professional,
kompetitif demi kemajuan pendidikan dalam jangka waktu yang ditentukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Pendidikan. Jakarta. Erlangga

http://books.google.co.id/books?id=uW9K2kD7Sm4C&pg=PA222&dq=daftar+pustaka+akuntan
si+pendidikan.

http://makalah17.blogspot.com/2013/06/makalah-akuntansi-pada-sektor-pendidikan.html

12

Anda mungkin juga menyukai