1. Apa yang harus dilakukan oleh Lembaga Dana Pensiun dalam menghadapi pemutusan kontrak
kerja pada wabah Covid-19 yang terjadi secara besar-besaran? Apa yang dilakukan untuk
bertahan?
Jawab:
Seperti yang dilansir dari beberapa sumber terkait, yang dilakukan oleh lembaga dana
pensiun untuk bertahan dalam menghadapi pandemi seperti sekarang ini adalah mengurangi upah
dan fasilitas pekerja tingkat atas (misalnya tingkat manajer dan direktur).Kemudian mengurangi
shift kerja, membatasi/menghapuskan kerja lembur, mengurangi jam kerja, mengurangi hari
kerja, pengefisiensian Pengeluaran lembaga, dan meliburkan atau merumahkan pekerja/buruh
secara bergilir untuk sementara waktu.
Lembaga pensiun menerima uang iuran dari perusahaan yang sudah terdaftar diasuransi
mereka dan dana asuransi yang sudah diiurkan oleh peserta tersebut akan dikembangkan atau
diinvestasikan, dan lembaga dana pensiun akan membayar karyawan yang terkena PHK apabila
peserta PHK tersebut sudah memasuki usia pensiun normal atau dipercepat dan bisa diajukan
untuk pengambilan dana pensiun tersebut, bagi dana pensiun yang usianya selain normal atau
dipercepat maka dananya masih sebagai dana pensiun dan bisa diambil atau dicairkan kelak dana
tersebut. Dan yang dilakukan oleh lembaga pensiun dalam menghadapi PHK secara besar
besaran ditengah pandemi covid-19 ini, semua dana pensiun merupakan tanggung jawab pihak
asuransi dan untuk karyawan yang terkena PHK dan yang usia dana pensiunnya belum memasuki
usia pensiun normal atau pensiun dipercepat maka dana pensiun tersebut dikatakan sebagai dana
pensiun tunda. Dan setiap perusahaan asuransi pasti memiliki peraturan dan perjanjian yang
berbeda terhadap perusahaan yang mendaftarkan karyawannya didana persiun tersebut.
Contohnya, terkait pengambilan dana pensiun bisa diambil secara bertahap (seperti gajian)
ataupun Langsung (seluruhnya). Tapi keadaan yang terjadi sebenarnya biasanya adalah
kurangnya pengetahuan dan pemahaman terkait dana pensiun tersebut, Seperti layaknya pekerja
yang sudah di PHK ingin langsung mengambil dana pensiun yang telah dibayarkan olehnya.
Padahal ada beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mengambil dana pensiun tersebut.
Disisi lain juga OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sudah mengeluarkan beberapa stimulus
seperti perpanjangan waktu laporan dan pensiun, penilaian dan kepatutan memakai
vidconference, dll. Ini menunjukkan bahwasanya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) memperlonggar
aturan mengenai dana pensiun supaya lembaga terkait masih bisa terus bertahan ditengah
pandemi ini.