H1A120165
KELAS D
HUKUM PERIKATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
1
ABSTRAK
bernama Coronavirus disease 2019 atau yang disebut dengan Covid-19 dan Indonesia
juga terdampak dari munculnya virus Covid-19 tersebut. Sehingga Presiden Republik
2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional yang diatur dalam ketentuan Keppres
No. 12 Tahun 2020. Dampak dari munculnya penetapan Covid-19 sebagai bencana
yang harus di PHK akibat pandemi Covid-19. Pengaturan mengenai alasan force
majeure dalam melakukan PHK hanya terdapat dalam Pasal 164 Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan tidak terlalu rinci bagaimana kondisi
yang dapat dikualifikasi sebagai force majeure sehingga perusahaan dapat melakukan
PHK.Rumusan masalah dalam paper ini adalah apakah kasus pemutusan hubungan
kerja (PHK) di Sulawesi Tenggara akibat pandemi covid-19 ada kaitannya dengan
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akhir tahun 2019 dan mulai menyebar pada awal tahun 2020 sangatlah berdampak
pada dunia dalam segala aspek, karena penyebarannya yang begitu cepat menjadi
lockdown dimana semua orang harus berdiam diri di rumah dan tidak
berbagai aspek selain kesehatan, salah satunya adalah perekonomian negara yang
juga terancam. Hal ini mengakibatkan perlambatan dari hampir semua sektor
biasanya pergi keluar untuk sekolah atau hanya sekedar bermain dengan anak
anak yang lain namun sekarang hanya bisa belajar di rumah. Pekerja kantoran
maupun pekerja pabrik serta lapangan kerja lainnya tidak bisa bekerja di tempat
dan beberapa terpaksa harus kerja di rumah. Telah dilakukan berbagai upaya demi
mengatasi penyebaran virus ini, namun tetap tidak bisa merubah kenyataan bahwa
3
pandemi ini tetap telah memberi banyak sekali dampak yang merugikan segala
sektor usaha mengalami kerugian. Dengan demikian, langkah yang diambil demi
mengurangi kerugian yang terjadi ini adalah dengan pemutusan hubungan kerja.
memang diatur dalam hukum perjanjian yang bisa dijadikan alasan untuk
membatalkan kontrak apabila terjadi kejadian luar biasa yang menyebabkan orang
4
Pemutusan Hubungan kerja ini bukanlah hal yang dikehendaki karyawan kecuali
dengan alasan tertentu atau PHK atas kehendak karyawan itu sendiri.
Force majeure memang tidak bisa begitu saja secara otomatis dijadikan
alasan membatalkan kontrak apapun PHK, namun tetap bisa menjadi pintu masuk
haruslah tetap dilaksanakan sesuai dengan isinya sesuai dengan ketentuan Pasal
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.
Hubungan Kerja dengan alasan force majeure yang menyebabkan kerugian secara
Kronologi Kasus
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Bencana Non Alam Dalam
5
Rangka Penyebaran COVID-19. Pemerintah menghimbau seluruh rakyat
Indonesia untuk menjaga jarak dan mengalihkan berbagai kegiatan menjadi online
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 tahun 2020 tentang Pedoman
terganggunya kegiatan yang akan berdampak juga pada berbagai sektor, termasuk
pariwisata, perdagangan, dan bisnis ekspor telah terkena dampaknya dan sedang
produksi dan omset bisnis sedang tidak mulus dikarenakan pandemi ini. Kondisi
ini yang membuat perusahan berada di kondisi yang sulit untuk menjalankan
bisnis mereka agar setiap hari dapat merengkuh keuntungan bukan nya semakin
6
bahwa terdapat 7 juta pekerja yang terkena PHK di Indonesia. Angka ini
dalam keadaan yang stabil. Berdasarkan kasus yang terjadi di Sulawesi Tenggara,
Kepala Bidang Pembinaan Industri dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dinas
mengatakan, Sebanyak 1.018 pekerja dari yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra)
terpaksa dirumahkan dan 42 orang di-PHK. Rata-rata dari sektor perhotelan dan
pekerja-di-sultra-dirumahkan-gegara-corona.)
7
B. Rumusan Masalah
Memaksa/Overmacht/Force Majeur ?
C. Tujuan Masalah
8
METODOLOGI
yaitu bahan hukum yang autoritatif artinya mеmpunyai otoritas12 berupa peraturan
Pemahaman terhadap pandangan atau doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum
isu hukum yang dihadapi. Pendekatan ini menjadi penting sebabPandangan atau
9
PEMBAHASAN
Overmacht/Force Majeur
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
Force Majeure atau Keadaan memaksa adalah suatu keadaan ketika debitur
tidak dapat melakukan prestasinya kepada, yang disebabkan adanya kejadian yang
berada di luar kuasanya. Keadaan yang menyebabkan bahwa suatu hak atau suatu
memaksa dalam UUK masih kurang dan belum adanya aturan yang menjelaskan
lebih lanjut terkait dengan keadaan memaksa atau force majeure tersebut. Untuk
adalah apakah keadaan dimaksud sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan diluar
kemampuan manusia atau tidak. Pengertian keadaan memaksa atau force majeure
10
biasanya merujuk pada tindakan alam (act of God), seperti bencana alam (banjir,
ribuan pekerja itu, perusahaan terpaksa merumahkan para pekerja karena imbas
pilihan selain merumahkan karena perusahaan juga tidak bisa membayar gaji
karyawan. Kejadian dalam kasus ini pun berhubungan dengan keadaan memaksa
di mana PHK itu tidak dapat dihindarkan karena terjadi sebagai akibat dari
Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa yang tidak terduga, tidak ada pihak
yang mampu memprediksi apakah atau kapan Covid-19 dapat terjadi. PHK karena
kondisi penyebaran Covid-19 jika dihubungkan dengan ketentuan yang ada dalam
UUK, maka dapat dikaitkan dengan alasan force majeure sebagaimana diatur Pasal
terlalu rinci bagaimana kondisi yang dapat dikualifikasi sebagai force majeure
secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force
11
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh
akuntan publik.
(dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur)
berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2),
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
Maka, dari ketentuan tersebut di atas dapat diartikan bahwa PHK dapat
12
pengaruh terhadap ketenagakerjaan, maka pemutusan hubungan kerja haruslah
a. Mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas misalnya tingkat manager
dan direktur;
waktu;
f). Tidak atau memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa
kontraknya;
bahwa PHK hanya sah dilakukan setelah perusahaan tutup secara permanen dan
rangka efisiensi.
13
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa yang tidak terduga, tidak ada pihak
yang mampu memprediksi apakah atau kapan Covid-19 dapat terjadi . Penyebaran
Pasal 164 ayat (1) UUK dengan mendasarkan pada keadaan memaksa, namun
untuk melakukan PHK tetap mensyaratkan adanya kerugian dan perusahaan tutup
dan/atau PHK dapat dilakukan ketentuan Pasal 164 ayat (3) UUK dengan alasan
B. SARAN
buruk tidak hanya pengusaha akan tetapi pekerja/buruh yang menerima dampak
yang lebih buruk lagi. Ketentuan Pasal 151 ayat (1) UUK menegaskan bahwa
14
DAFTAR PUSTAKA
Aknolt Kristian Pakpahan,2020, “Covid-19 Dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil,
2020
PHK, Republika.co.id, Senin 09 Mar 2020 18:13 WIB di unduh pada tanggal
4 April 2020.
Soеkanto, Soеrjono dan Sri Mamudji, Pеnеlitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
15
Yunus, N.R.; Rezki, Annissa. "Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
https://news.detik.com/berita/d-4980493/lebih-dari-1000-pekerja-di-sultra-
https://www.gadjian.com/blog/2020/03/24/5-langkahperusahaan-
16