Anda di halaman 1dari 7

USAHA TERPURUK, KARYAWAN DIKORBANKAN

WAJAR ATAU TIDAK ?

Oleh :
Faiz Zalfa Rizaldi – 205030207111030

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pandemi virus Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai virus corona telah
membawa banyak perubahan kepada pola kehidupan manusia. Hampir semua aspek
Kehidupan terkena dampak dari pandemi ini. Adaptasi baru atas berbagai hal pun
dilakukan demi melangsungkan kegiatan sehari – hari dengan mempertimbangkan
keselamatan dan protokol kesehatan. Sektor yang paling berkaitan atas hal ini adalah
sektor kesehatan dan ekonomi. Kedua sektor tersebut paling berdampak akan kondisi
ini. Membicarakan tentang sektor kesehatan, maka dokter dan para tenaga medis
menjadi garda terdepan dalam merawat para pasien yang terdampak virus. Awalnya
hanya sektor ini yang sangat Nampak siginifikan perannya, namun disisi lain dengan
kondisi yang diluar dugaan, virus ini merembak menjadi sebuah pandemi yang
menyebar hampir ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Dengan ini membuat aturan
dalam menjalankan kegiatan sehari – hari menjadi dibatasi, mulai dari menjaga jarak,
work from home, hingga pembatasan kegiatan diluar rumah.
Semua pihak yang dahulunya aktif menjalankan hari – harinya dengan
bersosialisasi dengan pihak lain termasuk kegiatan bisnis menjadi tertahan seketika
itu. Disaat itulah baru terasa kondisi ekonomi perusahaan bahkan stabilitas keuangan
dan kegiatan ekonomi negara menjadi “hancur”. Banyak usaha yang tidak siap
menghadapi situasi yang tidak diperkirakan ini sehingga membuat mereka gulung
tikar karena minimnya pemasukan berbanding terbalik dengan uang yang harus
dikeluarkan untuk menggaji karyawannya sehingga membuat circle baru orang tanpa
pekerjaan. Sedangkan perusahaan yang ingin bertahan mengambil jalan dengan
“merumahkan” karyawannya demi menjaga kestabilan finansial perusahaan. Namun
dalam beberapa kasus para karyawan ini diberhentikan tanpa adanya kejelasan dari
pihak perusahaan mereka bekerja seakan tidak bertanggung jawab kepada
karyawannya. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai kasus PHK sepihak
kepada karyawan perusahaan & bagaimana seharusnya perusahaan bertindak dalam
kondisi pandemi seperti ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa adaptasi yang dilakukan perusahaan di masa pandemi ?
2. Mengapa perusahaan melakukan pemberhentian kerja para karyawannya di masa
pandemi ?
3. Bagaimana solusi atas masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan karyawan di
masa pandemi ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami cara perusahaan beradaptasi di masa pandemi.
2. Mengetahui fenomena dan alasan perusahaan melakukan pemberhentian kerja para
karyawannya di masa pandemi.
3. Mengetahui dan memahami solusi yang dapat diambil untuk masalah yang
dihadapi perusahaan dan karyawan di masa pandemi.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Adaptasi di Masa Pandemi


Zaman pandemi seperti ini, membuat keadaan menjadi sulit. Berbagai hal yang
dahulunya umum dilakukan oleh manusia, kini dihadapkan pada pilihan sulit.
Termasuk didalamnya urusan pekerjaan dan penghidupan sehari – hari, terkhusus
lagi sektor yang terimbas secara langsung akibat virus corona. Dengan adanya
pandemi virus corona, membuat berbagai kebijakan diambil oleh pemerintah untuk
menekan angka penyebaran virus. Hal ini tentu bertujuan baik, yakni demi
keselamatan dan kesehatan masyarakat. Namun disisi lain, tentu ada pihak yang
dikorbankan dengan kebijakan tersebut. Bisnis terutama yang berkaitan dengan
industri pariwisata dan segala kegiatan yang membutuhkan interaksi antar manusia
menjadi terkendala. Akibatnya keuangan perusahaan menjadi terbata – bata,
sehingga membuat para manager dan pemilik usaha harus memutar otak untuk
menjaga usahanya agar bisa bertahan ditengah kondisi yang penuh dengan
ketidakpastian ini.
Ada beberapa pilihan yang dapat diambil oleh perusahaan demi mempertahankan
perusahaan, yang dimana pilihan – pilihan tersebut membuat perusahaan harus
mengorbankan sesuatu demi menghindari kebangkrutan. Setdikitnya ada 2 cara yang
bisa ditempuh perusahaan dalam beradaptasi di masa pandemi ini yang dilakukan
semata – mata untuk menjaga kondisi finansial perusahaan yang mengalami
penurunan pemasukan yang siginifikan, yakni :
1. Mengurangi gaji karyawannya
2. Mengurangi tenaga kerja perusahaan
Dengan ini perusahaan berdalih untuk mempertahankan kegiatan operasional bisa
tetap berjalan meski dengan kondisi yang tidak baik – baik saja. Namun hal ini perlu
dilakukan dengan mempertimbangkan faktor etika yang benar agar meminimalisir
penyelewengan.

2.2 Fenomena Pemberhentian Karyawan di Masa Pandemi


Ditengah kondisi seperti ini, banyak perusahaan yang pada akhirnya mengambil
keputusan untuk memberhentikan karyawannya. Bahkan perusahaan raksasa dengan
pendapatan fantastis pun harus menyerah dengan keadaan, sebut saja maskapai
penerbangan Garuda Indonesia yang harus melakukan PHK kepada sejumlah
pilotnya, Hotel – hotel berkelas seperti Santika, Swissbell, bahkan Accor Group yang
merumahkan para karyawannya karena negara menutup akses masuk para wisatawan
ke Indonesia, bahkan perusahaan bertahta unicorn seperti Gojek yang
memberhentikan sekitar 4.000 karyawannya yang sebagian besar bekerja di divisi
GoLife, GoMassage serta GoClean dan GoFood Festival. Pemberhentian karyawan
itu bisa dimaklumi dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan yang sudah
dipikirkan matang – matang oleh pihak manajer perusahaan sebelum mengambil
keputusan. Namun yang perlu diingat adalah bagaimana cara perusahaan melakukan
pemberhentian tersebut, perlu ada etika dalam melakukan itu agar karyawan yang
diberhentikan tidak terlantar begitu saja tanpa kejelasan setelah itu ataupun bentuk
reward dari perusahaan ketika hendak memberhentikan agar antar kedua belah pihak
bisa saling memahami keadaan yang ada.
Dalam masalah ini, terdapat sebuah kasus pemberhentian yang dilakukan oleh
salahsatu perusahaan media besar di Indonesia, dimana kasus itu dilaporkan oleh
karyawannya sendiri setelah ia merasa diberhentikan secara sepihak dan tidak
terhormat. Kumparan, perusahaan media yang cukup dikenal ini dilaporkan oleh
“mantan karyawannya” bernama Nurul alias NA. Nurul mengajukan gugatan ke
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) atas dasar dirinya yang merasa di putus
hubungan kerjanya oleh Kumparan secara sepihak, dimana tindakan tersebut dinilai
tidak berlandaskan hukum serta bertentangan dengan Pasal 155 UU 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan. Sedangkan disisi lain, kumparan melalui pihak
manajemnnya memberi tanggapan bahwa perusahaan mereka sudah memberi kabar
bahwa akan dilakukan PHK kepada puluhan karyawan, termasuk NA, melalui surat
edaran yang mereka keluarkan pada Juni 2020 dengan dalih finansial perusahaan
terkena imbas Covid-19, yang membuat kumparan mengambil jalan melakukan PHK
terhadap beberapa karyawannya. Surat Keputusan PHK korban alias NA telah
diterbitkan oleh kumparan pada 27 Juli 2020 namun NA belum menandatangani SK
tersebut yang menjadi dasar persetujuan korban untuk di PHK, karena itu SK tersebut
tidak sah dimata hukum.
Dasar hukum Undang – undang mengatakan bahwa jika melakukan PHK dengan
dalih efisiensi, maka perusahaan yang melakukan efisiensi itu juga harus melakukan
tutup secara permanen. Selain itu, disebutkan dalam Putusan MK 19/PUU-IX/2011
bahwa melakukan PHK terhadap karyawan merupakan opsi terakhir setelah
sebelumnya perusahaan melakukan beberapa upaya untuk menyelamatkan kondisi
perusahaan, seperti mengurangi gaji karyawan, mengurangi shift kerja karyawan,
mengurangi jam kerja karyawan, dan sebagainya. Jika upaya – upaya tersebut sudah
dicoba dan tidak membuahkan hasil untuk menyelamatkan kondisi perusahaan,
barulah PHK dipilih sebagai opsi terakhir untuk dilakukan dengan cara yang etis
sesuai dengan etika perusahaan. Dalam kasus Kumparan, NA tidak merasakan hal
itu karena kumparan tidak melakukan upaya apapun sebelum melakukan PHK dan
tidak melakukan tutup permanen. Sehingga dalam hal ini membuat adanya
pemecatan yang dilakukan secara tidak etis oleh perusahaan terhadap karyawannya
yang membuat kedua belah pihak berpisah tidak secar baik - baik sekaligus
melanggar aturan hukum yang berlaku.

2.3 Solusi atas Masalah Perusahaan dan Karyawan di Masa Pandemi


Dalam menghadapi segala masalah tentu diharapkan terdapat solusi yang bisa
menjadi jalan tengah untuk mengatasi permasalahan, termasuk dalam masalah ini.
Apalagi kondisi pandemi ini dirasakan dan dialami bersama sebagai sesuatu yang
diperkirakan sebelumnya dan tentu tidak ada pihak yang benar – benar siap
menghadapinya. Kembali ke inti permasalahan dari topik yang dibahas, ada beberapa
solusi yang kiranya bisa ditempuh untuk mengatasi masalah maupun kendala yang
dialami oleh kedua pihak (karyawan dan perusahaan), yaitu :
1. Perihal PHK ini, hendaknya dirundingkan dengan para pekerja. Apabila di
dalam perusahaan terdapat serikat pekerja, maka hal tersebut hendaknya
dirundingkan dengan serikat pekerja tersebut agar mendapat solusi terbaik
dan tidak menjadi masalah dikemudian hari. Apabila perundingan bipartite
ini tidak menemui kata sepakat, maka dapat menempuh jalur tripartite, atau
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
2. Ketika semua upaya coba dilakukan perusahaan untuk mempertahankan
stabilitas finansial perusahaan namun pada akhirnya tidak menemui jalan
terang dan PHK terpaksa dilakukan, maka hak – hak karyawan yang terkena
PHK harus dipenuhi oleh perusahaan. Misalnya pesangon, gaji yang masih
harus dibayar, uang penghargaan masa kerja, dan lainnya. Kompensasi ini
akan sangat bermanfaat bagi karyawan untuk bertahan sampai mendapat
pekerjaan yang baru atau sebagai modal membangun usaha.
3. Untuk menambah income, perusahaan dapat melakukan diversifikasi
(penganekaragaman) kegiatan usaha. Dalam hal ini, Kumparan yang memang
perusahaan berbasis digital yang bergerak di industri media dapat melakukan
hal – hal sebagai berikut :
- menambah konten – konten eksklusif berbayar yang disesuaikan dengan
minat pembacanya.
- Untuk kedepannya dapat lebih konsisten menampilkan konten dalam
format yang trending di masa sekarang seperti podcast dan talkshow.
- Membuat konten dalam bentuk tutorial yang sedang digemari. Apalagi di
masa pandemi dimana orang – orang banyak menghabiskan waktu di
rumah dan ingin mencari referensi dari internet tentang hal apa yang bisa
mereka lakukan
Dengan melakukan diversifikasi perusahaan tersebut, diharapkan akan
mampu meningkatkan income perusahaan sehingga dapat menghindarkan
perusahaan dari melakukan tindakan PHK.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kondisi perusahaan bisnis di masa pandemi seperti ini memang sedang dalam
situasi tertekan. Hal ini menyebabkan manajemen perusahaan dihadapkan pada
keadaan yang memaksa mereka untuk memilih dan tidak ada pilihan yang ‘sama –
sama enak’. Maka disitulah keputusan yang logis harus ditetapkan. Jika sudah
demikian memang terkadang ada yang harus dikorbankan. Ketika memang harus
memilih antara 2 pilihan yang sulit dan masing – masing dari pilihan tersebut akan
ada yang dirugikan maka carilah yang paling sedikit mudhorot nya. Ketika
perusahaan memutuskan untuk mempertahankan karyawan dengan maksud hendak
bertanggungjawab kepada karyawannya sedangkan perusahaan itu sendiri sedang
mengalami kesulitan secara finansial dan tidak ada jaminan untuk karyawan, justru
berpeluang untuk membuat perusahaan bangkrut yang menyebabkan seluruh pihak
mengalami kerugian yang dengan itu mengakibatkan penelantaran kepada semua
anggota perusahaan. Namun, ketika perusahaan memtuskan untuk memberhentikan
beberapa karyawan saja dengan maksud untuk efisiensi perusahaan, mungkin
memang pihak yang di PHK akan dirugikan, namun setidaknya perusahaan tetap
terselamatkan dan pihak – pihak lain yang berada di lingkup perusahaan masih bisa
diselamatkan. Disinilah letak manajer untuk mengambil keputusan sulit dengan
mempertimbangkan jumlah pihak yang kerugian yang seminimal mungkin baik dari
sisi perusahaan maupun karyawan. Namun pemberhentian pekerja yang di PHK turut
diiringi dengan reward yang sudah seharusnya didapatkan oleh karyawan tersebut
dan hendaknya dilaksanakan dengan etis agar berjalannya PHK tidak diakhiri dengan
sikap negatif antara pihak perusahaan dengan karyawan yang terkena dampak PHK
tersebut. Jika memang memungkinkan, alangkah baiknya perusahaan dapat
melakukan terobosan – terobosan baru yang dapat meningkatkan income perusahaan
sehingga PHK dapat dihindarkan
DAFTAR PUSTAKA

Bayu. 2020. Gelombang PHK di Perusahaan Media.


https://independen.id/read/media/1011/gelombang-phk-di-perusahaan-media/.
Diakses tanggal 5 April 2021.

KSPI. 2020. Menolaj PHK, Karyawan Gugat Kumparan ke Pengadilan Hubungan


Industrial. http://kspi.or.id/menolak-phk-karyawan-gugat-kumparan-ke-
pengadilan-hubungan-industrial/. Diakses tanggal 5 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai