Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS PENGARUH KINERJA PEMERINTAH, KUWALITAS DAN

PELAYANAN TERHADAP KARYAWAN DIRUMAHKAN DAN PHK DIMASA


PENDEMI COVID-19

(Studi Kusus Mahasiswa Falkuntas Ekonomi Dan Bisnis )

MINI RISET

Disusun Oleh

RAHMA RIZKY PRADITYA 2018110007

ARIANDI 2018110223

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2020
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Fenomena pandemi COVID-19 di Indonesia belum sepenuhnya berakhir. Hal


tersebut ditunjukkan data pasien yang terjangkiti COVID-19 per 13 juli 2020, pukul
15.30WIB sebanyak 76.981 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan jumlah
itu mungkin akn bertambah . Selain jumlah pasien, dampak dari penyebaran
COVID-19 ini semakin terasa di berbagai denyut nadi kehidupan seperti sektor
pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Salah satu
aspek yang paling banyak mendapat sorotan publik adalah aspek ekonomi. Hal ini
dikarenakan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi yang harus
menghentikan sementara atau menutup usahanya. Penutupan usaha ini berkaitan
dengan kebijakan pemerintah pusat terhadap pelaksanaan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, akibatnya berbagai perusahaan
menutup usahanya karena merugi yang berakibat pada ketidakmampuan untuk
memberi upah karyawannya.

Para karyawan yang semula bekerja kemudian harus dirumahkan dan diakhiri
hubungan kerjanya di situasi pandemi ini. Fenomena pengakhiran hubungan kerja
tersebut kerap dikenal dengan istilah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK
adalah suatu bentuk pengakhiran hubungan kerja karena hal tertentu yang berakibat
pada berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan melalui data
yang dilansir dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 1 Mei 2020 :

1. Jumlah pekerja sektor formal yang telah dirumahkan akibat pandemi


COVID-19 sebanyak 1.032.960 orang
2. Pekerja sektor formal yang di-PHK sebanyak 375.165 orang.

1
3. Sedangkan pekerja sektor informal yang terdampak COVID-19 sebanyak
314.833 orang.
4. Total pekerja sektor formal dan informal yang terdampak COVID-19
sebanyak 1.722.958 orang.

Data tersebut merupakan data terbaru yang sudah terverifikasi oleh Kemnaker,
sedangkan masih terdapat 1,2 juta pekerja lain yang sedang divalidasi datanya.
Selain data dari Kemnaker, terdapat juga data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) per 8 Mei 2020 mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK dan
dirumahkan di tengah pandemi COVID-19 sudah mencapai 7 juta orang. Ketua
Umum Apindo yaitu Hariyadi Sukamdani menuturkan bahwa data terakhir di BPJS.
Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) tercatat yang mulai mengalami kesulitan bayar
jika di equivalent-kan dengan jumlah tenaga kerja sudah mencapai 7 juta.
Kemudian dari data tersebut, terdapat 30 ribu perusahaan di antaranya yang
mengalami kesulitan pembayaran merupakan perusahaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) kemudian hal apa saja yang dapat membuat suatu perusahaan
memutuskan pengakhiran hubungan kerja?

Menurut Pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja,
suatu perjanjian kerja dapat berakhir jika:

1. Pekerja meninggal dunia


2. Jangka waktu kontak kerja telah berakhir
3. Adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan Industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap
4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, PHK adalah langkah pamungkas


yang terpaksa diambil jika tidak ada kemungkinan lain lagi. Beliau menambahkan

2
bahwa masih terdapat langkah lain yang bisa diambil perusahaan selain PHK.
Langkah-langkah tersebut yaitu dengan adanya peniadaan lembur, pengurangan
shift atau jam kerja dan tindakan merumahkan bergilir para pekerja dengan separuh
gaji. Menurut Menteri Ida, hal yang dibutuhkan saat ini adalah kerja sama yang
mengedepankan dialog sosial untuk mencari solusi terbaik dan menghindari PHK.
Untuk menghindari isu PHK, Kementerian Ketenagakerjaan juga sudah
menerbitkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/3/HK.04/III/2020
Tahun 2020 tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam
Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah peran pemerintah dalam mengatasi karyawan yang terkena dampak
COVID-19 ?
2. Adakah sulusi dari masalah pemutusan hubungan kerja ?
3. Perogram-perogram apa saja kah yang telah pemerintah buat untuk
meringani karyawan yang terkena dampak PHK di masa pendemi COVID-
19 ini ?
4. Seberapa banyak kah pegusaha yang telah melakukan PHK terhadap
karyawannya ?
5. Apa hubungan antara pemutusan hubungan kerja dalam sudut pandang
hukum ?
1.3. Abstrak
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran
pemerintah dalam menangani konflik pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap
karyawan di situasi pandemi COVID-19 ini di dalam UKM (Usaha Kecil
Menengah) dan UMKM , perlu kita ketahui bahwa virus COVID-19 ini bukan virus
biasa dikarnakan gampang sekali menular dan sangat mematikan, penyebaran virus
ini sangat cepat dan terdampak bukan di Indonesia saja melainkan hampir seluruh

3
dunia. Terjadinya wabah COVID-19 ini tentu saja berdampak pada pelaku usaha
UKM dan UMKM di karenakan mengalami penurunan penjualan hingga 50% dan
terpaksa menghentikan karyawannya. Dan ada juga terkena PHK
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan tersusun sebuah hasil penelitian yang dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
pemikiran di bidang hukum perdata dan hukum ketenagakerjaan khususnya
mengenai penanganan karyawan yang di (PHK) dikarnakan perusahaan
UKM an UMKM mengalami kerugian dalam situasi pandemi ini.
2. Manfaat Praktis, mengembangkan daya pikir, mengembangkan penalaran
dalam menganalisis suatu kasus yang kongkrit serta mengetahui
kemampuan penulis dengan menerapkan ilmu yang diperoleh.

4
BAB II

Landasan Teori

.1. Definisi dan pengertian karyawan

Setiap perusahaan membutuhkan karyawan sebagai tenaga yang menjalankan


setiap aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan merupakan aset
terpenting yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesuksesan sebuah
perusahaan. Tanpa mesin canggih, perusahaan dapat terus beroperasi secara
manual, akan tetapi tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat berjalan sama
sekali

Jika diartikan secara sederhana, karyawan dapat diartikan sebagai setiap orang
yang memberikan jasa kepada perusahaan ataupun organisasi yang membutuhkan
jasa tenaga kerja, yang mana dari jasa tersebut, karyawan akan mendapatkan balas
jasa berupa gaji dan kompensasi-kompensasi lainnya.

2.1.1. Pengertian kata karyawan menurut para ahli

a. Subri (2002)

Menurut subri, karyawan merupakan setiap penduduk yang masuk


ke dalam usia kerja (berusia di rentang 15 hingga 64 tahun), atau
jumlah total seluruh penduduk yang ada pada sebuah negara yang
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan akan tenaga yang
mereka produksi, dan jika mereka mau berkecimpung / berpartisipasi
dalam aktivitas itu.

b. Hasibuan (2002)

5
Menurut Hasibuan, pengertian karyawan adalah setiap orang
yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun dalam
bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi
yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu.
2.1.2. Jenis-jenis Karyawan di Perusahaan

Jika dikelompokkan berdasarkan statusnya, karyawan dalam


perusahaan dapat dibagi menjadi dua jenis kelompok karyawan yaitu
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap

1. Karyawan Tetap

Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah memiliki


kontrak ataupun perjanjian kerja dengan perusahaan dalam jangka
waktu yang tidak ditetapkan (permanent). Karyawan tetap biasanya
cenderung memiliki hak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
karyawan tidak tetap. Selain itu, karyawan tetap juga cenderung jauh
lebih aman (dalam hal kepastian lapangan pekerjaan) dibandingkan
dengan karyawan tidak tetap.

2. Karyawan tidak tetap

Karyawan tidak tetap merupakan karyawan yang hanya


dipekerjakan ketika perusahaan membutuhkan tenaga kerja
tambahan saja. Karyawan tidak tetap biasanya dapat diberhentikan
sewaktu-waktu oleh perusahaan ketika perusahaan sudah tidak
membutuhkan tenaga tambahan lagi. Jika dibandingkan dengan
karyawan tetap, karyawan tidak tetap cenderung memiliki hak yang
jauh lebih sedikit dan juga cenderung sedikit tidak aman (dalam hal
kepastian lapangan pekerjaan).

2.2. Pengertian pemutusan hubungan kerja (PHK)

6
pengakhiran hubungan kerja yang disebabkan karena suatu hal yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja /buruh dan
pengusaha/majikan. Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja diatur dalam
Undang Undang Republik Indonesia no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
disebutkan bahwa permohonan pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan
dengan cara melakukan permohonan tertulis yang disertai dengan alasan dan dasar
kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial menerima dan memberikan
penetapan terhadap permohonan tersebut Pengusaha/majikan tidak dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan:

1. Pekerja yang sakit menurut keterangan dokter selama tidak lebih dari 12
bulan secara terus-menerus,

2. Pekerja sedang memenuhi kewajiban terhadap negara.

3. Pekerja menjalankan ibadah sesuai agamanya.

4. Pekerja menikah

5. Pekerja perempuan yang hamil, melahirkan, menggugurkan kandungan


atau menyusui bayi.

6. Pekerja mempunyai ikatan perkawinan atau pertalian darah dengan


pekerja lain di dalam satu perusahaan kecuali disebutlkan dalam
peraturan perusahaan.

7. Pekerja melakukan kegiatan yang terkait dengan serikat buruh di luar jam
kerja .

8. Perbedaanpaham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan,


jenis kelamin, kondisi fisik atau satsu perkawinan.

9. Pekerja sakit atau cacat tetap akibat dari kecelakaan kerja.

7
Jika pemutusan hubungan kerja dilakukan dengan alasan-alasan
di atas maka pengusaha wajib memperkerjakan kembali karena batal
demi hukum. Bila terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha wajib
membayar uang pesangon sesuai masa kerja.

2.2. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja

Pekerja harus diberi kesempatan untuk membela diri sebelum


hubungan kerjanya diputus. Pengusaha harus melakukan segala upaya
untuk menghindari memutuskan hubungan kerja. Pengusaha dan
pekerja beserta serikat pekerja menegosiasikan pemutusan hubungan
kerja tersebut dan mengusahakan agar tidak terjadi pemutusan
hubungan kerja.

Jika perundingan benar-benar tidak menghasilkan kesepakatan,


pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja
setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial. Penetapan ini tidak diperlukan jika pekerja yang
sedang dalam masa percobaan bilamana telah dipersyaratkan secara
tertulis, pekerja meminta untuk mengundurkan diri tanpa ada indikasi
adanya tekanan atau intimidasi dari pengusaha, berakhirnya hubungan
kerja sesuai dengan perjanjian kerja dengan waktu tertentu yang
pertama, pekerja mencapai usia pensiun, dan jika pekerja meninggal
dunia.

Pengusaha harus mempekerjakan kembali atau memberi


kompensasi kepada pekerja yang alasan pemutusan hubungan kerjanya
ternyata ditemukan tidak adil. Jika pengusaha ingin mengurangi jumlah
pekerja oleh karena perubahan dalam operasi, pengusaha pertama harus
berusaha merundingkannya dengan pekerja atau serikat pekerja. Jika
perundingan tidak menghasilkan kesepakatan, maka baik pengusaha

8
maupun serikat pekerja dapat mengajukan perselisihan tersebut kepada
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

2.3. Pengertian Coronavirus COVID-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe
Acute Respiratory Sindrom (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada
manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-
19)

Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada
orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan
perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita
COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala


ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus
dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin
akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan
bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian
penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan
orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes,
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk
menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus

9
konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus
meningkat.

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat


menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk
atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian
jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet
tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka
orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-
19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya
mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari
orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan
untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya.

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang
dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa
risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-19 sama sekali
sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang teridentifikasi COVID-
19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit,
yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih
terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa
inkubasi COVID-19.

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19


bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah
orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan
dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja
atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut
terinfeksi COVID-19. Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi
COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka
sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.

10
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini adalah:

1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan
sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.

2. Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau handrub
berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh
virusnya yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga me rupakan
salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran
penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan
adalah hal yang sangat penting.

3. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

4. Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.

5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan


menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi,
maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

6. Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit

11
BAB III

Metode Pelaksanaan

3.1. Jenis penelitian


jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan tipe penelitian fenomenology. deskriptif kualitatif merupakan
sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan
sejara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif kerap digunakan untuk
menganalisis kejadian, fenomena, atau keadaan secara social Jenis penelitian
deskriptif kualitatif merupakan gabungan penelitian deskriptif dan kualitatif
Jenis penelitian deskriptif kualitatif menampilkan hasil data apa adanya tanpa
proses manipulasi atau perlakuan lain.
3.1.1. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting

12
sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai
suatu fenomena atau kenyataan sosial.
3.1.2. Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
3.1.3. Penelitian Fenomenologi

Penelitian Fenomenologi merupakan salah satu jenis metode


penelitian kualitatif yang diaplikasikan untuk mengungkap kesamaan
makna yang menjadi esensi dari suatu konsep atau fenomena yang
secara sadar dan individual dialami oleh sekelompok individu dalam
hidupnya.

3.2. Data Sumber


3.2.1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden.
Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan
responden mengenai variable yang diteliti.
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,
baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya
dalam penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data
primer. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari internet
dan majalah yang berhubungan dengan judul skripsi

13
BAB IV

Pembahasan

.1. Data Seluruh Perusaan Melakukan PHK

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI
dan Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Haiyani Rumondang
mengatakan, hingga saat ini sudah ada 85.000 perusahaan yang merumahkan dan
melakukan PHK pada pegawainya. Angka tersebut terdiri dari 41.000 perusahaan
yang melakukan PHK dan 44.000 perusahaan yang merumahkan pegawainya.

Sudah mencapai 1,72 juta yang dirumahkan dan di PHK. Data tersebut diupdate
pada tanggal 12 Mei 2020 yang lalu dan data terseebuat akan mungkin bertambah.

14
Dari jumlah tersebut terdiri dari pekerja formal dan informal di seluruh
Indonesia. Dengan rincian, jumlah pekerja formal dirumahkan sebanyak 1.032.960
orang dan pekerja formal diPHK sebanyak 375.165 orang.

4.1.1. Data perusaan terdaftar BEI

Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah


mengumumkan kabar tidak mengenakkan tersebut kepada seluruh
stakeholdernya, mulai dari pemegang saham hingga otoritas bursa.

1. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

Dirumahkan Pemotongan gaji Penutupan gerai

4.988 karyawan 4.847 karyawan 115 grai

Manajemen KFC mengaku bahwa kontribusi pendapatan


dari kegiatan operasional yang terhenti terhadap total
pendapatan mencapai 25-50%. Perusahaan pun memperkirakan
labanya tahun ini bakal turun hingga 50%.

2. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)

PHK pemotongan gaji

12 karyawan 259 karyawan

Perusaan yang brgerak dalam bidang porperti ini


meakukan selain itu, perusahaan juga melakukan pemotongan
gaji sebesar 50 % Adapun kontribusi pendapatan dari kegiatan
operasional yang terhenti itu sebesar diperkirakan kurang dari
25% dari total pendapatan 2019 Rimo memperkirakan ada
penurunan total pendapatan untuk periode April 2020 sebesar
51% hingga 75% pihak manajemen tengah menerapkan strategi
di tengah pandemi ini dengan tetap melakukan promosi untuk

15
memasarkan unit apartemen dan mengoperasionalkan kembali
unit usaha seperti pusat perbelanjaan dan hotel.

3. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK)

PHK Dirumahkan Potongan gaji

168 karyawan 172 karyawan 260 karyawan

Manajemen meramalkan terjadi penurunan pada total


pendapatan dan laba bersih untuk periode Maret-April 2020 ini
sebesar 25% hingga 50% dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu. manajemen Cahayaputra Asa Keramik
menjelaskan bahwa pada awal semester kedua tahun ini,
perusahaan akan menjalankan satu unit mesin baru berkapasitas
7 juta m2 per tahun yang akan meningkatkan efisiensi dibanding
dengan mesin yang sudah ada. Sehingga diharapkan mampu
memberikan kontribusi positif.

4. PT Eastparc Hotel Tbk (EAST)

PHK Dirumahkan Pemotongan gaji

65 karyawan 30 karyawan 98 karyawan

Manajemen menjelaskan bahwa penyebaran virus corona


membuat operasional hotel yang dikelola perusahaan berhenti
secara total. Padahal bisnis hotel memiliki kontribusi hingga
25% terhadap pendapatan perusahaan sepanjang 2019.
perusahaan melakukan berbagai upaya untuk dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya dengan melakukan
penghematan biaya di segala aspek. Begitu juga dengan strategi
di bidang penjualan yaitu dengan membuat paket menginap
dengan harga spesial dan melakukan promosi di media sosial.

16
5. PT Pudjiati & Sons Tbk (PNSE)

PHK Pemotongan gaji

80 karyawan 1.022 karyawan

Perusahaan melakukan penjadwalan ulang terhadap


karyawan tetapnya dan melakukan potongan gaji sebesar 50%
(unpaid leave). angkah tersebut diambil sejalan dengan
penghentian sebagian operasional hotel yang dikelola oleh
perusahaan. dan Pudjiadi & Sons menerapkan kebijakan dengan
hanya membuka sekitar 4% hingga 22% dari seluruh jumlah
kamar hotel yang dikelola oleh perusahaan. sekitar 75%
penyokong pendapatan perusahaan tahun lalu berasal dari hotel
yang ditutup operasionalnya sementara itu. Karenanya, periode
April-April 2020 ini diperkirakan pendapatan dan laba bersih
perusahaan akan tergerus 75% dibandingkan periode yang sama
tahun lalu. perusahaan pun diketahui memiliki kewajiban jangka
pendek dengan nilai Rp 4,75 miliar, untuk itu manajemen pun
melakukan negosiasi dengan bank pemberi pinjaman.

4.1. PHK Dalam Suudut Pandang Hukum

Advokat sekaligus Founder Industrial Relation (IR) Talk, Masykur Isnan,


mengatakan tidak dipungkiri COVID-19 memberikan dampak yang cukup besar
bagi perekonomian nasional.

Kebijakan PHK yang dilakukan perusahaan, Masykur meminta untuk melihat


dari berbagai sisi. Misalnya kondisi force majeur yang dialami perusahaaan.
Masykur pun menggelontorkan ada beberapa produk hukum yang bisa menjadi
acuan.

Misalnya: Pasal 164 (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang menyebutkan perusahaan dapat melakukan PHK terhadap

17
pekerja/buruh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami
kerugian secara terus menerus selama 2 tahun atau keadaan memaksa. ada juga
Kitab Undang Undang Hukum Perdata pada Pasal 1244 dan Pasal 1245. Kemudian
ada beberapa putusan Pengadilan (Yurisprudensi), seperti:

 Putusan MA No 435/K/PDT.Sus-PHI/2015
 Putusan PHI PN palu No.12/Pdt.Sus PHI/2014/PN Pal
 Putusan PHI PN Medan No.242/Pdt.Sus PHI/2018/PD Mdn

Pasal 156 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yang berbunyi:

“Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan


membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima.”

Ketika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) semua orang berhak atas
hak-hak yang seharusnya kita dapatkan sebagai pekerja/buruh, seperti Uang
Pesangon, Uang Penghargaan masa kerja, dan Uang Penggantian Hak. Namun
beragam alasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Berikut ini berbagai alasan
PHK yang menentukan kompensasi apa saja yang didapat pekerja/buruh
berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2.1. Tabel Konpensasi PHK


1. Konpensasi Berdasarkan Alasan PHK 1

Alasan PHK Konpensasi Pengaturan di


UU No
13/2003
Pengunduran diri tampa UPH Pasal 162
tekanan Ayat (1)
Tidak lulus dimasa Tidak berhak Pasal 154
percobaan konpensasi
Selesainya PKWT Tidak berhak Pasal 154
konpensasi huruf b

18
Pekerjaan melakukan UPH Eks pasal 158
kesalahan berat Ayat (3)
Pekerjaan melanggar 1 kali UP, 1 Pasal 161
perjanjian kerja, PKB atau kali UPMK, Ayat (3)
peratiran prusaan dan UPH
Pekerja mengajukan PHK 2 kali UP, 1 Pasal 169
karna pelaggaran pengusaha kali UPMK, Ayat (1)
dan UPH
Pernikahan antar pekrja 1 kali UP, 1 Pasal 153
( jika diatur oleh perusaan )  kali UPMK,
dan UPH
PHK masal, perusan rugi 1 kali UP, 1 Pasal 164 (3)
( force majeure )  kali UPMK,
dan UPH
PHK masal, perusaan 2 kali UP, 1 Pasal 164 (3)
melakukan efisiensi kali UPMK,
dan UPH
Pekrja ditahan dan 1 kali UPMK, Pasal 160 ayat
diputuskan bersalah dan UPH (7)
2. Konpensasi Berdasarkan Alasan PHK 2

Alasan PHK Konpensasi Pengaturan di


UU No
13/2003
Peleburan, penggabungan, 1 kali UP, 1 Pasal 163
perubahan setatus dan kali UPMK, Ayat (1)
pekerja tidak mau dan UPH
melanjutkan hunungan kerja
Peleburan, penggabungnan, 2 kali UP, 1 Pasal 163
perubahan setatus dan kali UPMK, Ayat (2)
pengusaha tidak mau dan UPH
melanjutkan hubungan kerja
Perusaan pailit 1 kali UP, 1 Pasal 165

19
kali UPMK,
dan UPH
Pekerja meninggal dunia 2 kali UP, 1 Pasal 166
kali UPMK,
dan UPH
Pekerja mangkir 5 hari atau UPH dan uang Pasal 168
lebih dan telah dipanggil 2 pisah Ayat (1)
kali secara patut
Pekerja sakit berkelanjutan 2 kali UP, 2 Pasal 172
atau karna kecelakaan kerja kali UPMK,
( setelah 12 bulan )  dan UPH
Pekerja memasuki usia opsional Sesuai Pasal
pension 167
Pekerja ditahan dan tidak 1 kali UPMK, Pasal 160
dapat melakukan pekerjaan dan UPH Ayat (7)
(setelah 6 bulah) 

4.2.2. 4 Antisipasi PHK Akibat Aandemi COVID-19 Dari Segi Hukum


1. Lakukan dialog dua arah atau bipartit.

Pengusaha dan pekerja bersama dengan serikat pekerja


perlu melakukan dialog secara transparan sejak dini dalam
mengantisipasi kondisi ketenagakerjaan akibat pandemi
COVID-19 ini. Perusahaan yang karena sifat industrinya
mengharuskan kehadiran pekerja maka harus mengatur sistem
kerja dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Susun kebijakan ketenagakerjaan dalam situasi pandemi


COVID-19

Kebijakan ini harus merespons setiap perubahan yang


terjadi akibat pandemi COVID-19 terhadap sistem kerja
karyawan. Perubahan tersebut meliputi penerapan sistem bekerja

20
dari rumah, social distancing, pembatasan sarana transportasi
umum, dan lockdown terbatas yang saat ini sudah dilakukan
oleh beberapa pemerintah daerah. Pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Tenaga Kerja harus aktif dalam memberikan
informasi kebijakan untuk bekerja dan melakukan tinjauan
kebijakan secara berkala. Kebijakan yang bisa diterapkan
misalnya kebijakan pengurangan hari dan jam kerja,
meliburkan/merumahkan pekerja, dan sebagainya.

3. Realisasikan dan pantau implementasi paket insentif bagi


pengusaha dan pekerja untuk bertahan.

Pemerintah sudah menerbitkan paket insentif bagi pengusaha


seperti pembebasan atau pengurangan pembayaran pajak dan
hibah anggaran untuk sektor usaha kecil. Pemerintah sendiri
berencana akan memberikan stimulus sebesar Rp 2 triliun untuk
meningkatkan daya beli pelaku koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM).

4.3. Peran Penting Pemerintah Dalam Masalah PHK


Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia meminta pemerintah dapat
mencegah pemutusan hubungan kerja ( PHK) secara serius di tengah pandemi
Covid-19 Beberapa perusahaan gulung tikar sebagai imbas Covid-19 dan membuat
mereka melakukan pemutusan hubungan kerja ( PHK) serta merumahkan
pegawainya tanpa memberikan upah (unpaid leave).
Menurut Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, peningkatan
jumlah pengangguran terbuka akan terjadi pada triwulan II-2020 mendatang. Untuk
skenario terburuk, jumlahnya bisa mencapai 9,35 juta pengangguran.
Dinas Tenaga Kerja bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk mendata
guru-guru yang dirumahkan. Pekerja lainnya yang didata untuk mendapatkan Kartu
Prakerja dari pemerintah pusat adalah pekerja seni. Dinas Tenaga Kerja berupaya

21
mendata dan menerima pendaftaran semua pekerja di sektor apa pun yang saat ini
tidak lagi bekerja imbas Covid-19. Data-data yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja
nantinya akan diverifikasi oleh pemerintah pusat.
4.3.1. Perogram dan kebijakan terkait fenomena PHK
Presiden Indonesia Jokowi Dodo (Jokowi) dan Kementerian terkait
mengeluarkan berbagai jurus untuk menyelamatkan sekitar 6 juta pekerja
yang berpotensi terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat
pandemi virus corona. Jurus dan bentuknya berbeda-beda antara lain :
a. Kartu Pra kerja
Jokowi menggelontorkan anggaran sebesar Rp 20 triliun untuk
menjalankan program ini, naik 100 persen dari anggaran awal
Kartu Prakerja yaitu Rp10 triliun. Anggaran digunakan untuk biaya
pelatihan sebesar Rp5,6 triliun, dana insentif Rp13,45 triliun, dana
survei Rp840 miliar, dan dana PMO Rp100 juta dan program ini
dimulai tanggal 9 April 2020 dan penerima manfaatnya 5,6 juta
orang, terutama yang terkena PHK, pekerja informal, pelaku usaha
mikro, dan kecil yang terdampak COVID-19.
Nantinya, korban PHK yang dinyatakan berhak menerima
bantuan tersebut akan diberi dana pelatihan sebesar Rp1 juta per
periode pelatihan. Peserta juga nantinya akan diberikan bantuan
tambahan senilai Rp600 ribu per bulan selama 4 bulan, dan insentif
mengisi survei sebesar Rp50 ribu per bulan selama tiga bulan. Jadi,
total bantuan korban PHK yang menjadi peserta program tersebut
mencapai Rp3,55 juta.
Hal yang perlu digaris bawahi adalah, agar manfaat tersebut bisa
benar-benar tepat sasaran, setiap peserta Kartu Prakerja harus tetap
menjalankan pelatihan kerja secara online. Fungsi kartu prakerja
juga sedikit digeser menjadi bantuan tunai meski pelatihan harus
tetap ada. Pasalnya, tujuan awal kartu prakerja untuk meningkatkan
keahlian yang dibutuhkan oleh industri. Optimalisasi program kartu

22
Pra Kerja saat ini terus diperluas. Perluasan ini dikhususkan pada
social safety net (jaring pengaman sosial) untuk kelompok rentan
COVID-19 yakni masyarakat kelas menengah bawah.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menjelaskan, ada
pergeseran karena focus awal kartu prakerja untuk angkatan kerja
muda yang mencari kerja. Mereka yang terkena PHK tetap
diberikan ruang meski tak sebesar angkatan kerja muda yang
menganggur. Pergeseran tersebut, terjadi pada konsep yang lebih
banyak untuk bantuan tunai di tengah COVID-19.
Hal ini terlihat dari kenaikan anggaran dua kali lipat dari Rp10
triliun menjadi Rp20 triliun, dari 2 juta menjadi 5,6 juta peserta.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto mengatakan peserta program Kartu Prakerja boleh
mengambil pelatihan selanjutnya setelah menuntaskan pelatihan
pertama. Artinya, para peserta dapat menggunakan sisa nilai
pelatihan untuk membeli modul pelatihan kedua atau ketiga hingga
31 Desember 2020 dan Intensitif akan ditransfer melalui rekening
bank, atau e-wallet ke peserta.
b. Pemberian insentif sebesar Rp 5.000.000
Insentif tersebut digelontorkan untuk korban PHK melalui BP
Jamsostek. Pemerintah akan memberikan dana sebesar Rp1 juta per
pekerja per bulan ditambahinsentif Rp1 juta, totalnya per peserta
akan menerima Rp5 juta. Pekerja yang sudah ikut BPJS
Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) yang kena PHK akan dibantu
mendapatkan dana ini.
c. Program Padat Karya Tunai (PKT)

Program ini guna untuk mempertahankan daya beli


masyarakat desa yang terdampak wabah virus corona. Bantuan
tersebut menyasar mereka berpenghasilan rendah, menganggur, dan

23
setengah menganggur. Presiden Jokowi menyebut pemerintah
menyiapkan Rp16,9 triliun untuk melaksanakan PKT di sejumlah
Kementerian, yakni Kementerian PUPR, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Kementerian PUPR menyiapkan dana PKT senilai Rp10,22


triliun yang disebar dalam beberapa proyek. Salah satunya yaitu
pemberian uang tunai kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
baru pulang dari luar negeri agar mereka tetap memiliki
penghasilan di dalam negeri. Selain itu, Kementerian PUPR juga
akan merekrut 530 ribu tenaga kerja sebagai realisasi atas program
PKT.

Sementara itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi juga ditargetkan menyerap 59 ribu
tenaga kerja. Pembiayaan lainnya dilakukan melalui program
percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3TGAI),
pemeliharaan rutin jalan dan jembatan, pengembangan infrastruktur
social ekonomi wilayah (PISEW), penataan kota tanpa kumuh
(KOTAKU), serta tempat pengelolaan sampah reduce, reuse,
recycle (TPS 3R). Selain untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan
mendistribusikan dana hingga ke desa dan pelososk.

Dengan adanya 3 (tiga) program bantuan tersebut, kita


berharap agar implementasi dan pelaksanaannya dapat sesuai
ekspektasi dan tepat sasaran. Permasalahan yang kadang muncul
dari program berupa bantuan untuk masyarakat yaitu pelaksanaan
yang tidak tepat sasaran. Ini menjadi tugas semua elemen
masyarakat, termasuk mahasiswa untuk mengontrol segala praktik

24
yang menyebabkan bantuan ini tidak tersampaikan langsung ke
masyarakat

4.4. Wawancara karyawan di PHK dan dirumahkan


Dari narasumber karyawan yang dirumshksn oleh peusaan Pt. Surya Logam
Indah Abadi, mengaku mendapat kabar dirumahkan dari teman satu perusaaan yang
mendapat berita bahwa dirumahkan lantas saudara langsung pulang kampung ke
Krui, Kbupaten Pesisir Barat, Peropinsi Lampung.
“kalau tidak pulang kampung untuk mencari pekerjaan di ibukota di masa Virus
COVID-19 sangat lah susah di tambah kebutuhan yang harus dipenuhi sehari-
harinya dan sekarang menunggu panggilah dari pihak perusaan Pt. Surya Logam
Indah Abadi, untuk kembali berkerja”
Lebih dari tiga bulan terhitung dari tanggal 22 maret 2020 hingga sekarang tidak
kunjung di panggil dari pihak perusaan sekarang tidak ada pekerjaan, kalu tidak di
panggil juga akan mencari pekerjaan lain walau sulitnya mencari pekerjaan, berbagi
program dari pemerinta cuma Pemberian insentif yang di peroleh karena kurang
taunya ada kartu pera kerja dan lainnya yang di usung pemerintah untuk para
karyawan di PHK ataupun dirumahkan

25
BAB V
Penutup

5.1. Kesimpulan
Setelah melalui beberapa proses penelitian kualitatif yang telah
diterapkan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat
menyimpulkan Peran pemerintah dalam menangani masalah pemutusan
hubungan kerja memiliki peran sebagai fungsi.
a. Regulator yaitu berdasarkan pada Undang-undang No.2 Tahun
2004 tentang Penyelesaian perselisihan Hubungan kerja dalam hal
ini melalui perundingan Tripartit.
b. Dinamisator yaitu membentuk suatu Lembaga Kerjasama (LKS
Tripartit) yang di keanggotaannya berisikan tiga unsure penting
yaitu pemerintah, serikat pekerja dan organisasi pengusaha untuk
menyelesaikan konflik antara kedua belah pihak yang memiliki
kepentingan
c. Fasilitator dalam hal ini pemerintah setempat menyediakan sarana
seperti menghadirkan mediator untuk memediasi perundingan
hak-hak dan kepentingan kedua belah pihak
Faktor penghambat pemerintah dalam menangani masalah pemutusan
hubungan kerja terhadap karyawan di masas Virus COVID-19 yang mencapai
1,72 juta yang akan kemungkinan bertambah selagi wabah penyakit ini masih
adan dan gelombang PHK akan terrus terjadi.
Pemerintah diharuska aktif dalam maslah ini dan tidak mengagapnya
sepele belaka dari hasil wawamcara karyawan yang terdampak tidak
sepenuhnya mendapatkan pemahaman tentang berbagai program pemerintah
saat ini yang tidak sepenuhnya memecahkan masalah mereka yang menunggu
berbulan-bulan pemanggilan kerja, tampa penjelasan dan ingin mencari
pekerjaan baru yang sulit pada saat ini walaupun perusaan BUMN menegaskan

26
tidak melakukan PHK terhadap karyawan, namun perusahaan UKM dan
UMKM harus juga diperhatikan.
Sedangkan beberapa faktor pendukung pemerintah dalam menangani
konflik pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan di masas Virus COVID-
19 berbagi intansi semua kompak dalam menanggulangi PHK terhadap
karyawan dan berbagi program yang telah dibuat oleh pemerianta sudah tepat
sasaran walau masih banyak problem
5.2 Saran

Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di
rekomendasikan adalah sebagai berikut :

1. hendaknya dalam melakukan Pemutusan hubungan kerja harus


sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku di
Indonesia agar tidak akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

2. Dalam hal ini, semua pihak yang terlibat hendaknya dapat sebisa
mungkin mengupayakan agar PHK tidah terjadi. Pemenuhan
mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak yang telah diatur
dalam perjanjian kerja yang telah disepakati menurut kami dapat
menghindarkan terjadinya PHK.

3. jika PHK tidak dapat lagi dihindarkan, sebaiknya pihak pengusaha


menuntaskan kewajibannya untuk memberikan hak-hak pekerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar tidak merugikan
para karyawan.

27
Daftar Pustaka

Saidir rohman : “Narasumber” karyawan terdampak PHK

Adriyan Frediyanto dan Martha Eliza Sellyn: “Kacamata Driyarkara” Melawan corona,
Nasib Para Pekerja

Fatwal Fahrunnisa,Rosdianti Razak,Alimuddin Said: “Jurnal Publik” Desember 2017,


Peran pemerintah menangani konflik Pemutusan Hubungan Kerja

katadata.co.id: https://katadata.co.id/berita/2020/05/26/phk-dan-efisiensi-karyawan-
melanda-perusahaan-publik-ini-daftarnya

www.talenta.co: https://www.talenta.co/blog/administrasi-hr/menjawab-soal-phk-dan-
dirumahkan-dari-aspek-hukum-saat-covid-19/

kumparan.com: https://kumparan.com/kumparanbisnis/daftar-perusahaan-yang-phk-
karyawan-karena-corona-kfc-hingga-traveloka-1tSk42pFZ0v

economy.okezone.com: https://economy.okezone.com/read/2020/05/14/320/2213823/1-
7-juta-pekerja-di-phk-dan-dirumahkan-dari-85-000-perusahaan

theconversation.com: https://theconversation.com/4-langkah-antisipasi-phk-akibat-
pandemi-covid-19-dari-segi-hukum-135471

kompas.com: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/06/06231941/phk-massal-
di-tengah-pandemi-covid-19-dan-upaya-pemerintah-berikan?page=all

28
KUESIONER

Kepada

Yth. Pelanggan Toserba PKPRI Wonosobo

diTempat

Responden yang terhormat,

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Statistika Multivariat di Fakultas


Ekonomi dan bisnis Universitas Sains Al-Quran Jawa Tengah di Wonosobo, penulis
berusaha melakukan pengumpulan data tentang “ANALISIS PENGARUH KINERJA
PEMERINTAH, KUWALITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KARYAWAN
DIRUMAHKAN DAN PHK DIMASA PENDEMI COVID-19 (Studi Kusus
Mahasiswa Falkuntas Ekonomi Dan Bisnis )”. Untuk itu, besar harapan penulis agar
responden bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di
dalam angket ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

29
A. Profil Responden

Berilah tanda silang (X) untuk setiap jawaban yang menurut anda paling

sesuai dengan diri anda!

1. Jenis kelamin :

a. Laki-laki
b. Perempuan

2. Usia :

a. 18-28
b. 29-30
c. 31-40

B. Keterangan Pada Jawaban Angket

a. STS = Sangat Tidak Setuju


b. TS = Tidak Setuju
c. N = Netral
d. S = Setuju
e. SS = Sangat Setuju
C. Pertanyaan

No pertanyaan STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1 Pendapat anda melihat Perusaan yang
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
terhadap karyawannya dimasa pendemi
COVID-19 ( virus corona ) ?
2 Melihat karyawan yang tardampak Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK), membutuhkan peran
penting dari Pemerintah ?
3 Pendapat anda apakah Perogram Pemerintah

30
dalam mengatasi PHK terhadap karyawan
yang terdampak dimasa pendemi COVID-19
sudah tepat sasaran ?
4 Dalam Kartu Pra Kerja, pemerintah
mengaggarkan 20 triliun dari anggaran awal 10
terliun naik 100 persen dari anggaran pertana,
menurut anda apakah Kartu Pra Kerja ini
sangat membantu Para karyawan yang
terdampak PHK ?
5 pemerintah melakukan pemberian insentif
sebesar Rp 5.000.000 kepada karyawan yang
terdampak PHK melalui BP Jamsostek,
menurut anda apakah pemberian insentif ini
lebih dari cukup bagi karyawan yang
terdampak PHK ?
6 Sebuah perusahaan yang trjadi penurunan
laba/pendapatan akibat dampak COVID -19
haruskah perurahaan melakukan PHK
terhadap karyawannya ?
7 Bagi karyawan yang Dirumahkan perusahaan,
apakah solusinya mencari pekerjaan yang
lain ?
8 Bagi perusahaan yang tidak begitu terdampak
dalam pendemi COVID-19, apakah tetap
membukak lowongan pekerjaan ?
9 Apa pendapat anda ketika Tenega kerja Asing
(TKA), masuk ke indonesia sedangkan 1,72
juta orang yang dirumahkan dan di PHK di
indonesia dimasa pendemi COVID-19 ?
Frequencies
Statistics

JK Usia

31
N Valid 80 80

Missing 0 0

Frequency Table
JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Lak 45 56.3 56.3 56.3

permpuan 1 1.3 1.3 57.5

Permpuan 34 42.5 42.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18-28 43 53.8 53.8 53.8

29-30 22 27.5 27.5 81.3

31-40 15 18.8 18.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Lampiran
Descriptives
Descriptive Statistics

32
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

x.1 80 1 5 2.19 .969


x.2 80 1 5 3.71 .917
x.3 80 1 5 3.36 .931
x.4 80 1 5 3.55 .855
x.5 80 1 5 3.44 1.017
x.6 80 1 5 3.32 .991
x.7 80 1 5 3.43 1.123
x.8 80 1 5 3.40 .908
x.9 80 1 5 2.13 .986
Valid N (listwise) 80

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary

33
N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items

.329 .324 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

x.1 2.19 .969 80


x.2 3.71 .917 80
x.3 3.36 .931 80
x.4 3.55 .855 80
x.5 3.44 1.017 80
x.6 3.33 .991 80
x.7 3.43 1.123 80
x.8 3.40 .908 80
x.9 2.13 .986 80

Inter-Item Correlation Matrix

x.1 x.2 x.3 x.4 x.5 x.6 x.7 x.8 x.9

x.1 1.000 .061 -.034 .011 .147 -.143 .252 .158 .161

34
x.2 .061 1.000 -.084 .075 .177 -.161 .034 -.012 .040
x.3 -.034 -.084 1.000 .064 -.116 .255 -.028 .051 .198
x.4 .011 .075 .064 1.000 .069 -.004 -.115 .267 .098
x.5 .147 .177 -.116 .069 1.000 .083 .223 .082 .008
x.6 -.143 -.161 .255 -.004 .083 1.000 -.046 -.132 .010
x.7 .252 .034 -.028 -.115 .223 -.046 1.000 -.045 .260
x.8 .158 -.012 .051 .267 .082 -.132 -.045 1.000 -.042
x.9 .161 .040 .198 .098 .008 .010 .260 -.042 1.000

Inter-Item Covariance Matrix

x.1 x.2 x.3 x.4 x.5 x.6 x.7 x.8 x.9

x.1 .939 .055 -.031 .009 .145 -.138 .274 .139 .153
x.2 .055 .840 -.072 .059 .165 -.146 .035 -.010 .036
x.3 -.031 -.072 .867 .051 -.110 .235 -.029 .043 .182
x.4 .009 .059 .051 .732 .060 -.004 -.110 .208 .082
x.5 .145 .165 -.110 .060 1.034 .084 .255 .076 .008
x.6 -.138 -.146 .235 -.004 .084 .982 -.051 -.119 .009
x.7 .274 .035 -.029 -.110 .255 -.051 1.260 -.046 .288
x.8 .139 -.010 .043 .208 .076 -.119 -.046 .825 -.038
x.9 .153 .036 .182 .082 .008 .009 .288 -.038 .972

Summary Item Statistics

Maximum / N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items

Item Means 3.169 2.125 3.713 1.588 1.747 .343 9


Item Variances .939 .732 1.260 .528 1.722 .023 9
Inter-Item Covariances .049 -.146 .288 .434 -1.974 .014 9
Inter-Item Correlations .051 -.161 .267 .428 -1.663 .015 9

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

28.53 11.949 3.457 9

Lampiran
Regression
Variables Entered/Removeda

35
Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 x.9, x.5, x.6, x.4,


x.2, x.1, x.8, x.3, . Enter
x.7b

a. Dependent Variable: total_x


b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 1.000 1.000 1.000 .000

a. Predictors: (Constant), x.9, x.5, x.6, x.4, x.2, x.1, x.8, x.3, x.7

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio
943.950 9 104.883 . .b
n

Residual .000 70 .000

Total 943.950 79

a. Dependent Variable: total_x


b. Predictors: (Constant), x.9, x.5, x.6, x.4, x.2, x.1, x.8, x.3, x.7

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

36
B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.220E-15 .000 . .

x.1 1.000 .000 .280 . .

x.2 1.000 .000 .265 . .

x.3 1.000 .000 .269 . .

x.4 1.000 .000 .247 . .

x.5 1.000 .000 .294 . .

x.6 1.000 .000 .287 . .

x.7 1.000 .000 .325 . .

x.8 1.000 .000 .263 . .

x.9 1.000 .000 .285 . .

a. Dependent Variable: total_x

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 80
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .00000000
Most Extreme Differences Absolute .228
Positive .228
Negative -.222
Test Statistic .228
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Lampiran 2 tabulasi data


x.1 x.2 x.3 x.4 x.5 x.6 x.7 x.8 x.9 total_x JK Usia
3 5 3 4 5 3 3 4 1 31 1 1

37
2 5 4 4 4 4 4 4 1 32 1 1
2 5 3 4 3 2 2 4 2 27 1 1
1 4 2 4 4 3 2 3 1 24 1 1
2 5 4 5 4 3 4 4 1 32 1 1
3 3 3 3 3 4 3 2 2 26 2 1
2 4 2 3 2 2 4 4 1 24 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 1 1
3 5 2 4 4 2 4 4 5 33 1 1
1 2 2 4 4 2 3 5 1 24 2 1
5 4 3 4 4 2 2 4 2 30 1 1
4 3 4 3 3 4 4 4 2 31 1 1
2 2 3 4 2 2 4 4 2 25 2 1
1 2 5 4 1 3 2 3 3 24 2 1
3 4 3 3 4 5 3 5 1 31 2 2
3 4 2 2 5 2 3 2 1 24 1 1
1 3 3 2 5 4 2 3 1 24 1 1
1 5 3 3 3 3 3 4 1 26 1 1
2 4 4 4 2 3 3 2 3 27 1 1
2 3 3 5 3 2 2 5 2 27 2 2
3 4 3 4 4 2 4 3 3 30 1 1
2 5 4 3 4 3 4 2 1 28 1 1
2 4 4 4 4 4 3 3 1 29 2 2
2 3 3 3 4 4 4 2 2 27 1 2
1 4 4 4 4 4 4 4 4 33 1 1
3 5 3 3 3 1 4 2 3 27 1 1
2 3 4 4 3 2 4 5 2 29 1 2
3 5 2 3 3 4 3 1 3 27 1 1
2 4 2 4 4 2 4 4 1 27 1 1
2 4 4 4 4 4 4 4 4 34 1 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 1 2
2 4 4 4 4 4 4 4 2 32 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 2 2
2 4 4 4 4 4 4 4 3 33 2 1
2 4 4 4 4 4 4 4 3 33 2 2
2 5 2 3 2 2 3 3 2 24 1 1
2 4 3 3 5 4 5 3 3 32 2 2
2 5 3 5 5 2 5 4 3 34 2 1
3 5 4 3 3 3 3 3 3 30 1 1
5 4 4 5 5 2 1 5 1 32 1 1
2 4 3 5 1 3 1 5 2 26 2 2

38
1 5 5 4 2 4 1 4 2 28 1 3
1 3 3 4 4 5 1 3 1 25 1 3
2 4 3 4 2 4 4 2 1 26 1 1
1 3 3 4 4 5 1 3 1 25 1 3
1 4 4 1 2 3 4 4 1 24 1 3
1 3 5 3 3 4 1 3 2 25 2 1
1 3 3 4 2 2 3 2 2 22 2 2
1 3 1 2 3 4 2 3 3 22 2 1
3 3 3 5 3 5 5 3 3 33 2 1
3 3 5 3 3 5 4 3 3 32 2 1
3 3 3 3 3 3 4 3 2 27 2 2
3 3 1 4 2 4 4 3 1 25 1 1
3 4 5 2 3 2 5 3 2 29 2 3
2 5 4 4 5 3 4 4 2 33 1 1
3 3 3 3 5 3 5 4 3 32 2 3
2 3 3 4 4 4 4 4 1 29 1 1
1 2 4 3 3 4 2 3 1 23 2 3
2 3 3 4 3 3 4 3 1 26 1 1
1 2 5 3 3 5 3 2 3 27 1 3
3 4 4 3 4 3 3 4 3 31 2 3
2 3 3 4 2 2 2 3 3 24 1 3
3 5 2 2 3 4 5 4 2 30 2 1
3 1 3 3 3 3 5 5 1 27 1 1
3 3 5 4 2 4 3 5 4 33 2 2
3 4 3 4 3 3 5 3 3 31 2 1
1 5 4 3 3 5 2 3 1 27 1 2
4 3 4 3 3 4 4 4 1 30 2 2
1 4 5 3 2 3 3 3 2 26 2 1
3 3 3 2 5 4 5 2 3 30 2 2
2 4 2 2 4 3 3 4 1 25 1 3
2 3 4 2 4 2 5 3 3 28 2 2
1 5 3 4 3 3 4 2 2 27 1 3
2 3 4 4 3 4 3 2 1 26 2 2
1 4 3 4 5 3 4 3 2 29 2 3
2 3 4 4 5 3 4 3 3 31 1 2
1 4 3 3 3 3 4 4 3 28 2 2
2 4 3 5 5 4 5 3 2 33 1 1
2 3 5 4 3 5 5 3 3 33 2 3
1 4 3 5 5 5 3 4 3 33 1 3

39
40

Anda mungkin juga menyukai