Anda di halaman 1dari 14

NAMA : RIZKY APRILYANI PRICILYA PUTRI

NIM : B.111.19.0085
MATA KULIAH : RISET PEMASARAN
KELAS :E
HARI/JAM : RABU/14.00 WIB

TUGAS 5 RISET PEMASARAN

BAB II (TELAAH PUSTAKA) BERISI :


1. TEORI UTAMA
2. KONSEP-KONSEP VARIABEL DI MASING-MASING DENGAN INDIKATORNYA
3. HUBUNGAN LOGIS ANTAR VARIABEL
4. MODEL PENELITIAN (KERANGKA PEMIKITAN TEORETIS)

JAWAB :
1. Landasan Teori
a. Pandemi Covid-19
Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan kejadian infeksi berat dengan
penyebab yang belum diketahui, yang berawal dari laporan dari Cina kepada World Health
Organization (WHO) terdapatnya 44 pasien pneumonia yang berat di suatu wilayah yaitu
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya di hari terakhir tahun 2019 Cina. Dugaan awal
hal ini terkait dengan pasar basah yang menjual ikan, hewan laut dan berbagai hewan lain.
Pada 10 Januari 2020 penyebabnya mulai teridentifikasi dan didapatkan kode genetiknya
yaitu virus corona baru. Hingga 28 Maret 2020, jumlah kasus infeksi COVID-19
terkonfirmasi mencapai 571.678 kasus. Awalnya kasus terbanyak terdapat di Cina, namun
saat ini kasus terbanyak terdapat di Italia dengan 86.498 kasus, diikut oleh Amerika dengan
85.228 kasus dan Cina 82.230 kasus. Virus ini telah menyebar hingga ke 199 negara.
Kematian akibat virus ini telah mencapai 26.494 kasus. Tingkat kematian akibat penyakit ini
mencapai 4-5% dengan kematian terbanyak terjadi pada kelompok usia diatas 65 tahun.
Indonesia melaporkan kasus pertama pada 2 Maret 2020, yang diduga tertular dari orang
asing yang berkunjung ke Indonesia. Kasus di Indonesia pun terus bertambah, hingga tanggal
29 Maret 2020 telah terdapat 1.115 kasus dengan kematian mencapai 102 jiwa. Tingkat
kematian Indonesia 9%, termasuk angka kematian tertinggi.
Hingga saat ini setelah Pandemi covid-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari
setahun ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan berbagai macam bisnis yang ada di
dunia, terutama di Indonesia. Badai pandemic covid-19 yang sangat berbahaya, penularan
virus covid-19 yang sangat cepat,sehingga kemudian diberlakukannya PSBB (Pembatasan
Sosisal Berskala Besar) oleh pemerintah, maka otomatis sangat terdampak pada berbagai
bisnis kuliner seperti restoran dan kafe. Hampir rata-rata bisnis kuliner sangat terdampak
seperti sepinya jumlah pelanggan, kapasitas pengunjung dan jam beroperasi yang sangat
dibatasi, menyebabkan hancurnya banyak bisnis kuliner di Indonesia yang terpaksa harus
gulung tikar.
Karena Pandemi ini belum kunjung usai, tidak diketahui pula kapan akan selesainya
maka dari itu dibentuk tatanan kehidupan baru atau 'New Normal' dimana didalam nya terjadi
berbagai perubahan sistem dan tatanan dalam segala sektor tidak terkecuali sektor ekonomi.
Di dalam sektor ekonomi sistem New Normal diterapkan agar sistem perekonomian tetap
berjalan seperti biasa. Namun tetap saja banyak kendala yang dihadapi para pelaku usaha.
Sama seperti di Negara lain yang perekonomiannya lumpuh sebab pandemi. Di Indonesia,
pada awal pandemi masuk sempat lumpuh dan hingga saat ini pemerintah masih berjuang
untuk mengembalikan ekonomi yang lumpuh akibat pandemi ini. Untuk sektor ekonomi,
banyak cabang di dalam sektor tersebut salah satunya adalah bisnis waralaba. Tidak sedikit
perusahaan waralaba di Indonesia yang harus menelan pil pahit hingga gulung tikar akibat
pandemi, faktornya adalah penjualan yang sangat menurun tajam karena berkurangnya
pembeli. Di tengah situasi ini, pembeli kebanyakan cenderung untuk tidak keluar rumah
mengingat takut akan bahaya penyebaran virus ini.

b. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategia ( stratos = militer dan ag =
memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi bisa
diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan
material pada daerah - daerah tertentu untuk mencapai tujuan tindakan tetentu.
Strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi bisnis berskala besar,
menggerakan semua sumber daya perusahaan yang dapat menguntungkan secara aktual
dalam bisnis, Jhon A. Bryne mendefinisikan strategi adalah sebuah pola yang mendasar dari
sasaran dan direncanakan, penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar,
pesaing, dan faktor-faktor lingkungan.
Menurut David strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan yang dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Strategi merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang
diambil untuk mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh keunggulan bersaing.
Keberhasilan suatu perusahaan, sebagaimana diukur dengan daya saing strategis dan
profitabilitas tinggi, merupakan fungsi kemampuan perusahaan dalam mengembangkan dan
menggunakan kompetensi inti baru lebih cepat daripada usaha pesaing untuk meniru
keunggulan yang ada saat ini.
Throut memutuskan bahwa inti dari strategi adalah adalah bagaimana bertahan hidup
dalam dunia yang semakin kompetetif, bagaimana membuat presepsi yang baik di benak
komsumen, menjadi beda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi,
menguasai satu kata yang sederhana dikepala, kepemimpinan yang memberi arah dan
memahami realitas pasar dengan menajadi yang pertama, kemudian menjadi lebih baik.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa startegi merupakan suatu rencana yang
ditunjukan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

c. Pengertian Pemberhentian Hubungsn Kerja (PHK)


Pemutusan hubungan kerja atau arti PHK adalah acuan untuk pengakhiran kontrak
karyawan dengan perusahaan. Seorang karyawan dapat diberhentikan dari pekerjaan atas
kehendaknya sendiri atau mengikuti keputusan yang telah dibuat oleh atasannya.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat
(25), PHK artinya yaitu sebagaimana dijelaskan berikut ini.
“Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan
pengusaha.”
Sedangkan dalam UU tersebut, yang menjelaskan secara rinci tentang pengertian PHK
berada di BAB XII dari pasal 150 – pasal 172 yang berlaku bagi badan usaha yang memiliki
badan hukum atau tidak, usaha milik perseorangan, persekutuan atau miliki badan hukum.

Baik milik swasta maupun milik negara. Serta usaha-usaha sosial dan usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah dan imbalan
dalam bentuk lain.
d. Pengertian Kinerja Karyawan
Setiap kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan perkembangan bisnis perusahaan
adalah wujud performa atau kinerja. Karyawan memiliki peranan yang sangat penting pada
kesuksesan dan perkembangan perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan harus bisa memantau kinerja setiap karyawannya apakah
mereka sudah mampu menjalankan tugas dan juga kewajibannya dengan baik sesuai harapan
ataukah tidak. Penilaian kinerja ini berperan penting dalam menentukan kerjasama dengan
pihak karyawan.
Pengertian Kinerja Karyawan Berdasarkan Para Ahli
1. Menurut Moeheriono
Dalam buku yang berjudul “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi” karya Prof.
Dr. Moeheriono, M.Si. dijelaskan bahwa kinerja karyawan bisa dicapai oleh kelompok atau
individu dalam suatu perusahaan secara kualitatif atau kuantitatif.
Hal tersebut disesuaikan dengan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pada tiap
karyawan dalam meraih tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
dengan etika ataupun moral yang berlaku.
2. Menurut Prawirosentono
Prawirosentono menjelaskan bahwa kinerja adalah pekerjaan individu ataupun
kelompok pada suatu organisasi yang sesuai dengan kekuasaan dan juga tanggung jawab
masing-masing yang saling berusaha keras demi meraih tujuan utama perusahaan dengan
tidak melanggar hukum, etis, ataupun moral.
3. Menurut Mccormick & Tiffin
Kedua ahli ini berpendapat bahwa kinerja karyawan adalah jumlah dan juga waktu
yang dibutuhkan untuk bisa melakukan aktivitas. Sedangkan waktu kerja adalah jumlah
kehadiran, keterlambatan dan juga masa kerja dari karyawan.
4. Menurut Edy Sutrisno
Edy Sutrisno menerangkan kinerja karyawan sebagai rangkuman dalam hal kualitas,
kuantitas, jam kerja dan juga kolaborasi untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan.
5. Menurut Miner
Kinerja karyawan adalah bagian dari individu yang harus melakukan pekerjaan dan
juga bertindak sesuai dengan pekerjaan yang sudah diberikan kepadanya.

Faktor Penting yang Mempengaruhinya


Terdapat beberapa faktor yang mampu memengaruhi kinerja karyawan. Berbagai
faktor ini sangat penting untuk diperhatikan agar kinerja karyawan tidak menurun demi
kelancaran bisnis. berikut ini adalah berbagai faktor yang mampu memengaruhi kinerja
karyawan.
 Sikap Disiplin
Disiplin adalah sikap yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh setiap karyawan.
Kedisiplinan karyawan akan sangat dibutuhkan demi kelancaran bisnis. setiap karyawan
harus mempunyai sikap disiplin agar bisa mengikuti setiap aturan yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan dan melakukan berbagai pekerjaannya masing-masing. Pihak perusahaan bisa
membuat kebijakan yang mampu memengaruhi sikap disiplin karyawannya.
 Motivasi Kerja
Motivasi adalah suatu dorongan yang muncul pada setiap individu secara sadar
ataupun tidak sadar dalam melakukan suatu pekerjaan dengan tujuan tertentu. Setiap
karyawan tentunya memiliki motivasi yang berbeda-beda.
Beberapa karyawan ada yang memiliki motivasi bekerja untuk memiliki uang agar
mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Beberapa yang lain juga ada yang memiliki
motivasi kerja untuk meraih jabatan yang tinggi.
 Kompensasi atau Insentif
Kompensasi ataupun insentif hampir bisa dipastikan mampu memengaruhi kinerja
karyawan. Kompensasi ini bisa diberikan kepada karyawan dalam wujud bonus yang mampu
meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu, harapan untuk dipromosikan jabatan yang lebih
tinggi juga bisa membuat karyawan dalam meningkatkan performanya. Selain sebagai bentuk
penghargaan untuk karyawan agar bisa meningkatkan performa kerjanya, hal tersebut juga
akan secara efektif memacu karyawan lainnya untuk bekerja lebih keras.
 Gaya Kepemimpinan
Karyawan yang mempunyai pemimpin yang baik pada umumnya akan mampu
memberikan performa yang juga baik. Cara atasan dalam memimpin karyawan yang ada
dibawahnya akan sangat memengaruhi performa perusahaan dan juga karyawan.Gaya
kepemimpinan yang baik adalah dengan cara mengayomi karyawan agar mampu
menyelesaikan setiap tugas yang diberikannya kepada masing-masing karyawan dengan
tanpa tekanan yang berlebihan.
 Lingkungan Kerja
Faktor lainnya yang mampu memengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang bersih dan nyaman akan membuat suasana hati setiap karyawan
menjadi tenang dan menjadi lebih fokus dalam melakukan pekerjaan. Perlengkapan alat kerja
yang mumpuni juga akan membuat setiap karyawan bekerja dengan maksimal. Selain itu,
pihak perusahaan juga harus bisa memerhatikan kesehatan dan tingkat keamanan karyawan
dengan menyediakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan sesuai dengan keperluan
karyawan.
 Pelatihan Terhadap Karyawan
Pelatihan dan juga edukasi sangatlah penting untuk bisa meningkatkan kinerja
karyawan, khususnya untuk karyawan baru dan masih memerlukan suatu bimbingan.
Sedangkan untuk karyawan lama, mereka biasanya memerlukan peningkatan kinerja seiring
berjalannya waktu. Dalam hal ini, pihak perusahaan bisa memberikan pelatihan langsung di
tempat kerja atau dengan mendanai suatu pembelajaran terkait beberapa faktor penentu yang
mampu memengaruhi performa karyawan. Caranya, perusahaan harus bisa memastikan
bahwa karyawannya mampu memperoleh pelatihan yang sesuai dengan kemampuannya.
 Perlakuan Perusahaan Terhadap Karyawan
Karyawan yang memperoleh perlakuan baik dari perusahaan akan cenderung
mempunyai performa kerja yang lebih baik. Kenapa? karena pada saat itu karyawan akan
merasa bahagia, lebih termotivasi, dan lebih dibutuhkan dalam perusahaan. Perlakuan yang
baik tidak hanya bisa diberikan dengan bentuk pujian, tapi juga bisa dalam bentuk
memahami apa yang mereka perlukan. Seperti dengan menanggapi saran yang diberikan oleh
karyawan, atau menghargai kehidupan karyawan dengan cara tidak menghubunginya di hari
libur.
 Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi juga akan memungkinkan perusahaan untuk bisa bekerja
lebih efektif. Contoh sederhananya adalah performa kerja seorang akuntan akan bisa
meningkat jika diiringi dengan penggunaan perangkat kerja yang mampu melakukan
berbagai laporan keuangan ataupun manajemen keuangan yang baik. Terlebih lagi, saat ini
adalah eranya semua hal bisa bekerja secara otomatis. Apabila pihak perusahaan bisa
melakukan setiap hal dengan mudah dengan bantuan software, maka cara lama dengan atau
manual seharusnya bisa ditinggalkan.

 Delegasi Tugas
Dalam hal ini, delegasi tugas yang dimaksud adalah dengan mengalihkan tugas atau
pekerjaan kepada beberapa karyawan lainnya yang sesuai. Ini adalah cara yang sederhana
dan efektif untuk bisa meningkatkan performa karyawan. Karena, setiap karyawan akan
mampu memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang lebih spesifik dan sesuai
dengan keahliannya. Dengan adanya delegasi tugas yang baik, maka seorang manajer juga
akan lebih bisa memanfaatkan waktunya untuk melakukan beberapa tugas lainnya yang lebih
penting. Sederhananya, manajer bisa melakukan dua atau lebih pekerjaan lainnya dalam
waktu yang bersamaan dengan melakukan delegasi tugas yang tepat.
 Komunikasi dan Hubungan yang Kuat
Adanya hubungan interpersonal pada tiap anggota tim dan juga departemen juga
mampu memengaruhi tingkat produktivitas karyawan. Dengan membangun komunikasi yang
kuat, maka seorang karyawan akan lebih mudah dalam memahami tujuan suatu proyek yang
dikerjakan, deadline, serta seluruh detail pekerjaan. Sehingga, pekerjaan pun bisa dilakukan
dengan lebih lancar. Selain itu, karyawan juga akan lebih mudah untuk menyelesaikan
masalah yang kerap terjadi di tempat kerjanya secara lebih efektif.
 Adanya Rantai Komando yang Jelas
Apabila setiap karyawan mempunyai pengetahuan yang luas tentang perusahaan dan
hal apa saja yang dikerjakannya, maka mereka juga akan mampu membuat keputusan yang
tepat pada waktu-waktu yang sangat genting. Sehingga, pekerjaan pun akan tetap mengalir
karena tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk melihat panduan.
Hal yang sama juga berlaku untuk para staf manajemen. Mereka harus selalu siap
dalam membuat suatu keputusan yang penting untuk perusahaannya, sehingga karyawan
yang lainnya juga bisa mendapatkan informasi yang sesuai untuk melanjutkan pekerjaannya.

e. Penjualan
Kegiatan penjualan merupakan bagian pemasaran yang ditujukan untuk mengadakan
pertukaran terhadap suatu produk dari produsen ke konsumen, walaupun zaman sekarang istilah
penjualan sering dianggap sama dengan pemasaran namun tetap saja pemasaran mempunyai
ruang lingkup yang lebih luas dari penjualan, proses pemasaran dimulai sejak sebelum barang
diproduksi maupun dijual, sedangkan penjualan merupakan dari kegiatan pada pemasaran yaitu
dengan memproduksi suatu produk kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia
memakainya.
Definisi penjualan menurut Basu Swasta (2000:8)
“Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi atau mempersuasikan penjualan
kepada pembeli agar membeli barang yang ditawarkan.”
Menurut Basu Swasta (2000:2)
“Penjualan adalah ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilibatkan oleh penjual
untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.”
Menurut Winardi (2001:9)
“Penjualan adalah sebagai proses dimana sang penjual memastikan, mengaktifkan dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan sang pembeli agar dicapai manfaat bagi si penjual dan
menguntungkan kedua belah pihak.”
Menurut Badura (2001)
“Menjual adalah kemampuan dalam menyajikan seni menanam benih di hati pembeli yang
membuahkan beraneka ragam motivasi serta tindakan yang diberikan oleh pembeli yang sesuai
dengan keinginan penjual.”
Sedangkan penjualan menurut Burton Begelow (Sodeli dan Ukey 2000:8)
“penjualan ialah suatu proses berganda yang dapat memenuhi kebutuhan,dan untuk
memenuhi kebutuhan itu harus mengeluarkan uang dengan tidak menimbulkan ketidakpuasan
sehingga perlu menyesuaikan hasil dan pelayanan dengan tidak merugikan dan keuntungan
dapat diraih.”
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan merupakan salah satu fungsi
pemasaran yang sangat penting. Ada tidaknya fungsi pemasaran lain sangat tergantung dari
fungsi penjualan. Oleh karena itu wajarlah kiranya penjualan diberikan perhatian yang lebih,
karena berhasil tidaknya operasi bisnis tergantung bagaimana berhasilnya penjualan dilakukan.
Organisasi penjualan modern kini lebih menekankan pada falsafah penjualan yang memberikan
kepuasan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan, maupun penjual dan pembeli.
Ramalan penjualan merupakan faktor yang sangat menentukan untuk merencanakan keuangan
bagi perusahaan. Ramalan penjualan didirikan sebagai tingkat penjualan yang diharapkan dapat
dicapai pada masa yang akan datang dengan berlandaskan kepada data penjualan riil dimasa
lalu. Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tiga tujuan
dibidang penjualan yaitu :
 Mencapai volume penjualan tertentu
 Mendapatkan laba tertentu
 Menunjang pertumbuhan tertentu
f. Strategi terhadap Penjualan di masa Pandemi
Pandemi COVID-19 yang menyerang dunia, termasuk Indonesia, mengubah kebiasaan dan
gaya hidup masyarakat. Sesuai dengan anjuran pemerintah, masyarakat melakukan social
distancing di mana masyarakat dihimbau untuk tidak pergi ke tempat yang ramai dan selalu
menjaga jarak aman. Akhirnya, pusat perbelanjaan ditutup, masyarakat sudah beraktivitas dari
rumah, permintaan menurun, dan kebanyakan bisnis tidak dapat beroperasi seperti biasanya.
Dalam situasi ini, pelaku usaha perlu memutar otak agar mampu menjaga bisnis tetap stabil saat
permintaan sedang menurun. Perlu adanya strategi agar bisnis dapat bertahan di tengah situasi
Pandemi, berikut beberapa strateginya :
1) Tunjukkan kepedulian
Tunjukkan kepekaanmu dalam merespons pandemi ini dengan menjaga komunikasi yang
baik dengan pelanggan. Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengambil tindakan
yang berfokus pada kepentingan publik. Misalnya, membagikan fakta-fakta mengenai cara
mencegah virus Corona atau dengan melakukan program CSR atau charity seperti memberi
dukungan nyata kepada mereka yang terdampak. Dengan cara lain, kamu juga bisa berikan
pesan singkat bahwa kamu peduli terhadap orang-orang yang terkena dampak COVID-19.
Pesan ini bisa kamu sampaikan lewat sarana komunikasi yang biasa kamu gunakan, seperti
media sosial.
2) Lakukan transaksi online
Untuk menghindari penyebaran virus Corona, sebisa mungkin hindari transaksi secara
langsung. Transaksi akan lebih mudah dilakukan lewat online seperti m-banking atau dengan
payment gateway lainnya.
3) Alihkan strategi penjualan ke online
Di situasi seperti ini di mana masyarakat melakukan physical distancing, perilaku berbelanja
masyarakat pun ikut berubah. Banyak kegiatan maupun transaksi yang beralih ke online. Salah
satu cara untuk menghadapinya adalah beradaptasi dengan keadaan, seperti mengalihkan
strategi penjualan melalui e-commerce, media sosial, search engine, dan penjualan melalui
marketplace.
4) Berikan distraksi yang positif
Situasi ini membuat banyak orang merasa khawatir dan stres. Gunakan waktu ini untuk
kembali membangun semangat banyak orang. Pikirkan mengenai bagaimana brand-mu bisa
memberikan distraksi yang positif pada audiensmu, salah satunya dengan membangun kisah-
kisah positif yang dapat menenangkan pikirian. Misalnya, bisa dengan menceritakan tentang
pengalaman transaksi dengan pelangganmu, visi dan misi sebagai sebuah brand, dan
sebagainya. Tentunya dengan penyampaian yang tepat.

5) Kaji ulang anggaran


Finansial dalam bisnis merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan terutama dalam
kondisi seperti ini. Pelaku bisnis harus bijak dalam mengambil keputusan. Apakah ada anggaran
yang bisa dipangkas untuk memotong pengeluaran? Bagaimana dengan alur cashflow? Pelaku
bisnis harus tetap memastikan bahwa setiap transaksi terbukukan dengan baik dan rapi agar
cashflow tetap seimbang.
6) Jangan panik dan berhenti berjualan
Hindari kepanikan atas pandemi virus Corona ini dan berhentilah berasumsi bahwa
bisnismu akan segera bangkrut karena adanya penurunan penjualan. Banyak bisnis diambang
kepanikan karena adanya pemberitaan virus Corona yang terus menerus. Kamu harus tetap
menjual produk dan mencari calon pelanggan dengan berbagai cara agar menarik hati
pelanggan. Ini merupakan salah satu cara agar kamu dapat beradaptasi dan tetap berbisnis.
Selain beberapa strategi diatas, Pizza Hut Indonesia juga sudah menerapkan strateginya
sendiri yaitu menjajakan jualannya di pinggir jalan. Strategi ini dilakukan mereka sejak masa
awal PSBB dahulu. Kebijakan strategi yang diambil itu diterapkan untuk mengembalikan
penjualan seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.
H1 : Strategi yang diterapkan Pizza Hut Indonesia terhadap Penjualan di Masa
Pandemi Covid-19.

g. Strategi Minimalisir Pemutusan Hubungan Kerja di Masa Pandemi


Dampak pandemi global COVID-19 ini sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Meski pun Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah meminta pengusaha tidak melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun opsi ini dikhawatirkan masih akan ditempuh dalam
menghadapi krisis saat ini.
Di Jakarta saja telah ada sebanyak 162,416 pekerja telah di-PHK dan dirumahkan tanpa
upah sebagai imbas COVID-19. Situasi krisis saat ini bisa jadi membuat pengusaha tidak punya
pilihan lain selain melakukan PHK karena mereka harus menekan biaya operasional besar-
besaran.
Namun Undang-Undang (UU) No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sudah
menegaskan bahwa PHK seharusnya menjadi langkah terakhir yang ditempuh. Sebelum
melakukan PHK, UU Ketenagakerjaan mengatur bagaimana pengusaha, buruh, serikat buruh,
dan pemerintah harus bekerja sama agar tidak terjadi PHK. Pengusaha, pekerja, serikat pekerja,
dan pemerintah harus mampu menjalin kerja sama yang mengantisipasi terjadinya PHK.
Berikut ini empat hal yang bisa dilakukan:
1. Lakukan dialog dua arah atau bipartit.
Pengusaha dan pekerja bersama dengan serikat pekerja perlu melakukan dialog secara
transparan sejak dini dalam mengantisipasi kondisi ketenagakerjaan akibat pandemi COVID-19
ini. Perusahaan yang karena sifat industrinya mengharuskan kehadiran pekerja maka harus
mengatur sistem kerja dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu,
dialog bipartit juga perlu membahas antisipasi terhadap kondisi terburuk hubungan kerja di
antara mereka seperti efisiensi, pengaturan jam kerja, dan pembagian kerja. Dialog ini menjadi
pintu utama membangun pemahaman bersama menghadapi dampak pandemi COVID-19 baik
bagi perusahaan maupun pekerja.
2. Susun kebijakan ketenagakerjaan dalam situasi pandemi COVID-19.
Kebijakan ini harus merespons setiap perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19
terhadap sistem kerja karyawan. Perubahan tersebut meliputi penerapan sistem bekerja dari
rumah, social distancing, pembatasan sarana transportasi umum, dan lockdown terbatas yang
saat ini sudah dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah. Saat ini ada 9 wilayah yang telah
mendapat persetujuan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti
Jakarta lalu Bogor di Jawa Barat dan Tangerang Selatan di Banten.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja harus aktif dalam memberikan
informasi kebijakan untuk bekerja dan melakukan tinjauan kebijakan secara berkala. Kebijakan
yang bisa diterapkan misalnya kebijakan pengurangan hari dan jam kerja,
meliburkan/merumahkan pekerja, dan sebagainya. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan
rencana mitigasi ketenagakerjaan dalam menghadapi situasi kerja yang memburuk karena krisis
ekonomi sebagai dampak pandemi COVID-19. Hal ini bisa dilakukan dengan pelaksanaan
program pemerintah yang dapat menyerap angkatan kerja besar dan program dukungan
pengembangan keterampilan seperti contohnya pemberian Kartu Pra Kerja bagi orang yang baru
lulus sekolah dan sedang mencari pekerjaan.
3. Realisasikan dan pantau implementasi paket insentif bagi pengusaha dan pekerja untuk
bertahan.
Pemerintah sudah menerbitkan paket insentif bagi pengusaha seperti pembebasan atau
pengurangan pembayaran pajak dan hibah anggaran untuk sektor usaha kecil. Pemerintah
sendiri berencana akan memberikan stimulus sebesar Rp 2 triliun untuk meningkatkan daya beli
pelaku koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, insentif sosial
juga disiapkan oleh pemerintah bagi pekerja yang terkena PHK atau tidak dapat bekerja seperti
pekerja sektor non formal. Insentif ini berbentuk bantuan langsung dan potongan biaya untuk
kebutuhan fasilitas yang disediakan pemerintah (listrik dan air). Kebijakan ini perlu dipastikan
realisasi dan dipantau agar tepat sasaran.
4. Lakukan dialog tiga arah (tripartit) antara pengusaha, pekerja/serikat pekerja dan
pemerintah.
Paralel dengan pemberian paket insentif bagi pengusaha dan pekerja, dalam situasi yang
sulit ini pemerintah juga harus menjadi pihak yang mampu menengahi dialog antara pengusaha
dengan pekerja dan serikat pekerja baik untuk mencegah terjadinya PHK. Peran pemerintah
dapat diupayakan sebagai penengah mencari solusi yang disepakati kedua pihak terutama terkait
pemenuhan hak-hak pekerja, apabila PHK tidak terhindarkan. Dalam hal ini pemerintah dapat
membentuk Satuan Tugas Penanganan PHK agar lebih respons terhadap permasalahan
pengusaha dan pekerja selama pandemi ini dapat diantisipasi dan diselesaikan sejak dini.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan pandemi COVID-19 akan berdampak


pada kelompok tertentu yang rentan terhadap pasar tenaga kerja dan menurunnya jumlah
lapangan kerja, serta kualitas kerja antara lain upah dan perlindungan sosial, serta

Bahkan ILO memprediksikan dalam kondisi terburuk akan ada hampir 25 juta pengangguran di
seluruh dunia akibat pandemi ini.
Opsi PHK bisa jadi langkah terakhir yang akan ditempuh. Langkah ini menjadi situasi
buruk terutama bagi pekerja. PHK akan berdampak sangat serius pada perekonomian keluarga
pekerja. Di sisi lain, pengusaha juga dalam posisi yang sulit karena harus memenuhi kewajiban
bagi karyawan yang mengalami PHK.
H2 : Strategi yang akan diambil untuk meminimalisir Pengambilan Keputusan
Penutupan Gerai atau PHK.

h. Hubungan antara PHK dengan Kinerja Karyawan di Masa Pandemi


Pemutusan hubungan kerja ini disebabkan oleh melemahnya kinerja oleh para karyawan
di semua perusahaan. Dalam pemutusan ini terjadi karena permasalahan ketenagakerjaan seperti
indispliner dan adanya persoalan di internal perusahan.
Bila dikaitkan dengan jumlah perusahaan yang ada di daerah setempat itu banyak. Dan
yang di PHK juga banyak pula, tetapi jangan hanya menyudutkan pengusahanya semata.
Melainkan juga harus melihat dasarnya, agar dapat mengambil solusi terbaiknya. Permasalahan
ini tidak hanya dikarenakan ego, tetapi dasarnya harus jelas diawal seperti isi kontrak kerja, atau
surat keputusan perusahaan yang mengaturnya.
Sejumlah perusahaan membuat berbagai kebijakan untuk mempertahankan bisnisnya.
Mulai dari tak melakukan produksi, menutup sementara usahanya, bahkan pemutusan hubungan
kerja (PHK) beberapa karyawannya karena kesulitan cash flow. Jika setiap perusahaan memiliki
kemampuan bertahan menghadapi situasi saat ini masing-masing. Namun demikian,
bertahannya perusahaan juga ada batasnya. Mengingat lantaran daya konsumsi masyarakat yang
menurun saat ini. Yang menjadi faktor utama masalah timbulnya banyak PHK ini bisa dari
konsumsi masyarakat terhadap barang-barang produksi para perusahaan itu yang menurun saat
ini. Yang kemudian mempengaruhi pendapatan perusahaan. Upaya pemerintah dalam
menghadapi dampak pandemi pada PHK ini lewat program kartu pra kerja dari pemerintah bisa
tepat sasaran. Selain itu bantuan paket sembako dari pemerintah bisa tetap menjaga daya beli
atau konsumtif masyarakat. Pertumbuhan ekonomi anjlok, potensi PHK meningkat. Dapat saja
PHK berpotensi menaikan tingkat kriminalitas meningkat karena desakan ekonomi. Asosiasi
Serikat Pekerja Indonesia telah meminta pemerintah dapat mencegah pemutusan hubungan
kerja (PHK) secara serius di tengah pandemi Covid-19. PHK massal juga bukan keputusan yang
manusiawi untuk saat ini. Pengusaha tak cengeng seolah-olah semua keuntungan perusahaan
yang selama ini sudah mereka dapat ikut raib akibat Covid-19. Selama ini pengusaha telah
mendapat banyak stimulus pada era pemerintahan Presiden Jokowi. Disamping PHK massal,
beberapa perusahaan memberikan penawaran kepada karyawannya untuk mengambil cuti tak
berbayar (unpaid leave) atau dirumahkan. Ini dilakukan agar perusahaan tetap bertahan.
Di masa Pandemi seperti saat ini, motivasi kerja karyawan akan meningkat begitupula
kinerja karyawan juga akan meningkat dikarenakan saat ini sulitnya mencari pekerjaan. Mencari
pekerjaan bukan hal mudah saat ini, karena ada sebagian pemilik usaha yang menutup
sementara usaha mereka.
H3 : Hubungan antara PHK dengan kinerja karyawan di Masa Pandemi.
i. Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis

STRATEGI H1
PENJUALAN
(X1)

Strategi Pengambilan H2 Pandemi Covid-19


Keputusan (Y)
(X2)

H3
Kinerja Karyawan
(X3)

Sumber : Konsep dikembangkan untuk penelitian, 2021

Anda mungkin juga menyukai