Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

HADAPI NEW NORMAL PANDEMI COVID-19


DI PT. AFA MATAHARI MEDIKA (AFAMED).

OUTLINE MAKALAH
UJIAN TENGAH SEMESTER

RIZKY HERDIANTO
2201001013

PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang.
Penyakit sindrom pernafasan akut parah yang lebih di kenal dengan nama
Coronavirus (COVID-19) dengan penyebaran global, terdeteksi awal di Wuhan, China.
Virus yang menyebar melalui kontak dengan tetesan kecil dari orang yang terinfeksi
memiliki angka kematian yang tinggi dan telah menginfeksi lebih dari 10,4 juta orang
dengan lebih dari 507.00 kematian di seluruh dunia (Bartsch dkk, 2020). Negara-
negara di seluruh dunia tengah memerangi coronavirus atau biasa disebut dengan
COVID-19. COVID-19 telah membuat ancaman bukan hanya ancaman terhadap sektor
kesehatan setiap negara namun juga mengancam sektor ekonomi (Zulkarnaen, W., et
al. (2020:6519). Di Indonesia virus telah menginfeksi lebih dari 1,5 juta orang dengan
43.328 angka kematian (BNPB, 17 April 2021). Para pemimpin dunia dalam
menanggapi wabah virus telah menetapkan pembatasan perjalanan, mengumumkan
perintah tinggal di rumah, mematikan, mengunci, menutup fasilitas, dan
mengendalikan bahaya di tempat kerja. Wabah COVID-19 telah mengakibatkan
penangguhan dan pengaturan ulang banyak kegiatan ekonomi dan sumber daya
manusia, di seluruh dunia termasuk rekreasi, manufaktur, dan pendidikan (Oldekop
dkk, 2020). Pandemi ini telah memengaruhi praktik SDM utama sektor formal di
Indonesia. Kedua belah pihak dalam kontrak kerja, pekerja dan pemberi kerja telah
terpengaruh dalam pekerjaan dengan jam kerja dan gaji yang tetap. Implikasi bagi
karyawan dan pengusaha didukung secara lebih rinci (Harirah & Rizaldi, 2020).
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik
manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya (Sasangka,
I., & Zulkarnaen, W. (2019:95).

2
BAB II
STRATEGI DAN PRAKTIK MANAJEMEN SDM

2.1. Deskripsi Objek Penelitian


2.1.1 Profil Perusahaan.

PT. Afa Matahari Medika (Afamed) adalah bagian dari Sampari Cendrawasih
Grup, perusahaan yang didirikan oleh Orang Papua Asli, Afamed perusahaan yang
bergerak di bidang Pengadaan Alat Kesehatan dan Perlengkapan Rumah sakit yang
mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan dan selalu berkomitmen memberikan
layanan yang terbaik untuk semua kalangan, baik instansi pemerintah daerah atau
BUMD, maupun swasta dan personal. Di dalam usianya yang masih muda menginjak 1
tahun dalam bidang distribusi Alat-Alat Kesehatan dan dukungan dari kemampuan
sumber daya manusia dan juga dari jaringan yang dimilik. Afamed memiliki komitmen
untuk menjadi salah satu perusahaan Pengadaan Alat Kesehatan, dan Perlengkapan
Rumah sakit dipercaya dan diakui dalam lingkup regional Papua, Papua Barat dan
Nasional. Kantor utama terletak di Gedung Kopi, Jl. RP Soeroso No. 20, Cikini
Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia.

PT. Afa Matahari Medika (Afamed) telah menekuni bisnis ini sejak tahun 2014 (Long
Experience = 7 tahun). PT. Afa Matahari Medika merupakan supplier dan distributor
alat medical yang terpecaya dan memiliki reputasi yang baik di mata client. Dengan
pengalaman lebih dari 7 tahun di bidang bisnis, PT. Afa Matahari Medika selalu
menjaga kualitas barang & kepercayaan para konsumen. Dengan menjunjung tinggi
kejujuran & profesionalitas kerja, PT. Afa Matahari Medika telah di percaya oleh
banyak client baik personal, klinik, apotek maupun rumah sakit. Kami memiliki lebih
dari 500 rekanan alat Kesehatan medis seperti Medical Disposable, Medical &
Scientific Equipment, Hospital Equipment, Diagnostic Set, Surgery Set, Laboratory
Equipment, Fisiotherapy dan Alat Peraga Pendidikan Kesehatan serta Instrument
lainnya yang lengkap.

3
2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan.

Komisaris Utama
Samparisna O.DJ. Koibur, S.Th.,MM

Komisaris
Dorthea Malone Infaindan, S.Pt

Direktur Utama
dr. Rosaline Irene Rumaseuw, M.Kes

Direktur Oprasional Direktur SDM.


Rizky Herdianto, S.AP Yustian Dewi, S.H., M.H.

2.2. Strategi Perusahaan.

Pada awal berdirinya pada 13 Juli 2020 silam Afamed memanfaatkan situasi pandemi
Covid-19 untuk bisa membantu pemerintah khususnya di daerah Papua dalam hal
penyediaan alat-alat Kesehatan terlebih pemerintah telah memberikan relaksasi
terhadap impor alat kesehatan melalui Permenkes Nomor 7 Tahun 2020 san
Kepmenkes Nomor 218 Tahun 2020. Tidak hanya itu, relaksasi juga diberlakukan bagi
indistri alat kesehatan dalam negeri. Dimana Relaksasi dalam negeri untuk
mengantisipasi minat diversifikasi dari industri tekstil untuk ikut berpatisipasi dalam
memenuhi kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri). Maka Afamed juga sedang berproses
melakukan relaksasi terhadap produksi APD lokal dalam hal ini menjajaki
pemberlakuan izin edar ditingkat Propinsi.

4
BAB III
PROGRAM SDM HADAPI NEW NORMAL

3.1 Tantangan dan Strategi HR.

Penyebaran virus Corona atau COVID-19 yang kian masif di


masa new normal memberi dampak yang sangat besar pada berbagai
aspek termasuk ekonomi baik makro dan mikro. Banyak perusahaan
yang merasakan imbas dari pandemi Corona ini hingga harus
menghadapi masa krisis bagi perusahaannya. Melihat kondisi
tersebut, HR harus memiliki peran yang sangat penting dan krusial di masa new

normal. Alasannya adalah HR harus menyelaraskan organisasi dan


melindungi aset mereka agar tetap aman dan nyaman.

3.1.1 Business Survival


Apakah main business dari perusahaan bisa survive dengan situasi
global dan lokal terdampak pandemi seperti ini? Karena kalau sulit
untuk survive maka cerita pembahasan perubahan pola kerja
seperti pengaturan work from home atau remote working kemudian
restrukturisasi organisasi dan pengelolaan biaya sumber daya
manusia menjadi seakan tidak berguna. Tantangan utama untuk
praktisi HR di sini adalah bagaimana bisa membantu bisnis
perusahaan bisa tetap survive dalam arti profitable. Bisa jadi
mengharuskan HR untuk lebih agile terutama untuk
mempersiapkan skill up atau bahkan new skill ke karyawan agar
bisa menyesuaikan dengan perkembangan bisnis yang cepat
berubah sesuai tuntutan pasar. Efisiensi biaya besar kemungkinan
bisa mendukung survival tersebut, walau tidak harus selalu diakhiri
dengan pemutusan hubungan kerja.

Salah satu Strategi HR Hadapi New Normal adalah, HR harus lebih


dalam menyelami struktur biaya, cashflow dan berbagai prediksi
keuangan untuk bisa memberikan insight yang tepat agar bisnis
tetap survive.

5
Krisis ekonomi Indonesia yang berkepanjangan menyebabkan makin terbatasnya
kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Pengangguran terbuka di
Indonesia tahun 2012 berjumlah 7,61 juta jiwa (6,32%) dan 10% di antaranya adalah
sarjana. Data tersebut mendukung pernyataan Organisasi Pekerja Internasional (ILO)
bahwa sebagian dari jumlah pengangguran Indonesia adalah lulusan perguruan tinggi
(Nasrun, 2010; Setiadi, 2008; dan Niode, 2007). Kondisi bisa semakin memburuk
dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang akan mengakibatkan
lulusan perguruan tinggi Indonesia harus bersaing dengan lulusan luar negeri
khususnya di kawasan Asia Tenggara (Kemendag RI, 2014).
Industrialisasi di Indonesia dengan strategi industri substitusi impor dan
berorientasi ekspor ternyata menjadi penyebab timbulnya kesenjangan pendapatan
antar sektor dan antar daerah (sectoral and spatial disparity). Tipisnya keterkaitan
sektor industri dan pertanian membuat industri modern dalam posisi terasing dari
ekonomi rakyat dan menghambat tumbuhnya pelaku usaha sektor informal pertanian
tradisional yang memanfaatkan inovasi teknologi. Karena itu perlu adanya revisi
kebijakan strategi pengembangan industri di Indonesia dengan menekankan
permintaan efektif dalam negeri melalui sektor pertanian (Agricultural Demand-Led
Industrialization/ADLI) (Mopangga, 2008:38).
Penciptaan wirausaha (entrepreneur) menjadi alternatif solusi atas berbagai
masalah di masyarakat seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial, meningkatnya
pengangguran usia produktif dan menipisnya cadangan pasokan energi, yang
kesemuanya menuntut adanya tindakan kreatif dan inovatif. Jiwa kewirausahaan bukan
hanya sebatas kecerdasan akademik dan keterampilan menghasilkan produk tetapi juga
jiwa dinamis dalam menangkap tantangan dan resiko kemudian mengubahnya menjadi
peluang dan potensi pertumbuhan (Soegoto, 2009).

6
Suatu bangsa akan maju dan sejahtera bila jumlah entrepreneur-nya minimal 2%
dari total penduduk. Saat ini, ketika Amerika Serikat sudah memiliki 11,5 hingga 12%,
Singapura 7%, serta Cina dan Jepang 10%, maka Indonesia baru mencapai 0,24% dari
total 238 juta jiwa, dan itu berarti masih dibutuhkan sekitar 4 juta wirausaha baru.
Padahal Indonesia menghasilkan sekitar 700 ribu orang sarjana baru setiap tahunnya
dan memiliki kemampuan untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi, pendapatan
total maupun perkapita, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan bilamana
secara bertahap namun pasti meningkatkan jumlah wirausaha sukses dengan
pemanfaatan teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini (Ciputra, 2009).
Berdasarkan penelitian lain, maka penelitian kali ini penulis ingi mengetahui
Technopreneurship. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu :
1) Penelitian sebelumnya dilakukan di Propinsi Gorontalo, sedangkan
penelitian ini di Propinsi Papua Barat.
2) Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2015, sedangkan penelitian
ini dilakukan pada tahun 2020.
3) Adanya perbedaan variable yaitu : penelitian sebelumnya
pengembangan wirausaha yang berbasis tekologi, sedangkan penelitian
ini pengembangan wirausaha yang berbasis tekologi dalam rangka
penerapan managemen berbasis tekologi.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Studi Kasus Pengembangan Wirausaha Berbasis Teknologi
(Technopreneurship) dalam rangka Peningkatan Manajemen Sumber Daya
Manusia di Provinsi Papua Barat”

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi dan fokus penelitian mengenai Pelaksanaan
Pengembangan Wirausaha Berbasis Teknologi dalam rangka peningkatan
Manajemen Sumber Daya Manusia di Propinsi Papua Barat, maka yang menjadi
pertanyaan penelitian adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan Technopreneurship pada Propinsi Papua Barat Tahun
2020?
2. Berapa besar peningkatan manajemen sumber daya manusia atas pelaksanaan
Technopreneurship pada Propinsi Papua Barat Tahun 2020?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan
Technopreneurship pada Propinsi Papua Barat Tahun 2020?

7
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, penulis berusaha mendapatkan informasi
untuk mengetahui rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Technopreneurship pada Propinsi Papua
Barat Tahun 2020.
2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan manajemen sumber daya manusia
atas pelaksanaan Technopreneurship pada Propinsi Papua Barat Tahun 2020.
3. Untuk mengetahui factor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan
Technopreneurship pada Propinsi Papua Barat Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian


Kegunaan penelitian ini diharapkan oleh peneliti bukan sekedar untuk
kegunaan akademik saja, tetapi diharapkan berguna bagi segi kebijakan, segi
praktis dan ilmu manajemen dan bermanfaat bagi berbagai pihak.
1. Aspek Akademik
Aspek akademik penelitian ini diharapkan berguna sebagi salah satu sumber
informasi dan sumber referensi kajian teori bagi peneliti pada bidang dan
topik permasalahan yang sama.
2. Aspek Kebijakan
Aspek kebijakan penelitian ini sebagai salah satu pertimbangan dalam
pelaksanaan Technopreneurship yang lebik baik sehingga dapat
mengoptimalkan Sumber Daya Manusia yang baik pada Propinsi Papua
Barat.
3. Aspek Praktik
Aspek praktik penelitian ini sebagai langkah awal dalam mengaplikasikan
semua ilmu yang telah diperoleh selama menjadi mahasiswa dan menambah
pengetahuan mengenai pelaksanaan Technopreneurship pada Propinsi Papua
Barat Tahun 2020.

BAB II

Technopreneurship berasal dari gabungan kata “technology” dan


“entrepreneurship” (Depositario, et al., 2011). Technopreneurship merupakan proses
8
sinergi dari kemampuan yang kuat pada penguasaan teknologi serta pemahaman
menyeluruh tentang konsep kewirausahaan (Sosrowinarsidiono, 2010). Sudarsih dalam
Prosiding KNIT RAMP-IPB (2013:57) mengemukakan bahwa technopreneurship
adalah proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai
basisnya dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa
menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi
nasional. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa technopreneurship adalah proses
dalam sebuah organisasi yang mengutamakan inovasi dan secara terus menerus
menemukan problem utama organisasi, memecahkan permasalahannya, dan
mengimplementasikan cara-cara pemecahan masalah dalam rangka meningkatakan
daya saing di pasar global (Okorie, 2014). Technopreneurship menggabungkan antara
teknologi dan kewirausahaan.

Dalam konsep technopreneurship, basis pengembangan kewirausahaan bertitik


tolak dari adanya invensi dan inovasi dalam bidang teknologi yang tidak sekedar high-
tech melainkan aplikasi pengetahuan pada kerja orang (human work) seperti penerapan
akuntansi, ekonomi order quantity, pemasaran secara lisan maupun online.

Dokumen ini adalah template Proposal Penelitian Tesis Magister Teknik Elektro
atau Teknologi Informasi FT UGM. Gunakan template ini untuk menulis proposal
penelitian. Dokumen ini dapat diunduh dari situs web resmi Program Magister Teknik
Elektro atau Teknologi Informasi FT UGM.
Bagian Pendahuluan berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Penelitian, dan Keaslian Penelitian.
Uraikan artikel-artikel yang menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan.
Tuliskan apa yang sudah dilakukan oleh peneliti lain. Referensi menggunakan cara
IEEE. Kutipan diurutkan berdasar urut nomor [1]. Urutan sitasi yang lebih dari satu
yang berurutan dituliskan yang pertama dan yang terakhir saja [2]-[5]. Jika tidak
berurutan harus ditulis semua [1][3][5].
Tidak disarankan ada gambar di bagian pendahuluan. Jika sangat diperlukan
adanya gambar, maka harus sesuai ketentuan. Lihat di bab selanjutnya mengenai
gambar.

1. 2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah menjelaskan masalah yang ada sehingga penelitian perlu
dilakukan. Diuraikan berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dijelaskan di
9
sub sebelummnya. Perumusan masalah hanya berupa masalah, bukan apa yang
dilakukan. Perumusan masalah biasanya bernada negatif yang perlu diselesaikan pada
tujuan penelitian. Tidak ada sitasi. Bagian ini murni tulisan sendiri.

1. 3 Tujuan Penelitian
Judul bab atau subbab baru tidak boleh sendiri di bawah. Jika terpaksa sendirian
di bawah, enter satu kali sehingga masuk halaman baru.
Tujuan penelitian menerangkan apa yang ingin dicapai dari penelitian. Bagian ini
adalah jawaban dari perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya. Jika
dimungkinkan, jelaskan ukuran keberhasilan dari penelitian yang akan dilakukan.
Tujuan penelitian dapat lebih dari satu, namun tetap menjawab/menyelesaikan
masalah. Jika tujuan penelitian lebih dari satu, tuliskan dengan bullet atau numbering.

1. 4 Batasan Penelitian
Jelaskan apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan dalam
penelitian. Batasan juga dapat menjelaskan batasan alat, bahan, ataupun data
penelitian.

1. 5 Manfaat Penelitian
Jelaskan manfaat yang diperoleh jika penelitian berhasil. Jelaskan baik dari sisi
ilmu pengetahuan maupun kemanfaatannya bagi masyarakat. Akan sangat baik jika ada
manfaat bagi bangsa dan negara.

1. 6 Keaslian Penelitian
Jelaskan novelty atau kontribusi penelitian di sini. Uraikan dari latar belakang
dengan lebih menonjolkan peran penelitian anda. Akan lebih banyak sitasi di sini
dibandingkan di bagian latar belakang [4]-[7]. Jika ada kekurangan peneliti lain,
sehingga proposal penelitian ini penting, ungkapkan di bagian ini.

10
1. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Tempatkan bab baru di halaman baru.

2. 1 Tinjauan Pustaka
Jelaskan paper-paper dan penelitian yang terkait dengan penelitian anda di sini.
Sitasi mungkin akan lebih banyak lagi di sini [1]. Penelitian-penelitian pendukung
yang lebih banyak sebaiknya diungkapkan untuk memperjelas arah penelitian anda.
Penjelasan mengenai novelty anda lebih banyak diuraikan lagi [8][9].
Uraikan novelty atau kontribusi penelitian dari keaslian penelitian dengan lebih
detail di sini. Tonjolkan peran penelitian anda dengan menjelaskan penelitian yang
sudah ada dengan gap penelitian yang akan diselesaikan. Akan lebih banyak sitasi [4]-
[7]. Jika ada kekurangan peneliti lain, sehingga proposal penelitian ini penting,
ungkapkan di bagian ini dengan lebih detail.

2. 2 Landasan Teori
Pada subbab ini dibahas mengenai dasar teori yang dipakai serta justifikasinya
untuk menyelesaikan penelitian. Sitasi dari berbagai sumber, termasuk buku, web dan
sumber yang lain dimungkinkan [8]-[10]. Tidak diperkenankan mengambil sumber
yang tidak jelas asalnya, seperti blog pribadi dan/atau wiki [10]. Dasar teori yang
mendasari penelitian termasuk rumus-rumus, algoritma yang akan dikembangkan,
gambar, struktur diagram, dan lain-lain diungkapkan di sini.

2. 2. 1. Subbab Yang Lebih Kecil

Penulisan proposal dimungkinkan untuk membentuk subbab- subbab yang lebih


kecil, namun disarankan untuk tidak lebih dari tiga poin angka, sebagaimana dalam
contoh ini. Sebagai gantinya, subbab yang lebih dari tiga poin menggunakan huruf
besar dan cetak miring.

A. Gambar
Setiap gambar harus diberi nomor dan diberi judul, sebagaimana terlihat dalam
contoh Gambar 2.1. Setiap gambar harus ditunjuk di dalam narasi. Tidak hanya
11
ditunjuk saja, namun gambar juga harus diterangkan makna gambar di dalam narasi.
Dalam contoh ini, Gambar 2.1 menjelaskan tentang sistem kontrol jaringan.
Demikian seterusnya dijelaskan per bagian serta makna istilah-istilah di dalam gambar.
Font di dalam gambar harus seragam dan harus dapat dibaca dengan jelas.
Jika terdapat lebih dari satu gambar, maka antara gambar yang satu dengan yang
lain harus senada. Maksud senada adalah jenis dan besar font sama atau tidak jauh
berbeda. Demikian juga dengan penggunaan garis, kotak dan lain-lain, harus sama atau
hampir sama.

Gambar 2.1 Sistem Kontrol Jaringan Terbuka (contoh)

B. Grafik
Grafik merupakan gambar juga, sehingga ketentuan grafik sama dengan gambar.
Baik pada gambar maupun grafik, gunakan ruang seperlunya agar tidak kelihatan
berdesak-desakan.
Gambar 2.2 adalah contoh grafik. Jelaskan makna dari setiap istilah di dalam
grafik. Jelaskan sumbu x, sumbu y, sumbu z (jika ada), serta makna setiap grafik yang
ditampilkan. Angka-angka dan tulisan di dalam grafik harus dapat dibaca dengan jelas.

Gambar 2.2 Garis Konversi Bilangan dB (contoh)[11]

Dalam contoh ini, Gambar 2.2 menjelaskan tentang garis knversi bilangan dB.
12
Demikian seterusnya dijelaskan per bagian serta makna istilah-istilah di dalam gambar.
Font di dalam gambar harus seragam dan harus dapat dibaca dengan jelas.
Jika sebuah gambar/grafik diambil dari referensi tertentu, maka harus disebutkan
sumbernya [11]. Usahakan agar letak gambar berada di bagian paling atas atau paling
bawah halaman atau berada di akhir (sub) bab.

C. Tabel
Judul tabel diletakkan di atas dengan rata tengah (center). Tabel 2.1 adalah
contoh tabel. Font dan penampakan tabel disesuaikan agar tabel tampak bagus dan
mudah dibaca. Spasi single. Tabel harus dirujuk di dalam narasi. Makna tabel, baik
keterangan maupun nilainya harus dijelaskan. Disarankan letak tabel berada di bagian
paling atas atau paling bawah halaman atau berada di akhir (sub) bab. Lakukan sitasi
ketika sebuah tabel diambil dari referensi tertentu[12].

Tabel 2.1 Contoh Tabel [12]

No Keterangan Nilai 1 Nilai 2

1 Uraian 1 1 2,3

2 Keterangan 2 3 4,5

3 Variabel 5 1,2

2. 2. 2. Kesalahan Yang Sering Terjadi


Disarankan menggunakan kalimat yang lugas dan jelas. Hindari penggunaan anak
kalimat yang berlebihan. Jika terpaksa ada anak kalimat, usahakan hanya satu anak
saja. Penggunaan banyak anak kalimat atau bahkan beranak cucu akan
membingungkan pembaca dalam menangkap maksud kalimat. Gunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Gunakan tata bahasa secara benar. Pastikan mana yang benar, di mana atau
dimana, ke dua atau kedua, dan lain-lain. Kesalahan tata tulis dan/atau tata bahasa yang
banyak dan fatal dapat menyebabkan proposal ditolak. Kesalahan seperti ini tidak
sepantasnya dilakukan mahasiswa pasca sarjana.

13
2. 3 Hipotesis / Pertanyaan Penelitian (Pilih salah satu)
Tuliskan hipotesis/pertanyaan penelitian anda berdasarkan tujuan penelitian yang
ingin dicapai.

14
3. Metode Penelitian
Metode penelitian membahas segala sesuatu yang dilakukan untuk mencapai
tujuan. Bab ini minimal berisi alat-alat yang digunakan, baik hardware maupun
software, bahan yang dipakai, dan langkah-langkah penelitian.

3. 1 Alat Penelitian
Sebutkan alat-alat yang dipakai. Jika diperlukan disertai dengan kegunaannya.
Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Komputer 2 buah.
Komputer ini satu digunakan sebagai client dan satu sebagai server. dan
seterusnya dan seterusnya.
2. Laptop
3. PHP MYSQL
4. MATLAB (semua alat di muka adalah contoh)

3. 2 Bahan
Sebutkan bahan penelitian yang dipakai. Anda harus dapat membedakan antara
alat dan bahan. Alat adalah perangkat untuk mengolah bahan, sedangkan bahan adalah
yang diolah. Data penelitian dapat dimasukkan sebagai bahan, atau dapat dibuat
subbab tersendiri. Sebutkan ada berapa data, dan diambil dari mana dan/atau
bagaimana cara memperolehnya.

3. 3 Cara Penelitian
Sebutkan langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh untuk meraih tujuan
penelitian yang ingin dicapai (lihat Tujuan Penelitian di Bab 1). Ungkapkan dalam
bentuk gambar flowchart. Jelaskan maksud flowchart anda. Gambar 3. 1 adalah contoh
langkah-langkah penelitian.

15
Gambar 3. 1 Langkah Penelitian (contoh)

Tidak perlu menyertakan studi literatur di dalam langkah penelitian. Studi


literatur sudah jelas dilakukan pada setiap penelitian apapun. Jelaskan masing-masing
tahapan pada Gambar 3. 1 yang dilakukan. Jelaskan tahapan-tahapan ini dalam subbab-
subbab yang berurutan.
Selain langkah penelitian, gambar sistem yang dirancang perlu digambarkan.
Gambar sistem harus disertakan ketika penelitian mengandung unsur perancangan
sistem. Gambar 3. 2 adalah contoh gambar sistem.

16
Gambar 3.2 Gambar Sistem Penelitian (contoh)

Gunakan simbol diagram yang tepat. Jelaskan makna Gambar 3. 2 secara


keseluruhan, serta jelaskan makna masing-masing bagiannya.

3. 4 Hal Lain
Ungkapkan hal-hal lain dalam penelitian jika dirasakan perlu. Hal-hal yang perlu
diungkapkan mungkin saja berupa kesulitan-kesulitan, keterbatasan alat, kesulitan
pengambilan data, dan lain-lain. Sebutkan bagaimana cara mengatasi atau skenario
ketika gagal karena kesulitan/keterbatasan tersebut. Hal lain ini dapat juga berupa
modal penelitian sebelumnya yang berhasil.

17
4. Jadwal Penelitian
Ungkapkan jadwal penelitian anda dalam bentuk tabel. Penelitian dimulai sejak
proposal disetujui dan mendapatkan dosen pembimbing. Jika proposal disetujui namun
nama pembimbing belum ada, tanyakan ke Bagian Akademik atau Ketua Program
Studi. Tabel 4. 1 adalah contoh Jadwal Penelitian. Sesuaikan dengan flowchart yang
dibuat di Metodologi (contoh Gambar 3.1). Apabila perlu, jelaskan jadwal yang dibuat.

Tabel 4. 1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian (contoh)


Tahun 20xx bulan ke Tahun 20xy bulan ke
No Deskripsi Kegiatan
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
1 Pengambilan data

2 Perencangan dan Pemodelan

3 Simulasi

4 Implementasi Prototype

5 Pengujian dan Analisa Data

6 Pembuatan laporan tengah penelitian

7 Pengujian prototype dan penyempurnaan

8 Dokumentasi dan penulisan Tesis

18
DAFTAR PUSTAKA

[1] Muhammad Metev & Pardjiyo Veiko, Laser Assisted Microtechnology, 2nd ed., R.
M. Osgood, Jr., Ed. Berlin, Germany: Springer-Verlag, 1998.
[2] J. Breckling, Ed., The Analysis of Directional Time Series: Applications to Wind
Speed and Direction, ser. Lecture Notes in Statistics. Berlin, Germany: Springer,
1989, vol. 61.
[3] S. Zhang, C. Zhu, J. K. O. Sin, dan P. K. T. Mok, “A novel ultrathin elevated
channel low-temperature poly-Si TFT,” IEEE Electron Device Lett., vol. 20, hal.
569–571, Nov. 1999.
[4] M. Wegmuller, J. P. von der Weid, P. Oberson, dan N. Gisin, “Highresolution fiber
distributed measurements with coherent OFDR,” Proc. ECOC’00, 2000, paper
11.3.4, hal. 109.
[5] R. E. Sorace, V. S. Reinhardt, and S. A. Vaughn, “High-speed digital-to-RF
converter,” U.S. Patent 5 668 842, Sept. 16, 1997.
[6] (2002) The IEEE website. [Online], http://www.ieee.org/, tanggal akses: 16
September 2014.
[7] Michael Shell. (2002) IEEEtran homepage on CTAN. [Online],
http://www.ctan.org/tex-archive/macros/latex/contrib/supported/IEEEtran/ ,
tanggal akses: 16 September 2014.
[8] FLEXChip Signal Processor (MC68175/D), Motorola, 1996.
[9] “PDCA12-70 data sheet,” Opto Speed SA, Mezzovico, Switzerland.
[10] A. Karnik, “Performance of TCP congestion control with rate feedback:TCP/ABR
and rate adaptive TCP/IP,” M. Eng. thesis, Indian Institute of Science, Bangalore,
India, Jan. 1999.
[11] J. Padhye, V. Firoiu, and D. Towsley, “A stochastic model of TCP
Renocongestion avoidance and control,” Univ. of Massachusetts, Amherst, MA,
CMPSCI Tech. hal. 99-02, 1999.
[12] Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY)
Specification, IEEE Std. 802.11, 1997.

19

Anda mungkin juga menyukai