Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nailil Farah 717112648

Kelas : 2019 B

PENGEMBANGAN DAN PERILAKU ORGANISASI

REVIEW JURNAL

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI PT EIGER DALAM


MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 AGAR DAPAT MEMPERTAHANKAN 4.500
KARYAWANNYA TANPA ADA YANG HARUS DI PHK

SOFAN ANTON

Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa, Cikarang.

Email: ksofananton@gmail.com

PENDAHULUAN

Harus diakui, 2020 adalah tahun yang begitu sulit. Pandemi memaksa semua orang
mengaktifkan mode bertahan. Semua lini terus berusaha beradaptasi untuk tetap hidup di kala
krisis, termasuk industri fashion. Meski begitu, krisis industri fashion sebenarnya sudah
terjadi sejak akhir 2019. Industri fashion sedang mengalami krisis eksistensial selama 2020.
Perekonomian yang kacau akibat pandemi membuat konsumen mengurangi pengeluaran
untuk fashion. Itu terjadi secara alami sebagai upaya untuk bertahan hidup.

Sepanjang 2020, industri fashion terancam oleh tingginya resiko bangkrut. Para
pimpinan industri harus putar otak untuk mengubah strategi dan pengembangan organisasi
baru untuk bertahan. Mulai dari menutup ribuan gerai di seluruh dunia, memecat karyawan,
hingga membatalkan gelaran fashion show. Tapi berbeda dengan Pt Eigerindo Multi Produk
Industri (MPI) yang berjuang untuk mempertahankan 4.500 pekerja di tengah pandemi covid-
19, berbagai langkah diambil sebagai salah satu cara brand beradaptasi di tengah pandemi.
Pandemi juga menciptakan kebiasaan dan tren baru masyarakat, di antaranya adalah peralihan
belanja luring ke daring serta memilih busana yang hanya sesuai kebutuhan.

Brand harus dengan cepat melihat tren baru di industri fashion yang sekarang banyak
masyarakat lebih memilih busana yang multifungsi dan dapat digunakan untuk acara santai,
bekerja ataupun kebutuhan dan keharusan masyarakat untuk berkegiatan di luar rumah yang
masih tinggi. Di sini eiger menawarkan solusi berupa proteksi yang lebih agar berkegiatan
pun lebih aman. Untuk dapat survive maka brand harus membuat busana yang sesuai dengan
keinginan masyarakat.

Eiger juga perlu memperhatikan faktor internal agar bisa bertahan di masa pandemi
ini. Terutama pada SDM yang juga perlu melakukan perubahan dan pengembangan
organisasi, dalam rangka untuk mengubah karakteristik SDM yang dulu terbiasa dengan
kehidupan yang sering melakukan kontak fisik antara satu sama lain atau hal yang dulu
terbiasa dengan kehidupan yang kurang sehat dan sekarang semua harus di ubah agar
keselamatan dan keamanan kerja karyawan terjamin. Hal ini pastinya menjadi tantangan
pemimpin untuk membuat langkah-langkah yang tepat agar perusahaan dapat bertahan di
tengah pandemi Covid-19, mulai dari sisi pendapatan perusahaan sampai kepada sisi
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah apa strategi pemimpin Pt Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) dalam
menghadapi pandemi Covid-19 dan new normal? Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui strategi pemimpin Pt Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) dalam
menghadapi pandemi Covid-19 dan new normal.

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup
perusahaan. SDM sebagai aset adalah "perekat" yang menyatukan semua aset lain, seperti
keuangan dan aset fisik lainnya dan memandu penggunaannya menjadi lebih baik hasil
(Mathis & Jackson, 2010).

Semua fungsi eksternal perlu diperhatikan khususnya lingkungan kerja karena dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Perusahaan harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman,
dan kepuasan dalam bekerja. Pekerjaan yang aman, nyaman dan bersih Lingkungan dapat
menumbuhkan rasa semangat kerja dan mampu memberikan pengaruh positif bagi setiap
karyawannya (Nuryasin, Al Musadieq, dan Ruhana, 2016).

Mengutip dari Raniasari Bimanti Esthi dalam jurnal Strategi Sumber Daya Manusia di
Masa Pandemi dan New Normal Melalui Remote Working, Employee Productivity, dan
Upskilling for Digital bahwa dari pemimpin melakukan tiga hal, yaitu menjalankan remote
working, mengelola produktivitas karyawan, dan meningkatkan kemampuan karyawan dalam
penggunaan digital.

Mengutip dari Raniasari Bimanti Esthi dalam jurnal Strategi Sumber Daya Manusia di
Masa Pandemi dan New Normal Melalui Remote Working, Employee Productivity, dan
Upskilling for Digital adalah Saat ini ada banyak pemimpin perusahaan yang memutar otak
mereka bagaimana caranya agar perusahaan dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19,
mulai dari sisi pendapatan perusahaan sampai kepada sisi kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi para pemimpin.

PEMBAHASAN

PT Eigerindo MPI, merupakan industri retail dan distribusi produk lifestyle seperti
Eiger, Bodypack, dan Exsport. Saat ini, perusahaannya memiliki 4.500 karyawan. Ditambah
dengan berbagai mitra industri kecil yang bernaung di Eiger, jumlahnya mencapai 10.000
orang. “Dari jumlah itu, puji Tuhan, tidak ada yang dirumahkan. Saya juga membayar
supplier selalu tepat waktu,” tutur Ronny. Hal itu, diakui Ronny, sangat tidak mudah. Ia harus
memutar otak agar perusahaan tetap berjalan dan semua pekerja terselamatkan. Terkait
dampak pandemi Covid-19, tak dimungkiri amblesnya omzet dirasakan juga oleh CEO
Eigerindo MPI, Ronny Lukito. Sejak Pemerintah mengumumkan kasus pertama virus Corona
di Indonesia pada Maret 2020, omzet Eigerindo MPI pun terdampak dan langsung drop.

Hasilnya, meski mengalami penurunan omzet, Eiger bisa mempertahankan


pekerjanya. Pada Maret 2020, pencapaian perusahaannya 79 persen dari target. Pada April
saat PSBB mulai diberlakukan di beberapa tempat, pencapaian perusahaannya 37 persen dan
di Mei 2020 sebanyak 60 persen dari target. “Sedrastisnya penurunan kami, jauh lebih baik
dari yang lain. Pendapatan (perusahaan) lain ada yang hanya 4-8 persen,” tutur Ronny.

 Ubah model bisnis

Sejak tujuh tahun lalu, Eiger perlahan mengubah model bisnisnya. Ia meninggalkan
distribusi konvensional. Ronny memilih membuka channel sendiri. Saat ini, ia memiliki 194
channel di Indonesia dan 125 channel yang dikerjasamakan dengan mitra. Bila dijumlah,
lebih dari 300 titik se-Indonesia. Channel inilah yang membuat Eiger bertahan. Sebab, saat
pemerintah memberlakukan PSBB di beberapa tempat, masih ada pemasukan dari daerah
yang tidak memberlakukan PSBB. “Kami sangat ketat memberlakukan proteksi kesehatan.
Jadi, channel yang buka pun menjalankan protokol kesehatan,” imbuh dia. Di luar dugaan,
ternyata jumlah pembeli produk Eigerindo masih banyak.

Hal ini diakui Ronny, salah satunya karena kekuatan komunitas yang dibangun Eiger.
Seperti diketahui, Eiger memiliki jaringan komunitas. Eiger kerap mengadakan event ataupun
mendukung berbagai kegiatan komunitas. Bahkan, dalam penyaluran berbagai bantuan
selama pandemi, Eiger menggandeng komunitas. Seperti pembagian sembako, masker,
disinfektan, hingga hazmat untuk tenaga medis.

 Pengalihan produksi

Untuk menyelamatkan pegawainya, ia pun mengalihkan sebagian kapasitas produksi


untuk memproduksi alat pelindung diri (APD). Mulai dari masker kain, face shield, sampai
coverall. Awalnya, APD ini dipoduksi untuk dibagikan gratis. Saat ia membagikan ribuan
APD melalui Pemprov Jawa Barat, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, lebih baik
produksi APD dilanjutkan untuk dijual. Dari sana ia pun termotivasi untuk melanjutkan
produksi APD. Saat ini, jumlah produksi APD yang dilakukan Eiger masih di angka 100.000
per bulan. “Kalau full capacity bisa mencapai 500.000 per bulan”.

EIGER Adventure juga tetap menjalankan komitmen dalam membantu penanganan


covid-19 di Indonesia melalui program EIGER Share. Langkah ini diambil sebagai salah satu
cara brand beradaptasi di tengah pandemi. Dengan melihat kebutuhan dan keharusan
masyarakat untuk berkegiatan di luar rumah masih tinggi. Di sini Eiger menawarkan solusi
berupa proteksi yang lebih agar berkegiatan pun lebih aman.

Program EIGER Share secara konsisten dilakukan sejak bulan Maret 2020 dengan
total donasi yang sudah dikeluarkan lebih dari 28.000 APD dan masih akan terus bertambah.
Bantuan terdiri dari antara lain: lebih dari 12.000 hazmat, 13.000 masker non medis, 3.000
face shield, 100-liter hand sanitizer, 500-liter disinfektan, 63 tangki disinfektan mandiri untuk
33 kecamatan di Jawa Barat, wastafel portable di 15 titik dan bantuan unit ambulan.

Selain itu, rutin dilakukan penyerahan bantuan beras untuk warga Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan total lebih dari 13 ton dan 250 paket sembako.
Ronny Lukito, CEO PT Eigerindo MPI menjelaskan, menjadi perusahaan yang memberi
berkat bagi masyarakat dan lingkungan adalah visi PT Eigerindo MPI. “Ibu saya
mengajarkan, ketika menghadapi masa sulit justru kita harus lebih banyak berbagi. Hal ini
terbukti ketika perusahaan menghadapi dan melewati krisis moneter di tahun 1998,” ungkap
Ronny, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.

Untuk terus menjaga kesehatan para pegawainya, Eiger menerapkan fasilitas dan
protokol Covid-19 di lingkungan kerja serta menggelar rapid tes sebanyak dua kali. Untuk
pengecekan kesehatan itu, ia harus merogoh dalam-dalam kantongnya yang mencapai Rp1,5
miliar. Dari total 4.500 orang karyawannya, untuk satu orang yang menjalani rapid tes ia
mengeluarkan anggaran Rp600 ribu. ''Bagian keuangan bilang, anggaran rapid tes Rp1,5
miliar. Saya kaget, mahal juga ya. Yang penting tim selamat dulu. Saya bilang, cairkan
deposito saya,'' ceritanya.

Walau begitu, ia ikhlas dan menyerahkan semuanya pada Tuhan. Hasilnya, seluruh
karyawannya lolos tes, alias tak ada yang tertular virus Corona. Meski Perusahaan rugi, gaji
karyawan tetap dibayar penuh. Selain omzet tak mencapai target, harus mengeluarkan
anggaran besar untuk rapid tes, cobaan tak henti sampai di sana. Ronny mengatakan bahwa
perusahaan perlahan berada pada ambang kritis. Akhirnya Ronny mengambil keputusan
untuk memangkas gaji karyawan level manajer ke atas sebesar 15 persen. Namun, potongan
itu merupakan hutang perusahaan, sehingga ketika kondisi membaik nanti akan dibayarkan
penuh.

Dilanjutkan dengan membantu masyarakat di lingkungan terdekat dari Head Office


PT Eigerindo MPI, masyarakat di lingkungan sekitar toko, dan masyarakat di Provinsi Jawa
Barat. “Bagi kami bisnis akan tetap berjalan baik jika karyawan dan lingkungan sekitar yang
menjadi bagian dari ekosistem bisnis ini tetap dalam kondisi baik,” ujar Christian Hartanto
Sarsono, Deputy CEO PT Eigerindo MPI.

Dalam pelaksanaannya EIGER Share bekerjasama dengan Pemprov Jawa Barat dan
Jabar Quick Response (JQR), sehingga bantuan dapat diserahkan tepat kepada masyarakat
yang membutuhkan. “Kerja sama dengan JQR sudah berlangsung sejak tahun 2019. Di tahun
ini, EIGER Share telah menyalurkan dana bantuan tunai dan donasi yang telah diserahkan
difokuskan untuk membantu masalah dengan aduan masyarakat terbanyak di Jawa Barat,
yaitu pada kategori kesehatan dan bantuan social,” kata Harimula Muharam, GM Marketing
PT Eigerindo MPI. Selain Jawa Barat, program EIGER Share pun telah mengirimkan bantuan
berupa Alat Pelindung Diri (APD) ke beberapa rumah sakit dan masyarakat di Nusa
Tenggara Timur dan Papua.

Strategi perusahaan untuk bertahan di tengah pandemi adalah dengan mengevaluasi


bisnis model dan bisnis proses yang ada, serta menyusun Business Contigency Plan untuk
menghadapi ketidakpastian bisnis di masa pandemi COVID-19. Salah satunya dengan
meningkatkan penjualan melalui platform digital, di mana perusahaan mengoptimalkan
strategi O2O (online to offline – offline to online) yang menggabungkan kekuatan distribusi
offline yang saat ini tersebar lebih dari 200 titik di Indonesia, dilengkapi dengan kekuatan
eCommerce yang secara global diproyeksi akan berkembang hingga 20% di tahun 2020
(IBM, 2020). “Penjualan PT Eigerindo MPI di masa pandemi melalui eCommerce meningkat
hingga lebih dari 3 kali lipat dibanding tahun lalu,” ujar Christian.

Di sisi lain, untuk menjawab kebutuhan pasar akan APD, EIGER meluncurkan
beragam masker non-medis dan face shield yang sudah tersedia di pasaran. Dalam waktu
dekat, EIGER akan mengeluarkan lini produk terbaru yaitu EIGER Protect untuk memenuhi
kebutuhan APD yang lebih lengkap, yang berisikan rangkaian produk-produk APD dengan 2
kategori utama yaitu Medis dan Non-Medis. Produk pada kategori medis menyasar Business-
to-Business (B2B), khususnya bagi perusahaan yang erat kaitannya dengan pelayanan dan
industri kesehatan. Meskipun begitu, konsumen secara umum tetap dapat membeli produk
kategori medis dengan peruntukan dan penggunaan yang sesuai kebutuhan. Sedangkan
kategori non-medis menyasar masyarakat umum yang membutuhkan proteksi lebih di masa
pandemi.

Hasil analisis di temukan bahwa pimpinan PT Eiger melakukan strategi dengan tiga
hal, yaitu menjalankan remote working, mengelola produktivitas karyawan, dan
meningkatkan kemampuan karyawan dalam penggunaan digital:

a. Menjalankan remote working


Remote working atau kerja jarak jauh adalah seeorang yang bekerja luar kantor
dengan menggunakan virtual digital sebagai alat komunikasi (Huhtanen, 1997). Salah
satu yang dilakukan Pt Eiger pada setrategi menjalankan remote working dengan
meningkatkan penjualan melalui platform digital, di mana perusahaan
mengoptimalkan strategi O2O (online to offline – offline to online) yang
menggabungkan kekuatan distribusi offline yang saat ini tersebar lebih dari 200 titik
di Indonesia, dilengkapi dengan kekuatan eCommerce yang secara global diproyeksi
akan berkembang hingga 20% di tahun 2020 (IBM, 2020).
b. Mengelola produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan merupakan capaian karyawan yang diukur dengan
membandingkan antara jumlah barang yang dihasilkan dan kualitas hasil kerja.
Menurut Nasution (2001), produktivitas kerja adalah barang/jasa yang dihasilkan
dengan menghubungkan antara output dengan input. Mengenai hal ini Pt Eiger
mengalihkan sebagian kapasitas produksi untuk memproduksi alat pelindung diri
(APD) agar karyawan tetap produktif. Mulai dari masker kain, face shield, sampai
coverall. Awalnya, APD ini dipoduksi untuk dibagikan gratis. Saat ia membagikan
ribuan APD melalui Pemprov Jawa Barat, Gubernur Jabar Ridwan Kamil
mengatakan, lebih baik produksi APD dilanjutkan untuk dijual. Dari sana Eiger pun
termotivasi untuk melanjutkan produksi APD. Saat ini, jumlah produksi APD yang
dilakukan Eiger masih di angka 100.000 per bulan. “Kalau full capacity bisa
mencapai 500.000 per bulan”. Pengalihan dari produk fashion ke alat APD juga
merupakan setrategi dalam rangka beradaptasi dengan kondisi covid-19 dan new
normal dalam menjawab apa yang sedang di butuhkan masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan karyawan dalam penggunaan digital
Upskilling for digital bukan hanya masalah mengajarkan seseorang bagaimana cara
menggunakan perangkat baru. Perangkat itu mungkin akan menjadi barang usang
tahun depan. Hal yang paling penting adalah pengalaman peningkatan melibatkan
bagaimana berpikir, bertindak, dan berkembang di dunia digital yang berkelanjutan
dari waktu ke waktu (Moritz, 2019). Dengan adanya O2O (online to offline – offline
to online), Eiger tentunya telah meningkatkan kemampuan karyawannya dalam
penggunaan digital agar bisa mengoptimalkan penjualan melalui platform digital yang
sekarang ini banyak digunakan.

Berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. SDM sebagai aset adalah "perekat" yang menyatukan semua
aset lain, seperti keuangan dan aset fisik lainnya dan memandu penggunaannya menjadi lebih
baik. Maka dari itu Eiger berusaha dengan keras untuk dapat mempertahankan semua
karyawannya dan memberikan hak hak karyawan sepenuhnya walau perusahaan sedang
merugi, juga Untuk terus menjaga kesehatan para pegawainya, Eiger menerapkan fasilitas
dan protokol Covid-19 di lingkungan kerja serta menggelar rapid tes sebanyak dua kali, hal
ini dilakukan agar semua fungsi eksternal diperhatikan khususnya lingkungan kerja karena
dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Perusahaan harus menciptakan rasa aman, nyaman,
dan kepuasan dalam bekerja. Pekerjaan yang aman, nyaman dan bersih Lingkungan dapat
menumbuhkan rasa semangat kerja dan mampu memberikan pengaruh positif bagi setiap
karyawannya.

SIMPULAN

Strategi perusahaan Eiger untuk bertahan di tengah pandemi adalah dengan


mengevaluasi bisnis model dan bisnis proses yang ada, serta menyusun Business Contigency
Plan untuk menghadapi ketidakpastian bisnis di masa pandemi COVID-19. Salah satunya
dengan meningkatkan penjualan melalui platform digital. Pemimpin Eiger juga telah
melakukan strategi SDM di masa pandemi dan new normal, dengan tiga cara, yaitu
menjalankan remote working, mengelola produktivitas karyawan, dan upskilling for digital.

Dalam menjalankan semua strategi Eiger juga sangat memperhatikan nasib


karyawannya di masa pandemi covid-19 dengan berusaha mempertahankan semua
karyawannya agar karyawan Pt Eiger tetap mendapatkan penghasilan di masa sulit ini dan
tidak lupa Eiger juga memberikan fasilitas kesehatan yang membuat para karyawannya tetap
terjamin kesehatan dan keselamatan, itu membuat karyawan akan merasa aman dan nyaman
saat bekerja, efeknya produktifitas karyawan tetap terjaga.
REVIEW JURNAL

Pada tahun 2020, hampir seluruh negara di dunia terkena virus covid-19 termasuk
negara Indonesia. dampak dari adanya virus ini menyebabkan banyak kerugian disetiap
negara. hampir seluruh negara mengalami krisis ekonomi sehingga mengharuskan seluruh
kegiatan ekonomi untuk beradaptasi agar dapat dapat bertahan, termasuk industri Fashion.
Para pemimpin industri memutar otak untuk menghindari resiko bangkrut akibat covid-19
salah satunya dengan mengubah startegi dan pengembangan organisasi baru agar dapat
bertahan seperti yang dilakukan oleh PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) yang
berjuang mempertahankan 4.500 pekerja.

PT Eigerindo MPI merupakan industri produk lifestyle seperti Eiger, Bodypack, dan
Export yang saat ini memiliki 4.500 karyawan. terkait dengan adanya dampak covid-19,
omset Eigerindo MPI langsung drop. Hasilnya, meskipun PT Eiger mengalami penurunan
omset, namun masih bisa mempertahankan para pekerjanya. Pada Maret 2020, pencapaian
perusahaan mencapai 79% dari target. Kemudian pada April saat PSBB telah dilakukan,
pencapaian perusahaan hanya mencapai 37% dari target dan pada bulan Mei 2020 mengalami
peningkatan yaitu pencapain 60% dari target.

Hal diatas terjadi karena Eiger memiliki kekuatan komunitas. Komunitas tersebut
memberikan berbagai bantuan selama pandemi seperti pembagian sembako, masker,
disinfektan dan sebagainya. kemudian PT Eiger juga mengalihkan sebagian kapasitas
produksi untuk memproduksi alat pelindung diri (APD). PT Eigir menjalankan komitmen
untuk membantu penanganan covid-19 dengan tujuan untuk tetap dapat beradaptasi ditengah
pandemi.

Startegi yang dilakukan oleh pimpinan PT Eiger untuk perubahan dan pengembangan
perusahaan agar tetap bertahan ditengah pandemi adalah dengan mengevaluasi bisnis model
dan bisnis proses yang ada, serta menyusun Business Contigency Plan untuk menghadapi
ketidakpastian bisnis di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil analisis, pimpinan PT
Eiger melakukan beberapa langkah dan startegi yang diambil agar perusahaannya dapat
bertahan dan beradaptasi di tengah pandemi yaitu dengan :

a. Menjalankan Remote Working


Remote working adalah kerja jarak jauh atau bekerja dari luar kantor dengan
menggunakan virtual digital sebagai alat komunikasi. Salah satu yang dilakukan
oleh PT Eiger adalah dengan menjalankan startegi dengan meningkatkan
penjualan melalui platfrom digital, dimanaperusahaan mengoptimalkan startegi
O2O (online to offline – offline to online) yang menggabungkan kekuatan
distribusi offline yang saat ini tersebar lebih dari 200 titik di Indonesia.
b. Mengelola Produktivitas Karyawan
Produktivitas karyawan dapat diukur dengan membandingkan jumlah barang yang
dihasilkan dengan kualitas hasi kerja. Mengenai hal ini, PT eiger mengalihkan
sebagian kapasitas produksi untuk memproduksi alat pelindung diri agar
karyawan tetap produktif. pengalihan dari produk fashion ke alat ADP juga
merupakan stategi untuk beradaptasi dengan kondisi covid-19 dan new normal
dalam menjawab semua kebutuhan masyarakat.
c. Meningkatkan Kemampuan Karyawan dalam Penggunaan Digital
SDM memiliki paran penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan terus
bertahan adalah dengan meningkatkan kemampuan para karyawannya. Seperti
yang dilakukan oleh PT Eiger agar dapat bertahan di tengah pendemi dengan
melakukan meningkatkan kemampuan bagi seluruh karyawannya dibidang digital
dengan tujuan agar bisa mengoptimalkan penjualan melalui platform digital
seperti adanya O2O (online to offline – offline to online).

Pimpinan PT Eiger menjalankan semua strategi tersebut bertujuan agar perusahan


dapat bertahan ditengah pandemi dan mempertahankan nasib seluruh karyawannya tanpa
harus ada yang di PHK, pimpinan juga memberikan fasilitas kesehatan yang membuat
karyawan tetap terjamin kesehatan dan keselamatannya sehingga para karyawan merasa
nyaman dan aman saat bekerja dan produktifitas keryawanpun tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai