Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zaeni Ari Gunar

Kelas : Manajemen 5G
Npm : 4119500057
MK : METOLIT

A. Latar Belakang Masalah


Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan yang konkrit bagi pengadaan barang
dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses produksi tersebut merupakan
bagian yang terpenting dalam perusahaan, karena apabila berhenti maka perusahaan akan
mengalami kerugian. Dalam kegiatan produksi faktor tenaga kerja (karyawan)
mempunyai pengaruh besar, karena tenaga kerjalah yang melaksanakan proses produksi
tersebut. Karyawan pada hakekatnya merupakan salah satu unsur yang menjadi sumber
daya dalam perusahaan.

Saat ini, pandemi covid-19 telah memberikan tantangan yang cukup berat yang belum
pernah terjadi sebelumnya bagi individu, ekonomi, pasar keuangan, lembaga keuangan,
dan pemerintahan. Yang paling terlihat adalah gangguan ekonomi yang sangat besar
diseluruh dunia termasuk indonesia sendiri. Dalam laporan OECD ( Organisation For
Economic Co-operation and Development) menyebutkan bahwa pandemi ini
berimplikasi terhadam ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya
aktivitas produksi dibanyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya
kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang pada akhirnya mengarah kepada
ketidakpastian. Tentunya itu semua sangat mengancam juga perekonomian nasional
indonesia, ketika dampak pandemi Covid-19 ini terus berkembang di indonesia dan
belahan dunia lainnya, ini sangat memepengaruhi orang dan komunitas yang berbeda
dengan cara yang berbeda-beda. Menurut pakpahan (2020) ada tiga sektor yang terkena
imbas langsung pandemi Covid-19 ini, yaitu sektor pariwisata, perdagangan, dan
investasi.

Di masa pandemi Covid-19 ini, munculah peraturan pemerintah No 21 tahun 2020


tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ditambah lagi dengan adanya
himbauan “di rumah saja” membuat adanya batasan pergerakan orang dan barang yang
mengharuskan masyarakat untuk tetap dirumah jika tidak ada keperluan yang mendesak.
Susilo et al (2003) menyebutkan bahwa strategi bertahan atau survival yang
diterapkan oleh perusahaan berkaitan erat dengan kemampuan bertahan perusahaan.
Menurut Wenzel, Sarah dan Marvin (2020), ada 4 (empat) strategi untuk menanggapi
krisis pandemi Covid-19 saaat ini, yaitu : Retrenchment (penghematan), Persevering
(fokus pada usaha), Inovatting (inovasi), dan Exit (menutup usaha).

Penyebaran COVID-19 juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik di


Indonesia yaitu dengan penurunan permintaan domestik. Hal ini disebabkan penurunan
konsumsi pada pakaian, alas kaki, jasa perawatan dan transportasi. Sedangkan konsumsi
pada makanan, pendidikan dan kesehatan tetap stabil. Perlambatan ekonomi pada sisi
lapangan usaha terbesar berasal dari lapangan usaha perdagangan dan penyediaan
akomodasi, transportasi dan pergudangan pada sektor pariwisata serta berkurangnya
mobilitas masyarakat. Industri manufaktur yang merupakan penyumbang terbesar pada
Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan kinerja. Hal ini dikarenakan
penurunan impor bahan baku dan sebagai upaya dari pencegahan penyebaran COVID-
19, perusahaan melakukan pemberhentian kegiatan produksi sementara. Permintaan
konsumen yang menurun merupakan salah satu penyebab banyak perusahaan melakukan
Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK). Oleh karena itu, diharapkan perusahaan agar
merubah strategi penjualan menjadi penjualan online agar perusahaan tidak
ketergantungan penjualan luar negeri.

PT. Tri Lestari Sandang Industri salah satu perusahaan yang menghentikan kegiatan
operasionalnya pada saaat pandemi. PT Tri Lestari Sandang Industri adalah perusahaan
yang bergerak di sektor industri manufaktur dengan produk kebutuhan berbagai macam
dan jenis pakaian. Protokol kesehatan pada perusahaan juga diterapkan agar menghindari
kerumunan, hal ini berdampak bagi proses produksi yang dilakukan. Proses produksi
melambat atau lebih lama dari awal pemesanan.

Anda mungkin juga menyukai