Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI BISNIS PADA MASA PEMULIHAN PASCA PANDEMI

COVID-19 : STUDI KASUS LEDYS CAKE


BUSINESS STRATEGY IN POST PANDEMI COVID-19 RECOVERY :
CASE STUDY OF LEDYS CAKE

Cecilia Yeo1, Ledysta Faradila Putri2, Sapriadi Putra3, Syaridha Rahmah4, Yara Ardela5
1
Program Studi Manajemen, STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Email : ceciliayeo897@gmail.com
2
Program Studi Manajemen, STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Email : faradilaputri57@gmail.com
3
Program Studi Manajemen, STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Email : sapriadiputra12@gmail.com
4
Program Studi Manajemen, STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Email : syaridharahmah@gmail.com
5
Program Studi Manajemen, STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Email : yaraardela28@gmail.com

ABSTRAK
Pandemi Covid 19 yang terjadi secara global tentu saja berdampak terhadap berbagai sektor
terutama di sektor ekonomi. Dampak perekonomian ini tidak hanya di rasakan secara domestik,
namun juga terjadi secara global. Di Indonesia, hal juga memiliki dampak yang cukup signifikan
terhadap, sektor perdagangan dan industri termasuk Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Di kota tanjungpinang terdapat banyak UMKM yang secara langsung maupun tidak
langsung, mereka terdampak adanya pandemic covid 19 ini salah satunya yaitu Ledys Cake. karena itu
perlu strategi bisnis yang dapat dilakukan pada masa pemulihan pandemi Covid- 19 dan faktor
pendukung dalam berwirausaha di sektor ekonomi kreatif pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi serta
merumuskan strategi bisnis pada Ledys Cake di masa pasca pandemi covid-19. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan Kualitatif Deskriptif dengan menggunakan wawancara serta
observasi. Data yang didapat kemudian diolah menggunakan matriks IFE, matriks EFE, dan matriks
SWOT. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya beberapa strategi yang dapat dilakukan Ledys Cake
dengan memanfaatkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Salah satunya yang
paling penting adalah dengan melakukan promosi yang lebih luas dengan memanfaatkan social media
untuk dapat menarik kembali pelanggan pasca pandemi covid-19 serta dapat melakukan inovasi pada
variasi kue untuk menjadi pembeda dari pesaing lainnya.

Kata Kunci : Strategi, UMKM, Pandemi covid-19, Analisa SWOT

ABSTRACT
The Covid 19 pandemic that has occurred globally has certainly had an impact on various
sectors, especially in the economic sector. This economic impact is not only felt domestically, but also
globally. In Indonesia, this also has a significant impact on the trade and industrial sectors including
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). In the city of Tanjungpinang there are many MSMEs
that are directly or indirectly affected by the Covid 19 pandemic, one of which is Ledys Cake. because
of that, a business strategy is needed that can be carried out during the recovery period from the
Covid-19 pandemic and supporting factors in entrepreneurship in the creative economy sector during
the Covid-19 pandemic. This study aims to identify strengths, weaknesses, opportunities and
challenges faced and formulate business strategies for Ledys Cake in the post-covid-19 pandemic.
This study used a descriptive qualitative approach using interviews and observations. The data
obtained is then processed using the IFE matrix, EFE matrix, and SWOT matrix. The results of this
study are the discovery of several strategies that can be carried out by Ledys Cake by utilizing
existing strengths, weaknesses, opportunities and threats. One of the most important is to carry out
broader promotions by utilizing social media to be able to attract customers after the Covid-19
pandemic and to be able to innovate cake variations to be a differentiator from other competitors.

Keywords : Strategy, MSME, Covid-19 Pandemic, SWOT Analysis

PENDAHULUAN
Pada akhir Tahun 2019, Covid-19 telah menyebar di seluruh negara di dunia ini. Banyak
sektor yang mengalami penurunan diakibatkan oleh Covid-19 terutama sektor UMKM. Badan
Kesehatan Internasioal (WHO) menetapkannya sebagai PHEIC pada 30 Januari 2020 didasarkan pada
International Health Regulation (IHR) tahun 2005. World Health Organization (WHO) telah
menyatakan COVID‐19 sebagai pandemi pada bulan Maret 2020. Di Indonesia sendiri Pandemi
Covid19 telah masuk pada awal tahun 2020, yang sangat banyak memberikan dampak terutama bagi
perekonomian Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa bisnis UMKM menjadi salah satu sektor
yang paling merasakan dampak wabah Virus Corona (Covid-19). Berdasarkan info dari Kementerian
Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), setidaknya terdapat 949 laporan dari pelaku koperasi serta
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak wabah virus Corona (Covid-19).
Wabah virus Corona telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sehingga
semakin sedikit orang yang bepergian keluar rumah sejak pemerintah menganjurkan untuk melakukan
segala aktivitas dari rumah. Tentu ada banyak hal yang mempengaruhi bisnis di masa seperti ini.
Salah satu penyebabnya adalah konsumen jadi jarang keluar, hanya belanja seperlunya, dan
melakukan berbagai transaksi via online. Selain itu, pembatasan sosial pun menyebabkan berbagai
aktivitas bisnis mesti dilakukan secara jarak jauh. Sehingga, banyak pekerja yang harus untuk bekerja
dari rumah (work from home). Kebijakan ini telah menimbulkan gangguan dalam rantai nilai dunia
usaha, sehingga banyak usaha di berbagai sektor berhenti operasi baik sementara maupun permanen.
Di saat masa pandemi terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline
ke online. Pelaku UMKM pasti kesulitan dalam mencapai target-target yang harus dicapai saat
perekonomian terganggu. Perubahan pola tersebut, seharusnya diikuti pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) agar dapat survive, serta bisa berkembang sehingga mampu menghadapi kondisi
new normal. Digitalisasi menjadi sebuah kebutuhan penting, terbukti di Masa Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) memberikan kenaikan pada pemanfaatan e-learning, eCommerce, literasi
digital, permintaan delivery, dan kebutuhan alat kesehatan/kebersihan. Namun kita tidak dapat
memungkiri adanya permasalahan digitalisasi UMKM. Di beberapa daerah terpencil keterbatasan
akses internet masih menjadi kendala. Pemahaman dari pelaku UMKM terhadap teknologi, pemasaran
online terbatas, proses produksi dan akses pasar daring yang masih dinilai belum cukup maksimal.
Strategi UMKM di masa pandemi sangat penting demi kelangsungan suatu usaha. Di tengah kondisi
saat ini, semua berjuang bersama untuk dapat bertahan dan beradaptasi dalam menjalankan kehidupan
di masa pandemi, salah satunya adalah Ledys Cake.
Ledys Cake adalah usaha yang sudah berdiri selama 17 tahun yakni sejak tahun 2005 yang
berlokasi Jl. DI Panjaitan Km. 9 No. 21 dan Ledys Cake merupakan salah satu UMKM yang sangat
berdampak karena terjadinya Pandemi covid-19. Dimana omzet penjualan dan jumlah pelanggan yang
datang terus menurun tiap hari nya selama pandemi covid-19. Apalagi dengan diberlakukannya
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang membuat masyarakat mengurangi
aktivitas diluar rumah seperti tidak diperbolehkan untuk makan ditempat dan berkurangnya tingkat
konsumtif masyarakat pada UMKM yang tidak memiliki fasilitas delivery. Sesuai dengan
permasalahan tersebut, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa
dampak pandemi covid-19 terhadap suatu bisnis khusunya pada bisnis Ledys Cake ini dan bagaimana
upaya yang dilakukan Ledys Cake untuk kembali bangkit dari pandemi covid-19 serta untuk
mengetahui Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Ledys Cake.

LANDASAN TEORI

Manajemen Strategik
Manajemen strategik merupakan suatu proses kegiatan pengambilan keputusan yang memiliki
sifat mendasar dan menyeluruh, disertai dengan penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh
pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan (Yunus,
2016). Bisnis-bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategik menunjukkan penjualan,
profitabilitas, dan produktivitas yang meningkat secara signifikan dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak memiliki kegiatan perencanaan yang sistematis (David & David, 2015). Manajemen
strategik adalah sekumpulan keputusan dan tindakan manajerial yang membantu dalam pengambilan
keputusan untuk kinerja jangka panjang suatu organisasi, termasuk peninjauan lingkungan eksternal
dan internal, perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian (Wheelen et
al., 2018). Manajemen strategik dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu yang membuat kegiatan
perumusan, pengimplementasian, dan pengevaluasian keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
tercapainya tujuan organisasi (David & David, 2015).

Matriks IFE
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat perumusan strategi yang merangkum
dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, serta memberikan
dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area tersebut (David & David, 2015).
Menurut David & David (2015) matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima langkah yaitu:

1. Membuat daftar faktor-faktor internal utama seperti kekuatan dan kelemahan.


2. Menentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk
setiap faktor dan jumlah semua bobot harus sama dengan 1,0.
3. Menentukan peringkat 1 hingga 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor
tersebut mewakili faktor utama kelemahan (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2),
kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4).
4. Melakukan perkalian pada setiap bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor
tertimbang untuk setiap variabel.
5. Menjumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel agar total skor tertimbang untuk
organisasi dapat ditetapkan.

Matriks EFE
Matriks EFE (External Factor Evaluation) merupakan alat perumusan strategi yang
merangkum dan mengevaluasi faktor ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik,
pemerintahan, hukum, teknologi, dan informasi persaingan (David & David, 2015). Menurut David &
David (2015), matriks EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah yaitu:
1. Membuat daftar faktor-faktor eksternal utama seperti peluang dan ancaman yang berpengaruh
pada perusahaan maupun industrinya.
2. Menentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk
setiap faktor dan jumlah semua bobot harus sama dengan 1,0.
3. Menentukan peringkat antara 1 dan 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukkan
seberapa efektif strategi perusahaan saat ini merespons faktor tersebut, di mana 4 = responsnya
superior, 3 = responsnya di atas rata-rata, 2 = responsnya rata-rata, dan 1 = responnya jelek.
4. Melakukan perkalian pada setiap bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor
tertimbang.
5. Menjumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor tertimbang
pada organisasi.

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu identifikasi yang dimanfaatkan dalam merumuskan strategi
secara sistematis pada proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan hal penting di suatu
perusahaan, untuk memaksimalkan kinerja dan target yang menjadi fokus utama yaitu visi dan misi
(Nggini, 2019). Analisis SWOT dilandaskan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman (Noor, 2014).
Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis untuk tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek dengan mengevaluasi factor- faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi
yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Marginingsih, 2019).
METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian mengenai Strategi bisnis pada masa pemulihan kembali dari pandemi
covid-19 ini menggunakan metode penelitian Kualitatif Deskriptif. Penelitian ini berusaha
untuk memberikan deskripsi dan ekplanasi terhadap Strategi Bisnis Menghadapi Masa
pasca pandemi Covid-19 pada saat ini. Menurut Mukhtar (2013: 10) metode penelitian
deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan peneliti untuk menemukan
pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat melalui proses wawancara
secara langsung dengan pemilik usaha, karyawan dan pelanggan Ledys Cake.

Objek penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan formula startegi yang dapat dilakukan
Ledys Cake pasca pandemi covid-19 melalui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang dimiliki Ledys Cake. Objek penelitian ini adalah Ledys Cake yang sudah berdiri sejak
tahun 2005, dengan pemilik usaha yaitu Ibu Sulasmi. Ledys Cake menjual beraneka macam
Kue tradisional yang diproduksi sendiri maupun yang diambil dari penitipan, serta menjual
makanan berat untuk sarapan ataupun makan siang seperti lontong sayur, nasi lemak, soto,
dll. Tak hanya itu, Ledys Cake juga menjual minuman untuk pelanggan yang ingin makan
dan minum ditempat dan disertai fasilitas wifi. Dipilihnya Ledys Cake sebagai objek
penelitian karena Ledys Cake adalah salah satu usaha yang berdampak sekali pada masa
pandemi covid-19, dan saat ini tengah mencoba bangkit kembali pasca pandemi covid-19
tersebut.

Lokasi dan waktu penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Jl. DI Panjaitan Km. 9 No. 21. Waktu penelitian
ini dilakukan pada Tanggal 7 November 2022.

Populasi & Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah pemilik usaha, karyawan dan pelanggan Ledys
Cake. Pada penelitian ini, wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh Ledys Cake dilakukan terhadap 1
(satu) pemilik usaha, 1 (satu) karyawan, dan 1 (satu) orang pelanggan, sehingga total
sampel adalah 3 (tiga).

Teknik Analisis Data

Data yang didapat dari wawancara dan observasi kemudian dianalisa dan diolah
menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan, matriks EFE (External Factor Evaluation) untuk mengidentifikasi peluang
dan ancaman, dan matriks SWOT untuk formulasi strategi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka didapat kekuatan dan kelemahan
dari usaha Ledys Cake adalah sebagai berikut :
Kekuatan (strength)
1. Lokasi usaha yang strategis
2. Memiliki nama usaha/memiliki branding
3. Memiliki ruko sendiri sehingga jam buka yang relatif lebih lama dibanding
pesaing lain
4. Menyediakan makan di tempat dan fasilitas wifi
5. Harga yang realtif terjangkau dibanding pesaing lain
6. Juga menerima pemesanan kue kotak untuk acara
7. Memiliki tempat jualan yang luas
8. Bahan baku mudah didapat
9. Rasa makanan yang enak dan bisa diterima disemua kalangan pelanggan
10. Varian menu yang lebih lengkap (kue tradisional, makanan berat dan beragam
minuman) sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen

Kelemahan (Weakness)
1. Keterbatasan jumlah karyawan
2. Produk kue tidak tahan lama/memiliki kadaluarsa yang cepat sehingga tidak bisa
dikonsumsi dalam jangka panjang
3. Variasi kue yang diproduksi mudah diikuti, sehingga banyak pesaing
4. Belum melakukan pencatatan keuangan yang terstruktur
5. Harga dari kue yang dijual tidak tetap, cenderung naik ketika harga bahan pokok naik,
sehingga hanya pelanggan setia yang akan melakukan pemesanan atau membeli
kembali
6. Strategi pemasaran yang belum maksimal

Faktor-faktor tersesbut diterjemahkan ke dalam matriks IFE berdasarkan teori David


& David (2017) yang mengatakan bahwa dalam Menentukan peringkat 1 hingga 4 untuk
setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor tersebut mewakili faktor utama kelemahan
(peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), atau
kekuatan utama (peringkat = 4), dan Melakukan perkalian pada setiap bobot faktor dengan
peringkatnya untuk menentukan skor tertimbang untuk setiap variabel.

No Kekuatan (Strenght) Bobot Peringkat Skor


tertimbang
1 Lokasi usaha yang strategis 0,10 4 0,40
2 Memiliki nama usaha/memiliki branding 0,07 4 0,28
3 Memiliki ruko sendiri sehingga jam buka yang 0,10 4 0,40
relatif lebih lama dibanding pesaing lain
4 Menyediakan makan di tempat dan fasilitas wifi 0,06 4 0,24
5 Harga yang realtif terjangkau dibanding pesaing 0,08 4 0,32
lain
6 Juga menerima pemesanan kue kotak untuk acara 0,07 3 0,21
7 Memiliki tempat jualan yang luas 0,08 4 0,32
8 Bahan baku mudah didapat 0,06 3 0,18
9 Rasa makanan yang enak dan bisa diterima 0,06 3 0,18
disemua kalangan pelanggan
10 Varian menu yang lebih lengkap (kue tradisional, 0,06 3 0,18
makanan berat dan beragam minuman) sehingga
dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen
Total skor Kekuatan (Strenght) 2,71
No Kelemahan (Weakness) Bobot Peringkat Skor
tertimbang
1 Keterbatasan jumlah karyawan 0,06 1 0,06
2 Produk kue tidak tahan lama/memiliki kadaluarsa 0,04 1 0,04
yang cepat sehingga tidak bisa dikonsumsi dalam
jangka panjang
3 Variasi kue yang diproduksi mudah diikuti, 0,05 2 0,10
sehingga banyak pesaing
4 Belum melakukan pencatatan keuangan yang 0,02 2 0,04
terstruktur
5 Harga dari kue yang dijual tidak tetap, cenderung 0,04 2 0,08
naik ketika harga bahan pokok naik
6 Strategi pemasaran yang belum maksimal 0,05 2 0,10
Total skor Kelemahan (Weakness) 0,42

TOTAL 1.00 3,13

Berdasarkan total skor tertimbang matriks IFE yang berjumlah 3,13, maka dapat
disimpulkan bahwa Ledys Cake kuat secara internal.

Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka didapat peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Ledys Cake sebagai berikut :
Peluang (opportunities)
1. Banyak orang yang sudah mempercayakan pemesanan kue dalam jumlah banyak
2. Pesanan kue akan meningkat menjelang hari perayaan besar seperti idul Fitri,
Imlek, natal, dll
3. Acara arisan atau acara keluarga yang rutin sehingga pesanan kue selalu ada tiap
minggu nya

Ancaman (threats)
1. Harga bahan pokok yang sewaktu waktu naik
2. Banyak pesaing yang menjual produk yang sama dengan menawarkan harga yang
lebih murah
3. Makin menjamurnya usaha sejenis di Tanjungpinang
4. Jumlah pelanggan yang tidak tetap setiap hari nya

Faktor-faktor tersebut diterjemahkan ke dalam matriks EFE berdasarkan teori David


& David (2017) yang menyatakan bahwa Menentukan peringkat antara 1 dan 4 pada setiap
faktor eksternal utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini
merespons faktor tersebut, di mana 4 = responsnya superior, 3 = responsnya di atas rata-rata,
2 = responsnya rata-rata, dan 1 = responnya jelek.

No Peluang (Opportunities) Bobot Peringkat Skor


tertimbang
1 Banyak orang yang sudah mempercayakan 0,20 3 0,60
pemesanan kue dalam jumlah banyak
2 Pesanan kue akan meningkat menjelang hari 0,22 3 0,66
perayaan besar seperti idul Fitri, Imlek, natal, dll
3 Acara arisan atau acara keluarga yang rutin 0,22 3 0,66
sehingga pesanan kue selalu ada tiap minggu nya
Total skor Peluang (Opportunities) 1,92

No Ancaman (Therats) Bobot Peringkat Skor


tertimbang
1 Harga bahan pokok yang sewaktu waktu naik 0,08 3 0,24
2 Banyak pesaing yang menjual produk yang sama 0,10 2 0,20
dengan menawarkan harga yang lebih murah
3 Makin menjamurnya usaha sejenis di 0,09 3 0,27
Tanjungpinang
4 Jumlah pelanggan yang tidak tetap setiap hari nya 0,09 3 0,27
Total skor Ancaman (Therats) 0,98

TOTAL 1.00 2,9


Berdasarkan total skor tertimbang matriks EFE yang berjumlah 2,9, maka dapat
disimpulkan bahwa Ledys Cake berjalan dengan baik dan dapat memanfaatkan peluang serta
menghindari ancaman yang dihadapi.

Matriks SWOT
Menurut (David & Fred, 2010) menjelaskan bahwa matriks SWOT merupakan alat
untuk mencocokkan sehingga mambantu perusahaan meningkatkan 4 jenis strategi yang
berupa strategi SO (Strength-Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi
ST (Strength-Threats), dan strategi WT (Weakness-Threats). Matriks SWOT yang dibentuk
dari faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Ledys Cake adalah sebagai berikut :

Peluang (Opportunities) Ancaman (Therats)

1. Banyak orang yang 1. Harga bahan pokok


sudah mempercayakan yang sewaktu waktu naik
EFE pemesanan kue dalam jumlah
banyak
2. Pesanan kue akan 2. Banyak pesaing yang
meningkat menjelang hari menjual produk yang sama
perayaan besar seperti idul dengan menawarkan harga
Fitri, Imlek, natal, dll yang lebih murah

3. Acara arisan atau acara 3. Makin menjamurnya


keluarga yang rutin sehingga usaha sejenis di
IFE pesanan kue selalu ada tiap Tanjungpinang
minggu nya
4. Jumlah pelanggan
yang tidak tetap setiap hari
nya

Kekuatan (Strenght) SO ST
1. Lokasi usaha yang
strategis S9-O1 : Mempertahankan rasa S2-T3 : Memanfaatkan
2. Memiliki nama makanan agar bisa terus nama branding untuk
usaha/memiliki branding menjaga kepercayaan melakukan promosi yang
pelanggan lebih unggul dibandingkan
3. Sudah Memiliki
pesaing lain
ruko sendiri sehingga jam
S8-O1 : Mempertahankan
buka yang relatif lebih
penggunaan bahan baku yang S9,S10-T2,T3 :
lama dibanding pesaing
sesuai agar tidak terjadi Mempertahankan rasa
lain
penurunan kualitas produk makanan dan meningkatkan
4. Menyediakan untuk bisa terus menjaga variasi menu kue untuk
makan di tempat dan kepercayaan pelanggan dapat bersaing dengan
fasilitas wifi pesaing
S10-O2,O3 : Meningkatkan
5. Harga yang realtif
variasi menu kue agar dapat S7-T4 : Memanfaatkan
terjangkau dibanding
menarik lebih banyak lahan usaha yang luas untuk
pesaing lain
permintaan pesanan membuka stand jualan
6. Juga menerima makanan yang beragam agar
pemesanan kue kotak menarik perhatian lebih
untuk acara banyak pelanggan

7. Memiliki tempat
S4-T3,T4 : Meningkatkan
jualan yang luas
fasilitas tempat makan agar
8. Bahan baku mudah pelanggan lebih tertarik
didapat untuk berkunjung

9. Rasa makanan
S9-T1 : Mempertahankan
yang enak dan bisa
rasa makanan yang enak
diterima disemua
untuk dapat menjaga minat
kalangan pelanggan
beli masyakat ketika terjadi
10. Varian menu yang kenaikan harga
lebih lengkap (kue
tradisional, makanan berat S10-T2,T3 :
dan beragam minuman) Mempromosikan secara luas
sehingga dapat memenuhi variasi menu untuk bisa
keinginan dan selera unggul dari pesaing
konsumen

Kelemahan (Weakness) WO WT

1. Keterbatasan
jumlah karyawan W1-02,03 : Menambah jumlah W3-T2,T3 : Melakukan
karyawan agar efektif dalam inovasi pada variasi kue
2. Produk kue tidak
memenuhi pesanan kue untuk sehingga menjadi pembeda
tahan lama/memiliki
acara-acara dan hari perayaan dari pesaing
kadaluarsa yang cepat
besar
sehingga tidak bisa
W1-T3 : Menambah jumlah
dikonsumsi dalam jangka
W6-O1,O2,O3 : Melakukan karyawan agar bisa
panjang
promosi yang lebih luas mempermudah melakukan
3. Variasi kue yang dengan media social untuk penambahan menu yang
diproduksi mudah diikuti, menarik lebih banyak lebih inovatif dibanding
sehingga banyak pesaing permintaan pesanan kue pesaing lain

4. Belum melakukan
W3-O2 : Melakukan inovasi W6-T2,T3 : Membuat akun
pencatatan keuangan yang
pada variasi kue agar media social untuk
terstruktur
permintaan pesanan semakin melakukan pemasaran yang
5. Harga dari kue meningkat saat hari perayaan lebih luas dibanding pesaing
yang dijual tidak tetap, besar maupun acara-acara
cenderung naik ketika W6-T4 : Melakukan
harga bahan pokok naik promosi yang menarik pada
media social untuk menarik
6. Strategi pemasaran
lebih banyak pelanggan
yang belum maksimal

Hasil Matriks SWOT menunjukkan bahwa terdapat beberapa alternatif strategi yang
dapat dipilih oleh Ledys Cake yang dapat diterapkan secara berkelanjutan di berbagai situasi
terutama dalam persaingan usaha sejenis dan strategi di masa pasca pandemi covid-19 yang
spesifik dapat dilakukan di masa pasca pandemi covid-19, yaitu :

1. Mempertahankan rasa makanan agar bisa terus menjaga kepercayaan pelanggan


2. Mempertahankan penggunaan bahan baku yang sesuai agar tidak terjadi
penurunan kualitas produk untuk bisa terus menjaga kepercayaan pelanggan
3. Meningkatkan variasi menu kue agar dapat menarik lebih banyak permintaan
pesanan
4. Memanfaatkan nama branding untuk melakukan promosi yang lebih unggul
dibandingkan pesaing lain
5. Mempertahankan rasa makanan dan meningkatkan variasi menu kue untuk dapat
bersaing dengan pesaing
6. Memanfaatkan lahan usaha yang luas untuk membuka stand jualan makanan yang
beragam agar menarik perhatian lebih banyak pelanggan
7. Meningkatkan fasilitas tempat makan agar pelanggan lebih tertarik untuk
berkunjung
8. Mempertahankan rasa makanan yang enak untuk dapat menjaga minat beli
masyakat ketika terjadi kenaikan harga
9. Mempromosikan secara luas variasi menu untuk bisa unggul dari pesaing
10. Menambah jumlah karyawan agar efektif dalam memenuhi pesanan kue untuk
acara-acara dan hari perayaan besar
11. Melakukan promosi yang lebih luas dengan media social untuk menarik lebih
banyak permintaan pesanan kue
12. Melakukan inovasi pada variasi kue agar permintaan pesanan semakin meningkat
saat hari perayaan besar maupun acara-acara
13. Melakukan inovasi pada variasi kue sehingga menjadi pembeda dari pesaing
14. Menambah jumlah karyawan agar bisa mempermudah melakukan penambahan
menu yang lebih inovatif dibanding pesaing lain
15. Membuat akun media social untuk melakukan pemasaran yang lebih luas
dibanding pesaing
16. Melakukan promosi yang menarik pada media social untuk menarik lebih banyak
pelanggan
Hasil strategi yang didapat melalui matriks SWOT untuk Ledys Cake terdapat
kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Misalnya, strategi Melakukan inovasi
pada variasi kue agar permintaan pesanan semakin meningkat dan menjadi pembeda dari
pesaing, hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Feti Fatimah dan
Wenny Murtalining Tyas (2020) yang menyatakan bahwa strategi bersaing dan
peningkatan penjualan harus penuh dengan inovasi dan mempertahankan kualitas produk.
Dan juga terdapaat kesamaan pada strategi Melakukan promosi yang menarik pada media
social untuk menarik lebih banyak pelanggan, yang sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zulia Khairani, Efrita Soviyant, dan Aznuriyandi (2018) yang menyatakan
bahwa bahwa masyarkat memiliki ketertarikan terhadap mencari informasi yang lebih
tentang produk UMKM makanan dan minuman yang berpromosi di Instagram, sering
mempertimbangkan untuk membeli produk, berkeinginan untuk mengetahui karakteristik
produk dari segi kualitas, rasa, dan warna.
Namun, ditemukan juga beberapa strategi terbentuk khusus untuk Ledys Cake karena
kelebihan yang dimiliki yaitu memiliki nama usaha/branding karena biasanya usaha penitipan
kue di Tanjungpinang tidak memiliki nama usaha, misalnya strategi Memanfaatkan nama
branding untuk melakukan promosi yang lebih unggul dibandingkan pesaing lain dan terus
melakukan inovasi pada variasi kue sehingga menjadi pembeda dari pesaing lain yang dapat
terciptanya keunggulan bersaing untuk Ledys Cake.

KESIMPULAN
Sesuai dengan formula strategi yang sudah didapatkan melalui analisis SWOT, Ledys
Cake dapat menggunakan berbagai strategi untuk dapat bangkit kembali pasca pandemi
covid-19 dan dapat bersaing serta lebih unggul dengan usaha sejenisnya yang ada di
Tanjungpinang. Berdasarkan matriks IFE dan EFE, Ledys Cake kuat secara internal dan
dapat memanfaatkan peluang serta menghindari ancaman yang dihadapi, begitu pula
sebaliknya. Beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu khususnya dengan melakukan
promosi yang lebih luas dengan memanfaatkan social media untuk dapat menarik kembali
pelanggan pasca pandemi covid-19 serta dapat melakukan inovasi pada variasi kue untuk
menjadi pembeda dari pesaing lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Carolin, S. (2022). Perjuangan Membangkitkan UMKM Lokal di Kala Pandemi. Retrieved


November 19, 2022, from UMSIDA website: https://drpm.umsida.ac.id/perjuangan-
membangkitkan-umkm-lokal-dikala-pandemi/

David, F.R., David, F. R. (2015). Strategic Management: A Competitive Advantage


Approach, Concepts & Cases (15th ed.). Pearson Education.

Marginingsih, R. (2019). Analisis SWOT Technology Financial (FinTech) Terhadap Industri


Perbankan. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 19(1), 55–60.

Nggini, Y. H. (2019). Analisis Swot ( Strength, Weaknes, Opportunity, Threats) Terhadap


Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial,
3(1), 141. https://doi.org/10.38043/jids.v3i1.1739

Noor, S. (2014). Penerapan Analisis Swot dalam Menentukan Strategi Pemasaran Daihatsu
Luxio di Malang. Jurnal INTEKNA, 14(2), 102–209.

Wheelen, T.L., Hunger, J.D., Hoffman, A.N., Bamford, C. E. (2018). Strategic Management
and Business Policy: Globalization, Innovation, and Sustainability (15th ed.). Pearson
Education.

Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

LAMPIRAN
1. VERBATIM

WAWANCARA DENGAN PEMILIK USAHA


Pewawancara : Selamat sore bu, Perkenalkan kami mahasiswa STIE Pembangunan
Tanjungpinang semester 5. Disini kami ingin melakukan Wawancara
mengenai usaha yang ibu jalankan sekarang untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Manajemen Strategik yang sedang kami pelajari. Apakah
ibu bersedia ?
Pemilik usaha : Selamat sore, baik boleh saja.
Pewawancara : Baiklah sebelumnya boleh saya tahu nama ibu dan apa usaha yang ibu
jalankan sekarang ini ?
Pemilik usaha : Nama saya Sulasmi, disini saya menjual makanan seperti lontong sayur,
nasi lemak, soto, dll dan minuman, dan juga tempat penitipan kue-kue.
Pewawancara : Kalau boleh tau ibu sudah menjalani usaha ini sejak kapan ?
Pemilik usaha : Saya buka usaha ini sudah berjalan sekitar 17 tahun.
Pewawancara : Dan dari awal berjualan apakah lokasinya sudah disini ?
Pemilik usaha : Iya benar, dari awal buka sudah di tempat ini.
Pewawancara : Ada berapa jumlah karyawan ibu ?
Pemilik usaha : Kalau sekarang hanya ada 1 karyawan, dan juga dibantu anak-anak
saya. Kalau dulu ada 3 karyawan, karena semenjak covid agak sepi jadi
karyawan dikurangkan.
Pewawancara : Apakah pandemi covid-19 sangat berpengaruh sekali dampaknya pada
usaha ibu ini ?
Pemilik usaha : Iya, sangat berpengaruh sekali.
Pewawancara : Kalau boleh tau hal apa yang paling signifikan pengaruhnya ?
Pemilik usaha : Dari segi omzet penjualan yang sangat berpengaruh sekali karena daya
beli masyarakat yang menurun.
Pewawancara : Apakah pasca pandemi covid-19 ini ibu ada melakukan perubahan-
perubahan pada usaha ibu untuk kembali menarik pelanggan ?
Pemilik usaha : Iya ada, saya menambah varian menu-menu makanan agar lebih
bervariasi dan jadi banyak pilihan untuk pelanggan.
Pewawancara : Apakah ada hal-hal yang ibu lakukan sekarang yang tidak bisa
dilakukan dimasa pandemi covid-19 kemarin ?
Pemilik usaha : Mungkin dari segi makan ditempat ya, karena saat pandemi kemarin
kan tidak boleh makan ditempat. Jadi baru sekarang akhirnya saya bisa
menyediakan makan ditempat untuk pelanggan.
Pewawancara : Bagaimana persaingan pada usaha ibu disekitar sini ?
Pemilik usaha : Pesaing disini cukup banyak, apalagi usaha yang serupa dengan saya ini
juga sudah menjamur dimana-mana.
Pewawancara : Menurut ibu apa kelebihan yang dimiliki usaha ibu ini yang tidak
dimiliki pesaing lain ?
Pemilik usaha : Saya memiliki ruko sendiri yang lebih luas, kalau pesaing lain
kebanyakan hanya stand saja. Dan disini juga menerima pesanan kue
kotak dengan harga yang lebih miring, dibanding pesaing lain.
Pewawancara : Menurut ibu apa hal yang bisa membuat usaha ibu ini terkalahkan oleh
pesaing lain ?
Pemilik usaha : Mungkin dari segi promosi dan pemasaran.
Pewawancara : Menurut ibu apa yang membuat pelanggan tertarik untuk membeli
disini ?
Pemilik usaha : Kalau kata mereka disini itu harga nya lebih terjangkau dan lebih
miring daripada yang lain.
Pewawancara : Menurut ibu apa kekurangan dari usaha ibu ini ?
Pemilik usaha : Menurut saya kekurangannya itu di jumlah karyawan yang sedikit. Jadi
kendala nya saat kita mau menambah varian menu tapi karyawannya
kurang jadi tidak efisien dan takut kerepotan. Mau menambah
karyawan juga tapi kondisi belum memungkinkan untuk nambah
karyawan karena untuk menggaji nya belum bisa maksimal.
Pewawancara : Berapa jumlah pelanggan yang datang per hari nya ?
Pemilik usaha : Tidak tentu ya, karena kalau lagi ramai bisa sekitar 80 orang, tetapi
kadang juga sepi hanya dibawah 50 orang aja.
Pewawancara : Apakah usaha ibu ini mempunyai catatan keuangan yang lengkap dan
jelas ?
Pemilik usaha : Untuk catatan keuangan sebenarnya belum lengkap, jadi kadang masih
tercampur dengan keuangan pribadi.
Pewawancara : Bisa dibilang untuk saat ini pandemi covid-19 sudah berakhir, jadi
menurut ibu apakah pasca pandemi covid-19 ini usaha ibu sudah
kembali normal lagi seperti sebelum pandemi covid-19
Pemilik usaha : Kalau kembali normal itu belum, tapi perubahan dibandingkan saat
covid kemaren sudah sangat berubah sekali. Seperti pesanan kue kotak
sudah mulai banyak pesanan karena banyak orang yang sudah mulai
mengadakan acara.
Pewawancara : Untuk kue kotak itu apakah kue nya diproduksi sendiri atau diambil
dari penitipan kue ?
Pemilik usaha : Tergantung variasi pesanan dan permintaan dari pelanggan, ada yang
kita produksi sendiri dan juga ada yang kita ambil dari penitipan kue.
Pewawancara : Kisaran harga kue itu mulai dari berapa ribu ?
Pemilik usaha : Untuk kue harga nya ada yang seribuan dan ada yang dua ribuan.
Pewawancara : Baik terimakasih banyak bu, sudah bersedia dan meluangkan waktunya
untuk diwawancarai. Semoga sukses dan lancar terus ya bu untuk
usahanya.
Pemilik usaha : Iya sama-sama.

WAWANCARA DENGAN KARYAWAN


Pewawancara : Boleh tau nama kakak siapa ?
Karyawan : Nama saya Nia.
Pewawancara : Sudah berapa lama kakak bekerja disini ?
Karyawan : Sudah 3 tahun.
Pewawancara : Menurut kakak kenapa orang tertarik untuk membeli disini ?
Karyawan : Mungkin karena disini selain menjual kue tradisional, gorengan juga
ada makanan berat untuk sarapan, jadi lebih banyak pilihannya.
Pewawancara : Menurut kakak setiap orang yang membeli disini sudah cukup puas kah
mereka dengan variasi menu atau kue yang ada disini ?
Karyawan : Iya rata-rata banyak yang puas karena pilihannya cukup banyak, tetapi
ada beberapa pelanggan yang meminta menambahkan menu berat yang
lain seperti sop daging dan ayam bakar.
Pewawancara : Menurut kakak sebagai karyawan apa kekurangan dari usaha ini ?
Karyawan : Menurut saya kekurangan dari usaha ini yaitu belum memiliki note
keuangan/pembukuan yang efektif, dalam segi keuangan masih
bercampur aduk dengan uang pribadi nya, lalu strategi pemasaran yang
belum maksimal.
Pewawancara : Menurut kakak adakah yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki dari
usaha ini ?
Karyawan : Ada yaitu seperti bagaimana cara mengubah strategi pemasarannya
agar lebih menarik konsumen.
Pewawancara : Baik terimakasih kak atas waktunya.
Karyawan : Sama-sama.

WAWANCARA DENGAN PELANGGAN


Pewawancara : Boleh tau nama ibu siapa ?
Pelanggan : Nama saya Yanti.
Pewawancara : Apakah ibu sering membeli disini ?
Pelanggan : Iya sering, apalagi kalau pas bulan puasa sering saya beli kue disini
untuk takjil.
Pewawancara : Apakah disini salah satu tempat favorit ibu untuk membeli makanan
dan kue ?
Pelanggan : Iya salah satu tempat yang paling sering saya datangi.
Pewawancara : Kenapa ibu suka membeli disini ?
Pelanggan : Karena disini menurut saya harganya lebih miring dibanding yang lain
dan kue sama makanan nya juga enak-enak, saya dan keluarga cocok
dengan rasa makanannya. Saya juga sering lewat sini jadi satu rute
dengan rumah saya.
Pewawancara : Menurut ibu sebagai pelanggan adakah hal yang perlu ditingkatkan
atau diperbaiki dari usaha ini ?
Pelanggan : Mungkin karyawannya bisa ditambah lagi aja supaya kalau
pelanggannya banyak jadi tidak keteteran.
Pewawancara : Baik terimakasih ibu sudah bersedia kami wawancarai.
Pelanggan : Iya sama-sama.
2. TURNITIN

3. FOTO PRODUK DAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai