Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro Kecil dan Mengengah (UMKM) memiliki peranan yang besar dalam
perekonomian Indonesia. Saat terjadi krisis ekonomi, UMKM dapat bertahan
dibandingkan perusahaan besar. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan UMKM
pada masa krisis adalah produk yang didominasi oleh bahan baku lokal sehingga
mengurangi ketergantungan terhadap sektor swasta asing dan produk yang dibuat
memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga UMKM dapat merespon
permintaan di pasar dengan lebih cepat. Namun Pandemi covid-19 membuat UMKM
semakin terpuruk akibat peraturan pembatasan yang diterapkan oleh Pemerintah. Akibat
Work From Home (WFH) dan social distancing yang berdampak langsung ke
perekonomian dan terjadi penurunan secara signifikan. UMKM terpengaruh dari dua sisi
yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Di sisi penawaran, perusahaan mengalami
pengurangan pasokan tenaga kerja, karena pekerja tidak sehat atau perlu merawat anak-
anak atau tanggungan lainnya. sementara sekolah ditutup dan pergerakan orang dibatasi.
Langkah-langkah untuk mengatasi penyakit ini melalui pembatasan sosial dan karantina
menyebabkan penurunan pemanfaatan kapasitas yang lebih parah. Selain itu, rantai
pasokan terputus yang menyebabkan kekurangan suku cadang dan barang setengah jadi.
Di sisi permintaan, hilangnya permintaan dan pendapatan yang tiba-tiba untuk
UMKM sangat memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi, dan menyebabkan
kekuranganlikuiditas yang parah. Lebih jauh, konsumen mengalami kehilangan
pendapatan, ketakutan akan penularan dan ketidakpastian yang meningkat, yang pada
gilirannya mengurangi pengeluaran dan konsumsi.
Secara umum, UMKM juga memiliki daya saing yang rendah akibat salah
mengambil keputusan sehingga akan terkena financial distress sehingga diperlukan
mengambil langkah strategis untuk mempertahankan usahanya pada masa krisis dan
melakukan recovery. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh UMKM agar dapat
bertahan pada masa krisis adalah strategi rentrenchment. Padapenelitian sebelumnya,
strategi retrenchment yang umumnya dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mengurangi sebagian aset perusahaan untuk penghematan biaya dan menanggulangi
menurunnya keuntungan.
Pengembangan UMKM bergantung kepada pemilik usaha. Hal ini disebabkan
karena dalam manajemen UMKM posisi kunci berada di tangan pemilik usaha, dimana
hampir seluruh keputusan diambil oleh para pemilik. Proses pengambilan keputusan
berperan besar terhadap perkembangan UMKM. Robinson dan Pearce (2002)
menyatakan bahwa pengambilan keputusan yang dilakukan merupakan kunci sukses
sebuah organisasi, tak terkecuali bagi usaha kecil seperti UMKM. Sebagai usaha kecil,
pengambilan keputusan UMKM tentu berbeda dengan yang terjadi pada organisasi besar
ataupun perusahaan multinasional dan nasional yang ada. Pengambilan keputusan pada
organisasi kecil seringkali dilakukan oleh pemilik organisasi yang kadangkala sangat
mengandalkan jiwa kewirausahaannya. Busenitz dan Barney (1997) menyatakan bahwa
wirausahawan lebih mudah terpengaruh sehingga keputusan yang dibuatnya seringkali
bias dan alamiah dibandingkan keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan pada
organisasi besar. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan bahwa
Bagaimanakah Pelaku UMKM memilih keputusan dengan baik dan tepat menuju masa
endemi ini?

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana strategi pelaku UMKM dalam mengambil keputusan strategis menuju
masa endemik?
2. Apakah strategi pelaku UMKM ini sudah tepat atau belum?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui strategi pelaku UMKM dalam mengambil keputusan strategis
menuju masa endemik.
2. Untuk mengetahui keputusan yang diambil pelaku UMKM sudah tepat.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Pelaku UMKM: Dapat memberikan pertimbangan/ masukan terhadap
UMKM ketika mengambil keputusan demi keberlangsungan usaha.
2. Bagi Peneliti: Diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan
wawasan kepada peneliti selanjutnya mengenai Startegi UMKM agar dapat
bertahan menuju masa depan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UMKM Sebagai Penopang Ekonomi Bangsa


Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah adalah salah satu bentuk upaya yang baik
dalam menciptakan lapangan kerja yang direncanakan baik oleh pemerintah, swasta
dan pelakunya usaha perorangan. UMKM juga menjadi industri kreatif dengan ide-
ide serta inovatif potensial yang berkontribusi terhadap pembangunan produk
barang dan jasa. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM,
kontribusi UMKM pada PDB mencapai 60,34% pada 2017. Kontribusi ini pada
dasarnya masih dapat ditingkatkan, mengingat peran UMKM dalam porsi
ekspor di Indonesia hanya mencapai 15,7%. Pengalaman pada 1998 dan 2012
membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan dari krisis ekonomi, ditunjukkan
dengan pertumbuhan positif yang dicapai UMKM pada saat-saat krisis yang mampu
menjadi katup pengaman dari ekses akibat krisis. Walaupun harus diakui pula,
setelah krisis ekonomi berlalu,usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tetap
tidak mengalami perubahan kebijakan yang signifikan. Kontribusi usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) diakui juga diberbagai perekonomian daerah.
Peranannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga
kerja, sangat besar.Dan pada banyak kasus di beberapa negara sektor ini mampu
menggerakkan sektor riil pada berbagai lapangan usaha, sehingga mampu
memberikan kotribusi pada pembentukan pendapatan asli daerah (PAD).

2.2 Pengembangan UMKM Di Masa Pandemi


Pandemi Covid-19 yang mewabah disemua negara dunia telah banyak
mempengaruhi semua sektor kehidupan masyarakat. Di Indonesia, hampir semua
sektor mengalami dampak terutama ekosistem ekonomi yang selama ini telah
menjadi tumpuan masyarakat. Lebih lanjut, pandemi Covid-19 telah membuat
terjadinya pelambatan sektor ekonomi di Indonesia dengan berbagai turunannya.
Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan bagian terpenting
dari sektor ekonomi sangat merasakan dampaknya. Inilah yang dikhawatirkan oleh
semua pihak, karena telah membuat sektor UMKM mengalami kemunduran yang
signifikan. Dan banyaknya UMKM juga mengalami berbagai masalah seperti
seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan
baku, produksi menurun dan terjadinya banyak pemutusan hubungan kerja untuk
pekerja dan buru yang kemudian menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.
UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah
menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara
signifikan. Bahkan berdasarkan survei Asian Development Bank (ADB) terkait
dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, 88% usaha mikro kehabisan kas
atau tabungan, dan lebih dari 60% usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga
kerjanya. Di sisi lain, pelanggan mengurangi interaksi ke luar ruangan untuk
mencegah pandemi yang mengakibatakn penurunan daya beli masyarakat.

2.3 Penelitian Terdahulu


Dalam 2 tahun terakhir, berbagai penelitian –penelitian sejenis yang telah dilakukan
sebelumnya yang telah mendasari penelitian ini :
Alfrian, Gregorius Rio, dan Endang Pitaloka (2020) dari Program Studi
Manajemen, Universitas Pembangunan Jaya yang berjudul STRATEGI USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) BERTAHAN PADA KONDISI
PANDEMIK COVID 19 DI INDONESIA

Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 5 strategi UMKM yang dapat berthana
yaitu:
1.Mempelajari tentang digital marketing seperti membuat media promosi melalui
media social

2.Memperkuat Sumber daya manusia dengan cara menanamkan


pembelajaramengenai era globalisasi dan teknologi

3.Inovasi kreatifuntuk membuat konsumen tertarik membeli suatu produk pada


masa pandemic

4.Meningkatkan pelayanan kepada konsumen dengan lebih detail dan menjamin


kebersihan dan keamanan produk
5.Kebijakan pemerintah terhadap UMKM/ bantuan dari pemerintah seperti
memberikan bantuan sosial atau bantuan dana agar UMKM tetap berjalan.

Aulia, Rizka Nur (2020) dari Universitas Padjadjaran yang berjudul ANALISIS
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI UKM MENGGUNAKAN
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS

Hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa UKM yang menjadi subjek penelitian,
hasilnya dibuat dalam kesimpulan sebagai berikut:
(1.) Proses pengambilan keputusan yang dalam bisnis kecil atau UKM sangatlah
sederhana,berdasarkan rasionalitas dan pengalaman, tidak hanya itu karena proses
pengambilan keputusan dilakukan oleh pemilik UKM sendiri dan jarang sekali
melibatkan oranglain maka alternative pilihan yang dibuat dan keputusan diambil
secara langsung.

(2.) Berdasarkan model pengambilan keputusan strategis, proses pengambilan


keputusan di UKM tidak menggunakan salah satu dari ke 4 model tersebut. Hanya
proses yang secara umum saja yang dilakukan di UKM namun pada model
Mintzberg fase identifikasi dan pengembangan digunakan dalam UKM.

(3.) Proses pengambilan keputusan di UKM terdiri dari 2 fase yaitu ada fase 1
identifikasi latar belakang (masalah, peluang, kondisi lingkungan), fase 2
pengembangan meliputi pencarian alternative solusi dan desain alternative, dan fase
terakhir seleksi terdapat proses memilih alternative terbaik serta menerapkan
alternative tersebut

Anda mungkin juga menyukai