Anda di halaman 1dari 6

PELUANG DAN TANTANGAN PEMASARAN DALAM

PANDEMI COVI-19

DISUSUN OLEH
AHDRIYANA

Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peluang dan Tantangan Pemasaran dalam Pandemi Covid 19” Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Pemasaran oleh Bapak Prof. Dr. H. Ahmad
Musseng, M.Si.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu Aalikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Soppeng, 8 April 2022

Ahdriyana

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Saat ini, pandemi global Covid-19 telah memberikan tantangan yang cukup berat yang
belum pernah terjadi sebelumnya bagi individu, ekonomi, pasar keuangan, lembaga keuangan
dan pemerintah. Yang paling terlihat adalah gangguan ekonomi yang sangat besar diseluruh
dunia termasuk di Indonesia sendiri. Dalam Laporan OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Development) menyebutkan bahwa pandemi ini berimplikasi terhadap
ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak
negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya
bursa saham yang pada akhirnya mengarah kepada ketidakpastian. Tentunya itu semua sangat
mengancam perekonomian nasional Indonesia.

Menurut Pakpahan (2020) ada tiga sektor yang terkena imbas langsung pandemi Covid-
19 ini, yaitu sektor pariwisata, perdagangan dan investasi. Di masa pandemi Covid-19 ini,
muncullah Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar, ditambah lagi dengan adanya himbauan “di rumah saja” membuat adanya batasan
pergerakan orang dan barang yang mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah jika tidak
ada keperluan yang mendesak. Hal tersebut membuat terbatasnya ruang gerak pelaku usaha
dan berkurangnya konsumen yang berbelanja secara langsung. Kondisi seperti ini membuat
pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri untuk dapat bertahan pada masa pandemi
Covid-19. Para pelaku usaha perlu menciptakan terobosan dan strategi yang baru agar tetap
bisa bertahan di tengah lesunya ekonomi di Indonesia.

Dalam makalah ini, penulis mengambil sampel pada pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). Selama masa pandemi Covid-19, para pelaku UMKM sangat
mengalami penurunan kinerja mulai dari keuangan, pemasaran, produksi hingga sumber daya
manusia. Ada beberapa UMKM yang menghentikan produksi karena kurangnya daya beli
masyarakat di masa pandemi ini. Kurangnya penjualan menyebabkan tidak lancarnya
keuangan pada UMKM tersebut sehingga banyak UMKM yang melakukan pengurangan
tenaga kerja yang mereka miliki. Hal tersebut mencerminkan penurunan kinerja pada suatu
UMKM.

3
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh dalam sektor perekonomian Indonesia termasuk


Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM);
2. Bagaimana startegi pemasaran pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di masa
Pandemi Covid-19;

1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui tantangan pemasaran pelaku UMKM di masa Pandemi
Covid-19 dan bagaimana strategi pemasaran yang akan dilakukan.

BAB II
PEMBAHASAN

Para pelaku UMKM harus mampu memanfaatkan peluang pemasaran di tengah tantangan
Pandemi Covid-19. Metode yang paling relevan dalam upaya pemulihan ekonomi UMKM
adalah dengan melakukan pemasaran online menggunakan sosial media yang mampu
menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya operasional minim.

Sosial Media Marketing (SMM) merupakan sistem yang memungkinkan pemasar untuk
terlibat, berkolaborasi, berinteraksi dan memanfaatkan kelebihan orang-orang yang berada di
dalamnya untuk tujuan pemasaran. SMM dapat dipahami sebagai segala bentuk pemasaran
langsung atau tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengenalan,
pengingatan kembali, dan pengambilan aksi terhadap sebuah brand, bisnis, produk, atau hal
lainnya yang dikemas menggunakan alat-alat di sosial media dan content sharing.

Penggunaan e-commerce menjadi trend di Indonesia dan akan terus berkembang hingga
menciptakan sesuatu yang baru lainnya. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut merupakan salah
satu dampak globalisasi dan kemajuan teknologi. Hasil survey Sea Insights (2020)
menunjukkan, sebanyak 54% responden pengusaha UMKM semakin adaptif menggunakan
media sosial untuk meningkatkan penjualan (Alika, 2020). UMKM mulai melirik media
sosial untuk memperluas jangkauan konsumen. Media sosial sangat menunjang kegiatan

4
pemasaran disebabkan dapat mengunggah gambar atau video lengkap dengan caption untuk
mendeskripsikan.

Kendala yang dialami oleh beberapa pelaku UMKM adalah mereka tidak memiliki basic
desain dan tidak mengerti bagaimana agar foto produk yang dihasilkan dapat menarik bagi
yang melihatnya lalu tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Ternyata sekarang
menjadi kebutuhan ketika teknologi telah berjalan berdampingan dengan kehidupan manusia.
Era 4.0 ini semua orang dituntut untuk bisa beradaptasi dengan teknologi dan belajar
menggunakan sosial media dan berbagai fitur yang ada didalamnya.

Sosial media yang banyak digunakan adalah Instagram, Facebook, Whatsapp, dan lain
sebagainya. Instagram sendiri memiliki berbagai fitur-fitur yang dapat membantu pemasaran
para pebisnis yang melakukan transaksi jual beli. DM Me adalah fitur yang menghubungkan
audiens agar langsung menampilkan kolom pesan pribadi, fitur ini sangat memudahkan para
pembeli untuk menanyakan ketersediaan produk dan lain-lain. Salah satu bentuk dukungan
Instagram terhadap UMKM di tengah pandemi adalah dengan menghadirkan sticker baru
‘Support Small Business', para pelaku UMKM dapat dengan mudah menggunakan stiker ini
melalui Instagram stories mereka.

Instagram telah menyediakan fitur iklan yang dapat digunakan oleh penggunanya.
Instagram ads adalah fitur iklan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan ditargetkan.
Fitur ini adalah platform visual, sehingga iklan yang ditampilkan disini dibutuhkan iklan
yang bergambar dan bergerak, atau dengan sebutan lain foto atau video supaya menarik
perhatian audiens. Instagram ads ini biasanya dimanfaatkan untuk meningkatkan traffic
website pengiklanan. Kebanyakan yang menggunakan fitur ini adalah para bebisnis online
untuk menaikkan produknya mereka.

Tahun 2012 facebook sudah berhasil mengakuisisi Instagram. Untuk segala pengaturan
adsnya pun juga mengalami integrase dan persamaan. Sama seperti Facebook ads, Instagram
ads harus mengeluarkan sedikit uang untuk mempromosikan konten dengan tujuan meningkat
exposure brand. Tak hanya itu, fitur ini juga bisa memilih target pasar dengan lebih spesifik.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masa pandemi Covid-19, mendorong UMKM mulai menggunakan media sosial untuk
memperluas jangkauan konsumen. Kendala utama yang dialami oleh beberapa pelaku
UMKM adalah mereka tidak memiliki skill desain dan tidak mengerti bagaimana teknik foto
produk yang menarik dan memiliki nilai jual. Penggunaan teknologi, UMKM Go Digital
menggunakan dan memanfaatkan fitur di sosial media. Kreativitas & transformasi skill di
sosial media sangat diperlukan agar menambah daya tahan usaha di tengah Pandemi Covid-
19 yang tidak menentu.

3.2. Saran
Untuk dapat bertahan di tengah pandemi ini para pelaku UMKM harus memiliki
strategi untuk dapat bertahan di tengah pandemi dan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
terhadap kondisi yang terjadi, sehingga dapat mengubah tantangan yang ada menjadi
peluang.

Anda mungkin juga menyukai