Syaifoel Hardy MN
ABSTRAK
Occupational Health Nurse (OHN) adalah registered nurse yang secara independen mampu
mengobservasi serta melakukan assessment terhadap kesehatan pekerja terkait dengan pekerjaan yang
mereka lakukan, bahaya serta risikonya di tempat kerja (OSHA, 2009). Kompetensi yang mencakup
pengetahuan, ketrampilan, training serta pengalaman registered nurses ini digolongkan dalam kemampuan
mengenal dan mencegah efek yang diakibatkan oleh hazards exposure serta kepiawaian dalam menangani
kasus-kasus penyakit atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan atau penyakit-penyakit
sebagai dampak di tempat kerja ini perlu penanganan serius sebagaimana rekomendasi ILO (2010). Di samping
itu, meningkatnya jumlah industri, di kota-kota besar, di negara-negara berkembang dan maju, menjadikan
peranan Occupational Health Nurses semakin penting dan menantang di sektor industri (AAOHN, 2011).
Permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan perawat di Indonesia terkait dengan kompetensi ini adalah
selama di bangku kuliah, perolehan materi Occupational Health Nursing (OHN) kurang proporsional, up to
date, yang mengacu kepada basic pillars. Basic pillar ini meliputi fitness to work, health promotion and
protection, management of ill health, serta health surveillance. Mengintegrasikan keempat pilar ini dalam
Keperawatan Komunitas dapat dikategorikan sebagai sebuah paradigma baru pembelajaran selama di bangku
kuliah. Konsep baru ini bertujuan menjadikan perawat Indonesia lebih professional serta siap dalam
menghadapi era globalisasi di berbagai bidang industri di masa depan.
Kata kunci : Occupational health nursing, perawatan komunitas, basic pillars, paradigma.
ABSTRACT
Occupational Health Nurse (OHN) is registered nurse that independently assess towards health
condition of employee related to the harm and risk factor in work place (OSHA, 2009). Competence that
integrating knowledge, skill, training and also experience for registered nurses, grouped in understanding
capability and avoiding impact that caused by hazards exposure and skillfulled in organize case diseases
or wound that caused by work accident. Accidents and diseases as a result in workplace must be seriously
organized as recommended by ILO (2010). In the other hand, increase manufacture in the big city, in
developing countries, make Occupational Health Nurses more important and fourmos in manufacture
(AAOHN, 2011). Problems that are faced nursing education in Indonesia correlated with competence in
bachelor nursing science, perolehan materi Occupational Health Nursing (OHN) unproportional, up to
date, that focused on basic pillars. Basic pillar including the fitness to work, health promotion and
protection, management of ill health, also health surveillance. Integration of this four components in
community nursing can be catagorized as new learning paradigm in study. This new concept aims to
make Indonesian nurse more professional and get ready in facing new globalization era in any other
field.
Key words: Occupational health nursing, community nurse, basic pillars, paradigm.
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 231
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
Kesehatan, 2011), kepemilikan kompetensi jenis jenjang, terdiri atas universitas, sekolah
yang terkait dengan K3 sangat perlu, tinggi, akademi dan politeknik (Koordinator
sebagaimana yang disarankan oleh WHO Perguruan Tinggi Swasta Jawa Timur, 2009).
(2011, Online). Sayangnya, tujuan ini, belum Dalam data tersebut tidak disebutkan rincian
maksimal tercapai (Hennessy at all, 2006). jurusannya. Di beberapa perguruan tinggi
Dari segi pendidikan, dibutuhkan desain negeri di Jawa Timur (Universitas Airlangga,
kurikulum tertentu yang terkait dengan Brawijaya dan Jember), memberlakukan
integrasi OHN yang proporsional dalam program Sarjana Keperawatan (Unair,
materi Komunitas Keperawatan. Online, 2011; UB, Online, 2011; Unej, Online,
Artikel ini bertujuan untuk menganalisa 2011). Sedangkan di Sekolah Tinggi Ilmu
sejauh mana kebutuhan isi materi Kesehatan (STIKES), rata-rata tersedia di
occupational health nursing (OHN) yang hampir seluruh kabupaten di Jatim yang
perlu diselipkan dalam Mata Kuliah jumlahnya saat ini 141 Sekolah Tinggi. Namun
Komunitas Keperawatan (Community of angkanya tidak kurang dari 29 buah (20 %)
Nursing) sebagai sebuah paradigma baru dari total perguruan tinggi yang ada di Jatim.
dalam pengkayaan kompetensi perawat Dari jumlah tersebut, setiap angkatan
Indonesia di era pesatnya dunia industri ini. rata-rata berjumlah dua kelas, masing-masing
40 mahasiswa. Jadi, setiap tahunnya, tidak
METODE kurang dari 2.320 lulusan yang bergelar
sarjana keperawatan di Jatim. Jumlah lulusan
Metode penulisan ini adalah studi sebanyak ini tentu saja tidak dapat ditampung
liter atur yang digabungkan dengan seluruhnya di lembaga-lembaga yang murni
pengalaman empirikal dari penulis yang telah memberikan pelayanan kesehatan seperti
bertahun-tahun menjadi seorang perawat rumah sakit, klinik atau balai kesehatan baik
kesehatan ker ja (occupational health negeri ataupun swasta. Karena, kemampuan
nurse) di luar negeri. Pemerintah mengangkat mereka menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) amat terbatas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai gambaran, menurut Azhary
(2009), dalam The Portrait of Indonesian
Current Situation
Hospital Business. Disebutkan bahwa jumlah
rumah sakit (RS) pada tahun 2008 adalah
Menurut data PUSDIKNAKES
1.320 (Kementrian Kesehatan, 2009). Jumlah
PPSDM yang termuat dalam Pr ofil
ini mengalami peningkatan sebanyak 86 buah
Kesehatan Indonesia (Pusdiknakes PPSDM
RS dibanding tahun 2003. Dari jumlah
Kesehatan Depkes, 2008), jumlah insitusi
tersebut, 657 di antaranya dimiliki oleh pihak
pendidikan keperawatan di bawah naungan
swasta (49,7 %). Itu berarti dalam lima tahun
Kementrian Kesehatan RI sebanyak 636.
terjadi peningkatan jumlah RS sebanyak 10%.
Jumlah ini akan terus berkembang. Tendensi
Sementara, jumlah lulusan pendidikan jurusan
ini ada, karena belum adanya kontrol terhadap
keperawatan semakin bertambah bahkan
pertumbuhan dan perkembangan perguruan
melebihi 100% dibanding angkatan
tinggi di Indonesia (Harian Kompas, 21 April
sebelumnya setiap tahun. Ketimpangan ini
2010). Kompas (21 April 2010) juga
disebabkan peningkatan jumlah lembaga
menyebutkan bahwa perguruan tinggi swasta
pendidikan yang relative amat pesat.
di Indonesia jumlahnya naik pesat. Saat ini
Peningkatan jumlah lembaga pendidikan
mencapai 3.017 institusi, mulai dari akademi,
ini, masih menurut Kompas (21 April 2010),
sekolah tinggi, institut, hingga universitas.
ternyata tidak dimbangi dengan kualitas
Di Jawa Timur (Jatim) saja, terdapat
lulusan. Penyelenggar a pendidikan
1.516 Perguruan tinggi, mencakup seluruh
mengabaikan kualitas. Kehadiran Perguruan kerja yang sehat, tujuan bisnis perusahaan
Tinggi Swasta (PTS) yang tidak memenuhi tidak akan tercapai. Tujuan ini selaras dengan
standar kualitas, hanya akan menambah tujuan K3 yakni melindungi pekerja dan orang
beban bangsa. Apalagi, saat ini, Indonesia lain di tempat kerja, menjamin agar setiap
menghadapi meningkatnya pengangguran sumber produksi dapat dipakai secara aman
intelektual yang sebagian disumbang oleh dan efisien, serta menjamin proses produksi
perguruan tinggi (Kompas, 21 April 2010). berjalan lancar (Indarwati, n.d).
Membengkaknya jumlah lembaga Guna memenuhi tujuan tersebut, seorang
pendidikan keperawatan ini sebagai indikasi perawat membutuhkan pemenuhan
bahwa profesi ini banyak diminati oleh persyaratan kompetensi yang terkait dengan
masyarakat. Masyarakat menilai bahwa K3. Kompetensi di sini menyangkut
kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak pengetahuan, ketrampilan, sikap, pelatihan
bakal surut. Sebaliknya, meningkat tajam. Ini serta pengalaman yang memadai. Temuan
lantaran jumlah penduduk yang juga semakin Hennessy, Hicks, Hilian & Kawongal (2006),
tinggi dibarengi dengan meningkatnya mengisyaratkan bahwa perawat yang bekerja
kebutuhan mereka akan pelayanan di sektor industri hanya mendapatkan training
kesehatan, baik kuantitas maupun secara lokal (di tempat kerja). Ditambah lagi
kualitasnya. pemahaman yangh masih kurang dari
Kebutuhan pelayanan kesehatan sebagian besar pemilik perusahaan akan
masyarakat perlu disadari termasuk di dunia pentingnya K3. Itulah sebabnya mengapa
industri. Tingginya angka kecelakaan kerja praktik OHN di industri seringkali diidentikan
serta penyakit yang diakibatkan oleh hanya dengan pertolongan pertama pada
pekerjaan sebagaimana yang dikemukakan kecelakaan (P3K) yang terlalu sempit
oleh Lestari dan Trisyulianti (n.d) di atas, perspektifnya.
menunjukkan bahwa perhatian masyarakat Dari kesimpulan Hennessy dkk.(2006),
dan pemilik industri (pengusaha) akan terlihat jelas bahwa selama di bangku kuliah,
masalah ini masih belum maksimal. mata kuliah occupational health nursing ini
Data yang diperoleh dari Kementrian belum diberikan secara memadai. Demikian
Perdagangan (2009), menyebutkan jumlah pula dengan pengalaman praktis selama
perusahaan yang ada di Indonesia sebanyak kuliah. Tentunya, semua ini terjadi karena
24.468. Dari jumlah tersebut, terdapat sejumlah alasan. Satu di antaranya yang paling
3.636.347 yang berstatus sebagai Tenaga besar menurut Hennessy dkk.I2006) adalah
Kerja Produksi dan sebanyak 708.827 sebagai persepsi yang berbeda.
Tenaga Kerja lainnya.
Di Jatim, pada tahun yang sama, Kurikulum
terdapat 6.183 perusahaan, 781.593 pekerja
produksi dan 154.289 tenaga kerja lainnya Kurikulum berasal dari Bahasa Latin
(Kemendag, 2009). Tidak disebutkan dalam Currer yang berarti running, race a
data tersebut terinci apakah tenaga perawat course or run away (Basavanthappa, 2003).
yang bekerja di sektor industri termasuk Menerapkan kurikulum bagi sebuah lembaga
dalam kategori tenaga produksi atau tidak. pendidikan memang berarti harus lari,
Perusahaan di atas, sebagaimana mengejar target. Menurut Franklin Bobbit,
rekomendasi ILO, tentu membutuhkan kurikulum adalah susunan pengalaman belajar
pelayanan kesehatan yang memadai dari terarah yang digunakan oleh sekolah untuk
sudut pandang K3. Tujuan setiap bisnis adalah membentangkan kemampuan individual anak
perolehan keuntungan yang ditunjang oleh didik (Depdiknas, 2007). Sedangkan Ralph
pekerja yang sehat. Tanpa dukungan tenaga Tyler menegaskan bahwa kurikulum adalah
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 233
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
Hanya saja, tim pengajar keperawatan Sehingga, alat-alat yang ada di laboratorium
komunitas sejauh ini rata-rata dipegang oleh secara otomatis penyediaannya disesuaikan
dosen-dosen dengan latar belakang sarjana dengan kebutuhan tersebut (UMM, 2011,
keper awatan umum (SKp) atau pasca Online,). Sebagai contoh, mata kuliah
sarjana jurusan komunitas (Unpad, 2010, Praktikum Medical Surgical, keperawatan
Online; UI, 2011, Online). Dari 11 pengajar jiwa dan keperawatan gawat darurat.
yang ada dalam Tim, satu orang dosen yang Meskipun keperawatan komunitas termasuk
memiliki spesialisasi perawatan komunitas di dalamnya, namun belum menyentuh esensi
(Unpad, 2010, Online ). occupational health nursing.
Disimak dari kebutuhan mahasiswa, Ini membuktikan bahwa familiarisasi
kompetensi yang diharapkan dari para konsep occupational health nursing belum
pengajar ini masih perlu ditinjau kembali. menyentuh bidang laboratorium keperawatan.
Mengingat kebutuhan pasar akan perawat Berbeda dengan perguruan tinggi yang
yang kompeten di bidang K3 makin menyelenggarakan program K3. Di mana
bertambah. Ditambah lagi perbandingan mereka menyediakan laboratorium K3
dosen-mahasiswa saat ini masih tinggi, yakni sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
1:20 (Soebekti, Y, 2011, Pers. Comm.). occupational health nursing, yang
Dengan sendirinya, pembinaan mahasiswa sekaligus memfasilitasi segala kepentingan
oleh dosen yang kompeten atau ahli K3 yang termasuk informasi dan penelitian
efektif, menjadi sebuah kebutuhan yang layak. (Laboratorium UI, 2011, Online ).
Laboratorium ini digunakan sebagai
Laboratorium laboratorium rujukan, lembaga penunjang
pengembangan keilmuan K3, di samping
Semua prosedur keperawatan statusnya terakreditasi, baik dalam skala
membutuhkan laboratorium. Laboratorium nasional maupun internasional.
keperawatan bisa digunakan untuk berbagai Memang, kepentingan laboratorium bagi
kepentingan kuliah dalam kurikulum kegiatan occupational health nursing tidak
keperawatan. Kepentingan lainnya adalah harus selengkap atau berstatus sebagai
untuk tujuan problem-solving activities; laboratorium rujukan. Minimal, bisa
guna kepentingan ilmiah, pembahasan gizi, menyediakan sarana-sarana yang menunjang
tindakan keperawatan; atau untuk clinical pembelajaran praktikum empat basic pillar
setting seperti rumah sakit atau occupational health nursing: fitness to
occupational health nursing (Heidgerken, work, health promotion, health
2008). surveillance dan management of ill health.
Laboratorium keper awatan bagi Komponen ini adalah bagian yang perlu dalam
mahasiswa merupakan laboratorium terpadu pendidikan occupational health nursing
yang merupakan tempat praktikum yang (Oakley, 2003).
memberikan gambaran tentang berbagai
kegiatan keperawatan dan tidak terbatas Koordinasi
hanya pada kegiatan rumah sakit (hospital
image) , klinik atau balai kesehatan saja. Pelayanan keperawatan menggunakan
Laboratorium diharapkan memungkinkan pendekatan integral dan komprehensif guna
akses setiap kegiatan yang terkait dengan mencapai tujuannya. Pendekatan yang
industri sekalipun. komprehensif ini dalam pelaksanaannya
Hanya saja, konsep laboratorium sejauh membutuhkan kerjasama atau koordinasi dari
ini masih lebih menekankan kepada peran berbagai elemen. Bukan hanya dari profesi
perawat secara klinis di r umah sakit. kesehatan saja yang terlibat guna mencapai
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 235
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
tujuannya. Akan tetapi unsur-unsur terkait hanya terbatas pada pelayanan di RS,
lainnya, seperti Pemerintah dan swasta. Tidak Puskesmas, Klinik atau balai kesehatan.
terkecuali dalam pengajaran Keperawatan Pelayanan kesehatan juga merambat ke
Komunitas, di mana komponen masyarakat komunitas, tidak terkecuali dunia industri (
itu cakupannya luas. Tujuannya, agar suatu 2010, Online).
organisasi atau kegiatan, peraturan dan Pergeseran ini tentu saja menimbulkan
tindakan yg akan dilaksanakan tidak saling masalah. Minimal, persepsi sasaran
bertentangan atau simpang siur. pelayanan kesehatan dan perubahan strategi
Koordinasi bisa dilakukan dengan unit pendekatan terhadap mereka. Oleh sebab itu,
lain secara horizontal atau vertikal untuk dari berbagai situasi yang sudah diuraikan
mencapai tujuan keperawatan komunitas. dalam bab sebelumnya, di bawah ini akan
Pelayanan keperawatan di bawah payung diur aikan analisa permasalahan yang
komunitas, termasuk occupational health dihadapi, sesuai dengan prioritasnya.
nursing harus mengorganisasikan aktivitasnya
melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan Concept of Community Health Nursing
pelayanan keperawatan akan tercapai.
Prinsip koordinasi ini selaras dengan Istilah komunitas yang berasal dari kata
definisi Community Health Nursing menurut Community telah didefinisikan dalam
American Public Health Affairs berbagai cara. Di antaranya adalah:
(Bavasanthappa, 2003 ). Bahwa, To Community is a group of people who live
accomplish this goal, public health nurses together, who belong together, so that they
work with groups, families and share, not ties or that particular interest,
individuals, as well as in multidisciplinary but as a whole set of interests, wide enough
teams and programs (p. 67). and complete enough to include their lives
Menurut Yumi (2011, Pers.Com), (Basavanthappa, 2008, p.2). Definisi ini,
koordinasi secara horizontal dan vertikal demi sebenarnya sudah jelas, bahwa cakupan
pencapaian tujuan pembelajaran yang terkait Perawatan Komunitas adalah pelayanan
dengan occupational health nursing ini tidak kesehatan kepada semua kelompok
gampang. Hal ini disebabkan berbagai hal, masyarakat tanpa terkecuali, termasuk
misalnya birokrasi, tidak adanya kebijakan kelompok masyarakat yang tinggal dan
perusahaan yang jelas, pelayanan kesehatan bekerja di wilayah industri. Sebagaimana yang
bukan sebagai bagian utama dalam agenda dikemukakan oleh Bavasanthappa dalam
perusahaan, serta kesadaran akan pentingnya bukunya Community Health Nursing, skope
K3 yang masih minim (Yumi, 2011, Pers. nya adalah individual, keluarga, kelompok dan
Comm). komunitas (2008).
Sedangkan tujuannya adalah
Analisa Masalah memberikan dukungan serta merawat, bukan
hanya kepada invididual, namun juga keluarga
Care demands leading to the (Basavantahppa, 2008). Dengan demikian,
development of cost-effective, high-quality dari pengertian serta tujuan di atas bisa
and innovative systems of community disimpulkan bahwa penekanan keperawatan
health care that are accessible to all komunitas terletak pada health promotion,
citizens (Nuntaboot, 2006). Menurut WHO, health maintenance, disease, prevention
terdapat pergeseran paradigma keperawatan and treatment of minor illments and
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk restoration of health and rehabilitation
dan beragamnya berbagai masalah kesehatan (Basavanthappa, 2008, p. 72).
di dunia, di mana pelayanan kesehatan tidak
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 237
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
2004), yaitu dimensi status, struktur, dan Prinsip integrasi ini sekaligus
proses. Dimensi status mengacu kepada membuktikan bahwa dalam pembelajaran
pencegahan primer dan sekunder, sebab OHN, mestinya bisa dipadukan dengan
tujuannya adalah untuk mencegah penyakit pembelajaran mata kuliah lain. Tidak perlu
atau ancaman pada tahap awal. Dimensi harus secara terpisah. Misalnya, dalam
kedua, struktur adalah direct intervension pengajaran Medical Surgical Nursing,
pada layanan kesehatan dan dimensi perawat memiliki risiko luka karena jarum
demografi. atau pisau yang dikenal dengan Blood Borne
Memadukan ketiga dimensi ini sebagai Pathogen (BBP). Jika terkena jarum, harus
sebuah integral adalah salah satu prinsip dasar ada upaya-upaya untuk mengatasi atau
yang pada dasarnya bisa diterapkan dalam penaggulangannya. Prinsip-prinsip seperti ini
pembelajaran OHN pada mahasiswa adalah bagian dari Health Risk Assessment
program keperawatan. Melalui pendekatan yang diajarkan di dalam mata kuliah OHN.
ini, akan menghemat waktu selain lebih Mengintegrasikan OHN dalam mata kuliah
efektif. Hanya saja, guna mencapai tujuan ini, lain sangat positif.
diperlukan komunikasi. Utamanya jika Persoalannya, seperti yang disarankan
penyampaian materi ini dipisahkan menjadi pula oleh Heidgerken (2008), perlu komunikasi
beberapa pokok bahasan, namun diajarkan efektif antara dosen yang memberikan materi
oleh dosen yang berbeda. kuliah yang terkait primary care dengan
Inilah salah satu teknik pengajaran yang dosen keperawatan komunitas.
disarankan agar perolehan tujuan
instruksional maksimal yang berorientasi pada Masa Depan Keperawatan, Masa Depan
kerjasama antara mahasiswa dengan dosen Occupational Health Nursing
(Heidgerken, 2008). The lecture is viewed
not only as a means of presenting Tahun 2010 lalu, Pemerintah, melalui
information, but also as a method of Kementrian Kesehatan mencanangkan
effecting learning. It requires the teacher Gerakan Pembangunan Berwawasan
not only to talk, but also to work with the Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.
students. (p.423). Dengan kata lain, dosen Paradigma yang berasal dari kata Bahasa
diharapkan mampu menyciptakan suasana Inggris (Oxford, 2005, p.1099) paradigm
yang kondusif, termasuk bekerjasama secara adalah cara pandang, pola pikir atau model.
integral dengan sesama dosen dalam proses Paradigma pembangunan kesehatan yang
belajar-mengajar. diharapkan di sini adalah pembangunan
Prinsip integrasi kedua adalah kesehatan yang bersifat holistik. Yaitu, melihat
memadukan primary care services dengan masalah kesehatan secara menyeluruh.
Occupational health services. Menurut Upaya pembangunan di sini dipengaruhi
Griffith & Strasser (2010), disebutkan bahwa oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor,
mengintegrasikan layanan kesehatan dengan dan upayanya lebih diarahkan pada
memadukan occupational health di tempat peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kerja menunjukkan angka keberhasilan secara kesehatan. Secara makro paradigma sehat
finansial. When quality health care is more berarti semua sektor memberikan kontribusi
convenient, more cost-effective, and less positif bagi pengembangan perilaku dan
stressful for employees via on-site primary lingkungan sehat (Dinkes Sulsel, 2010,
care services, the company and its Online). Sedangkan secara mikro berarti
employees can reap countless health pembangunan kesehatan lebih menekankan
benefits (p.523). upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif (Dinkes Sulsel, 2010, Online).
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 239
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 241
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
with any laboratory values or other diagnostic lebih fokus, karena mengarah kepada tujuan,
screening tests, industrial hygiene and yang diharapkan dapat memberikan kontribusi
personal exposure monitoring values: 3) terhadap peningkatan produktivfitas
Interpretation of medical diagnosis to workers karyawan (Qatar Petroleum, Unpub, 2011).
and their employers; 4) Identification of Meskipun penerapan pembagian kerja
abnormalities; 5) Description of the workers OHN di atas sempat dilakukan di sebuah
response to the exposures; 6) Management perusahaan minyak dan gas, namun
of occupational and non-occupational illness pembagian unit tersebut secara umum dapat
and injury; 7) Documentation of the injury or diterapkan di berbagai macam industri yang
illness; 7) Assessing the work environment pada gilirannya membantu perawat yang
for potential health and safety problems; 8) bekerja mampu mengidentifikasi kegiatan
Designing, developing and delivering new OHN lebih rinci.
initiatives, policies and procedures on health Memang, masih dibutuhkan alat ukur
education/promotion and accident/disease dan penelitian lebih lanjut guna mengetahui
prevention; 9) Conducting a range of seberapa efektif dan efisien pembagian unit
assessments and inspections, in conjunction di atas dalam kerja. Yang jelas, melalui prinsip
with regulations, such as display screen yang sama, mestinya bisa diimplementasikan
equipment (DSE), personal protective dalam proses belajar mengajar, sebagai
equipment (PPE) and the control of sebuah paradigma baru.
substances hazardous to health (COSHH);
10) Delivering health and safety training; KESIMPULAN DAN SARAN
11)Communicating safety concer ns to
appropriate managers; 12) Maintaining Menurut data dari The U.S. Bureau of
employee health records and preparing Labor Statistics (RRSTAR, 2011, Online),
accident reports; 13) Conducting accident diperkirakan angka kesempatan kerja dunia
investigations; 14) Investigating the causes keperawatan bakal melonjak mulai tahun 2011
of common injuries; 15) Providing pre- ke atas. Tendensi yang sama terjadi di
employment medicals/physicals, including belahan dunia lain, termasuk di Indonesia. Hal
hearing and vision screening, and health and ini seiring dengan bertambahnya jumlah
fitness advice; 16) Maintaining first-aid kits, penduduk yang membutuhkan pelayanan
ordering new supplies and destroying out-of- kesehatan. Sementara kebutuhan akan
date items as necessary; 17) Assisting injured perawat ini meningkat tajam, diharapkan akan
employees returning to work from medical terjadi perubahan pula dalam dunia industri.
leave; 18) Monitoring employee exposure to Di samping perubahan akan jumlah
hazardous chemicals; 19) Contacting doctors perawat dan meningkatnya kebutuhan
and/or hospitals, as necessary, to arrange terhadap mereka, diramalkan pula bahwa
further treatment; 20) Keeping up to date with jumlah perawat yang bekerja di rumah sakit
legal and professional changes associated akan berkurang (RRSTAR, 2011, Online).
with occupational health and safety; 21) Using Sebaliknya, perawat yang bekerja di nursing
expertise to ensure organizations meet homes dan home health care, makin
legislative requirements. Dari aktivitas meningkat. Tidak terkecuali di industri.
berdasarkan AAOHN tersebut jika diringkas Gejala ini, perlu mendapatkan antisipasi
bisa dikelompokkan dalam lima Unit Mata dari penyelenggara pendidikan keperawatan
Kuliah (Tabel 1). yang di Indonesia jumlahnya semakin
Dalam praktiknya, aktivitas umum menanjak dari tahun ke tahun. Mengantisipasi
OHN yang kemudian diringkas dan perawat yang bekerja di luar RS perlu
dikelompokkan dalam lima unit kerja, terbukti penanganan serius dengan berpedoman
kepada kurikulum yang diharapkan
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 243
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071
Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 245