Anda di halaman 1dari 16

Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

PARADIGMA BARU MANAJEMEN OCCUPATIONAL HEALTH NURSING


DALAM PEMBELAJARAN COMMUNITY OF NURSING

New Paradigm of Occupational Health Nursing In Community Nursing

Syaifoel Hardy MN

Post Grad.Hospital & Healthcare Management


Occupational Health Chief Nurse-Qatar Petroleum, member of American Association of Occupational Health
Nurse (AAOHN), Registered Nurse of Qatar.

ABSTRAK

Occupational Health Nurse (OHN) adalah registered nurse yang secara independen mampu
mengobservasi serta melakukan assessment terhadap kesehatan pekerja terkait dengan pekerjaan yang
mereka lakukan, bahaya serta risikonya di tempat kerja (OSHA, 2009). Kompetensi yang mencakup
pengetahuan, ketrampilan, training serta pengalaman registered nurses ini digolongkan dalam kemampuan
mengenal dan mencegah efek yang diakibatkan oleh hazards exposure serta kepiawaian dalam menangani
kasus-kasus penyakit atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan atau penyakit-penyakit
sebagai dampak di tempat kerja ini perlu penanganan serius sebagaimana rekomendasi ILO (2010). Di samping
itu, meningkatnya jumlah industri, di kota-kota besar, di negara-negara berkembang dan maju, menjadikan
peranan Occupational Health Nurses semakin penting dan menantang di sektor industri (AAOHN, 2011).
Permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan perawat di Indonesia terkait dengan kompetensi ini adalah
selama di bangku kuliah, perolehan materi Occupational Health Nursing (OHN) kurang proporsional, up to
date, yang mengacu kepada basic pillars. Basic pillar ini meliputi fitness to work, health promotion and
protection, management of ill health, serta health surveillance. Mengintegrasikan keempat pilar ini dalam
Keperawatan Komunitas dapat dikategorikan sebagai sebuah paradigma baru pembelajaran selama di bangku
kuliah. Konsep baru ini bertujuan menjadikan perawat Indonesia lebih professional serta siap dalam
menghadapi era globalisasi di berbagai bidang industri di masa depan.

Kata kunci : Occupational health nursing, perawatan komunitas, basic pillars, paradigma.

ABSTRACT

Occupational Health Nurse (OHN) is registered nurse that independently assess towards health
condition of employee related to the harm and risk factor in work place (OSHA, 2009). Competence that
integrating knowledge, skill, training and also experience for registered nurses, grouped in understanding
capability and avoiding impact that caused by hazards exposure and skillfulled in organize case diseases
or wound that caused by work accident. Accidents and diseases as a result in workplace must be seriously
organized as recommended by ILO (2010). In the other hand, increase manufacture in the big city, in
developing countries, make Occupational Health Nurses more important and fourmos in manufacture
(AAOHN, 2011). Problems that are faced nursing education in Indonesia correlated with competence in
bachelor nursing science, perolehan materi Occupational Health Nursing (OHN) unproportional, up to
date, that focused on basic pillars. Basic pillar including the fitness to work, health promotion and
protection, management of ill health, also health surveillance. Integration of this four components in
community nursing can be catagorized as new learning paradigm in study. This new concept aims to
make Indonesian nurse more professional and get ready in facing new globalization era in any other
field.

Key words: Occupational health nursing, community nurse, basic pillars, paradigm.

LATAR BELAKANG internasional. Persaingan ini menuntut


perusahaan mengoptimalkan potensi
Persaingan dalam dunia industri semakin karyawannya. Karyawan yang berpotensial
ketat. Di dalam negeri maupun di dunia adalah karyawan yang tidak hanya memiliki

230 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

pengetahuan ketrampilan dan sikap untuk pekerja maupun pengusaha dan


sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan sebagai upaya memaksimalkan
perusahaan saja, namun juga memiliki kondisi produksi dengan cara mencegah timbulnya
badan serta jiwa yang sehat. kecelakaan serta penyakit akibat kerja
Tujuan setiap industri adalah lancarnya (Lestari & Trisuliyanti, n.d). Upaya ini
bisnis dengan perolehan keuntungan yang dilaksanakan dengan cara mengenali hal-hal
sebesar-besarnya. Tujuan semacam ini yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan
mustahil tercapai tanpa didukung oleh sumber penyakit akibat kerja serta tindakan antisipasi
daya manusia (SDM) yang maksimal dan apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
prima. Perpaduan kompetensi dan kondisi (Lestari & Trisuliyanti, n.d). Dalam
fisik serta mental yang kuat inilah yang rekomendasi selanjutnya, amat penting
diharapkan mampu mendukung terealisasinya peranan karyawan turut serta berpartisipasi
tujuan produksi suatu perusahaan. aktif serta bekerjasama baik antara sesama
International Labour Organization karyawan maupun dengan manajemen. Bagi
(ILO) dalam risetnya menyimpulkan rata-rata manajemen perusahaan, penyediaan
perhari, sebanyak 6000 buruh meninggal dunia informasi akan langkah-langkah K3 inipun
(Suardi, 2005). Itu berarti setiap detik terdapat perlu disampaikan melalui pelatihan yang
1 orang yang meninggal dalam setiap 15 detik. tepat (ILO, 2011, Online).
Suardi (2005) juga menyebutkan bahwa Dengan begitu, perusahaan yang baik
kematian buruh pria lebih banyak dibanding adalah per usahaan yang benar-benar
wanita, karena pria lebih banyak yang bekerja menjaga keselamatan dan kesehatan kerja
di sektor industri di mana ekspose terhadap karyawannya. Karyawan sangat
hazards/risk lebih banyak dibanding kaum membutuhkan perlindungan keselamatan dan
wanita. kesehatan kerjanya. Pemenuhan kebutuhan
Lebih dari itu, angka kematian di tempat kesehatan ini akan menimbulkan rasa aman
kerja ini belum termasuk yang meninggal sewaktu melakukan tugas dan tanggung-
karena sakit yang disebabkan oleh ekspose jawabnya pada saat bekerja. Tenaga kerja
hazards di tempat kerjanya, semisal zat-zat yang sehat akan produktif.
kimia yang beracun (Suardi 2005). Memperhatikan hal tersebut di atas,
Meningginya angka kematian, baik karena perawat, sebagai bagian integral profesi
kecelakaan ataupun kesakitan di tempat kerja kesehatan, memiliki peranan yang vital dalam
ini, memperoleh perhatian serius ILO atau upaya K3. Perawat adalah tenaga
WHO sebagai badan dunia yang professional bidang kesehatan yang memiliki
bertanggungjawab memberikan rekomendasi peranan yang amat besar dalam upaya
dalam penaggulangannya. Baik yang bersifat peningkatan kesehatan kerja serta
promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif pencegahan kecelakaan atau penyakit yang
(ILO, 2011, Online; WHO, 2011, Online). ditimbulkan oleh pekerjaan. Mengingat
Masih menurut ILO (2011, Online), perusahaan adalah bagian dari komunitas
tragedi kematian tersebut pada prinsipnya masyarakat dalam ruang lingkup industri,
dapat dihindari melalui penerapan kegiatan maka dalam pelayanan kesehatan yang
preventif, inspeksi serta pelaporan. ILO menyeluruh, perawat perlu diikut-sertakan
mengadopsi tidak kurang dari 40 standard program-program K3 dalam pelayanan
terkait dengan masalah keselamatan dan kesehatan komunitas.
kesehatan kerja (K3) ini, yang dikenal dengan Sebagai tenaga kesehatan profesional
Codes of Practice (ILO, 2011, Online). yang menduduki prosentase terbesar di
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia, dibanding tenaga kesehatan
(K3) adalah suatu program yang dikemas lainnya (Direktorat Jendral Bina Upaya

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 231
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Kesehatan, 2011), kepemilikan kompetensi jenis jenjang, terdiri atas universitas, sekolah
yang terkait dengan K3 sangat perlu, tinggi, akademi dan politeknik (Koordinator
sebagaimana yang disarankan oleh WHO Perguruan Tinggi Swasta Jawa Timur, 2009).
(2011, Online). Sayangnya, tujuan ini, belum Dalam data tersebut tidak disebutkan rincian
maksimal tercapai (Hennessy at all, 2006). jurusannya. Di beberapa perguruan tinggi
Dari segi pendidikan, dibutuhkan desain negeri di Jawa Timur (Universitas Airlangga,
kurikulum tertentu yang terkait dengan Brawijaya dan Jember), memberlakukan
integrasi OHN yang proporsional dalam program Sarjana Keperawatan (Unair,
materi Komunitas Keperawatan. Online, 2011; UB, Online, 2011; Unej, Online,
Artikel ini bertujuan untuk menganalisa 2011). Sedangkan di Sekolah Tinggi Ilmu
sejauh mana kebutuhan isi materi Kesehatan (STIKES), rata-rata tersedia di
occupational health nursing (OHN) yang hampir seluruh kabupaten di Jatim yang
perlu diselipkan dalam Mata Kuliah jumlahnya saat ini 141 Sekolah Tinggi. Namun
Komunitas Keperawatan (Community of angkanya tidak kurang dari 29 buah (20 %)
Nursing) sebagai sebuah paradigma baru dari total perguruan tinggi yang ada di Jatim.
dalam pengkayaan kompetensi perawat Dari jumlah tersebut, setiap angkatan
Indonesia di era pesatnya dunia industri ini. rata-rata berjumlah dua kelas, masing-masing
40 mahasiswa. Jadi, setiap tahunnya, tidak
METODE kurang dari 2.320 lulusan yang bergelar
sarjana keperawatan di Jatim. Jumlah lulusan
Metode penulisan ini adalah studi sebanyak ini tentu saja tidak dapat ditampung
liter atur yang digabungkan dengan seluruhnya di lembaga-lembaga yang murni
pengalaman empirikal dari penulis yang telah memberikan pelayanan kesehatan seperti
bertahun-tahun menjadi seorang perawat rumah sakit, klinik atau balai kesehatan baik
kesehatan ker ja (occupational health negeri ataupun swasta. Karena, kemampuan
nurse) di luar negeri. Pemerintah mengangkat mereka menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) amat terbatas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai gambaran, menurut Azhary
(2009), dalam The Portrait of Indonesian
Current Situation
Hospital Business. Disebutkan bahwa jumlah
rumah sakit (RS) pada tahun 2008 adalah
Menurut data PUSDIKNAKES
1.320 (Kementrian Kesehatan, 2009). Jumlah
PPSDM yang termuat dalam Pr ofil
ini mengalami peningkatan sebanyak 86 buah
Kesehatan Indonesia (Pusdiknakes PPSDM
RS dibanding tahun 2003. Dari jumlah
Kesehatan Depkes, 2008), jumlah insitusi
tersebut, 657 di antaranya dimiliki oleh pihak
pendidikan keperawatan di bawah naungan
swasta (49,7 %). Itu berarti dalam lima tahun
Kementrian Kesehatan RI sebanyak 636.
terjadi peningkatan jumlah RS sebanyak 10%.
Jumlah ini akan terus berkembang. Tendensi
Sementara, jumlah lulusan pendidikan jurusan
ini ada, karena belum adanya kontrol terhadap
keperawatan semakin bertambah bahkan
pertumbuhan dan perkembangan perguruan
melebihi 100% dibanding angkatan
tinggi di Indonesia (Harian Kompas, 21 April
sebelumnya setiap tahun. Ketimpangan ini
2010). Kompas (21 April 2010) juga
disebabkan peningkatan jumlah lembaga
menyebutkan bahwa perguruan tinggi swasta
pendidikan yang relative amat pesat.
di Indonesia jumlahnya naik pesat. Saat ini
Peningkatan jumlah lembaga pendidikan
mencapai 3.017 institusi, mulai dari akademi,
ini, masih menurut Kompas (21 April 2010),
sekolah tinggi, institut, hingga universitas.
ternyata tidak dimbangi dengan kualitas
Di Jawa Timur (Jatim) saja, terdapat
lulusan. Penyelenggar a pendidikan
1.516 Perguruan tinggi, mencakup seluruh

232 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

mengabaikan kualitas. Kehadiran Perguruan kerja yang sehat, tujuan bisnis perusahaan
Tinggi Swasta (PTS) yang tidak memenuhi tidak akan tercapai. Tujuan ini selaras dengan
standar kualitas, hanya akan menambah tujuan K3 yakni melindungi pekerja dan orang
beban bangsa. Apalagi, saat ini, Indonesia lain di tempat kerja, menjamin agar setiap
menghadapi meningkatnya pengangguran sumber produksi dapat dipakai secara aman
intelektual yang sebagian disumbang oleh dan efisien, serta menjamin proses produksi
perguruan tinggi (Kompas, 21 April 2010). berjalan lancar (Indarwati, n.d).
Membengkaknya jumlah lembaga Guna memenuhi tujuan tersebut, seorang
pendidikan keperawatan ini sebagai indikasi perawat membutuhkan pemenuhan
bahwa profesi ini banyak diminati oleh persyaratan kompetensi yang terkait dengan
masyarakat. Masyarakat menilai bahwa K3. Kompetensi di sini menyangkut
kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak pengetahuan, ketrampilan, sikap, pelatihan
bakal surut. Sebaliknya, meningkat tajam. Ini serta pengalaman yang memadai. Temuan
lantaran jumlah penduduk yang juga semakin Hennessy, Hicks, Hilian & Kawongal (2006),
tinggi dibarengi dengan meningkatnya mengisyaratkan bahwa perawat yang bekerja
kebutuhan mereka akan pelayanan di sektor industri hanya mendapatkan training
kesehatan, baik kuantitas maupun secara lokal (di tempat kerja). Ditambah lagi
kualitasnya. pemahaman yangh masih kurang dari
Kebutuhan pelayanan kesehatan sebagian besar pemilik perusahaan akan
masyarakat perlu disadari termasuk di dunia pentingnya K3. Itulah sebabnya mengapa
industri. Tingginya angka kecelakaan kerja praktik OHN di industri seringkali diidentikan
serta penyakit yang diakibatkan oleh hanya dengan pertolongan pertama pada
pekerjaan sebagaimana yang dikemukakan kecelakaan (P3K) yang terlalu sempit
oleh Lestari dan Trisyulianti (n.d) di atas, perspektifnya.
menunjukkan bahwa perhatian masyarakat Dari kesimpulan Hennessy dkk.(2006),
dan pemilik industri (pengusaha) akan terlihat jelas bahwa selama di bangku kuliah,
masalah ini masih belum maksimal. mata kuliah occupational health nursing ini
Data yang diperoleh dari Kementrian belum diberikan secara memadai. Demikian
Perdagangan (2009), menyebutkan jumlah pula dengan pengalaman praktis selama
perusahaan yang ada di Indonesia sebanyak kuliah. Tentunya, semua ini terjadi karena
24.468. Dari jumlah tersebut, terdapat sejumlah alasan. Satu di antaranya yang paling
3.636.347 yang berstatus sebagai Tenaga besar menurut Hennessy dkk.I2006) adalah
Kerja Produksi dan sebanyak 708.827 sebagai persepsi yang berbeda.
Tenaga Kerja lainnya.
Di Jatim, pada tahun yang sama, Kurikulum
terdapat 6.183 perusahaan, 781.593 pekerja
produksi dan 154.289 tenaga kerja lainnya Kurikulum berasal dari Bahasa Latin
(Kemendag, 2009). Tidak disebutkan dalam Currer yang berarti running, race a
data tersebut terinci apakah tenaga perawat course or run away (Basavanthappa, 2003).
yang bekerja di sektor industri termasuk Menerapkan kurikulum bagi sebuah lembaga
dalam kategori tenaga produksi atau tidak. pendidikan memang berarti harus lari,
Perusahaan di atas, sebagaimana mengejar target. Menurut Franklin Bobbit,
rekomendasi ILO, tentu membutuhkan kurikulum adalah susunan pengalaman belajar
pelayanan kesehatan yang memadai dari terarah yang digunakan oleh sekolah untuk
sudut pandang K3. Tujuan setiap bisnis adalah membentangkan kemampuan individual anak
perolehan keuntungan yang ditunjang oleh didik (Depdiknas, 2007). Sedangkan Ralph
pekerja yang sehat. Tanpa dukungan tenaga Tyler menegaskan bahwa kurikulum adalah

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 233
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

seluruh pengalaman belajar yang menyebut secara spesifik Occupational


direncanakan dan diarahkan oleh sekolah Health Nursing. Akan tetapi jelas terlihat di
untuk mencapai tujuan pendidikannya insititusi lain (STIKKU, 2011, Online). Dalam
(Depdiknas, 2007). Ringkasnya, kurikulum website nya disebutkan materi ini terdiri dari
dikemas guna membekali kemampuan beberapa kajian mendasar tentang konsep
kognitif, afektif dan psikomotor untuk keselamatan pasien (patient safety,
mencapai tujuan. negligence, malpractice dan abuse,
Pendidikan keperawatan yang didasari penegakkan keselamatan pasien di rumah
kurikulum yang standar akan membantu sakit, hygiene lingkungan kerja bagi perawat,
pencapaian tujuan maksimal dalam mencetak pencegahan infeksi nosokomial dan iatrogenic,
perawat yang berkualitas sebagaimana penerapan prinsip kewaspadaan universal,
harapan setiap lembaga penyelenggara stress dan kecelakaan kerja (STIKKU, 2011,
pendidikan. Kurikulum ini menjadi fondasi Online).
dalam penyelenggaraan pendidikan yang Ini sebagai bukti nyata adanya
menjadi acuan organisasi, pengajar dan kesenjangan dalam penerapan kurikulum.
peserta didik. Akibatnya, hasil akhir pendidikan tidak bakal
Menurut Surat Keputusan Menteri sama.
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 239/U/199 Tentang Tenaga Dosen
Kurikulum yang berlaku secara nasional
Program Diploma III Keperawatan, Menurut Heidgerken (2008) mengajar
menyebutkan bahwa jumlah satuan kredit adalah kegiatan yang amat mulia bagi
semester (SKS) Mata Kuliah Perawatan manusia. Fungsi sejati seorang guru terefleksi
Komunitas berjumlah 9 SKS. Distribusi mata pada pengalaman anak-anak didiknya yang
kuliah tersebut terbagi dalam tiga kelompok, dipengaruhi oleh intsrukturnya. Seorang guru
Perawatan Komunitas 1, 2 dan 3. Itu berarti keperawatan memasuki dunia sasaran
setiap Perawatan Komunitas memperoleh 3 didiknya, memberikan inspirasi kepada
SKS dalam setiap pemberian pada semester mereka untuk menyintai dan menghargai
tententu. Keputusan ini berlaku sejak keperawatan-bahkan mengubah minat,
permulaan tahun akademik 1999/2000. tujuan, sikap, kebiasaan, kemampuan serta
Dalam pelaksanaan di lapangan, antara ketrampilan mereka (Heidgerken, 2008).
insitusi pendidikan yang satu ternyata berbeda Di tingkat perguruan tinggi, dosen adalah
dengan lainnya terkait dengan bobot SKS nama panggilan pengganti guru. Tugasnya,
materi kuliah ini (Poltekkes Pontianak, 2011, berdasarkan pendidikan dan keahliannya
Online; Poltekkes Makassar, 2011, Online). melaksanakan pendidikan pengajaran,
Demikian pula di tingkat program sarjana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
keper awatan (Unpad, 2010, Online; (UNUD, 2007, Online). Dosen yang
STIKKU, 2010, Online). Ini adalah indikasi mengajarkan Occupational Health Nursing,
bahwa tidak semua pergur uan tinggi sesuai aturan dalam kurikulum, diemban oleh
memberlakukan jumlah SKS untuk mata mereka yang memiliki keahlian dan latar
kuliah ini. Termasuk rincian sub mata kuliah belakang Keperawatan Komunitas (Unpad,
yang diajarkan dalam kategori Keperawatan 2010, Online; Unair, 2010, Online, STIKKU,
Komunitas. 2011, Online,). Di beberapa perguruan tinggi
Sebagai contoh, satu satu perguruan saat ini sudah ada program spesialisasi K3
tinggi (Unair, 2010, Online) yang (UI, 2011, Online,; UGM, 2011, Online, Unhas,
mengidentifikasi 30 materi kuliah dalam 2011, Online,).
seluruh program pengajaran, tidak satupun

234 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

Hanya saja, tim pengajar keperawatan Sehingga, alat-alat yang ada di laboratorium
komunitas sejauh ini rata-rata dipegang oleh secara otomatis penyediaannya disesuaikan
dosen-dosen dengan latar belakang sarjana dengan kebutuhan tersebut (UMM, 2011,
keper awatan umum (SKp) atau pasca Online,). Sebagai contoh, mata kuliah
sarjana jurusan komunitas (Unpad, 2010, Praktikum Medical Surgical, keperawatan
Online; UI, 2011, Online). Dari 11 pengajar jiwa dan keperawatan gawat darurat.
yang ada dalam Tim, satu orang dosen yang Meskipun keperawatan komunitas termasuk
memiliki spesialisasi perawatan komunitas di dalamnya, namun belum menyentuh esensi
(Unpad, 2010, Online ). occupational health nursing.
Disimak dari kebutuhan mahasiswa, Ini membuktikan bahwa familiarisasi
kompetensi yang diharapkan dari para konsep occupational health nursing belum
pengajar ini masih perlu ditinjau kembali. menyentuh bidang laboratorium keperawatan.
Mengingat kebutuhan pasar akan perawat Berbeda dengan perguruan tinggi yang
yang kompeten di bidang K3 makin menyelenggarakan program K3. Di mana
bertambah. Ditambah lagi perbandingan mereka menyediakan laboratorium K3
dosen-mahasiswa saat ini masih tinggi, yakni sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
1:20 (Soebekti, Y, 2011, Pers. Comm.). occupational health nursing, yang
Dengan sendirinya, pembinaan mahasiswa sekaligus memfasilitasi segala kepentingan
oleh dosen yang kompeten atau ahli K3 yang termasuk informasi dan penelitian
efektif, menjadi sebuah kebutuhan yang layak. (Laboratorium UI, 2011, Online ).
Laboratorium ini digunakan sebagai
Laboratorium laboratorium rujukan, lembaga penunjang
pengembangan keilmuan K3, di samping
Semua prosedur keperawatan statusnya terakreditasi, baik dalam skala
membutuhkan laboratorium. Laboratorium nasional maupun internasional.
keperawatan bisa digunakan untuk berbagai Memang, kepentingan laboratorium bagi
kepentingan kuliah dalam kurikulum kegiatan occupational health nursing tidak
keperawatan. Kepentingan lainnya adalah harus selengkap atau berstatus sebagai
untuk tujuan problem-solving activities; laboratorium rujukan. Minimal, bisa
guna kepentingan ilmiah, pembahasan gizi, menyediakan sarana-sarana yang menunjang
tindakan keperawatan; atau untuk clinical pembelajaran praktikum empat basic pillar
setting seperti rumah sakit atau occupational health nursing: fitness to
occupational health nursing (Heidgerken, work, health promotion, health
2008). surveillance dan management of ill health.
Laboratorium keper awatan bagi Komponen ini adalah bagian yang perlu dalam
mahasiswa merupakan laboratorium terpadu pendidikan occupational health nursing
yang merupakan tempat praktikum yang (Oakley, 2003).
memberikan gambaran tentang berbagai
kegiatan keperawatan dan tidak terbatas Koordinasi
hanya pada kegiatan rumah sakit (hospital
image) , klinik atau balai kesehatan saja. Pelayanan keperawatan menggunakan
Laboratorium diharapkan memungkinkan pendekatan integral dan komprehensif guna
akses setiap kegiatan yang terkait dengan mencapai tujuannya. Pendekatan yang
industri sekalipun. komprehensif ini dalam pelaksanaannya
Hanya saja, konsep laboratorium sejauh membutuhkan kerjasama atau koordinasi dari
ini masih lebih menekankan kepada peran berbagai elemen. Bukan hanya dari profesi
perawat secara klinis di r umah sakit. kesehatan saja yang terlibat guna mencapai

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 235
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

tujuannya. Akan tetapi unsur-unsur terkait hanya terbatas pada pelayanan di RS,
lainnya, seperti Pemerintah dan swasta. Tidak Puskesmas, Klinik atau balai kesehatan.
terkecuali dalam pengajaran Keperawatan Pelayanan kesehatan juga merambat ke
Komunitas, di mana komponen masyarakat komunitas, tidak terkecuali dunia industri (
itu cakupannya luas. Tujuannya, agar suatu 2010, Online).
organisasi atau kegiatan, peraturan dan Pergeseran ini tentu saja menimbulkan
tindakan yg akan dilaksanakan tidak saling masalah. Minimal, persepsi sasaran
bertentangan atau simpang siur. pelayanan kesehatan dan perubahan strategi
Koordinasi bisa dilakukan dengan unit pendekatan terhadap mereka. Oleh sebab itu,
lain secara horizontal atau vertikal untuk dari berbagai situasi yang sudah diuraikan
mencapai tujuan keperawatan komunitas. dalam bab sebelumnya, di bawah ini akan
Pelayanan keperawatan di bawah payung diur aikan analisa permasalahan yang
komunitas, termasuk occupational health dihadapi, sesuai dengan prioritasnya.
nursing harus mengorganisasikan aktivitasnya
melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan Concept of Community Health Nursing
pelayanan keperawatan akan tercapai.
Prinsip koordinasi ini selaras dengan Istilah komunitas yang berasal dari kata
definisi Community Health Nursing menurut Community telah didefinisikan dalam
American Public Health Affairs berbagai cara. Di antaranya adalah:
(Bavasanthappa, 2003 ). Bahwa, To Community is a group of people who live
accomplish this goal, public health nurses together, who belong together, so that they
work with groups, families and share, not ties or that particular interest,
individuals, as well as in multidisciplinary but as a whole set of interests, wide enough
teams and programs (p. 67). and complete enough to include their lives
Menurut Yumi (2011, Pers.Com), (Basavanthappa, 2008, p.2). Definisi ini,
koordinasi secara horizontal dan vertikal demi sebenarnya sudah jelas, bahwa cakupan
pencapaian tujuan pembelajaran yang terkait Perawatan Komunitas adalah pelayanan
dengan occupational health nursing ini tidak kesehatan kepada semua kelompok
gampang. Hal ini disebabkan berbagai hal, masyarakat tanpa terkecuali, termasuk
misalnya birokrasi, tidak adanya kebijakan kelompok masyarakat yang tinggal dan
perusahaan yang jelas, pelayanan kesehatan bekerja di wilayah industri. Sebagaimana yang
bukan sebagai bagian utama dalam agenda dikemukakan oleh Bavasanthappa dalam
perusahaan, serta kesadaran akan pentingnya bukunya Community Health Nursing, skope
K3 yang masih minim (Yumi, 2011, Pers. nya adalah individual, keluarga, kelompok dan
Comm). komunitas (2008).
Sedangkan tujuannya adalah
Analisa Masalah memberikan dukungan serta merawat, bukan
hanya kepada invididual, namun juga keluarga
Care demands leading to the (Basavantahppa, 2008). Dengan demikian,
development of cost-effective, high-quality dari pengertian serta tujuan di atas bisa
and innovative systems of community disimpulkan bahwa penekanan keperawatan
health care that are accessible to all komunitas terletak pada health promotion,
citizens (Nuntaboot, 2006). Menurut WHO, health maintenance, disease, prevention
terdapat pergeseran paradigma keperawatan and treatment of minor illments and
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk restoration of health and rehabilitation
dan beragamnya berbagai masalah kesehatan (Basavanthappa, 2008, p. 72).
di dunia, di mana pelayanan kesehatan tidak

236 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

Guna mencapai tujuan ini, keperawatan Priortitas Masalah


komunitas membutuhkan sejumlah prinsip-
prinsip dasar, di antaranya sebagaimana yang Dalam silabus pengajaran program
diusulkan oleh Basavanthappa (2008) adalah: sarjana Ilmu Keperawatan Universitas
1) Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan Indonesia (2011, Online), disebutkan bahwa
dan fungsi dalam program kesehatan yang kelompok keilmuan perawatan komunitas ini
menyeluruh; 2) Maksud dan tujuannya fokus pada area-area khusus, meliputi
hendaknya jelas dalam pelayanan; 3) keperawatan kesehatan sekolah,
Kelompok yang terorganisasi atau keperawatan kesehatan kerja, keperawatan
perwakilannya adalah bagian integral dari di rumah (homecare), keperawatan jiwa
program kesehatan komunitas; 4) masyarakat, jaminan mutu layanan
Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh keperawatan komunitas dan isu/
lapisan masyarakat tanpa membedakan asal, kecenderungan dalam keperawatan
sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, komunitas, dengan penekanan pada
politik ser ta bangsa; 5) Keperawatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
komunitas mengakui keluarga dan komunitas dan pemeliharaan kesehatan.
adalah bagian dari unit pelayanan; 6) Area yang luas ini, tentu saja
Pendidikan kesehatan dan pelayanan distribusinya membutuhkan pemerataan. Dari
konsultasi adalah bagian integral dari enam buah fokus area, jika disama-ratakan,
keperawatan komunitas; 7) Penerima jasa layanan keperawatan kesehatan kerja (K3)
pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan mendapatkan porsi sebanyak 16.6%. Itu
dalam perencanaan terkait dengan tujuan bagi sama halnya dengan jatah pengajaran OHN
pemeliharaan kesehatan; 8) Per awat dalam silabus komunitas keperawatan 16.6%
komunitas harus kualified; 9) Keperawatan dari seluruh SKS yang bervariasi antara 6-9
komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan SKS. Atau, sama dengan1-1,5 SKS teralokasi
pasien dan kelangsungan pelayanan kepada untuk mata kuliah OHN.
pasien yang tepat; 10) Evaluasi pelayanan Pada bagian terdahulu sudah dipaparkan
kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik bahwa terdapat empat permasalahan terbesar
dan kontinyu, 11) Perawat komunitas yang dihadapi oleh penyelenggara pendidikan
berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim dalam pengajaran occupational health nursing.
kesehatan; 12)Perawat komunitas membantu Keempat masalah tersebut adalah kurikulum,
mengarahkan pasien yang membutuhkan dosen, laboratorium serta manajemen dalam
dukungan finansial; 13) Community health koordinasi.
agency perlu menyediakan program Jadi, dalam proses penempatan prioritas
kelangsungan pendidikan bagi perawat masalah ni sebenarnya terdapat dua golongan
(Bavasanthappa, 2008). besar. Yang pertama, terkait dengan seberapa
Dari konsep dasar serta prinsip-prinsip besar porsi OHN dalam pengajaran
di atas, tidak ada pernyataan satu pun yang keperawatan komunitas. Yang kedua,
menyinggung bahwa konsep occupational kenyataan yang dihadapi oleh dunia
health nursing menyakup dunia kerja atau pendidikan keperawatan di Indonesia dalam
industri. Meskipun demikian, ditengok dari pengajaran keperawatan komunitas.
definisnya, secara eksplisit tersirat. Karena Memprioritaskan masalah yang ada
kelompok manusia yang berada, tinggal dan dalam pengajaran OHN membutuhkan
bekerja di wilayah industri, disebut sebagai analisa tujuan. Lewat identifikasi tujuan
komunitas. pembelajaran dapat diketahui mana yang lebih
diutamakan atau diprioritaskan (Heidgerken,
2007). Dari bagian terdahulu juga disebutkan,

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 237
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

bahwa implementasi kurikulum pendidikan administrasi, pendidikan, penelitian serta


keperawatan di Indonesia belum sepenuhnya program keperawatan berkelanjutan;
baku. Dari institusi yang satu ke lainnya, di kurangnya korelasi antara teori dengan
sana-sini masih terdapat perbedaan yang praktik; ser ta mahasiswa kurang
disebabkan berbagai hal. Misalnya kondisi mendapatkan pengalaman untuk
geografi, fasilitas dan sarana, hingga bertanggungjawab dalam pengambilan
kebutuhan masyarakat sekitar. Komunitas keputusan.
pedalaman berbeda dengan perkotaan. Namun demikian, beberapa aspek yang
Daerah industri tentu saja tidak sama dengan bisa dikategorikan sebagai pendukung
pertanian. Fleksibilitas penerapan kurikulum (strengths) bisa terwujudnya program
di berbagai sekolah itu adalah wajar pengajaran OHN dalam kurikulum pendidikan
(Heifgerken, 2007). keperawatan kita adalah: 1) Definisi
Dengan demikian mana yang terpenting perawatan komunitas (Basavanthappa, 2008)
serta pantas menduduki peringkat teratas yang secara otomatis mengikut-sertakan
dalam pendidikan ini yang perlu penyelesaian, OHN; 2) Jumlah dalam kurikulum, meskipun
bergantung kepada situasi dan kondisi yang 1.5 SKS keperawatan komunitasnya, akan
berbeda. Dari satu kampus ke kampus lain tetapi fleksibilitas dalam kurikulum bisa
tidaklah sama. Namun demikian, prinsip tujuan memungkinkan penambahan aspek-aspek
pengajarannya tetap sama. Yaitu pencapaian OHN yang dirasa penting serta sesuai dengan
tujuan akhir pengajaran keperawatan kebutuhan bisa dimasukkan; 3) Kompetensi
komunitas dengan mengikut-sertakan OHN dosen yang meski langka untuk mendapatkan
secara proporsional. lulusan program pasca sarjana jurusan K3,
akan tetapi pemahaman terhadap pentingnya
Strengths, Weaknesses, Opportunity OHN sebagai bagian dari keperawatan
komunitas tidak diragukan. Hal ini disebabkan
Sejak insepsinya, kurikulum pendidikan selama kuliah, pengenalan program K3 sudah
keperawatan di Indonesia mengalami banyak diberikan (UI, 2011, Online). Kompetensi
perubahan. Mulai dari tahun 50-an, di mana penguasaan keperawatan komunitas ini juga
jenjang pendidikan keperawatan kita waktu dibuktikan dengan adanya syarat kelulusan
itu masih setingkat dengan sekolah menengah di mana minimal mahasiswa harus
atas. Hingga program doktoral yang sekarang mendapatkan nilai C (skala 60-69)
sudah muncul (UI, 2011, Online). Selama itu (Universitas Jember, 2007, Online ); 4)
pula berbagai kritik dan ketidak-puasan tidak Tersedianya lapangan praktik K3 yang cukup
dapat dihindarkan. memadai. Sebagaimana yang dijelaskan pada
Menurut Basavanthappa (2008) kritik bagian terdahulu, bahwa terjadi peningkatan
dan ketidakpuasan terhadap kurikulum jumlah industri yang pesat terutama di kota-
tersebut tertuju pada konten (isi) serta kota setiap tahunnya, terutama sejak Orde
pengorganisasiannya, yang meliputi: Baru (Kementrian Perdagangan, 2009,
penekanannya kurang sesuai dengan Online; Tambunan, 2006).
kebutuhan peserta didik; materi yang
diberikan tergolong kurang atau malah Penanggulangan Masalah
berlebihan serta tidak berorientasi kepada
pengertian yang diharapkan dari peserta didik; Integrated Program
kurukulum tidak menekankan kepada
aktivitas; kurukulum keperawatan hanya Guna membangun komunitas yang
berorientasi kepada rumah sakit; sebaliknya, sehat, dibutuhkan strategi. Strategi yang sehat
kurang memberikan proporsi yang tepat pada meliputi tiga dimensi (Stanhope & Lancaster,

238 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

2004), yaitu dimensi status, struktur, dan Prinsip integrasi ini sekaligus
proses. Dimensi status mengacu kepada membuktikan bahwa dalam pembelajaran
pencegahan primer dan sekunder, sebab OHN, mestinya bisa dipadukan dengan
tujuannya adalah untuk mencegah penyakit pembelajaran mata kuliah lain. Tidak perlu
atau ancaman pada tahap awal. Dimensi harus secara terpisah. Misalnya, dalam
kedua, struktur adalah direct intervension pengajaran Medical Surgical Nursing,
pada layanan kesehatan dan dimensi perawat memiliki risiko luka karena jarum
demografi. atau pisau yang dikenal dengan Blood Borne
Memadukan ketiga dimensi ini sebagai Pathogen (BBP). Jika terkena jarum, harus
sebuah integral adalah salah satu prinsip dasar ada upaya-upaya untuk mengatasi atau
yang pada dasarnya bisa diterapkan dalam penaggulangannya. Prinsip-prinsip seperti ini
pembelajaran OHN pada mahasiswa adalah bagian dari Health Risk Assessment
program keperawatan. Melalui pendekatan yang diajarkan di dalam mata kuliah OHN.
ini, akan menghemat waktu selain lebih Mengintegrasikan OHN dalam mata kuliah
efektif. Hanya saja, guna mencapai tujuan ini, lain sangat positif.
diperlukan komunikasi. Utamanya jika Persoalannya, seperti yang disarankan
penyampaian materi ini dipisahkan menjadi pula oleh Heidgerken (2008), perlu komunikasi
beberapa pokok bahasan, namun diajarkan efektif antara dosen yang memberikan materi
oleh dosen yang berbeda. kuliah yang terkait primary care dengan
Inilah salah satu teknik pengajaran yang dosen keperawatan komunitas.
disarankan agar perolehan tujuan
instruksional maksimal yang berorientasi pada Masa Depan Keperawatan, Masa Depan
kerjasama antara mahasiswa dengan dosen Occupational Health Nursing
(Heidgerken, 2008). The lecture is viewed
not only as a means of presenting Tahun 2010 lalu, Pemerintah, melalui
information, but also as a method of Kementrian Kesehatan mencanangkan
effecting learning. It requires the teacher Gerakan Pembangunan Berwawasan
not only to talk, but also to work with the Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.
students. (p.423). Dengan kata lain, dosen Paradigma yang berasal dari kata Bahasa
diharapkan mampu menyciptakan suasana Inggris (Oxford, 2005, p.1099) paradigm
yang kondusif, termasuk bekerjasama secara adalah cara pandang, pola pikir atau model.
integral dengan sesama dosen dalam proses Paradigma pembangunan kesehatan yang
belajar-mengajar. diharapkan di sini adalah pembangunan
Prinsip integrasi kedua adalah kesehatan yang bersifat holistik. Yaitu, melihat
memadukan primary care services dengan masalah kesehatan secara menyeluruh.
Occupational health services. Menurut Upaya pembangunan di sini dipengaruhi
Griffith & Strasser (2010), disebutkan bahwa oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor,
mengintegrasikan layanan kesehatan dengan dan upayanya lebih diarahkan pada
memadukan occupational health di tempat peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kerja menunjukkan angka keberhasilan secara kesehatan. Secara makro paradigma sehat
finansial. When quality health care is more berarti semua sektor memberikan kontribusi
convenient, more cost-effective, and less positif bagi pengembangan perilaku dan
stressful for employees via on-site primary lingkungan sehat (Dinkes Sulsel, 2010,
care services, the company and its Online). Sedangkan secara mikro berarti
employees can reap countless health pembangunan kesehatan lebih menekankan
benefits (p.523). upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif (Dinkes Sulsel, 2010, Online).

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 239
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Mengacu kepada paradigma sehat di Toomingas, Lagerstrom, 1999), yang


atas, dipadukan dengan rencana ke depan menyebutkan bahwa Hazards at work
Pemerintah terhadap peningkatan kualitas among health care workers are extremely
kesehatan masyarakat, di mana upaya diverse (p. ix).
promotif yang merupakan salah satu pilar Pasien-pasien yang terinfeksi berat
penting dalam keperawatan komunitas secara merefleksikan panorama epidemiologis dalam
umum dan OHN secara khusus, maka secara sebuah komunitas. Beberapa contoh yang kita
tidak langsung menunjukkan betapa masa ketahui adalah kasus-kasus Hepatitis B virus,
depan profesi keperawatan memegang andil Hepatitis C dan HIV, TBC serta Difteri.
besar di dalamnya. Risiko ini sudah tentu perlu diidentifikasi
Pada tahun 2009, jumlah perawat segera, disamping langkah-langkah preventif
Indonesia diperkirakan sekitar 500.000 orang, yang adekuat seperti vaksinasi, higienis, serta
atau sekitar 60% dari total tenaga kesehatan penggunaan alat-alat pelindung harus
yang ada (Kompas, 8 Juni 2009). Angka ini diimplementasikan.
akan terus berkembang. Sebagaimana Belum lagi dominasi petugas kesehatan
diketahui bahwa jumlah penyelenggara umumnya perempuan yang mana kurang
pendidikan keperawatan di Indonesia lebih memiliki otot yang kuat, sementara terkadang
dari 600 buah. Itu berarti tidak kurang dari dituntut dalam pekerjaannya menggunakan
30.000 orang per tahun diluluskan jika per otot, misalnya sewaktu memindahkan pasien.
tahun setiap institusi menghasilkan 50 orang Atau, petugas kesehatan yang sedang hamil.
lulusan. Tidak lepas kemungkinanya ada kasus-kasus
Tendensi ini mengisyaratkan bahwa seperti diabetes, hipertensi, over weight dan
perawat mampu dan seharusnya memainkan hypercholesterol di tempat kerja. Mereka
peranan fundamental dalam pelayanan semua menghadapi risiko selama menjalankan
kesehatan, sebagaimana disampaikan oleh pekerjaan.
Burgel (2011). Kemampuan per awat Ringkasnya, petugas kesehatan akan
Indonesia di berbagai aspek pelayanan terkespose secara biologis, kimia, fisik,
kesehatan amat dibutuhkan guna mendukung psikologis dan special hazards lainnya
tercapainya program Indonesia Sehat. Oleh (Hasselhorn, Toomingas, Lagerstrom, 1999).
karena tantangan ini, maka perawat harus Terlepas dari risiko tersebut di atas,
berkembang. pelayanan kesehatan harus berjalan terus.
Perkembangan jumlah perawat di Namun begitu, kelangsungan pelayanan
Indonesia ini seiring dengan tuntutan kesehatan ini harus didukung langkah-langkah
kebutuhan masyarakat akan pelayanan preventif yang memberikan rasa aman
kesehatan yang makin meningkat. Baik kepada petugas kesehatan. Preventive
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, actions have proved to be fruitful and
preventif, kuratif serta rehabilitatif. Di rumah effective in many situations involving
sakit, puskesmas, klinik, balai kesehatan safety and health of health care workers
hingga pelayanan kesehatan di perusahaan. and their pateints (Hasselhorn, Toomingas,
Baik negeri maupun swasta. Lagerstrom, 1999, p. x). Contoh yang bisa
Tenaga kesehatan, termasuk perawat, diambil di sini adalah upaya menjaga hygiene
yang bekerja di setiap sektor pelayanan perseorangan atau vaksinasi. Ini adalah
kesehatan memiliki risiko keselamatan selama major tasks of occupational health system
kerjanya. Risiko yang ter kait dengan (p.x).
pekerjaan dalam kategori tenaga kesehatan Rentetan langkah-langkah tersebut di
ini, bahkan sudah dikenal sejak tahun 1700 atas adalah sebagian dar i tugas dan
oleh Bernardino Ramazzini (Hasselhorn, tanggungjawab Occupational Health

240 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

profesional (Hasselhorn, Toomingas, yang paling umum adalah Occupational


Lagerstrom, 1999). Sebagaimana pula yang Health Safety Administration (OSHA).
disarankan oleh American Association of Standard ini sangat popular di Amerika
Occupational Health Nurse (AAOHN, Serikat, yang terkait dengan occupational
2011), yang mengidentifikasi 11 standar health (OSHA, 2011, Online).
praktis profesional, yang mencakup seluruh Dari sudut pandang ilmu keperawatan,
aspek peran, tugas dan tanggungjawab OHN. salah satu standar internasional yang berlaku
AAOHN describes a competent level of adalah American Board of Occupational
performance with regard to the nursing Health Nursing (ABOHN) yang
process and professional roles of the memberikan serifikasi bagi OHN (2008,
occupational and environmental health Online). Kedua lembaga ini menjadi
nurse, mulai dar i assessment, rekomendasi bagi occupational health
identification, planning, evaluation profesional, karena standard requirement
collaboration untill ethics (2011, Online). nya telah diakui oleh badan dunia. ABOHN
Dengan demikian, kebutuhan terhadap was founded to set professional standards
perawat yang terjun di primary care selaras and conduct occupational health nursing
dengan kebutuhan akan occupational health specialty certification.
nurse di masa depan. Oleh karena itulah, dalam penerapan
kurikulum yang perlu diajarkan dalam
Management Pengajaran Occupational program pendidikan keperawatan, mengacu
Health Nursing kepada standar internasional sangat
dibutuhkan. Hanya saja, penerapan kurikulum
Di Inggris, pendidikan keperawatan OHN yang terintegrasi dalam mata kuliah
untuk jurusan ini sudah ada. Bahkan dari kePerawatan Komunitas, tentu saja tidak
program setingkat diploma (Kenny, 2003). dapat disejajarkan dengan program murni
Jumlah perguruan tinggi yang OHN sebagaimana yang ada di Amerika
menyelenggarakan program ini sebanyak 13 Serikat atau Inggris.
buah (Kenny, 2003). Jumlah SKS yang terbatas misalnya,
Di Amerika Serikat AAOHN menuntut dosen yang megajarkan mata kuliah
menyelenggar akan Online Lear ning ini harus cermat dalam memprioritaskan
(AAOHN, 2011, Online). Di Indonesia, belum aspek yang perlu diajarkan. Bagaimanapun
memiliki kedua program ini. Namun demikian, juga, seper ti yang dikemukakan oleh
bukan berarti kebutuhan akan OHN tidak ada. Hasselhorn dkk. (1999) serta fleksibilitas
Ini berarti bahwa negara-negara Barat, sudah kurikulum (Heidgerken, 2008), tidak menutup
mengenal jauh persoalan K3 dalam dunia kemungkinan jika dalam mata kuliah
keperawatan. OHN,aspek-aspek terpenting dan praktis
Perusahaan-perusahaan minyak dan gas serta dibutuhkan di lapangan, lebih
yang ada di Indonesia yang bertaraf diutamakan daripada konsep OHN secara
internasional seperti Chevron, British menyeluruh.
Petroleum, Total, Halliburton, Shell, Berikut ini adalah aktivitas umum yang
Exxon Mobil dan Conoco Philip adalah biasa dilakukan oleh perawat yang bekerja di
beberapa nama perusahaan yang beroperasi industri menurut standard AAOHN (2011):
di berbagai wilayah dan memberlakukan
1) Observation and assessment of both the
standar occupational health internasional
worker and the wor k environment; 2)
(Dirjen Migas KESDM, 2011, Online).
Salah satu contoh standar internasional Interpretation and evaluation of the workers
yang diberlakukan dalam manajemen mereka medical and occupational history, subjective
complaints, and physical examination, along

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 241
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

with any laboratory values or other diagnostic lebih fokus, karena mengarah kepada tujuan,
screening tests, industrial hygiene and yang diharapkan dapat memberikan kontribusi
personal exposure monitoring values: 3) terhadap peningkatan produktivfitas
Interpretation of medical diagnosis to workers karyawan (Qatar Petroleum, Unpub, 2011).
and their employers; 4) Identification of Meskipun penerapan pembagian kerja
abnormalities; 5) Description of the workers OHN di atas sempat dilakukan di sebuah
response to the exposures; 6) Management perusahaan minyak dan gas, namun
of occupational and non-occupational illness pembagian unit tersebut secara umum dapat
and injury; 7) Documentation of the injury or diterapkan di berbagai macam industri yang
illness; 7) Assessing the work environment pada gilirannya membantu perawat yang
for potential health and safety problems; 8) bekerja mampu mengidentifikasi kegiatan
Designing, developing and delivering new OHN lebih rinci.
initiatives, policies and procedures on health Memang, masih dibutuhkan alat ukur
education/promotion and accident/disease dan penelitian lebih lanjut guna mengetahui
prevention; 9) Conducting a range of seberapa efektif dan efisien pembagian unit
assessments and inspections, in conjunction di atas dalam kerja. Yang jelas, melalui prinsip
with regulations, such as display screen yang sama, mestinya bisa diimplementasikan
equipment (DSE), personal protective dalam proses belajar mengajar, sebagai
equipment (PPE) and the control of sebuah paradigma baru.
substances hazardous to health (COSHH);
10) Delivering health and safety training; KESIMPULAN DAN SARAN
11)Communicating safety concer ns to
appropriate managers; 12) Maintaining Menurut data dari The U.S. Bureau of
employee health records and preparing Labor Statistics (RRSTAR, 2011, Online),
accident reports; 13) Conducting accident diperkirakan angka kesempatan kerja dunia
investigations; 14) Investigating the causes keperawatan bakal melonjak mulai tahun 2011
of common injuries; 15) Providing pre- ke atas. Tendensi yang sama terjadi di
employment medicals/physicals, including belahan dunia lain, termasuk di Indonesia. Hal
hearing and vision screening, and health and ini seiring dengan bertambahnya jumlah
fitness advice; 16) Maintaining first-aid kits, penduduk yang membutuhkan pelayanan
ordering new supplies and destroying out-of- kesehatan. Sementara kebutuhan akan
date items as necessary; 17) Assisting injured perawat ini meningkat tajam, diharapkan akan
employees returning to work from medical terjadi perubahan pula dalam dunia industri.
leave; 18) Monitoring employee exposure to Di samping perubahan akan jumlah
hazardous chemicals; 19) Contacting doctors perawat dan meningkatnya kebutuhan
and/or hospitals, as necessary, to arrange terhadap mereka, diramalkan pula bahwa
further treatment; 20) Keeping up to date with jumlah perawat yang bekerja di rumah sakit
legal and professional changes associated akan berkurang (RRSTAR, 2011, Online).
with occupational health and safety; 21) Using Sebaliknya, perawat yang bekerja di nursing
expertise to ensure organizations meet homes dan home health care, makin
legislative requirements. Dari aktivitas meningkat. Tidak terkecuali di industri.
berdasarkan AAOHN tersebut jika diringkas Gejala ini, perlu mendapatkan antisipasi
bisa dikelompokkan dalam lima Unit Mata dari penyelenggara pendidikan keperawatan
Kuliah (Tabel 1). yang di Indonesia jumlahnya semakin
Dalam praktiknya, aktivitas umum menanjak dari tahun ke tahun. Mengantisipasi
OHN yang kemudian diringkas dan perawat yang bekerja di luar RS perlu
dikelompokkan dalam lima unit kerja, terbukti penanganan serius dengan berpedoman
kepada kurikulum yang diharapkan

242 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar. Komunitas adalah mengintegrasikan materi


Penekanan hanya kepada hospital or occupational health nursing dengan lebih
clinical-oriented curriculum, tidak bakal fokus dan terarah. Program tersebut bukan
menjawab tantangan. Oleh sebab itu, seperti hanya harus mengacu kepada standar
yang diusulkan oleh Heidgerken (2008), internasional saja, namun harus pula
kurikulum hendaknya fleksibel. disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Fleksibilitas ini penting karena dengan Secara praktis, materi OHN yang
kurikulum yang lentur, selain hemat waktu, jatahnya rata-rata diberikan dengan jumlah
bisa dihindarkan membengkaknya jumlah bobot SKS hanya sebanyak 1,5, bisa meliputi
pengangguran tenaga terdidik termasuk 5 unit sub mata kuliah, yaitu penekanan hanya
lulusan fakultas keperawatan. Sebaliknya, diberikan kepada program-program besar
lulusan jurusan keperawatan diharapkan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
mampu menembus industri yang jumlahnya Pendekatan ini bisa saja bukan satu-
juga makin besar. Apalagi di era globalisasi satunya pilihan yang tepat. Namun, sejauh ini,
ini, di mana Indonesia membuka kesempatan progr am fitness to work, health
investor asing untuk menamkan modalnya di surveillance, health promotion dan
Indonesia. Tidak terkecuali di bidang management of ill health adalah program
kesehatan. Mestinya, tantangan ini perlu andalan dunia internasional, yang sudah
mendapatkan perhatian yang serius dari diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
kalangan akademik. raksasa, khususnya di sektor minyak dan gas,
Salah satu cara efektif guna mencapai dikenal sebagai induk program occupational
tujuan tersebut, sekaligus memberikan hawa health.
baru bagi dosen mata kuliah keperawatan

Tabel 1. Pengelompokkan Aktivitas Perawat Berdasarkan AAOHN


Unit Sub Mata Kuliah
1. Fitness to Work
2. Health Surveillance & Health Rich Assesment
3. Health Promotion and Protection
4. Management of Ill Health (Case Management, Occupational Injury & Illness)
5. Occupational Health Administration

DAFTAR PUSTAKA Burgel, B.J, 2011, The Future of Nursing-


Opportunities for Occupational
American Association of Occupational Health Health Nursing, AAOHN Journal ,
Nurse (AAOHN), 2011, Standard of May 2011, Volume59, no. 5, pp. 207-211.
Practice, [Online], Available at URL: Depdiknas, 2007, Pusat Kurikulum Badan
htt ps:// www.a aohn. org/f or-your- Penelitian pengembangan, Laporan
p r a c t i ce- it ems / s t a n d a r ds - of - Pelaksanaan Bantuan Profesional
occupational-and-environmental-health- Pengembangan Kurikulum TPK
nursing.html, Accessed on 25 November Provinsi Maluku Melalui Kurikulum,
2011. pp.1-52.
Azhary, M.E, 2009, Economic Review, The Dinkes Sulsel, 2010, Pedoman Perilaku
Portrait of Indonesian Hospital, No. Hidup Bersih dan Sehat, [Online],
218. Available at URL: http://dinkes-
Basavanthappa, B.T. 2003, Nur sing sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/
Education, Curriculum Concept, pedoman%20phbs.pdf, Accessed on 25
Jaypee, 2nd Edition, pp. 119-151. November 2011.

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 243
Syaifoel Hardy MN JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan, Kabupaten/Kota dan Jenisnya,


2011, Jumlah Institusi Diknakes Non- [Online], Available at URL: http://
Poltekes Menurut kepemilikan jatim.bps.go.id/wp-content/uploads/
Kumulatif Sampai Dengan Desember images/Tabel%205.1.9(Kopertis)-
Tahun 2008, Pusdiknakes PPSDM 2010(ok).pdf, Accessed on 27
Kesehatan Depkes. November 2011.
Dirjen Migas KESDM, 2011, Directorate Lestari T. & Erlin Trisuliyanti, n.d,
General of Oil and Gas, Company List, Hubungan Keselamatan dan
[Online], Available at URL: http:// Kesehatan Kerja (K3) dengan
w w w. mi g a s . es d m. g o . i d / Produktivitas Kerja Karyawan (Studi
?newlang=english#, Accessed on 25 Kasus: Bagian Pengolahan PTPN
November 2011. VIII Gunung Mas, Bogor).
Griffith K , Strasser P.B. 2011, Integrating Nuntaboot K. Nurses of the community, by
Primary care with Occupational Health the community, and for the community
Services, AAOHN Journal, Volume 58, in Thailand. Regional Health Forum,
No. 12, pp.519-523. 2006, 10(1):1128
Hasselhorn H.M, Toomingas A, Lagerstrom Oakley, K. 2003, Occupational Health
M. 1999, Occupational Health for Nursing, The Education of
Health Care Workers: A Practical Occupational Health Nurse; Setting
Guide, Alsvier, pp.6-214. up Occupational Health Services,
Heidgerken, L.E, Teaching and Learning 2nd Edition, Whurr Publishers, London,
in Schools of Nursing, Basic pp. 31-73.
Considerations for Teaching in the Occupational Safety and Health
School of Nursing, 3rd edition, Konark Administration (OSHA), 2011,
Publisher PVT LTD, pp.21-28. Occupational safety and Health
Hennessy D, Hicks C, Hilan A., Kawonal Y., Standards, [Online], Available at URL:
2006, The Training and Development http: //www. osha. gov/ pls/ oshaweb/
Needs of Nurses in Indonesia, Human owastand.display_standard_group?
Resource for Health, Pubmed Central, p_toc_level= 1&p_part_number= 1910,
23 April, 2006. Accessed on 25 November 2011.
ILO, 2011, World Day for Safety and Health Poltekkes Makassar, Prodi Keperawatan,
at Work, Online, Online, Available at Total Kurikulum Jurusan, Online,
http://www.ilo.org/safework/events/ Availableat URL: http://www.poltekkes-
safeday/langen/index.htm, Access on mk s . a c. id / in dex . p h p ?op t io n=
18 November 2011. c o m _ c o n t e n t & v i e w =
Indarwati R, n.d., Asuhan Keselamatan dan ar ticle&id=18%3Apr ofil-jur usan
Kesehatan Kerja. pr ogr a m-studi-keper a wa ta n&
Kementrian Perdagangan, 2009, Jumlah catid=4%3Ajur usan-keper awatan
Perusahaan dan Tenaga Kerja &Itemid = 13&limitstart = 1, Accessed
Menurut Propinsi, Online, Available at on 19 November 2011.
www.kemendag.go.id, Access on 18 Poltekkes Pontianak, 2010, Distribusi Mata
November 2011 at http:// Kuliah Jurusan Keperawatan; Online,
w w w. k e m e n d a g . g o . i d / a d d o n / Available at http://www.poltekkes-
statistik_industri/file/IB_sembilan.pdf p on t ia n a k. a c. id / inf o- a k a demik/
Kompas, 21 April 2010, Jumlah PTS Naik dis t r ib u s i- ma t a- ku lia h- ju r u s a n-
Pesat. keperawatan; Accessed on 19
Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Jawa November 2011.
Timur, 2009, Jumlah Perguruan Tinggi
Swasta di Jawa Timur menurut

244 Juli 2012: 230 - 245


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

PUSDIKNAKES PPSDM Kesehatan ners.unair.ac.id/materikuliah.ners.php,


Depkes, 2008, Jumlah Institusi Acessed on 19 November 2011.
Diknakes Non-Poltekes Menurut Universitas Indonesia (UI), 2011, Program
kepemilikan Kumulatif Sampai Dengan Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
Desember Tahun 2008, Online, Available Keperawatan, [Online], Available at
at URL http://www.depkes.go.id/ U R L : h t t p : / / w w w. f i k . u i . a c . i d /
downloads/publikasi/ index.php?m=berita&s=list&id_kategori
Profil%20Kesehatan%20Indonesia% = 4&id_sub_kategori=5 , Accessed on
202008. pdf, Access on 18 November 24 November 2011.
2011 Universitas Jember (Unej), 2007, Program
Qatar Petroleum, Unpub, 2011, Procedure: Studi Ilmu Keperawatan, Ujian dan
Occupational Health Nursing Evaluasi, [Online], Available at URL:
Clinical Protocols. http://www.freewebs.com/ners_uj/
RRSTAR, 2011, Nursing Trends to Watch for ujianevaluasi.htm, Accessed on 24
in 2011 and Beyond, [Online], Available November 2011.
at URL: http://www.rrstar.com/ Universitas Pajajaran (Unpad), 2010, Fakultas
healthyrockford/x1471445121/Nursing- Ilmu Keperawatan, Pedoman
industry-trends-to-watch-for-in-2011- Penyelenggaraan Pendidikan Tahun
and-beyond, Accessed on 26 November Akademik 2010/2011, Online, Available
2011. at URL: http://www.unpad.ac.id/wp-
Stanhope and Lancaster, 2004, Community content/uploads/2005/10/Fakultas-Ilmu-
& Public Health Nursing. Sixth edition. Keperawatan1.pdf, Accessed on 19
Mosby: New Jersey November 2011.
STIKKU, 2011, Deskripsi Mata Kuliah Universitas Udayana (Unud), 2007,
Program Studi Ilmu Keperawatan, Pembinaan Karir Jabatan Dosen,
Online, Available at http:// Unpub, Online, Available at URL: http:/
www.stikku.ac.id/program-studi-di- /usph.files.wordpress.com/2007/08/
stikku/s1-ilmu-keperawatan/deskripsi- jenjang-dosen.pdf, Accessed on 19
ma t a - ku li a h - p r o g r a m- s t u d i- s 1 - November 2011.
keperawatan/, accessed on 19 WHO, 2010, A Framework for a Community
November 2011 Health Nur sing Education, Core
Suardi, R., 2005, Sistem Manajemen Concept Underlying Community
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Health Nursing Practice, Regional
PPM, Jakarta. Office of South East Asia, India, pp.1-
WHO, 2011, Occupational Health, Online, 39.
http: //www. who. int/
occupational_health/ en/ index. html,
Access on 18 November 2011.
Tambunan, T. 2006, The Development of
Industry and Industrialization Policy in
Indonesia Since the New Governance
Era tp the Post Crisis Period, Kadin
Indonesia-Jetro, November 2006, pp. 1-
6.
Universitas Airlangga (Unair), 2010, Fakultas
Keperawatan, Download Mata kuliah,
Keperawatan Jiwa dan Komunitas,
Online, Available at http://

Paradigma Baru Manajemen Occupational Health Nursing dalam Pembelajaran Community of Nursing 245

Anda mungkin juga menyukai