Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA/ OCCUPATIONAL HEALTH NURSING (OHN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah HIV/AIDS


Dosen Pengampu : Herlina Cantik

Disusun oleh kelompok 1 :


Aida Auliya Fazrin C1AA20005
Hilmi Mahesya Rohmah C1AA20041
Nabila Marsha Fadillah C1AA20061
Novia Andesa C1AA20069
Rendi Bayu Alamsyah C1AA20089
Resa Cahya Insani C1AA20091
Selvia Widayanti C1AA2010Q

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahNyalah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keperawatan Kesehatan Kerja/Occupational Healt
Nursing (OHN)” tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kep.KOMUNITAS I. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia industri semakin ketat. Di dalam negerimaupun di dunia
internasional. Persaingan ini menuntut perusahaanmengoptimalkan potensi karyawannya.
Karyawan yang berpotensial adalahkaryawan yang tidak hanya memiliki pengetahuan
ketrampilan dan sikapsebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan saja, namun juga
memilikikondisi badan serta jiwa yang sehat.Tujuan setiap industri adalah lancarnya bisnis
dengan perolehankeuntungan yang sebesar-besarnya.
Tujuan semacam ini mustahil tercapaitanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM)
yang maksimal dan prima.Perpaduan kompetensi dan kondisi fisik serta mental yang kuat
inilah yangdiharapkan mampu mendukung terealisasinya tujuan produksi suatu perusahaan.

International Labour Organization (ILO) dalam risetnyamenyimpulkan rata-rata perhari,


sebanyak 6000 buruh meninggal dunia(Suardi, 2005). Itu berarti setiap detik terdapat 1
orang yang meninggal dalamsetiap 15 detik.Suardi (2005) juga menyebutkan bahwa
kematian buruh prialebih banyak disbanding wanita, karena pria lebih banyak yang bekerja
disektor industri di mana ekspose terhadap hazards/risk lebih banyak
dibandingkaumwanita. Lebih dari itu, angka kematian di tempat kerja ini belumtermasuk
yang meninggal karena sakit yang disebabkan oleh ekspose hazards di tempat kerjanya,
semisal zat-zat kimia yang beracun (Suardi 2005).

Meningginya angka kematian, baik karena kecelakaan ataupunkesakitan di tempat kerja


ini, memperoleh perhatian serius ILO atau WHOsebagai badan dunia yang
bertanggungjawab memberikan rekomendasi dalam penaggulangannya. Baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif sertarehabilitative (ILO, 2011, Online; WHO, 2011, Online).
Masih menurut ILO 2011, Online), tragedi kematian tersebut pada prinsipnya dapat
dihindarimelalui penerapan kegiatan preventif, inspeksi serta pelaporan. ILOmengadopsi
tidak kurang dari 40 standard terkait dengan masalah keselamatandan kesehatan kerja (K3)
ini, yang dikenal dengan Codes of Practice (ILO,2011, Online). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu programyang dikemas.
untuk pekerja maupun pengusaha dan perusahaan sebagai upayamemaksimalkan
produksi dengan cara mencegah timbulnya kecelakaan serta penyakit akibat kerja (Lestari &
Trisuliyanti, n.d). Upaya ini dilaksanakandengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipasi apabila terjadi
kecelakaan dan penyakit (Lestari & Trisuliyanti, n.d). Dalam rekomendasi selanjutnya, amat
penting peranan karyawan turut serta berpartisipasi aktif serta bekerjasama baik antara
sesame karyawan maupun dengan manajemen. Bagi manajemen perusahaan, penyediaan
informasi akan langkah-langkah K3 inipun perludisampaikan melalui pelatihan yang tepat
(ILO, 2011, Online).
Dengan begitu, perusahaan yang baik adalah per usahaan yang benar- benar menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Karyawansangat membutuhkan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerjanya.Pemenuhan kebutuhan kesehatan ini
akan menimbulkan rasa aman sewaktumelakukan tugas dan tanggung- jawabnya pada saat
bekerja. Tenaga kerjayang sehat akan produktif. Memperhatikan hal tersebut di atas,
perawat,sebagai bagian integral profesi kesehatan, memiliki peranan yang vital dalamupaya
K3. Perawat adalah tenaga professional bidang kesehatan yang memiliki peranan yang amat
besar dalam upaya peningkatan kesehatan kerja serta pencegahan kecelakaan atau penyakit
yang ditimbulkan oleh pekerjaan.Mengingat perusahaan adalah bagian dari komunitas
masyarakat dalam ruanglingkup industri, maka dalam pelayanan kesehatan yang
menyeluruh, perawat perlu diikut-sertakan program-program K3 dalam pelayanan
kesehatan komunitas.
Sebagai tenaga kesehatan professional yang menduduki prosentaseterbesar di
Indonesia, disbanding tenaga kesehatan lainnya (Direktorat JendralBina Upaya Kesehatan,
2011), kepemilikan kompetensi yang terkait denganK3 sangat perlu, sebagaimana yang
disarankan oleh WHO (2011, Online).Sayangnya, tujuan ini, belum maksimal tercapai
(Hennessy at all, 2006). Darisegi pendidikan, dibutuhkan desain kurikulum tertentu yang
terkait denganintegrasi OHN yang proporsional dalam materi Komunitas
Keperawatan.Artikel ini bertujuan untuk menganalisa sejauh mana kebutuhan isi materi
occupational health nursing (OHN) yang perlu diselipkan dalam Mata KuliahKomunitas
Keperawatan (Community of Nursing) sebagai sebuah paradigma baru dalam pengkayaan
kompetensi perawat Indonesia di era pesatnya duniaindustri ini, (Hardy Syaifoel, juli 2015, “
paradigma baru manajemenoccupational health nursing dalam pembelajaran community of
nursing”
http:// ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatanm, 28 februari 2017).

BAB 3

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Perawat kesehatan kerja (Occupational Health Nursing) adalah praktik spesialis
yang ditujukan dan diberikan kepada para pekerja dan masyarakat pekerja yang
difokuskan pada upaya promosi, prevensi, dan restorasi kesehatan pekerja dalam
konteks keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja (AAOHN, 1994)
2. Di Indonesia sudah mulai berkembang pelayanan keperawatan pada kelompok
pekerja yang dilakukan oleh perawat kesehatan kerja, hal ini karena adanya
kesadaran para pengusaha untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pekerjanya.
Namun masih banyak perusahaan yang belum mempunyai perawat kesehatan
kerja secara khusus, oleh karenanya inilah yang menjadi tanggung jawab perawat
komunitas untuk melakukan pembinaan pada kelompok pekerja yang berada di
wilayah binaannya
3. Perawat dapat berperan sebagai provider, case manager, advokat, konsultan,
pendidik kesehatan, dan peneliti
4. Masalah kesehatan pada pekerja terjadi karena tidak ada keseimbangan interaksi
antara host, lingkungan, dan agent.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi mahasiswa
Akademi Keperawatan Batari Toja.
2. Bagi Mahasiswa
Semoga dengan makalah ini mahasiswa bisa memahami dan mempelajari lebih
dalam lagi tentang keperawatan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai