Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Kewirausahaan
1. Sistem Tradisional
Sistem  tradisional adalah dimana Anda mengembangkan system Anda
sendiri. Untuk mengembangkan sistem bisnis sendiri kita harus mempunyai
Pembimbing. Pembimbing adalah seseorang yang sudah melakukan apa yang Anda
ingin Iakukan dan berhasil dalam melakukannya. Iangan mencari penasehat.
Penasehat adalah orang yang memberi tahu cara melakukan tapi dia sendiri belum
melakukannya.
2. Bisnis Waralaba
Bisnis waralaba. Cara lain mempelajari sistem adalah dengan   membeli
sebuah usaha waralaba. Dengan membelinya Anda sudah membeli sebuah sistem
yang sudah berjalan, sudah dicoba serta sudah terbukti. Jika  membeli sebuah sistern
waralaba jadilah seorang "Employee". Lakukan persis  seperti yang mereka katakan.
Iangan rnenjadi "Self-employee" atau orang yang ingin melakukan dengan cara
mereka sendiri.
3. Pemasaran Jaringan
Pemasaran jaringan. Iuga disebut sebagai Multilevel atau Sistem distribusi
Langsung. Dimana Anda membeli dan menjadi bagian sebuah system yang sudah ada.
Untuk mengikuti bisnis jaringan atau waralaba yang bagus menurut Robert Kiyosaki :
Merupakan organisasi yang telah terbukti baik; dan mempunyai
catatan prestasi yang bagus serta sistem distribusi dan program kompensasiyang
sudah sukses selama bertahun-tahun. Mempunyai peluang bisnis yang bisa berhasil
Anda jalankan, yang bias Anda percayai, dan bisa Anda bagi dengan penuh keyakinan
dengan orang lain.
Mempunyai program pendidikan jangka panjang yang terus berlangsung yang
bertujuan mengembangkan Anda sebagai manusia. Rasa percaya diri mutlak
diperlukan disisi kanan Quadrant. Mempunyai program bimbingan yang kuat. Anda
ingin belajar dari para pemimpin, bukan penasihat. Orang-orang yang sudah menjadi
pemimpin disisi kanan quadrant dan yang ingin Anda berhasi]. Mempunyai orang-
orang yang Anda hormati dan sukai.
B. Ciri-ciri dan Persyaratan Wirausaha
Ciri-ciri wirausaha :
1. Percaya Diri    
Seorang pengusaha harus memiliki kepercayaan diri yang kuat. Segala sesuatu yang
telah diyakini dan dianggap benar harus dilakukan sepanjang tidak melanggar hukum
dan norma yang berlaku. Percaya diri merupakan sikap dan keyakinan untuk
memulai, melakukan, menyelesaikan, tugas atau pekerjaan yang dihadapi.
2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seorang wirusahawan harus fokus pada tugas dan hasil. Apapun pekerjaannya harus
jelas apa hasilnya. Apapun jenis usahanya, seberapa pun kerasnya usaha yang
dilakukan apabila ternyata tidak berhasil, maka tidak ada gunanya. Apa yang
dilakukan seorang wirausahawan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Keberhasilan pencapaian tugas tersebut sangat ditentukan pula oleh
motivasi berprestasi, berorientasi pada keuntungan, kekuatan dan ketabahan, kerja
keras, energik, serta berinisiatif.
3. Berani Mengambil Resiko
Setiap proses bisnis dan usaha memiliki resikonya masing-masing. Resiko usaha pasti
ada, tidak ada jaminan suatu usaha akan untung atau sukses terus-menerus. Oleh
karena itu, untuk memperkecil kegagalan usaha, maka seorang wirusahawan harus
mengetahui peluang kegagalan (dimana sumber kegagalan dan seberapa besar
peluang terjadi kegagalan). Dengan mengetahui sumber kegagalan, maka kita dapat
berusaha memperkecil resiko.
4. Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil ditentukan pula oleh kemampuan dalam memimpin.
Memberikan teladan, berpikir positif, tidak antikritik, dan memiliki kecakapan dalam
bergaul merupakan hal-hal yang sangat diperlukan dalam berwirausahawan.
Kepemimpinan bukan hanya memberikan pengaru pada orang lain atau bawahannya,
namun juga sigap dalam mengantisipasi setiap perubahan.
5. Berorientasi pada Masa Depan
Memiliki pandangan jauh dan bila perlu sudah tiba lebih dahulu pada masa depan
merupakan kemampuan yang biasanya ada pada setiap wirausahawan yang sukses.
Oleh karena memiliki pandanan yang jauh ke depan, maka wirausahawan akan terus
berupaya untuk berkarya dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru
dibandingkan yang ada saat ini. Pandangan ini menjadikan wirausahawan tidak cepat
merasa puas dengan hasil yang diperoleh saat ini, sehingga terus menerus mencari
peluang
6. Keorisinilan
Nilai keorisinilan dari semua yang dihasilkan oleh wirausahawan akan sangat
menentukan keberhasilan dalam mencapai keunggulan bersaing. Keorisinilan dan
keunikan dari suatu barang atau jasa merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang
diterapkan, mereka harus bertindak dengan cara yang baru atau berpikir sesuatu yang
lama dengan cara-cara baru.

Syarat Wirausaha:
Persyaratan dasar untuk menjadi seorang wirausaha dinamakan dengan 8K dan 7P.
8K meliputi kriteria sebagai berikut :
1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemauan, keuletan, dan ketekunan.
3. Kemampuan dan keahlian.
4. Kesempatan yang ada dan digunakan.
5. Keteraturan dan kecepatan kerja serta ketaatan (disiplin).
6. Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian.
7. Kesadaran sosial dan kemerdekaan.
8. Kapital dan keuangan.

Adapun yang dimaksud 7P adalah sebagai berikut.


1. Pendidikan.
2. Pengajaran dan atau latihan.
3. Penerangan, penyuluhan, dan bimbingan.
4. Pengelolaan dan perlindungan serta kepastian hukum.
5. Pendekatan strategis.
6. Penghayatan hakiki kehidupan.
7. Perbankan.

C. Sifat, Bentuk, dan Sumber Wirausaha


Sifat Wirausaha:
Seorang ahli ekonomi bernama McClelland menyebutkan bahwa, seorang
wirausahawan idealnya mempunyai sifat dan karakteristik sebagai berikut:
1. Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi merupakan suatu sifat yang bersumber dari dalam diri
seorang wirausahawan, yang muncul karena adanya keinginan serta dorongan untuk
berdaya dalam mencapai tujuan. Seorang wirausahawan harus memiliki insting bisnis
yang strategis, mampu menghasilkan keuntungan yang besar dan cepat..
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
Rasa tanggung jawab yang tinggi, menjadi hal penting yang harus dimiliki ketika
menjalankan kegiatan kewirausahaan.Sebuah komitmen terhadap suatu keputusan
yang diambil, ketika seorang wirausahawan membangun usaha, atau memutuskan
untuk menjadi wirausahawan, harus dijalankan penuh tanggung jawab
.Pertanggungjawaban ini berlaku untuk semua hal yang berkaitan dengan berjalannya
suatu usaha, seperti tanggung jawab terhadap usaha yang sudah dibangun, tanggung
jawab terhadap sumber daya yang ada,serta tanggung jawab terhadap pengelolaan
hasil usahanya.
3. Prarasa terhadap risiko-risiko menengah
Dalam kegiatan kewirausahaan, pasti memiliki berbagai capaian atau tujuan yang
ingin diraih.Proses untuk mencapainya, diperlukan tahapan-tahapan perencanaan
kerja yang matang.
Perencanaan ini disusun sebagai suatu strategi untuk menghadapi segala kendala yang
muncul ketika usaha tersebut berjalan. Dalam menyusun rencana kerja, harus dapat
diantisipasi pula resiko-resiko yang akan muncul, serta analisis terhadap penyebab
kegagalan usaha, atau tidak berkembangnya usaha.
4. Pemahaman terhadap sebuah keberhasilan
Ketika merumuskan tujuan kewirausahaan, pastinya harus diikuti dengan sebuah
keyakinan.Keyakinan inilah yang menjadi semangat seorang wirausahawan merasa
mampu mencapai target yang sudah direncanakan. Sebuah kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa apa yang telah diproduksi ini merupakan sebuah produk yang
berkualitas dan dapat diterima oleh masyarakat.
5. Rangsangan oleh umpan balik
Dalam perjalanan suatu usaha, masukan dari berbagai pihak, sangatlah diperlukan.
Masukan tersebut berupa umpan balik, sebagai sebuah penilaian terhadap suatu
produk yang dihasilkan. Penilaian ini bisa bermacam-macam, sesuai dengan apa yang
dirasakan oleh pelanggan.
Jika umpan balik ini berupa penilaian yang baik, maka wirausahawan dapat
mempertahankan, atau bahkan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Begitu juga, jika yang muncul adalah penilaian negatif, maka dengan cepat, sebagai
seorang wirausahawan, wajib mengevaluasi diri dan memperbaikinya, agar sesuai
dengan keinginan atau sesuai dengan selera pelanggan.
6. Aktivitas energik
Seorang wirausahawan harus memiliki semangat yang tinggi. Hal ini dibutuhkan
untuk menunjang segala proses aktivitas usaha yang telah dibangun.
7. Orientasi ke masa depan
Dalam merencanakan sebuah usaha, diharapkan tidak hanya untuk jangka pendek,
tetapi harus berorientasi jauh ke depan, bukan hanya masalah waktu, tetapi juga
kecenderungan terhadap inovasi, juga kecenderungan yang sedang dibutuhkan oleh
masyarakat pada masa pandemi ini.Wawasan untuk mampu merespon peristiwa-
peristiwa yang muncul, juga harus dimiliki oleh wirausahawan.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
Adanya sistem organisasi dalam perusahaan, merupakan hal yang sangat penting.
Seorang wirausahawan diharapkan memiliki keterampilan dalam pengorganisasian
perusahaan. Meski tanpa adanya karyawan di awal. Namun dalam perkembangannya,
sebuah usaha pasti akan membutuhkan karyawan sebagai pendukung usaha ini.
Pengorganisasian dalam perusahaan berfungsi sebagai sarana percepatan dalam
mencapai target, selain itu organisasi juga mempermudah koordinasi antar unit,
pembagian tugas dan wewenang, serta memperkecil resiko konflik internal dalam
tubuh perusahaan.
9. Sikap terhadap uang
Salah satu tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan usaha, adalah mendapat laba
bersih yang besar. Berarti, seorang wirausahawan harus menggunakan cara-cara yang
baik dan benar untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun yang tidak
boleh dilupakan, adalah pengelolaan keuntungan ini, pastinya adalah uang.
Keuntungan atas hasil usaha, hendaknya dikelola dengan baik. Jangan sampai,Tidak
dipungkiri bahwa keuntungan yang lebih adalah keinginan dari setiap wirausahawan.
Tetapi perlu diperhatikan juga dalam pengelolaan terhadap uang. Jangan sampai
keuntungan yang telah didapatkan disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

Bentuk Wirausaha
1. Badan usaha industri
Badan usaha industri adalah badan usaha yang pekerjaannya mengolah bahan mentah
menjadi bahan jadi yang siap dikonsumsi.
Proses pengelolaan bahan dasar tersebut merupakan proses pengolahan bentuk barang
jadi yang menimbulka banyak manfaat. Misalnya : badan usaha industri itu bergerak
pada industri logam, industri tekstil, industri sepatu, industri kerajinan tangan, industri
mobil, industri makana assembilang, dan sebagainya.
2. Badan usaha perniagaan
Badan usaha perniagaan adalah badan usaha yang pengelolaan usahanya membeli
barang-barang untuk dijual kembali tanpa mengubah sifat barang. Badan usaha
perniagaan merupakan badan usaha yang bergerak dalam aktivitas menyalurkan dan
menjual kembali dari produsen ke tangan konsumen. Contoh badan usaha tersebut,
antara lain ekspor-impor, grosir, agen, pedagang eceran dan sebagainya.
3. Badan usaha agraris
Badan usaha agraris adalah badan usah yang bergerak dalam pengolahan dalam usaha
tanah. Misalnya : pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan lain sebagainya.
Badan usaha agraris sangat erat hubungannya dengan keadaan alam, misalnya iklim,
cuaca, keadaan tanah dan sebagainya. Dengan perkataan lainnya, badan usaha agraris
itu merupakan badan usaha yang mengolah dan memanfaatkan bantuan alam,
sehinnga barang yang diolahnya itu banyak manfaatnya untuk kepentingan konsumen.
4. Badan usaha ekstraktif
Badan usaha ekstraktif adalah badan usaha yang mengolah dan mengelola penggalian,
mengambil, serta mengumpulkan kekayaan dari alam yang sudah tersedia
sebelumnya. Contoh badan usaha ekstraktif, antara lain : pertambangan, pembuatan
garem, pembuatan migas, dan sebainya. Barang-barang yang sudah tersedia dari
pertambangan, di antaranya timah, batu bara, minyak, aspal, perak, emas, tembaga,
seng, besi, baja, dan sebainya.
5. Badan usaha jasa
Badan usaha jasa adalah badan usaha yang aktivitasnya usahanya bergerak dalam
bidang pemberian atau pelayanan jasa pada konsumen. Badan usaha ini, hanya
memberikan atau menyewa jasa kepada orang lain atau badan usaha lainnya. Badan
usaha jasa, dapat dipisahakan menjadi badan usaha finansial dan badan usaha
nonfinasial :
6. Badan usaha finansial
Badan usaha finansial selalu bergerak dalam bidang pemberian atau pelayanan jasa-
jasa kredit uang. Contoh badan usaha finansial, antara lain : bank, koperasi, asuransi
dan sebagainya.
7. Badan usaha jasa nonfinansial
Badan usaha jasa nonfinansial, aktivitas memberikan pelayanan jasa-jasa lain diluar
pemberian kredit uang atau permodalan.
Badan usaha ini, diantaranya sebagai berikut :
a) Badan usaha persewaan, misalnya persewaan alat-alat pesta, persewaan gudang,
persewaan kendaraan, dan sebagainya.
b) Badan usaha jasa hiburan, mislanya bioskop, panggung kesenian, dan sebagainya.
c) Badan usaha profesi, mislanya jasa angkutan public, jasa dokter, jasa arsitek, dan
sebagainya.
d) Badan usaha pertanggungan, misalanya jasa asuransi, jasa bank, dan sebainya.

Sumber Wirausaha
1. Man (Manusia)
Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi
selain tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia dengan
faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat, baik dilihat dari konsepsi, filsafat,
maupun moral. Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai
tujuan perusahaan
2. Money (Uang)
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang
merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai oleh perusahaan.
3. Material (Fisik)
Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan,
tetapi membeli dari pihak lain. Untuk itu manajer perusahaan berusaha untuk
memperoleh bahan mentah dengan harga paling murah, menggunakan cara
pengangkutan yang murah dan membuat proses pengolahan seefisien mungkin.
4. Machine (Teknologi)
Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi. Setelah revolusi industri,
banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang
begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin semakin meningkat. Banyaknya mesin
baru yang ditemukan oleh para ahli memungkinkan peningkatan produksi sangat
tinggi.
5. Method (Metode)
Metode sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode
kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses
produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu
yang lama.
6. Market (Pasar)
Jika barang yang diproduksi tidak laku, proses produksi barang akan berhenti. Oleh
sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas barang harus
sesuai dengan selera konsumen dan harga terjangkau oleh daya beli konsumen.

Anda mungkin juga menyukai