Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ ENTREPRENEURSHIP ”

OLEH :

RIRIN AFRIANSYAH

NIM. 2209200414201017

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN AVICENNA


PROGRAM STUDI S 1 – KEPERAWATAN
TA. 2022-2023
PEMBAHASAN

1. SIFAT-SIFAT DAN MANFAAT ENTREPRENEURSHIP 


 Menurut Alma (2008), seorang entrepreneur memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Percaya diri
Sifat utama dari percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah
terombang ambing oleh pendapat dan saran orang lain, melainkan menggunakan
sebagian saran tersebut sebagai masukan. 
2. Berorientasi pada tugas dan hasil.
Sifat seorang entrepreneur tidak mengutamakan Prestige dahulu melainkan fokus
kepada prestasi yang ingin dicapai. 
3. Pengambilan resiko.
Ciri pengambilan resiko berpengaruh penting dalam dunia wirausaha yang penuh
dengan resiko dan tantangan.Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa
bagaimana seorang entrepreneur mengambil sebuah resiko dengan penuh
pertimbangan.
4. Kepemimpinan.
Dalam diri seorang entrepreneur mutlak memiliki jiwa kepemimpinan.Seorang
pemimpin yang baik harus mendengar saran dan kritik dari bawahannya demi
kemajuan kinerja perusahaan. 
5. Keorisinilan.
Yang dimaksud dengan orisinil disini adalah seorang entrepreneur tidak hanya
mengekor kepada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ide yang orisinil dan
mampu merealisasikan ide tersebut. 
6. Berorientasi kepada masa depan.
Seorang entrepreneur haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan.Sebab, sebuah
usaha bukan didirikan untuk sementara tetapi untuk selamanya.Untuk menyiapkan
visi yang jauh kedepan, entrepreneur perlu menyusun perencanaan dan strategi yang
matang. 
7. Kreativitas dan inovasi.
Kreativitas merupakan kemampuan mengembangkan ide yang baru, dan menemukan
cara yang baru dalam melihat peluang ataupun problem yang akan dihadapi. Inovasi
adalah kemampuan untuk menggunakan solusi kreatif dalam mengisi peluang
sehingga dapat membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat.

 Menurut Zimmerer dkk (2008), terdapat beberapa manfaat dari entrepreneurship,


yaitu sebagai berikut:

1. Peluang mengendalikan nasib sendiri. Memiliki atau memimpin perusahaan


memiliki kebebasan dan peluang bagi entrepreneur untuk mencapai tujuan penting
baginya. Entrepreneur ingin mencoba menenangkan hidup mereka dan mereka
menggunakan bisnis mereka untuk mewujudkan keinginan itu. 
2. Peluang melakukan perubahan. Semakin banyak entrepreneur yang memulai bisnis
karena mereka melihat peluang untuk melakukan perubahan yang menurut mereka
penting. Entrepreneur mempunyai cara untuk mengungkapkan wujud kepedulian
terhadap masalah-masalah sosial dan mempunyai keinginan untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik. 
3. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya. Bagi entrepreneur tidak banyak
perbedaan antara bekerja dan bermain,keduanya sama saja. Mereka mengetahui
bahwa batasan terhadap keberhasilan mereka adalah segala hal yang ditentukan oleh
kreatifitas, antusias dan visi mereka sendiri. 
4. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas. Walaupun uang bukan daya dorong
utama bagi entrepreneur, keuntungan dari bisnis merupakan faktor motivasi yang
penting untuk mendirikan perusahaan. Menurut penelitian dari Thomas Stanley dan
William Danko, kebanyakan dari entrepreneur mencapai dua pertiga dari jutawan
Amerika, sehingga entrepreneur adalah termasuk orang yang makmur. 
5. Peluang berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha.
Pemilik bisnis menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan
yang telah dilayani dengan setia. Peran penting yang dimainkan dalam lingkungan
setempat serta kesadaran bahwa kerja memiliki dampak nyata dalam meluncurkan
fungsi ekonomi merupakan sebuah imbalan. 
6. Peluang melakukan sesuatu yang disukai dan bersenang-senang dalam
mengerjakannya. Kebanyakan entrepreneur yang berhasil memilih dalam bisnis
tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Mereka membuat
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka
melakukannya.
2. TAHAPAN MANJADI ENTREPRENEURSHIP 
Proses entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan, dari
tantangan kemudian timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang
tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan tadi teratasi
dan terpecahkan. Menurut Suryana (2006), tahapan atau langkah-langkah
entrepreneurship pada seseorang adalah sebagai berikut:
1. Tahap memulai 
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat tantangan atau peluang usaha
baru dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan adanya keinginan untuk membuka
usaha baru. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri, atau jasa atau usaha yang lain.
2. Tahap melaksanakan usaha 
Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek: menjalankan bentuk usaha, pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko
dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Tahap mempertahankan usaha 
Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
untuk mengatasi segala masalah dan hambatan dalam menjalankan usahanya.
Entrepreneur yang berhasil adalah yang mampu mempertahankan usahanya dari
segala hambatan, tantangan, dan masalah yang ada sehingga usahanya dapat berjalan
dengan lancar.
4. Tahap mengembangkan usaha 
Tahap ini adalah di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan dan inovasi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya bisa dengan memperbanyak relasi,
memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan,
memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas, menambah pelayanan,
menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini entrepreneur melakukan kontribusi
ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam dan lingkungan. Dari
manfaat pengembangan usaha ini dapat diperoleh secara jelas, kontribusi untuk
masalah lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan tenaga kerja.
3. FAKTOR YANG MERUGIKAN WIRAUSAHA
Saat baru memulai, mungkin kamu juga merasa khawatir dengan adanya kata-kata
kegagalan dalam usaha. Namun, hal itu tidak seharusnya membuat kamu ragu untuk
berbisnis. Berikut ini faktor-faktor yang memicu kegagalan dalam wirausaha yang perlu
dihindari agar usaha tetap lancar.
1. Tidak memiliki manajemen yang baik
Ketika kamu masih menjadi karyawan, mungkin terasa bahwa berdagang adalah hal
mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Mengatur perusahaan cukup sulit, apalagi
bagi orang yang tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik. Saat memulai
wirausaha, baik besar atau pun kecil, perlu ketelitian, konsistensi, dan manajemen
waktu yang baik. Kalau kamu membuka bisnis tidak konsisten dan produk yang
dijual tidak selalu tersedia, bukan tidak mungkin usaha yang sudah dirintis berujung
kegagalan.
2. Tidak berkembang dalam perencanaan keuangan
Tujuan membuka bisnis adalah mendapatkan untung dari produk dan jasa yang
dijual. Bila kamu tidak memiliki kemampuan perencanaan keuangan yang baik,
bisnis yang kamu jalankan bisa gagal. Selama membuka bisnis, kamu perlu belajar
mengelola keuangan, seperti pendapatan dan pengeluaran. Kamu juga perlu menjaga
pengeluaran tidak lebih besar dari pengeluaran karena ini menjadi faktor kegagalan
dalam wirausaha. Bila kamu tidak memiliki perencanaan keuangan yang matang dan
cenderung berantakan, bisa membuat bisnis rugi bahkan bangkrut. Tentu kamu tidak
ingin hal buruk ini terjadi, ‘kan?
3. Tidak menjual produk sesuai target pasar
Sebelum memutuskan untuk membuka bisnis, kamu sangat perlu melakukan survei
tentang barang yang akan dijual. Sebagai contoh, ingin membuka bisnis stiker, kamu
harus tahu siapa saja yang bakal membeli stiker. Selain itu, kamu juga perlu riset
gambar apa saja yang disukai oleh target pasar dari stiker yang dijual. Apakah
gambar tokoh kartun, film, musik, atau bentuk makanan. Tidak perlu melakukan
survei besar, kamu bisa melakukan survei kecil-kecilan lewat akun media sosial
pribadi tentang kebutuhan pasar. Apa saja yang mereka inginkan dan tanyakan
pendapat tentang bisnis yang akan kamu lakukan. Bila tidak melakukan survei kecil-
kecilan, barang dagangan kamu akan terbuang sia-sia tanpa ada yang membelinya.
Maka dari itu, tidak menjual produk sesuai target pasar bisa menjadi faktor kegagalan
seseorang dalam menjalani wirausaha.
4. Tidak melakukan inovasi
Pada satu titik, kamu pasti pernah merasa nyaman dengan bisnis yang dijalankan.
Semua berjalan mulus, tidak ada masalah distribusi, target pasar, modal, sampai
keuntungan. Namun, jangan terlena karena dunia bisnis mudah berubah. Kalau kamu
tidak melakukan inovasi terbaru, bukan tidak mungkin bisnis bisa kalah dari pesaing
yang lebih pintar dalam mengikuti tren pasar. Meski terkesan terlalu ikut-ikutan,
tidak ada salahnya untuk riding the wave agar bisnis kamu mendapat pasar
baru. Inovasi produk menjadi salah satu bagian dalam mengembangkan usaha kamu,
bukan hal yang menghabiskan dana. Kamu bersama tim bisa mendiskusikan inovasi
yang sesuai dengan visi misi bisnis, sehingga tidak terjerumus dalam faktor
kegagalan wirausaha.
5. Kurang telaten terhadap peralatan 
Saat membuka bisnis, kamu akan membeli peralatan penunjang usaha, seperti laptop
dan mesin pencetak struk belanja. Kalau kamu membuka bisnis kedai kopi, tentu
membutuhkan coffee maker dan segala printilan untuk membuat kopi. Membeli
peralatan penunjang usaha harus dibarengi dengan perawatannya, sehingga bisnis
bisa berjalan lancar tanpa kendala teknis. Masalah teknis yang terkesan sepele seperti
laptop rusak dan data hilang juga bisa jadi faktor kegagalan dalam wirausaha,
terutama jika berlangsung lebih dari satu kali. 
6. Memilih lokasi yang kurang strategis
Kalau kamu membuka bisnis atau tempat usaha secara fisik, memilih lokasi yang
strategis adalah hal sangat penting. Usaha kamu tidak akan berjalan dengan baik bila
salam memilih lokasi dan tidak sesuai target pasar. Ambil contoh, membuka bisnis
alat tulis kantor dan fotokopi. Lokasi yang paling bagus adalah dekat sekolah dan
perkantoran. Kalau kamu membuka bisnis fotokopi di tempat yang jauh dari
keramaian, anak sekolah, dan perkantoran, jelas akan sia-sia.  Meski orang sedang
butuh produk dan jasa yang kamu jual, lokasi bisnis terlalu jauh dari target pasar
adalah faktor kegagalan usaha yang perlu kamu hindari. Ini juga berlaku untuk kamu
yang berjualan online terutama jasa pengiriman barang jauh dari tempat tinggal.
7. Tidak konsisten dan serius
Butuh keseriusan dan konsistensi dalam berbisnis, sehingga kamu tidak bisa
mengandalkan mood dalam menjual produk dan jasa. Kalau tidak konsisten dan
kurang serius dalam menjalani bisnis, kamu akan sulit menentukan skala prioritas
dalam manajemen waktu. Sebagai contoh, kamu masih bekerja dan menyambi
dengan bual mainan anak, tetapi tidak serius dan konsisten dalam berdagang. Secara
tidak langsung, kamu akan menyalahkan pekerjaan yang sedang dijalani karena
bingung dengan skala prioritas. Padahal, kalau menelusuri lebih jauh, kamu bisa
menjalankan bisnis sambil bekerja asalkan keduanya berjalan dengan keseriusan
tinggi. 
8. Ragu dalam mengambil risiko
Bisnis adalah sesuatu yang penuh risiko, kamu bisa untung secara cepat tetapi hari
berikutnya hasil dapat berbeda. Saat ingin berinovasi, kamu bisa merasa ragu karena
bisnis sedang dalam keadaan stabil. Padahal, inovasi dalam usaha adalah hal yang
penting. Hal-hal yang berisiko memang menjebak, hasilnya bisa sangat bagus atau
buruk sekali. Bila ingin mencoba, buat daftar hal-hal yang kurang berisiko sampai
paling berisiko. Kamu bisa memilih dari yang risikonya rendah sebagai percobaan.
9. Sulit memenuhi keinginan konsumen
Pernah merasa sulit memenuhi keinginan konsumen terhadap produk? Bila dibiarkan,
ini bisa menjadi faktor kegagalan dalam wirausaha. Pasalnya, kebutuhan konsumen
bisa menjadi masukan bagi kemajuan usaha. Menjadi idealis adalah hal ideal, tetapi
bisnis tidak akan jalan tanpa pasar dan konsumen. Maka dari itu, kamu tetap perlu
mendengarkan pendapat dan masukan dari pembeli agar bisa menyediakan yang
mereka butuhkan. Tidak perlu melakukan semua masukan dari konsumen. Kamu bisa
sesuaikan masukan dan keinginan konsumen dengan visi misi bisnis agar tidak
terlalu bertabrakan dan mengganggu stabilitas usaha.
10. Tidak belajar dan sering dengar kata-kata kegagalan dalam usaha
Sebagai manusia, kamu tidak akan berhenti belajar termasuk saat berbisnis. Faktor
kegagalan dalam wirausaha adalah pebisnis yang tidak mau belajar dari orang lain
atau salah pilih guru. Padahal, kamu bisa mendapatkan ilmu baru dari pebisnis lain
untuk memajukan usaha. Kamu perlu memilih guru atau mentor yang tepat dan
memiliki visi misi sejalan sebagai pebisnis agar usaha lebih maju. Jangan takut
dengan kata gagal jika sudah mempersiapkan antisipasinya. Dengan begitu, usaha
yang dijalani akan terus berkembang dengan baik.
4. BAGAIMANA MEMILIH USAHA YANG MENGUNTUNGKAN
Dalam berbisnis, lokasi menjadi faktor terpenting. Pasalnya, hal ini juga menjadi penentu
keuntungan yang didapat nantinya, selain faktor pemasaran dan produk. Semakin
strategis lokasi bisnis yang Anda pilih, maka keuntungan pun bisa semakin tinggi.
Berbeda jika lokasinya berada di tempat yang tidak strategis, bisa jadi kerugianlah yang
akan Anda dapat.
Seperti yang dikatakan oleh Richard Branson, yaitu “Kesempatan bisnis itu seperti bus;
selalu ada bus lain yang akan menyusul.” Salah memilih tempat usaha, maka
kemungkinan kompetitor lain akan menyusul dan mengalahkan Anda. Tentunya Anda
tidak mau, kan? Jadi, mulailah memilih tempat usaha yang strategis dengan enam
pertimbangan berikut:
1. Perhatikan Kepadatan Penduduk dan Tingkat Keramaian Sekitar Tempat Usaha
Lokasi dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan keramaian yang padat menjadi
faktor utama dalam memilih lokasi. Tempat usaha yang strategis tentu dibarengi
dengan banyaknya orang yang tinggal di sekitar lokasi. Hal ini, akan membawa
keuntungan pada bisnis. Pertama, orang kenal apa yang menjadi produk usaha Anda.
Semakin banyak orang tahu, semakin tinggi pula hasil penjualan yang didapat.
Kedua, dengan lokasi bisnis ada di tempat berpenduduk banyak, maka bisa
dipastikan akses untuk menuju lokasi pun mudah. Ketiga, pembeli mudah percaya
dengan bisnis yang lokasinya gampang dijangkau ketika mau dikunjungi.
2. Amati Usaha-Usaha yang Mendukung di Sekitar Lokasi
Apa pun usahanya, tentu harus mempertimbangkan hal ini. Usaha-usaha lain yang
mendukung bisa menyangkut warung makan atau toko kelontong penyedia
kebutuhan kecil. Anda tidak mau kan, kelaparan sepanjang hari hanya karena di
sekitar lokasi usaha tidak terdapat warung makan? Sekalinya ada, jauh sekali. Cek
usaha apa saja yang ada di sekitar lokasi. Minimal, ada satu warung makan atau toko
kelontong. Jadi, jika sewaktu-waktu Anda membutuhkan sesuatu, tinggal berjalan
kaki untuk membelinya. Hal tersebut dapat memberi keuntungan jika bisnis yang
digeluti ada di bidang properti seperti rumah kost. Sudah pasti, adanya warung
makan dan toko kelontong yang dekat lokasi menjadi pertimbangan pertama calon
pembeli sebelum lanjut ke transaksi.
3. Pilihlah Tempat Usaha yang Strategis dengan Kompetitor Rendah
Semakin sedikit kompetitor di area lokasi, semakin menguntungkan, bukan? Jadi,
pilihlah lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah, atau justru belum ada sama
sekali. Tentu lebih menguntungkan jika Anda yang pertama kali memulai bisnis di
tempat tersebut. Strategi ketiga ini berhubungan dengan kejelian Anda mengamati
keadaan sekitar. Semakin jeli dan kreatif, maka Anda akan menemukan tempat usaha
yang strategis dengan tingkat kompetisi rendah. Pasalnya, usaha yang tengah Anda
bangun adalah sesuatu yang di luar pemikiran orang-orang.
4. Sesuaikan dengan Bujet
Menurut Henry Ford, “Bisnis yang hanya tentang uang adalah bisnis yang jelek.”
Memang benar adanya. Jika Anda hanya mengejar keuntungan tinggi dan angan-
angan akan mendapat hasil banyak dengan memilih lokasi usaha di pinggir jalan,
tanpa memperhitungkan faktor keuangan, sudah pasti bisnis tidak akan berkembang.
Bukannya jalan, yang ada malah berhenti. Karena apa? Tidak ada bujet yang cukup
untuk membeli atau menyewa bangunan tersebut. Sesuaikan dengan porsi yang tepat.
Yang terpenting adalah bagaimana Anda merencanakan bujet yang sesuai dengan
kemampuan Anda. Berbicara soal lokasi usaha, memang semakin strategis lokasinya
harganya bisa semakin tinggi. Untuk itu, atasi solusi bisnis tanpa batas
bersama Pegadaian lewat program Gadai Bisnis untuk keperluan ekspansi dan
peluang bisnis sampai dengan modal usaha. Sebagai fitur perluasan Kredit Cepat dan
Aman, Gadai Bisnis menawarkan pendanaan bisnis dengan proses yang mudah,
cepat, dan aman. Anda bisa mendapatkan pinjaman mulai dari 100 juta rupiah dengan
menyerahkan barang jaminan berupa emas perhiasan dan emas batangan/lantakan.
Gadai pun bisa diulang dan dicicil dengan plafon uang pinjaman sebesar 86,5% dari
nilai taksiran barang jaminan.
5. Cari yang Dekat dengan Target Pasar
Tidak mungkin jika target pasar adalah pekerja kantoran yang mencari kos, tetapi
lokasi bisnis ada di wilayah pinggir yang jauh dari area perkantoran? Jadi, tentukan
sasaran penjualan terlebih dahulu sebelum memilih lokasi. Pilih lokasi yang dekat
target, jika ingin bisnis sukses.
6. Cek Prosedur Perizinan Bisnis di Lokasi Usaha Berada
Sebelum memutuskan, alangkah baiknya Anda cek dulu bagaimana perizinan bisnis
di lokasi yang ingin ditempati. Jika susah, lebih baik tinggalkan. Cari lokasi lain.
Pasalnya, perizinan yang rumit dan terkesan mempersulit hanya akan menghambat
bisnis. Tentu Anda tidak mau kan, usaha sudah berjalan tapi perizinan belum beres?
Akibatnya, Anda tidak akan bisa mengikuti proyek besar milik pemerintah jika hal
itu terjadi. Bukannya untung, rugilah yang akan didapat.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologi kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.Wira berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.
Jadi Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas
merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. Orang yang
melakukan wirausaha disebut Wirausahawan.
Sedangkan Kewirausahaan adalah :
1. Suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
2. Sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan
yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi, dan produk baru.

B. Saran
Berwirausaha merupakan sebuah pilihan yang tepat dalam hidup karen selain untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup kita dimasa depan , berwirausaha juga melatih kita
untuk hidup mandiri dan bersosial serta secara tidak langsung membantu perekonomian
negara ini.
Saran penulis manakala kita atau siapa saja yang hendak berwirausaha agar
mematangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha, baik itu mental,
prospektif usaha maupun strategi pemasaran serta pengelolaan usaha tersebut agar
tingkat kegagalan usahanya sangat kecil sehingga usaha tersebut bisa berjalan dengan
lancar dan sukses. Tingkat kesuksesan wirausaha tidak hanya dari keberanian mereka
untuk mengambil resiko atau nekad akan tetapi persiapan yang matanglah yang
dibutuhkan para wirausahawaan saat ini.
Sifat teladan sorang wirausahawan memang harus dimiliki oleh seluruh manusia, karena
hampir seluruh wirausahwan mereka memiliki kecakapan hidup yang baik, mereka
memiliki sifat kepemimpinan , kreatif dan inovatif, jujur, bertanggung jawab, pantang
menyerah dan lain-lain. Maka oleh karena itu banyak sekali yang harus kita teladani dari
seorang wirausahawan.

Anda mungkin juga menyukai