Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh:
Arifin (B1E121014)

PROGRAM STUDI D3-OPTOMETRI


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
MAKASSAR
2023
A. Ciri-Ciri Wirausahawan
Berwirausaha tidak selalu dapat memberi hasil sesuai dengan harapan
maupun keinginan wirausahawan. Hal tersebut disebabkan karena tidak sedikit
wirausahawan mengalami kerugian hingga bangkrut. Kondisi tersebut tidak
selamanya terjadi, dimana banyak juga terdapat wirausahawan yang sukses
dengan ketekunannya. Kasmir (Hamali & Budihastuti, 2017) menyatakan
bahwa terdapat beberapa ciri-ciri wirausahawan yang sukses, antara lain:
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas, dimana berfungsi untuk memprediksi
kemana langkah serta arah yang akan dituju agar dapat mengetahui apa
yang akan dilakukan oleh wirausahawan.
2. Inisiatif dan selalu proaktif merupakan ciri yang mendasar pada
wirausahawan yang tidak hanya menunggu suatu hal terjadi, melainkan
lebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor pada beragam
kegiatan,
3. Berorientasi pada prestasi, yaitu wirausahawan yang sukses adalah
individu yang selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada
sebelumnya. Mutu dari suatu produk, pelayanan yang diberikan, maupun
kepuasan pelanggan adalah perhatian utama dari wirausahawan. Selalu
melakukan evaluasi dan harus lebih baik dari sebelumnya setiap waktu
terhadap segala aktivitas usaha yang dijalankan.
4. Berani mengambil risiko adalah sifat yang harus dimiliki oleh
wirausahawan kapanpun dan dimanapun, baik berupa waktu maupun
materi (uang).
5. Kerja keras, yakni jam kerja wirausahawan tidak terbatas pada waktu,
dimana ada peluang di situ ada wirausahawan. Wirausahawan akan selalu
terdorong untuk bekerja keras dalam merealisasikan ide-ide barunya dan
tidak ada kata sulit, serta tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggung jawab pada segala aktivitas yang dijalankan baik sekarang
maupun akan datang. Tanggung jawab wirausahawan tidak hanya berupa
material, namun juga moral terhadap berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu merupakan
kewajiban yang harus segera ditepati dan direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak
secara langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan
baik yang perlu dijalankan, yaitu kepada para pelanggan, pemerintah,
pemasok, dan masyarakat luas.
Eman (Hamali & Budihastuti, 2017) mengemukakan bahwa terdapat ciri
lain dari wirausahawan yang dirumuskan melalui akronim EMAN
SUHERMAN, yaitu:
1. Energik yang berarti cekatan, dimana wirausahawan harus gesit
melakukan tugas dan pekerjaannya. Setiap hal yang dilakukan harus cepat,
cermat, serta tepat tapi tidak tergesa-gesa. Berdasarkan hal tersebut semua
kegiatan yang dilakukan selalu berdasarkan perencanaan yang matang dan
sudah disiapkan dengan seksama.
2. Modern, dimana wirausahawan patut modern sesuai dengan tuntutan
zaman khususnya dalam bersikap, berpikir, serta bertindak. Wirausahawan
yang modern adalah individu yang tinggi ilmu dan mempunya
pengetahuan maupun wawasan yang luas. Ciri dari wirausahawan yang
modern, yakni berpendidikan dan berbudaya berdasarkan dari sikap yang
bijak serta perilaku yang sopan dan santun terhadap siapa saja.
3. Antisipatif, yaitu wirausahawan patut mempunyai kemampuan dalam
menghadapi situasi yang terjadi, kondisi lingkungan yang ada, serta
toleransi dengan individu yang ada disekitar.
4. Naturalitatif, dimana wirausahawan wajib memiliki sifat yang
naturalitatif. Hal tersebut dapat membuat wirausahawan dapat tampil
secara objektif, jujur, apa adanya, serta tidak dibuat-buat dalam menyikapi
berbagai hal terutama dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
5. Smart
a. Specific dimana wirausahawan cerdas harus fokus terhadap hal-hal
yang khusus;
b. Measurable, dapat terukur yaitu wirausahawan cerdas harus dapat
melakukan hal yang hasilnya dapat terukur;
c. Attainable, dapat tersedia pada berbagai hal yang dibutuhkan yakni
wirausahawan yang cerdas harus mampu menyediakan berbagai hal
yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan;
d. Real base, berdasarkan kenyataan yang berarti agar menjadi
wirausahawan cerdas maka harus bersikap dan berperilaku sesuai
dengan kenyataan;
e. Time atau time management, yaitu wirausahawan yang cerdas harus
mampu mengelola waktu dengan baik;
6. Urgent, wirausahawan harus menganggap siapa saja khususnya mitra
kerjanya merupakan orang penting. Seorang wirausahawan harus memiliki
prinsip ‘lebih baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik’.
7. Humanity, wirausahawan harus selalu siap dalam membantu dan bekerja
sama dengan mitranya, penuh pertimbangan namun tidak ragu dalam
mengambil keputusan. Wirausahawan juga harus dapat menaruh rasa
hormat pada individu lain secara harmonis dan proporsional, serta tidak
ada rasa ingin dihormati yang berlebihan.
8. Empathy, wirausahawan harus memiliki empati atau kemampuan
merasakan apa yang dirasakan individu lain khususnya karyawannya.
9. Rational, wirausahawan harus rasional dalam melaksanakan tindakannya,
tidak boleh emosional dalam bertindak. Hal tersebut dapat membahayakan
kelangsungan karir sebagai wirausahawan apabila emosional.
10. Motivation, wirausahawan harus memiliki motivasi positif dengan cara
mengarahkan tujuan untuk mengembangkan karir dan menata bisnisnya
agar semakin meningkat. Seorang wirausahawan harus mampu melihat
individu lain terutama pada calon konsumen dari sisi ‘kelebihannya’ serta
meyakini bahwa setiap individu memiliki kekurangan maupun kelebihan
sendiri.
11. Attention, wirausahawan harus mampu memberikan perhatian terhadap
siapapun secara proporsional khususnya pada mitra kerjanya. Hal yang
dapat dilakukan yaitu dengan bersikap ramah terhadap siapa saja.
12. Need, seorang wirausahawan membutuhkan individu lain atau
membutuhkan mitra kerja. Hal tersebut karena tanpa adanya mitra kerja
menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Meredith (Suharyadi, Nugroho, K, & Faturohman, 2007) menjelaskan
ciri-ciri wirausahawan, yaitu:
1. Percaya diri
Wirausahawan harus mempunyai kepercayaan diri. Segala sesuatu
yang sudah diyakini dan dipandang benar patut untuk dilakukan selama
tidak melanggar hukum maupun norma yang berlaku. Percaya diri adalah
sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, serta menyelesaikan
tugas atau pekerjaan yang dihadapi.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Wirausahawan harus fokus pada tugas dan hasil, segala yang
dikerjakan harus jelas hasilnya. Semua yang dilakukan wirausahawan
adalah usaha dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Keberhasilan
dalam mencapai tujuan sangat bergantung pada motivasi berprestasi,
berorientasi terhadap keuntungan, kekuatan maupun ketabahan, kerja
keras, energik maupun inisiatif yang dimiliki.
3. Berani mengambil risiko
Setiap proses bisnis memiliki risikonya masing-masing. Risiko usaha
yang dijalankan pasti ada, tidak ada jaminan pada suatu usaha akan
memberikan keuntungan atau kesuksesan secara terus-menerus. Usaha
yang dapat dilakukan oleh wirausahawan untuk memperkecil kegagalan
adalah dengan mengetahui peluang atau sumber kegagalan. Hal tersebut
berguna untuk memperkecil risiko.
4. Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil dapat ditentukan dari kemampuan dalam
memimpin atau kepemimpinan. Hal yang sangat diperlukan dalam
berwirausaha adalah mampu memberikan teladan, berpikir positif, tidak
anti kritik, serta memiliki kecakapan dalam bergaul. Kepemimpinan dan
kepeloporan yang dimiliki tidak hanya berpengaruh untuk individu lain
atau bawahan, namun juga membantu untuk sigap dalam mengantisipasi
setiap perubahan. Menjadi pemimpin harus mampu menghadapi
perubahan yang terjadi dengan meluncurkan produk baru lebih dulu,
menjadi pelopor dalam menciptakan produk yang unggul, serta mampu
memberikan nilai tambah yang berbeda daripada para pesaing.
5. Keorisinilan
Nilai keorisinilan dari semua yang dihasilkan wirausahawan sangat
menentukan keberhasilannya dalam mencapai keunggulan dalam bersaing.
Keorisinilan dan keunikan dari sebuah barang atau jasa adalah hasil
inovasi maupun kreativitas yang diterapkan. Wirausahawan harus mampu
bertindak dengan cara baru atau harus mampu menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda.
6. Berorientasi pada masa depan
Kemampuan yang selalu ada pada setiap wirausahawan sukses adalah
memiliki pandangan yang jauh kedepan dan jika perlu sudah sampai lebih
dahulu pada masa depan. Memiliki pandangan yang jauh kedepan
membuat wirausahawan agar terus berupaya dalam berkarya dengan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang ada saat ini.
Pandangan tersebut membuat wirausahawan tidak cepat merasa puas
terhadap hasil yang didapatkan saat ini, sehingga terus mencari peluang
baru.
Selain ciri-ciri yang telah disebutkan diatas Kusnanto, dkk (2022)
menyatakan bahwa terdapat beberapa penggolongan ciri-ciri wirausaha yang
baik, sebagai berikut:
1. Ciri-ciri wirausaha yang mandiri
a. Kejujuran dan kelihaian berjalan beriringan
b. Kontrol diri maupun kepercayaan diri
c. Bermoral tinggi
d. Realitas serta mandiri
e. Ide tidak ingin menjadi individu lain
f. Berbakti secara konsisten
g. Memiliki kemampuan dalam memengaruhi emosi individu lain atau
keterikatan emosional yang kuat
h. Tepat waktu
i. Fokus terhadap sisi yang lebih cerah dan lakukan yang terbaik
j. Menghindari perilaku tidak bertanggung jawab mengingat adanya
potensi bahaya
k. Sensitif maupun intuitif pada kebutuhan individu lain
l. Dapat bekerja sama dengan baik dengan individu lain, serta diterima
oleh masyarakat
m. Mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan baik dalam
kelompok
n. Menginspirasi untuk dirinya sendiri, serta semua orang yang ada di
sekitar.
o. Berpikir pasti ada jalan keluar dari situasi yang dihadapi atau problem
solver
p. Tidak berpuas diri dalam mengejar kinerja hebat atau prestasi tinggi
q. Dapat merencanakan, bertindak, serta mencapai tujuan
r. Memiliki pandangan yang jauh dan visioner
s. Tekad dan kompas moral yang kuat terlihat jelas
t. Berintegritas yang kuat atau bukan angan-angan
u. Selalu berusaha memperbaiki keadaan, tidak menyerah di tengah jalan
2. Ciri-ciri wirausaha dalam kehidupan sehari-hari
a. Memiliki karakter yang lebih maju dari segi sikap, perilaku, serta
mental
b. Memiliki cara dalam menyikapi kegagalan
c. Pemikiran yang jauh kedepan
d. Lingkungan sehari-hari
e. Bagaimana wirausahawan bertindak
f. Kreativitas
g. Mampu menghadapi dan mengatasi masalah psikologis dan
spiritualnya sendiri
h. Mampu menarik keberuntungan dan kebijaksanaan
i. Mampu mengumpulkan uang dan bermitra dengan individu lain atau
mitra lain
j. Mampu menciptakan visi jangka panjang dan tujuan bisnis jangka
pendek
k. Mampu memotivasi diri sendiri
l. Mampu mengatur hari kerja sendiri
B. Kepribadian Wirausahawan
Hamali dan Budihastuti (2017) menjelaskan bahwa seorang
wirausahawan perlu mengenali kepribadiannya sendiri untuk mencapai
kesuksesan dalam bisnisnya dengan memahami atribut kepribadian yang ada
dalam diri wirausahawan, antara lain:
1. Daerah pengendalian (locus of control)
Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana individu merasa
yakin apabila tindakannya akan berpengaruh terhadap imbalan yang akan
diterima. Terdapat dua daerah pengendalian kepribadian, yakni internal
(locus of control internal) dan eksternal (locus of control external). Locus
of control internal adalah kepribadian individu yang meyakini bahwa
segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh dirinya sendiri.
Berbeda dengan locus of control external merupakan keyakinan individu
bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya disebabkan oleh
lingkungan seperti nasib atau keberuntungan.
2. Paham otoritarian
Sifat kepribadian otoritarian merupakan bentuk kepribadian yang kaku
dimana individu yang memandang individu lain secara berbeda baik dari
segi kedudukan dalam organisasi. Bentuk kepribadian ini juga melakukan
eksploitasi atau pemanfaatan untuk keuntungan sendiri dari individu yang
memiliki status di bawahnya atau lebih rendah. Individu juga selalu curiga
dan menolak perubahan yang terjadi.
3. Orientasi prestasi
Orientasi prestasi adalah karakteristik kepribadian yang bisa
digunakan untuk meramal perilaku individu lain.
4. Introversi dan ekstroversi
Introversi adalah sifat kepribadian individu yang cenderung
menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan
dari pikiran dan perasaannya sendiri. Individu dengan introversi cenderung
menarik diri. Sedangkan ekstroversi merupakan sifat kepribadian individu
yang cenderung mengarahkan perhatian terhadap individu lain dan
menghasilkan kepuasan dari stimulus yang ada di lingkungannya. Individu
dengan ekstroversi lebih membuka diri dengan individu lain, peristiwa
maupun benda yang ada disekitar.
5. Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses memerhatikan dan menyeleksi,
mengorganisasikan, serta menafsirkan stimulus lingkungan. Faktor-faktor
yang memengaruhi persepsi, yaitu:
a. Ukuran
b. Intensitas
c. Frekuensi
d. Kontras
e. Gerakan
f. Perubahan
g. Baru
h. Unik
Kepribadian juga didefinisikan sebagai sistem sikap dan perilaku yang
didasari oleh struktur yang unik serta diekspresikan melalui tampilan fisik, mental
maupun sosial dalam dinamika interaksi yang penuh semangat dengan
lingkungannya. Kepribadian wirausahawan yang baik wajib meliputi lima unsur,
antara lain:
1. Sistem
Sistem yang mencakup kumpulan elemen-elemen sebagai masukan yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lain, serta tidak dapat dipisahkan
pada suatu proses untuk menghasilkan keluaran yang berdampak terhadap
umpan balik yang muncul untuk melakukan perbaikan.
2. Sikap dan perilaku
Sikap diartikan sebagai kecenderungan individu untuk menghasilkan
perilaku atau melakukan tindakan. Perilaku adalah ekspresi atau pernyataan
dari sikap yang berupa tindakan. Sikap berada pada taraf psikologis dan
implisit atau tidak tampak. Perilaku tampak dari luar, eksplisit, serta posisinya
bersifat biologis.
3. Struktur kepribadian yang unik
Unsur ini adalah aspek dasar kepribadian yang membentuk energi
psikologis yang berakhir pada terbentuknya energi kinetis. Keunikan terjadi
saat wirausahawan berinteraksi dengan lingkungannya. Ciri khas yang terjadi
disebabkan karena terdapat dinamika interaksi yang dinamis.
4. Tampilan fisik, mental, serta sosial
Kepribadian dari wirausahawan akan tampak maupun tersembunyi, serta
terlihat baik atau tidak saat timbul pada tampilan fisik, mental serta sosial
individu dan didapatkan melalui pemahaman dari lingkungannya. Tampilan
fisik terdiri dari:
a. Penampilan sehari-hari (berpakaian, berbicara, dll)
b. Kesehatan
c. Tinggi, berat, serta bentuk badan
d. Kepemilikan
Tampilan mental terdiri atas:
a. Sikap terhadap individu lain
b. Ilmu pengetahuan, serta teknologi yang dikuasai
c. Wawasan maupun keterampilan atau keahlian yang dimiliki
d. Status, peran, fungsi dan profesi yang disandang
Tampilan sosial secara umum tentang pelaksanaan dan tanggung jawab sosial
yang berkaitan dengan status, peran, fungsi maupun profesinya. Tampilan
sosial juga berkaitan dengan lingkungan sosial ekonomi, sosial budaya, sosial
politik, sosial keagamaan, serta lingkungan kemasyarakatan yang lainnya.
5. Dinamika interaksi dengan lingkungan
Kepribadian wirausahawan akan berinteraksi dengan semangat di
lingkungannya baik internal maupun eksternal. Wirausahawan harus cepat
tanggap pada lingkungan, mampu beradaptasi dan dapat mengantisipasi semua
peristiwa yang terjadi dan yang dihadapi.
Meranga dan Barry (2023) menyatakan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri
kepribadian wirausahawan, sebagai berikut:
1. Mampu mengontrol diri (locus of control internal), dimana wirausahawan
meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan nasib mereka sendiri,
mengarahkan diri sendiri dan menyukai otonomi.
2. Memiliki semangat yang tinggi (high energy level), yaitu menunjukkan
bahwa wirausahawan yang gigih, pekerja keras, serta bersedia
mengerahkan upaya yang luar biasa untuk berhasil.
3. Kebutuhan pencapaian yang tinggi (high need for achievement),
wirausahawan termotivasi untuk bertindak secara individu dalam
mencapai tujuan yang menantang, wirausahawan juga berkembang
terhadap umpan balik kinerja.
4. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance for ambiguity), yaitu
wirausahawan merupakan pengambil risiko dimana menoleransi situasi
dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
5. Percaya diri (self-confidence), yakni wirausahawan merasa kompeten,
percaya diri, serta bersedia dalam membuat keputusan.
6. Gairah dan berorientasi pada tindakan (passion and action orientation)
dimana wirausahawan mencoba untuk bertindak mendahului masalah,
wirausahawan berkeinginan untuk menyelesaikan sesuatu dan tidak
membuang waktu yang berharga.
7. Kemandirian dan keinginan untuk mandiri (self reliance and desire for
independence), wirausahawan ingin mandiri dan menjadi bos untuk diri
sendiri bukan bekerja untuk individu lain.
8. Fleksibilitas (flexibility), yaitu wirausahawan bersedia mengakui masalah
dan kesalahan, serta bersedia untuk mengubah tindakan apabila rencana
tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Daftar Pustaka

Hamali, A. Y., & Budihastuti, E. S. (2017). Pemahaman Kewirausahaan. Jakarta:


Kencana.
Kusnanto, D., Junianto, P., Sugiarto, M., Hakimah, Y., Raprayogha, R., Sari,
B., . . . Suyaman, D. J. (2022). Kewirausahaan: Panduan Menjadi
Wirausaha di Era Society 5.0. Indramayu: Penerbit Adab.
Meranga, I. S., & Barry, R. R. (2023). Konsep Dasar-Dasar Manajemen.
Sumatera Barat: CV. Azka Pustaka.
Suharyadi, Nugroho, A., K, P. S., & Faturohman, M. (2007). Kewirausahaan:
Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai