UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR MAKASSAR 2023 A. Ciri-Ciri Wirausahawan Berwirausaha tidak selalu dapat memberi hasil sesuai dengan harapan maupun keinginan wirausahawan. Hal tersebut disebabkan karena tidak sedikit wirausahawan mengalami kerugian hingga bangkrut. Kondisi tersebut tidak selamanya terjadi, dimana banyak juga terdapat wirausahawan yang sukses dengan ketekunannya. Kasmir (Hamali & Budihastuti, 2017) menyatakan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri wirausahawan yang sukses, antara lain: 1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas, dimana berfungsi untuk memprediksi kemana langkah serta arah yang akan dituju agar dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh wirausahawan. 2. Inisiatif dan selalu proaktif merupakan ciri yang mendasar pada wirausahawan yang tidak hanya menunggu suatu hal terjadi, melainkan lebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor pada beragam kegiatan, 3. Berorientasi pada prestasi, yaitu wirausahawan yang sukses adalah individu yang selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada sebelumnya. Mutu dari suatu produk, pelayanan yang diberikan, maupun kepuasan pelanggan adalah perhatian utama dari wirausahawan. Selalu melakukan evaluasi dan harus lebih baik dari sebelumnya setiap waktu terhadap segala aktivitas usaha yang dijalankan. 4. Berani mengambil risiko adalah sifat yang harus dimiliki oleh wirausahawan kapanpun dan dimanapun, baik berupa waktu maupun materi (uang). 5. Kerja keras, yakni jam kerja wirausahawan tidak terbatas pada waktu, dimana ada peluang di situ ada wirausahawan. Wirausahawan akan selalu terdorong untuk bekerja keras dalam merealisasikan ide-ide barunya dan tidak ada kata sulit, serta tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. 6. Bertanggung jawab pada segala aktivitas yang dijalankan baik sekarang maupun akan datang. Tanggung jawab wirausahawan tidak hanya berupa material, namun juga moral terhadap berbagai pihak. 7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu merupakan kewajiban yang harus segera ditepati dan direalisasikan. 8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak secara langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, yaitu kepada para pelanggan, pemerintah, pemasok, dan masyarakat luas. Eman (Hamali & Budihastuti, 2017) mengemukakan bahwa terdapat ciri lain dari wirausahawan yang dirumuskan melalui akronim EMAN SUHERMAN, yaitu: 1. Energik yang berarti cekatan, dimana wirausahawan harus gesit melakukan tugas dan pekerjaannya. Setiap hal yang dilakukan harus cepat, cermat, serta tepat tapi tidak tergesa-gesa. Berdasarkan hal tersebut semua kegiatan yang dilakukan selalu berdasarkan perencanaan yang matang dan sudah disiapkan dengan seksama. 2. Modern, dimana wirausahawan patut modern sesuai dengan tuntutan zaman khususnya dalam bersikap, berpikir, serta bertindak. Wirausahawan yang modern adalah individu yang tinggi ilmu dan mempunya pengetahuan maupun wawasan yang luas. Ciri dari wirausahawan yang modern, yakni berpendidikan dan berbudaya berdasarkan dari sikap yang bijak serta perilaku yang sopan dan santun terhadap siapa saja. 3. Antisipatif, yaitu wirausahawan patut mempunyai kemampuan dalam menghadapi situasi yang terjadi, kondisi lingkungan yang ada, serta toleransi dengan individu yang ada disekitar. 4. Naturalitatif, dimana wirausahawan wajib memiliki sifat yang naturalitatif. Hal tersebut dapat membuat wirausahawan dapat tampil secara objektif, jujur, apa adanya, serta tidak dibuat-buat dalam menyikapi berbagai hal terutama dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. 5. Smart a. Specific dimana wirausahawan cerdas harus fokus terhadap hal-hal yang khusus; b. Measurable, dapat terukur yaitu wirausahawan cerdas harus dapat melakukan hal yang hasilnya dapat terukur; c. Attainable, dapat tersedia pada berbagai hal yang dibutuhkan yakni wirausahawan yang cerdas harus mampu menyediakan berbagai hal yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan; d. Real base, berdasarkan kenyataan yang berarti agar menjadi wirausahawan cerdas maka harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan kenyataan; e. Time atau time management, yaitu wirausahawan yang cerdas harus mampu mengelola waktu dengan baik; 6. Urgent, wirausahawan harus menganggap siapa saja khususnya mitra kerjanya merupakan orang penting. Seorang wirausahawan harus memiliki prinsip ‘lebih baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik’. 7. Humanity, wirausahawan harus selalu siap dalam membantu dan bekerja sama dengan mitranya, penuh pertimbangan namun tidak ragu dalam mengambil keputusan. Wirausahawan juga harus dapat menaruh rasa hormat pada individu lain secara harmonis dan proporsional, serta tidak ada rasa ingin dihormati yang berlebihan. 8. Empathy, wirausahawan harus memiliki empati atau kemampuan merasakan apa yang dirasakan individu lain khususnya karyawannya. 9. Rational, wirausahawan harus rasional dalam melaksanakan tindakannya, tidak boleh emosional dalam bertindak. Hal tersebut dapat membahayakan kelangsungan karir sebagai wirausahawan apabila emosional. 10. Motivation, wirausahawan harus memiliki motivasi positif dengan cara mengarahkan tujuan untuk mengembangkan karir dan menata bisnisnya agar semakin meningkat. Seorang wirausahawan harus mampu melihat individu lain terutama pada calon konsumen dari sisi ‘kelebihannya’ serta meyakini bahwa setiap individu memiliki kekurangan maupun kelebihan sendiri. 11. Attention, wirausahawan harus mampu memberikan perhatian terhadap siapapun secara proporsional khususnya pada mitra kerjanya. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan bersikap ramah terhadap siapa saja. 12. Need, seorang wirausahawan membutuhkan individu lain atau membutuhkan mitra kerja. Hal tersebut karena tanpa adanya mitra kerja menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Meredith (Suharyadi, Nugroho, K, & Faturohman, 2007) menjelaskan ciri-ciri wirausahawan, yaitu: 1. Percaya diri Wirausahawan harus mempunyai kepercayaan diri. Segala sesuatu yang sudah diyakini dan dipandang benar patut untuk dilakukan selama tidak melanggar hukum maupun norma yang berlaku. Percaya diri adalah sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, serta menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. 2. Berorientasi pada tugas dan hasil Wirausahawan harus fokus pada tugas dan hasil, segala yang dikerjakan harus jelas hasilnya. Semua yang dilakukan wirausahawan adalah usaha dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan sangat bergantung pada motivasi berprestasi, berorientasi terhadap keuntungan, kekuatan maupun ketabahan, kerja keras, energik maupun inisiatif yang dimiliki. 3. Berani mengambil risiko Setiap proses bisnis memiliki risikonya masing-masing. Risiko usaha yang dijalankan pasti ada, tidak ada jaminan pada suatu usaha akan memberikan keuntungan atau kesuksesan secara terus-menerus. Usaha yang dapat dilakukan oleh wirausahawan untuk memperkecil kegagalan adalah dengan mengetahui peluang atau sumber kegagalan. Hal tersebut berguna untuk memperkecil risiko. 4. Kepemimpinan Wirausahawan yang berhasil dapat ditentukan dari kemampuan dalam memimpin atau kepemimpinan. Hal yang sangat diperlukan dalam berwirausaha adalah mampu memberikan teladan, berpikir positif, tidak anti kritik, serta memiliki kecakapan dalam bergaul. Kepemimpinan dan kepeloporan yang dimiliki tidak hanya berpengaruh untuk individu lain atau bawahan, namun juga membantu untuk sigap dalam mengantisipasi setiap perubahan. Menjadi pemimpin harus mampu menghadapi perubahan yang terjadi dengan meluncurkan produk baru lebih dulu, menjadi pelopor dalam menciptakan produk yang unggul, serta mampu memberikan nilai tambah yang berbeda daripada para pesaing. 5. Keorisinilan Nilai keorisinilan dari semua yang dihasilkan wirausahawan sangat menentukan keberhasilannya dalam mencapai keunggulan dalam bersaing. Keorisinilan dan keunikan dari sebuah barang atau jasa adalah hasil inovasi maupun kreativitas yang diterapkan. Wirausahawan harus mampu bertindak dengan cara baru atau harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. 6. Berorientasi pada masa depan Kemampuan yang selalu ada pada setiap wirausahawan sukses adalah memiliki pandangan yang jauh kedepan dan jika perlu sudah sampai lebih dahulu pada masa depan. Memiliki pandangan yang jauh kedepan membuat wirausahawan agar terus berupaya dalam berkarya dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang ada saat ini. Pandangan tersebut membuat wirausahawan tidak cepat merasa puas terhadap hasil yang didapatkan saat ini, sehingga terus mencari peluang baru. Selain ciri-ciri yang telah disebutkan diatas Kusnanto, dkk (2022) menyatakan bahwa terdapat beberapa penggolongan ciri-ciri wirausaha yang baik, sebagai berikut: 1. Ciri-ciri wirausaha yang mandiri a. Kejujuran dan kelihaian berjalan beriringan b. Kontrol diri maupun kepercayaan diri c. Bermoral tinggi d. Realitas serta mandiri e. Ide tidak ingin menjadi individu lain f. Berbakti secara konsisten g. Memiliki kemampuan dalam memengaruhi emosi individu lain atau keterikatan emosional yang kuat h. Tepat waktu i. Fokus terhadap sisi yang lebih cerah dan lakukan yang terbaik j. Menghindari perilaku tidak bertanggung jawab mengingat adanya potensi bahaya k. Sensitif maupun intuitif pada kebutuhan individu lain l. Dapat bekerja sama dengan baik dengan individu lain, serta diterima oleh masyarakat m. Mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan baik dalam kelompok n. Menginspirasi untuk dirinya sendiri, serta semua orang yang ada di sekitar. o. Berpikir pasti ada jalan keluar dari situasi yang dihadapi atau problem solver p. Tidak berpuas diri dalam mengejar kinerja hebat atau prestasi tinggi q. Dapat merencanakan, bertindak, serta mencapai tujuan r. Memiliki pandangan yang jauh dan visioner s. Tekad dan kompas moral yang kuat terlihat jelas t. Berintegritas yang kuat atau bukan angan-angan u. Selalu berusaha memperbaiki keadaan, tidak menyerah di tengah jalan 2. Ciri-ciri wirausaha dalam kehidupan sehari-hari a. Memiliki karakter yang lebih maju dari segi sikap, perilaku, serta mental b. Memiliki cara dalam menyikapi kegagalan c. Pemikiran yang jauh kedepan d. Lingkungan sehari-hari e. Bagaimana wirausahawan bertindak f. Kreativitas g. Mampu menghadapi dan mengatasi masalah psikologis dan spiritualnya sendiri h. Mampu menarik keberuntungan dan kebijaksanaan i. Mampu mengumpulkan uang dan bermitra dengan individu lain atau mitra lain j. Mampu menciptakan visi jangka panjang dan tujuan bisnis jangka pendek k. Mampu memotivasi diri sendiri l. Mampu mengatur hari kerja sendiri B. Kepribadian Wirausahawan Hamali dan Budihastuti (2017) menjelaskan bahwa seorang wirausahawan perlu mengenali kepribadiannya sendiri untuk mencapai kesuksesan dalam bisnisnya dengan memahami atribut kepribadian yang ada dalam diri wirausahawan, antara lain: 1. Daerah pengendalian (locus of control) Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana individu merasa yakin apabila tindakannya akan berpengaruh terhadap imbalan yang akan diterima. Terdapat dua daerah pengendalian kepribadian, yakni internal (locus of control internal) dan eksternal (locus of control external). Locus of control internal adalah kepribadian individu yang meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh dirinya sendiri. Berbeda dengan locus of control external merupakan keyakinan individu bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya disebabkan oleh lingkungan seperti nasib atau keberuntungan. 2. Paham otoritarian Sifat kepribadian otoritarian merupakan bentuk kepribadian yang kaku dimana individu yang memandang individu lain secara berbeda baik dari segi kedudukan dalam organisasi. Bentuk kepribadian ini juga melakukan eksploitasi atau pemanfaatan untuk keuntungan sendiri dari individu yang memiliki status di bawahnya atau lebih rendah. Individu juga selalu curiga dan menolak perubahan yang terjadi. 3. Orientasi prestasi Orientasi prestasi adalah karakteristik kepribadian yang bisa digunakan untuk meramal perilaku individu lain. 4. Introversi dan ekstroversi Introversi adalah sifat kepribadian individu yang cenderung menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan dari pikiran dan perasaannya sendiri. Individu dengan introversi cenderung menarik diri. Sedangkan ekstroversi merupakan sifat kepribadian individu yang cenderung mengarahkan perhatian terhadap individu lain dan menghasilkan kepuasan dari stimulus yang ada di lingkungannya. Individu dengan ekstroversi lebih membuka diri dengan individu lain, peristiwa maupun benda yang ada disekitar. 5. Persepsi Persepsi adalah sebuah proses memerhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan, serta menafsirkan stimulus lingkungan. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi, yaitu: a. Ukuran b. Intensitas c. Frekuensi d. Kontras e. Gerakan f. Perubahan g. Baru h. Unik Kepribadian juga didefinisikan sebagai sistem sikap dan perilaku yang didasari oleh struktur yang unik serta diekspresikan melalui tampilan fisik, mental maupun sosial dalam dinamika interaksi yang penuh semangat dengan lingkungannya. Kepribadian wirausahawan yang baik wajib meliputi lima unsur, antara lain: 1. Sistem Sistem yang mencakup kumpulan elemen-elemen sebagai masukan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, serta tidak dapat dipisahkan pada suatu proses untuk menghasilkan keluaran yang berdampak terhadap umpan balik yang muncul untuk melakukan perbaikan. 2. Sikap dan perilaku Sikap diartikan sebagai kecenderungan individu untuk menghasilkan perilaku atau melakukan tindakan. Perilaku adalah ekspresi atau pernyataan dari sikap yang berupa tindakan. Sikap berada pada taraf psikologis dan implisit atau tidak tampak. Perilaku tampak dari luar, eksplisit, serta posisinya bersifat biologis. 3. Struktur kepribadian yang unik Unsur ini adalah aspek dasar kepribadian yang membentuk energi psikologis yang berakhir pada terbentuknya energi kinetis. Keunikan terjadi saat wirausahawan berinteraksi dengan lingkungannya. Ciri khas yang terjadi disebabkan karena terdapat dinamika interaksi yang dinamis. 4. Tampilan fisik, mental, serta sosial Kepribadian dari wirausahawan akan tampak maupun tersembunyi, serta terlihat baik atau tidak saat timbul pada tampilan fisik, mental serta sosial individu dan didapatkan melalui pemahaman dari lingkungannya. Tampilan fisik terdiri dari: a. Penampilan sehari-hari (berpakaian, berbicara, dll) b. Kesehatan c. Tinggi, berat, serta bentuk badan d. Kepemilikan Tampilan mental terdiri atas: a. Sikap terhadap individu lain b. Ilmu pengetahuan, serta teknologi yang dikuasai c. Wawasan maupun keterampilan atau keahlian yang dimiliki d. Status, peran, fungsi dan profesi yang disandang Tampilan sosial secara umum tentang pelaksanaan dan tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan status, peran, fungsi maupun profesinya. Tampilan sosial juga berkaitan dengan lingkungan sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik, sosial keagamaan, serta lingkungan kemasyarakatan yang lainnya. 5. Dinamika interaksi dengan lingkungan Kepribadian wirausahawan akan berinteraksi dengan semangat di lingkungannya baik internal maupun eksternal. Wirausahawan harus cepat tanggap pada lingkungan, mampu beradaptasi dan dapat mengantisipasi semua peristiwa yang terjadi dan yang dihadapi. Meranga dan Barry (2023) menyatakan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri kepribadian wirausahawan, sebagai berikut: 1. Mampu mengontrol diri (locus of control internal), dimana wirausahawan meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan nasib mereka sendiri, mengarahkan diri sendiri dan menyukai otonomi. 2. Memiliki semangat yang tinggi (high energy level), yaitu menunjukkan bahwa wirausahawan yang gigih, pekerja keras, serta bersedia mengerahkan upaya yang luar biasa untuk berhasil. 3. Kebutuhan pencapaian yang tinggi (high need for achievement), wirausahawan termotivasi untuk bertindak secara individu dalam mencapai tujuan yang menantang, wirausahawan juga berkembang terhadap umpan balik kinerja. 4. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance for ambiguity), yaitu wirausahawan merupakan pengambil risiko dimana menoleransi situasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. 5. Percaya diri (self-confidence), yakni wirausahawan merasa kompeten, percaya diri, serta bersedia dalam membuat keputusan. 6. Gairah dan berorientasi pada tindakan (passion and action orientation) dimana wirausahawan mencoba untuk bertindak mendahului masalah, wirausahawan berkeinginan untuk menyelesaikan sesuatu dan tidak membuang waktu yang berharga. 7. Kemandirian dan keinginan untuk mandiri (self reliance and desire for independence), wirausahawan ingin mandiri dan menjadi bos untuk diri sendiri bukan bekerja untuk individu lain. 8. Fleksibilitas (flexibility), yaitu wirausahawan bersedia mengakui masalah dan kesalahan, serta bersedia untuk mengubah tindakan apabila rencana tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Daftar Pustaka
Hamali, A. Y., & Budihastuti, E. S. (2017). Pemahaman Kewirausahaan. Jakarta:
Kencana. Kusnanto, D., Junianto, P., Sugiarto, M., Hakimah, Y., Raprayogha, R., Sari, B., . . . Suyaman, D. J. (2022). Kewirausahaan: Panduan Menjadi Wirausaha di Era Society 5.0. Indramayu: Penerbit Adab. Meranga, I. S., & Barry, R. R. (2023). Konsep Dasar-Dasar Manajemen. Sumatera Barat: CV. Azka Pustaka. Suharyadi, Nugroho, A., K, P. S., & Faturohman, M. (2007). Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.