Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SALSABILA

NIM : P07131319023
MK : BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LABOLATORIUM
DOSEN PEMBIMBING : Ir. ABDULHADI, MP

SIKAP DAN NILAI WIRAUSAHA

A. Sikap berpikir dan bertindak kreatif inovatif


Berpikir kreatif adalah berpikir secara luas dan luwes sehingga mampu
menggabungkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang sudah pernah ada sehingga menjadi
sebuah gagasan baru. Berpikir kreatif digunakan untuk memanfaatkan peluang usaha yang
akan dicapai.
Inovasi adalah penemuan atau terobosan yang menghasilkan produk baru yang belum
pernah ada sebelumnya, atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada dengan cara yang
baru. Sebuah inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif. Cara berpikir inovatif merupakan
suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.

B. Sikap jujur dan dapat dipercaya


Jujur atau benar adalah memberitahu sesuatu yang benar atau sesuai dengan
kenyataan, pemberitaan yang tidak terbatas dengan perkataan, akan tetapi juga dengan
perbuatan seperti isyarat dengan dua tangan, anggukan dengan kepala, juga dengan sikap
diam, dan lain-lain. Sikap jujur atau benar adalah komoditi moral yang amat vital dalam
kehidupan

C. Sikap percaya diri dan berani mengambil resiko


Para wirausahawan adalah orang yang percaya bahwa mereka mampu mencapai hasil
yang mereka inginkan. Sikap percaya diri dan berani mengambil resiko berarti siap
menanggung resiko berhubungan dengan sikap keinginan untuk bertanggungjawab

D. Sikap selalu ingin maju


Sikap selalu ingin maju dapat ditumbuhkan dengan berusaha untuk selalu berpikir
positif. Berpikir positif adalah selalu mengarahkan dan menekankan kepada hal-hal yang
positif, yaitu dengan melihat dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang
menguntungkan dan menyenangkan terhadap setiap hal yang dilihat atau dihadapi.

E. Mau bekerja keras dan tekun


Orang-orang yang suka bekerja keras adalah orang-orang yang berpikir bahwa hasil
terbaik diperoleh melalui perjuangan. Mereka tidak mudah mengeluh, menganggap pekerjaan
yang mereka lakukan adalah hal yang menyenangkan, dan tidak ada rasa terpaksa dalam
melaksanakannya.

F. Disiplin
Disiplin pada hakikatnya adalah suatu paksaan diri untuk selalu menepati norma dan
waktu yang telah ditetapkan. Dalam disiplin, kita akan dibiasakan untuk tidak melanggar
norma moral, seperti melanggar amanah (pesan), atau mengambil barang yang dipercayakan
kepada kita, tidak mengambil barang yang bukan milik kita, atau melakukan perbuatan
terlarang lainnya. Sebaliknya disiplin memaksa kita untuk melakukan perbuatan baik, seperti
harus bekerja cepat, tepat, dan keras, serta harus sopan dan sebagainya.

G. Mandiri dan realistis


Seorang wirausahawan yang berhasil dalam menjalankan usahanya secara mandiri
dan realistis akan menyadari bahwa dalam menjalankan pekerjaannya selalu berdasar atas
bakat dan kemampuan yang dimilikinya (realistis) dan bekerja menurut keyakinan serta
kemampuan sendiri (mandiri) dan percaya pada nasibnya sendiri.

H. Memiliki komitmen tinggi


Wirausahawan harus memiliki komitmen terhadap tugasnya. Artinya wirausahawan
itu setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaannya atau bisnisnya. Dengan komitmen
yang tinggi wirausahawan akan berhasil dalam kegiatan usahanya, karena sebuah usaha
bukan didirikan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh sebab itu, komitmen terhadap
usahanya harus dijaga agar dapat melewati segala tantangan dan masalah dalam mencapai
kesuksesan.

NILAI WIRAUSAHA

Schumpeter dalam As’ad (2002) mengemukakan bahwa wirausaha atau entrepreneur


merupakan seseorang yang menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan,
mencakup mereka yang mengambil risiko, mengkoordinasi penanaman modal atau sarana
produksi, yang mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mempunyai respon kreatif
dan inovatif. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa Entrepreneur merupakan orang yang
mengkombinasikan sumberdaya, tenaga kerja, material dan peralatan untuk meningkatkan
nilai yang lebih daripada sebelumnya atau orang yang memperkenalkan perubahan-
perubahan, inovasi dan perbaikan produksi.
Authur Kurilof dan John M. Mempil (1993), mengemukakan karakteristik kewirausahaan
dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti:
1. Nilai komitmen : menyelesaikan tugas hingga selesai.
2. Risiko moderat : tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang
matang.
3. Melihat peluang : memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
4. Objektivitas : melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejelasan.
5. Umpan balik : menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan.
6. Optimisme : menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi
berat.
7. Uang : melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
8. Manajemen proaktif : mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan nilainilai hakiki wirausaha meliputi:


1. Percaya diri : keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil : kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
ketekunan dan esabaran, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetic dan
inisiatif.
3. Keberanian mengambil risiko : kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar
dan menyukai tantangan.
4. Kepemimpinan : perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,
menanggapi saran-saran dan kritik.
5. Berorientasi ke masa depan : pandangan ke depan, perspektif
6. Keorsinalan : inovatif dan kreatif serta fleksibel
Kemendiknas tahun 2010 mengemukakan nilai-nilai wirausaha yang lebih rinci,
meliputi: mandiri, kreatif, berani mengambil risiko, berorientasi pada tindakan,
kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif, tanggung jawab, kerjasama, pantang
menyerah, komitmen, realistis, rasa ingin tahu, komunikatif, dan motivasi kuat untuk sukses.
Secara pragmatik, nilai wirausaha dapat dilihat dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Memiliki perencanaan Rencana bisnis atau business plan adalah pernyataan formal dan
tertulis mengenai tujuan-tujuan dari sebuah bisnis dan cara mencapai tujuan tersebut.
2. Ada prestasi yang dicapai Hasil penelitian dari Scapinello (1989) menunjukkan bahwa
seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima
kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi rendah.
3. Produktivitas Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang
produktif.
4. Memiliki kemampuan Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berkreasi dan beninovasi
5. Memiliki kecakapan Menumbuhkan jiwa wirausaha terkait erat dengan usaha
memperbaiki kualitas diri sendiri dan kehidupan rohani, agar kita mampu menjadi
personifikasi yang dapat dipercaya dan dihormati karena memiliki standar moral tinggi.
6. Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya guna menunjang perkembangan bisnis.
7. Inovatif Untuk berwirausaha, inovasi dan kreativitas adalah hal yang perlu dimiliki dan
dikembangkan dalam diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha.
8. Kualitas kerja Kewirausahaan tidak akan terlepas dari kualitas kerja sumber daya manusia
(SDM).
9. Komitmen Komitmen tinggi dalam kewirausahaan sangat diperlukan untuk membangun
dan memajukan bisnis usahanya sampai berhasil.
10. Kerja samaSemakin berkembangnya dunia usaha maka semakin banyak pula persaingan
dalam dunia usaha atau bisnis, untuk mengahadapi semua itu maka perlu adanya kerjasama
antara satu orang dengan orang ataupun satu orang dengan kelompok usaha. 11. Kesempatan
Kesempatan merupakan peluang yang tepat yang seharusnya diambil atau dimanfaatkan bagi
wirausahawan dalam mendapatkan keuntungan.
12. Pekerja keras Untuk mencapai kesuksesan diperlukan kerja keras, tanpa adanya kerja
keras mungkin kesuksesan akan lama diraihnya, bahkan bukan kesuksean yang didapat
melainkan kegagalan.
13. Tegas Seorang wirausaha diharuskan memiliki sikap tegas sehingga dapat dengan
konsisten menjalankan bisnis.
Selain nilai-nilai tersebut di atas, seorang wirausaha juga memiliki nilai-nilai moralistik
(nilai moral), seperti:
1) Keyakinan dan kepercayaan diri,
2) Kehormatan,
3) Martabat pribadi,
4) Kepercayaan,
5) Kerja sama,
6) Kejujuran,
7) Keteladanan,
8) Keutamaan, dan
9) Ketaatan
Sujuti Jahja (1997) mengemukakan bahwa nilai wirausaha terdiri dari dua dimensi yang
berpasangan, yaitu:
1. Pasangan sistem nilai wirausaha yang berorientasi materi dan non-materi
2. Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nilai-nilai kebiasaan

Pada model sistem nilai wirausaha memiliki 4 nilai yaitu :


1. Seorang wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya
adalah berani mengambil risiko, terbuka terhadap teknologi, dan mengutamakan
materi.
2. Seorang wirausaha yang berorientasi pada kemajuan, tetapi bukan untuk mengejar
materi. Wirausahawan ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan,
sikap positif dan kreativitas.
3. Seorang wirausaha yang berorientasi pada materi dengan berpatokan pada kebiasaan
yang sudah ada, misalnya usaha dengan perhitungan fengshui agar dapat berhasil.
4. Seorang wirausaha yang berorientasi non-materi dengan bekerja berdasarkan pada
kebiasaan.
Aplikasi dari nilai-nilai wirausaha tersebut bergantung pada fokus dan tujuan dari
masingmasing wirausahawan. Namun nilai hakiki yang memang harus selalu dimiliki oleh
seorang wirausaha adalah:
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Keberanian menghadapi risiko
4. Berorientasi ke masa depan
5. Keorisinalitasan: kreativitas dan inovasi

PROSES KEWIRAUSAHAAN

A. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan


David C. McClelland (1961:207), mengemukakan bahwa kewirausahaan
(entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme
(optimism), sikap-sikap nilai (value attitude) dan status kewirausahaan (entrepreneurial
status) atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke, proses
kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi
dari property right (PR), competency/ability(C), incentive(I), dan external environment
(E).Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor
itu adalah hak kepemilikan (property right, PR),
kemampuan/kompetensi(competency/ability, C), dan insentif (incentive), sedangkan
faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E).
B. Model Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan kreatif
untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk diwujudkan dan
diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses.
Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan kewirausahaan sangat
tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang berasal dari
pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Faktor yang
berasaal dari organisasi antara lain: kelompok, struktur budaya dan strategi. Faktor
lingkungan antara lain: pesaing, pelanggan, pemasok dan lembaga-lembaga keuangan yang
akan membantu dana. “Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda Indonesia”, Arman,
Bustanul dan Muh. Noer (1-23) 

Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan
pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen.
Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus, yaitu:
1. Identifikasi dan Evaluasi Peluang Yang Ada
Yang diperlukan untuk sumber-sumber yang bermanfaat bagi seorang wirausaha guna
mengidentifikasi peluang-pelung bisnis:
a) para konsumen 
b) serikat dagang
c) para anggota sistem distribusi
d) orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik 

2. Kembangkan Rencana Bisnis


Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami persoalan-
persoalan inti yang terlibat di dalamnya.
3. Sumber-sumber Daya Yang Diperlukan
Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada perlu di
ketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber daya wirausaha
yang dimiliki. Dalam konteks ini buakn saja perlu diidentifikasi para pensuplai alternatif
sumber-sumber daya tersebut.
4. Laksanakan Manajemen Usaha Tersebut
Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu mengaktifkannya
melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup kegiatan yang
mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen.

D. Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan


Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang melalui tiga proses, yaitu:

1. Proses imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating).

2. Proses duplikasi dan pengembangan (duplicating and development).

3. Proses penciptaan (creating) atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali
dengan teknik produksi baru

E. Dilihat prosesnya, Zimmerer (1996: 15-16) membagi tahap perkembangan wirausaha


menjadi dua, yaitu: 1. Tahap awal (perintisan)dan 2. Tahap pertumbuhan

F. Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha


Untuk menjadi wirausaha yang sukses, pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis
(business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi
risiko baik waktu maupun uang.

Dalam mengidentifikasi jiwa wirausaha ada beberapa aspek yang mempengaruhi yaitu:
1. Lebih suka risiko yang moderet
2. Menyenangi pekerjaan yang berkaitan dengan proses mental dengan tujuan utama
adalah
pencapaian prestasi 
3. Locus of control internal
4. Kemampuan inovasi dan kreatifitas.
5. Cenderung berpikir panjang, memiliki potensi melakukan visi yang jauh ke depan.
6. Kemandirian

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan adalah:


1) Intelegensi
2) Latar belakang budaya
3) Jenis kelamin
4) Tingkat pendidikan 
5) Usia
6) Pola asuh keluarga 

H. Tantangan Berwirausaha
Memulai dan mengoperasikan bisnis biasanya memerlukan kerja keras, menyita banyak
waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Wirausaha mengalami tekanan pribadi yang
tidak menyenangkan seperti kebutuhan untuk menginvestasikan lebih banyak waktu dan
tenaganya. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi
wirausaha. Wirausaha harus menerima berbagai risiko yang berhubungan dengan
kegagalan bisnis. 

I. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha

(1) Tidak kompeten dalam manajerial.


(2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola
sumber-sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
(3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.
(4) Gagal dalam perencanaan.
(5) Lokasi yang kurang memadai
(6) Kurang pengawasan peralatan.Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas.
(7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
(8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan

Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan, Zimmerer (1996: 17)


mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan,
yaitu:
(1) Pendapatan yang tidak menentu. 
(2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
(3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
(4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap
J. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

(1) Imbalan berupa laba


(2) Imbalan berupa kebebasan
(3) Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup

Kerugian dalam berwirausaha adalah:


(1) Pengorbanan personal.
(2) Beban tanggung jawab
(3) Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. 

K. Cara Menghindari Kegagalan dalam Berwirausaha

1. Mengenali Bisnis Anda Secara Mendalam


2. Menembangkan Rencana Bisnis yang Matang
3. Mengelola Sumber Daya Keuangan
4. Memahami Laporan Keuangan.
5. Belejar Mengelola Secara Efektif
6. Menjaga Kondisi Diri

Anda mungkin juga menyukai