Job Creator atau pencipta lapangan pekerjaan disebut juga berwirausaha adalah seseorang yang menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, dan berguna bagi manusia dengan ide dan tindakan kreatif dan inovatif. Pengertian jobcreator menurut para ahli diantaranya: 1. Richard Cantillon, job creator atau wirausaha adalah seorang penemu dan individu yang membangun sesuatu yang unik dan baru. 2. J.B Say, job creator atau wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi tinggi. 3. Dan Stein dan Jhon F.Burgess, job creator atau wirausaha adalah orang yang mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk menciptakan peluang usaha dan usaha baru. 4. Vernon A. Musselman dan John H. Jackson, job creator atau wirausaha (wiraswasta) adalah menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. 5. Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, job creator atau wirausaha adalah seorang inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang bisa di jual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. 6. Geoffrey G. Meredit, job creator atau wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan. 7. Skinner, job creator atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis menerima imbalan jasa berupa profit nonfinancial. 8. Joseph C Schumpeter, job creator atau wirausaha adalah orang yang mampu menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut. Wirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu). 9. Syamsudin Suryana, job creator atau wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan. 10. Andrew J Dubrin, job creator atau wirausaha adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif.
B. KARAKTERISTIK/CIRI JOB CREATOR
Seorang job creator atau wirausahawan memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri diantaranya: 1. Mempunyai daya kreasi serta inovasi tinggi. Seorang wirausaha yang sukses adalah seseorang yang memiliki keberanian yang tinggi untuk berkreasi. Karena memiliki kreativitas saja tidak cukup untuk menuju kesuksesan berbisnis 2. Memiliki keberanian dalam mengambil keputusan serta risiko. Orang yang memiliki keberanian untuk memulai tidak akan takut dengan resiko kegagalan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. 3. Bersikap percaya diri Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan diri untuk mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebih baik. 4. Berorientasi ke masa depan. Seorang wirausaha selalu berfikir jangka panjang untuk masa depan. 5. Memiliki daya analisis yang baik. Seorang wirausaha harus memiliki daya analisis terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Hal ini penting dimiliki dalam diri seorang wirausahawan yang sedang menggeluti bisnis, karena betujuan untuk meminimalisir kerugian. 6. Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Seorang wirausaha harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk dirinya sendiri maupun bawahannya. Dalam artian mampu memimpin atau mengendalikan dirinya sendiri dan anggotanya dalam pengambilan keputusan. 7. Memiliki sifat hemat atau tidak konsumtif. Seorang pemimpin tidak seharusnya memiliki perilaku konsumtif, karena pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan. Dengan jiwa seperti ini, bisnis yang sedang di bangun akan semakin berkembang dengan terus memanfaatkan keuntungan sebagai modal untuk bisnis yang lebih besar. 8. Selalu disiplin Disiplin merupakan sifat dasar dalam menggerakan motivasi dan semangat dalam menjalankan usaha dan pekerjaan, 9. Mandiri serta Realistis Tidak menggantungkan keputusan pada orang lain tapi memutuskan segala sesuatu yang terjadi oleh diri sendiri. Sikap mandiri dan realistis ini harus dimiliki oleh seorang wirausaha agar dapat menjalani setiap usaha yang sedang dikerjakan. 10. Memiliki keterampilan personal Seorang wirausaha harus mau dan mampu mencari dan menangkap setiap peluang yang akan menguntungkan usahanya. Ia harus memanfaatkan setiap peluang yang ada, mau berkomunikasi dengan siapapun, dan menangani setiap usaha dengan terencana serta mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang akan menguntungkan perusahaan.
C. FUNGSI/MANFAAT ADANYA JOB CREATOR
1. Memberikan kesadaran pada masyarakat tentang kewirausahaan. Seseorang sudah memulai dan menjalani kewirausahaan, lalu sukses menjadi seorang wiraswasta, maka hal itu akan membuat masyarakat tergerak untuk ikut berwiraswasta. Bukan hanya belajar menjadi seorang wirausaha saja, tetapi juga belajar menjadi pribadi yang tangguh dalam menjalankan usaha. 2. Membudayakan sikap disiplin dan memberikan semangat baru di masyarakat. Masyarakat akan mencoba berwirausaha dengan semangat dan daya juang yang gigih untuk mendapatkan keberhasilan dari usaha yang mulai dijalaninya tersebut. 3. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas di masyarakat. Saat seseorang menjadi wirausaha tentunya orang itu membutuhkan sumber daya manusia yang baik dalam membantu menjalankan usahanya. Sehingga seseorang yang berwirausaha harus memberdayakan sumber daya manusia untuk meningkatkan pencapaian usahanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut. 4. Membuat masyarakat di lingkungan sekitar menjadi sejahtera. Ketika kita berwirausaha dan memberdayakan sumber daya manusia, maka anda sudah mengurangi jumlah pengangguran. Tidak hanya itu saja, seseorang yang sudah mempunyai pekerjaan tetap juga dapat mencapai kemajuan dan kesejahteraannya sendiri. 5. Menambah lapangan kerja bagi orang yang membutuhkan Menambah lapangan kerja ini sebenarnya menjadi fungsi utama dalam dunia wirausaha karena saat kita mendirikan suatu usaha atau suatu perusahaan maka kita membutuhkan orang-orang yang membantu pekerjaan kita. Maka secara tidak langsung kita sudah menciptakan lapangan kerja baru bagi orang-orang yang membutuhkan pekerjaan.
D. DIMENSI JOB CREATOR
1. Kualitas Dasar Kewirausahaan, meliputi kualitas dasar daya pikir, yang di dalamnya harus terdapat hal-hal yang berkenaan dengan berpikir kreatif, inovatif, memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain, berpikir sebab- akibat, berpikir kedepan (berpikir futuristik). Kualitas dasar daya hati, yang didalamnya memuat memiliki rasa inisiatif yang tinggi, memiliki hubungan interpersonal yang baik, dan memiliki komitmen yang tinggi. Dan hal terakhir yang ada di dalam kualitas dasar kewirausahaan adalah kualitas dasar daya fisik, yang meliputi bisa menjaga kesehatan secara teratur, dan menjaga energi tubuh dengan baik. 2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan, seseorang yang ingin menjadi job creator atau wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki kualitas dasar kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga memiliki kualitas instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu), baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu. Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika, manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).
E. INDIKATOR JOB CREATOR
1. Selalu disiplin, disiplin merupakan sifat dasar dalam menggerakan motivasi dan semangat dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya. 2. Memiliki sifat jujur, kejujuran adalah hal utama dalam memulai sebuah usaha, karena kejujuran ini sama halnya dengan amanah yang diberikan 3. Selalu berorientasi pada hasil, ini penting karena setiap hambatan yang mungkin muncul tidak akan membuat kita menyerah tapi kita akan merasa tertantang sehingga hasilnya pun sesuai dengan yang sudah direncanakan. 4. Kreatif dan Inovatif, kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang berbeda, jika kita memiliki kreatifitas yang tinggi maka usaha yang kita jalankan pun akan menarik minat masyarakat sehingga menimbulkan keuntungan bagi usaha. Sedangkan inovatif adalah sebuah terobosan baru dan seorang wirausaha harus memiliki terobosan-terobosan baru dan meninggalkan cara-cara lama dalam suatu pekerjaan. 5. Memiliki komitmen yang tinggi, mulailah dengan berkomitmen pada diri sendiri dengan memegang teguh prinsip yang jelas dan pasti saat kita akan memulai menjalankan usaha.
F. MODEL-MODEL JOB CREATOR
1. Kewirausahaan Rutin, adalah job creator atau wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan- perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi. 2. Kewirausahaan Arbitrase, adalah job creator atau wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli. 3. Kewirausahaan Inovatif, adalah Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru. JOB SEEKER Jobseeker terdiri dari 2 kata yaitu job dan seeker. Job dapat diartikan sebagai pekerjaan sedangkan Seeker diartikan sebagai pencari. Atau dengan kata lain job seeker adalah pencari pekeriaan atau biasa disebut dengan pengangguran. A. DEFINISI JOB SEEKER Ada beberapa definisi dari jobseeker atau pengangguran menurut para ahli diantaranya: 1. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1997) jobseeker atau masa resesi dianggap sebagai “cuti masal” dan pengangguran merupakan hasil yang efisien dari mekanisme penawaran dan permintaan, walaupun belum tentu wajar atau pantas 2. Menurut Penrose (1963) Job Seeker atau pencari kerja adalah seseorang yang mencari pekerjaan dan bergantung pada orang lain yang memiliki lapangan pekerjaan untuk mendapatkannya. 3. Menurut Sukirno, Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya. 4. Menurut Linda Pribandari (2015) Job Seeker atau pencari kerja adalah seseorang yang mencari pekerjaan dan bergantung pada orang lain yang memiliki lapangan pekerjaan untuk mendapatkannya. 5. Menurut Rusmaisha (1999) Pencari kerja (job seeker) adalah Orang yang belum mendapatkan pekerjaan atau sudah memiliki pekerjaan dan berusaha mencari pekerjaan sesuai dengan minat, background pendidikan, maupun dengan bakat kemampuan yang dimiliki dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi mengenai perusahaan yang diminati maupun meminta informasi maupun bantuan kolega yang dimiliki. 6. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja NO.KEP.203/MEN/1999, ketentuan umum pasal 1 [9], mengemukakan bahwa: “Pencari kerja (job seeker) adalah angkatan kerja yang menganggur dan mencari pekerjaan, maupun yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau ingin alih pekerjaan yang dinyatakan dengan aktifitasnya mendaftarkan diri kepada pelaksanaan pelayanan penempatan tenaga kerja, atau harus melamar pekerjaan kepada pemberi kerja”. 7. Menurut Nanga (2005) mendefinisikan jobseeker/pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan 8. Edward G. (2000) jobseeker/Pengangguran adalah mereka yang mencari pekerjaan, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. 9. Mankiw (2000) jobseeker/engangguran akan selalu muncul dalam suatu perekonomian karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah adanya proses pencarian kerja, yaitu dibutuhkannya waktu untuk mencocokkan para pekerja dan pekerjaan. Alasan kedua adalah adanya kekakuan upah. Kekakuan upah ini dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu adanya kebijakan upah minimum, daya tawar kolektif dari serikat pekerja, dan upah efisiensi 10. Payman J. Simanjuntak jobseeker/pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. B. KARAKTERISTIK JOB SEEKER Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pengangguran. Karakteristik jobseeker yang susah mendapatkan pekerjaan atau biasa disebut pengangguran, yaitu: 1. Kurangnya keahlian Kealian yang dimiliki seseorang berbeda-beda, bagi seseorang yang memiliki keahlian yang lebih menonjol dibandingkan orang lain maka akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, namun sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki keahlian maka akan sulit untuk mencari pekerjaan. 2. Buta informasi Seseorang menjadi penangguran juga dapat disebabkan karena kurangmya informasi akan adanya suatu lowongan pekerjaan, biasanya hal tersebut dapat terjadi karena orang tersebut malas mencari informasi. Padahal, informasi akan suatu lowongan pekerjaan dapat ia peroleh melalui media cetak maupun elektronik 3. Rendahnya pendidikan formal Masih banyak masyarakat Indonesia yang meremehkan pendidikan bagi anak-anaknya, padahal pendidikan formal adalah salah satu modal utama untuk mencari pekerjaan. Namun rendahnya pendidikan seseorang juga dapat disebabkan karena kurangnya kemampuan dari segi ekonomi untuk membiayai sekolah anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun Ada juga bebarapa karakteristik jobseeker yang harus dimiliki jobseeker agar mendapat pekerjaan: 1. CERDAS Pelamar kerja harus pintar atau cerdas. Namun bukan berarti harus punya nilai akademik atau ranking yang bagus. Pintar artinya mereka harus menguasai technical skill alias keterampilan teknis yang sesuai dengan posisi yang dilamar. Lebih dari itu, mereka juga harus punya soft skill yaitu kemampuan hubungan antar manusia yang bagus. Misalnya kemampuan berkomunikasi, mudah beradaptasi dengan teman dan semacamnya. 2. KREATIF Orang yang kreatif pasti lebih diminati oleh perusahaan karena mereka bisa mengembangkan potensi diri. Kreatif berarti selalu punya rasa ingin tahu, penuh imajinasi, punya ide segar dan suka mencari jalan keluar dari masalah. Pelamar kerja yang kreatif bisa terlihat dari surat lamaran dan curriculum vitae yang dibuat. Mereka pasti akan membuat surat lamaran yang berbeda dan menarik perhatian. 3. JUJUR Orang yang jujur berarti apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan. Mereka tidak suka berbohong dan menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan. Pekerja yang jujur sangat disukai oleh perusahaan manapun. Kejujuran pencari kerja akan diuji dari awal sejak mengajukan surat lamaran kerja dan pada saat wawancara. 4. BISA BEKERJASAMA DALAM TIM Perusahaan adalah sebuah organisasi besar yang terdiri dari beragam manusia dengan karakter yang berbeda. Tentu saja para pegawainya harus bisa bekerjasama dalam sebuah tim yang kompak. Pelamar kerja yang bisa menerima perbedaan dan siap bekerjasama dengan siapa saja akan diterima.
C. FUNGSI JOB SEEKER
Beberapa orang hanya ingin mencari pekerjaan yang layak, tanpa berfikir bahwa ia sebenernya bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan itu sendiri. Padahal akan jauh lebih baik menjadi pencipta lapangan pekerjaan dari pada mencari pekerjaan. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan, maka seseorang dapat membantu orang lain untuk mendapatkan pekerjaan juga. Dengan kata lain, jika menjadi job seeker kita hanya menjadi karyawan, sedangkan dengan bisa menjadi bos atau pimpinan dari karyawan kita. Ada beberapa fungsi dari jobseeker diantaranya: Sebagai menjadi job creator motivasi bagi job creator dalam membuat lapangan pekerjaan Mencari berbagai pengalaman berbeda di setiap perusahaan Meningkatkan standar kompetensi yang di butuhkan perusahaan Meningkatkan persaingan diantara pencari kerja D. DIMENSI JOB SEEKER Dengan menciptakan lapangan pekerjaan, maka seseorang dapat membantu orang lain untuk mendapatkan pekerjaan juga. Dengan kata lain, jika menjadi job seeker kita hanya menjadi karyawan. Ada beberapa dimensi job seeker untuk mendapatkan informasi lowongan kerja, diantaranya:
Job seeker konvensional, yaitu dengan mencari secara langsung ke perusahaan-
perusahaan dengan mendatangi kantor mereka satu per satu, atau ada beberapa yang mendapatkan informasi dari kenalan yang dimilikinya, mendapatkan informasi dari spanduk, pamphlet, atau selebaran yang dilihatnya di tempat-tempat umum. Selain menggunakan cara konvensional. Job seeker modern, adalah mencari atau mendapatkan informasi peluang kerja dengan cara-cara yang modern. Ada yang mendapatkan informasi pekerjaan dari media social seperti halaman web atau status faceboo, twitter, linked in, dan situs-situs online lainnya. Selain itu ada juga yang bergabung dengan komunitas atau pusat-pusat informasi lowongan pekerjaan via online yang disediakan oleh instansi-instansi tertentu atu yang independen, seperti career center yang dibuat oleh perguruan tinggi, jobstreet, karir.com dan lain-lain.
E. INDIKATOR JOB SEEKER
Kemajuan Teknologi Saat ini sudah banyak pabrik yang hanya membutuhkan sedikit pekerja karena kebanyakan posisi nya sudah diambil oleh robot. Selain biaya lebih murah, menggunakan robot juga membuat pekerjaan lebih cepat Keterampilan dan Pengalaman Pemohon Tidak Sesuai Kriteria Setiap perusahaan sudah tentu memiliki kriteria dalam menerima karyawan, namun tentu saja akan ada persaingan dalam hal ini. Semakin tinggi keterampilan seseorang dalam suatu posisi maka akan semakin mudah pula dia diterima. Beda hal nya dengan yang baru saja bekerja, biasanya mereka akan sulit untuk diterima karena perusahaan membutuhkan kriteria yang sesuai dengan posisi yang mereka butuhkan. Kurangnya Pendidikan Semakin tinggi gelar dan derajat seseorang, maka akan semakin mudah dia mendapatkan pekerjaan, sehingga jika ada seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, biasanya dia akan menjadi buruh kasar saja, apalagi jika seseorang itu tidak memiliki jiwa usaha. Persaingan Pasar Global Saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang didirikan, namun mereka lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain dibandingkan tenaga kerja dari Indonesia. Alasannya karena keterampilan juga kemampuan tenaga kerja lokal masih tidak sesuai dengan persyaratan mereka. Harapan Untuk Calon Pekerja Terlalu Tinggi Tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman. Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak ada yang sesuai, banyak dari mereka yang sama sekali tidak menerima tenaga kerja. E. MODEL MODEL JOB SEEKER Jobseeker atau pengangguran adalah salahsatu masalah makroekonomi. Ada beberapa modael yaitu: 1. Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment) Pengangguran ini terjadi karena maju-mundurnya ekonomi suatu negara. Ketika perekonomian mengalami kemunduran daya beli masyarakat pun akan menurun. Akibatnya perusahaan akan mengurangi produksi dan perusahaan banyak memberhentikan karyawannya. 2. Pengangguran Struktural Pengangguran strutktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan perubahan struktur perekonomian. Contohnya peralihan perekonomian dari sektor perkebunan ke sektor industri. Masyarakat yang ingin bekerja di sektor industri sulit bekerja karena mereka terbiasa bekerja di sektor perkebunan sehingga harus menyesuaikan diri bila ingin bekerja di sektor industri. 3. Pengangguran Friksional Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh sistem yang tidak bisa mempertemukan antara pembuka lowongan kerja dan pencari kerja. entah itu karena kendala informasi, waktu ataupun geografi. 4. Pengangguran Teknologi Pengangguran teknologi disebabkan oleh adanya peralihan dari tenaga kerja manusia menjadi mesin. Perusahaan biasanya lebih memilih menggunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga manusia karena lebih cepat, mudah dan hemat biaya. DAFTAR PUSTAKA Linda, 2015 http://lindapraba.blogspot.com/2015/01/tugas-4-perbedaan-antara-job- creator.html. Purwanto, Priyo. 2005. http://priyo.staff.gunadarma.ac.id/. Diakses pada tanggal 10 Desember 2014. Djam’an, Satori, (2004), Implementasi Life Skills Dalam Konteks Pendidikan Di Sekolah. Makalah UNIMED. pp 3-8 Goodsell, Kenneth E. (2005). Vocatinal educational. a paper presented in partial fulfillment for TED 531 History and Philosophy of Technology Education State University of New York- Oswego, diambil pada tanggal 19 Oktober 2010, dari http://www.oswego.edu. Puspitasari, Dewi, (2007). Kewirausahaan Mengaktualisasikan Sikap Dan Perilaku Wirausaha. CV. Arya Duta. Jakarta. Mankiw, Gregory N. 2000. Pengantar Ekonomi ; Edisi ke-4. Erlangga: Jakarta. Samuelson, Paul A. Dan Wiliam D. Nordhaus. 1997. Teori Ilmu Makroekonomi ; Edisi Ketujuhbelas. Jakarta : PT. Media Global Edukasi. Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern ; Perkembangan dan Pemikiran Klasik Hingga Keynesian Baru. Cetakan 11. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.