Anda di halaman 1dari 12

JOB CREATOR

A. DEFINISI JOB CREATOR


Job Creator atau pencipta lapangan pekerjaan disebut juga berwirausaha adalah
seseorang yang menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, dan berguna bagi manusia
dengan ide dan tindakan kreatif dan inovatif. Pengertian jobcreator menurut para ahli
diantaranya:
1. Richard Cantillon, job creator atau wirausaha adalah seorang penemu dan individu
yang membangun sesuatu yang unik dan baru.
2. J.B Say, job creator atau wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola
sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan tingkat
produktivitas yang rendah menjadi tinggi.
3. Dan Stein dan Jhon F.Burgess, job creator atau wirausaha adalah orang yang
mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk
menciptakan peluang usaha dan usaha baru.
4. Vernon A. Musselman dan John H. Jackson, job creator atau wirausaha
(wiraswasta) adalah menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha
untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil.
5. Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, job creator atau wirausaha adalah
seorang inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang bisa
di jual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta kecakapan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
6. Geoffrey G. Meredit, job creator atau wirausaha adalah orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta
mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan.
7. Skinner, job creator atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko yang
diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis menerima imbalan
jasa berupa profit nonfinancial.
8. Joseph C Schumpeter, job creator atau wirausaha adalah orang yang mampu
menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar
yang baru dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan
tersebut. Wirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor
(penemu).
9. Syamsudin Suryana, job creator atau wirausaha adalah seseorang yang memiliki
karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang
wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi
pada masa depan.
10. Andrew J Dubrin, job creator atau wirausaha adalah seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif.

B. KARAKTERISTIK/CIRI JOB CREATOR


Seorang job creator atau wirausahawan memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri
diantaranya:
1. Mempunyai daya kreasi serta inovasi tinggi.
Seorang wirausaha yang sukses adalah seseorang yang memiliki
keberanian yang tinggi untuk berkreasi. Karena memiliki kreativitas saja tidak
cukup untuk menuju kesuksesan berbisnis
2. Memiliki keberanian dalam mengambil keputusan serta risiko.
Orang yang memiliki keberanian untuk memulai tidak akan takut
dengan resiko kegagalan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
3. Bersikap percaya diri
Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan diri untuk
mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebih baik.
4. Berorientasi ke masa depan.
Seorang wirausaha selalu berfikir jangka panjang untuk masa depan.
5. Memiliki daya analisis yang baik.
Seorang wirausaha harus memiliki daya analisis terhadap apa yang
sedang dikerjakannya. Hal ini penting dimiliki dalam diri seorang
wirausahawan yang sedang menggeluti bisnis, karena betujuan untuk
meminimalisir kerugian.
6. Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk
dirinya sendiri maupun bawahannya. Dalam artian mampu memimpin atau
mengendalikan dirinya sendiri dan anggotanya dalam pengambilan keputusan.
7. Memiliki sifat hemat atau tidak konsumtif.
Seorang pemimpin tidak seharusnya memiliki perilaku konsumtif,
karena pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan. Dengan jiwa seperti
ini, bisnis yang sedang di bangun akan semakin berkembang dengan terus
memanfaatkan keuntungan sebagai modal untuk bisnis yang lebih besar.
8. Selalu disiplin
Disiplin merupakan sifat dasar dalam menggerakan motivasi dan
semangat dalam menjalankan usaha dan pekerjaan,
9. Mandiri serta Realistis
Tidak menggantungkan keputusan pada orang lain tapi memutuskan
segala sesuatu yang terjadi oleh diri sendiri. Sikap mandiri dan realistis ini harus
dimiliki oleh seorang wirausaha agar dapat menjalani setiap usaha yang sedang
dikerjakan.
10. Memiliki keterampilan personal
Seorang wirausaha harus mau dan mampu mencari dan menangkap
setiap peluang yang akan menguntungkan usahanya. Ia harus memanfaatkan
setiap peluang yang ada, mau berkomunikasi dengan siapapun, dan menangani
setiap usaha dengan terencana serta mampu bekerja sama dengan berbagai
pihak yang akan menguntungkan perusahaan.

C. FUNGSI/MANFAAT ADANYA JOB CREATOR


1. Memberikan kesadaran pada masyarakat tentang kewirausahaan.
Seseorang sudah memulai dan menjalani kewirausahaan, lalu sukses menjadi
seorang wiraswasta, maka hal itu akan membuat masyarakat tergerak untuk ikut
berwiraswasta. Bukan hanya belajar menjadi seorang wirausaha saja, tetapi juga
belajar menjadi pribadi yang tangguh dalam menjalankan usaha.
2. Membudayakan sikap disiplin dan memberikan semangat baru di masyarakat.
Masyarakat akan mencoba berwirausaha dengan semangat dan daya juang yang
gigih untuk mendapatkan keberhasilan dari usaha yang mulai dijalaninya tersebut.
3. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas di masyarakat.
Saat seseorang menjadi wirausaha tentunya orang itu membutuhkan sumber
daya manusia yang baik dalam membantu menjalankan usahanya. Sehingga
seseorang yang berwirausaha harus memberdayakan sumber daya manusia untuk
meningkatkan pencapaian usahanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
tersebut.
4. Membuat masyarakat di lingkungan sekitar menjadi sejahtera.
Ketika kita berwirausaha dan memberdayakan sumber daya manusia, maka
anda sudah mengurangi jumlah pengangguran. Tidak hanya itu saja, seseorang yang
sudah mempunyai pekerjaan tetap juga dapat mencapai kemajuan dan
kesejahteraannya sendiri.
5. Menambah lapangan kerja bagi orang yang membutuhkan
Menambah lapangan kerja ini sebenarnya menjadi fungsi utama dalam dunia
wirausaha karena saat kita mendirikan suatu usaha atau suatu perusahaan maka kita
membutuhkan orang-orang yang membantu pekerjaan kita. Maka secara tidak
langsung kita sudah menciptakan lapangan kerja baru bagi orang-orang yang
membutuhkan pekerjaan.

D. DIMENSI JOB CREATOR


1. Kualitas Dasar Kewirausahaan, meliputi kualitas dasar daya pikir, yang di
dalamnya harus terdapat hal-hal yang berkenaan dengan berpikir kreatif, inovatif,
memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain, berpikir sebab-
akibat, berpikir kedepan (berpikir futuristik). Kualitas dasar daya hati, yang
didalamnya memuat memiliki rasa inisiatif yang tinggi, memiliki hubungan
interpersonal yang baik, dan memiliki komitmen yang tinggi. Dan hal terakhir yang
ada di dalam kualitas dasar kewirausahaan adalah kualitas dasar daya fisik, yang
meliputi bisa menjaga kesehatan secara teratur, dan menjaga energi tubuh dengan
baik.
2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan, seseorang yang ingin menjadi job creator
atau wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki kualitas dasar
kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga memiliki kualitas
instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu), baik mono disiplin ilmu,
antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu. Kewirausahaan bukanlah sekadar
mono-disiplin (ekonomi, matematika, manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya
antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri,
dsb.), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).

E. INDIKATOR JOB CREATOR


1. Selalu disiplin, disiplin merupakan sifat dasar dalam menggerakan motivasi dan
semangat dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya.
2. Memiliki sifat jujur, kejujuran adalah hal utama dalam memulai sebuah usaha,
karena kejujuran ini sama halnya dengan amanah yang diberikan
3. Selalu berorientasi pada hasil, ini penting karena setiap hambatan yang mungkin
muncul tidak akan membuat kita menyerah tapi kita akan merasa tertantang
sehingga hasilnya pun sesuai dengan yang sudah direncanakan.
4. Kreatif dan Inovatif, kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan
sesuatu yang berbeda, jika kita memiliki kreatifitas yang tinggi maka usaha yang
kita jalankan pun akan menarik minat masyarakat sehingga menimbulkan
keuntungan bagi usaha. Sedangkan inovatif adalah sebuah terobosan baru dan
seorang wirausaha harus memiliki terobosan-terobosan baru dan meninggalkan
cara-cara lama dalam suatu pekerjaan.
5. Memiliki komitmen yang tinggi, mulailah dengan berkomitmen pada diri sendiri
dengan memegang teguh prinsip yang jelas dan pasti saat kita akan memulai
menjalankan usaha.

F. MODEL-MODEL JOB CREATOR


1. Kewirausahaan Rutin, adalah job creator atau wirausaha yang melakukan kegiatan
sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan
standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-
perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-kasian
sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan
teknologi.
2. Kewirausahaan Arbitrase, adalah job creator atau wirausaha yang selalu mencari
peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).
Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak
perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam
memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Kewirausahaan Inovatif, adalah Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan
kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam
memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber
pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi
baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pembekalan, dan organisasi yang baru.
JOB SEEKER
Jobseeker terdiri dari 2 kata yaitu job dan seeker. Job dapat diartikan sebagai pekerjaan
sedangkan Seeker diartikan sebagai pencari. Atau dengan kata lain job seeker adalah pencari
pekeriaan atau biasa disebut dengan pengangguran.
A. DEFINISI JOB SEEKER
Ada beberapa definisi dari jobseeker atau pengangguran menurut para ahli diantaranya:
1. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1997) jobseeker atau masa resesi dianggap sebagai
“cuti masal” dan pengangguran merupakan hasil yang efisien dari mekanisme
penawaran dan permintaan, walaupun belum tentu wajar atau pantas
2. Menurut Penrose (1963) Job Seeker atau pencari kerja adalah seseorang yang mencari
pekerjaan dan bergantung pada orang lain yang memiliki lapangan pekerjaan untuk
mendapatkannya.
3. Menurut Sukirno, Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang
secara aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya.
4. Menurut Linda Pribandari (2015) Job Seeker atau pencari kerja adalah seseorang yang
mencari pekerjaan dan bergantung pada orang lain yang memiliki lapangan pekerjaan
untuk mendapatkannya.
5. Menurut Rusmaisha (1999) Pencari kerja (job seeker) adalah Orang yang belum
mendapatkan pekerjaan atau sudah memiliki pekerjaan dan berusaha mencari pekerjaan
sesuai dengan minat, background pendidikan, maupun dengan bakat kemampuan yang
dimiliki dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi mengenai
perusahaan yang diminati maupun meminta informasi maupun bantuan kolega yang
dimiliki.
6. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja NO.KEP.203/MEN/1999, ketentuan umum
pasal 1 [9], mengemukakan bahwa: “Pencari kerja (job seeker) adalah angkatan kerja
yang menganggur dan mencari pekerjaan, maupun yang sudah bekerja tetapi ingin
pindah atau ingin alih pekerjaan yang dinyatakan dengan aktifitasnya mendaftarkan
diri kepada pelaksanaan pelayanan penempatan tenaga kerja, atau harus melamar
pekerjaan kepada pemberi kerja”.
7. Menurut Nanga (2005) mendefinisikan jobseeker/pengangguran adalah suatu keadaan
di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki
pekerjaan
8. Edward G. (2000) jobseeker/Pengangguran adalah mereka yang mencari pekerjaan,
tetapi tidak mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.
9. Mankiw (2000) jobseeker/engangguran akan selalu muncul dalam suatu perekonomian
karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah adanya proses pencarian kerja, yaitu
dibutuhkannya waktu untuk mencocokkan para pekerja dan pekerjaan. Alasan kedua
adalah adanya kekakuan upah. Kekakuan upah ini dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu
adanya kebijakan upah minimum, daya tawar kolektif dari serikat pekerja, dan upah
efisiensi
10. Payman J. Simanjuntak jobseeker/pengangguran adalah orang yang tidak bekerja
berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
B. KARAKTERISTIK JOB SEEKER
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pengangguran. Karakteristik
jobseeker yang susah mendapatkan pekerjaan atau biasa disebut pengangguran, yaitu:
1. Kurangnya keahlian
Kealian yang dimiliki seseorang berbeda-beda, bagi seseorang yang memiliki keahlian yang
lebih menonjol dibandingkan orang lain maka akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang
diinginkan, namun sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki keahlian maka akan sulit untuk
mencari pekerjaan.
2. Buta informasi
Seseorang menjadi penangguran juga dapat disebabkan karena kurangmya informasi akan
adanya suatu lowongan pekerjaan, biasanya hal tersebut dapat terjadi karena orang tersebut
malas mencari informasi. Padahal, informasi akan suatu lowongan pekerjaan dapat ia peroleh
melalui media cetak maupun elektronik
3. Rendahnya pendidikan formal
Masih banyak masyarakat Indonesia yang meremehkan pendidikan bagi anak-anaknya,
padahal pendidikan formal adalah salah satu modal utama untuk mencari pekerjaan. Namun
rendahnya pendidikan seseorang juga dapat disebabkan karena kurangnya kemampuan dari
segi ekonomi untuk membiayai sekolah anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
Namun Ada juga bebarapa karakteristik jobseeker yang harus dimiliki jobseeker agar
mendapat pekerjaan:
1. CERDAS
Pelamar kerja harus pintar atau cerdas. Namun bukan berarti harus punya nilai akademik atau
ranking yang bagus. Pintar artinya mereka harus menguasai technical skill alias keterampilan
teknis yang sesuai dengan posisi yang dilamar. Lebih dari itu, mereka juga harus punya soft
skill yaitu kemampuan hubungan antar manusia yang bagus. Misalnya kemampuan
berkomunikasi, mudah beradaptasi dengan teman dan semacamnya.
2. KREATIF
Orang yang kreatif pasti lebih diminati oleh perusahaan karena mereka bisa mengembangkan
potensi diri. Kreatif berarti selalu punya rasa ingin tahu, penuh imajinasi, punya ide segar dan
suka mencari jalan keluar dari masalah. Pelamar kerja yang kreatif bisa terlihat dari surat
lamaran dan curriculum vitae yang dibuat. Mereka pasti akan membuat surat lamaran yang
berbeda dan menarik perhatian.
3. JUJUR
Orang yang jujur berarti apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan. Mereka tidak suka
berbohong dan menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan. Pekerja yang jujur sangat
disukai oleh perusahaan manapun. Kejujuran pencari kerja akan diuji dari awal sejak
mengajukan surat lamaran kerja dan pada saat wawancara.
4. BISA BEKERJASAMA DALAM TIM
Perusahaan adalah sebuah organisasi besar yang terdiri dari beragam manusia dengan karakter
yang berbeda. Tentu saja para pegawainya harus bisa bekerjasama dalam sebuah tim yang
kompak. Pelamar kerja yang bisa menerima perbedaan dan siap bekerjasama dengan siapa saja
akan diterima.

C. FUNGSI JOB SEEKER


Beberapa orang hanya ingin mencari pekerjaan yang layak, tanpa berfikir bahwa ia
sebenernya bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan itu sendiri. Padahal akan jauh lebih baik
menjadi pencipta lapangan pekerjaan dari pada mencari pekerjaan. Dengan menciptakan
lapangan pekerjaan, maka seseorang dapat membantu orang lain untuk mendapatkan pekerjaan
juga. Dengan kata lain, jika menjadi job seeker kita hanya menjadi karyawan, sedangkan
dengan bisa menjadi bos atau pimpinan dari karyawan kita.
Ada beberapa fungsi dari jobseeker diantaranya:
 Sebagai menjadi job creator motivasi bagi job creator dalam membuat lapangan
pekerjaan
 Mencari berbagai pengalaman berbeda di setiap perusahaan
 Meningkatkan standar kompetensi yang di butuhkan perusahaan
 Meningkatkan persaingan diantara pencari kerja
D. DIMENSI JOB SEEKER
Dengan menciptakan lapangan pekerjaan, maka seseorang dapat membantu orang lain untuk
mendapatkan pekerjaan juga. Dengan kata lain, jika menjadi job seeker kita hanya menjadi
karyawan. Ada beberapa dimensi job seeker untuk mendapatkan informasi lowongan kerja,
diantaranya:

 Job seeker konvensional, yaitu dengan mencari secara langsung ke perusahaan-


perusahaan dengan mendatangi kantor mereka satu per satu, atau ada beberapa yang
mendapatkan informasi dari kenalan yang dimilikinya, mendapatkan informasi dari
spanduk, pamphlet, atau selebaran yang dilihatnya di tempat-tempat umum. Selain
menggunakan cara konvensional.
 Job seeker modern, adalah mencari atau mendapatkan informasi peluang kerja dengan
cara-cara yang modern. Ada yang mendapatkan informasi pekerjaan dari media social
seperti halaman web atau status faceboo, twitter, linked in, dan situs-situs online
lainnya. Selain itu ada juga yang bergabung dengan komunitas atau pusat-pusat
informasi lowongan pekerjaan via online yang disediakan oleh instansi-instansi tertentu
atu yang independen, seperti career center yang dibuat oleh perguruan tinggi, jobstreet,
karir.com dan lain-lain.

E. INDIKATOR JOB SEEKER


 Kemajuan Teknologi
Saat ini sudah banyak pabrik yang hanya membutuhkan sedikit pekerja karena kebanyakan
posisi nya sudah diambil oleh robot. Selain biaya lebih murah, menggunakan robot juga
membuat pekerjaan lebih cepat
 Keterampilan dan Pengalaman Pemohon Tidak Sesuai Kriteria
Setiap perusahaan sudah tentu memiliki kriteria dalam menerima karyawan, namun tentu saja
akan ada persaingan dalam hal ini. Semakin tinggi keterampilan seseorang dalam suatu posisi
maka akan semakin mudah pula dia diterima.
Beda hal nya dengan yang baru saja bekerja, biasanya mereka akan sulit untuk diterima karena
perusahaan membutuhkan kriteria yang sesuai dengan posisi yang mereka butuhkan.
 Kurangnya Pendidikan
Semakin tinggi gelar dan derajat seseorang, maka akan semakin mudah dia mendapatkan
pekerjaan, sehingga jika ada seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, biasanya dia akan
menjadi buruh kasar saja, apalagi jika seseorang itu tidak memiliki jiwa usaha.
 Persaingan Pasar Global
Saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang didirikan, namun mereka lebih
memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain dibandingkan tenaga kerja dari Indonesia.
Alasannya karena keterampilan juga kemampuan tenaga kerja lokal masih tidak sesuai dengan
persyaratan mereka.
 Harapan Untuk Calon Pekerja Terlalu Tinggi
Tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak ada yang sesuai, banyak dari mereka yang
sama sekali tidak menerima tenaga kerja.
E. MODEL MODEL JOB SEEKER
Jobseeker atau pengangguran adalah salahsatu masalah makroekonomi. Ada beberapa modael
yaitu:
1. Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)
Pengangguran ini terjadi karena maju-mundurnya ekonomi suatu negara. Ketika
perekonomian mengalami kemunduran daya beli masyarakat pun akan menurun. Akibatnya
perusahaan akan mengurangi produksi dan perusahaan banyak memberhentikan karyawannya.
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran strutktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan perubahan
struktur perekonomian. Contohnya peralihan perekonomian dari sektor perkebunan ke sektor
industri. Masyarakat yang ingin bekerja di sektor industri sulit bekerja karena mereka terbiasa
bekerja di sektor perkebunan sehingga harus menyesuaikan diri bila ingin bekerja di sektor
industri.
3. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh sistem yang tidak
bisa mempertemukan antara pembuka lowongan kerja dan pencari kerja. entah itu karena
kendala informasi, waktu ataupun geografi.
4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi disebabkan oleh adanya peralihan dari tenaga kerja manusia
menjadi mesin. Perusahaan biasanya lebih memilih menggunakan tenaga mesin dibandingkan
tenaga manusia karena lebih cepat, mudah dan hemat biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Linda, 2015 http://lindapraba.blogspot.com/2015/01/tugas-4-perbedaan-antara-job-
creator.html.
Purwanto, Priyo. 2005. http://priyo.staff.gunadarma.ac.id/. Diakses pada tanggal 10 Desember
2014.
Djam’an, Satori, (2004), Implementasi Life Skills Dalam Konteks Pendidikan Di Sekolah.
Makalah UNIMED. pp 3-8
Goodsell, Kenneth E. (2005). Vocatinal educational. a paper presented in partial fulfillment for
TED 531 History and Philosophy of Technology Education State University of New York-
Oswego, diambil pada tanggal 19 Oktober 2010, dari http://www.oswego.edu.
Puspitasari, Dewi, (2007). Kewirausahaan Mengaktualisasikan Sikap Dan Perilaku Wirausaha.
CV. Arya Duta. Jakarta.
Mankiw, Gregory N. 2000. Pengantar Ekonomi ; Edisi ke-4. Erlangga: Jakarta.
Samuelson, Paul A. Dan Wiliam D. Nordhaus. 1997. Teori Ilmu Makroekonomi ; Edisi
Ketujuhbelas. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern ; Perkembangan dan Pemikiran Klasik
Hingga Keynesian Baru. Cetakan 11. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai