Anda di halaman 1dari 11

Tugas 1 Kewirausahaan

Arzika Ersa Mayori

030491258

1.Pengertian wirausaha:

Wirausahawan atau dalam bahasa inggris dikenal dengan entrepreneur adalah orang yang melakukan
aktivitas atau mengelola wirausaha seperti; menentukan cara produksi baru, menyusun managemen
operasi untuk pengadaan produk baru, cara memasarkan serta mengatur permodalan operasinya.

Wirausaha harus memiliki kepandaian atau memiliki bakat mengenali produk baru yang akan
dikembangkan. Jadi, wirausahawan bukanlah penjual namun wirausahawan adalah pencipta kegiatan
usaha.

wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber
daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.

2.Karakteristik yang perlu dimiliki seorang wirausaha, antara lain adalah :

1. Disiplin

Kerja keras dan disiplin merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang dalam berwirausaha.
Selain kerja keras ia juga harus disiplin dalam melaksanakan usahanya, sebab meskipun orang bekerja
keras tetapi kalau tidak disiplin, usahanya kurang berarti. Para wirausaha yang mempunyai kemauan
keras dan penuh disiplin akan dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja secara bersungguh-sungguh.
Disiplin berasal dari bahasa Inggris (disciple) yang berarti pengikut atau murid. Perkataan disiplin
mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan.

2. Komitmen tinggi

Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya
walaupun dengan dirinya sendiri, serta selalu berusaha menyesuaikan kata dan perbuatan.

3. Jujur
Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang wirausaha harus mau dan mempu mengatakan
apa adanya, kejujuran dapat disamakan dengan amanah yang harus dijalankan.

Amanah yang diartikan apabila diberi kepercayaan tidak berkhianat, kalau berkata selalu benar, jika
berjanji tidak ingkar.

4. Kreatif dan Inovatif

Menurut Theodore Levitt, kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir yang baru dan berbeda.
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh itu menurutnya kewirausahaan
adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
Menurut Woolfolk, kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau
asli atau pemecahan suatu masalah. Conny Semiawan, menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru. Zimmerer dalam buku yang
ditulis Suryana (2003:24) dalam bukunya “Entrepreneurship And The New Venture Formation”,
mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama
dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada (generating something from nothing). Jadi, secara umum kreativitas bisa diartikan
kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau produk baru. Dapat juga kreativitas diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas adalah kemampuan seseorang
melahirkan sesuatu (produk) yang baru. Innovation is the ability to apply creative solutions to those
problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live, Inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Inovatif merupakan terobosan baru. Inovatif dalam
berwirausaha berarti suatu proses untuk dapat mengubah peluang usaha menjadi gagasan baru yang
dapat menghasilkan uang. Apabila seorang wirausaha ingin sukses, ia harus dapat membuat produk
yang dihasilkan dengan inovasi-inovasi baru. Salah satu penyebab kegagalan dalam berwirausaha
biasanya terletak pada keterlambatan berinovasi dalam produk, pelayanan serta pemasarannya.

5. Mandiri dan realistis

Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu
dikerjakan memang karena kemampuannya sendiri serta tidak pernah merasa besar karena orang lain,
tetapi besar karena usaha kerasnya.

Pribadi mandiri ialah dia yang tahu siapa dan apa dia itu, dia adalah seorang manusia yang tahu apa yang
dilakukannya, karena sadar apa yang dituju. Pribadi itu utuh dan tidak berantakan. Ia tahu akan
menerima baik keunggulan maupun kelemahannya. Ia menerima dirinya sendiri dan orang lain apa
adanya. Ia tidak berkelit menghadapi kenyataan. Dalam menjalankan pekerjaannya ia selalu berdasarkan
atas bakat dan kemampuan yang dimilikinya (realistis) dan bekerja menurut keyakinan serta
kemampuannya sendiri (mandiri) dan percaya kepada nasibnya sendiri. Seorang wirausaha dia dapat
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain.

6. Berani menghadapi resiko

Richard Cantillon, orang yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa
wirausaha adalah seseorag yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya
tidak didasari oleh spekulasi, melaikan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap
pekerjaannya karena sudah di perhitungkan dengan seksama dan realistis. Keberanian menghadapi
resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan
balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya.

7. Selalu mencari peluang

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis
dan produktif untuk mencapai tujuan. Karena wirausaha adalah seseorang yang merasakan adanya
peluag, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan
merupakan suatu hal yang dapat dicapai.

8. Memiliki jiwa kepemimpinan

Seseorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan.
Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan
krativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya lebih cepat, lebih
dahulu dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk baru dan berbeda, sehingga ia
menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan
perbedaan sebagai suatu yang menjadi nilai tambah. Karena itu, perbedaan bagi seorang yang memiliki
jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai tambah. Ia selalu ingin
bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan
peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki
kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki
taktik mediator dan negosiator daripada diktator.

9. Memiliki kemampuan manajerial


Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemapuan
perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengolah usaha dan sumber daya
manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang
kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajid dimiliki oleh seorang wirausaha,
tanpa itu semua maka bukan keberahasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang akan dituai.

Untuk menuju terwujudnya wawasan kewirausahaan, maka salah satu kuncinya adalah menciptakan
organisasi usaha yang dinamis dan fleksibel, manajer bervisi kedepan, serta lingkungan kerja yang
kondusif.

10. Memiliki keterampilan personal

Seorang wirausaha harus percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan
keuntungan melalui usaha yang dilasanakannya, mau dan mampu mencari serta menangkap peluang
yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut, mau dan mampu berkomunikasi dengan
siapapun, mencintai kegiatan usahanya, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,
jujur, hemat, dan disiplin, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri demi meningkatkan
usahanya dan memotivasi orang lain serta melakukan perluasan dan usaha, serta berusaha mengenal
dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan
berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

3.Peranan wirausaha dalam perekonomian, di antaranya sebagai berikut.

a. Menciptakan Kesempatan Kerja

Dengan jiwa wirausaha, faktor-faktor produksi dapat dikom- binasikan sehingga dapat menghasilkan
produk baru. Dengan adanya produksi, kesempatan kerja menjadi lebih terbuka dan hal ini dapat
mengurangi angka pengangguran.

b. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Nasional

Dengan munculnya produk-produk baru, baik yang berbentuk barang maupun jasa, akan memberikan
kontribusi bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional melalui pening- katan
jumlah produksi barang dan jasa.

c. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi di Masyarakat

Banyaknya kesempatan kerja yang tersedia akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat
sehingga kesenjangan ekonomi antara masyarakat berpendapatan tinggi dan rendah dapat dikurangi.

d. Menumbuhkan Kemandirian Masyarakat dalam Bidang Ekonomi


Kewirausahaan mendorong masyarakat untuk tidak bergantung pada pihak lain, tetapi mampu untuk
berkembang dan berpartisipasi dalam perekonomian nasional.

e. Menumbuhkan Daya Kreasi Bangsa

Dengan kewirausahaan dapat menumbuhkan daya kreasi bangsa sehingga dapat mengoptimalkan
kelangkaan sumber daya ekonomi untuk digunakan secara efektif dan efisien.

4.Entrepreneur menghadapi berbagai Jenis risiko, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Risiko Finansial

Hampir dalam semua perintisan usaha baru, terdapat seseorang yang mempertaruhkan uangnya, yang
mungkin saja akan hilang lenyap sepenuhnya apabila usaha baru tersebut gagal. Entrepreneur sering kali
dituntut untuk mempertaruhkan kewajiban perusahaan, yang sebenarnya jauh lebih besar daripada
seluruh harta pribadinya, sehingga sebenarnya para entrepreneur berpeluang menjadi seseorang yang
pailit. Karena itu wajar apabila banyak orang yang tidak bersedia menjadi entrepreneur karena tidak rela
mempertaruhkan harta simpanannya, rumah tinggal, serta uangnya untuk memulai sebuah usaha baru.

2. Risiko Karier

Calon entrepreneur sering kali mempertanyakan apakah mereka akan dapat mencari pekerjaan baru
atau kembali ke pekerjaan mereka semula apabila usaha mereka ternyata gagal. Hal ini yang sering kali
menjadi pertimbangan dan hambatan bagi karyawan yang memiliki pekerjaan yang aman dan bergaji
tinggi, untuk menjadi Entrepreneur.

3. Risiko Keluarga dan Sosial

Memulai usaha baru sangat menguras waktu dan energi yang dimiliki oleh seorang entrepreneur,
sehingga sering mengganggu kewajibannya yang lain. Entrepreneur yang sudah berkeluarga kadang-
kadang terpaksa mengabaikan keluarganya sehingga bisa menimbulkan “cacat emosional” yang
permanen. Selain itu pertemanan mereka juga sering terganggu karena entrepreneur selalu disibukkan
oleh pekerjaannya.

4. Risiko Kejiwaan
Boleh jadi, risiko paling besar bagi entrepreneur adalah dalam aspek kejiwaan. Uang bisa diganti, rumah
baru bisa dibangun, keluarga dan teman teman mungkin bisa memaklumi kesibukan seorang
entrepreneur. Tetapi, dampak psikologis entrepreneur yang pernah gagal sering kali tidak bisa segera
disembuhkan. dan akhirnya kebanyakan berakibat buruk.

5.Sumber Stress: Boyd dan Gumpert menemukan 4 (empat) penyebab munculnya stress di kalangan
Etrepreneur, yaitu (1) kesepian, (2) tenggelam dalam pekerjaan, (3) permasalahan sumber daya manusia,
dan (4) keinginan untuk berhasil.

Menghadapi Stress

Teknik-teknik klasik untuk mengurangi stress seperti meditasi, relaksasi otot, berolah-raga secara rutin,
memang membantu mengurangi stress. Boyd dan Gumpert justru mengusulkan agar Entrepreneur
mencoba memperjelas penyebab stress yang mereka hadapi. Jika penyebab stress bisa teridentifikasi,
Entrepreneur bisa memerangi stress dengan cara (1) menyadari keberadaan stress, (2) mengembangkan
cara atau mekanisme untuk mengatasi stress, dan (3) mencoba mendalami adanya keinginan-keinginan
pribadi yang tidak disadari.

Berikut ini disajikan cara-cara untuk mengurangi stress.

A.Mengembangkan jejaring sesama pengusaha

B.Liburan

C.Berkomunikasi dengan karyawan

D.Mencari kepuasan di luar perusahaan

E.Melakukan pendelegasian

6.Dun komponen penting dari kreativitas yaitu proses dan orang.Proses, berorientasi pada sasaran dan
sebenarnyaa proses dirancang untuk bisa menjawab pertanyaan yang dihadapi.Seddngkan orang
merupakan komponen yang menentukan corak solusi yang akan dimunculkan dalam mengatasi
permasalahan.

7.Solusi Adaptor

Menggunakan pendekatan yang sifatnya berdisiplin, teliti, dan mengikuti prosedur


Lebih tertarik pada pemecahan masalah daripada penemuan atau pemahaman permasalahan

Berusaha menyempurnakan praktek-praktek pemecahan masalah yang sudah biasa digunakan

Cenderung berorientasi terhadap alat pemecahan masalah

Mampu menangani masalah hingga rinci

Mudah dipengaruhi oleh suasana kerjasama dan kedekatan dalam kelompok

Solusi Inovatif

Memikirkan solusi permasalahan dengan sudut pandang yang tidak biasa

Menemukan atau memahami permasalahan dan kemungkinan cara penyelesaiannya

Mempertanyakan asumsi dasar dari praktek-praktek pemecahan masalah yang sudah biasa digunakan

Tidak terlalu memperdulikan alat, lebih tertarik terhadap hasil

Tidak ada pekerjaan yang sifatnya rutin

Tidak perduli terhadap kesepakatan dan tidak peka terhadap perasaan orang lain

8.Cara-cara untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebiasaan berpikir yang menghambat kreativitas,
sehingga diharapkan bisa membantu meningkatkan kreativitas seseorang:

a) Mengenali hubungan.

b) Mengembangkan pemahaman tentang fungsi.

c) Menggunakan otak.

d) Menghilangkan cara berpikir yang menghambat.

9.1.Tahap Akumulasi Pengetahuan

Memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal untuk memecahkannya.

2.Tahap Inkubasi
Masa di mana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan masalah dan
perhatian dialihkan sejenak pada hal yang lain. Tahap inkubasi dapat membebaskan kita dari pikiran-
pikiran yang melelahkan akibat proses pemecahan masalah. Menghentikan proses pemecahan masalah
dalam beberapa waktu untuk menyusun kembali pemikiran-pemikiran kita terhadap masalah yang kita
hadapi. Melupakan sebuah masalah yang berat dalam sementara waktu dapat membantu kita untuk
menemukan ide-ide baru yang lebih sesuai untuk menyelesaikan suatu masalah. Tahap ini juga dapat
membantu kita dalam proses kreatif, karena dalam tahap ini kita seringkali dapat memecahkan suatu
masalah dengan tanpa kita sadari.

3.Tahap Memunculkan Gagasan

Pada tahap inkubasi tidak selalu memicu terjadinya iluminasi atau pencerahan. Pada saat iluminasi
terjadi, jalan terang menuju permasalahan mulai terbuka. Kita akan merasakan sensasi kegembiraan
yang luar biasa, karena pemahaman meningkat, semua ide muncul dan ide tersebut saling melengkapi
untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

4.Tahap Evaluasi dan Implementasi

Setelah sebuah ide ditemukan, maka ide tersebut harus diuji. Tahap ini merupakan tahap untuk menguji
sebuah produk hasil proses kreatif untuk membuktikan legimitasinya. Tahap verifikasi umumnya lebih
singkat dari pada tahap-tahap sebelumnya, karena tahap ini hanya menguji dan meninjau kembali hasil
perhitungan seseorang dan juga untuk melihat apakah penemuannya itu berhasil atau tidak.
Seseorang yang selalu melakukan hal yang sama dari waktu ke waktu atau pun yang memiliki pemikiran

yang sama dari waktu ke waktu, itu dianggap sebagai orang yang tidak imajinatif dan membosankan. Hal
tersebut sangat bertentangan dengan orang kreatif, orang yang kreatif selalu melihat adanya suatu
hubungan yang unik dari beberapa hal yang tampaknya tidak saling berhubungan.

10.Inovasi terdiri dari empat jenis,

a. Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Konsep ini cenderung disebut revolisioner. Ex, penemuan pesawat terbang oleh wright bersaudara,
telepon oleh alexander graham bell dll.
b. Pengembangan. Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini
menjadi aplikasi ide yang telah ada berbeda. Misalnya, pengembangan McD oleh Ray Kroc.

c. Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi
bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih
mampu memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.

d. Sintesis. Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini
meliputi engambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi
produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. Misal, sintesis pada arloji oleh Casio.

Jenis-jenis Inovator

Frohman dan Pascarella mengungkapkan bahwa terdapat lima jenis Inovator, yaitu :

1.Penjaga Gerbang

Inovator ini mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai perubahan atau kemajuan dalam
bidang teknis. Mereka tidak pernah terlambat memahami perkembangan mengenai apa yang terjadi
ataupun tentang gagasan-gagasan baru. Informasi mengenai perkembangan yang terjadi diperoleh
lewat hubungan pribadi, pertemuan para ahli, ataupun media massa. Apabila inovator ini memperoleh
informasi yang relevan, mereka akan mengirimkan informasi tersebut kepada pihak ataupun unit yang
sesuai agar ditindaklanjuti.

2.Pengembang Gagasan

Pengembang gagasan biasanya menganalisis informasi tentang teknologi baru, produk baru, ataupun
prosedur yang baru, untuk menemukan gagasan baru bagi perusahaan. Gagasan baru tersebut mungkin
berupa solusi yang bersifat inovatif terhadap permasalahan yang muncul dalam mengembangkan
produk, dalam pengembangan usaha, ataupun dalam mencari peluang baru dalam pemasaran produk
ataupun jasa.

3.Juara
Para juara merupakan penganjur atau pendorong gagasan baru, akan berusaha untuk mendapatkan
berbagai jenis sumber yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa gagasannya memang layak
dikembangkan. Mereka cenderung mementingkan hasil dan tidak terlalu perduli resiko dan juga tidak
tertarik mempelajari konsekuensi yang dihadapi bila terjadi kegagalan. Misi utama untuk menyingkirkan
hambatan terhadap gagasan baru.

4.Project Managers

Seseorang perlu merencanakan anggaran dan jadwal, menyusun laporan yang memuat informasi
tentang kemajuan yang sudah dicapai, mengkoordinasikan tenaga kerja dan mengusahakan berbagai
peralatan yang diperlukan maupun berbagai jenis sumber lainnya. Mereka mengelola pekerjaan, tenaga
kerja, yang dibutuhkan untuk mengubah suatu gagasan menjadi kenyataan.

5.Pelatih

Jenis ini menggambarkan aspek teknis dan aspek hubungan antar manusia yang terjadi dalam proses
inovasi. Pelatih akan mengusahakan pelatihan teknis yang berkaitan dengan pengembangan suatu
gagasan baru, dan membantu tenaga kerja agar bisa bekerjasama mengubah gagasan menjadi
kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai