Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang tiada henti-
hentinya memberikan karunia dan rahmatnya berupa kesehatan. Sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah tentang Penerapan IPE (interprofessional education) dan IPC
(interprofessional collaboration ) di institusi pendidikan dan rumah sakit di era 4.0.

Makalah ini dapat terwujud tak lepas dari dosen mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan Ners. Abdurrahman S.K M.Kep dan kelompok 16 (enam belas) ,menyadari
dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan maupun
pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada..

Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

1
DAFTAR ISI
KATA PRNGANTAR :……………………………………………………….1

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………...3

A. Latar belakang………………………………………………………3

B. Tujuan……………………………………………………………….4

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………….5

A.penerapan IPE dan IPC…………………………………………......6

BAB III: PENUTUP…………………………………………………………..8

A.Kesimpulan ………………………………………………………….

B.Saran………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di era global seperti saat ini,Penerapan seorang tenaga kesehatan dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh
dari kolaborasi yang baik antar profesi seperti dokter, perawat, & apoteker dalam kerjasama
tim. Salah satu upaya dalam mewujudkan kolaborasi yang efektif antar profesi perlu
diadakannya praktik kolaborasi sejak dini melalui proses pembelajaran yaitu dengan
melatih mahasiswa pendidikan kesehatan menggunakan strategi Interprofessional
Education (IPE) (WHO, 2010).

Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu interprofessional


collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang
efektif antar profesi. Terkait hal itu maka perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini
dengan melalui proses pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan
kesehatan. Sebuah grand design tentang pembentukan karakter kolaborasi dalam praktik
sebuah bentuk pendidikan yaitu interprofessional education (IPE) (WHO, 2010,
Department of Human Resources for Health).

Hasil survei institusi dari 42 negara menyatakan sudah melakukan strategi


Interprofessional Education (IPE) dan memberikan dampak positive bagi sistem kolaborasi
antar profesi dalam dunia kesehatan serta dapat meningkatkan perawatan dan kepuasan
pasien, bukan hanya bagi negara terkait tetapi juga bila digunakan dinegara-negara lain
(WHO, 2010). Di Indonesia sendiri IPE juga mulai dikenal, ini terbukti dari keterlibatan
Indonesia sebagai partner dalam Kobe University Interprofessional Education for
Collaborating Working Center (KIPEC) (HPEQ Project, 2011). Tetapi pengembangan
kurikulum IPE belum dikembangkan secara merata di instansi pendidikan (WHO, 2010)

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.Interprofessional Education (IPE)

Penerapan sistem IPE dalam dunia pendidikan kesehatan di Indonesia, diharapkan


mampu meningkatkan kualitas mahasiswa kesehatan. IPE diharapkan mampu
meningkatkan kegiatan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia, yakni
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berbasis pada kolaborasi. Hal inilah
yang bertujuan dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, dengan
IPE, tim kesehatan ke depannya terbiasa melakukan kolaborasi saat di tatanan pendidikan,
pelayanan, maupun pengabdian kepada masyarakat.

IPE dalam dunia pendidikan profesi kesehatan melibatkan mahasiswa kesehatan


dari berbagai profesi, untuk saling belajar secara berdampingan. IPE menekankan kerja
sama tim, memahami peran profesi yang lain, tanggung jawab, komunikasi, saling
menghormati, dan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan. Salah satu terobosan yang bisa dilakukan adalah mengimplemetasikan IPE ke
dalam kurikulum pendidikan profesi kesehatan.

Penerapan IPE dalam dunia pendidikan profesi kesehatan, seharusnya dilakukan


sedini mungkin sehingga mahasiswa terlatih mengambil bagian di dalam sebuah tim,
kemudian bagaimana bisa berkontribusi, berkomunikasi dengan baik, mendengar pendapat,
dan berdiskusi demi tujuan bersama, bukan hanya dengan mahasiswa jurusan yang sama,
juga dengan mahasiswa program kesehatan lain.

4
Sebagai orang yang berkecimpung dalam pendidikan profesi kesehatan, sudah
seharusnya kita mendukung dan aktif dalam penerapan sistem IPE. Sudah banyak bukti dan
penelitian yang menunjukkan berbagai manfaat sistem ini. IPE juga memberikan suatu
batasan terhadap wewenang profesi satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada bidang
profesi yang merasa terdiskriminasi atau mendominasi dalam pengambilan keputusan.

Standar akreditasi baru untuk profesi pendidikan kesehatan menyatakan, lulusan


harus kompeten dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan anggota dari tim kesehatan
lain untuk memfasilitasi penyediaan layanan kesehatan. Jelas bahwa sistem IPE diharapkan
berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.

Di Indonesia, sistem IPE dalam pendidikan kesehatan mulai dimasukkan dalam


suatu kurikulum, dan dicanangkan pemerintah tetapi terbatas pada beberapa perguruan
tinggi di daerah Jawa, termasuk Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.
Belum satupun yang mengimplementasikan IPE di Indonesia bagian Timur.

Salah satu bukti nyata implementasi IPE dalam pendidikan profesi kesehatan adalah
ketika Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP). Semua mahasiswa akhir dari berbagai latar
belakang pendidikan di perguruan tinggi tersebut, berusaha mengimplementasikan ilmu
pengetahuan yang dimiliki di tengah-tengah masyarakat. Ada mahasiswa profesi perawat,
dokter, apoteker, gizi, dan lain-lain.

Semua yang tergabung dalam tim ini, berusaha berkolaborasi menangani


permasahalan atau gangguan kesehatan di tengah-tengah masyarakat khususnya mahasiswa
kesehatan. Hal ini dirasa penting dan menunjang untuk proses perawatan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat yang membutuhkan sentuhan tim kesehatan.

Dengan begitu, ketika menjadi profesional dalam kesehatan di masa yang akan
datang, mereka telah terbiasa berkomunikasi, menjaga respect, dan berkonstribusi untuk
kepentingan pasien. Sehingga tidak ada profesional kesehatan yang mendominasi dalam
pengambilan keputusan, dan meninggikan egonya karena merasa profesinya yang lebih
baik dari profesi kesehatan lain.

5
Tetapi, implementasi dari IPE hanya sebatas itu saja, belum ada suatu program di
mana diterapkan dalam suatu kurikulum pendidikan kesehatan, dan dilakukan evaluasi
secara terus-menerus serta contolling untuk perbaikan IPE ke depannya. Ini dikarenakan
setiap bidang kesehatan dalam institusi pendidikan, belum menjalin komunikasi dengan
baik dan belum bekerja sama dalam mengimplementasikan kurikulum IPE.

Selain itu, pemerintah juga belum memberikan perhatian lebih terhadap IPE dan
belum memberikan rumusan tepat bagaimana IPE ini dijalankan. Semoga ke depannya
dapat berjalan maksimal, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan
meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Amin.

Oleh karena itu, perlu dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, demi
terlaksananya IPE yang baik di Indonesia.

B.Interprofessional Collabration (IPC)

profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan
menyediakan pelayanan kesehatan. Namun kenyataannya di beberapa rumah sakit besar di
Indonesia masih belum tampak kolaborasi tim. Salah satu faktor yang menghambat
pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena buruknya komunikasi antar profesi.

Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah kemitraan


antara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk
memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan (Morgan et al,
2015). Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja sama dengan
pasien, keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan
berkualitas tinggi (WHO, 2010).

IPC dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat bersama bagi semua yang
terlibat (Green and Johnson, 2015). Tenaga kesehatan harus melakukan praktek kolaborasi
dengan baik dan tidak melaksanakan pelayanan kesehatan sendiri-sendiri (Orchar et al,
2005 dan Fatalina, 2015). Dampak dari kolaborasi yang buruk adalah tingginya kesalahan
dalam pembuatan resep di Indonesia (sebanyak 98,69%) akibat dari kesalahan dalam

6
penulisan resep dokter, apoteker yang tidak tepat dalam penyiapan obat dan pemberian
informasi mengenai obat tersebut (Easton, 2009). Selain itu menurut National Prescribing
Service Australia menyebutkan bahwa 6% kasus yang terjadi di rumah sakit disebabkan
karena efek samping obat dan kesalahan selama perawatan.

Hal ini muncul karena buruknya kolaborasi antar profesi kesehatan (Perwitasari,
2010). WHO (2009) menjelaskan bahwa 70-80% kesalahan yang terjadi di pelayanan
kesehatan diakibatkan oleh buruknya komunikasi dan kurangnya pemahaman anggota tim.
Kolaborasi tim yang baik dapat mengurangi masalah patient safety (WHO, 2009).

Kurangnya penerapan kolaborasi interprofesi sesuai dengan penelitian yang


dilakukan oleh Fatalina (2015) yang berjudul Persepsi dan Penerimaan Interprofessional
Collaborative Practice di Bidang Maternitas pada Tenaga Kesehatan. Penelitian tersebut
dilakukan di RSUP Dr. Sardjito. Penelitian tersebut mengatakan bahwa belum terlaksana
kolaborasi interprofesi dan masih dilaksanakannya stereotyping kolaborasi tradisional yang
beranggapan bahwa dokter adalah leader dan decision making dan pelaksana adalah
perawat, bidan dan farmasi

7
http://www.bcf.or.id/publications/others/518-mengapa-ipe-penting-dalam-pendidikan-profesi-
kesehatan.html

http://www.bcf.or.id/publications/others/518-mengapa-ipe-penting-dalam-pendidikan-profesi-
kesehatan.html

http://eprints.ums.ac.id/44682/6/BAB%20I.pdf

file:///C:/Users/ACER/Downloads/967-3485-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai