Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


COVID-19, yang disebabkan oleh novel SARS-COV-2, terus menjadi permasalahan
dunia selama dua dekade terakhir ini (WHO, 2020). Wabah ini pertama kali ditemukan di
Wuhan, Cina pada tahun 2019 kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia pada
Maret 2020 (kompas.com). COVID-19 menyerang semua usia, termasuk orang tua dan orang
dengan komorbid sebagai kelompok risiko yang lebih rentan (WHO, 2020). Pada tanggal 11
Maret 2020, organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan bahwa wabah corona sebagai
wabah pandemi karena dalam waktu kurang dari tiga bulan COVID-19 telah menginfeksi
lebih dari 126.000 orang di 123 Negara.
Secara Global, data dari WHO Coronavirus (COVID-19) dashboard pada 9 Desember
2021 (04.08 pm) ada sebanyak 267.184.623 kasus positif dengan 5.277.327 kematian. Di
Indonesia sendiri, dari data Satgas COVID-19, terdapat sebanyak 4.258.560 kasus positif
dengan kasus aktif sebanyak 5.278 dan 143.918 kasus meninggal. Angka tersebut
menunjukkan tren penurunan kejadian di Indonesia setelah sebelumnya terjadi puncak kasus
pada Juli 2021.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menekankan semua orang untuk melakukan
perlindungan diri, dengan cara mencuci tangan secara teratur, masker wajah, social
distancing dan menutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) juga menyebutkan bahwa setiap negara harus terus mengimplementasikan Rencana
Aksi Nasional berdasarkan pendekatan masyarakat dan penilaian realistis tentang apa yang
harus dicapai terlebih dahulu untuk memperlambat penyebaran COVID-19 dan mengurangi
kematian akibat COVID-19 (WHO, 2020). Indonesia sendiri telah melaksanakan masa
tanggap darurat penanganan COVID-19, dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor
21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan
penanganan COVID-19 dan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Ketentuan teknis mengenai jenis kegiatan masyarakat
juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, dimana peraturan ini
memungkinkan pemerintah daerah untuk membatasi pergerakan orang dan barang masuk dan
keluar dari daerah masing-masing (Kemenkes RI, 2020).
Pandemi ini tidak hanya menimbulkan dampak pada kesehatan, juga berbagai dampak
ekonomi dan sosial terhadap para pekerja di semua sektor perekonomian dan semua jenis
usaha. ILO memperkirakan hampir 1,6 milyar pekerja di sektor perekonomian informal – 76
persen dari jumlah pekerja informal di seluruh dunia – terkena dampak secara signifikan oleh
adanya peraturan penutupan (lockdown) dan/atau bekerja di sektor-sektor yang paling parah
terkena dampak wabah, seperti perdagangan grosir dan ritel, manufaktur, akomodasi dan
industri makanan, dimana sebagian besar tenaga kerjanya adalah perempuan. Sesuai dengan
arahan Presiden, bahwa perlu penyesuaian tatanan baru dalam kehidupan untuk bisa
beraktivitas seperti sedia kala.
Penularan COVID-19 antar manusia dipengaruhi interaksi sosial yang dilakukan
(Prem et al., 2020). Tempat kerja menjadi salah satu lokus interaksi dan berkumpulnya orang
merupakan faktor risiko yang perlu diantisipasi penularannya. Kalangan pemerintah,
pengusaha, pekerja dan organisasi, semua menghadapi berbagai tantangan dalam memerangi
pandemi COVID-19 serta melindungi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja (ILO,
2021). Kepatuhan pegawai dalam melakukan protokol kesehatan selama masa pandemi
COVID-19 ini sangat penting dilakukan karena pegawai memiliki pengaruh terhadap
terjadinya kenaikan angka kasus COVID-19 akibat besarnya jumlah populasi pekerja dan
besarnya mobilitas mereka (Nuriati et al, 2021). Tidak hanya itu, penegakkan aturan protokol
kesehatan juga menjadi penting untuk diperhatikan oleh para lembaga atau organisasi usaha.
Pemerintah mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 pada 20 Mei 2020 tentang panduan pencegahan dan
pengendalian COVID-19 di tempat kerja perkantoran dan industri sebagai upaya pengaturan
lingkungan kerja dalam mengurangi angka penularan COVID-19 di tempat kerja. Upaya
penekanan wabah COVID-19 ini harus diiringi dengan kegiatan preventif dan mitigasi
terhadap penyakit ini di tempat kerja oleh para pelaku usaha, mulai dari hulu ke hilir. Sesuai
dengan Peraturan tersebut, tempat kerja perkantoran dan industri dituntut untuk melakukan
perubahan kebijakan pada lingkungan kerja sehingga dapat beradaptasi pada situasi pandemi
ini untuk mendukung keberlangsungan usaha.

1.2 RUMUSAN MASALAH


PT X memberlakukan kembali Work From Office (WHO) pada tahun 2021 setelah
sebelumnya pemberlakukan Work From Home (WFH) selama tahun 2020. Dalam rangka
penyesuaian beraktivitas bekerja kembali pada pandemi COVID-19 yang sedang
berlangsung, PT X perlu membuat suatu program untuk meningkatkan pengetahuan seluruh
anggota perusahaan dalam upaya pencegahan COVID-19 di tempat kerja melalui perubahan
perilaku dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan,
dan mengurangi mobilitas (5M) agar tetap sehat dan produktif dalam bekerja,

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Terwujudnya program perubahan perilaku memakai masker, mencuci tangan, menjaga
jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5M) bagi pegawai di PT X
untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan dukungan dalam upaya
pencegahan COVID-19 di tempat kerja.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman dalam memakai masker pada pegawai PT
X
1.3.2.2 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman dalam mencuci tangan pada pegawai PT X
1.3.2.3 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman dalam menjaga jarak pada pegawai PT X
1.3.2.4 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman dalam menghindari kerumunan pada
pegawai PT X
1.3.2.5 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman dalam mengurangi mobilisasi pada pegawai
PT X
1.3.2.6 Mengubah perilaku pegawai PT X dalam aktivitas bekerja saat pandemi

1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat Praktis
Program intervensi promosi kesehatan 5M ini diharapkan bisa diterapkan secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan
selama pandemi COVID-19 berlangsung.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Program intervensi promosi kesehatan 5M ini diharapkan bisa menjadi referensi bahan
kajian akademik dalam upaya pencegahan COVID-19 di tempat kerja.
1.5 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program promosi kesehatan 5M adalah melakukan kajian kebutuhan,
perencanaan program, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahapan kajian kebutuhan disampaikan
pentingnya program promosi kesehatan 5M. Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi
tujuan, perencanaan kegiatan apa saja yang dibutuhkan, strategi apa yang dilakukan, apa
sumberdaya yang dibutuhkan, siapa saja yang terlibat dalam program tersebut, kapan waktu
pelaksanaan. Pada tahapan implementasi dilakukan apa yang sudah direncanakan sekaligus
melakukan monitoring terhadap tujuan yang ditetapkan sedangkan tahapan evaluasi adalah
melakukan evaluasi apakah program tersebut telah menjawab tujuan yang telah ditetapkan
apa belum kemudian apa rekomendasi yang dibutuhkan berdasarkan hasil evaluasi. Pada
makalah ini, penyusun hanya melakukan sampai tahapan perencanaan program.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 COVID-19
2.2 TEMPAT KERJA
2.3 PERUBAHAN PERILAKU
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 METODE INTERVENSI

Sasaran

Sasaran kelompok orang sehat

Tujuannya agar mereka yang sehat akan tetap sehat dan bahkan mampu meningkatkan
kesehatannya di masa pandemi. Dalam pencegahan covid apabila kelompok ini tidak
memperoleh promkes terutama tentang perilaku memelihara kesehatan diri agar terhindar dari
penularan COVID-19, maka kelompok sehat akan menurun jumlahnya dan kelompok yang
sakit akan cenderung meningkat.

Sasaran kelompok berisiko tinggi

Tujuannya untuk mencegah kelompok berisiko tinggi agar tidak jatuh sakit atau tertular
COVID-19

Sasaran intervensi ini adalah pengendalian faktor risiko yang diprioritaskan pada kelompok
berisiko tinggi terjangkit COVID-19:
- Lanjut usia
- Ibu hamil, ibu menyusui
- Perokok aktif
- Individu dengan komorbid

Metode kelompok besar

Berdasarkan sasaran metode promosi kesehatan yang digunakan pada karyawan PT. X adalah
metode kelompok besar. Sebuah kelompok dikatakan besar ketika jumlah pesertanya
melebihi 15 orang. Untuk kelompok besar metode yang dapat digunakan seperti ceramah,
seminar dan demonstrasi (Hulu, et al., 2020).

Seminar

Untuk mendapatkan hasil penyuluhan yang optimal tergantung pada metode penyuluhan yang
dipakai. Digunakan metode penyuluhan untuk merubah pengetahuan kelompok besar maka
dan tidak terbatas ruang dan waktu maka metode yang tepat adalah seminar. Metode seminar
adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah
dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya (Hulu, et al., 2020).
Media

Untuk memperlancar jalannya suatu promosi kesehatan perlu mempertimbangkan media


promosi kesehatan yang digunakan. Media merupakan suatu perantara atau alat yang
digunakan dalam proses belajar atau penyampaian pesan. Alat peraga yang digunakan dalam
promosi kesehatan di PT. X diantaranya video dan leaflet (Hulu, et al., 2020).

3.2 AKTIVITAS INTERVENSI


3.3 BUDGET PROGRAM
3.4 MEDIA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Hulu, V. T., Pane, H. W., Zuhriyatun, T. F., Munthe, S. A., S, S. H., Sulfianti, . . . Mustar.
(2020). Promosi Kesehatan Masyarakat. Yayasan Kita Menulis.
ILO. 2020. Pencegahan dan Mitigasi COVID-19 di Tempat Kerja untuk Usaha Kecil
Menengah (UKM). Geneva: International Labour Organization
Kemenkes RI. 2020. Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan Belum Optimal.
Retrieved Desember 10th, 2021, from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(kemkes.go.id)
Nuriati et al. 2021. Persepsi Karyawan Terhadap Ketersediaan Fasilitas dan Sarana
Penanganan COVID-19 di Tempat Kerja Berhubungan DenganKepatuhan Protokol
Kesehatan. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 9, Nomor
4, Juli 2021 ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
Syahrial. 2020. Dampak COVID-19 terhadap Tenaga Kerja di Indonesia. Jurnal Ners
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020 Hal 21-29
Tessema et al. 2021. The COVID-19 Pandemic and Healthcare System in Africa: A
Scoping Review of Preparedness, Impact and Response. BMJ Global Health
2021;6:e007179. doi:10.1136/ bmjgh-2021-007179
World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) situation report - 51.
Coronavirus disease (COVID-2019) situation reports. Geneva: WHO, 2020.
World health Organization. World health organisation, coronavirus disease 2019 (COVID-
19): situation report 46. Geneva: WHO, 2020.
World Health Organization. Infection prevention and control during health care when novel
coronavirus (nCoV) infection is suspected: interim guidance, 25 January 2020. World
Health Organization, 2020
WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard | WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard
With Vaccination Data

Anda mungkin juga menyukai