Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan melalui media yang

menimbulkan respon. Pesan yang disampaikan berasal dari komunikator berisi tentang

berbagai hal, seperti protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga

jarak di masa pandemic Covid-19. Penelitian ini tentang Komunikasi Kesehatan Di

Masa Pandemi Covid-19.Komunikasi kesehatan merupakan suatu kegiatan

penyampaian informasi kesehatan untuk melakukan perubahan perilaku individu

maupun kelompok untuk meningkatkan derajat kesehatan. Komunikasi kesehatan juga

mencakup kegiatan menyampaikan informasi tentang Kesehatan.

Kesehatan adalah salah satu kunci kualitas hidup manusia, karena kualitas hidup

dipengaruhi oleh level kesehatan seseorang, baik secara jasmani maupun rohani.

Kesehatan yang dimaksud mencakup keseluruhan aspek hidup manusia, artinya

kesehatan dan masalahnya tidak hanya kajian ilmu (bidang) kesehatan, tetapi juga

mencakup ilmu lainnya, salah satunya ilmu komunikasi.Mengingat kesalahan dalam

komunikasi di bidang kesehatan yang kini mulai marak dibeberapa institusi kesehatan

serta “viral” di media, bahkan menjurus dan beberapa masuk ke ranah hukum, kian

menambah kerumitan masalah kesehatan di Indonesia. Dari beragam permasalahan

kesehatan akibat kesalahan komunikasi tersebut, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti

Kemenristekdikti Ali Gufron Mukti meminta kampus-kampus mulai menerapkan ilmu

komunikasi di bidangnya, termasuk kampus kedokteran, yaitu kajian komunikasi

kesehatan.
Seperti dipahami bersama, komunikasi kesehatan merupakan salah satu kunci

dan menjadi faktor penting untuk menjaga, menjamin, dan menyelamatkan kehidupan

manusia saat krisis kesehatan terjadi, termasuk krisis yang diakibatkan persebaran virus

Corona. Dalam hal ini, komunikasi kesehatan yang terukur dan terencana dapat

memfasilitasi pengendalian situasi yang tidak menentu (uncertainty) dan mereduksi

ketakutan masyarakat. Promosi kesehatan perlu dilakukan untuk mencapai perubahan

perilaku dan menumbuhkan harapan masyarakat pada saat menghadapi krisis (Ngai et

al. 2020).

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Tantangan Komunikasi Kesehatan Dalam Menghadapai Pandemic Covid 19

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian merupakan gambaran mengenai arah yang hendak dituju

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah

yang telah dirumuskan sebelumnya. yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut : Untuk mendeskripsikan bagaimana

komunikasi tenaga kesehatan dalam menghadapi covid-19


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Kesehatan Dalam Menghadapi Covid 19

A. Komunikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan merupakan studi yang mempelajari bagaimana

cara menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi

kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat

membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan

(Liliweri,2013:46). Komunikasi kesehatan dirujuk sebagai sebuah upaya

individu dan kelompok dalam meningkatkan kualitas kesehatan dengan

mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok. Sehingga, komunikasi

kesehatan dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan multidisiplin untuk

menjangkau khalayak dan berbagi informasi terkait kesehatan dengan tujuan

mempengaruhi, melibatkan, dan mendukung individu, komunitas, tenaga

profesional kesehatan, kelompok khusus, pembuat kebijakan dan masyarakat

untuk memperjuangkan, memperkenalkan, mengadopsi, atau mempertahankan

perilaku, praktik, atau kebijakan yang akan pada akhirnya meningkatkan hasil

kesehatan (Schiavo, 2007).

B. Tujuan Komunikasi Kesehatan

Tujuan utama dilakukannya komunikasi kesehatan adalah mengajak,

memberdayakan, serta memengaruhi individu dan komunitas dalam melakukan

perbaikan dan meninggikan tingkat kesehatan masyarakat melalui transaksi

informasi kesehatan (Sciavo 2014). Komunikasi kesehatan juga dipakai sebagai


strategi utama untuk menginformasikan kepada masyarakat dan untuk mengelola

permasalahan penting dalam agenda publik tentang masalah Kesehatan.

C. Tantangan Komunikasi Kesehatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19

Tantangan Komunikasi menurut Finset et al,.2020 antara lain:

Tantangan utama bagi praktisi kesehatan masyarakat adalah memberikan

pesan yang jelas dan konsisten yang dapat dipahami oleh berbagai jenis audiens,

termasuk populasi rentan seperti ibu hamil dan anak-anak yang seringkali

dilupakan dalam proses ini.

Tantangan kesehatan masyarakat adalah menyampaikan produk

komunikasi kesehatan dengan pesan yang jelas dan sederhana selama krisis

kesehatan dan untuk menjangkau semua khalayak, terutama populasi yang

rentan. Orang-orang kewalahan dengan volume dan sudut pandang dalam

informasi COVID-19, melalui surat kabar, platform media sosial, dan saluran

baru lainnya, sehingga sulit untuk membedakan mana informasi yang dapat

diandalkan dan bermanfaat serta mana yang salah dan berbahaya.

Tantangan dalam mengembangkan materi komunikasi selama krisis

kesehatan, seperti pandemi COVID-19, adalah keterbatasan waktu dan sumber

daya, serta ketidakpastian risikomenyatakan bahwa penyediaan informasi yang

terbuka, jujur, konsisten, spesifik, dan penuh pertimbangan secara emosional

adalah penting ketika menghadapi banyak ketidakpastian pandemi COVID-19,

tetapi mereka tidak menjelaskan “bagaimana” melakukannya.

Solusi yang harus dilakukan dalam mengembangkan materi komunikasi

Fokus pada Materi yang Diadaptasi Secara Budaya dan Menarik Secara

Visual Intervensi komunikasi kesehatan masyarakat harus menarik perhatian


publik dan menyampaikan pesan dengan cara yang dapat diandalkan dan sesuai

lintas bahasa, usia, afiliasi budaya, dan tingkat pendidikan untuk audiens target

(Dowse et al., 2014; Adam et al. , 2020 )

Mengirimkan Produk Komunikasi dengan Cepat. Menghadapi tantangan

dalam memutuskan saluran diseminasi. Perempuan di Madagaskar, misalnya,

memiliki kekuatan pengambilan keputusan yang terbatas untuk mencari

informasi kesehatan dan bahkan lebih membatasi akses ke informasi digital.

menghadapi ketidakpastian dalam pengetahuan ilmiah tetapi tetap memutuskan

untuk menyampaikan produk komunikasi kesehatan masyarakat dengan cepat,

untuk memberikan informasi terbaik yang tersedia kepada khalayak sasaran.

( Lucy Bray, 2016 )

Gunakan Hubungan Kolaborasi dan Kepercayaan yang Ada. Contoh

kami menunjukkan bahwa melalui pendekatan partisipatif, jaringan yang ada,

dan kepercayaan di antara para pemangku kepentingan dapat digunakan dalam

proses iteratif pengembangan dan revisi informasi untuk mengatasi risiko yang

tidak pasti dalam krisis Kesehatan (Goto, 2020 )

D. Strategi Komunikasi Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19

Strategi komunikasi tenaga kesehatan bertujuan untuk mencapai suatu

komunikasi antara masyarakat dengan tenaga kesehatan secara efektif agar

pemberian informasi dapat diterima oleh masyarakat dalam proses kegiatan

sosialisasi pencegahan Covid-19. Strategi komunikasi adalah suatu cara untuk

mengatur pelaksanaan proses komunikasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan

sampai dengan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi

merupakan kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi, mulai dari
komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh yang

dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. (Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2020).

Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) adalah keluarga besar virus yang

dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa

corona virus diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa

hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Serve Acute Respiratory Syndrom (SARS) dan corona virus yang

terbaru adalah yang menyebabkan COVID-19. COVID-19 adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh corona virus yang baru ditemukan. COVID-19

sekarang ini menjadi pandemik yang menyerang semua negara yang ada di

dunia.

(Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2020).

Dengan hal ini masyarakat dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19

harus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan. Protokol kesehatan

memuat:

1. Perlindungan Kesehatan Individu Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang

dapat menginfeksi manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus

SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip

pencegahan penularan Covid-19 pada individu dilakukan dengan menghindari

masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan

seperti:

a) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut

hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang
tidak diketahui status kesehatannya yang mungkin dapat menularkan Covid-19.

Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.

b) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan dengan sabun dengan air

mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer.

Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak

bersih.

c) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena

droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,

keramaian, dan berdesakan d) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi

seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup

(minimal 7 jam), serta menghindari faktor resiko penyakit.

2. Perlindungan Kesehatan Masyarakat Perlindungan kesehatan masyarakat

merupakan upaya yang harus dilakukan oleh semua komponen yang ada di

masyarakat guna mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19. Potensi

penyebaran Covid-19 di tempat dan fasilitas umum disebabkan adanya

pergerakan, kerumunan, atau interaksi orang yang dapat menimbulkan kontak

fisik.

Dalam perlindungan kesehatan masyarakat peran pengelola,

penyelenggara atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum sangat penting

untuk menerapkan sebagai berikut:

A. Unsur Pencegahan

1) Kegiatan promosi kesehatan dilakukan melalui sosialisasi, edukasi dan

penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan pengertian dan


pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari pemimpin, tokoh

masyarakat, dan melalui media

2) Kegiatan perlindungan antara lain dilakukan melalui penyediaan sarana

cuci tangan pakai sabun yang muda diakses dan memenuhi standar atau

penyediaan handsenitizer, upaya penapisan kesehatan orang yang akan

masuk ke tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi

permukaan, ruangan, dan peralatan secara berkala, serta menegakkan

kedisiplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko dalam penularan

Covid-19 seperti berkerumunan, dan tidak menggunakan masker dan lain

sebagainya.

B. Unsur Penemuan Kasus

1) Fasilitas dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19,

yang dapat dilakukan melalui berkoordinasi dengan dinas kesehatan

setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek,

nyeri tenggorokan atau sesak nafas) terhadap semua orang yang ada di

tempat dan fasilitas umum.

C. Unsur Penanganan

Secara Cepat dan Efektif Melakukan penanganan untuk mencegah

terjadinya penyebaran yang lebih luas, antara lain berkoordinasi dengan

dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk

melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan rapid test atau Real Time

Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), serta penanganan lain sesuai

kebutuhan. Terhadap penanganan bagi yang sakit atau meninggal di tempat


atau fasilitas umum merujuk pada standar yang berlaku sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undang

D. Program Vaksin

Tujuan utama komunikasi vaksinasi adalah untuk meningkatkan

kepercayaan publik terhadap program vaksin, mendorong penerimaan program

vaksinasi, dan meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk melaksanakan tiga

perilaku kunci (pakai masker – jaga jarak – cuci tangan pakai sabun.

Saluran komunikasi menggunakan berbagai cara seperti media

konvensional (TV, Radio, Koran), media sosial/digital, dan aplikasi berbasis

teknologi. Selain melalui media, informasi juga bisa disalurkan melalui tenaga

kesehatan (termasuk vaksinator), fasilitas kesehatan, Petugas Lapangan

Keluarga Berencana (PLKB), kader kesehatan, relawan kesehatan, dan tokoh

agama maupun masyarakat. strategi ini membagi kelompok sasaran ke dalam

tiga kelompok yaitu primer, sekunder dan tersier. Jumlah target sasaran primer

adalah 32 juta orang yang ditujukan bagi semua penduduk berusia 18 – 59

tahun. Akan tetapi pemberian vaksin pada kelompok primer akan dilakukan

secara bertahap berdasarkan kondisi pasokan dan prioritas sebagai berikut :

1. Tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja

pada Fasilitas pelayanan kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas

pelayanan publik lainnya.

2. Tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat daerah

kecamatan, desa, RT/RW;


3. Guru/tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan

tinggi;

4. Aparatur pemerintah pusat, daerah, dan legislatif;

5. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan; dan

6. Masyarakat dan pelaku perekonomian lainny.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan, bahwa komunikasi Kesehatan sebetulnya

belum berhasil menjangkau pemahaman masyarakat dengan kondisi tertentu, yaitu

dimana masyarakatnya bermasalah secara ekonomi yang di akibatkan pandemi, dan

memiliki pengetahuan rendah. Tetapi upaya tenaga kesehatan dan pemerintah terus

berupaya dengan sebaik-baiknya dalam melakukan penyuluhan dan edukasi terkait

pandemic covid19

3.2 Saran

Pemerintah dan tenaga kesehatan harus lebih gencar lagi dalam mempromosikan

vaksin, karena banyak dari masyarakat masih takut melakukan vaksin karena banyaknya

isu-isu negatif di lingkungan masyarakat.

Dan perbanyak lagi penyuluhan serta edukasi dalam media cetak, media sosial,

tv, radio tentang bahaya dan dampak pandemic covid-19


DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, M. (2013). Dasar - Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2020). Strategi


Komunikasi Vaksin COVID-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Edisi Desember 2020 ISBN 978-623-301-109-9

Kadek Adelia Savitri upaya komunikasi publik dinas kesehatan kota palu dalam
mencegah penyebaran covid-19 e-Proceeding of Management : Vol.8, No.2 April 2021

Ngai, Cindy Sing Bik, Rita Gill Singh, Wenze Lu, and Alex Chun Koon. 2020.
“Grappling with the COVID-19 Health Crisis: Content Analysis of Communication
Strategies and Their Effects on Public Engagement on Social Media.” Journal of
Medical Internet Research 22 (8).

Sciavo, Renato. 2014. “What Is Health Communication?” In Health


Communication: From Theory to Practice, 2nd ed., 623. San Francisco: Jossey-Bass: A
Wiley Brand.

Sutanti, Pebri Dwi. Nur Iftihatul Husniyah. Efektivitas Peran Pemerintahan


Desa Dan Satgas Karang Taruna Dalam Memutus Rantai Covid-19 Di Desa Bronjong
Kecamatan Bluluk. Lamongan: Litbang Pemas UNISLA, 2020.

Sukur, Moch Halim. Dkk. “Penanganan Pelayanan Kesehatan Di Masa Pandemi


Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan”. Jurnal InicioLegis. Vol 1. No.
1. .Oktober
2020.

Susilo, Adityo. Jurnal Penyakit Dalam indonesia,“Coranavirus Disease 2019 :


Tinjauan Litelatur Terkini”. Vol.7. No.1. Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai