Anda di halaman 1dari 13

Majalah Kedokteran Andalas http://jurnalmka.fk.unand.ac.

id
Vol. 44, No. 6, November 2021, Hal. 345-356

ARTIKEL PENELITIAN
Faktor yang Memengaruhi Kualitas Komunikasi Kesehatan Di
Pelayanan Kesehatan Primer Selama Masa Pandemi Covid-19
Putriana Fuji Safitri1, Rizma Adlia Syakurah2
1.Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia; 2.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya,Ogan Ilir, Indonesia
Korespondensi:Rizma Adlia Syakurah, rizma.syakurah@gmail.com

Abstrak
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mendeskripsikan faktor yang memengaruhi
kualitas komunikasi kesehatan di Puskesmas dan/atau Klinik terhadap masyarakat selama masa
pandemi Covid-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) yang memaparkan dan menganalisis hasil
wawancara dengan informan. Sampel penelitian merupakan dokter yang bekerja di Puskesmas/Klinik.
Wawancara dilakukan di bulan Oktober 2020. Hasil: Hasil penelitian didapatkan model komunikasi
dari teori Schramm yang berfokus pada proses encode dan decode. Terdapat 5 topik sebagai indikator
kualitas pelayanan yaitu reliability, assurance, empathy, dan tangible. Kelima aspek tersebut
mencakup, edukasi, prosedural konsultasi, fasilitas yang tersedia, dan kemampuan para dokter dalam
berkomunikasi. Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas/Klinik sudah mengukuti standar yang
dianjurkan oleh Pemerintah Indonesia. Kesimpulan: Perubahan pelayanan kesehatan pada
Puskesmas/Klinik mengacu pada Surat edaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia dan
rekomendasi dari WHO. Tenaga medis yang bekerja di Puskesmas/Klinik harus mampu beradaptasi
dengan perubahan tersebut serta memberikan edukasi kepada masyarakat guna membantu
penganggulangan dan pencegahan Covid-19 di Indonesia.
Kata kunci:COVID-19; Komunikasi Kesehatan; Layanan Primer; Dokter Umum

Abstract
Aim: This study aims to describe factors that affect the quality of health communication at the Primary
Health Care during the Covid-19 pandemic. Methods: This was qualitative study using an Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA) approach which are describes and analyzes the results of interviews
the informants. The informants are doctors in Primary Health Care. Interviews were conducted in
October 2020. Results: Theory of model communication is Schramm's theory which focuses on encode
and decode processes. There are 5 topics as indicators of service quality that include education,
procedural consultations, available facilities, and the ability of doctors to communicate. The
implementation of primary health care services has followed the standards recommended by the
Indonesian Government. Conclusion: The quality of health communication is considered to be quite
good and the model of communication has met the needs of both medical personnel and patients.
Changes in primary health care refer to a circular issued by the Government of Indonesia and WHO.
Medical personnel should be able to adapt to these changes during Covid-19.
Keywords: Health Communication; Primary Services; General Practitioners

p-ISSN: 0126-2092
e-ISSN: 2442-5230
Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

PENDAHULUAN dan untuk memisahkan anatara pasien covid


dan non-covid. Layanan primer seperti
Coronavirus disease 2019 (COVID-
puskesmas dan klinik dokter berperan dalam
19) adalah suatu penyakit akibat Severe
tindakan prevensi, deteksi, dan respon
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
seperti mewujudkan kemandirian
(SARS-COV2) yang dilaporkan pertama kali
masyarakat melalui pemberdayaan
pada Desember 2019 di Wuhan, China dan
masyarakat dengan menerapkan perilaku
sedang mewabah hampir di seluruh dunia
hidup bersih sehat serta membantu
yang ditandai dengan batuk, demam, rasa
memberikan edukasi protokol kesehatan
lelah, sakit tenggorokan dan sesak napas.1,2
seperti menggunakan masker, mencuci
Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
tangan, dan menjaga jarak.3,6–8
menetapkan Covid-19 sebagai pandemi
Komunikasi kesehatan sangat
karena penyebaran Covid-19 sudah ke
berperan dalam pelayanan kesehatan
berbagai Negara dalam waktu yang singkat.
khususnya bagi para tenaga medis dalam
Pertama kali Covid-19 ditemukan di
memberikan pelayanan dan edukasi kepada
Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dan
masyarakat. Komunikasi kesehatan meliputi
terus menyebar hingga ke seluruh wilayah
informasi menegenai pencegahan penyakit,
Indonesia hingga pada tanggal 14 Maret
promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan
2020, Covid-19 di Indonesia dinyatakan
kesehatan, dan regulasi bisnis dalam bidang
sebagai bencana nasional.3,4 Kasus Covid-19
kesehatan. Komunikasi kesehatan berperan
di Indonesia terus meningkat, hingga tanggal
dalam meningkatkan kesadaran individu
8 November 2020 dilaporkan 437.716 kasus
tentang isu-isu kesehatan, masalah
terkonfirmasi dengan kasus kematian
kesehatan, resiko kesehatan serta solusi
sebanyak 14.614.5 Oleh karena itu,
kesehatan. Komunikasi yang tepat dapat
penanganan dan pengendalian Covid-19 di
memberikan informas kepada masyarakat
Indonesia terutama di fasillitas kesehatan
dan dapat digunakan untu mencegah
menjadi sangat penting dilakukan.
masyarakat melakukan suatu tindakan.9
Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas
Suatu model teori komunikasi yang
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menjelaskan bahwa proses komunikasi
menyelenggarakan upaya pelayanan
berlangsung secara dua arah baik pengirim
kesehatan perorangan, baik promotif,
pesan atau penerima pesan dapat berganti
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
peran dalam mengirim dan menerima pesan
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
yang berfokus pada proses encoding dan
Daerah, dan/atau Masyarakat.3,6 Pada awal
decoding. Model komunikasi ini dikenalkan
kejadian Covid-19 di Indonesia fokus
oleh Wilbur Schramm dan Ryan A.
penanganannya lebih ke fasilitas kesehatan
Osgood.10,11
seperti Rumah Sakit, akan tetapi seiring
Pandemi Covid-19 menjadi
dengan bertambahnya kasus Covid-19 di
tantangan bagi para dokter umum sebagai
Indonesia, peran fasilitas kesehatan tingkat
garda terdepan penanggulangan kasus
pertama atau layanan primer sangat
Covid-19. Beberapa penelitian tentang
berperan sebagai ujung tombak dalam
layanan primer selama pandemi Covid-19
upaya pemutusan rantai Covid-19.
didapatkan bahwa adanya perubahan
Manajemen pelayanan primer
pelayanan di layanan primer seperti
membutuhkan solusi untuk mengatasi
penerapan telekomunikasi, pemisahan
peningkatan jumlah kontak pasien Covid-19
antara kasus covid dan non-covid,

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 346


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

penggunaan APD, pemeriksaan rapid atau penelitian ini merupakan kepada dokter
swab test bagi para pasien yang memiliki umum, dokter internship, dan kepala
risiko terkena Covid-19, alur tindakan medis, Puskesmas di Pelayanan Kesehatan Primer
penerapan physical distancing, serta selama masa pandemi Covid-19
perubahan jam kerja. Selama pandemi menggunakan wawancara semistruktur.
Covid-19 sangat diperlukan kemampuan Informan dipilih berdasarkan purposive
dokter umum dalam mendiagnosis suatu sampling yang memenuhi kriteria antara
penyakit walau hanya dengan lain: 1) Dokter yang bekerja di layanan
mengandalkan anamnesis saja. Selain itu, primer, 2) Fasilitas kesehatan yang terkena
sebagai dokter umum diharapkan dapat dampak selama masa pandemi Covid-19, 3)
menerapkan komunikasi kesehatan sebagai Bersedia menjadi subjek penelitian. Setiap
bentuk health promotion dan health informan diberikan pertanyaan mengenai
education kepada masyarakat guna perubahan pelayanan yang terjadi di
membantu memutus rantai penularan Puskesma/Klinik dan penerapan komunikasi
Covid-19.12,13 kesehatan dalam memberikan pelayanan
Oleh karena itu, sebagai dokter yang selama pandemi Covid-19. Total responden
bekerja di layanan kesehatan primer harus pada penelitian ini sebanyak 44 informan.
dapat beradaptasi terhadap perubahan Data penelitian diambil dari hasil
pelayanan kesehatan di Puskesmas atau wawancara semistruktur yang dilakukan
klinik. Penelitian ini bertujuan untuk oleh Mahasiswa Preklinik Fakultas
mendeskripsikan faktor yang memengaruhi Kedokteran Universitas Sriwijaya Angkatan
kualitas komunikasi kesehatan melalui 2017 kepada para informan melalui media
penilaian pelayanan kesehatan di Puskesmas komunikasi jarak jauh seperti Zoom dan
dan/atau Klinik terhadap masyarakat selama Whatsapp pada bulan Oktober 2020.
masa pandemi Covid-19. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan Bahasa Indonesia. Laporan
METODE hasil wawancara ditulis dalam bentuk
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif transkrip dan dikirimkan ke peneliti untuk
kualitatif dengan pendekatan Interpretative dianalisis. Selanjutnya, hasil transkrip
Phenomenological Analysis (IPA) yang wawancara dibaca ulang dan dikategorikan
menghasilkan dan menganalisis hasil kedalam satu kelompok topik yang sama.
wawancara dengan informan. Informan Data kemudian diolah dengan metode
coding dan content analysis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dokter Internship. Berdasarkan tempat


Informan dalam penelitian ini kerjanya didapatkan sebanyak 35 informan
berjumlah 44 orang yang terdiri dari 2 bekerja di Puskesmas dan 11 informan
Kepala Puskesmas, 26 Dokter Umum, dan 15 bekerja di Klinik. Terdapat dalam Tabel 1.

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 347


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

Tabel 1. Karakteristik Informan


No Karakteristik Informan Jumlah
1 Jenis Kelamin Laki-laki 17
Perempuan 27
2 Usia < 25 tahun 13
25-35 tahun 23
>35 tahun 8
3 Tempat Praktik Puskesmas 32
Klinik 12
Kepala Puskesmas 2
4 Jabatan Dokter Umum 27
Dokter Internship 15

Berdasarkan hasil wawancara, lima topik yaitu 1) Reliability, 2) Assurance,


proses pemberian informasi menggunakan 3) Tangiable, 4) Emphaty, dan 5)
model Schramm yang berfokus pada encode Responsiveness. Setiap topik memiliki
dan decode dengan konsep field of beberapa tema yang diinterpretasikan
experience yang dapat membantu dalam sebagai gambaran pelayanan kesehatan di
memahami proses komunikasi. Pada model Puskesmas/Klinik selama masa pandemic
ini latar belakang dari individu yang terlibat Covid-19. Berikut adalah hasil yang
dalam proses komunikasi sangat berperan didapatkan mengenai topik Reliability dalam
dalam komunikasi. Oleh karena itu, untuk menanggapi komunikasi yang ada di
melihat kualitas pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan primer selama
digunakan teori SERVQUAL yang terdiri dari pandemi Covid-19.

Tabel 2. Faktor Reliability (Keandalan) komunikasi di pelayanan kesehatan


Tema Interpretasi
Penerapan konsultasi di pelayanan kesehatan primer mengalami perubahan
Implementasi dibandingkan dengan sebelum masa pandemi Covid-19 (27)
komunikasi 1. Ditetapkannya aturan baru dari Pemerintah Indonesia terkait perubahan
dalam pelayanan kesehatan yang diberlakukan selama masa pandemi Covid-19
pemberian 2. Pelayanan kesehatan primer bekerjasama dengan BPJS dalam menerapkan
pelayanan telekomunikasi seperti aplikasi JKN sebagai bentuk konsultasi secara online
konsultasi selama pandemi.
selama pandemi 3. Diterapkannya sistem triase dan screening sebagai wujud penanggulangan
Covid-19 dalam pemutusan rantai penularan Covid-19 di pelayanan kesehatan primer.
4. Terdapat petugas khusus yang menangani pasien curiga Covid-19
Penyampaian edukasi kepada masyarakat menjadi tanggungjawab para pemberi
Implementasi
pelyanan kesehatan (20)
pola komunikasi
1. Selama masa pandemi puskesmas/klinik wajib memberikan edukasi yang
dalam
berfokus pada penanggulangan Covid-19.
penyampaian
2. Dokter memberikan edukasi kepada pasien yang merasa takut, cemas, serta
edukasi kepada
panik akibat dari beredarnya berita hoax terkait Covid-19.
pasien dan
3. Dokter harus memiliki pengetahuan terkait edukasi yang diberikan kepada
masyarakat
pasien.

Berikut adalah hasil yang didapatkan pelayanan kesehatan primer selama


mengenai topik Assurance dalam pandemi Covid-19.
menanggapi komunikasi yang ada di

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 348


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

Tabel 3. Faktor Assurance (Jaminan) komunikasi di pelayanan kesehatan


Tema Interpretasi
Penerapan sistem prioritas diberlakukan bagi golongan pasien tertentu
(Balita, Ibu Hamil, Pasien Penyakit Kronis) (20)
1. Bayi, anak-anak, dan ibu hamil lebih rentan terkena Covid-19
dibandingkan dengan pasien umum.
2. Pasien penyakit kronis berisiko tinggi terkena Covid-19 diberikan
Prioritas pada pasien yang jadwal tertentu untuk kontrol pengobatannya di Puskesmas.
diberikan selama pelayanan 3. Ibu hamil yang berisiko terkena Covid-19 dilakukan kunjungan
kesehatan pada masa rumah oleh petugas medis di puskesmas agar tetap bisa dilakukan
pandemi Covid-19 ANC
4. Setiap ibu hamil inpartu dilakukan pemeriksaan rapid terlebih
dahulu.
5. Puskesmas/klinik menyediakan pemeriksaan bagi para pasien yang
dicurgai covid-19 seperti rapid tes, apabila diperlukan tatalaksana
lebih lanjut dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat
Kemampuan dokter dibutuhkan dalam meberikan pelayan kesehatan
kepada masyarakat (24)
Pelayanan kesehatan yang
1. Penegakkan diagnosis selama masa pandemi hanya
diberikan dokter kepada
mengandalkan dari hasil anamnesis dan pengalaman setiap
masyarakat selama pandemi
dokter.
Covdi-19
2. Pemeriksaan fisik dalam konsultasi dibatasi guna meminimalisir
kontak dengan pasien.

Berikut adalah hasil yang didapatkan komunikasi yang ada di pelayanan


mengenai topik Tangible dalam menanggapi kesehatan primer selama pandemi Covid-19.

Tabel 4. Faktor Tangible (Bukti fisik) dalam pelayanan kesehatan


Tema Interpretasi
Peran dokter dan media komunikasi dalam memberikan edukasi dan
konsultasi kepada mayarakat (15)
Penyampaian konsultasi dan 1. Dokter secara langsung memberikan edukasi kepada pasien yang
edukasi kepada masyarakat melakukan konsultasi tatap muka
selama pandemi 2. Dokter memberikan edukasi melalui media sosial agar tidak hanya
pasien yang datang ke puskesmas/klinik saja yang mendapat
informasi terkait Covid-19

Berikut adalah hasil yang didapatkan komunikasi yang ada di pelayanan


mengenai topik Emphaty dalam menanggapi kesehatan primer selama pandemi Covid-19.

Tabel 5. Faktor Emphaty (Empati) dalam pelayanan kesehatan


Tema Interpretasi
Kemampuan dokter dalam mengahadapi pasien tergantung situasi dan
kondisi (15)
Sikap dokter terhadap pasien 1. Dokter memberikan edukasi dengan menggunakan bahasa yang
yang datang ke mudah dipahami pasien agar pesannya dapat tersampaiakan dengan
Puskesmas/Klinik selama baik
pandemi 2. Dokter memberi pengertian kepada pasien yang menyangkal adanya
Covid-19 dengan memberikan bukti nyata terkait kasus di seluruh
dunia.

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 349


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

3. Pasien yang terkonfirmasi Covid-19 diberikan motivasi agar tetap


mau melakukan nasihat yang diberikan dokter.
4. Dokter menegur pasien yang tidak mematuhi aturan protokol
kesehatan seperti tidak memakai masker.

Berikut adalah hasil yang didapatkan pelayanan kesehatan primer selama


mengenai topik Responsiveness dalam pandemi Covid-19.
menanggapi komunikasi yang ada di

Tabel 6. Faktor Responsiveness (Daya tanggap) dalam pelayanan kesehatan


Tema Interpretasi
Adanya konsultasi secara daring atau jarak jauh selama masa Pandemi
Covid-19 (20)
1. Pasien yang segan untuk datang langsung ke pelayanan
kesehatan primer memilih menggunakan telekonsultasi.
2. Pasien yang berkonsultasi dengan telekomunikasi apabila
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut diminta untuk datang ke
Perubahan Komunikasi yang
puskesmas/klinik setempat.
diberikan Puskesmas/Klinik
Perbedaan jam operasional antar pemberi pelayanan kesehatan tidak
selama pandemi
mengahalangi pelaksanaan konsultasi dan komunikasi dokter-pasien (23)
1. Terdapat telekomunikasi yang digunakan sebagai alternatif
media konsultasi selama pandemi seperti melalui WA dan
aplikasi JKN
2. Dokter selalu siap memberikan konsultasi kapan dan dimana
saja kepada pasien melalui telekonsultasi

Faktor Reliability (Keandalan) pelayanan di Puskesmas selama masa


Reliability adalah suatu kemampuan pandemi Covid-19. Selain itu, diterapkannya
dalam memberikan pelayanan yang pelayanan telekomunikasi dari BPJS sebagai
dijanjikan dengan segera, akurat, dan wujud pemenuhan janji kepada masyarakat
memuaskan.14 Dalam konteks pelayanan dalam pemberian konsultasi selama masa
kesehatan, reliability mendeskripsikasn pandemi Covid-19. Hal ini tercantum dalam
kemampuan dari para pemberi pelayanan KMK No. HK.01.07-MENKES-413-2020
yang dijanjikan ke masyarakat secra aakurat tentang Pedoman Pencegahan dan
dan sesuai dengan standar mutu Pengendalian COVID-19.4
pelayanan.15 Indikator yang termasuk dalam Media komunikasi adalah suatu
reliability antara lain ketepatan dan sarana yang digunakan untuk memproduksi,
kesesuaian antara informasi dan standar mendistribusi, menyebarkan dan
aturan yang ada dengan pelaksanaan menyampaikan informasi.12 Whatsapp dan
pelayanan, pemenuhan janji para pemberi aplikasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, merupakan media komunikasi yang paling
serta kepercayaan terkait dengan pelayanan banyak digunakan untuk berkonsultasi
kesehatan.16 secara online salama masa pandemi Covid-
Pada penelitian ini didapatkan 19. Whatsapp saat ini paling banyak
bahwa pemberi pelayanan kesehatan digunakan dan dipilih sebagai media paling
seperti dokter memberikan pelayanan efektif dalam penyampaian informasi
sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh sedangkan aplikasi JKN sebagai aplikasi dari
Pemerintah Indonesia terkait pelaksanaan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 350


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

Kesehatan) yang dibuat guna kesopanan, dan sifat yang dimiliki para staf.
mempermudah layanan di fasilitas Indikator yang berkaitan dengan faktor
kesehatan selama masa pandemi Covid- assurance antara lain sikap dokter terhadap
19.13,17-19 Selain itu, kemampuan dokter pasien, perlakukan khusus pada golongan
dalam melakukan komunikasi kesehatan tertentu, dan kemampuan dokter dalam
sangat berperan penting dalam memberikan menganalisa.14
edukasi kepada masyarakat. Pelayanan Pada penelitian ini didapatkan
kesehatan mengenai pemberian edukasi bahwa pasien yang memiliki risiko tiggi
kepada masyrakat mengacu pada Surat untuk terpapar Covid-19 lebih diprioritaskan
Edaran Menteri Kesehatan Nomor pasien umum dalam pemberian pelayanan
HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang kesehatan. Hal ini selaras dengan buku
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan pedoman petunjuk teknis pelayanan
Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi kesehatan di Puskesmas yang dikeluarkan
dan Komunikasi dalam rangka Pencegahan oleh Menteri Kesehatan.3 Selain itu,
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 kemampuan dokter dalam mendiagnosis
(COVID-19).20 dan memberi pelayanan selama masa
Pelayanan fasilitas kesehatan primer pandemic sesuai dengan standar yang
berfokus pada tindakan promotif, preventif, dikeluarkan oleh WHO dan Surat Edaran
kuratif, dan rehabilitatif.21 Tindakan Menteri Kesehatan Nomor
promotif yang dapat diberikan seperti HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang
pemberian edukasi pencegahan Covid-19 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
melalui konsultasi saat pasien datang ke Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi
Puskesmas/Klinik atau melalui program yang dan Komunikasi dalam rangka Pencegahan
diadakan puskesmas seperti tindakan 3M Penyebaran Coronavirus Disease 2019
(memakai masker, mencuci tangan, dan (COVID-19).25,21 Berdasarkan beberapa
menjaga jarak), menerapkan PHBS (Pola penelitian menyatakan bahwa penggunaan
Hidup Bersih Sehat), menggunakan APD, dan telemedicine selama Covid-19 terutama di
tetap mengikuti anjuran untuk stay at Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
home.7,22 Tindakan preventif dapat berupa dapat membantu dalam screening pasien
deteksi pasien yang dicurigai Covid-19 dari Covid-19 serta mempermudah para tenaga
riwayat perjalanannya dan riwayat kontak medis dalam memberikan konseling kepada
dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 masyarakat.19,26–28 Tindakan kuratif pada
melalui sistem triase serta menerapkan pelayana kesehatan dalam menatalaksana
protokol kesehatan di wilayah penyakit mengacu pada standar operasional
Puskesmas/Klinik dan sekitarnya.3,4,23,24 pelayanan (SOP) setiap fasilitas kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian ini dari faktor primer dengan menerapkan prinsip triase,
reliability, pelayanan kesehatan melalui PPE, dan physical distancing.3,4,23,24
komunikasi kesehatan sudah terlaksana Berdasarkan faktor assurance, pelayanan
sesuai dengan standard yang sesuai dengan kesehatan melalui komunikasi kesehatan
harapan masyarakat. sudah terlaksana sesuai dengan standard
yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Faktor Assurance (Jaminan)
Assurance merupakan jaminan yang Faktor Tangible (Bukti Fisik)
diberikan dalam pelayanan kesehatan yang Tangible merupakan bukti fisik yang
mencakup pengetahuan, kemampuan, nyata dan dapat dilihat dengan mata yang

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 351


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

meliputi fasilitas, perlengkapan, dan Indonesia guna perlindungan bagi para


peralatan. Berdasarkan dimensi dari faktor tenaga medis terbagi menjadi tiga level.32,31
tangible terdapat beberapa indikator seperti Kualitas pelayanan dalam pemberian
aspek baguanan, peralatan, lokasi, dan informasi selama masa pandemi Covid-19
petugas.14 Pada pelayanan kesehatan faktor yang dilihat dari aspek tangible sudah cukup
tangibles dapat dilihat melalui fasilitas dan baik terhadap penyediaan fasilitas di
prasarana yang tersedia guna menunjang Puskesmas/Klinik. Tetapi sering kali para
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.15 tenaga medis mengeluhkan adanya
Fasilitas yang tersedia diharapkan keterbatasan dalam penyediaan APD dan
dapat membantu menanggulangi transmisi keterbatasan dalam penyediaan
Covid-19 dan melindungi para tenaga medis pemeriksaan lebih lanjut para pasien Covid-
serta masyarakat yang datang ke 19. Oeh karena itu, WHO
Puskesmas/Klinik. Berdasarkan hasil merekomendasikan strategi yang dapat
penelitian diketahui bahawa Fasilitas dan dilakukan para tenaga medis terkait
sarana penunjang setiap Puskesmas/Klinik penggunaan APD di fasilitas kesehatan
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan primer seperti penggunaan APD yang tepat,
setiap fasilitas layanan primer dalam meminimalisir kebutuhan APD, dan
mengusahakan ketersedian sarana tersebut. kordinasi dengan rantai pemasok APD.33
Fasilitas di Negara berkembang dan daerah
yang terpencil memiliki faslitas yang kurang Faktor Emphaty (Empati)
memadai dibandingkan dengan fasilitas Emphaty merupakan persepsi
kesehatan di daerah yang lebih maju.30 berupa kemampuan dalam memberi
Implementasi zonasi, penyediaan perhatian yang tulus dan bersifat individual
ruangan khusus ISPA, perubahan posisi atau pribadi yang diberikan kepada orang
tempat duduk pasien saat pelayanan, serta lain. Indikator yang berkasitan denga
pembatasan dalam melakukaan konsultasi emphaty antara lain sikap petugas dalam
diberlakukan di seluruh fasilitas kesehatan memberi informasi dan memberikan
termasuk Puskesmas/Klinik. Hal ini selaras solusi.13 Pada pelayanan kesehatan dapat
dengan anjuran dari WHO dan KMK No. dilihat dari keramahan dan sikap para
HK.01.07-MENKES-413-2020 tentang pemberi pelayanan kesehatan kepada
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian pasien.
COVID-19.4,25 Fasilitas yang dapat Pada penelitian ini didapatkan
menunjang penerapan protokol kesehatan bahwa dokter memberikan edukasi kepada
di Puskesmas/Klinik seperti tersedianya pasien menggunakan bahasa yang mudah
tempat mencuci tangan, sarana dipahami agar pesan dapat tersampaikan
pengambilan spesimen atau rapid tes, dengan baik. Slain itu, dokter juga
sistem ventilasi yang memadai sehingga meluruskan informasi yang keliru dilakangan
dapat menjamin terjadinya pertukaran pasien serta memberikan motivasi kepada
udara di dalam gedung dan luar gedung, pasien agar tetap mau menjalankan aturan
dekontaminasi peralatan perawatan pasien, dengan baik dan benar. Kemampuan dokter
adanya ruangan khusus pasien Covid-19, ini selaras dengan penelitian terkait dengan
serta perlindungan bagi para petugas peran dokter selama masa pandemic Covid-
medis.31 Penggunaan Alat Pelindung Diri 19.5,8,35,36,40 Misinformasi atau keberadaan
(APD) yang dianjurkan oleh Pemerintah berita hoax dapat memicu timbulnya rasa
cemas pada masyarakat serta ketidakyakinin

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 352


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

masyarakat terhadap keberadaan Covid- penanggulangan infeksi serta tetap


19.36,37 Selain itu masih saja banyak menerapkan physical distancing.7,29 Selain
masyarakat yang datang ke Puskesmas harus lebih waspada, tenaga medis dan
tetapi tidak menerapkan protokol kesehatan masyarakat juga diharapkan dapat
seperti tidak menggunakan masker atau saat beradaptasi dan memberi respon tanggap
di ruang konsultasi pasien melepas terhadap perubahan pelayana yang ada
maskernya dengan alasan tidak nyaman. Hal dengan menerapkan protokol kesehatan
ini selaras dengan tingkat kedisiplinan terbaru, salah satu tindakan seperti bila
masyarakat dalam mengikuti aturan yang ditemukkan pasien dengan Covid-19
ada di Indonesia serta tingkat pengetahuan langsung dilaporkan ke Dinas Kesehatan
masyarakat.39 Berdasarakan faktor emphaty wilayah setempat ataupun ke SATGAS
dari sisi dokter sudah baik dalam penerpan COVID.3,4,24,29,32
komunikasi kesehatan di pelayanan Selain itu, penerapan sistem
kesehatan primer selama masa pandemi. konsultasi yang diberlakukan menjadai
konsultasi secara langsung dan secara online
Faktor Responsiveness (Daya Tanggap) dengan telekomunikasi. Hal ini selaras
Responsiveness mencakup keinginan dengan Surat Edaran Menteri
para staff untuk membantu orang lain dan KesehatanNomorHK.02.01/MENKES/303/20
memberikan pelayanan secara tanggap. 20 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Indikator yang berkaitan dengan faktor Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi
responsiveness antara lain kesiapan dalam Informasi dan Komunikasi dalam rangka
melayani, pelayanan yang diberikan, dan Pencegahan Penyebaran Coronavirus
solusi terkait kendala dalam pelayanan.13 Disease 2019 (COVID-19) dan penelitian
Pada pelayanan kesehatan faktor sebelumnya yang dilakukan di Oman terkait
responsiveness dapat dilihat dari tingkatan dengan perubahan pelayanan selama
ketanggapan para pemberi pelayanan pandemi yang juga menerapkan dua sistem
kesehatan dalam memahami aspirasi dan konusltasi.23,41 Berdasarkan aspek
kebutuhan masyarakat yang dilayani serta responsiveness, kualitas pelayanan yang
memberikan respon atas aspirasi dan diberikan para pemberi pelayanan
kebutuhan tersebut.15 kesehatan seperti dokter sudah baik.
Pada penelitian ini didapatkan
bahwa adanya beberapa program pelayan SIMPULAN
kesehatan yang berfokus pada masyarakat Berdasarkan kelima faktor tersebut
tertunda pelaksanaannya sehingga dapat diketahui bahwa kualitas komunikasi
Puskesmas memberikan solusi yaitu kesehatan dalam pelayanan kesehatan
pelaksanaan program dilakuakn di gedung sudah cukup baik. Model pemberian
Puskesmas saja seperti program imunisasi informasi yang dilakukan di FKTP di
pada anak. Hal sesuai dengan anjuran yang beberapa wilayah di Indonesia sebagai
dikeluarkan IDI terkait dengan penanganan penanggulangan kasus Covid-19 sudah
yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan memenuhi kebutuhan bagi petugas medis
selama masa pandemi Covid-19 dan dan pasien. Setiap tenaga medis yang
Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada bekerja di Puskesmas/Klinik harus mampu
Masa Pandemi Covid-19 penyelenggaraan beradaptasi dengan perubahan tersebut
UKM (Upaya Kesehatan Masyrakat) harus serta memberikan edukasi kepada
sesuai dengan kaidah pencegahan dan

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 353


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

masyarakat guna membantu 7. Nedra W, Sp A. Upaya Layanan Primer


penganggulangan dan pencegahan Covid-19 dalam Tatalaksana Covid-19.2020
di Indonesia. 8. Hadiyanto H. Peran Dokter Di Layanan
Primer Pada Era Pandemi Covid-19. J
DUKUNGAN FINANSIAL Kedokt dan Kesehat Publ Ilm Fak Kedokt
- Univ Sriwij. 2020;7(3):15–24. doi:
https://doi.org/10.32539/JKK.V7I3.1157
UCAPAN TERIMA KASIH 2
- 9. Harahap RA, Putra FE. Buku Ajar
Komunikasi Kesehatan. Vol. 53, Journal
of Chemical Information and Modeling.
KONFLIK KEPENTINGAN 2019. 287 p.
-
10. Rahmadiana M. Komunikasi Kesehatan :
Sebuah Tinjauan. J Psikogenes.
DAFTAR PUSTAKA 2012;1(1):88–94.
1. Jin Y, Yang H, Ji W, Wu W, Chen S, Zhang 11. Chandra, M., Syakurah, R.A. “Potential
W, et al. Virology, epidemiology, use of personal protection online
pathogenesis, and control of covid-19. searching during COVID-19 pandemic
Viruses. 2020;12(4):1–17. and Monitoring Public Response,”
2. Huang, Chaolin, et al. Clinical features of Interational Journal of Public Health
patients infected with 2019 novel Science (IJPHS). 2020; 9(4).
coronavirus in Wuhan, China. Lancet. http://doi.org/10.11591/ijphs.v9i4.2054
2020;395(January):497–506. 7
3. Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk 12. Verhoeven V, Tsakitzidis G, Philips H, Van
Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Royen P. Impact of the COVID-19
Pandemi Covid-19. Jakarta: Direktorat pandemic on the core functions of
Jendral Pelayanan Kesehatan; 2020. primary care: Will the cure be worse than
4. KemenkesRI. Keputusan Menteri the disease? A qualitative interview
Kesehatan Republik Indonesia Nomor study in Flemish GPs. BMJ Open.
HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang 2020;10(6). doi:
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian http://dx.doi.org/10.1136/bmjopen-
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). 2020-039674
MenKes/413/2020. 2020;2019:1–207. 13. Jiménez-Rodríguez D, García AS, Robles
5. Gugus Percepatan Penanganan COVID- JM, Salvador MDMR, Ronda FJM,
19. Perkembangan Kasus Terkonfirmasi Arrogante O. Increase in video
Positif Covid-19 Per-Hari. consultations during the COVID19
https://covid19.go.id/peta-sebaran. pandemic: Healthcare professionals’
Published 2020. Accessed November 8, perceptions about their implementation
2020. and adequate management. Int J Environ
6. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Res Public Health. 2020;17(14):1–14.
Mentrei Kesehatan Republik Indonesia 14. Budi Setyawan FE, Supriyanto S,
Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Tunjungsari F, Nurlaily Hanifaty WO,
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Lestari R. Medical staff services quality to
Kesehatan Nasional. 2013. patients satisfaction based on

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 354


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

SERVQUAL dimensions. Int J Public Heal Available from: http://www.bpjs-


Sci. 2019;8(1):51. kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/93
15. Irmawati S, Sultan M, Nurhannis. 15996460e2d1634b1971f5d72af54d.pdf
Kualitas Pelayanan Kesehatan Di 23. Kemenkes. Pedoman kesiapan
Puskesmas Sangurara Kecamatan menghadapi COVID-19. Pedoman
Tatanga Kota Palu. J Katalogis. kesiapan menghadapi COVID-19.
2017;5(1):188–97. 2020;0–115.
16. Suzanto B. Umum Kota Banjar. Pengaruh 24. Mash B. Primary care management of
Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap the coronavirus (Covid-19). South
Kepuasan Pasien Pada Rumah Sakit African Fam Pract. 2020;62(1):1–4.
Umum Kota Banjar. 2011;5(1):26–8. 25. WHO. Role of Primary Care in the COVID-
17. Syaifudin F. Media Komunikasi 19 Response. Interim Guid [Internet].
Mahasiswa dalam Meningkatkan 2020;1(March):1–8. Available from:
Prestasi Studi (Studi Kasus pada https://apps.who.int/iris/bitstream/han
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan dle/10665/331921/Primary-care-COVID-
Komunikasi Universitas Islam Sunan 19-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Ampel Surabaya). Univ Islam Sunan 26. Sharma SC, Sharma S, Thakker A, Sharma
Ampel. 2016; G, Roshan M, Varakantam V. Revolution
18. Infeksi P, Tertentu E, Rumah B, Yang S, in UK General Practice Due to COVID-19
Pelayanan M, Biaya P, et al. Ini Peran Pandemic: A Cross-Sectional Survey.
BPJS Kesehatan dalam Penanganan Cureus. 2020;12(8).
Covid-19. 2020;5–8. 27. Madden N, Emeruwa UN, Friedman AM,
19. Rahartri. “Whatsapp” Media Komunikasi Aubey JJ, Aziz A, Baptiste CD, et al.
Efektif Masa Kini (Studi Kasus Pada Telehealth Uptake into Prenatal Care
Layanan Jasa Informasi Ilmiah di and Provider Attitudes during the
Kawasan Puspiptek). Visi Pustaka COVID-19 Pandemic in New York City: A
[Internet]. 2019;21(2):147–56. Available Quantitative and Qualitative Analysis.
from:https://ejournal.perpusnas.go.id/v Am J Perinatol. 2020;37(1):1005–14.
p/article/view/552https://ejournal.perp 28. Ohannessian R, Duong TA, Odone A.
usnas.go.id/vp/article/view/552 Global Telemedicine Implementation
20. Liu S, Xie M, Ye Z. Combating COVID-19— and Integration Within Health Systems
How Can AR Telemedicine Help Doctors to Fight the COVID-19 Pandemic: A Call
More Effectively Implement Clinical to Action. JMIR Public Heal Surveill.
Work. J Med Syst. 2020;44(9):2–3. 2020;
21. Kemenkes. Surat Edaran Menteri 29. IDI. Pedoman Standar Perlindungan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Dokter di Era Covid-19. Ikatan Dokter
Hk.02.01/Menkes/303/2020 Tahun 2020 Indonesia. 2020. 40 p.
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan 30. Garg S, Basu S, Rustagi R, Borle A.
Kesehatan Melalui Pemanfaatan Primary Health Care Facility
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Preparedness for Outpatient Service
Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Provision During the COVID-19 Pandemic
Corona Virus Disease 2019 (Co. in India: Cross-Sectional Study. JMIR
2020;2016:2–5. Public Heal Surveill. 2020;6(2):e19927.
22. BPJS Kesehatan. Penguatan Faskes 31. Menteri Kesehatan RI. Peraturan
Primer. BPJS Kesehat [Internet]. 2014; Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 355


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar PT. PLN. Maj Kesehat Masy Aceh.
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan 2020;3(1):21–30.
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal 40. Helou S, El Helou E, Abou-Khalil V,
Bidang Kesehatan. 2019. Wakim J, El Helou J, Daher A, et al. The
32. Kementeri Kesehatan Indonesia. effect of the covid-19 pandemic on
Komunikasi Penanganan Coronavirus physicians’ use and perception of
Disease 1029 (COVID-19). Kementeri telehealth: The case of lebanon. Int J
Kesehat Indones. 2020;1–32. Environ Res Public Health.
33. WHO. Penggunaan rasional alat 2020;17(13):1–17.
perlindungan diri untuk penyakit 41. Al Ghafri T, Al Ajmi F, Anwar H, Al Balushi
coronavirus ( COVID-19 ) dan L, Al Balushi Z, Al Fahdi F, et al. The
pertimbangan jika ketersediaan sangat Experiences and Perceptions of Health-
terbatas. World Heal Organ [Internet]. Care Workers During the COVID-19
2020; Available from: WHO/2019- Pandemic in Muscat, Oman: A
nCov/IPC_PPE_use/2020.2 Qualitative Study. J Prim Care
34. Siahaineinia HE, Bakara TL. Persepsi Community Health. 2020;11.
Masyarakat Tentang Penggunaan 42. Syakurah, Rizma Adlia; Moudy, Jesica.
Masker Dan Cuci Tangan Selama Pengetahuan terkait Usaha Pencegahan
Pandemi Covid-19 Di Pasar Sukaramai Coronavirus Disease (COVID-19) di
Medan. Wahana Inov J Penelit dan Indonesia. HIGEIA (Journal of Public
Pengabdi Masy UISU [Internet]. Health Research and Development),
2020;9(1):173–6. Available from: 2020, 4.3: 333-346.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/wah
ana/article/view/2874
35. Nutbeam D. Health literacy as a public
health goal: A challenge for
contemporary health education and
communication strategies into the 21st
century. Health Promot Int.
2000;15(3):259–67.
36. Nasir NM, Baequni B, Nurmansyah MI.
Misinformation Related To Covid-19 in
Indonesia. J Adm Kesehat Indones.
2020;8(2):51.
37. Mian A, Khan S. Coronavirus: The spread
of misinformation. BMC Med.
2020;18(1):18–9.
38. WHO. Pelayanan Kesehatan Berbasis
Komunitas termasuk Penjangkauan dan
Kampanye dalam Konteks Pandemi
Covid-19. 2020. 5–8 p.
39. Cahyani FT, Widati S. Pengaruh
Pengetahuan dan Ketersediaan APD
terhadap Kepatuhan Pemakaian Pekerja

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 356


Vol.44
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id
No.6
2021

Majalah Kedokteran Andalas | p-ISSN: 0126-2092 | e-ISSN: 2442-5230 357

Anda mungkin juga menyukai