PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Tantangan Masa Depan Komunikasi Kesehatan
3
advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan hiburan, materi cetak, dan
komunikasi interaktif.
Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang
secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media
audio/radio sekarang lebih popular dengan penyampaian pesan atau informasi
kesehatan melalui media internet maupun media cetak dan elektronik. Tidak
hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan tampilannya lebih
menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam
ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi
kesehatan lebih dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan
yang sistematis dan mudah dimengerti.
Banyak tantangan yang harus dihadapi pada masa datang, yang
diperkirakan akan semakin kompleks. Globalisasi di satu pihak dapat membuka
lebih banyak peluang dan kesempatan. Tetapi globalisasi, yang juga ditandai
meningkatnya persaingan bebas, akan mengharuskan segenap komponen bangsa
meningkatkan daya saing.
Dengan demikian globalisasi dapat memperlemah pengawasan pemerintah
terhadap faktor-faktor yang berdampak negatif terhadap kesehatan. Penetrasi
budaya negatif yang datang dari luar juga sulit sekali dicegah.
Sementara itu, desentralisasi yang diharapkan dapat lebih mendekatkan
aspirasi rakyat kepada tujuan pembangunan serta meningkatkan peran aktif
mereka dalam pembangunan, masih dalam masa transisi. Desentralisasi masih
berkutat pada bidang politik (itupun baru bersifat formal), sedangkan cita-cita
desentralisasi yang sebenarnya masih jauh dari kenyataan.
Dengan beberapa pengecualian, banyak daerah yang justru mengalami
kemerosotan dalam pelayanan kesehatannya. Pembangungan kesehatan kurang
memperoleh perhatian, organisasi dinas kesehatan di daerah rancu, penempatan
tenaga dan mutasi jabatan tidak berdasarkan kemampuan dan keahlian dan lain-
lain.
Sebagai contoh, pada tahun 1978 di Alma Alta, seluruh Negara anggota
WHO membuat kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan primer (primary
health care) yang mencangkup 8 unsur pokok bidang kesehatan :
1) Penyuluhan kesehatan
2) Gizi
3) Sanitasi dasar dan air bersih
4) KIA, Kesehatan Ibu dan Anak
5) Imunisasi terhadap 6 penyakit utama :
a. BCG
b. Difteria
c. Pertussis
d. Tetanus
e. Polio
f. Campak
6) Pencegahan dan pengelolaan penyakit endemic
7) Pengobatan penyakit yang umum dijumpai
8) Tersedianya obat esensial
2. Konferensi Otawa
Konfrensi yang sama dengan yang pernah dilakukan di Alma Alta itu
kemudian berlangsung pula di Ottawa, Canada. Konferensi Ottawa juga
menghasilkan Ottawa Charter for Health Promotion Health Promotion
(1986) yang antara lain menganjurkan pemberian peluang bagi usaha
peningkatan pengawasan dan pembaharuan kesehatan masyarakat melalui :
5
keseahatan kepada individu; program kesehatan yang melibatkan
partisipasi komunitas dan lingkungan.
5) Memperkuat aksi dan peran komunitas.
7
3. Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan
dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun
kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya
hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang
dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai
kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi. Komunikasi di lingkungan
rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan
yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen
internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja. Komunikasi di
lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam
hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan konsumen eksternal.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di
rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisiplin termasuk keperawatan, unsur
penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari
sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk yang
terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem
komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut
Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah :
a. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat
melakukan intraksi dengan klien.
b. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi
dua arah secara terapeutik.
c. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan ( kinerja ) individual yang
berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
https://nursyaifahhaslim.wordpress.com/2013/11/11/komunikasi-kesehatan/
https://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/transparansi-komkes
http://rickireza.blogspot.co.id/2010/12/tren-dan-isu-komunikasi-dalam.html
11