Anda di halaman 1dari 5

ESSAY FORKOMPI

My innovation for forkompi

Muhammad Yudistira

Forkompi adalah forum komunikasi mahasiswa poltekkes se Indonesia yang mana ini adalah forum
tempat wadah aspirasi mahasiswa poltekkes se Indonesia mungkin ada baiknya kita memberikan ruang
kepada mahasiswa yang berprestasi baik akademik maupun non-akademik seperti memberikan beasiswa
kepada mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Dan juga menampung
aspirasi mahasiswa poltekkes se Indonesia atau keluhan mahasiswa seperti UKT di perkuliahan dan lain.
Inovasi saya selanjutnya saya harap forkompi bisa lebih giat lagi untuk melakukan pengabdian kepada
masyarakat seperti di sekolah, maupun di desa, adanya kegiatan tanam pohon demi menciptakan
ekosistem yang lebih baik lagi. Selanjutnya forkompi bisa mengadakan suatu lomba tingkat Nasional
yang sifatnya non akademik seperti perlombaan olahraga

Who am i

Muhammad Yudistira

Aku adalah Muhammad Yudistira, seorang mahasiswa Promosi Kesehatan, di Poltekkes Kemenkes
Jambi, dalam masa perkembangan remaja akhir. Aku adalah anak laki-laki dari seoarang ayah yang baik
dan ibu yang sabar. Aku adalah anak kedua dari empat bersaudara. Aku memiliki postur berisi (bukan
gemuk, berisi yaaa) dengan tinggi 170 cm dan berat tubuh 61kg, masih berisi atau kuru? Entahlah. Aku
suka travelling, nonton film, terus hunting makanan semua makanan aku suka. Aku adalah seseorang
yang suka berkreasi dan kreatif, dalam melakukan segala hal, aku suka berimprovisasi dengan caraku
sendiri. Aku suka mencoba hal-hal baru, karena aku ini orang yang cepat merasa bosan. Aku adalah
orang yang perfectionism, aku selalu menginginkan hal terbaik terhadap apapun yang aku lakukan,
ataupun yang orang lain lakukan untukku. Aku selalu bertanggung jawab pada hal yang aku kerjakan.
Aku suka menjadi pusat perhatian orang dan menjadi sisi yang dominan. Aku suka hal-hal yang tak
terduga, seperti surprise, hal-hal yang membuat hormone adrenaline ku berpacu, seperti naik
rollercoaster, flying fox, tornado, sesuatu yang ekstrim tapi yang masih bisa aku tangani. Aku ini orang
yang tegas dan keras, ketika aku membuat keputusan aku keras kepala untuk mengubahnya. Aku orang
yang realistis, aku membutuhkan penjelasan yang jelas disetiap alasan, dan pastinya penjelasan itu harus
bisa aku terima. Aku sosok yang aktif dalam organisasi, bahakan terkadang aku rela meninggalkan
waktu kumpul dirumah dengan keluarga demi organisasi, di kampus aku mengikuti 2 organisasi internal
kampus yang pertama adalah BEM Poltekkes Kemenkes Jambi 2021-2022 menjabat sebagai staff
kementerian luar negeri, yang ke dua adalah Mapala Poltekkes Kemenkes Jambi menjabat sebagai
koordinator bidang humas

Manajemet waktu dan tantangan komunikasi jarak jauh

Muhammad Yudistira

Manajemen waktu adalah proses perencanaan dan pengendalian secara sadar terhadap waktu yang
dihabiskan untuk kegiatan tertentu, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas. Cara ini juga melibatkan tindakan menyeimbangkan berbagai tuntutan terhadap seseorang
yang berkaitan dengan pekerjaan, kehidupan sosial, keluarga, hobi, minat pribadi dan komitmen dengan
keterbatasan waktu.

Menggunakan waktu dengan efektif memberi seseorang kelebihan juga pilihan untuk mengelola
kegiatan menurut keputusan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Manajemen waktu biasanya selalu
didukung oleh berbagai keterampilan, alat serta teknik yang digunakan untuk mengatur waktu ketika
menyelesaikan tugas, proyek dan tujuan tertentu sesuai dengan tanggal deadline (tempoh waktu).

Tantangan komunikasi jarak jauh

Meluangkan waktu untuk berbincang antar rekan kerja

Kecenderungan untuk jarang berkomunikasi dapat membuat seseorang merasa terisolasi. Karena merasa
terisolasi, ia dapat mengalami penurunan motivasi dalam bekerja. Tidak hanya itu, karena tidak
berkomunikasi dengan orang lain, rasa takut dan panik yang mungkin ada dalam pribadi jadi dipendam
sendiri. Tentu hal seperti ini bisa diperbaiki, dengan membuat jadwal tertentu dan meluangkan waktu
untuk berinteraksi dengan rekan kerja.

Misalnya, Anda dapat janjian dengan rekan kerja untuk sarapan bareng melalui telepon atau video call.
Anda dapat saling bertukar kabar dengan rekan kerja dan menanyakan bagaimana keadaannya di tengah
menghadapi pandemi ini. Dengan demikian, komunikasi dapat tetap terjalin dan bahkan hubungan Anda
dengan rekan kerja semakin erat dan koordinasi dalam berkerja pun semakin baik.

Menyampaikan informasi dengan cara yang simpel

Di situasi seperti ini, begitu banyak informasi yang beredar terkait pandemi COVID-19. Tidak jarang
informasi tersebut membuat orang menjadi panik sehingga memengaruhi kondisi psikologisnya.
Nah, sebagai rekan kerja, jika Anda ingin menyampaikan informasi, terlebih informasi penting, cobalah
untuk menyusunnya menjadi simpel, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang positif.
Informasi yang rumit dan panjang di situasi seperti ini bisa menambah beban mental. Selain itu, perlu
dipahami kalau informasi yang Anda anggap penting belum tentu penting bagi orang lain. Singkatnya,
seni menyampaikan informasi di tengah pandemi ini juga penting untuk Anda latih agar pesan lebih
efektif tersampaikan kepada yang dituju.

Meningkatkan transparansi (keterbukaan)

Ketika bekerja dari rumah dan berkomunikasi secara jarak jauh dengan rekan kerja, bisa saja terjadi
kesalahpahaman dalam berkoordinasi. Kabar mengenai pekerjaan yang hanya disimpan sendiri dan tidak
disampaikan kepada rekan kerja akan bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Bahkan dapat berdampak
pada jalannya bisnis perusahaan. Oleh karenanya, mulailah untuk saling menginformasikan progress
atau kemajuan pekerjaan yang dilakukan. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui siapa saja orang
yang membutuhkan bantuan Anda. Atau sebaliknya, jika Anda mengalami kesulitan dalam pekerjaan,
komunikasikanlah situasi yang Anda hadapi dan mintalah bantuan kepada rekan kerja Anda. Melakukan
komunikasi langsung dengan terbuka mengenai apa yang Anda inginkan dari rekan kerja adalah jauh
lebih baik dibanding hanya diam kemudian berharap orang lain mengerti situasi Anda.

Isu kesehatan

Muhammad Yudistira

Pandemi Covid-19 Bikin Kesadaran Isu Kesehatan dan Keselamatan Kerja Meningkat

Bimo Aria FundrikaKamis, 11 November 2021 | 11:10 WIB

Pandemi Covid-19 Bikin Kesadaran Isu Kesehatan dan Keselamatan Kerja Meningkat

Pemeriksaan Suhu Tubuh di Tempat Kerja. (Shutterstock)

Suara.com - Pandemi Covid-19 mendorong perusahaan untuk memprioritaskan isu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Para pekerja berharap perusahaan menerapkan protokol kesehatan yang ketat
ketika masuk kantor dan opsi WFH selama beberapa kali dalam seminggu menjadi pilihan kedua dari
seluruh responden.
Tuntutan perubahan akibat pandemi mengharuskan pelaku usaha menerapkan strategi operasi dengan
cara kerja baru agar bisnisnya tetap bertahan. Salah satu strategi adalah dengan berinvestasi pada
kesehatan para pekerjanya.

“Skenario selama masa pandemi ini, kita masih berada pada tahapan disaster relief. Di tahap itu
pemerintah harus berfokus pada tiga hal yaitu sektor kesehatan, pendampingan sosial masyarakat dan
dukungan terhadap Usaha Kecil dan Menengah,” kata Chatib Basri, Ahli Ekonomi dan Mantan Menteri
Keuangan dikutip dari keterangannya, Kamis, (11/11/2021).

Dengan berfokus pada penanganan pandemi maka kasus di Indonesia akan semakin menurun. Hal ini
pelan-pelan akan menciptakan permintaan (demand) di masyakarat yang akan mendorong kembali
sektor produksi sehingga bisnis dapat kembali beroperasi dan membuka lapangan

Kazutoshi Chatani, Spesialis Bidang Ketenagakaerjaan ILO, mengungkapkan upaya pencegahan


penularan COVID-19 di tempat kerja perlu diperluas agar bisnis bisa kembali berjalan. “Sekarang ini
banyak perubahan dalam dunia bisnis. Teknologi lebih banyak digunakan untuk mengurangi interaksi
antar manusia. Perubahan ini membuat kita harus berpikir bagaimana masa depan dunia kerja setelah
pandemi berakhir,” kata Chatani.

Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, merasa optimis bahwa pandemi di
Indonesia akan segera menjadi endemi, di mana masih ada penularan virus namun tidak membebani
fasilitas kesehatan yang ada di negara ini. Hal ini karena selama dua bulan ini Indonesia sudah bisa
menekan dampak pandemi tersebut. “Kita sudah berhasil menekan angka orang yang sakit dengan gejala
COVID-19 berat dan jumlah orang yang meninggal,” kata Pandu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, saat ini masih terdapat risiko yang sangat tinggi
untuk menggerakan roda perekonomian secara normal. Tempat kerja merupakan lokus penularan
COVID-19 yang sangat tinggi. Aktivitas di tempat kerja menjadi salah satu penentu keberhasilan
penanganan pandemi.
Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengatakan, untuk
menyelamatkan kehidupan para pekerja ini dibutuhkan kerjasama yang baik antara pekerja dengan
pemerintah dan pengusaha. Pekerja tidak bisa lagi hanya menuntut hak-hak mereka kepada pemerintah
dan pengusaha. “Pekerja juga harus ikut andil untuk memikirkan bagaimana agar perusahaan tempat
mereka bekerja bisa kembali menjalankan bisnisnya. Tentu saja pekerja harus sangat patuh dengan
aturan kesehatan yang ditetapkan,” kata Elly.

Tantangan untuk mengubah pola kerja dan keterampilan yang dimiliki menjadi tantangan tersendiri bagi
Indonesia. Aloysius Budi Santoso Chief of Corporate Human Capital Development Astra International
dan Vice Chairperson APINDO, mengatakan bahwa mayoritas industri atau perusahaan di Indonesia 70
persen pekerjanya hanya lulusan SD dan SMP. Tingkat pendidikan rendah membuat pekerja sulit
bertahan di era industri yang sangat dikuasai oleh teknologi.

Anda mungkin juga menyukai