Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

MANAGEMENT ORGANISASI PADA PUSKESMAS BANYUBIRU

Penyusun:

1. Devi Rosi Liana (020116A010)


2. Dhea Nur Syafira (020116A011)
3. Eka Radiyani Oktavia (020116A012)
4. Oktavia Nurlaila (020116A024)

Laporan PBL ini telah disetujui untuk diujikan

didepan Tim Penguji

Semarang,…/…/…

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Staff Pembimbing Lapangan (SPL) Commented [w2w 1]: langsung diisi nama DPL dan SPL dg
NIDN dan NIP
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

MANAGEMENT ORGANISASI PADA PUSKESMAS BANYUBIRU

Telah dipertahankan didepan tim penguji dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk diterima

Semarang,…/…/…

Menyetujui,

Tim Penguji

1. Dosen Pembimbing Lapangan :


2. Nama (penguji 1) :
3. Nama (penguji 2) :

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Puji Pranowowati S.KM,M.Kes


NIDN 0620077501 Commented [w2w 2]: pengaturan halaman dicek
LAPORAN KEGIATAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)

MANAGEMEN ORGANISASI PADA PUSKESMAS BANYUBIRU

Penyusun:

1. Devi Rosi Liana (020116A010)


2. Dhea Nur Syafira (020116A011)
3. Eka Radiyani Oktavia (020116A012)
4. Oktavia Nurlaila (020116A024) Commented [w2w 3]: dirapikan

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2018
DAFTAR ISI Commented [w2w 4]: diletakkan center

HALAMAN JUDUL ............................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFATR ISI .........................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................
B. TUJUAN .................................................................................
C. MANFAAT .............................................................................
BAB II METODE KEGIATAN PBL
A. METODE DESAIN ................................................................
B. TAHAPAN KEGIATAN (POA) ............................................
C. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN...................................
BAB III KEGIATAN LAPANGAN
A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BANYUBIRU ..........
1. PUSKESMAS .................................................................... Commented [w2w 5]: dihilangkan

B. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN .............................................................................
2. SARAN .................................................................................... Commented [w2w 6]: A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social,
tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal diperlukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah
setiap kegiatan guna memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan
oleh masyarakat maupun pemerintah. Untuk mewujudkan kesehatan tersebut
dapat dilihat dari 2 aspek yaitu : pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: kuratif
(pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh
dari sakit atau cacat) sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek Commented [w2w 7]: diletakkan setelah peningkatan
kesehatan
yaitu: promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit). Commented [w2w 8]: referensi dicantumkan

Ilmu kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public health) menurut Commented [w2w 9]: dihilangkan

Profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) adalah ilmu Commented [w2w 10]: dihilangkan di akhir kalimat langsung
buku yg ada ambil saja yg dicantumkan
dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir
untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat,
pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit
dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di
masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan,
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang
tingkat pertama.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes,
2011).
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan di puskesmas dirangkum dalam
kegiatan pokok puskesmas, anatara lain, upaya kesehatan ibu dan anak, upaya
keluraga berencana, upaya perbaikan gizi, upaya kesehatan lingkngan upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya pengobatan, dan
upaya penyuluhan kesehatan masyarakat.
Pengertian puskesmas menurut para ahli adalah memberikan
penegasan kepada masyarakat mengenai fungsi dan manfaat dari adanya
puskesmas. Sebenarnya, puskesmas memiliki peran yang sangat besar bagi
kehidupan masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah. Meski
memiliki fungsi yang sama seperti rumah sakit, puskesmas lebih dekat di hati
masyarakat karena letaknya yang biasanya dekat dengan pemukiman dan
harga yang terjangkau, baik perawatan maupun pengobatan.
Selain fungsi yang disebutkan dalam pengertian puskesmas menurut
para ahli di atas, masih ada fungsi-fungsi lainnya yang dimiliki oleh
puskesmas. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut. Sebagai puast
pelayanan kesehatan tingkat pertama Berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Sebagai lembaga kesehatan yang
mampu menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat. Membina peran serta masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup lebih sehat.
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu pada
masyarakat di
wilayah kerjanya.
Sebagai salah satu pusat kesehatan yang dipercaya dan melayani
masyarakat, puskesmas memiliki beberapa program pokok yang umum
dilakukan di berbagai wilayah. Programprogram tersebut adalah KIA, KB,
usaha kesehatan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan pencegahan
penyakit menular, pengobatan dan penanganan darurat kecelakaan,
penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,
kesehatan mata, laboratorium, pencatatan dan pelaporan dalam SIK,
pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan remaja, serta dana sehat. Satu
program lagi yang dimiliki oleh puskesmas adalah rawat inap. Puskesmas
rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas
untuk menolong penderita gawat darurat, bisa berupa perawatan operatif
sederhana dan rawat inap yang sifatnya sementara. Rawat inap sendiri
diartikan sebagai pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi kegiatan
observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medis dengan
menginap di ruang rawat tertentu yang mengharuskan penderitanya berada di
ruangan tersebut hingga sembuh. Definisi puskesmas rawat inap tetap
mengacu pada pengertian puskesmas menurut para ahli di atas. Penegasannya
hanya pada adanya ruangan untuk menginap bagi pasien yang memang harus
dirawat secara intensif dan tidak diperbolehkan
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL 1) di Puskesmas
Banyubiru merupakan suatu kegiatan yang tepat dalam memperkenalkan,
melatih, dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal pelayanan
kesehatan masyarakat dan juga untuk mengetahui manajemen organisasi
puskesmas, kegiatan pokok puskesmas, alur dan prosedur pelayanan dan
masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Puskesmas Banyubiru.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pada akhir PBL peseta didik mampu memahami gambaran umum
puskesmas, manajemen organisasi puskesmas, kegiatan pokok
puskesmas, alur dan prosedur pelayanan di Puskesmas Banyubiru. Commented [w2w 11]: Pada akhir PBL peseta didik mampu
memahami gambaran umum puskesmas, manajemen organisasi
2. Tujuan Khusus puskesmas, kegiatan pokok puskesmas, alur dan prosedur
pelayanan di Puskesmas Banyubiru.
a. Mengetahui gambaran umum Puskesmas Banyubiru
diganti
kegiatan PBL ini untuk mendapatkan gambaran umum Puskesmas,
b. Mengetahui manajemen organisasi puskesmas dst
c. Mengetahui kegiatan pokok Puskesmas Banyubiru
d. Mengetahui alur dan prosedur pelayanan di Puskesmas Banyubiru.
e. Mengetahui bagaimana upaya Puskesmas dalam pencegahan
penanggulangan penyakit tersebut.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya secara
teoritis tetapi juga praktek dalam kegiatan di lapangan. Commented [w2w 12]: Mahasiswa dapat memperoleh
pengetahuan tidak hanya secara teoritis tetapi juga praktek dalam
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan kegiatan di lapangan.

pemecahan masalah yang terdapat di lapangan. kt mahasiswa dapat dihilangkan diganti untuk....
keg di lapangan diganti keg di puskesmas secara langsung
c. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan Commented [w2w 13]: Meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam melakukan pemecahan masalah yang terdapat di
keterampilan untuk dapat menjadi sarjana kesehatan masyarakat lapangan.

yang professional. kata mhs dihilangkan


kata di lap diganti di puskesmas
2. Bagi Institusi dan Lahan PBL Commented [w2w 14]: mhs dpt diganti untuk

a. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan


bermanfaat antara institusi tempat prakten dengan institusi Commented [w2w 15]: praktik

pendidikan
b. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
menyelesaikan tugas-tugas institusi selama proses praktek Commented [w2w 16]: praktik
semua yg tertulis praktek diganti praktik
berlangsung.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Laporan praktek Kesehatan Masyarakat dapat dijadikan salah satu Commented [w2w 17]: cek

audit Internal kualitas pengajaran.


b. Memperoleh masukan yang positif untuk di terapakan dalam Commented [w2w 18]: cek

program praktek selanjutnya. Commented [w2w 19]: cek

c. Memperkenalkan program studi kepada tempat praktek. Commented [w2w 20]: program studi kesehatan masy unw
Commented [w2w 21]: cek
d. Terbinanya kerja sama antara fakultas ilmu-ilmu kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul dengan institusi tempat praktek Commented [w2w 22]: Fak. Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi
Waluyo
dalam upaya meningkatkan ketertarikan antara substansi akademik
melalui pengetahuan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
BAB II Commented [w2w 23]: diturunkan jd satu hal dg hal
berikutnya

METODE KEGIATAN PBL

A. METODE DESAIN
Metode PBL I adalah survey dengan pendekatan cross sectional .
Analisis data bersifat deskriptif kuantitatif .Proses kegiatannya besifat
pembelajaran berbasis mahasiswa atau Student Centered Learning ( SCL ).
Student Center Learning (SCL) ialah pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa. Itu berarti bahwa seorang mahasiswa harus lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran, dan guru/dosen bertugas sebagai fasilisator dalam
kegiatan pembelajaran.
Student-centered learning (SCL) merupakan pendekatan pembelajaran
yang menempatkan peserta didik di pusat kegiatan pembelajaran. Di dalam
SCL para peserta didik memiliki dan memanfaatkan peluang dan atau
keleluasaan untuk mengembangkan segenap kapasitas dan kemampuannya
(prior knowledge and experience) sebagai pembelajar sepanjang hayat
(“ngangsu kawruh”: cipta, karsa, rasa, dan karya), melalui berbagai macam
aktivitas.
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu metoda pembelajaran di
mana peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian
diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student-centered. Baik
content maupun proses pembelajaran sangat ditekankan dalam PBL. Selama
30 tahun terakhir muncul banyak varian PBL namun demikian elemen pokok
PBL tidak mengalami perubahan. Commented [w2w 24]: tdk perlu cukup SCL

B. TAHAPAN KEGIATAN (POA)

Tahapan kegiatan PBL I ini berisi tentang rencana kerja mahasiswa


selama di puskesmas (POA) mulai tanggal 2 Mei 2018 sampai 25 Mei 2018 :
No. Kegiatan Waktu Metode Indikator Capaian
1. - Mengikuti Minggu I Data - Mengetahui
arahan dari (2-5 Mei sekunder, managemen organisasi
SPL 2018) wawancara Puskesmas : struktur
- Mengikuti organisasi Puskesmas,
kegiatan di Fungsi, tugas,
Puskesmas kedudukan dan
- Menyusun kewenangan
Laporan PBL Puskesmas, Peranan
Puskesmas dalam
pelayanan kesehatan,
Wilayah kerja
Puskesmas, Tata Kerja
Puskesmas
2. - Mengikuti Minggu Data - Mengetahui kegiatan
kegiatan yang II (7-12 sekunder, pokok puskesmas :
ada di Mei Observasi, Mengetahui upaya
Puskesmas ( 2018) wawancara kesehatan wajib (
dalam dan luar KIA, Promkes,
gedung) Kesling, Gizi, P2M,
- Menyusun Pengobatan Dasar),
Laporan PBL Upaya kesehatan
pengembangan
Puskesmas, Ruang
lingkup (jumlah jenis
& cakupan kegiatan),
unit pelaksana,
pengelolaan sumber
daya, indikator / target
capaian hasil program
puskesmas, kegiatan
pelayanan kesehatan
didalam dan luar
gedung serta faktor
pendukung dan
penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan,
kerjasama dalam
pelaksanaan program
(lintas program/lintas
sektoral)
3. - Mengikuti Minggu Data - Mengetahui Alur dan
kegiatan ke III sekunder, Prosedur Pelayanan
Puskesmas (14-19 Observasi, Pasien : Jenis-jenis
- Menyusun Mei wawancara dan prosedur rujukan,
Laporan PBL 2018) jenis-jenis dan bentuk
- Supervisi formulir pencatatan
dengan SPL dan pelaporan,
dan DPL pengelolaan dan
pedoman pengisisn
formulir rekam medis,
- Mengetahui P1, P2, P3
yang ada di
Puskesmas
4. - Mengikuti Minggu Data - Pengelolaan dan
kegiatan ke IV sekunder, pemanfaatan data dan
Puskesmas (21-25 Observasi, informasi kesehatan di
- Menyusun Mei wawancara Puskesmas, prosedur
Laporan PBL 2016) pelaporan data atau
- Supervisi informasi kesehatan
dengan DPL secara vertikal dan
- Mencari tahu horizontal, kendala
informasi / atau masalah dan cara
melengkapi pemecahannya
target capaian
PBL yang
belum lengkap

C. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN


1. Lokasi
Puskesmas Banyubiru, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang. Commented [w2w 25]: diberi alamat puskesmas

2. Waktu Kegiatan Commented [w2w 26]: kegiatan dari pembekalan sd


pembuatan laporan dan ujian

No Lokasi Hari / Tanggal


1. Puskesmas 2 Mei - 26 Mei 2018
BAB III

KEGIATAN LAPANGAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI


1. PUSKESMAS BANYUBIRU
a) Peta Wilayah
Commented [w2w 27]: segera dilengkapi petanya. berwarna

Kecamatan Banyubiru adalah salah satu kecamatan


diwilayah Kabupaten Semarang yang secara geografis berada
pada 110˚ 14’ 54,75” sampai dengan 110˚ 39” 3” bujur timur
7˚ 3” Lintang Selatan. Suhu udara maksimum 24,9˚C dan suhu
udara minimum 7˚C dengan kelembaban udara maksimum
sebesar 85,3% dan minimum sebesar 34,3%.
Puskesmas Banyubiru terletak di Desa Banyubiru
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dengan luas
wilayah kerja 3.429,3 km² dan meliputi 8 desa. Commented [w2w 28]: disebutkan desanya dg tabel yg ada
dibawahnya
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Banyubiru
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Ambarawa,
Kabupaten Semarang
b. Sebelah Timur : Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang
c. Sebelah selatan : Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang
d. Sebelah Barat : Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang
Table Jumlah Desa, Luas Wilayah diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Banyubiru Tahun 2016 Commented [w2w 29]: diletakkan bagian atas setelah 8 desa
data sekarang apakah sama jika ya ditulis th 2018 sumber data
diklarifikasi terbaru
No. Desa Luas Wilayah (km²)
1. Gedong 4,95
2. Kebumen 3,94
3. Sepakung 9,54
4. Wirogomo 3,96
5. Kemambang 4,15
6. Tegaron 5,23
7. Rowoboni 5,93
8. Kebondowo 6,93
9. Banyubiru 6,74
10. Ngrapah 3,03
Total 54,40

Batas wilayah UPTD Puskesmas Banyubiru yang berada diwilayah


Kecamatan Banyubiru meliputi :

Sebelah Utara : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ambarawa

Sebelah Timur : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gedangan

Sebelah Selatan: Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Getasan

Sebelah Barat : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jambu

A. Data Peran Serta Masyarakat Commented [w2w 30]: numbering dicek diatas sdh ada A ini A
lagi???
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) pada dasarnya
diimplementasikan dengan keberadaan Desa Siaga. Kecamatan Banyubiru
yang memiliki desa sejumlah 10 desa seluruhnya merupakan Desa Siaga.Pada
tahun 2016, 10 desa tersebut dalam kategori aktif namun terdapat pembagian
kriteria, yaitu sebagai berikut. Desa Siaga Aktif Pratama, Desa Siaga Aktif
Madya, Desa Siaga Aktif Purnama, dan Desa Siaga Aktif Mandiri. Kriteria
desa siaga di Kecamatan Banyubiru terdiri dari 10 desa siaga aktif pratama.
disamping itu terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil
kerjasama puskesmas dengan lintas sektoral, diantaranya yaitu:
1. Kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan, dan Departemen Agama.
2. Rapat koordinasi bulanan dengan kepala desa, kader, PKK dan
kecamatan, Dinas Pertanian, Koramil, Polsek Kecamatan Banyubiru.
3. Kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan
beberapa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Binaan BPMPPKB
diwilayah Kecamatan Banyubiru.
4. Kegiatan desa siaga dengan kader, RW, Kelurahan sekecamayan
Banyubiru.
B. Data Penduduk dan Sasaran
Berdasarkan data dari badan Pusat Statistik Kecamatan Banyubitu tahun 2016,
jumlah penduduk kecamatan banyubiru adalah 44.120 jiwa, dengan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki 21.941 jiwa dan perempuan 22.179 Commented [w2w 31]: semua data 2016 diperbarui mjd 2018

jiwa.
Tahun Laki-laki Perempuan jumlah
2015 22.101 21.876 43.977
2016 21.941 22.179 44.120
Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Banyubiru
C. Data Sekolah Commented [w2w 32]: update data bisa lihat di bps

Sekolah Jumlah sekolah


Tahun 2015 Tahun 2016
Jumlah Tk/ PAUD/RA 39 39
Jumlah SD/SDLB 31 31
Jumlah SLTP/MTs 7 7
Jumlah SLTA/SMK 2 2

D. Data Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja


a) Presentase Rumah Sehat
Presentase rumah sehat diwilayah kerja Banyubiru tahun 2016 sebesar Commented [w2w 33]: update 2018

83,29%. Presentase ini masih jauh dari target rumah sehat yaitu 95%
b) Presentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak
Presentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak
diwilayah kerja puskesmas Banyubiru pada tahun 2016 masih kurang
dari target.Presentase tahun 2016 sebesar 89%, sedangkan target yang Commented [w2w 34]: update

harus dicapai sebesar 92% yang artinya baru 89% dari jumlah
penduduk kecamatan Banyubiru tahun 2016 akses air minum yang
layak dari yang ditargetkan sebesar 92%.
c) Presentase penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan
Presentase penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan
diwilayah kerja puskesmas Banyubiru yang dilakukan
pemeriksaan.dari 7 penyelenggara air minum yang terdaftar dilakukan
pemeriksaan terhadap 2 sampel.Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan fisika, kimia, dan bakteriologi.Hasil dari pemeriksaan
sampel diperoleh bahwa sebanyak 2 sampel yang diajukan memenuhi
syarat kesehatan 100%.Presentase penyelenggaraan air minum yang
memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2016 dikabupaten Semarang
ini tidak dapat dibamdingkan pada tahun 2015 karena baru dilaporkan
dalam format profil pada profil kesehatan tahun 2015. Commented [w2w 35]: update

d) Presentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak


Presentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak pada
tahun 2016 sebesar 85,7%. Sarana sanitasi yang dimiliki penduduk Commented [w2w 36]: update

terdiri dari beberapa macam jenis jamban, diantaranya mengunakan


jamban komunal, jamban leher angsa, jamban plengsengan, dan
jamban cemplung.
Sebenarnya mulai tahun 2018 telah dilaksanakan program CLTS
(Community Led Total Sanitation) yang bertujuan mengubah perilaku
masyarakat untuk menyadari bahwa bila Buang Air Besar (BAB)
disembarang tempat adalah tidak sehat dan pada akhirnya dapat
menjadi penyebab timbulnya penyakit menular berbasis lingkungan,
sehingga nantinya diharapkan masyarakat mampu menyadari
pentingnya memiliki jamban keluarga namun hasilnya belum sesuai
yang diharapkan. Meskipun demikian, presentase penduduk dengan
akses sanitasi layak tahun 2016 sudah lebih meningkat dibandingkan
tahun 2015.
e) Persentase Desa STBM
Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM.Sedangkan STBM adalah pendekatan
yang dilakukan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi
meliputi 5 pilar yaitu tidak Buang Air Besar (BAB) sembarangan ,
Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan yang
aman, Mengelola sampah yang benar dan Mengelola limbah cair
Rumah Tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan.Untuk dapat melaksanakan 5 pilar STBM
bukanlah hal yang mudah.Pada tahun 2016 , Di Kecamatan Banyubiru
belum meiliki Desa STBM karena baru mampu melaksanakan 1 pilar
STDM.Diharapkan pada tahun yang akan datang tujuan ini dapat
tercapai.
f) Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat
Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat pada tahun 2016
di Kecamatan Banyubiru masih sama dibandingkan tahun 2015.Untuk
Tahun 2015 jumlah tempat-tempat umum memenuhu syarat sebesar
82,51% sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 82,5%.Belum adanya
peningkatan ini menunjukan belum bertambahnya kesadaran
masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan lingkunganya.
g) Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat Dibina
dan Diuji Dipetik
Dari 86 pengelolaan makanan/TPM yang ada di Kecamatan Banyubiru
sebanyak 69 TPM( 82,51%) telah memenuhi syarat hygiene
sanitasi.Bila dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 79,7% , Pada
tahun 2016 Persentase TPM memenuhi syarat mengalami peningkatan
dalam hal jumlah.Peningkatan ini antaralain karena peran aktif petugas
sanitarian dari puskesmas dalam melakukan pembinaan dan
meningkatnya kesadaran dari pihak pengusaha makanan untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan usahanya, sedangkan
dihasilkan produksi yang berkualitas dan memenuhi syarat
kesehatan.Bagi TPM yang belum memenuhi syarat hygiene sanitasi (7
TPM) selanjutnya dilakukan pembinaan.
h) Ketersediaan obat
Ketersediaan obat menurut jenis obat selama tahun 2016 sudah
tercukupi sesuai kebutuhan.beberapa item obat pada kolom kebutuhan
tidak terisi disebabkan antaralain karena ketersediaan obat digudang
farmasi tidak tersedia.Penukisan resep obat di Puskesmas Banyubiru
menggunakan obat Genere, ditujukan dengan tingginya persentase
penggunakan Generik di Puskesmas( persentase Rata-rata 123%).

DATA KHUSUS
a. Status Kesehatan
1. Data Kematian
a) Angka Kematian Neonatal
Terdapat 3 kematian neonatal di tahun 2016 sehingga
dibutuhkan meningkatnya keterampilan dan pengetahuan
petugas khususnya bidan desa dalam penatalaksanaan gawat
darurat neonatal.
b) Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi dikecamatan Banyubiru tahun 2016 lebih
rendah. Tahun 2016 yaitu 3 kasus dan 7 kasus di tahun
2015.Penyebab terbesar AKB adalah BBLR untuk mencegah
meningkatnya lagi kematian bayi ditahun mendatang dalam
kaitannya dengan penanganan BBLR. Maka telah dilakukan
upaya pencegahan secara dini dengan pemberian tablet
penambah darah bagi remaja putri (siswi SMA) sehingga dapat
mempersiapkan ibu hamil yang sehat di masa yang akan
datang.

Jumlah Kematian Bayi (AKB) di Puskesmas Banyubiru


Tahun 2012-2016 Commented [w2w 37]: update

Puskesmas Jumlah Kematian Bayi


2015 2016
Banyubiru 7 7
c) Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian bayi di kecamatan Banyubiru tahun 2015
lebih rendah. Tahun 2016 yaitu 3 kasus dan 1 kasus di
tahun 2015. Adapun jumlah kematian balita di puskesmas
se-Kabupaten Semarang secara keseluruhan dari tahun
2015-2016 dapat dilihat dalam table berikut ini.
Jumlah Kematian Balita (AKABA) di Puskesmas
abanyubiru
Tahun 2011-2016
Puskesmas Jumlah Kematian Balita (12-59
bulan)
2015 2016
Banyubiru 1 3

d) Angka Kematian Ibu (AKI)


Tidak terjadi kematian balita di Kecamatan Banyubiru pada
tahun 2016.Adapun jumlah kematian balita di puskesmas
se-Kabupaten Semarang secara keseluruhan dari tahun
2012-2016 dapat dilihat dalam table berikut ini.

Jumlah Kematian Ibu di Puskesmas Banyubiru Tahun


2012-2016
No. Puskesmas Jumlah Kematian Ibu
2015 2016
1 Banyubiru 0 0
2. Data Kesakitan
a) Penemuan dan Angka Kesembuhan Tuberculasis (TB
Jumlah penemuan kasus baru TB BTA + di kecamatan
Banyubiru tahun 2016 sebesar 1 kasus dengan Case Notification
Rate (CNR) 7,11 per 100.000 penduduk, sedangkan jumlah
seluruh kasus sampai dengan tahun 2015 sebanyak 2 kasus dengan
CNR 11,37 per 100.000 penduduk. Jumlah penemuan kasus baru
ini lebih sedikit apabila dibandingkan tahun sebelumnya.Selain itu,
jumlah penemuan kasus baru dan seluruh kasus di tahun 2016 juga
masih dibawah target. Hal ini disebabkan oleh adanya stigma di
masyarakat bahwa TB paru merupakan aib bagi keluarga sehingga
lebih baik penyakitnya tidak diketahui oranglain.Untuk Angka
keberhasilan Pengobatan (Success Rate/SR) tahun 2016 sebesar
100% karena dari 2 kasus BTA+ yang diobati seluruhnya
dikatakan sembuh.
b) Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Tahun 2016 cakupan balita dengan Pnemonia ditangani
mencapai 72 kasus dari target yang ditentukan sejumlah 154 kasus
yang merupakan estimasi perkiraan kasus pneumonia balita.Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
mendeteksi dini gejala penyakit yang timbul sehingga cepat
mendapatkan penangan yang tepat.
c) Persentase kasus HIV , AIDS dan Syphilis Ditangani
Penemuan kasus HIV di Kecamatan Banyubiru tahun 2016
tetap Nihil seperti 5 tahun belakangan ini.Sypilis merupakan salah
satu jenis Penyakit Infeksi Menular Seksual (PMS). Pada tahun
2016 2016 kasus Syphilis di Kecamatan Banyubiru tidak
ditemukan.
d) Persentase Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani
Pada tahun 2016 jumlah penderita Diare yang ditemukan dan
ditangani masih jauh dari target yang ditentukan.Bila dari
perhitungan, diperoleh estimasi penderita sebanyak 944 kasus,
maka riil ditemukan penderita diare sebanyak 531
kasus(56,24%).Walaupun demikian penemuan kasus ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.Meningkatnya persentase penemuan dan penanganan
kasus diare tahun 2015 menunjukan adanya peningkatan peran
serta masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan.

TARGET CAPAIAN PBL

1. Manajemen Organisasi Puskesmas


a. Struktur Organisasi Puskesmas
GAMBAR 2.2
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BANYUBIRU

Struktur organisasi Puskesmas Banyubiru mengacu pada


Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yang mengatur tentang pusat
kesehatan masyarakat (Gambar 2.1). Struktur organisasi terdiri dari
kepala puskesmas, kepala sub bagian tata usaha, penanggung jawab
UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, penanggung jawab
UKP, kefarmasian dan Laboratorium, dan penanggungjawab jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah. Struktur
organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas. Struktur tersebut juga dipengaruhi oleh
adanya otonomi daerah yang didukung oleh tingkat morbiditas dan
mortalitas yang ada di wilayah tersebut. Pembagian di setiap unit
pelayanan seperti di UKM dan UKP tentunya harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya di puskesmas untuk
memaksimalkan pelayanan.

b. Fungsi, tugas, Kedudukan, kewenangan Puskesmas

Tugas fungsi dan wewenang puskesmas berdasarkan pasal 4, 5,


6, 7, dan 8 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 tahun 2014 sangat jelas. Adapun tugas puskesmas adalah
melaksanakan kebijakan kesehtan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas
tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi :

1. Menyelenggarakan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya


2. Menyelenggarakan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya
3. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggrakan UKM tingkat pertama,


puskesmas berwenang untuk :

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan


masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang dipeerlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan sector lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.
7. Memantau melaksanakan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan ; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

Selanjutnya dalam pelayanan UKP tingkat pertama puskesmas berwenang :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komperehensif,


berkesinambungan, dan bermutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung.
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip kordinatif dan
kerjasama inter dan antar provinsi.
6. Melaksanakan rekam medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
9. Mengkoordinasi dan melaksanakan pembinaan fasilitas, pelayanan kesehatan
tingkat pertama diwilayah kerjanya ; dan
10. Melaksanakan pernapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan system
rujukan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun


2014 tentang pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) disebutkan bahwa pola
struktur organisasi puskesmas yang bias dijadikan acuan ada 2 yaitu puskesmas
kawasan perkotaan dan puskesmas kawasan pedesaan. Untuk Puskesmas Banyubiru
masuk ke dalam kategori puskesmas pedesaan sehingga strukturnya sebagai berikut :

1. Kepala Puskesmas
2. Kesubag Tata Usaha
3. Penanggungjawab UKM Esensial
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
5. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan

Dalam Peraturan Bupati Semarang Nomor 90 tahun 2011 tentang Tugas Pokok,
Fungsi, dan Rincian Tugas Daerah Kabupaten Semarang disebutkan bahwa :

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat


a) Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan dibidang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar masyarakat.
b) Rincian Tugas
1) Melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan
dibidang pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat
serta pelayanan kesehatan menyusun program kerja dan
anggaran UPTD Puskesmas.
2) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan
pelaksanaan kegiatan.
3) Menyelenggarakan ketatausahaan UPTD Puskesmas.
4) Mengkoordinasikan pelayanan Poli klinik di UPTD
Puskesmas.
5) Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan berupa
pelayanan yang bersifat dasar bertujuan untuk menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan melalui rawat jalan dan
rawat inap bagi UPTD yang menyelenggarakan rawat inap di
UPTD Puskesmas .
6) Mengusulkan rencana pembangunan dan rehabilitasi gedung
UPTD Puskesmas.
7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
UPTD Puskesmas.
8) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
UPT Puskesmas.
9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
10) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sub bagian Tata Usaha UPTD Puskesmas
a. Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas UPTD Puskesmas dibidang
penyusunan, perencanaan, pengelolaan administrasi keuangan,
administrasi umum, dan administrasi kepegawaian.
b. Rincian Tugas
1) Menyusun program kerja dan anggaran Sub bagian tata
usaha UPTD Puskesmas Banyubiru.
2) Menyiapkan bahan dan penyusunan program kerja dan
anggaran UPTD Puskesmas Banyubiru.
3) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan
pelaksanaan kegiatan.
4) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan rumah tangga UPTD
Puskesmas Banyubiru.
5) Menyusun usulan rencana pembangunan dan
rehabilitasi gedung UPTD Puskesmas Banyubiru.
6) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana UPTD Puskesmas Banyubiru.
7) Mendata, mengelola, dan menyajikan data kegiatan
UPTD Puskesmas Banyubiru.
8) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
kegiatan UPTD Puskesmas Banyubiru.
9) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan UPTD Puskesmas Banyubiru.
10) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan
guna kelancaran pelaksanaan tugas.
11) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Penanggungjawab UKM Esensial
Rincian Tugas
1) Bertanggungjawab menerapkan system manajemen mutu pada program-
program upaya kesehatan dan upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
2) Mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan.
3) Melaksanakan kegiatan upaya kesehatan.
4) Mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan.

4. Penanggungjawab UKM Pengembangan


Rincian Tugas :
1) Bertanggungjawab menerapkan system manajemen mutu pada
program-program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
2) Mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan.
3) Melaksanakan kegiatan upaya kesehatan.
4) Mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan.
5. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian, Laboratorium
Rincian Tugas :
1) Bertanggungjawab menerapkan system manajemen mutu pada
pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Banyubiru yang berorientasi
pada keselamatan pasien.
2) Mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan pelayanan klinis.
3) Melaksanakan kegiatan, pelayanan klinis yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
Mengevaluasi kegiatan klinis.
c. Perananan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan
Sebelum adanya kebijakan otonomi daerah, Puskesmas hanya
memiliki peran sebagai pelaksana program yang telah direncanakan
oleh kementerian atau dinas kesehatan. Namun di era otonomi ini,
Puskesmas yang berperan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
dasar yang disediakan oleh pemerintah memiliki kewenangan yang
lebih banyak dalam rangka peningkatan mutu pelayanan. Puskesmas
yang bertindak sebagai pemegang program memiliki kewenangan
untuk bisa melaksanakan sistem manajemen yang baik. Kewenangan
ini meliputi perencanaan, pengelolaan terhadap sumber daya,
monitoring dan evaluasi. Adanya fungsi puskesmas sebagai perencana
tentunya memberikan peluang bagi puskesmas untuk bisa membuat
program yang sesuai dengan kebutuhan wilayah dengan dasar acuan
program yang telah dibuat oleh dinas atau kementerian.
Terkait dengan pendanaan, puskesmas juga memiliki peran
untuk bisa melakukan pengelolaan sesuai dengan kebutuhan program
dan melakukan pertanggungjawaban atas penggunaannya. Sumber
dana puskesmas bisa berasal dari APBN seperti BOK dan APBD.
Dana yang ada akan dikelola oleh puskesmas untuk meningkatkan
pelayanan puskesmas di pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif. Dana yang berasal dari BOK mutlak digunakan untuk
kegiatan preventif dan promotif. Sedangkan dana dari daerah
digunakan untuk peningkatan sarana prasarana seperti pembelian
alkes, atau laborat.
d. Wilayah kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas banyubiru yaitu terdiri dari Desa
Ngrapah, Desa Banyubiru, Desa Kebondowo, Desa Rowoboni, Desa
Tegaron, Desa Kemambang, Desa Wirogomo, Desa Sepakung, Desa
Kebumen, Desa Gedong.
Berikut uraian sarana kesehatan yang ada di Puskesmas
Banyubiru:
1) Puskesmas Induk terletak di Desa Banyubiru
2) Puskesmas Pembantu terletak di 3 Desa yaitu Desa Tegaron,
Desa Gedong dan Desa Sepakung
3) PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) terletak di Desa yang
meliputi Desa Ngrapah, Desa Banyubiru, Desa Kebondowo,
Desa Rowoboni, Desa Tegaron, Desa Kemambang, Desa
Wirogomo, Desa Sepakung, Desa Kebumen, Desa Gedong.
4) 98 Posyandu Balita
5) Posbindu 99

e. Tata Kerja Puskesmas

JADWAL PELAYANAN UPTD PUSKESMAS BANYUBIRU PER OKTOBER


2017
HARI PENDAFTARAN UGD BP GIGI BP MTBS IBU KB IVA
HAMIL
BARU LAMA
SENIN 07.30 – 12.00 7.15 – 14.00 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – Suntik Dengan
13.00 13.00 13.00 13.00 13.00 perjanjian
SELASA 07.30 – 12.00 7.15 – 14.00 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – Suntik
13.00 13.00 13.00 13.00 13.00
RABU 07.30 – 12.00 7.15 – 14.00 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – Implant
13.00 13.00 13.00 13.00 12.00
KAMIS 07.30 – 12.00 7.15 – 14.00 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – Iud
13.00 13.00 13.00 13.00 12.00
JUMAT 07.30 – 10.00 7.15 – 11.00 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – Suntik
11.00 11.00 11.00 11.00 11.00
SABTU 07.30 – 11.00 7.15 – 12.00 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – 07.45 – Suntik
12.00 12.00 12.00 12.00 12.00

IMUNISASI KONSELING
TB
HARI NON CAMPAK TT LABORAT FARMASI GIZI KESLING
CAMPAK /
BCG
SENIN 07.45 – 07.45 – 07.45 – 12.00 07.45 – 07.45 –
13.00 13.00 13.00 13.00
SELASA 07.45 – 07.45 – 07.45 – 12.00 07.45 – 07.45 –
13.00 13.00 13.00 13.00
RABU 07.45 – 07.45 – 07.45 – 12.00 07.45 – 07.45 – 07.45 –
13.00 13.00 13.00 13.00 13.00
KAMIS 07.45 – 07.45 – 07.45 – 12.00 07.45 –
13.00 13.00 13.00
JUMAT 07.45 – Jumat 1 07.45 – 07.45 – 10.30 07.45 – 07.45 –
11.00 11.00 11.00 11.00
SABTU 07.45 – 07.45 – 07.45 – 11.00 07.45 – 07.45 –
12.00 12.00 12.00 12.00

2. Kegiatan Pokok Puskesmas


a. Upaya kesehatan wajib puskesmas (KIA, promkes,Kesling, Gizi, P2M,
Pengobatan dasar)
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk penimgkatan derajat
kesehatan masyarakat. Terdiri dari:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
palayanan di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil,ibu bersalin,ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
Program-program kesehatan anak yang dilaksanakan
oleh puskesmas Banyubiru yaitu:
a) Mendeteksi kasus neonatus
b) Kunjungan bayi
c) Pelayanan anak sehat dan sakit
d) Pelayanan balita
e) SDIDTK bayi
f) SDIDTK balita
g) Pelayanan anak prasekolah
Kegiatan-kegiatan diatas dilaksanakan setiap
bulan dan dilaksanakan dengan kerjasama antara
bidan desa disetiap dusun atau desa dengan bidan
coordinator yang ada di puskesmas.
2. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
Upaya Promosi Kesehatan adalah upaya dalam
memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik diluar
maupun di dalam gedung puskesmas agar berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan,
mencegah dan menanggulanginya.

Program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas


Banyubiru yaitu:
a) Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Program perilaku hidup bersih dan sehat ini
dilakukan pendataan di 4 desa ( Banyubiru, Ngrapah,
Kebondowo, Rowoboni) mengacu pada 10 pesan PHBS
yaitu:
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Pemberian ASI ekslisif selama 6 bulan
3) Menimbang balita setiap bulan
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air mengalir dan
memakai sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik nyamuk
8) Makan buah dan sayur setiap hari
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok didalam rumah.
3. Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Lingkungan menurut WHO (World
Health organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia) adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Program yang dilaksanakan oleh puskesmas Banyubiru
dalam upaya kesehatan lingkungan yaitu:
a. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu
suatu pendekatan untuk mengubah perilaku higiene
dan sanitasi melalui pemberdayaan.Program
kegiatan ini mengacu pada 5 Pilar STBM yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah
Tangga
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
4. Upaya Kesehatan Gizi
Upaya kesehatan gizi adalah usaha perbaikan gizi
masyarakat yang berintikan penyuluhan gizi, melalui
peningkatan peran serta masyarakat dan didukung kegiatan
lintas sector terkait kesehatan (BKKBN, Pertanian Dalam
Negeri, Dikbud, PKK dan lail-lain (Depkes RI).
Program-program kegiatan yang dilaksanakan oleh
puskesmas Banyubiru yaitu:
a) Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
ibu hamil KEK (Kurang Energi Kron diberikan
susu untuk ibu hamil 2 ibu hamil x 3 bulan yaitu
pada bulan Februari, Maret, dan April. Diberikan
pada ibu hamil di Desa Rowoboni dan Kebumen.
b) Pelacakan gizi buruk baik penderita baru atau lama
dari bulan Januari sampai September.
c) Surveilans ASI Eksklusif dan konseling ASI
Eksklusif pada Bulan Januari, Februari, Maret.
d) Pemantauan dan pemberian Vitamin A pada Bulan
Februari sampai Agustus.
e) Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri
SMP dan SMA pada Bulan Agustus, September,
dan Oktober.
f) Refresing kader Posyandu pada Bulan Maret.
g) Pemantauan KADARSI (Keluarga Sadar Gizi) dan
garam yodium pada Bulan April sampai November.
h) Pemberian makanan tambahan (PMT) balita dan ibu
hamil.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
a) POSBINDU
Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) dari
kementrian kesehatan merupakankegiatan yang melibatkan
peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak
menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman
beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,
obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta
menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar.
Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM),
kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.Sesuai dengan Peraturan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2015
tentang penanggulangan penyakit tidak menular
b) USILA
Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaranya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat
danorganisasi social dalam penyelenggaranya.
Posyandu Usia Lanjut adalah Suatu bentuk pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang
dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan
itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.

c) PKPR

PKPR singkatan dari Pelayananan Kesehatan Peduli


Remaja. PKPR adalah program pemerintah yang diampu Dinas
Kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota, dikoordinas Dinkes tingkat
Provinsi, untuk melayani kesehatan remaja. Program ini secara
resmi telah berjala sejak tahun 2003. Di tingkat lapangan, PKPR
dijalankan oleh Puskesmas. UU Kesehatan No 36 tahun 2009,
khususnya di pasal 136 dan 137
Pasal 136 :Upaya pemeliharaan kesehatan remaja untuk
mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif
baik sosial maupun ekonomitermasuk untuk reproduksi
remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai gangguan kesehatan
yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan
reproduksi secara sehat
Pasal 137 :Pemerintah berkewajiban menjamin agar
remaja dapat memperoleh edukasi, informasi, dan layanan
mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan
bertanggung jawab.

d) UKK
UKK (Upaya Kesehatan Kerja) adalah dalam UU
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 164
disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan bebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja
disektor formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang
selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Dan
tertuang dalam Keputusan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 348/MENKES/SK/XI/2012 Tentang komite
pelayanan kesehatan tenaga kerja Indonesia.

c. Kegiatan pokok Puskesmas


a) Ruang lingkup (jumlah, jenis dan cakupan kegiatan)
b) Unit pelaksana
No Unit Pelaksana Jumlah
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kepala subbagian TU 1
3. Dokter Umum 1
4. Dokter Gigi 1
5. Perawat Umum 6
6. Perawat Gigi 2
7. Bidan Puskesmas 3
8. Bidan Desa 10
9. Petugas laboratoriu 1
10. Asisten Apoteker 1
11. Nutrisionis 1
12. Petugas promkes 1
13. Administrasi 2
14. Kebersihan 1

c) Pengelolaan sumber daya


Jumlah seluruh karyawan UPTD Puskesmas Banyubiru
adalah 33 orang terdiri dari :
- 28 orang Pegawai Negeri Sipil
- 2 orang tenaga Honorer daerah
- 1 orang Tenaga kontrak
- 1 orang Wiyata Bakti
d) Indikator/target pencapaian hasil program Puskesmas

GRAFIK 1

CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN


TAHUN 2017

80
71.25
70 62.6
60 53.6
50 46.9
38.8 39.8
40 34.2
30 26

20 12.3 13.7
8.2 7.1 6.7 9
10 6.36.3 6 4.6
1
0

cakupan per bulan total capaian target per september

GRAFIK 2
CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI TAHUN 2017

Chart Title
Cakupan per bulan Total capaian target per september

100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100

71.25

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

GRAFIK 3
CAKUPAN POSYANDU USIA LANJUT AKTIF TAHUN 2017 Commented [w2w 38]: cakupan 2017 boleh tp sd desember
jika perlu 2018 dicantumkan sd bulan maret/april (tri wulan)

Chart Title
cakupan per bulan Total Capaian Target Capaian

55.3
51
44.6
38.3

27.6
25

14.8
12.7 12.8 11.7
6.36.3 6.4 6.3 6.4
4.2
2.1
0 0

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

GRAFIK 4
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT
TAHUN 2017

Chart Title
Cakupan per bulan Total capaian Target per september

100 100

85
71.25

15 15

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

GRAFIK 5

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA TAHUN 2017


Chart Title
Cakupan per bulan Total capaian Target per september
93.9 94.4

67.5

50.7
43.2
35.2
27.3
17.51 20.5
11.51
6 7.01 6.8 7.9 8
4.24.2 1.8 0.5

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

GRAFIK 6

CAKUPAN PESERTA KB AKTIF TAHUN 2017


Chart Title
Cakupan per bulan Total capaian Target per september

76.09 76.53 76.97 77.8 78.48 78.64 78.79


74.47
74.44 74.76

60

0.32 1.33 0.44 0.44 0.83 0.68 0.16 0.15

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September


GRAFIK 7

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK MENDAPATKAN PERAWATAN TAHUN


2017

Chart Title
Cakupan per bulan Total capaian Total per september

100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100100

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September


GRAFIK 8

CAKUPAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI


TAHUN 2017

Chart Title
Cakupan per bulan Total capaian Target per september

100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100 100100

67.5

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September


GRAFIK 9

CAKUPAN PENEMUAN PENYAKIT DIARE TAHUN 2017

Chart Title
60
50
50

40

30

20

8.6 8.6 9.3 9.3 9.6 9.6 8.7 8.7


10 7.8 7.8 6.7 6.7 7 7 7.1 7.1
4.6 4.6

Capaian per Bulan Total Capaian Target per September

GRAFIK 10
CAKUPAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ( 6 – 24 BULAN )
PADA KELUARGA MISKIN TAHUN 2017

60
60

50

40

30

20
7.97.9 7.9 7.9 7.9
10
00 00 00 00 00 0 0 0
0

Capaian per Bulan Total Capaian Target per September

GRAFIK 11

CAKUPAN PERTOLONGAN PELAYANAN NIFAS TAHUN 2017

80 72
70
60.28
60 53.74
50 45.79
40.03
40 32.9
30 24.35
18.9
20 12.61
6.54
6.54 6.07 6.29 8.55 7.13 7.95 6.54
10 5.45 5.76

Capaian per Bulan Total Capaian Target per September


GRAFIK 12

CAKUPAN AKSES KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT TAHUN 2017

120
100
100
84.24 84.24
77 80 80
80 74 74 75 75 76

60

40

20
1 1 1 3 4.24
0 0 0
0

Capaian per Bulan Total Capaian Target per September

GRAFIK 13
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 TAHUN 2017

80
71.25
70

60
52.2
50 46.1
40.3
40
34.2

30 27.2
20.7
20 16
10.1
10 5.4 5.4 5.9 6.5 7 6.1 5.8 6.1
4.7 4.7

0
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER

Capaian per Bulan Total Capaian Target per September

e) Kegiatan pelayanan Kesehatan di dalam dan luar gedung


Puskesmas
Kegiatan pelayanan kesehatan di dalam gedung ialah UKP dan
di luar gedung ialah UKM.
a. Pelayanan kesehatan Perorangan ( UKP) meliputi :
-Pelayanan pendaftaran
-Pelayanan UGD
-Pelayanan Pemeriksaan Umum
-Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
-Pelayanan Kefarmasian
-Pelayanan Laboratorium
-Pelayanan Imunisasi
-Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
-Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
-Pelayanan Kesehatan Lingkungan bersifat UKP

b. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi :


1) Pelayanan UKM Esensial :
- Promosi kesehatan
- Kesehatan lingkungan
- Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)-KB
- Gizi
- Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P)
- Puskesmas
2) Pelayanan UKM Pengembangan :
- Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
- Posbindu
3) Pelayanan UKM inovasi
-Pemuda “Keren” Kepengen Leren Ngrokok
-Mbah ASI
c. Jejaring puskesmas dan pelayanan kesehatan , meliputi :
-Puskesmas Pembantu (PUSTU)
- Puskesmas keliling ( PUSLING)
- Pos Kesehatan Desa (PKD)
- Klinik Kurnia Medika
- Klinik Anugerah
- Praktek Dokter Swasta
f) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
kegiatan
Faktor pendukung dan penghambat penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan adalah sumber daya manusia.

d. Kerjasama dalam pelaksanaan program (lintas program/lintas sektoral)


a) Lintas Sektor :
1) Camat
2) Kapolsek
3) Ka.UPTD Dinas Pendidkan
4) Kepala Desa
5) UPT KBPP
6) Dinas Pertanian
b) Lintas Program :
Pertemuan UKM dengan Lokakarya Mini untuk membahas
kegiatan yang ada di Puskesmas. Contohnya verivikasi desa
OGF (desa yang sudah stop BABS)

e. Alur dan Prosedur Pelayanan


a. Alur dan Prosedur Pelayanan Pasien
ALUR PEDAFTARAN PUSKESMAS BANYUBIRU

PENERIMAAN PASIEN

IDETIFIKASI JENIS PASIEN

BARU LAMA

PEMBUATAN RM PENGAMBILAN RM

MEMPERSILAHKAN PASIEN MENUNGGU DI DEPAN


RUANG PELAYANAN YANG SESUAI TUJUAN

PENYERAHAN RM OLEH PETUGAS PENDAFTARAN KE


UNIT TUJUAN PELAYANAN
ALUR PELAYANAN PENGUNJUNG UPTD PUSKESMAS
BANYUBIRU

KE TEMPAT P P
YANG DI TUJU E E
L PELAYANAN L
A UMUM A P
TIDAK KONSULTASI U
Y Y
PELAYANAN GIGI SANITASI
BEROBAT A A L
N PELAYANAN N A
KONSELING GIZI
A KIA -KB A N
PENGUNJUNG LOKET N LABORATORIUM G
N
DATANG PENDAFTARAN PELAYANAN
IMUNISASI F
P A
E RUJUKAN R
N RUMAH SAKIT M
D A
A S
F I
T
A
R
A
N
EMERGENCY PELAYANAN UGD

ALUR ALTERNATIF

ALUR PASTI
Gambar diatas menggambarkan tentang alur pelayanan rawat
jalan yang ada di Puskesmas Banyubiru. Diawali dengan pasien
mengambil nomor urut pendaftaran di mesin antrian yang disesuaikan
dengan poli yang hendak dituju. Kemudian pasien akan dipanggil
sesuai nomor urut dan petugas akan meginputkan data pasien dan
dirujuk ke poli sesuai dengan kebutuhan pasien. Apabila diperlukan
data penunjang, maka pasien bisa dirujuk ke laboratorium dan
kemudian kembali ke poli untuk dilakukan anamnesa kembali. Setelah
itu pasien dapat mengabil obat sesuai dengan resep obat atau pasien
dapat dirujuk ke rumah sakit umum apabila diperlukan penanganan
lebih lanjut. Bagi pasien UGD, pasien tidak perlu melakukan kegiatan
pendaftaran seperti yang dilakukan oleh pasien umum. Pasien akan
langsung dilakukan penanganan di UGD dan kemudian dapat dirujuk
apabila dirasa memang perlu dilakukan.

b. Jenis-jenis dan prosedur rujukan


Rujukan merupakan suatu cara dari suatu institusi kesehatan
atau rekan institusi kesehatan untuk melakukan pelimpahan
kewenangan atas suatu kasus atau masalah penyakit pada pasien
supaya dilakukan penanganan yang lebih komprehensif pada pasien.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan
medis yang dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama
terkecuali pada keadaan gawat darurat, bencana, atau kekhususan
tertentu. Bagi bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke
dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Ketentuan mengenai rujukan diatur pada Permenkes Nomor
001 Tahun 2012.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal. Sistem rujukan diwajibkan bagi
pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi
kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan. Dalam rangka
meningkatkan aksesibilitas, pemerataan dan peningkatan efektifitas
pelayanan kesehatan, rujukan dilakukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat yang memiliki kemampuan pelayanan sesuai
kebutuhan pasien.
Berdasarkan lingkup pelayanannya, rujukan dibagi menjadi
dua yaitu rujukan medic dan rujukan kesehatan. Rujukan medic
merupakan rujukan yang meliputi upaya kuratif dan rehabilitative.
Dalam rujukan medic terdapat dua tipe rujukan yaitu Transfer of
Patient yaitu konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic,
pengobatan, tindakan operatif, dan lain sebagainya dan Transfer of
Specimen yaitu rujukan berupa pengiriman bahan untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap. Selanjutnya rujukan kesehatan
adalah rujukan yang meliputi upaya preventif dan promotif. Rujukan
ini biasa terjadi secara internal antar unit pelayanan. Contohnya
rujukan bumil dari poli KIA/KB yang mengalami masalah gizi.
Berdasarkan tata hubungannya, rujukan dibagi menjadi dua
yaitu rujukan internal dan rujukan eksternal. Rujukan internal adalah
rujukan horizontal yang dilakukan antar unit pelayanan di dalam
institusi sebagai tindakan untuk memperkuat diagnosa pasien.
Sedangkan rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-
unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik secara horizontal
maupun vertical.
Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan
vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila pasien membutuhkan
pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik, atau karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan. Biasanya
puskesmas akan melakukan rujukan ke rumah sakit apabila puskesmas
dirasa kurang bisa menangani pasien dengan alasan sarpras atau
lainnya. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila
permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan
jangka panjang. Sedangkan rujukan horizontal merupakan rujukan
antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan dari tingkatan
pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya. Rujukan ini dilakukan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan sarana prasarana dan/atau ketenagaan yang
sifatnya sementara atau menetap.
Sebelum melakukan rujukan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh perujuk. Berikut merupakan prosedur dalam
pelaksanaan rujukan :
1) Perujuk harus melakukan pertolongan pertama dan/atau
tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi medis serta
sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien
selama pelaksanaan rujukan.
2) Perujuk melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan
memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien
dalam hal keadaan pasien gawat darurat.
3) Perujuk membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan
kepada penerima rujukan.

Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat hal-hal


seperti :
1) Identitas pasien
2) Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan
3) Diagnosis kerja
4) Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan
5) Tujuan rujukan
6) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan.

Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien


dan ketersediaan sarana transportasi. Apabila pasien memerlukan
asuhan medis terus menerus, maka pasien harus dirujuk dengan
ambulans dan didampingi oleh nakes yang kompeten. Rujukan
dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh penerima
rujukan yang mana penerima rujukan bertanggung jawab untuk
melakukan pelayanan kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan dan
wajib untuk memberikan informasi kepada perujuk mengenai
perkembangan keadaan pasien setelah memberikan pelayanan.

c. jenis-jenis dan bentuk formulir pencatatan dan pelaporan


Jenis-jenis formulir pencatatan (rekam medis) terdiri dari
formulir kertas dan formulir elektronik. Meskipun telah dilakukan
pencatatan dengan metode elektronik seperti simpus, namun
pencatatan dengan formulir kertas juga perlu dilakukan untuk
melengkapi informasi yang tidak dapat tercatat di formulir elektronik
seperti halnya penjelasan detail tentang diagnose atau data pendukung
lainnya.
Semua kegiatan pokok yang ada di puskesmas, baik didalam
gedung maupun diluar gedung puskesmas, pustu, dan bidan desa harus
dicatat di formulir standar yang digunakan dalam pencatatan. adalah
sebagai berikut :
1) Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) atau (family folder) adalah
himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang
memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan
dari RKK adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan
gambaran penyakit di suatu keluarga.
2) Kartu Rawat Jalan (kartu rekam medik) pasien digunakan
untuk mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang
berkunjung ke puskesmas.
3) Kartu Indeks Penyakit digunakan untuk mencatat identitas
pasien, riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu indeks
penyakt diperuntukan khusus penderita penyakit TBC paru dan
kusta.
4) Kartu Ibu digunakan untuk mengetahui identittas, status
kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.
5) Kartu anak digunakan untuk mencatat identitas, status
kesehatan, pelayanan preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif
yang diberikan kepada balita dan anak prasekolah.
6) KMS Balita dan Anak Sekolah digunakan untuk mencatat
identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yang telah diperoleh
balita dan anak sekolah.
7) KMS Ibu Hamil digunakan untuk mengetahui identitas dan
mencatat perkembangan kesehatan bumil dan pelayanan
kesehatan yang diterima bumil.
8) KMS Usia Lanjut digunakan untuk untuk mencatat kesehatan
usia lanjut secara pribadi baik fisik maupun psiko sosial, dan
digunakan untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit,
dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut.
9) Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap
data kegiatan di dalam dan diluar gedung puskesmas yang
telah dicatat di kartu dan catatan lainya. Beberapa jenis register
sebagai berikut :
a) Nomor indeks pengunjung puskesmas
b) Rawat jalan
c) Register kunjungan
d) Register KIA dan KB
e) Register kohort ibu dan balita
f) Register deteksi dini, tumbuh kembang, dan gizi
g) Register penimbangan balita
h) Registser imunisasi
i) Register gizi
j) Register kapsul beryodium
k) Register anak sekolah
l) Sensus harian : kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi,
dan penyakit.
Bentuk-bentuk pencatatan meliputi catatan tradisional dan
catatan sistematis. Catatan tradisional adalah catatan yang ditulis
secara tidak sistematis, tidak lengkap yang berupa catatan harian.
Sedangkan catatan sistematis ialah catatan yang menggambarkan pola
keadaan, masalah, dan langkah pemecahan masalah. Berdasarkan
sasaran, bentuk catatan dibagi menjadi tiga, yaitu catatan individu
(catatan ibu, bayi, dan balita), catatan keluarga (catatan kesehatan
keluarga), catatan masyarakat (catatan pada kegiatan survei
komunitas).
Bentuk catatan berdasarkan kegiatan terdiri dari catatan yankes anak,
yankes KB, yankes ibu, imunisasi, kunjungan rumah, persalinan,
kelainan, kematian ibu dan anak, dan catatan rujukan. Sementara,
bentuk catatan berdasarkan proses pelayanan terdiri dari catatan
awal/masuk, catatan pengembangan yang berisi
kemajuan/perkembangan pelayanan, catatan pindah, dan catatan
keluar.
Setelah dilakukan kegiatan mencatat maka ada kegiatan
selanjutnya yang harus dilakukan yaitu kegiatan pelaporan. Pelaporan
puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari-
Desember di tahun yang sama. Dalam proses pelaporannya pun
terdapat beberapa jenis formulir yag digunakan. Adapun formulir pada
pelaporan yang digunakan adalah :
1) Laporan bulanan, yang mencakup data kesakitan (LB.1); data
obat-obatan (LB.2); gizi, KIA, imunisasi dan pengamatan
penyakit menular (LB.3) serta data kegiatan puskesmas (LB.4).
Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan dikirim ke
Dinas Kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
2) Laporan Sentinel, yang mencakup laporan bulanan sentinel
(LB1S), dan laporan bulanan sentinel (LB2S). Laporan
bulanan sentinel LB1S dan LB2S setiap tanggal 10 bulan
berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I dan
Pusat (untuk LB1S ke Ditjen PPM dan LB2S ke Ditjen
Binkesmas),
3) Laporan Tahunan, yang mencakup data dasar puskesmas (LT-
1), data kepegawaian (LT-2) dan data peralatan (LT-3).
Laporan Tahunan (LT) dikirim selambat-lambatnya tanggal 31
januari tahun berikutnya. Khusus untuk laporan LT-2 (data
Kepegawaian) hanya di isi bagi pegawai yang baru/belum
mengisi formulir data Kepegawaian
Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan, laporan
semester dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan progam
yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif.
Data yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing
kegiatan progam atau data dari pimpinan puskesmas yang merupakan
hasil supervisi lapangan.

d. pengelolaan dan pedoman pengisisn formulir RM


Pedoman pengelolaan dan pengisian formulir rekam medis
didasarkan pada Permenkes Nomor 269 Tahun 2008. Berikut hal-hal
yang termuat dalam rekam medis maing-masing pelayanan kesehatan
di puskesmas :
TABEL 2.5
REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DAN
GAWAT DARURAT PUSKESMAS BANCAK
REKAM MEDIS GAWAT DARURAT REKAM MEDIS RAWAT JALAN
1. Identitas pasien 1. Identitas pasien
2. Kondisi saat pasien tiba di sarana 2. Tanggal dan waktu
pelayanan kesehatan
3. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-
3. Identitas pengantar pasien
kurangnya keluhan dan riwayat penyakit

4. Tanggal dan waktu 4. Pemeriksaan fisik dan penunjang medis

5. Hasil anamnesis, mencakup sekurang- 5. Diagnosis


kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
6. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic 6. Rencana penatalaksaan

7. Diagnosis 7. Pengobatan atau tindakan


8. Pelayanan yang telah diberikan kepada
8. Pengobatan atau tindakan (persetujuan bila
diperlukan) pasien
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum 9. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi
meninggalkan pelayanan UGD dan rencana
dengan odontogram klinik dan
tindak lanjut
10. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi,
atau tenaga kesehatan tertentu yang 11. Persetujuan tindakan bila diperlukan
memberikan pelayanan kesehatan.

REKAM MEDIS GAWAT DARURAT REKAM MEDIS RAWAT JALAN


11. Sarana transportasi yang digunakan bagi
pasien yang akan digunakan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan
12. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada
Pasien

Isi rekam medis pada pasien dalam keadaan bencana selain


sama dengan ketentuan pasien UGD, ada pula beberapa hal yang
ditambahkan seperti data jenis bencana dan lokasi dimana pasien
ditemukan, kategori kegawatan dan nomor pasien bencana massal,
serta identitas yang menemukan pasien. Pelayanan dalam ambulance
atau pengobatan massal dicatat dalam rekam medis sesuai dengan
ketentuan spasien gawat darurat.

Setiap dokter atau dokter gigi yang menjalankan praktik


kedokteran wajib membuat rekam medis yang harus dibuat segera dan
dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Pembuatan rekam
medis dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis
harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
secara langsung. Pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi
paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan. Data rekaman medis tersebut selanjutnya digunakan
dalam pelaporan puskesmas ke dinas kesehatan mengenai angka
kesakitan/kematian dan sebagai dasar dalam kebijakan program serta
penganggaran puskesmas.

e. Pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi kesehatan di


Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan adalah suatu kegiatan yang harus
dilakukan oleh suatu organisasi tanpa terkecuali institusi kesehatan.
Hal ini perlu dilakukan untuk memantau perkembangan kegiatan atau
program yang dilaksanakan. Output dari pencatatan dan pelaporan ini
adalah sebuah data dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk peningkatan mutu pelayanan dalam puskesmas. Puskesmas
merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas
kesehatan kota dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga
diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif
dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan
perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data yang
perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah
informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan masalah
kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua
staf puskesmas. Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas
dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disbut
dengan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP).
Data yang ada melalui pencatatan rekam medis atau pencatatan
masing-masing program kemudian diolah, dianalisis, dan disusun
dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan yang kemudian
digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan
program puskesmas. Hal yang terpenting adalah bagaimana
memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan
sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas.
Selain itu laporan yang ada juga digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan profil puskesmas yang terkiat dengan target dan
pencapain pada setiap program. Kemudian sebagai rekapan tahunan
dari seorang pasien atau untuk menganalisa angka indikator dalam
kesehatan seperti CFR (Case Fertility Rate), CDR (Case Death Rate),
dan lain sebagainya.

f. prosedur pelaporan data atau informasi kesehatan secara vertikal dan


horizontal
Mekanisme pelaporan yang ada di puskesmas dimulai dari laporan
pustu dan bidan desa yang disampaikan ke pelaksana kegiatan di
puskesmas. Kemudian pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang
dicatat baik di dalam maupun diluar gedung serta laporan yang
diterima dari pustu dan bidan desa. Hasil rekapitulasi pelaksanaan
kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyak 2 rangkap, untuk
kemudian disampaikan kepada koordinator SP2TP. Hasil rekapitulasi
pelaksanaan kegiatan kemudian diolah dan dimanfaatkan untuk tindak
lanjut yang diperlukan untuk meningkatka kinerja dari puskesmas.
g. kendala atau masalah dan cara pemecahannya
Masalah yang sering menjadi kendala di puskesmas
Mertoyudan pada umumnya terkait dengan jumlah SDM yang minim.
Jumlah SDM yang minim membuat beberapa nakes harus merangkap
beberapa pekerjaan atau double job dalam kepengurusan organisasi
puskesmas. Salah satunya pada bagian rekam medis, pendaftaran, dan
registrasi puskesmas yang hanya dipegang oleh satu SDM saja tanpa
didampingi seorang asisten. Hal ini tentunya memberatkan tugas
seorang rekam medis yang dalam tanggung jawabnya memegang
banyak arsip-arsip dari seluruh program puskesmas. Selain itu
beberapa nakes yang merangkap jabatan di beberapa bidang membuat
perhatian nakes dalam menjalankan program menjadi tidak fokus dan
terpecah. Hal ini yang membuat beberapa program terkadang tidak
berjalan lancar atau menjadi tidak maksimal. Seringkali pelayanan di
puskesmas terkendala oleh jadwal kerja para nakes yang merangkap
jabatan. Kurangnya SDM ini juga menjadi penyebab beberapa
program di puskesmas menjadi terkendala untuk dilakukan secara
rutin. Seperti pada program kesehatan lingkungan mengenai inspeksi
tempat-tempat umum atau tempat lainnya. Jumlah tempat-tempat yang
harus dinspeksi dengan berbagai macam standar penilaian tidak
sepadan dengan jumlah SDM yang tersedia untuk melakukan survei
lapangan. Selain itu masalah SDM juga berdampak terhadap hal lain
seperti tidak berjalannya pustu yang sebenarnya memiliki fungsi untuk
membantu tugas puskesmas induk.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan mahasiswa selama di puskesmas Banyubiru

JADWAL KEGIATAN PBL 1 PUSKESMAS BANYUBIRU

MINGGU KE 1

Hari, Devi Rosi Liana Dhea Nur Syafira Eka Radiyani Oktavia Oktavia Nurlaila
Tanggal (020116A010) (020116A011) (020116A012) (020116A024)

Rabu, 02- 1. Pendataan PIS- 1. Breafing dan 1. Breafing,kegiatan 1. Breafing,


05-2018 PK di Dusun survei PIS-PK di Posbindu di Kegiatan
Muncul Rowoganjar Kebondowo dan UNSILA di
Pusling Desa Krajan
Kidul dan
Kendal Lor
Kamis, 1. Senam UNSILA 1. Senam UNSILA 1. Senam UNSILA 1. Membantu
03-05- PROLANIS PROLANIS PROLANIS merekap
2018 2. UNSILA di 2. Advokasi dan 2. UNSILA di Dusun data/laporan
Dusun pengkolan Kesling di Desa pengkolan program anak
3. Pendataan PIS- Ngrapah 3. Pendataan PIS-PK di bersama bidan
PK di Desa 3. Pendataan PIS- Desa Rowoganjar dan koordinator
Rowoboni PK di Desa Rowoboni anak dan
Rowoboni masuk Poli
KIA
(Penyuluhan
pasien yang
berkunjung di
Poli KIA)
2. Pendataan
PIS-PK di
Desa
Rowoganjar
dan Rowoboni
jum’at, 1. Pelayanan 1. Pelayanan 1. Mengikuti PIS-PK di 1. Pendataan
04-05- pemeriksaan POSYANDU di Desa Rowoboni PIS-PK di
2018 umum di Puskesmas 2. Pendataan PIS-PK di Dusun
Puskesmas 2. Pendekatan PIS- Candisari Candisari
2. Pendataan PIS- PK di Dusun 2. Pendataan
PK di Desa Rowoganjar PIS-PK di
Rowoganjar 3. Pendataan PIS- Dusun
3. Pendataan PIS- PK di Dusun Candisari
PK di Dusun Muncul
Muncul
Sabtu, 1. mengunjungi 1. mengunjungi 1. Menunggu Loket 1. Merekap data
05-05- balita yang balita yang Pendaftaran pasien Dusun
2018 berkebutuhan berkebutuhan 2. Pendataan PIS-PK di Rowoganjar,
khusus di Dusun khusus di Rowoganjar Desa
Ngaglik Ngaglik Rowoboni

JADWAL KEGIATAN PBL 1 PUSKESMAS BANYUBIRU

MINGGU KE 2

Hari, Devi Rosi Liana Dhea Nur Syafira Eka Radiyani Oktavia Oktavia Nurlaila
Tanggal (020116A010) (020116A011) (020116A012) (020116A024)

Senin, 07- 1. Pendataan PIS-PK 1. Pendataan 1. Koordinasi 2. Koordinasi


05-2018 di Dusun Muncul PIS-PK Di pendataan PHBS Pendataan
Dusun di Desa Tegaron PHBS di
Muncul dengan SBS (stop Desa
buang air besar Tegaron
sembarangan) dengan SBS
(stop
buangair
besar
sembarangan
)
Selasa,08- 1. Pendataan PIS-PK 1. Kegiatan 3. Kegiatan Posyandu 1. Pendataan PIS-
05-2018 di Dusun Posyandu balita keliling dan Posyandu PK di Dusun
Rowokasam dan lansia di Lansia Rowokasam
2. Kegiatan Dusun Klimo 2. Kegiatan
POSBINDU di 2. Puskesmas POSBINDU di
Desa Krajan Keliling di Dusun Desa Krajan
Klimo
Rabu, 09- 1. Posyandu di Dusun 1. Kegiatan 2. Kegiatan Posyandu dan 1. Kegiatan USILA
05-2018 Muncul dan Posyandu dan Posbindu di Desa di Desa Gesing
pendataan PIS-PK pendataan PIS-PK Kebumen
di Dusun Muncul

Jum’at, 11- 1. Survei kepemilikan 1. Survei 1. .Survei kepemilikan 1. Survei


05-2018 jamban di Dusun kepemilikan Jamban Dusun Kepil kepemilikan
Kepil Desa jamban di Dusun Desa Kebumen jamban di Dusun
Kebumen Kepil Desa 2. Mengikuti Kegiatan Kepil Desa
2. Pendataan PIS-PK Kebumen PIS-PK di Desa Kebumen
di Dusun Muncul 2. Pendataan PIS- Rowoboni 2. Pendataan PIS-
PK di Dusun PK di Dusun
Muncul Rowoganjar
Sabtu, 12- 1. Merekap data PHBS 1. Merekap data 1. .Merekap Data PHBS di 1. Pendaftaran Loket
05-2018 Desa Cerbonan PHBS Desa Cerbanon
2. P3K di Bukit Cinta 2. Kegiatan P3K di 2. Merekap PIS-PK
Rawa Pening Bukit Cinta Rowo 3. Menunggu Loket
(festival desa Pening
wisata)
JADWAL KEGIATAN PBL 1 PUSKESMAS BANYUBIRU

MINGGU KE 3

Hari, Devi Rosi Liana Dhea Nur Syafira Eka Radiyani Oktavia Oktavia Nurlaila
Tanggal (020116A010) (020116A011) (020116A012) (020116A024)

Senin, 14-05- 1. Merekap data 1. Merekap data 1. Merekap data 1. Merekap data
2018 PHBS setiap PHBS setiap PHBS setiap Desa PHBS setiap
Desa di Desa di di Banyubiru Desa di
Banyubiru Banyubiru Banyubiru
Selasa,15-05- 1. Menjaga loket 1. Menjaga loket 1. PUSLING dan 1. Membantu di
2018 pendaftaran pendaftaran POSYANDU di Farmasi dan
2. Supervisi dengan 2. Supervisi Dusun Pancuran Obat
DPL dengan DPL 2. Supervisi dengan 2. Supervisi
DPL dengan DPL
Rabu, 16-05- 1. POSYANDU di 1. Pembinaan 1. Kegiatan 1. Kegiatan
2018 Sodong UKK makaroni penyuluhan PHBS Pusling di
di Desa di Desa Ngrapah Desa Srandil
Tegaron

Kamis, 17- 1. POSYANDU dan 1. Menjaga Loket 1. Memebantu di Poli 1. Merekap data
05-2018 UNSILA di Desa Pendaftaran Farmasi PIS-PK Dusun
Sepakung Wetan 2. Merekap data PIS- Rowokasam
PK Dusun
Rowokasam
Jum’at, 18-
05-2018

Sabtu, 19-05-
2018
JADWAL KEGIATAN PBL 1 PUSKESMAS BANYUBIRU

MINGGU KE 4

Hari, Tanggal Devi Rosi Liana Dhea Nur Syafira Eka Radiyani Oktavia Oktavia Nurlaila
(020116A010) (020116A011) (020116A012) (020116A024)

Senin, 21-05-
2018

Selasa,22-05-
2018

Rabu, 23-05-
2018

Kamis, 24-05-
2018

Jum’at, 25-05-
2018
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Commented [w2w 39]: ditambah referensinya. perhatikan jg
jml halaman dlm laporan maks 60 hal. jd jadwal bisa masuk
Pedoman Manajemen Puskesmas lampiran, alur masuk lampiran

Pusat Promosi Kesehatan, 2013, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di


Puskesmas, Kemenkes, Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai