Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI

DI DALAM MASA PANDEMI (COVID 19)

Dosen Pembimbing :

Dr. NOUR FAROZI

Disusun Oleh :

RADIUS FIKO
NPM : 2101.0183

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) BENGKULU


JURUSAN ILMU ADMINSTRASI PUBLIK
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang “Manajemen
Strategi Di Dalam Masa Pandemi (Covid 19)”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
syarat nilai mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses
penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Bapak Rudi
Hartono, S.Sos, MM. selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan tugas yang
diberikan.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya serangkaian dari pada
keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang dalam rangka merancang strategi Di Dalam Masa
Pandemi (Covid 19)
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka
dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkulu, 28 Juli 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar belakang masalah...................................................................................2
1.2. Rumusan masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan penelitian.............................................................................................2
1.4. Manfaat penelitian...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori ................................................................................................4
2.2. Manajemen Strategi .........................................................................................5
2.3. Marketing Mix Strategy ...................................................................................7
2.4. Perilaku konsumen ...........................................................................................8
2.5. e-commerce ......................................................................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan .....................................................................................................13
3.2. Saran ...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa
diabaikan begitu saja. Jika perhatikan dari gejalanya, orang biasa akan mengiranya
hanya sebatas influenza biasa, akan tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup
berbahaya dan mematikan. Covid-19 adalah penyakit sistem pernapasan, penyakit
menular dan penyakit infeksi virus karena SARS-CoV-2 dengan manifestasi klinis
terutama berupa demam, batuk pilek, nyeri tenggorokan atau gambaran pneumoni
yang lebih dikenal dengan nama virus corona.
Sejak tahun 2020 perkembangan penularan virus corona cukup cepat dan
telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan telah menyebar ke beberapa negara
termasuk Indonesia. Di Indonesia dari data terbaru pertanggal 28 Febuari 2021 angka
terkonfrimasi 1,329,074, untuk kasus aktif 157,039, sembuh 1,136,054, dan
meninggal 35,981 (covid19.go.id). Berbagai upaya pemerintah sudah di lakukan
selama covid-19 masuk ke Indonesia diantaranya dengan memberikan kebijakan
membatasi aktifitas keluar rumah, kegiatan sekolah dirumahkan, bekerja dari rumah
(work from home), bahkan kegiatan ibadah pun dirumahkan. Hal ini sudah menjadi
kebijakan pemerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang sudah dianalisa
dengan semaksimal tentunya. Disamping melakukan penanganan kesehatan selama
masa pandemi covid-19 di tahun 2020, pemerintah juga berupaya memulihkan sektor
perekonomian yang berdampak pandemi.
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya zaman.
Bisnis di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat, hal tersebut di lihat dari
banyaknya jenis-jenis usaha yang bertahan dan bisnis baru yang bermunculan di
Indonesia. Karena Indonesia menawarkan peluang bisnis yang melimpah sehingga
negara ini menjadi salah satu destinasi terpopuler untuk pendiri bisnis. Hal itu
menyebabkan banyak pesaing dengan kualitas terbaik bermunculan memperebutkan
hati konsumen. Mulai dari perusahaan swasta sampai perusahaan milik badan negara.
Salah satu cara untuk bersaing adalah dengan menciptakan keunggulan
kompetitif dari ciri unggul yang menonjol dari suatu usaha (Widjaja, 2019). Namun
pada saat ini bisnis di Indonesia mengalami dampak Covid-19 yang mengakibatkan

4
penurunan. Dampak tersebut mengakibatkan banyaknya bisnis mengurangi kegiatan
operasional yang menyebabkan mengurangi tenaga kerjanya untuk dapat
mempertahankan bisnisnya.
Hal itu disampaikan langsung oleh kementerian ketenagakerjaan (Kemnaker)
yang mencatat hingga 31 Juli 2020 jumlah pekerja yang terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK) maupun dirumahkan mencapai 3,5 juta lebih (Karunia, 2020)
Bahkan secara keseluruhan, pandemi ini membawa dampak yang sangat besar
terutama di sektor bisnis. Dampak besar tersebut tentunya bersifat negatif. Banyak
perusahaan mengalami kerugian besar. Mereka melakukan yang terbaik untuk
bertahan hidup. Dampak utama yang harus dihadapi perusahaan adalah beralihnya
system finansial perusahaan menjadi zero based budgeting agar perusahaan dapat
mencapai titik impas, PHK perusahaan besar, kekacauan produksi perusahaan,
penurunan produktivitas perusahaan dan dampak terakhir adalah runtuhnya
perusahaan.
Berbagai dampak negatif menunjukkan perjuangan yang dilakukan sektor
bisnis untuk dapat bertahan selama pandemi COVID-19. Menjalankan bisnis dan
berusaha bertahan di tengah pandemi memang jadi tantangan tersendiri. Sampai saat
ini situasi juga masih dalam kondisi yang serba tidak pasti dan mempengaruhi para
pelaku usaha. Namun sebagian bisnis di Indonesia yang masih sanggup untuk
bertahan dimasa pandemi hal itu tentunya bukan karena suatu keberuntungan semata
namun perusahaan masih tetap optimis untuk menciptakan peluang mempertahankan
bisnisnya. Perusahaan juga perlu melakukan evaluasi agar mampu bertahan pada
masa pandemi covid-19 dengan manajemen strategi sekarang atau perlu membuat
manajemen strategi baru.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin meningkat dapat
dimanfaatkan teknologi tersebut untuk memberikan penawaran dan menjual barang
tersebut tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Hal ini di dukung pada penelitian
yang dilakukan oleh (Diah et al., 2020) berupa melakukan perdagangan secara e-
commerce, melakukan pemasaran secara digital, melakukan perbaikan kualitas
produk dan penambahan layanan serta menjalin dan mengoptimalkan hubungan
pemasaran pelanggan. Tentunya dari recomendasi strategi tersebut perusahaan
memiliki peluang untuk bertahan selama masa pandemi Covid-19.

5
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penelitian ini dilakukan untuk
menjawab strategi bisnis yang dilakukan perusahaan - perusahaan untuk dapat
bertahan pada masa pandemi covid-19 dengan judul “Manajemen Strategi Di Dalam
Masa Pandemi (Covid 19)”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas yang menjadi
rumusan:
1. Strategi apa saja agar bisnis bertahan pada masa pandemi covid-19?
2. Bagaimana cara bisnis agar tetap bertahan pada masa pandemi covid-19?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi apa saja yang dilakukan
perusahaan agar bisa mempertahankan bisnisnya.
2. Untuk menganalisis lebih dalam mengenai cara bisnis bertahan pada masa
pandemi covid-19.

1.4. Manfaat Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan diperoleh informasi yang
dapat bermanfaat antara lain:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi peneliti tentang
cara bisnis bertahan pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini juga sebagai
implementasi atas teori yang telah didapat pada perkuliahan dan menambah
wawasan akan dunia bisnis.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai cara bisnis bertahan
pada masa pandemi covid-19 sehingga menjadi masukan untuk mengembangkan
strategi perusahaan.
 

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. LANDASAN TEORI


Strategi Bisnis Organisasi bisnis (perusahaan) dapat tumbuh dan
berkembangan apabila dalam menjalankan aktivitas usahanya berpegang pada
konsep efektivitas dan produktivitas. Tidak dapat dipungkiri berdirinya organisasi
bisnis adalah pencapaian keuntungan laba (provit) secara optimal. Langkah untuk
memenangkan persaingan adalah dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat
sasaran baik dari segi kualitas, harga, maupun daya saing atas produk yang
dihasilkannya.
Strategi bisnis yang tepat untuk memasarkan produk di masa pandemi
covid19 ini adalah melalui media elektronik dimana antara produsen dan konsumen
tidak bertemu langsung pada satu tempat tetapi memiliki jangkauan pemasaran yang
sangat luas (Ulya, 2020; Riyadi, Mahkota, & Suyadi, 2014; Kaplan, 2012). Dari hasil
penelitian empiris yang dilakukan oleh Bastian (2015), Jermias (2008), dan O’Brien
(2003) dapat disimpulkan, bahwa pemanfaatan teknologi informasi melalui sosial
media merupakan strategi yang tepat untuk memasarkan hasil produksi tanpa batas
dengan tetap memperhatikan neraca keuangan perusahaan.
Media Sosial Dunia bisnis di era globalisasi, pemasaran produk baik barang
maupun jasa dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Media sosial
merupakan produk dari teknologi informasi memberikan manfaat optimal bagi
pelaku usaha. Dengan media sosial pelaku usaha dapat memaparkan spesifikasi
produk, kualitas, dan harga sehingga konsumen dapat lebih leluasa memilih barang
yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuannya (Praditya, 2019; Purbohastuti, 2017;
Rusdiono, 2019).
Para pakar menyetujui, bahwa dengan adanya media sosial sebagai salah satu
media untuk memasarkan hasil produksi telah memberikan pengetahuan kepada para
konsumen berkaitan dengan spesifikasi produk yang akan mereka beli
(Widyaningrum, 2016; Singh, Jackson, & Cullinane, 2008; Mongold & Faulds,
2009). Hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Grandon & Pearson (2004),
Orapin (2009), dan Kurniawan (2017) dapat disimpulkan, bahwa e-business atau e-
commerce sangat berguna dan bermanfaat baik bagi produsen yang memiliki produk

7
maupun konsumen yang membutuhkan produk dengan cepat, tepat, dan sesuai
dengan yang diharapkan.
Daya Beli Konsumen Ketertarikan konsumen untuk memiliki suatu produk
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya, kualitas, produk, spesifikasi, dan harga.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, maka
konsumen sangat dimudahkan adanya internet yang mampu menyediakan segala
kebutuhan manusia terkait dengan produk yang mereka inginkan. Kondisi ini harus
didukung oleh data-data yang jelas, jujur, dan terpercaya sehingga konsumen tidak
dirugikan dalam melakukan transaksi meskipun melalui media sosial. Selain itu
kepercayaan pada perusahaan serta harga yang kompetitif menjadi alternatif terbaik
bagi konsumen (Nasution & Yasin, 2014; Siagian & Cahyono, 2014; Ganguly, Dash,
Cyr, & Head, 2010). Hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Nainggolan &
Oeilliam (2019), Dinawan (2010), Shahnaz & Wahyono (2016), dan Pomantow,
Tumbuan & Loindong (2019) dapat disimpulkan, bahwa daya beli konsumen
terhadap suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pendapatan
konsumen, citra merek, kualitas produk, serta harga yang kompetitif.

2.2 Manajemen Strategi


Pada masa Pandemi ini, pelaku usaha sebaiknya tidak hanya berfokus pada
menjaring pelangan baru tapi harus mempertahankan produk dan menjaga pelangan 
yang  sudah ada, menciptakan kepuasan pelanggan hingga akhirnya menciptakan
loyalitas pelanggan. Pelangan yang loyal tidak akan berpindah ke yang lain karena
sudah memiliki kepercayaan terhadap produk kita. Salah satu cara pelaku usaha
untuk dapat bertahan di tengah menurunnya
geliat bisnis adalah dengan melakukan pemasaran hubungan pelanggan
(customer relationship marketing). Customer relationship marketing adalah sebuah
konsep strategi pemasaran yang berupaya menjalin hubungan jangka panjang
dengan para pelanggan, yaitu mempertahankan hubungan yang kokoh dan saling
menguntungkan antara penyedia jasa dan pelanggan yangdapat membangun transaksi
ulangan dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Menurut penelitian (Farida et al., 2017), customer relationship marketing
berpengaruh positif dan signifikan didalam meningkatkan kinerja pemasaran UMKM

8
melalui peningkatan kualitas hubungan dan orientasi kewirausahaan. Semakin baik
kualitas hubungan pelaku UMKM dengan konsumen, pemasok dan yang lainnya,
semakin baik kemampuan peningkatan kinerja pemasarannya. Selain itu pelaku
usaha yang berani mengambil resiko, sudah memiliki pengalaman dalam bisnis dan
fleksibel terhadap bisnis, dapat meningkatkan jejaring dan menumbuhkan
kepercayaan dari konsumen, sehingga konsumen akan bertahan.
Dalam kondisi saat ini, untuk menjalin hubungan pemasaran dengan
pelanggan, pelaku usaha juga disarankan untuk dapat menunjukkan kepedulian
terhadap konsumen yang sedang mengalami kesulitan pada saat covid-19 ini. Para
pelaku usaha dapat menunjukkan kepedulian yang 
bertujuan dalam memasarkan produk. Contoh cara membangun 
pemasaran hubungan pelanggan dengan cara meningkatkan empati atas wabah
ini seperti memberikan promo atau skema free produk untuk kurir yang melakukan
delivery service, menyisihkan sebagian pendapatan dari penjualan produk untuk
orang-orang yang membutuhkan. Cara seperti ini juga dapat membangun
kepercayaan konsumen dan adanya customer bonding.
Hasil penelitian berbeda di peroleh dalam penelitian (Hardilawati, 2019)
yang memperoleh hasil CRM memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan
terhadap peningkatan kinerja UMKM. Hal ini dikarenakan Pelaku UMKM memiliki
keterbatasan dan belum maksimal dalam menjalankan CRM.
Jadi saat pandemi seperti ini pelaku usaha tidak hanya memikirkan diri sendiri,
namun membangun hubungan pemasaran konsumen dengan menunjukkan
kepedulian dan hal positif yang dilakukan pelaku usaha. Selain itu pelaku usaha juga
dapat menjalin komunikasi dengan pelanggan di berbagai media promosi dan e-
commerce yang dimiliki secara intensif, seperti menjawab keluhan penjualan atau
menjawab respon baik dari konsumen, hal ini juga menciptakan customer
engagement yang positif.
Manajemen strategik merupakan suatu pola yang diarahkan dan dilakukan
secara menyeluruh dan total mulai dari pimpinan dan juga seluruh komponen
organisasi dalam mencapai tujuannya dengan mengenali kegagalan-kegagalan,
kekurangan-kekurangan serta kelebihan dan kesempatan agar dapat bersaing di
dalam industri, serta masih dibutuhkannya kajian yang banyak mengenai manajemen

9
strategi, terutama untuk memperkecil Research Gap juga untuk pulih dan bertahan
dari pandemi ini.
Menyebarnya virus Covid 19 ini diketahui telah menyebabkan dampak besar
dalam berbagai aspek, salah satunya bagi UMKM. Tidak ada jaminan kapan kondisi
akan pulih, maka perlu dirumuskan strategi yang tepat agar UMKM dapat tetap
berjalan. Strategi Korporasi yang dirumuskan adalah Delay (Bertahan) dengan
turunan Strategi Pause, Strategi Bisnis yang dirumuskan adalah Kompetitif dengan
turunan Cost Leadership, lalu Strategi Fungsional dengan fungsi Operasional,
Keuangan, dan Pemasaran. Strategi yang diterapkan, haruslah melihat bagaimana
hasil analisis lingkungan sekitar, dimana berbeda usaha, maka beda juga strategi
yang akan dirumuskan.
Kekurangan dalam penelitian ini adalah bahwa manajemen strategik yang
dijadikan pendekatan dalam kajian ini adalah pendekatan yang terlalu luas dan belum
bias diterapkan secara total pada UMKM dengan segala keterbatasannya.
Dibutuhkan pendekatan lain yang dapat menunjang berjalannya strategi apabila
diterapkan. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah dilakukannya evaluasi terhadap
strategi yang di implementasikan pada UMKM terkait, dan diukur apa saja
kekurangan serta kelebihannya agar aplikasi manajemen strategik ini dapat berjalan
secara berkelanjutan sesuai tujuannya.

2.3 Marketing Mix Strategy


Marketing Mix Strategy Salah satu strategi yang banyak digunakan dalam
pemasaran terutama ritel adalah marketing mix strategy 4P (Product, Price, Place,
Promotion). Vedamani (2017) menjelaskan mengenai retail marketing mix yaitu:
a. Product
Pelaku usaha perlu menyediakan atau menjual barang yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan begitu konsumen akan merasa puas
dan bagi pelaku usaha juga dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
Penjualan produk yang tepat kepada konsumen yang tepat maka akan
meminimalkan adanya kerugian akibat produk yang tidak laku.

10
b. Price
Harga merupakan elemen yang penting dan sensitif dalam strategi bauran
pemasaran. Terdapat beberapa strategi dalam penentuan harga yaitu :
 Maximum retail price (MRP) dimana sebuah produk dijual dengan harga
penuh tanpa ada potongan
 Harga promosi yaitu pengurangan harga yang dilakukan pada kondisi tertentu
seperti waktu musim tertentu, barang cacat, maupun kondisi dan tujuan
lainnya.
 Harga ganjil yaitu pemberian harga dengan nominal akhir yang ganjil seperti
angka 990 dan lainnya.
 Bundling yaitu potongan harga terhadap produk yang sudah dibundel atau
dipaketkan agar dibeli bersamaan.
 Everyday low pricing (EDLP) yaitu strategi menjual produk dengan harga
yang lebih rendah setiap harinya. Toko ritel menarik minat konsumen untuk
datang ke toko mereka dibandingkan kompetitor dengan cara tersebut, yaitu
menawarkan barang dengan harga yang dijamin lebih rendah.
c. Place
Penentuan lokasi toko harus dapat menjangkau konsumen yang ditargetkan dan
tetap memperhatikan cara pendistribusian barang.
d. Promotion
Promosi merupakan cara agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang
ditawarkan. Meskipun produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik,
namun jika tidak dilakukan promosi yang tepat maka produk tidak akan dibeli
oleh konsumen.

2.4 Perilaku Konsumen


Menurut Kotler dan Ketler (2016) perilaku konsumen adalah sebuah studi
tentang bagaimana individu, kelompok, maupun organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan membuang barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka. Setiadi (2003) mengungkapkan bahwa perilaku
konsumen adalah dinamis, dimana perilaku individu, kelompok, maupun masyarakat
luas selalu berubah sepanjang waktu. Biasanya, perilaku konsumen terbatas dalam

11
jangka waktu, produk, maupun individu tertentu. Sehingga strategi pemasaran juga
harus berubah mengikuti perubahan perilaku tersebut. Kotler dan Ketler (2016)
mengungkapkan bahwa terdapat tiga faktor yang memengaruhi perilaku konsumen
yaitu kebudayaan, sosial, dan pribadi.
a. Faktor-faktor Kebudayaan
Faktor budaya, subbudaya, dan kelas sosial merupakan faktor penting
dalam perilaku pembelian konsumen. Budaya merupakan faktor dasar
yang menentukan keingan dan perilaku seseorang. Pelaku usaha harus
memerhatikan nilai budaya tiap negara untuk memahami bagaimana cara
yang tepat untuk memasarkan produk dan menemukan peluang. Subkultur
merupakan bagian dari budaya yang meliputi kebangsaan, agama, ras, dan
wilayah geografis. Kelas sosial merupakan kelompok dalam suatu
masyarakat yang relatif homogen dan bertahan lama, tertata secara
hierarki dengan anggota yang memiliki nilai, minat, serta perilaku yang
sama. Salah satu penggambaran klasik kelas sosial yang ada di Amerika
Serikat membagi menjadi 7 yaitu lower lowers, upper lowers, working
class, middle class, upper middles, lower uppers, dan uppers uppers.
Kelompok sosial tersebut menunjukkan ketertarikan produk dan merek
yang berbeda.

b. Faktor-Faktor Sosial
Faktor sosial terdiri kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status
sosial. Kelompok referensi mempunyai pengaruh secara langsung
maupun tak langsung terhadap perilaku seseorang. Kelompok tersebut
terbagi menjadi kelompok primer yaitu keluarga, teman, tetangga, dan
rekan kerja yang berinteraksi terus-menerus. Kelompok sekunder yaitu
kelompok agama, profesional, dan serikat pekerja yang lebih formal dan
tidak berinteraksi secara terus menerus.
Dengan kuatnya pengaruh kelompok dalam perilaku seseorang, maka
pelaku usaha harus bisa menentukan strategi untuk menjangkau dan
memengaruhi pemimpin opini kelompok. Keluarga merupakan organisasi
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Terdapat dua

12
kelompok keluarga yaitu keluarga orientasi yang terdiri dari orang tua dan
saudara, peran orang tua memengaruhi perilaku seseorang terhadap
agama, politik, ekonomi, harga diri, dan perasaan. Kelompok kedua yaitu
keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak. Pembelian produk
menjadi bervariasi dimana contohnya seorang istri akan banyak membeli
produk makanan dan kebutuhan pokok. Peran dan status sosial
merupakan posisi seseorang dalam keluarga, kelompok, maupun
organisasi. Seseorang memilih untuk membeli sebuah produk yang akan
mencerminkan peran dan status mereka agar dapat dilihat oleh orang lain.
c. Faktor-faktor Pribadi
Faktor pribadi yang memengaruhi perilaku konsumen yaitu usia dan tahap
siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep
diri, serta gaya hidup dan nilai-nilai. Usia seseorang tentunya akan
memengaruhi ketertarikan atau selera terhadap makanan, pakaian,
perabotan, dan kebutuhan lainnya. Pola konsumsi juga dibentuk dari
siklus hidup seperti anak-anak, orang dewasa yang mulai mengalami
transformasi, lalu menjadi orang tua, dan seterusnya. Pekerjaan dan
keadaan ekonomi juga memengaruhi pola konsumsi dimana kelompok-
kelompok pekerjaan itu harus diteliti agar diketahui minta mereka
terhadap sebuah produk yang sesuai. Kepribadian merupakan
karakteristik secara psikologis yang berbeda-beda pada tiap orang.
Konsumen cenderung akan memilih untuk membeli produk dengan
kepribadian merek yang sesuai dengan kepribadian mereka. Jennifer
Aaaker meneliti bahwa kepribadian merek dapat dibedakan menjadi lima
yaitu ketulusan, semangat, kompetensi, kecanggihan, dan kekuatan.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Nielsen (2020) didapatkan sekitar


30% konsumen berencana untuk berbelanja online lebih sering daripada biasanya.
Peningkatan aktivitas belanja online tersebut menyebabkan aktivitas pengiriman
barang juga ikut meningkat. Perusahaan jasa pengiriman barang mencatat adanya
kenaikan aktivitas pengiriman barang hingga 80% yang didominasi oleh transaksi e-
commerce. Sedangkan layanan ojek online yang mengalami penurunan permintaan
sekitar 60 – 70%, memilih untuk memfokuskan layanannya untuk pesan antar

13
makanan dan pengiriman barang (Safitri, 2020). Selama pandemi COVID-19,
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian barang juga mulai bergeser untuk
lebih memenuhi kebutuhan pokok. Survei yang dillakukan Nielsen (2020)
menyebutkan bahwa 49% masyarakat lebih sering memasak, sehingga kebutuhan
akan sembako juga ikut meningkat. Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku konsumsi
masyakarat Indonesia mulai beralih selama adanya pandemi dan diprediksi bahwa
perubahan tersebut tidak 3 akan sepenuhnya kembali menjadi normal seperti kondisi
sebelum adanya pandemi. Pelaku usaha dan retail tentunya juga harus beradaptasi
dengan hal ini dan mengubah strategi bisnis agar usahanya tetap berjalan.

2.5 E-commerce
Menurut Laudon dan Laudon (2014) e-commerce merupakan transaksi
komersial secara digital antara organisasi dan individu yang sebagian besar
dilakukan melalui internet dan website. Pada tahun 1995 e-commerce mulai muncul
berdasarkan iklan yang ada di website, kemudian pertumbuhan menjadi signifikan
pada tahun 2008-2009 dan menjadi sukses dibandingkan dengan penjualan offline.
Vedamani (2017) menyebutkan beberapa keuntungan e-commerce adalah adanya
kesempatan untuk beralih dari ruang fisik ke cyber, tidak ada batasan lokasi, rentang
konsumen yang lebih luas, kebiasaan pembelian yang lebih beragam, dan
kenyamanan berbelanja menggunakan ponsel dimanapun dan kapanpun.
Jenis e-commerce menurut Laudon dan Laudon (2014) yaitu:
a. Business-to-consumer (B2C)
Merupakan perdagangan elektronik yang melibatkan penjualan barang
maupun jasa dari ritel atau pelaku bisnis kepada konsumen perorangan.
Contoh perdagangan B2C antara lain Amazon, Walmart, dan iTunes. b.
Business-to-business (B2B) 9 Merupakan perdagangan elektronik yang
melibatkan penjualan barang maupun jasa antara sesama pelaku bisnis.
Contoh perdagangan B2B adalah Elemica dan Ralali.
b. Consumes-to-consumer (C2C)
Merupakan perdagangan elektronik yang melibatkan penjualan barang
antara sesama konsumen perorangan. Contoh perdagangan C2C adalah
eBay dan OLX.

14
Menurut Chandra (2002:93), strategi pemasaran merupakan rencana yang
menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau
program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran
tertentu. Merumuskan strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah
secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar, strategi penentuan pasar
sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar.
Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering
dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler dan
Armstrong (2004:78) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkannya di pasar sasaran. Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau
kegagalan perusahaan. Persaingan menentukan ketepatan aktifitas perusahaan
yang dapat mendukung kinerjanya, seperti inovasi atau pelaksanaan yang baik
Beberapa strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan di masa pandemic
Covid-19 adalah dengan menggunakan E-commerce, Digital Marketing, dan
Customer Relationship Marketing.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
 
3.1 KESIMPULAN
Dengan munculnya wabah pandemi, maka cukup banyak strategi yang
muncul dan digunakan dalam waktu yang sangat cepat. Adaptasi ini menjadi
pembelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang terlibat di dalam lingkungan
organisasi. Secara umum tingkat kerugian pelaku bisnis meningkat, namun demikian
tentu di bagian lain akan memunculkan keutungan yang sangat berarti, terutama
pihak-pihak yang mampu beradaptasi sangat cepat. Di masa depan akan terjadi
perubahan paradigma di segala bidang, oleh karena itu setiap organisasi harus selalu
meninjau ulang manajemen strategis mereka, baik itu strategi yang sedang
berlangsung atau yang akan direncanakan.
Selain itu, dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk mempertahankan kelangsungan usaha kecil (UMKM) pemanfaatan
internet dan media sosial merupakan strategi yang sangat tepat di tengah pandemi
covid-19 ini. Namun demikian penggunaan teknologi juga membutuhkan biaya yang
tidak sedikit serta sumber daya manusia yang memiliki kemampuan di bidang
teknologi informasi.
Penjualan produk secara online dapat menggunakan e-marketplace, ojek
online, maupun secara mandiri melalui sosial media. Bagi pelaku usaha yang
menjual produk buku serta alat tulis kantor dapat memfokuskan produknya untuk
dipasarkan ke daerah luar Pulau Jawa. Pelaku usaha yang menjual produk rumah
tangga sebaiknya memfokuskan penjualan dengan target berusia 36-55 tahun, produk
elektronik dapat difokuskan terutama bagi konsumen yang bekerja sebagai wirausaha
dan berjenis kelamin laki-laki, produk kecantikan dapat difokuskan bagi konsumen
yang bekerja sebagai pegawai swasta maupun pelajar/mahasiswa yang berjenis
kelamin perempuan. Promosi produk dapat dilakukan menggunakan media sosial
dengan membuat konten promosi yang menarik dan memanfaatkan iklan online.

16
 
3.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari pembahasan materi diatas adalah:
1. Dalam masa pandemic ini, pelaku usaha harus dapat menyesuaikan diri dengan
revolusi industry 4.0 yang berbasis internet untuk dapat bertahan
2. E-commerce, Digital marketing, dan Customer relationship marketing merupakan
strategi yang baik yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha namun tetap harus
dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dalam
melakukannya.
3. Dari penelitian ini bagi pelaku usaha yang belum menjual produk secara online
sebaiknya mulai beralih ke online dengan mengikuti strategi sesuai dengan jenis
produknya, mengikuti perubahan kondisi dan mempertimbangkan perubahan
perilaku konsumen. Bagi penelitian selanjutnya dapat lebih mempertimbangkan
variabel lain yang memengaruhi perilaku konsumen sehingga dapat diberikan
usulan strategi yang lebih lengkap dan rinci.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Usman,2015. Manajemen Strategi Syariah (Jakarta:zikrul hakim, Press


2015).
Abraham Utama (2020, Juni 18). Covid-19 dan Kematian Pasien Kronis ditengah
Pandemi. Dikutip dari bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/indon esia-
53005585. Addi M. Idhom (2020, Maret 31) Daftar Kebijakan Jokowi
Tangani Pandemi Corona dan Isi Perppu Baru.Dikutip dari
tirto.id:https://tirto.id/daftarkebijakan-jokowi-tangani-pandemicorona-dan-
isi-perppu-baru-eJYX.
Arum Sutrisni Putri (2020, April 25). Pandemi Faktor Penyebab dan Tahapan.
Dikutip dari: https://www.kompas.com/skola/read/2
020/04/25/170000869/pandemi-- faktor-penyebab-dantahapan?page=all.
Bambang Supriyanto (2020, April 27). Dampak Pandemi Covid-19. Di kutip dari
ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20200
427/9/1233454/dampak-pandemicovid-19-ekonomi-indonesiadiperkirakan-
pulih-2022. Bbc. Com (2020, April 18). Dampak Virus Corona: Ekonomi
China Menyusut Untuk Pertama Kali dalam Beberapa Dekade Terakhir.
Dikutip dari bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52322753.
Budi Kho (2019, September 02). Pengertian Manajemen Strategi. Dikutip dari
ilmumanajemenindustri.com: https://ilmumanajemenindustri.com/pe
ngertian-manajemen-strategi-strategicmanagement-dan-prosesnya/.
Buyan N. (2011). Pengertian Manajemen Strategis Syariah. Journal Academia Edu.
2.
Chairul Iksan Burhanuddin,Muhammad Nur Abdi (2020). Ancaman Krisis Ekonomi
Global Dari Dampak Penyebaran Virus Corona (Covid-19). Journal Of
Accounting.

18

Anda mungkin juga menyukai