Anda di halaman 1dari 20

MEMANFAATKAN MANAJEMEN STRATEGIK BAGI UMKM

SELAMA MELINTASI PANDEMI COVID 19

DOSEN PEMBIMBING : JULIAN MUHAMMAD HASAN S.Sos.,M.A.

DISUSUN OLEH :

PUSPITA SARI WIDIYANTI 181011200050


PUTRI MEGA SILVIA HUTAMI 181011201619
RIZQIA VAYANTRI 181011200629
SITI MILLANI 181011201959

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWAT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang
tidak terhingga kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ MEMANFAATKAN MANAJEMEN STRATEGIK BAGI UMKM SELAMA
MELINTASI PANDEMI COVID 19”. Makah ini disusun untuk memenuhi tugas
yang digunakan sebagai output dari mata kuliah Manajemen Strategik yang telah
dipelajari dalam proses belajar mengajar dikampus.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kami mengharapkan adannya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan makalah penulis dimasa yang akan datang.

Tangerang, 20 September 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

Cover ....................................................................................................................I

Kata Pengantar ......................................................................................................II

Daftar Isi ...............................................................................................................III

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Manajemen Strategik Menurut Para Ahli .....................................4


2.2 Karakteristik Manajemen Strategik ................................................................4

2.3 Manfaat Manajemen Strategik ………………………………………………5


2.4 Proses Pengembangan Manajemen Strategik ................................................6
2.5 Proses Penerapan Manajemen Strategik Bagi UMKM...................................6

2.6 Kondisi Kelangsungan UMKM Dimasa Pandemi COVID 19……………....7


2.7 Upaya Para Pelaku Usaha Dengan Memanfaatkan Manajemen Strategik
Dalam Melintasi Pandemi Covid 19…………………………………………7
BAB III : STUDI KHASUS

3.1 Studi Khasus ...................................................................................................9

3.2 Solusi ..............................................................................................................11

BAB IV : PENUTUP

Kesimpulan ...........................................................................................................15

III
Saran .....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dimulai dari wabah pandemi Covid 19 yang sudah melanda kurang lebih
setahun di hampir seluruh Negara di dunia. Kasus pertama pasien yang menderita
Covid 19 dilaporkan terdeteksi di kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok pada
tanggal 18 November 2019. Hingga saat ini, virus tersebut sudah menyebar dan efek
sistemiknya sangat terasa, serta membuat banyak Negara mengalami kesulitan untuk
melawan pandemi ini, tidak terkecuali di Indonesia, yang dinyatakan memiliki pasien
pertama pada 2 Maret 2020 (Rifa’i, 2020). Hingga saat ini, telah banyak strategi yang
telah dilakukan pemerintah dalam menghadapi pandemi ini dan strategi tersebut
diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat hingga segala dampak yang
ditimbulkan oleh Covid 19 ini tidak terlalu memberatkan. Karena prioritas utama
adalah kesehatan, maka peraturan yang utama diberlakukan adalah Pembatasan Sosial
Berskala Besar atau PSBB. Peraturan ini tentunya menimbulkan permasalahan baru.
Beberapa golongan masyarakat yang penghidupannya bergantung pada adanya
kegiatan “berkumpul” atau “bertatap muka” akan tidak dapat melaksanakan kegiatan
tersebut, tidak terkecuali para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang disebut sebagai “penggerak perekonomian rakyat” (Suhargon, 2019) sehingga
otomatis kelangsungan berjalannya kehidupan mereka pun akan mengalami kesulitan
besar.Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu.Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan , dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif. Oleh karena itu para UMKM diharapkan
memanfaatkan manajemen strategik selama melintasi pandemi covid 19.

Manajemen Strategik adalah seni dan ilmu penyusunan , penerapan, dan


pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fugsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapai sasarannya. Inti dari manajemen strategi adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada terssebut dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi tujuan strategis.
Manajemen strategi memberikan fondasi dasar untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan
yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dan lingkungan yang ada disekitar
kita sehingga perlu adanya manajemen strategi.

Oleh karena itu penulis ingin mengangkat suatu topik makalah yang berjudul
“ MEMANFAATKAN MANAJEMEN STRATEGIK BAGI UMKM SELAMA
MELINTASI PANDEMI COVID 19” Penulis menyusun makalah ini semenarik
mungkin agar para masyarakat khususnya mahasiswa dan pelajar dapat memahami
Manajemen Strategik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud manajemen strategik menurut para ahli?
2. Apa saja karakteristik dari manajemen strategik ?
3. Apa saja manfaat manajemen strategik ?
4. Bagaimana proses pengembangan manajemen strategik ?
5. Bagaimana proses penerapan manajemen strategik bagi UMKM?
6. Bagaimana kondisi kelangsungan UMKM dimasa pandemi COVID 19?
7. Apa saja yang dilakukan pengelola pelaku usaha pemanfaatan manajemen
strategik selama melintasi pandemi covid 19?

2
8. Studi khasus Analisis Manajemen Strategik bagi UMKM di Pulau Bintan agar
mampu Bertahan di Masa Pandemi Covid 19 ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dari makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian dari manajemen strategik dari para ahli
2. Mengetahui karakteristik dari manajemen strategik
3. Mengetahui manfaat dari manajemens strategik
4. Mengetahu proses pengembangan manajemen strategik
5. Mengetahui penerapan manajemen strategik bagi UMKM
6. Mengetahui kondisi kelangsungan UMKM dimasa pandemic COVID 19
7. Mengetahui yang dilakukan para pelaku usaha dengan memanfaatkan
manajemen strategik dalam melintasi pandemic covid 19
8. Mampu menyelesaikan studi khasus berupa permasalahan UMKM di Pulau
Bintan agar mampu Bertahan di Masa Pandemi Covid 19

3
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Manajemen Strategik Menurut Para Ahli


Menurut (Certo, 2010) “mendefinisikan manajemen strategik sebagai
analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua
elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah
perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis,
keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana
manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi
internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.”
Menurut (Wheelen, 2008) mengatakan “manajemen strategik adalah
serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan-2 manajerial yang mengarah
kepada penyusunan strategi-2 efektif untuk mencapai tujuan perusahaan
dengananalisa S.W.O.T.”
Menurut (Pearce/Robinson, 2008) dikatakan bahwa “manajemen strategik
adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi.”

2.2 Karakteristik Manajemen Strategik


karakteristik manajemen strategik adalah sebagai berikut

1. Manajemen strategik bersifat jangka panjang,


2. Manajemen strategik bersifat dinamik,
3. Manajemen strategik merupakan sesuatu yang berpadu oleh manajemen
operasional,

4
4. Manajemen strategik perlu dimotori oleh unsur-unsur pada manajer tingkat
puncak,
5. Manajemen strategik berorientasi dan mendekati untuk masa depan.
6. Manajemen strategik senantiasa harus didorong dan didukung dalam
pelaksanaannya oleh semua sumber daya ekonomi yang tersedia.

2.3 Manfaat Manajemen Strategik


Manfaat Manajemen Strategik adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Finansial
Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan konsep
manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan
organisasi lain yang tidak menggunakannya. Bisnis yang menggunakan
konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam
penjualan, profitabilitas, dan produktifitas dibandingkan dengan perusahaan
tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis. Perusahaan dengan sistem
perencanaan yang sangat mirip dengan teori manajemen strategis
menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik dibanding
industrinya

2. Manfaat Nonfinansial
Manajemen strategis juga menawarkan manfaat yang nyata lainnya, seperti
meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik
atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi
keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan
antara kinerja dan penghargaan. Manajemen strategis meningkatkan
kemampuan organisasi untuk menghindari masalah karena ia membantu
interaksi antarmanajer di semua divisi dan fungsi. Manajemen strategis dapat
memperbaiki kepercayaan atas strategi bisnis saat ini atau menunjukkan
dimana dibutuhkan tindakan korektif.

5
2.4 Proses Pengembangan Manajemen Strategik
Menurut (Hunger, 2009)juga menuliskan bahwa seiring dengan berjalannya
waktu, manajemen strategik berevolusi berkembang menjadi sebagai berikut:
Tahap 1: Basic financial planning, yaitu perencanaan perusahaan yang didasarkan
pada perencanaan keuangan. Secara umum disebut sebagai sistem manajemen
berdasarkan budget. Sistem ini merupakan sistem yang paling tradisional, dan
sangat berorientasi pada jangka pendek, yaitu satu tahun.
Tahap 2: Forecast-based planning, yaitu pengembangan dari sistem di atas,
karena digunakan untuk perencanaan jangka panjang, akibat kelemahan sistem
budget yang terbatas pada jangka pendek. Di sini mulai diperhitungkan kondisi
eksternal dengan porsi lebih besar. Basisnya adalah proyeksi perusahaan di masa
mendatang.
Tahap 3: Strategic Planning, yaitu pengembangan dari forecast-based planning,
dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan persaingan. Di sini perusahaan
sudah mempertimbangkan bagaimana caranya (strateginya) untuk dapat
memenangkan pasar. Proses formulasi strategi dilakukan pada jajaran
manajemen, sementara implementasi dan pelaksanaan dilakukan oleh jajaran
pelaksana. Prosesnya dilakukan secara top-down.
Tahap 4: Strategic Management, yang merupakan pengembangan dari strategic
planning. Di sini masukan dari level bawah juga dipertimbangkan. Prosesnya
tidak hanya berkonsentrasi pada formulasi strategi, namun juga diperhatikan
secara seksama proses implementasinya.

2.5 Proses Penerapan Manajemen Strategik Bagi UMKM

Berikut ini adalah proses penerapan Manajemen Strategis yaitu:

1. Melakukan identifikasi pada current mission, goals, and strategies.

2. Melakukan analisis SWOT

6
3. Memformulasikan strategi yang tepat dan sesuai dengan target market

4. Mengimplementasikan strategi yang telah di formulasikan

5. Melakukan evaluasi pada hasil serta aktivitas yang telah dilakukan

2.6 Kondisi Kelangsungan UMKM Dimasa Pandemi COVID 19


Survei Kajian Cepat Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Kinerja UMKM
Indonesia dilaksanakan secara daring pada 1 – 20 Mei 2020, dan melibatkan 679
valid responden dengan mata pencaharian utama sebagai pelaku usaha. Data
survei menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69% usaha mengalami
penurunan penjualan. Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari
75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro, 43,3% usaha mikro, 40% usaha
kecil, dan 45,83% usaha menengah. Berdasarkan lama usaha, penurunan
penjualan lebih dari 75% dialami oleh 23,27% usaha berusia 0-5 tahun, 10,9%
usaha berusia 6-10 tahun dan 8,84% usaha yang telah berjalan lebih dari 10 tahun.
Berdasarkan metode penjualan, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh
47,44% usaha penjualan offline/fisik, 40,17% usaha penjualan online, dan
39,41% usaha dengan metode penjualan offline sekaligus online. Pandemi
COVID-19 menyebabkan profit usaha menurun secara signifikan akibat biaya
produksi tetap atau bahkan meningkat sementara penjualan menurun. Biaya usaha
yang mengalami peningkatan selama pandemi yaitu bahan baku, transportasi,
tenaga kerja, dan biaya lain-lain
2.7 Upaya Para Pelaku Usaha Dengan Memanfaatkan Manajemen Strategik
Dalam Melintasi Pandemi Covid 19
Upaya pelaku usaha UMKM untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya
diawali dari pengendalian keuangan atau modal, upaya menstabilkan penjualan,
pengurangan poses produksi, atau pengalihan modal. Seluruh proses
mempertahankan usaha tersebut dapat digambarkan dan dianalisis melalui model
OODA Loop. OODA loop merupakan tools dari Business Continuity Plan (BCP)

7
sendiri adalah strategi atau proses penyusunan sistem preventif dan kuratif dalam
rangka mengurangi atau mencegah dampak terjadinya krisis terhadap aktivitas
bisnis yang normal. Adapun krisis yang dimaksud adalah bencana alam, bencana
kemanusiaan seperti peperangan, krisis moneter, krisis politik, krisis keamanan
siber, dan krisis kesehatan seperti pandemi global.
Contoh siklus OODA sebagai berikut :

Gambar tersebut telah dilakukan analisis OODA Loop untuk menggali upaya pelaku
usaha UKM untuk bertahan atau mempertahankan bisnisnya melewati kondisi
pandemi covid 19 dengan berbagai perencanaan, tindakan, evaluasi dan konsistensi
sesuai konsep siklus .OODA Loop

8
BAB III
STUDI KHASUS

3.1 Studi Khasus

Analisis Manajemen Strategi bagi UMKM di Pulau Bintan agar


Dapat Bertahan di Masa Pandemi Covid 19
Octojaya Abriyoso1, Dwi Septi Haryani2

Pertama-tama akan dibahas mengenai bagaimana kondisi 4 UMKM yang berada di


sekitar pulau Bintan. UMKM yang pertama adalah Otak-Otak dari Kelurahan
Sungai Enam Kijang RT 04 RW 01 Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur Kabupaten
Bintan. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2003. Tujuan didirikannya usaha adalah
untuk meningkatkan perekonomian keluarga pendiri serta untuk memenuhi
permintaan konsumen.Usaha ini memiliki karyawan sebanyak 7 orang dan sudah
memiliki cabang, cabang tersebut masih berada di wilayah Sungai Enam Kijang. Jadi
dampak dari pandemi ini antara lain yaitumenurunnya penjualan hampir-hampir 60%,
dari pendapatan awal yang mencapaiRp. 22.500.000. Kendala lain adalah karena
proses produksi menggunakan bahanalami, otomatis bahan tersebut tidak akan
bertahan lama terutama jika peraturanuntuk berjarak kembali diberlakukan. Maka ada
kemungkinan proses produksi akan terganggu, jika dalam pembuatan otak-otak
menggunakan ikan yang tidak segar maka proses produksi akan terhenti dan apabila
proses produksi tetap dilanjutkan akan berdampak buruk bagi kesehatan konsumen
yang mengkonsumsi otak-otak tersebut, terutama jika bahan baku ikan tidak stabil
karena faktor cuaca.
UMKM kedua “Pabrik Tahu” yang terletak di Jl. Yos Sudarso Kota Tanjungpinang.
Usaha ini merupakan salah satu usaha pabrik tahu yang beroperasi di daerah kota
Tanjungpinang sejak lama. Pabrik ini telah didirikan sejak tahun 1972 oleh
pemiliknya pak Solihin.. Selain itu juga terdapat kendala lanjutan lain seperti

9
rusaknya produk dan bahan baku karena daya tahan yang tidak terlalu lama, adanya
pekerja yang diketahui sakit (selain Covid 19) sehingga produksi tersendat. Beberapa
piutang tak tertagih juga menjadi kendala yang dihadapi disamping kondisi keuangan
usaha yang sedang tidak stabil.
UMKM ketiga adalah salah satu developer di kota Tanjungpinang yakni CV Istana
Cahaya yang didirikan pada tahun 2009. Perusahaan yang bergerak dibidang jual beli
tanah, rumah dan juga kontraktor ini terletak di Jl. RH. Fisabilillah Km. 8 Atas.
Setahun sebelum pandemi terjadi, CV Istana Cahaya sedang gencar membangun unit-
unit rumah dikawasan kota Tanjungpinang, tepatnya di Komplek Perumahan Pinang
Mas Km. 8 Atas. Karena Covid 19, CV ini dihadapkan pada permasalahan antara lain
menurunnya proyek, menurunnya penjualan perumahan, serta suplai bahan baku yang
juga dapat mengalami penurunan terutama disebabkan karena adanya pembatasan
sosial ketat seperti beberapa waktu lalu. Sudah tentu hal ini menyebabkan keadaan
finansial terganggu dikarenakan fokus pengeluaran akan dialihkan pada hal lain yang
lebih mendesak.
Lalu UMKM yang terakhir adalah usaha “Rumah Jamur” yang merupakan usaha
pribadi yang membudidayakan jamur tiram yang beralamat di Jl Haji Aman RT 01
RW 03 desa Berakit Kecamatan Teluk Sebong. Usaha ini telah berdiri sejak awal
Februari 2019. Tujuan dimulainya usaha budidaya jamur tiram ini adalah untuk
meningkatkan perekonomian keluarga pendiri dan untuk memenuhi permintaan
konsumen akan kebutuhan jamur tiram, tetapi sayangnya tidak lama setelah itu virus
Covid 19 sudah mulai menyebar. Saat Covid 19 berlangsung, salah satu konsumen
tersegmentasi dari usaha Rumah Jamur yakni dari sektor pariwisata seperti hotel dan
resort, tidak lagi memesan produk jamur ini karena usaha mereka sendiri yang tidak
dapat bertahan. Oleh karena itu, penjualan dan finansial turut merosot terutama
karena pesanan yang jumlahnya besar, datang dari sektor tersebut. Penjualan dari
usaha Rumah Jamur ini mengalami penurunan hingga 60%.

10
3.2 Solusi Studi Khasus

Penyelesaian UMKM Pertama Usaha Otak-Otak Kijang, terdapat tiga tingkat


strategi yang akan dirumuskan dan disarankan bagi usaha otak-otak ini. Yang
pertama, untuk tingkat strategi korporasi, strategi yang dirumuskan adalah strategi
delay dengan turunan pause, yang strategi tersebut artinya adalah usaha ini dalam
waktu dekat tidak akan melaksanakan strategi apapun yang bersifat baru, melainkan
hanya melaksanakan yang sifatnya sudah didalam prosedur operasional standar, atau
yang sudah dirumuskan terlebih dahulu, sampai waktu yang tepat untuk
melaksanakan strategi yang lain seperti
growth, dimana saat pandemi ini, strategi bertumbuh kembang masih belum dapat
dilaksanakan karena nantinya kondisi ekonomi belum akan dapat terpenuhi dengan
maksimal (Wheelen & Hunger, 2012). Untuk tingkatan selanjutnya yakni strategi
bisnis, strategi yang dirumuskan dan disarankan adalah strategi kompetitif dengan
turunan cost leadership dimana strategi ini disarankan dengan tujuan untuk
memaksimalkan pengeluaran produksi dan mengurangi biaya yang kurang
diperlukan, menjangkau konsumen yang lebih besar dengan disandingkan bersama
strategi fungsional turunan pemasaran. Strategi ini dipilih dengan pertimbangan
konsumen yang sudah banyak tetapi terkendala dengan peraturan dan kondisi
pandemi. Untuk tingkatan strategi fungsional, strategi yang dirumuskan dan
disarankan adalah melingkupi fungsi operasional, yakni dengan pengetatan biaya
dengan mencari produsen yang lebih baik dengan kontrak baru dan kualitas baik,
untuk menunjang strategi cost leadership. Lalu selanjutnya fungsi keuangan dimana
diharapkan kedepannya kegiatan pencatatan diperbaiki agar fungsi ini dapat berjalan
lebih baik. Terakhir fungsi pemasaran dimana fungsi ini dapat lebih maksimal dengan
menggunakan social media yang bertujuan mencari pasar luas dan penjangkauan
produk yang lebih baik (pengantaran) dan sejalan dengan strategi cost leadership.
(Rufaidah, 2012).

11
Penyelesaian UMKM Kedua Pabrik Tahu Yos Sudarso Tanjungpinang, terdapat
tiga tingkat strategi yang akan dirumuskan dan disarankan bagi usaha pabrik tahu ini.
Yang pertama, untuk tingkat strategi korporasi, strategi yang dirumuskan adalah
strategi delay dengan turunan no change, dimana maksud dari strategi tersebut adalah
segala kegiatan usaha tetap dijalankan seperti biasa, atau strategi ini adalah strategi
dimana segala sesuatu yang telah berjalan, tetap dijalankan tanpa ada perubahan
selain strategi turunan, dan sesuai dengan prosedur operasional standar. Strategi ini
dipilih dengan pertimbangan karena selama ini dengan melihat situasi, usaha pabrik
tahu pada saat survey belum menemukan momen tepat untuk melaksanakan strategi
pertumbuhan
tetapi juga belum berada pada kondisi dimana usaha ini harus diciutkan atau mundur,
sehingga strategi tersebut adalah strategi yang layak untuk usaha ini. (Rufaidah,
2012) Untuk tingkatan selanjutnya yakni strategi bisnis, strategi yang dirumuskan dan
disarankan adalah strategi kompetitif dengan turunan Cost Focus, dimana maksud
dari strategi ini adalah usaha harus melakukan penghematan agar biaya rendah, dan
fokus melayani konsumen diwilayah tertentu. Strategi ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa karena fokus utama dari usaha ini adalah bertahan atau survive,
maka konsumen yang ada harus tetap dipertahankan dengan fokus pada kualitas
dengan mempertahankan dan meningkatkannya. Oleh karena itu, konsumen di
wilayah yang ada, harus dijaga agar tidak berpindah. Untuk tingkatan strategi
fungsional, strategi yang dirumuskan dan disarankan adalah melingkupi seluruh
fungsi usaha. Untuk operasional, fungsi ini perlu dijaga dengan mempertahankan atau
meningkatkan bahan baku dari produsen yang ada, dan jika bias negosiasikan agar
harga dapat turun dengan kontrak, juga untuk menurangi kemungkinan produkksi
gagal karena kualitas bahan baku yang kurang baik. Untuk fungsi keuangan, salah
satu kendala adalah piutang yang bahkan sebelum masa pandemi cukup sulit untuk
ditagih. Maka hal ini perlu diperbaiki
dengan meningkatkan penagihan piutang. Untuk fungsi SDM, salah satu strategi yang
disarankan adalah dilaksankaannya model penugasan (assignment model) agar

12
mencegah kondisi kesehatan pekerja terutama masa pandemi ini. Fungsi terakhir
adalah fungsi pemasaran dimana strategi yang disarankan adalah kegiatan pemasaran
seperti pemasaran word of mouth, untuk melawan isu-isu mengenai apa yang dialami
oleh produsen tahu dimasa Covid 19.
Penyelesaian UMKM Ketiga C.V. Istana Cahaya (Kontraktor dan Konstruksi)
Tanjungpinang, terdapat tiga tingkat strategi yang akan dirumuskan dan disarankan
bagi usaha kontraktor dan konstruksi ini. Yang pertama, untuk tingkat strategi
korporasi, strategi yang dirumuskan adalah strategi retrenchment dengan turunan
Turnaround (Contraction) dimana arti dari strategi ini adalah melakukan putar arah
dengan memangkas beberapa aspek, dimana biasanya strategi ini disebut sebagai
“keputusan berat” seperti mengurangi SDM, mematikan produk, atau menutup
beberapa kantor. Strategi ini dirasa tepat dilakukan mengingat usaha ini adalah jenis
yang memerlukan pembiayaan operasional besar. Demi pengetatan biaya, maka hal
ini
perlu dilakukan. Strategi turunan lain ada divestation atau divestasi yang artinya
adalah untuk tujuan bertahan, maka yang harus diutamakan adalah kegiatan berjalan
dengan menguatkan finansial berupa penjualan aset. Untuk tingkatan selanjutnya
yakni strategi bisnis, strategi yang dirumuskan dan disarankan adalah strategi
koperatif dengan turunan aliansi strategis. Strategi ini adalah strategi yang bertujuan
untuk mencari mitra strategis atau jangka panjang untuk berjalan bersama mencapai
tujuan masing-masing. Turunan lebih jauh dari strategi ini adalah melakukan contract
manufacturing dan konsorsium dengan tujuan untuk mencari mitra penyeimbang
usaha. Strategi kolusi juga dapat dilaksanakan dengan tujuan kerjasama secara terang-
terangan demi tercapainya tujuan organisasi. (Rufaidah, 2012) Untuk tingkatan
strategi fungsional, strategi yang dirumuskan dan disarankan adalah melingkupi
fungsi operasional yang disejalankan dengan fungsi SDM dimana untuk melindungi
para pekerja selama proyek (yang sudah berjalan) dan juga mengetatkan anggaran,
serta mencari suplai bahan baku yang lebih stabil dengan mengedapankan
penghematan dan keselamatan. Penjualan yang menurun juga dapat disejalankan

13
dengan fungsi keuangan dan pemasaran yang mana tindakan yang diambil adalah
dengan menciutkan produk (rumah) kepada investor agar keuangan stabil dengan
menggencarkan pemasaran hanya pada kalangan tertentu.
Penyelesaian UMKM Keempat Rumah Jamur (Budidaya Jamur) Berakit
Bintan, terdapat tiga tingkat strategi yang akan dirumuskan dan disarankan bagi
usaha budidaya jamur ini. Yang pertama, untuk tingkat strategi korporasi, strategi
yang dirumuskan adalah strategi delay dengan turunan pause, yang mana strategi
tersebut artinya adalah usaha ini dalam waktu dekat tidak akan melaksanakan strategi
apapun yang bersifat baru, melainkan hanya melaksanakan yang sifatnya sudah
didalam prosedur operasional standar, atau yang sudah dirumuskan terlebih dahulu,
sampai waktu yang tepat untuk melaksanakan strategi yang lain seperti growth atau
bertumbuh karena usaha jamur ini punya potensi yang memadai untuk berkembang
karena sebelum pandemi, ia telah memiliki beberapa konsumen B2B yang besar,
namun sementara harus terhenti. Kegiatan lain oleh usaha ini harus tetap berjalan
pada strategi
tingkatan lainnya. Namun strategi delay dengan turunan lain yakni profit juga cukup
potensial untuk dirumuskan. Strategi ini berarti adalah usaha untuk mendapatkan
keuntungan melalui mengurangi inventory, pengetatan biaya dengan mengurangi
pengeluaran operasional, mengingat permintaan yang tidak pasti. Strategi lain juga
menarik untuk diterapkan, yakni growth dengan turunan horizontal dimana definisi
strategi adalah pengembangan area jangkauan produk demi mencari konsumen
potensial lainnya walau tidak berbasis B2B (Jonathan, 2015). Untuk tingkatan
selanjutnya yakni strategi bisnis, strategi yang dirumuskan dan disarankan adalah
strategi kompetitif dengan turunan cost leadership dimana strategi ini disarankan
dengan tujuan untuk memaksimalkan pengeluaran produksi dan mengurangi biaya
yang kurang diperlukan, menjangkau konsumen yang lebih besar. Hal ini dilakukan
karena budidaya jamur ini tetap memiliki konsumen yang potensial yang dapat
disejalankan dengan strategi fungsional maupun strategi korporasi. (Rufaidah, 2012)

14
Untuk tingkatan strategi fungsional, strategi yang dirumuskan dan disarankan adalah
melingkupi fungsi operasional, dimana tujuannya adalah mencari bahan baku
alternatif yang lebih sesuai dan membuat kemungkinan kegagalan produksi menurun
dikarenakan produk yang dihasilkan memiliki tingkat kesulitan tertentu dan
bergantung lingkungan yang juga perlu diperhatikan kesulitan dan dicari solusinya.
Untuk fungsi pemasaran juga perlu dilakukan tindakan mengingat konsumen
potensial yang diluar segmen selama ini juga perlu dicari sepertipedagang eceran.
(Jonathan, 2015)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan-2
manajerial yang mengarah kepada penyusunan strategi-2 efektif untuk mencapai
tujuan perusahaan dengananalisa S.W.O.T. Manajemen strategik memiliki berbagai
macam kriteria. Manfaat manajemen strategic ada secara finansial dan non finansial.
Manajemen strategic memiliki berbagai macam perkembangan mulai dari Basic
financial planning, Forecast-based planning, Strategic Planning, dan Strategic
Management. UMKM selama pandemic mengalami penurunan. Proses penerapan
manajemen strategik UMKM selama melewati pandemic COVID 19 dengan
menggunakan metodr OODA loop. Tidak ada jaminan kapan kondisi akan pulih,
maka perlu dirumuskan strategi yang tepat agar UMKM dapat tetap berjalan. sekitar,
dimana berbeda usaha, maka beda juga strategi yang akan dirumuskan. Kekurangan
dalam penelitian ini adalah bahwa manajemen strategik yang dijadikan pendekatan
dalam kajian ini adalah pendekatan yang terlalu luas dan belum bias diterapkan
secara total pada UMKM dengan segala keterbatasannya. Dibutuhkan pendekatan
lain yang dapat menunjang berjalannya strategi apabila diterapkan.

4.2 Saran

15
Saran bagi penelitian selanjutnya adalah dilakukannya evaluasi terhadap strategi yang
di implementasikan pada UMKM terkait, dan diukur apa saja kekurangan serta
lebihannya agar aplikasi manajemen strategik ini dapat berjalan secara berkelanjutan
sesuai tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Baumgartner, R. J., & Rauter, R. (2017). Strategic perspectives of corporate


sustainability management to develop a sustainable organization. Journal of
Cleaner Production, 140, 81–92.https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.04.146
Bourletidis, K. (2013). The Strategic Management of Market Information to SMEs
during Economic Crisis. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 73, 598–
606. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.02.096BPS. (2020). Katalog:
3101028.
Engert, S., Rauter, R., & Baumgartner, R. J. (2016). Exploring the integration of
corporate sustainability into strategic management: A literature
review.Journal of Cleaner Production, 112, 2833–
2850.https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.08.031
Arthur, A. J. (2007). Crafting and Executing Strategy : the quest for competitive Advantage
concepts and cases. New JYork: Mc Graw-Hill Company Inc.
Chandler. (2013). Dream weaving Rahasia Menaklukkan Pesaing dalam Bisnis. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.
Cleland, D. a. (2005). Systems Analysis and Project Management. New York: Me Graw Hill.
David. (2012). Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai