Anda di halaman 1dari 19

TANTANGAN DAN SOLUSI PERBANKAN SYARIAH DALAM

MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

MAKALAH

Oleh:
Elni Depira
NIM. 43119120175

Dr. Sudjono, M.Acc.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tantangan dan Solusi Perbankan Syariah Dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang hambatan perbankan syariah dalam
menghadapi pandemi Covid-19 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sudjono selaku dosen Mata Kuliah
Perbankan Syariah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 20 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1


1.2 Batasan Masalah ............................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.4 Tujuan............................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 3

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory .................................................... 3


2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 4
5.3. Hipotesis ........................................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................................. 9

3.1 Penerapan ......................................................................................................................... 9


3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek ........................................ 9
3.3 Pembahasan .................................................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 14

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
4.2 Saran ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di akhir tahun 2019 dunia dikejutkan dengan adanya wabah penyakit mengerikan yang
mengakibatkan kelumpuhan perekonomian dunia. Wabah penyakit tersebut dikenal dengan
Virus Corona. Virus Corona ini merupakan salah satu patogen utama yang menyerang sistem
pernapasan manusia. Karena awal wabah ini terjadi pada tahun 2019, maka sering disebut
sebagai penyakit coronavirus 19 atau corona virus desease 19, yang akhirnya disingkat
menjadi Covid-19.
Virus corona baru pertama kali dilaporkan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, Cina,
sebuah kota dengan populasi lebih dari 11 juta. Virus ini menyebar ke hamper setiap negara
di dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO pada 12 Februari 2021, penyakit ini
menginfeksi setidaknya 107,423,526 orang dengan kematian lebih dari 2,360,280 secara
global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pandemi virus corona benar-benar
menjadi ancaman bagi dunia baik sektor kesehatan maupun ekonomi.
Penyebaran Covid-19 telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di seluruh dunia
dan menimbulkan risiko baru terhadap stabilitas keuangan. Dampak pandemi ini
menyebabkan beberapa negara mengalami krisis ekonomi bahkan resesi. Diperkirakan 6,7
juta orang telah diberhentikan, dan tingkat kemiskinan meningkat 11%, dengan jumlah orang
miskin mencapai 30 juta. Dampak Covid-19 terhadap beberapa kegiatan ekonomi (produksi,
konsumsi) pada akhirnya berdampak pada sektor perbankan sebagai lembaga intermediasi
keuangan.
Menurut J.P Morgan Ada tiga risiko yang membayangi industri perbankan dalam masa
pandemi Covid-19 yaitu penyaluran kredit/pembiayaan, penurunan kualitas aset dan
pengetatan margin/bunga bersih. Bagi bank Syariah sendiri, setidaknya ada 8 (delapan) dari
item yang terkena dampak sebagai akibat dari krisis Covid-19, yakni, pertumbuhan
pembiayaan, Rasio Pembiayaan terhadap Simpanan (FDR), Rasio Kecukupan Modal (CAR),
likuiditas, Marjin Bunga Bersih (NIM), kualitas aset, operasi, dan hubungan pelanggan.

1
1.2 Batasan Masalah
Ruang lingkup dalam makalah ini hanya seputar tantangan yang dihadapi oleh
perbankan Syariah selama masa pandemic Covid-19. Dari tantangan yang dihadapi tersebut
dicarikan solusi yang tepat sehingga bisa memberikan dampak positif terhadap perkembangan
bank Syariah di Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1 Apa saja tantangan yang dihadapi oleh perbankan Syariah di Indonesia berkaitan dengan
pandemic Covid-19?
1.3.2 Bagaimana solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh perbankan Syariah di Indonesia
berkaitan dengan pandemic Covid-19?

1.4 Tujuan
1.4.1 Untuk mengetahui tantangan apa saja yang dihadapi oleh perbankan Syariah di
Indonesia berkaitan dengan pandemic Covid-19?
1.4.2 Untuk mengetahui bagaimana solusi bagi tantangan yang dihadapi oleh perbankan
Syariah di Indonesia berkaitan dengan pandemic Covid-19?

1.5 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan penulis dan juga pembaca terkait
dengan tantangan apa saja yang dihadapi oleh perbankan Syariah di Indonesia selama
pandemic Covid-19 beserta solusi-solusi apa saja yang sudah dan dapat diterapkan oleh
perbankan Syariah di Indonesia sehingga bisa menyelesaikan tantangan yang ada bahkan bisa
memberikan dampak positif bagi perbankan Syariah di Indonesia.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory


2.1.1. Grand Theory
Grand theory adalah satu cakupan teori secara umum yang dibahas dalam suatu
penelitian. Dalam makalah ini grand theory yang digunakan adalah terkait dengan
ilmu manajemen dan ilmu ekonomi Syariah.
Ilmu manajemen adalah alur kegiatan meliputi pengkoordinasian dari pekerjaan
yang dilalui orang lain agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dan terselesaikan secara
efektif dan efisien (Robbins & Coulter, 2014). Sedangkan pendapat dari Griffin, 2015,
ilmu manajemen adalah sebuah alur kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya manusia di dalam organisasi untuk
menuju tujuan organisasi.
Ekonomi syariah adalah ilmu yang mempelajari masalah ekonomi umat yang
didasarkan pada nilai-nilai KeIslaman. Ada banyak pendapat di seputar pengertian dan
ruang lingkup ekonomi Islam. Dawan Rahardjo, memilah istilah ekonomi syariah ke
dalam tiga kemungkinan pemaknaan, pertama, yang dimaksud ekonomi syariah adalah
ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai atau ajaran Islam. Kedua yang dimaksud
ekonomi Islam adalah sistem. Sebagai sistem yang mengatur bagaimana proses
kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan cara atau metode
tertentu. Sedangkan pilihan ketiga adalah ekonomi syariah untuk kepentingan
perekonomian umat Islam.
2.1.2. Middle Theory
Berbeda halnya dengan grand theory, middle theory merupakan pengembangan
dari teori utama yang sifatnya lebih mengerucut namun tetap memiliki keterhubungan
dengan teori utama. Dalam makalah ini yang menjadi middle theory adalah terkait
dengan manajemen resiko dan perbankan Syariah.
Manajemen risiko adalah suatu ilmu yang mempunyai arti yang lebih luas yaitu
semua risiko yang terjadi di dalam masyarakat baik itu yang berupa kerugian harta,
jiwa, keuangan, usaha dan lain-lainnya. Ditinjau dari segi aspek bisnis, manajemen

3
risiko adalah pelaksanaan berbagai fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko,
terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi perusahaan, usaha dagang, keluarga dan
masyarakat.
Perbankan syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan
nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat atau hukum Islam. Perbankan
Syariah atau yang lebih sering dikenal dengan Bank Islam adalah bentuk dari bank
modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, menggunakan konsep berbagi
risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta
keuntungan yang ditentukan sebelumnya.
2.1.3. Operational Theory
Operational theory merupakan teori penuntun tentang tujuan media, cara kerja
yang seharusnya diharapkan agar seirama dengan prinsip-prinsip atau teori-teori yang
telah dikemukakan sebelumnya. Operational theory ini tentunya harus ada kaianya
dengan grand theory, middle theory, atau isi dari kajian. Dalam tulisan ini yang
menjadi operational theory yaitu lebih ke arah tantangan dan solusi yang menjadi poin
penting dalam tulisan ini.
Tantangan sendiri diartikan sebagai suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan
menggugah kemampuan. Tantangan lebih mengarah pada pemaknaan sebuah masalah,
gangguan, hingga kesulitan. Memahami tantangan adalah hal yang perlu diselesaikan.
Sedangkan solusi adalah penyelesaian atau pemecahan masalah yang merupakan suatu
usaha mencari penjelasan dan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi. Secara
singkatnya solusi merupakan jalan keluar dari setiap permasalahan.

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu


Makalah ini tentunya tidak terlepas dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
peneliti yang lain sehingga penelitian satu sama lain memiliki keterkaitan yang hampir sama
namun memiliki perbedaan objek yang diteliti.
1. Kumaidi & Padli (2021) dalam Peluang dan Tantangan Bank Syariah di Masa Pandemi
Covid19
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peluang dan tantangan yang dihadapi
oleh Bank Syariah selama masa Pandemi. Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai

4
ikhtiar yang ditempuh oleh akademisi untuk mengelaborasi peluang dan tantangan yang
dihadapi oleh Bank Syariah di masa Pandemi sehingga berdampak secara positif terhadap
perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa buku, jurnal, surat kabar, laporan
tahunan, data statistic dan sumber lain yang membahas tentang dampak Covid 19 terhadap
perkembangan Bank Syariah di Indoensia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi
literatur dengan mempelajari buku atau literatur dan jurnal ilmiah untuk memperoleh teori
peluang dan tantangan Bank Syariah di masa pandemi.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif-kritis. Analisis ini diawali
dengan memaparkan pemahaman tentang dampak covid 19 terhadap bank syariah di
Indonesia, kemudian mengelaborasi sejumlah peluan dan tantangan yang bias dirumuskan
bagi bank syariah, sehingga bank syariah dapat survive di tengah pandemi. Berdasarkan
hasil analisis, beberapa langkah yang dapat dilakukan bank untuk memperkuat kinerja
perbankan, dan intermediasi dapat direkomendasikan berdasarkan rumusan peluang dan
tantangan yang diperoleh dari elaborasi atas literasi terkait.
2. Nurul Fitri Habibah (2020) dalam Tantangan Dan Strategi Perbankan Syariah Dalam
Menghadapi Covid-19
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui tantangan dan strategi
perbankan syariah dalam menghadapi covid-19 khususnya di negara Indonesia. Penulisan
ini merupakan jenis artikel Empiris yaitu merupakan suatu keadaan yang berdasarkan pada
peristiwa atau kejadian nyata yang pernah dialami serta didapat dengan melalui penelitian,
pengamatan.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa perbankan syariah melakukan mitigasi
risiko dengan cara restrukturisasi pinjaman dengan memilih secara hati-hati nasabah yang
layak pembiayaannya direstrukturisasi. Selanjutnya perbankan syariah tetap harus tumbuh,
oleh karena itu harus fokus pada industri yang masih bisa memiliki prospek baik di tengah
pandemi.
3. Hani Tahliani (2020) dalam Tantangan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19
Tulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan tantangan Perbankan
Syariah dalam menghadapi pandemic Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode deskriftif kualitatif dengan menelaah sumber-sumber tertulis seperti jurnal

5
ilmiah, buku referensi, literature, ensiklopedia, karangan ilmiah, karya ilmiah serta
sumber-sumber lain baik dalam bentuk tulisan atau dalam format digital yang
relevan dan berhubungan dengan objek kajian penelitian ini adalah berupa teks-teks
atau tulisan-tulisan yang menggambarkan dan memaparkan tentang Tantangan
Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di antara tantangan Perbankan Syariahdalam menghadapi pandemi Covid-19 di
Indonesia. Pertama, menyesuaikan pola bisnis dengan digitalisasi layanan bank, baik
digitalisasi dalam penghimpunan dana maupun pembiayaan. Kedua,
menekan/meminimalisasi pembayaran Non Performing Finanacing (NPF) agar tetap bisa
survive di masa pandemi Covid-19. Ketiga, mencari alternative market baru, minimal
market yang tidak terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19, seperti sektor usaha
yang berkaitan dengan industri kesehatan, sehingga industri perbankan syariah tetap
dapat bertahan di tengah serangan pandemi Covid-19.
4. M. Ja’far Shiddiq Sunariya, S.H dan Putri Raudhatul Itsnaini dalam Dampak Covid-19
Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Perbankan Syariah)
Dalam karya ilmiah ini penulis akan memaparkan bagaimana dampak yang
disebabkan oleh virus corona terhadap lembaga keuangan bank syariah. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan adanya keluwesan dalam
mendapatkan informasi dari berita berita terbaru dari sumber-sumber terpercaya, mengenai
bagaimana pengaruh/dampak yang diakibatkan oleh covid-19 (coronavirus), penulis juga
mengambil beberapa sampel berita dari internet lalu dijadikan satu menjadi sebuah hasil.
Hasil tersebut bersumber dari beberapa berita dan sumber yangdidapatkan penulis. Penulis
menggunakan teknik pengamatan berupa observasi terhadapberita berita yang berkaitan
dengan virus covid-19 (corona) ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak dari pandemi covid-19 terhadap
beberapa sektor, salah satunya sektor ekonomi. Beberap dampaknya yakni Dampak covid-
19 terhadap perekonomian di Indonesia 1) Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4.
2) Penurunan dalam sektor ekspor dan impor. 3) Sektor UMKM 4) Nilai tukar Rupiah
anjlok terhadap Dolar AS. Selain itu juga terdapat Dampak covid-19 terhadap sektor Bank
Syariah: 1) Penyaluran kredit (pembiayaan). 2) Penurunan kualitas asset. 3) Pengetatan
margin bunga bersih.

6
5. Annisa Nur Safitri, Muhammad Iqbal Fasa, & Suharto (2021) dalam Dampak Pandemi
Covid-19 terhadap Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap
perkembangan dan prospek perbankan syariah. Penelitian ini penting untuk dilakukan
karena perbankan syariah di Indonesia menganut sistem dual banking dan memiliki
kerakteristik yang unik dimana bank syariah dianggap mampu bertahan dalam menghadapi
berbagai macam krisis ekonomi.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang merupakan sebuah metode
penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif.
Pengumpulan data metode ini adalah dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari
berbagai literatur seperti bukubuku, artikel, serta homepage untuk mengakses data dan
informasi terkini. Penggunaan metode kualitatif deskriptif bertujuan untuk memberikan
deskripsi serta mendapatkan gambaran yang jelas. Penelitian ini juga untuk menelaah
sumber-sumber tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referensi, literature, ensiklopedia,
karangan ilmiah, karya ilmuah serta sumber-sumber lain baik dalam bentuk tulisan atau
dalam format digital yang relevan dan berhubungan dengan objek kajian penelitian ini
adalah berupa teks-teks atau tulisan-tulisan.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa perbankan syariah harus bisa menghadapi
dampak dari Covid-19 terhadap perkembangan dan prospek perbankan syariah ini dalam
dampaknya bagi perkembangan perbankan syariah yakni : (1) Penyaluran kredit
(pembiayaan), (2) Penurunan kualitas asset, (3) Pengetatan margin bunga bersih.

5.3. Hipotesis
2.3.1. Penyebaran virus Covid-19 telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di
seluruh dunia dan menimbulkan risiko baru terhadap stabilitas keuangan.
2.3.2. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh J.P Morgan, ada tiga risiko yang akan
dihadapi oleh industri perbankan di masa pandemi Covid-19, yaitu: Penyaluran
kredit/pembiayaan, Penurunan kualitas asset, dan Pengetatan margin bunga bersih.
2.3.3. Ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh perbankan Syariah di Indonesi sehingga
harus dicarikan strateginya agar tetap survive di masa pandemic Covid-19. Tantangan

7
tersebut seperti halnya resiko pembiayaan, resiko operasional, keterbatasan teknologi,
serta keterbatasan modal.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa artikel, jurnal, laporan tahunan, data
statistic dan sumber lain yang membahas tentang dampak Covid 19 terhadap perkembangan
Bank Syariah di Indoensia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dengan
mempelajari buku atau literatur dan jurnal ilmiah untuk memperoleh teori peluang dan
tantangan Bank Syariah di masa pandemi.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis ini diawali dengan
memaparkan pemahaman tentang dampak covid 19 terhadap bank syariah di Indonesia,
kemudian menggabungkan dengan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bagi bank syariah,
selanjutnya dicarikan solusi yang tepat bagi tantanga-tantangan tersebut baik yang sudah
pernah diterapkan ataupun belum.

3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek


Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan
Kumaidi & Padli Sama-sama membahas Dalam penelitian ini lebih
terkait tantangan yang mengarah pada peluang
dihadapi perbankan Syariah yang dimiliki oleh
di Indonesia di masa perbankan Syariah bukan
pandemic Covid-19. mencari solusi dari
tantangan yang ada.
Nurul Fitri Habibah Sama-sama membahas Dalam penelitian ini lebih
terkait tantangan yang mengarah pada strategi
dihadapi perbankan Syariah perbankan Syariah dalam
di Indonesia di masa menghadapi resiko-resiko
pandemic Covid-19. yang bisa terjadi selama
pandemic Covid-19.
Hani Tahliani Sama-sama membahas Fokus utama dalam
terkait tantangan yang penelitain ini hanyalah
dihadapi perbankan Syariah membahas terkait tantangan
di Indonesia di masa yang dihadapi oleh
pandemic Covid-19. perbankan Syariah dalam
menghadapi pandemic
Covid-19.

9
M. Ja’far Shiddiq Sunariya, Sama-sama membahas Penelitian ini lebih terfokus
S.H. & Putri Raudhatul terkait dampak Covid-19 pada pembahasan dampak
Itsnaini terhadap perbankan Syariah pandemic Covid-19
di Indonesia. terhadap keberadaan dan
perkembangan perbankan
Syariah di Indonesia.
Annisa Nur Safitri, Sama-sama membahas Penelitian ini lebih terfokus
Muhammad Iqbal Fasa, terkait dampak Covid-19 pada pembahasan dampak
Suharto terhadap perbankan Syariah pandemic Covid-19
di Indonesia. terhadap keberadaan dan
perkembangan perbankan
Syariah di Indonesia.

3.3 Pembahasan
3.3.1. Bank Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Di Indonesia
bank berdasarkan prinsip operasinya dibagi atas dua, yaitu bank syariah dan bank
konvensional. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan bank konvensional adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional (Muhammad, 2014).
Salah satu kegiatan bank syariah adalah melakukan penyaluran dana. Penyaluran
dana pada bank konvensional disebut dengan kredit, sedangkan penyaluran dana pada
bank syariah disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. dalam arti
sempit, pembiayaan dikaitkan untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh
lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah (Muhammad, 2014).
Di Indonesia, prospek bank syariah cukup cerah dan menjanjikan. Bank syariah
diharapkan terus tumbuh dan berkembang. Perbankan syariah dapat dianggap sebagai
jenis industri baru yang menarik. Hal ini dapat diidentifikasi melalui munculnya
pemain-pemain baru di dalam industri perbankan syariah. Bank syariah yang muncul

10
tidak hanya dalam bentuk bank umum syariah maupun BPR syariah tetapi dalam bentuk
Unit Usaha Syariah (UUS).
3.3.2. Dampak Pandemi Covid 19 terhadap Perbankan Syariah di Indonesia
J.P Morgan dalam riset yang dilakukan mengungkapkan bahwa ada tiga risiko
yang akan dihadapi oleh industri perbankan di masa pandemi covid-19, yaitu (Safitri et
al., 2021):
1. Penyaluran kredit/pembiayaan, dimana baik itu bank syariah maupun bank
konvensional akan menghadapi kondisi serupa. Perlambatan terhadap pembiayaan
akan terjadi.
2. Penurunan kualitas asset. Pada kondisi ini, bank syariah cukup terbantu dengan
adanya POJK No.11/POJK.03/2020. POJK tersebut akan membantu bank syariah
dalam Pengetatan margin bersih Hal tersebut dikarenakan bank syariah
menggunakan sistim bagi hasil seperti yang disampaikan dalam penjelasan di atas.
Dengan sistim bagi hasil maka kondisi neraca bank syariah pada mas krisis akibat
pandemi Covid-19 ini akan elastis karena besarnya biaya yang diperuntukkan buat
pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun dengan penurunan pendapatan yang
diperoleh bank syariah.
3. Pengetatan margin bunga bersih. Hal tersebut dikarenakan bank syariah
menggunakan sistim bagi hasil. Dengan sistim bagi hasil maka kondisi neraca bank
syariah pada masa krisis akibat pandemi covid-19 ini akan elastis karena besarnya
biaya yang diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun
dengan penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah.
3.3.3. Tantangan Perbankan Syariah yang Dihadapi Selama Pandemi Covid-19
Sebelum adanya pandemic Covid-19 perbankan Syariah sudah memiliki
tantanganya tersendiri. Seperti bagaimana menjadikan industri keuangan syariah yang
mapan (established) yakni perbankan syariah yang proposional, sehat dan terpecaya.
Kondisi pandemi semakin mengurangi daya saing bank syariah dan masyarakat
memindahkan dananya ke bank konvensional. Secara umum, tantangan bank syariah
saat pandemi covid-19 yakni likuiditas dan rasio pembiayaan bermasalah atau non
performing finanacing (NPF), bank syariah akan mulai tertekan pada Juli 2020 dan
Agustus pada puncaknya. Pada bulan tersebut bank syariah kehilangan pendapatan dari

11
pembiayaan, bagi hasil karena nasabah memasuki periode gagal bayar bulan keempat
dan kelima.
Berikut sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bank syariah di masa Pandemi
Covid-19.
1. Risiko pembiayaan yang ditimbulkan oleh kondisi pasar yang tidak stabil. Salah satu
kondisi pasar hari ini adalah banyaknya perusahaan terdampak oleh pandemi Covid
19. Konsekuensinya tentu pelaku usaha harus berupaya mempertahankan bisnis agar
tetap survive di masa pandemi. Tidak sedikit pula yang harus memnghentikan
operasional perusahaan. Dapat dikatakan hanya sebahagian kecil perusahaan saja
yang dapat bertahan dengan adanya pandemi Covid-19 ini seperti perusahaan yang
bergerak pada industri food and beverage, industri telekomunikasi, peralatan
kesehatan yang dibutuhkan tenaga medis, serta pertanian dan perkebunan. Kendati
ada regulasi yang mengatur tentang restrukturisasi pembiayaan yang bertujuan untuk
memudahkan angsuran pembiayaan bagi mitra, bank syariah harus tetap berhati-hati
dalam memutuskan untuk memberikan pembiayaan kepada mitra dengan cara lebih
selektif dalam memilih calon mitra yang sekiranya usahanya mampu untuk bertahan
di tengah pandemi Covid-19.
2. Risiko operasional. Pemberlakuan PSBB atau PPKM oleh pemerintah melalui
kebijakannya membuat bank syariah untuk berupaya merumuskan strategi yang tepat
dalam memberikan pelayanan terhadap nasabah. Karena tidak smeua layanan bias
dibuat dalam bentuk digital. Apalagi kondisi teknologi bank syariah masih belum
bias menyamai teknologi bank konvensional.
3. Untuk meningkatkan infrastruktur teknologi dalam rangka menyaingi fintech yang
tengah menjamur saat ini tentu bank syariah membutuhkan investasi modal yang
besar. Selama ini bank syariah dalam upaya ekspansi aatau perluasan pasar
terkendala oleh persoalan modal. Apalagi dalam hal peningkatan teknologi, bank
sayriah harus lebih berfikir keras agar persoalan modal untuk peningkatan teknologi
dapat dipenuhi.
3.3.4. Solusi untuk Tantangan Perbankan Syariah yang Dihadapi Selama Pandemi Covid-19
Berikut ini adalah beberapa solusi yang bisa diterapkan dalam menghadapi
tantangan yang dihadapi selama pandemic Covid-19.

12
1. Memperkuat permodalan untuk menghadapi tantangan dari resiko pembiayaan. Hal
ini harusnya mudah untuk dilakukan oleh perbankan Syariah mengingat bank syariah
memiliki sistem bagi hasil yang membuat bank syariah cenderung tahan krisis. Selain
itu Indonesia sendiri merupakan Negara dengan potensi besar bagi perkembangan
keuangan syariah. Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar didunia,
yakni 80% dari total penduduk Indonesia yang ebrjumlah 254,9 juta jiwa adalah
beragama Islam.
2. Mendorong peningkatan teknologi ke arah digitalisasi yang bisa mendukung semua
produk yang ada di bank Syariah. Hal ini seharusnya lebih dipermudah juga dengan
tingginya minat warga Indonesia terhadap digitalisasi. Salah satu variabel yang
mendorong digitalisasi ini adalah suasana pandemi yang membatasi mobilitas
manusia.
3. Agar sektor perbankan syariah dapat tetap eksis di tengah pandemi virus corona,
maka perbankan syariah harus melakukan mitigasi risiko secara cermat, serta
menggunakan strategi kreatif menghadapi kondisi yang serba tidak menentu saat ini.
Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko operasional lainnya seperti halnya
nasabah yang tidak bisa mengembalikan modal yang sudah diserahkan oleh pihak
bank Syariah.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sepertihalnya sebagai berikut.
4.1.1. Penyebaran virus Covid-19 telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di
seluruh dunia dan menimbulkan risiko baru terhadap stabilitas keuangan. Dampak
pandemi ini menyebabkan beberapa negara mengalami krisis ekonomi bahkan resesi.
Dampak COVID-19 terhadap beberapa kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi) pada
akhirnya berdampak pada sektor perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan.
4.1.2. J.P Morgan dalam riset yang dilakukan mengungkapkan bahwa ada tiga risiko yang
akan dihadapi oleh industri perbankan di masa pandemi covid-19, yaitu: Penyaluran
kredit/pembiayaan, Penurunan kualitas asset, dan Pengetatan margin bunga bersih.
4.1.3. Bank syariah memiliki beberapa tantangan yang harus dicarikan strateginya agar tetap
survive di masa pandemi. Tantangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Risiko pembiayaan yakni pembiayaan bermasalah disebabkan situasi pasar yang
tidak stabil saat ini.
2. Risiko operasional yang disebabkan pemberlakuan kebijakan lockdown, physical
distancing dan PPKM.
3. Keterbatasan teknologi bank syariah
4. Keterbatasan modal dalam rangka investasi peningkatan teknologi.
4.1.4. Beberapa solusi yang sudah dilakukan ataupun yang dapat dilakukan oleh perbankan
Syariah dalam menghadapi pandemic Covid-19 diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Memperkuat permodalan untuk menghadapi tantangan dari resiko pembiayaan.
2. Mendorong peningkatan teknologi ke arah digitalisasi bagi setiap produk penunjang
di perbankan Syariah.
3. Melakukan mitigasi resiko dengan cermat.

14
4.2 Saran
Pandemi bukan halangan bagi Lembaga Keuangan Syariah dalam hal ini bank Syariah
untuk terus meningkatkan pelayanan, namun pandemi bisa menjadi batu pijakan bagi bank
syariah untuk terus memperbaiki layanan. Makalah ini berisi masukan bagi bank syariah untuk
mengembangkan sisi lain yang dapat dioptimalkan bagi bank syariah. Meskipun perbankan
Syariah menghadapi banyak tantangan selama pandemic Covid-19 baik itu tantangan yang
baru ataupun tantangan yang sudah ada sebelumnya, namun masih banyak soluasi yang bisa
diterapkan untuk terhindar dari tantangan yang bisa berubah menjadi hambatan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Habibah, N. F. (2020). TANTANGAN DAN STRATEGI PERBANKAN SYARIAH DALAM


MENGHADAPI COVID-19. Iqtishodiah, Vol 2 No 1.

Kumaidi, & Padli, H. (2021). Peluang dan Tantangan Bank Syariah di Masa Pandemi Covid19.
Iltizam Journal of Shariah Economic Research, 146-156.

M. Ja’far Shiddiq Sunariya, S., & Itsnaini, P. R. (n.d.). DAMPAK COVID-19 TERHADAP
LEMBAGA KEUANGANSYARIAH (PERBANKAN SYARIAH).

Robain, W. (2021). HIRARKI POTENSIAL DAN PENCEGAHAN FRAUD PADA AKAD


KEUANGAN DI BANK SYARIAH. Medan.

Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap. Economics
and Digital Business Review, 103 - 177.

Tahliani, H. (2020). TANTANGANPERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI


PANDEMI COVID-19. Madani Syariah, Vol. 3 No.2.

iv

Anda mungkin juga menyukai