PERBANKAN SYARIAH
FENOMENA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, kami selesaikan karya tulis ini. Terima kasih
kepada Bapak Dr. Sudjono, M.Acc., dosen Perbankan Syariah, atas bimbingan dan ilmu
berharga di tengah pandemi COVID-19. Terima kasih atas suasana belajar yang
menyenangkan, penjelasan, diskusi, dan tugas yang menjadi bekal berharga. Ucapan terima
kasih kami sampaikan untuk semangat belajar yang Bapak tanamkan. Semoga mata kuliah ini
menjadi landasan kuat di masa depan. Terima kasih atas dedikasi dan kontribusi Bapak
JUDUL.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
2. Batasan Masalah............................................................................................................5
3. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
4. Tujuan............................................................................................................................5
5. Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.................................................................................................................6
3. Hipotesis.......................................................................................................................12
BAB III....................................................................................................................................13
1. Penerapan:....................................................................................................................13
3. Pembahasan:.................................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................15
1. Kesimpulan:.................................................................................................................15
2. Saran:...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Kejahatan hampir terjadi semua sektor kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Salah
satu kejahatan di sektor ekonomi adalah kejahatan bisnis, sedangkan salah satu kejahatan di
dalam dunia bisnis adalah kejahatan perbankan. Hal ini didasarkan pada suatu pendapat yang
menyatakan bahwa kejahatan bisnis yaitu kejahatan yang timbul dari praktik bisnis menurut
Sobana, (2021) dalam Hasan & Febriany (2021). Kata “bisnis” yang berarti kegiatan usaha.
Istilah bisnis yang dimaksudkan adalah suatu urusan berkaitan dengan kegiatan dagang,
industri atau keuangan dengan melakukan kegiatan ekonomi produksi atau pertukaran barang
dan jasa, dengan pengendalian modal dari para entrepreneur dalam risiko untuk untuk
mendapatkan keuntungan. Begitu juga dengan perbankan yang merupakan kegiatan usaha
bisnis di bidang jasa yang tujuan pokoknya adalah mendapatkan keuntungan. Dari pendapat
ini bisa kita kesimpulkan bahwa “kejahatan perbankan bagian dari scenario kejahatan bisnis
Dunia di hebohkan dengan bermunculnya corona virus yang mematikan lebih dari 10
juta jiwa WHO menyatakan bahwa virus corona adalah virus yang menginfeksi system
pernafasan yang pertama bermula di Wuhan Negara Cina dan berkembang sangat cepat
menjadi pandemic akut melanda dunia. Negara China merupakan Negara ekonomi terbesar
didunia dan telah porakporandakan akibat pandemic covid 19 yang berdampak terhadap
perekonomian Indonesia masuk pada angka 0,4%, hal ini disebabkan berlakunya peraturan
Pembatasan berskala besar (PSBB) yaitu masyarakat dikarantina atau Stay Home dan Social
Distancing terhadap hampir semua aktifitas masyarakat. hal ini berdampak kepada pada
penurunan agregat supply dalam perekonomian yang berdampak pada penurunan jumlah
produksi. Dalam kondisi seperti ini Indonesia harus mampu untuk memperjuangkan
perekonomian bangsa dan tentunya keadaan ini harus mampu meyakinkan kepercayaan
masyarakat untuk melakukan kerjasama yang terpadu dari semua unsur dan sektor (Hasan &
Febriany, 2021).
2. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah fokus pada kejahatan perbankan sebagai
bagian dari kejahatan bisnis, yang tercermin dari praktik bisnis yang merugikan dan
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana dampak pandemi covid-19
5. Manfaat
perbankan syariah.
1. Grand Theory
Teori Dasar (Grand Theory) atas Kinerja Perusahaan penelitian ini bersangkutan
dengan pengukuran kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan grand theory meliputi teori
keagensi (agency theory) dan teori signal (signalling theory). Teori pertama adalah teori
keagenan (agency theory) dijelaskan bahwa dalam suatu perusahaan terdapat dua pihak yang
saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan
pengurus perusahaan. Pemegang saham disebut sebagai principal, sedangkan dewan direksi
adalah orang yang diberi wewenang oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan
yang dikenal sebagai agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi manajemen dan kepemilikan
akan dihadapkan pada konflik keagenan yang disebabkan oleh konflik kepentingan masing-
masing pihak, yaitu mengejar kesejahteraannya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976). Teori
kedua merupakan teori sinyal (signaling theory) menurut Spence (1973) menjelaskan bahwa
pihak pengirim (pemilik informasi) memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi
yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak penerima. Teori
ini menjelaskan bagaimana signal keberhasilan atau kegagalan agen harus terus
dikomunikasikan kepada principal guna untuk mengurangi asimetri informasi satu sama lain.
Teori ini dipakai karena merupakan tindakan bank sebagai agen untuk memberikan signal
kepada principal tentang kondisi perusahaan untuk kedepannya. Informasi yang disediakan
dalam bentuk laporan keuangan (rasio keuangan) menjadi signal atau pesan bagi principal
(investor dan pihak eksternal) terkait edngan kondisi perusahaan guna mengambilan
2. Middle Theory
Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang tidak baik bahkan sering dipandang
sebagai suatu perbuatan tercela yang dilarang untuk dilakukan menurut Soedjono
memenuhi rumusan suatu perbuatan manusia yang memenuhi rumusan kaidah hokum pidana
sehingga dihukum. Sus Titus Reid mengatakan bahwa Kejahatan adalah suatu perbuatan yang
disengaja atau disebabkan karena kelalaian yang melanggar hukum pidana tertulis maupun
putusan hakim yang dilakukan seseorang yang bukan pembelaan atau pembenaran dan
dilarang oleh Negara merugikan Negara dan upaya hukuman sebagai upaya pencegahan dan
pemberantasan.
perbankan, baik lembaga, perangkat, dan produk perbankan, yang bisa melibatkan pihak
Kejahatan ekonomi dibidang perbankan, diatur luar Undang-Undang No. 7 Drt. 1955.
Kejahatan ekonomi di bidang perbankan, sebagai suatu bentuk perbuatan yang melanggar
Kejahatan perbankan menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Arti sempit,
istilah economic crimes (kejahatan ekonomi) apabila dilihat dari substansi pasal 1 Undang-
Undang No. 7 Drt. 1955 yaitu mengenai tindak pidana ekonomi. Hal ini disebabkan undang-
undang tersebut secara substansi hanya memuat ketentuan yang mengatur sebagian kecil dari
kejahatan ekonomi.
3. Operasional Theory
positif dan juga negative bagi dunia perbankan . semakin maraknya kejahatan perbankan dari
segi financial diperlukan langkah pencegahan dan penanganan. Pengawasan adalah langkah
yang mampu memelihara kepercayaan nasabah terhadap perbankan. Ada tiga langkah
pengawasan bank untuk menghindari kejahatan: yaitu pertama Pengawasan eksternal yang
dilakukan oleh regulator, kedua pengawasan internal oleh managemen, ketiga pengawasan
oleh masyarakat. Pengawasan Eksternal yang dilakukan ada empat kewenangan yaitu
kewenangan untuk mengontrol dan kewenangan untuk member sanksi. Bank Indonesia
sebagai law enforcer ( penegak hukum ) untuk pelaksanaan tugas pemeriksaan dan
pengawasan. Dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
berbunyi: untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bank Indonesia
keefektifan proses pengawasan bergantung pada kebebasan pengawas. Di samping itu, Hal
utama dalam kerja sama tersebut adalah bank harus bersikap jujur dan terbuka. Kerja sama
dan keterbukaan dapat mencegah aktivitas kejahatan berskala kecil yang dapat berkembang
menjadi kerugian yang besar. Kerja sama dan keterbukaan yang dilakukan dengan baik akan
menciptakan cost effective (biaya manfaat) bagi bank dan pengawas dalam melakukan
pekerjaannya. Tanpa adanya kerja sama dari berbagai bank ini akan mengakibatkan
pengawasan dalam hal proses pemeriksaan bank sulit untuk terselesaikan. Tujuan
4. Memberikan masukan kepada pengawas tentang bentuk, tingkat keseriusan dan akibat
Dr. S. Sundari Arie SH, MH., dalam tulisannya Bank Indonesia sebagai otoritas
Perbankan untuk mencegah dan Menangani Tindak Pidana . Dalam melajunya tingkat
kejahatan pada saat covid maka Bank Indonesia dipandang perlu untuk bisa
berbasis pada resiko ( riskbased supervision). Pada perbankan syariah Bank Indonesia
berdasarkan kepatuhan (compliance base supervision dan pengawasan risk based supervison.
yang dititik beratkan pada resiko resiko yang melekat pada aktivitas fungsional dan
pengendalian resiko. Pengawasan ini ditujukan agar bank Indonesia untuk proaktif dalam
Pengawasan terhadap bank merupakan bidang yang sangat dinamis dan luas
dilaksanakan secara terus menerus oleh Bank Indonesia maupun lembaga lainnya seperti
terhadap setiap Bank harus bisa diperbaiki dengan meningkatkan segala kemampuannya agar
tercapainya tujuan dari Bank Indonesia yaitu tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah serta untuk mencegah dan memberantas segala hal tentang kejahatan
perbankan.
1. kinerja keuangan;
4. risk exposure (termasuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko
perbankan. pengertian ini mencakup segala perbuatan yang melanggar hukum yang ada
kaitannya dengan bisnis perbankan. Ada 4 macam tindak pidana terkait dengan kejahatan
Tindak pidana yang berkaitan dengan perizinan, Tindak pidana yang berkaitan dengan
rahasia bank, Tindak pidana yang berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan, serta Tindak
pidana yang berkaitan dengan usaha bank. Pengawasan bank baik secara eksternal maupun
internal dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Selain itu .berbagai ketetapan yang berlaku
menyebabkan bank sering mengambil risiko yang berlebihan, yang menyebabkan turunnya
tingkat pengawasan internal, sehingga kegagalan bank yang disebabkan oleh kecurangan
orang dalam menjadi lebih tinggi. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik tidak dapat
ditawar. Apabila ketiga bentuk pengawasan yaitu pengawasan eksternal, pengawasan internal
dan pengawasan masyarakat dapat berjalan efektif, dapat dipastikan kejahatan perbankan
Menurut Hasan & Febriany (2021) Semakin maraknya kejahatan perbankan pada
masa sidang ke-19, mengakibatkan perlunya penguatan segala upaya pencegahan dan
pemberantasan kejahatan perbankan tersebut. Pengawasan juga menjadi salah satu alternatif.
Pengawasan terhadap bank juga dinilai sangat penting di masa pandemi covid 19 dalam
rangka menjaga kepercayaan masyarakat (nasabah) terhadap bank itu sendiri serta untuk
dapat mencapai dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sebagaimana tujuan Bank
dapat dipastikan kejahatan perbankan dapat diminimalisir dan tidak lagi mewarnai industri
perbankan.
3. Hipotesis
aspek kepatuhan perbankan syariah, berhubungan positif dengan penurunan tingkat kejahatan
perbankan pada masa sidang ke-19. Penguatan pengawasan terhadap bank selama pandemi
terhadap bank dan mencapai serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan tujuan
Bank Indonesia.
BAB III
1. Penerapan:
Penerapan teori dasar (Grand Theory) pada penelitian ini mencakup teori keagenan
(agency theory) dan teori sinyal (signaling theory) untuk menjelaskan kinerja
perusahaan dan bagaimana bank berperan sebagai agen yang memberikan sinyal
kepada pemiliknya.
perbankan sebagai perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan negara serta
sebelumnya oleh Hasan & Febriany (2021) membangun dasar untuk memahami dan
pandemi COVID-19.
Penerapan teori keagenan dan sinyal mencerminkan praktik bank sebagai agen yang
sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, menghubungkan teori dengan
3. Pembahasan:
menyoroti risiko bahwa kondisi ekonomi yang sulit dapat memperburuk keadaan keuangan
bank. Dalam konteks ini, pembahasan juga mencakup langkah-langkah pencegahan dan
pengawasan yang Bank Indonesia terapkan untuk mengatasi kejahatan perbankan, termasuk
penguatan pengawasan eksternal, internal, dan publik. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penerapan teori dan pembahasan adalah bahwa efektivitas upaya penguatan dalam
penurunan tingkat kejahatan perbankan selama sidang ke-19, dengan fokus utama pada
menjaga kepercayaan masyarakat dan stabilitas nilai tukar rupiah. Penting untuk diingat
bahwa pemahaman dan implementasi teori perlu diikuti oleh evaluasi yang hati-hati terhadap
efektivitas tindakan yang diambil dalam praktek. Selain itu, adaptasi terhadap situasi
kontemporer seperti pandemi COVID-19 juga menjadi unsur kunci dalam memastikan
1. Kesimpulan:
Berdasarkan uraian pada Bab I dan II, dapat disimpulkan bahwa kejahatan perbankan
menjadi perhatian serius di tengah dinamika sektor ekonomi, terutama dalam konteks
yang signifikan terhadap stabilitas perekonomian, terutama dalam kondisi krisis seperti
pandemi. Penelitian ini difokuskan pada penguatan upaya pencegahan dan pengawasan
kejahatan perbankan, dengan memanfaatkan teori-teori seperti teori keagenan, teori sinyal,
2. Saran:
1) Perluasan Pengawasan:
terhadap sektor perbankan. Hal ini melibatkan regulator, manajemen internal bank,
kejahatan perbankan.
Penerapan teori dan praktik pengawasan perlu diadaptasi sesuai dengan konteks
berjalan efektif dalam kondisi pembatasan sosial dan perubahan pola aktivitas
ekonomi.
kejahatan perbankan, termasuk risiko internal seperti kecurangan oleh pihak internal.
kejahatan perbankan. Penelitian lebih lanjut dan peninjauan regulasi secara berkala
terus berubah.
5) Kesadaran Masyarakat:
masyarakat, dan mendukung stabilitas perekonomian dalam kondisi pandemi dan masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Racial diversity and its asymmetry within and
across hierarchical levels: The effects on financial performance. Journal of Financial
Economics 3 (1976) 305-360., 305–360. https://doi.org/10.1177/001872671881 2602
Spence, Michael. 1973. Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 87,
No. 3. (Aug., 1973), pp. 355-374.
Hasan, A., & Febriany, L. (2021). Identifikasi Tindakan Pengawasan Dan Pencegahan
Terhadap Kejahatan Finansial Perbankan Syariah Selama Masa Pandemi COVID
19. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, 4(4), 1078-1090.