Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK FENOMENA COVID-19 TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

TUGAS BESAR II

NAMA : AMELIYA RUPIYANTI


NIM : 43120010489

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Besar 2 ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Dr.
Sudjono, M.Acc selaku dosen Perbankan Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang ajaran perbankan syariah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 23 November 2023

Ameliya Rupiyanti

2
DAFTAR PUSAKA

Kata Pengantar..............................................................................................................................2
Daftar Pusaka.................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
Latar Belakang.................................................................................................................................4
a) Sejarah perusahaan...............................................................................................................4
b) Rumusan Masalah................................................................................................................4
c) Tujuan..................................................................................................................................4
d) Manfaat................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
Landasan Teori................................................................................................................................6
Penelitian terdahulu.......................................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................14
Pembahasan dan hasil ...................................................................................................................14
kesimpulan ....................................................................................................................................16
Saran..............................................................................................................................................17
Daftar Pusaka.................................................................................................................................17

3
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Pada saat dunia sedang mengalami fenomena yang sangat luar biasa tak terkecuali
negara kita Indonesia, fenomena tersebut adalah pandemi corona virus (Covid-19).
Wabah tersebut telah memberikan dampak ke seluruh sektor dan sendi kehidupan, tak
terkecuali sistem keuangan perbankan syariah terkena dampaknya. Adanya karantina di
seluruh wilayah menyebabkan banyak produk tidak terdistribusi dengan baik. Hal
tersebut menyebabkan sistem keuangan tergerus, termasuk bunga yang ada di bank
konvensional. Coronavirus Disease 2019 atau yang biasa disebut merupakan penyakit
menular yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang cukup serius.Kasus Covid-19
pertama kali ditemukan di Tiongkok pada November 2019.Covid-19 adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus baru dengan penyebaran yang sangat cepat. Seperti
yang telah dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total kasus Covid-19
yang terkonfirmasi di seluruh dunia adalah sebanyak 3.116.398 kasus dengan kematian
217.153 jiwa (29 April 2020). Indonesia adalah negara dengan jumlah kasus kematian
terbesar akibat Covid-19 di antara negara-negara ASEAN
lainnya.
Covid-19 cukup memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan
ekonomi di dunia. Pandemi Covid-19 adalah sebuah tantangan bagi dunia bisnis,
termasuk industri jasa keuangan perbankan. Berdasarkan data statistik perbankan Syariah
pada Januari 2020, jumlah jaringan kantor Bank Umum Syariah adalah 1.922 cabang
yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang didominasi oleh Pulau Jawa. Sejalan
dengan wilayah terbanyak ditemukan Covid-19 yaitu di pulau Jawa (Statistik Perbankan
Syariah, Januari 2020). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar Kantor Bank Syariah
berada di zona merah

B. Rumusan masalah

menjelaskan apa dampak fenomena covid-19 terhadap sektor perbankan syariah

C. Tujuan

untuk mengetahui dan menganalisis dampak fenomena covid-19 terhadap sektor


perbankan syariah

4
D. Manfaat

 Manfaat bagi perusahaan


Dapat dijadikan referensi Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

 Manfaat bagi investor


Dapat dijadikan referensi sebagai pertimbangan dalam membeli saham perbankan
syariah

 Manfaat penulis selanjutnya


Dapat dijadikan referensi untuk menulis makalah selanjutnya dengan tema yang
sama.

5
BAB II

A. LANDASAN TEORI

I. Definisi Teori

Menurut Dougherty & Pfaltzgraff (1990: 15-16), Teori adalah alat intelektual
yang berfungsi:
 membantu menyusun pengetahuan kita, menanyakan pertanyaan-pertanyaan
penting, dan memandu perumusan prioritas dalam penelitian dan menyeleksi
metode yang digunakan dalam penelitian;
 membantu menghubungkan pengetahuan di satu bidang dengan bidang yang lain;
dan
 memberikan kerangka untuk mengevaluasi rekomendasi kebijakan, baik eksplisit
maupun implisit, yang ada dalam ilmu-ilmu sosial.

II. Grand Teori, Middle Teori dan Applied Teori

 Grand Teori merupakan dasar lahirnya teori-teori lain dalam berbagai level.
Disebut makro karena teori-teori ini berada pada level makro
 Middle Teori merupakan teori yang berada pada level mezo/menengah dimana
fokus kajiannya makro dan mikro.
 Applied Teori merupakan teori yang berada di level mikro dan siap diaplikasikan
dalam konseptualisasi (Dougherty & Pfaltzgraff 1990, 10-11)

Penulis mengidentifikasi Grand Teori, Middle Teori dan Applied Teori untuk
diterapkan pada penulisan karya tulis ini.

a) Manajemen keuangan

manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mendapatkan uang dari hasil


usahanya baik dari jasa, dagang maupun produksi tentunya dalam penggunaan dan
pengalokasian dana yang di di gunakan haruslah melalui perhitungan yang matang dan
mengutamakan efisien guna memaksimalkan nilai perusahaan.
Manajemen keuangan terdiri dari dua kata yang memiliki arti masing-masing dan
di satukan menjadi satu kesatuan yang komplit. Manajemen adalah Suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen
keuangan adalah salah satu bagian dari konsep dasar akuntansi ataupun teori akuntansi.
Meskipun demikian, ilmu manajemen keuangan sangatlah luas. Namun adapun sebagian
orang mengartikan bahwa konsep dasar manajemen keuangan hanya merupakan suatu

6
kegiatan catat mencatat dalam sebuah laporan keuangan dan menjadi tanggung jawab
bidang keuangan saja dan faktanya lebih luas dari itu. Manajemen keuangan meliputi
seluruh aktivitas organisasi dalam rangka mendapatkan, mengalokasikan serta
menggunakan dana secara efektif dan efisien. Manajemen keuangan juga tidak hanya
mendapatkan dana saja, melainkan mempelajari bagaimana cara menggunakan serta
mengolah dana tersebut.
Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli
Beberapa definisi manajemen keuangan iyalah sebagai berikut:
 Bambang Riyanto
keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana
yang diperlukan dengan biaaya yang minimal dan syarat syarat yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
 James Van Horne
segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan serta pengelolaan aktiva
dengan tujuan menyeluruh.
 KD Wilson (2020:1)
KD Wilson (2020:1) menjelaskan pengertian manajemen keuangan terutama melibatkan
penggalangan dana dan pemanfaatannya secara efektif dengan tujuan. memaksimalkan
kekayaan pemegang saham.
 Sutrisno (2017:3)
Menurut Sutrisno (2017:3), manajemen keuangan merupakan semua aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan pembelanjaan yang terdiri dari tiga usaha, yaitu:
 Usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan.biaya yang murah.
 Usaha untuk menggunakan data tersebut secara efisien.
 Dan efisiensi pengalokasian dana dalam kegiatan usaha.

b) Perbankan
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang
dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah.
Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan
industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian
lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana
kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau
keduaduanya. Ada beberapa definisi lain tentang bank yang dikemukakan oleh undang-
undang dan para ahli perbankan, antara lain sebagai berikut:
1) UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No 10
Tahun 1998, berbunyi :

7
 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
 Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
 Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Prof G.M Verryn Stuart


Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with the
money they accept as a gamble to the other, eventhough they should supply the
new money artinya bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan
keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya
dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau
logam.

3) Dr. B.N Ajuha


Bank provided means by which capital is transferred from those who
cannot use it profitable to those who can use it productively for the society as
whole. Bank provided which channel to invest without any risk and at a good rate
of interest artunya bank menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat
menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya
lebih produktif untuk keuntungan masyarakat. Bank juga berarti saluran untuk
menginvestasikan tabungan secara aman dan dengan tingkat bunga yang menarik.

c) Perbankan syariah

a. Pengertian Perbankan Syariah


Kata Syariah berasal dari bahasa arab, dari akar kata syara‟a, yang berarti
jalan, cara, dan aturan. Syariah digunakan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti
luas, syariah dimaksudkan sebagai seluruh ajaran dan normanorma yang dibawa
oleh nabi Muhammad saw., yang mengatur kehidupan manusia baik dalam aspek
kepercayaannya maupun dalam aspek tingkah laku paktisnya. Singkatnya, syariah
adalah ajaran-ajaran agama Islam itu sendiri, yang dibedakan menjadi dua aspek,
yaitu ajaran tentang kepercayaan (akidah) dan ajaran tentang tingkah laku
(amaliah).Jadi “Bank Syariah” adalah bank yang melakukan kegiatan usaha
perbankan berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana telah ditegaskan dalam
penjelasan umum UU Perbankan Syariah bahwa kegiatan usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah meliputi kegiatan usaha yang 15 tidak
mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim. Sedangkan Perbankan

8
Syariah adalah Segala Sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit
usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

b. Fungsi dan Tujuan Bank Syariah


Fungsi lembaga perbankan indonesia ditegaskan dalam pasal 3 UU
Perbankan yang berbunyi “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat.Perbankan Syariah juga adalah suatu
lembaga Intermediary dan juga dapat menjalankan fungsi sosial sebagaimana
ditegaskan dalam UU No 21 tahun 2008 pasal 4 tentang Perbankan Syariah yang
berbunyi:
 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dana dan
menyalurkan dana masyarakat.
 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah, hibah,
atau dana sosial lainnya dalam menyalurkannya kepada organisasi pengelola
zakat.
 Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf
uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazir) sesuai dengan
kehendak pemberi wakaf (wakif).
c. Prinsip Bank Syariah
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penjelasan umum UU No 21
tahun 2008 Perbankan syariah bahwa kegiatan usaha yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah meliputi kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur
riba, maisir, gharar, haram, dan zalim. Pengertian tersebut sebagaimana
penjelasan pasal 2 undang-undang tersebut, yaitu:
 Riba, Yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, 3 Ibid., h.
14 17 dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima
melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi‟ah).
 Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti
yang bersifat untung-untungan.
 Gharar, yaitu transaksi yang obyeknya tidak jelas, tidak dimiliki, saat transaksi
dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
 Haram, yaitu transaksi yang obyeknya dilarang dalam syariah; atau
 Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.

d. Pembiayaan Bank Syariah


Kedudukan bank islam dalam hubungan dengan para nasabah adalah
sebagai mitra investor dan pedagang, sedangkan dalam hal bank pada umumnya,
hubungannya adalah sebagai kreditur dan debitur.Sehubungan dengan jalinan
investor dan pedagang tersebut, maka dalam menjalankan bisnisnya, bank islam

9
menggunakan 18 berbagai teknik dan metide investasi. Kontrak hubungan
investasi antara bank islam dengan nasabah ini disebut pembiayaan. Dalam
aktifitas pembiayaan bank islam akan menjalankan dengan berbagai teknik dan
metode, yang penerapannya tergantung pada tujuan dan aktifitas, seperti kontrak
mudharabah, musyarakah, dan yang lainnya. Di samping itu, bank Islam juga
terlibat dalam kontrak murabahah. Mekanisme perbankan Islam yang berdasarkan
prinsip mitra usaha, adalah bebas bunga. Oleh karena itu, soal membayarkan
bunga kepada para depositor atau pembebanan suatu bunga dari para nasabah
tidak timbul.

e. Peranan Bank Syariah


 Sebagai lembaga penyimpanan dana (tempat menabung)
Bank Islam menerapkan sistem bagi hasil (mudharabah) kepada
nasabah yang menbungkan uangnya di bank. Artinya nasabah tidak akan
pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya yang akan
bertambah setiap bulannya bila meraka telah menabung dalam jumlah
tertentu. 4 Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A. dan Ir. H. Arviyan Arifin,
Islamic Banking, cetakan pertama, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, h. 680.
19 Namun, nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang menjadi
haknya dan berapa porsi atau bagian yang menjadi hak pihka bank. Nilai
bagi hasil yang diperoleh nasabah tidak akan sama setiap saat meskipun
jumlah uang yang mereka miliki di bank tersebut sama. Karena bagi jasil
tergantung pada jumlah uang seluruh nasabah yang ditabung di bank
tersebut dan berap jumlah uang yang telah dikelola oleh bank untuk
sektorsektor usaha rill sehingga memberikan keuntungan bagi pihak bank.
Keuntungan inilah yang kemudian dibagi kepada pihak bank sebagai
pengelola uang (mudharib) dan nasabah sebagai pemilik uang (shahibul
mall) berdasarekan porsi atau bagian yang telah disepakati bersama
dimuka.
 Sebagai lembaga Pembiayaan (Investasi) Pembiayaan di bank
Islam yang diberikan kepada masyarakat untuk keperluan modal
usaha, biayanya ditujukan untuk usaha-usaha yang produktif, jelas dan
transparan, serta bersifat halal, baik dari segi pengelolaan hingga kepada
hasil usaha yang akan diberikan kemanfaatannya untuk masyarakat. 20
Ada beberapa bentuk pembiayaan untuk keperluan peningkatan usaha atau
biasa dikenal dengan pembiayaan produktif Islam yang diberikan oleh
bank Islam, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan atas
dasar prinsp bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, pembiayaan atas
prinsip bagi hasil yang porsinya disesuaikan dengan proporsi penyertaan,
dan pembiayaan yang berdasarkan prinsip sewa beli. 3. Sebagai Lembaga
Pemberi Jasa Bank Islam sebagai lembaga keuangan tidak hanya
fungsinya sebagai tempat menyimpan atau melakukan memperoleh
pembiayaan saja, bank islam juga melayani beberapa keperluan nasabah

10
yang berkaitan dengan kebutuhan nasabah akan jasa perbankan islam.
Salah satu bentuk pelayanan bank islam dalam bentuk jasa adalah
melayani kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi antarbank yang
berbeda antarbank islam dengan bank islam, bank islam dengan bank
konvensional, maupun antarbank islam yang sama.

III. Penelitian terdahulu


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Iswahyuni, 2021 tentang dampak covid-19
terhadap sektor perbankan syariah mengatakan ada beberapa dampak covid-19 terhadap sektor
Bank Syariah berikut diantaranya:
 Penyaluran kredit (pembiayaan)
 Penurunan kualitas asset
 Pengetatan margin bunga bersih.
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Allselia, 2020 tentang analisis kinerja
perbankan syariah pada masa pandemi covid-19 mengatakan bahwa Kinerja pada bank syariah
mengalami fluktuasi pada sisi DPK dan debt financing. Pada sisi pembiayaan sewa mengalami
penurunan yang cukup konstan pada masa pandemi. Sedangkan pada sisi equity financing
Begitu pun pada penelitian yang lainnya yang dilakukan oleh Sumadi, 2020 tentang dampak
fenomena pandemi covid-19 terhadap perbankan syariah mengatakan bahwa Pembiayaan dan
DPK menunjukkan adanya fluktuasi. Di sisi pembiayaan, Bank Syariah Mandiri dari Januari
hingga Maret 2020 cenderung mengalami peningkatan. Dari sisi penghimpunan dana (DPK),
Bank Mandiri Syariah menunjukkan fluktuasi. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap pengelolaan
strategi operasional perbankan.
f. Tujuan Bank syariah
Tujuan Bank Syariah menurut Heri Sudarsono (2003:40) diantaranya sebagai
berikut :
 Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara islami khususnya
muamalat yang berhubungan dengan perbankan
 Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiataninvestasi, 3) Untuk kmeningkatkan kualitas hidup
umat dengan jalan membuka peluangberusaha yang besar,
 Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang ada pada umumnya merupakan
program utama dari Negara-negara yang sedang berkembang,
 Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter,
 Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non syariah.

 Produk dan Jasa Bank Syariah


Bank syariah selain mempunyai produk penghimpunan dana dan
produkpenyaluran dana, ia juga mempunyai produk jasa. Dalam hal ini bank

11
syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah
dengan mendapatkanimbalan berupa sewa atau keuntungan. Produk jasa
perbankan syariah menggunakan prinsip-prinsip tersebut antara lain al-wakalah,
alhiwalah, al-qard, al- kafalah, dan al- rahn. Pada dasarnya produk yang di
tawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu
produk penyaluran dana (financing), produk penghimpunan dana (funding) dan
produk jasa (service). Menurut Ascarya (2007) dalam bukunya Akad dan Produk
Bank Syariah Produk dan Jasa keuangan syariah yang ditawarkan bank syariah di
Indonesia cukup bervariasi. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan jasa
untuk : Pendanaan, Pembiayaan, Jasa Perbankan, Jasa Produk, Jasa Operasional,
dan Jasa Investasi ”. J. PembiayaanPerbankan Syariah Menurut Kasmir (2004)
dalam bukunya Manajemen Perbankanmenyatakan bahwa :”Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yangdipersamakan dengan itu berdasarkan
persetuajuan atau kesepakatan antar bank denganpihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihantersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.Sedangkan Muhammad
(2002) dalam bukunya Manajemen Bank Syariah mengartikan pembiayaan
sebagai berikut : “Pembiayaan, secara luas, berarti financing atau pembelanjaan.
Yaitupendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.Dalam
arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendaanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah,kepada nasabah.

 Pengelolaan dan Pengawasan Bank Syariah Bank Syariah, selain berfungsi


menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
dana, juga secara khusus mempunyai fungsi amanah. Untuk menjaga fungsi
amanah tersebut, perlu adanya pengawasan yang melekat pada setiap orang yang
terlibat di dalam aktivitas perbankan berupa motivasi keagamaan maupun
pengawasan melalui kelembagaan. Supaya upaya pengendalian, meskipun suatu
lembaga telah menyandang nama syariah, namun tidak tertutup kemungkinan
dalam menjalankan usahanya menyimpang dari nama yang disandang tersebut. Di
dalam menjalankan usahanya, bank berdasarkan prinsip-prinsip syariah berupaya
menjaga dan memelihara agar prinsip-prinsip syariah tersebut tetap terpelihara
dalam operasionalnya. Di dalam menjalankan fungsi kelembagaan agar
operasional Bank Syariah tidak menyimpang dari tuntutan syariah Islam, maka
diadakan “Dewan Pengawas Syariah” yang tidak terdapat di dalam bank-bank
konvesional. Dewan pengawas syariah adalah suatu lembaga dewan yang
dibentuk untuk mengawasi jalannya Bank Syariah agar di dalam operasionalnya
tidak menyimpang dari prinsip-prinsip muamalah menurut Islam. Dewan
pengawas syariah biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dewan komisaris
pada setiap bank. Anggota dewan syariah ditetapkan oleh rapa pemegang saham
dari calon yang telah mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.
Dewan syariah bertugas meneliti produk- produk baru bank syariah dan

12
memberikan rekomendasi terhadap produkproduk baru tersebut serta membuat
surat pernyataan bahwa bank yang diawasinya masih tetap menjalankan usaha
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dewan pengawas syariah juga bertugas untuk
mendiskusikan masalah-masalah dan transaksi bisnis yang diajukan kepada dewan
sehingga dapat ditentukan tentang sesuai atau tidaknya masalah- masalah tersebut
dnegan ketentuan-ketentuan syariah Islam.

g. Dewan Pengawas syariah


Adapun wewenang Dewan Pengawas Syariah adalah :
 Memberikan pedoman secara garis besar tentang aspek syariah dari operasional
Bank Syariah, baik penyerahan dana,penyaluran dana maupun kegiatan-kegiatan
bank lainnya.
 Mengadakan perbaikan terhadap suatu produk Bank Syariah yang telah atau
sedang berjalan. Namun, dinilai pelaksanaanya bertentangan ketentuan syariah.
Keberhasilan pelaksanaan tugas dan wewenang dewan syariah sangat tergantung
kepada independesinya di dalam membuat suatu putusan atau penilaian yang
dibutuhkan.

13
BAB III

A. PEMBAHASAN DAN HASIL

1. Perkembangan Covid-19
Covid-19 saat ini menjadi isu kesehatan yang paling ditakuti di seluruh dunia, termasuk
diantaranya di Indonesia. Penanggulangan yang dilakukan suatu daerah bahkan suatu negara
dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut salah satunya adalah
dengan kebijakan Lock down. Penelitian terbaru ternyata ditemukan bahwa diameter Covid-19
diperkirakan sampai 125 nanometer atau 0,125 mikrometer. Itu artinya satu mikrometer sama
dengan 1000nanometer. Sungguh sangat kecil sekali dan tak mungkin pandangan telanjang
manusia dapat melihat nya. Bahkan karena ukurannya yang sangat mikro, sehingga manusia tak
bisa berpikir untuk meremehkan virus tersebut. Karena Covid-19 ini dapat bertahan lebih dari 10
menit pada permukaan, termasuk diantaranya adalah di tangan manusia sekalipun. Lebih dari itu
bahkan badan kesehatan Perserikatan Bangsa Bangsa, atau biasa yang disebut WHO menyebut,
bahwa virus corona baru (Covid-19) ini dapat bertahan hidup selama beberapa jam, hingga bisa
beberapa hari dan dapat bertahan hidup pada suhu 26-27 derajat celcius (BBC News, 2020).
Dunia gempar ketika berita terkait virus corona pertama kali terdengar, banyak negara-
negara yang panik akan penyebaran virus tersebut, namun ada pula yang menanggapi dengan
santai wabah virus corona tersebut. Bencana non alam ini tentu saja bukan pertama kalinya
dihadapi negara-negara di dunia. Sejarah mencatat pernah ada sebelumnya beberapa virus yang
juga dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani seperti virus Ebola, SARS, H5N1 atau
Flu Burung, HIV, MERS, dan lain-lain. Virus corona baru atau Covid-19 yang telah dinyatakan
sebagai pandemik oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan berimplikasi politik. Salah satunya
bagaimana pejabat Tiongkok mempertanyakan ulang soal asal usul virus yang telah menewaskan
lebih dari 4.200 orang di dunia tersebut. Dalam hal ini, sejumlah warganet Tiongkok turut
berdebat tentang dari mana sesungguhnya COVID-19 berasal. WHO sendiri telah menegaskan
bahwa Tiongkok yang kali pertama melaporkan keberadaan virus itu pada awal Januari lalu
setelah muncul kasus di Wuhan, Provinsi Hubei. Dari 128.343 kasus, 80.932 terjadi di Tiongkok.
Disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu mencatat pertumbuhan
ekonomi RI mendekati ke posisi tahun 2016 yang tumbuh 5,03% tahun ini pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,02%, Dan lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya, dan. Sebelumnya, Fitch
Solutions Country Risk and Industry Research merilis outlook bulanan perekonomian ditengah
pandemic covid-19. Dalam rilisnya tersebut, Fitch Solutions memprediksi perekonomian global
dan juga Indonesia. Pertumbuhan ekonomi global di 2020 diprediksi berada diantara 0% dan -
0,5%. Fitch Solutions juga melihat perekonomian global baru mulai keluar dari resesi diakhir
kuartal IV-2020.Diperkirakan perekonomian global mulai bisa keluar dari resensi diakhir
kuartal-IV, dilihat dari resesi-resesi di akhir kuartal-IV, dilihat dari resesi-resesi yang terjadi
sejak 1948 yang rata- rata berlangsung selama 10 bulan hingga 12 bulan. Proyeksi tersebut
diberikan dengan asumsi pademi Covid-19 mampu dihentikan dalam dua bulan ke depan.

14
Adapun untuk Indonesia, mesti disebut menjadi yang 4,2%, pada akhir tahun nilai tukar rupiah
berada dikisaran Rp 16.750/US$. Melihat prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Fitch
Solutions tersebut terbilang cukup optimistis dibandingkan prediksi yang diberikan institusi
lainnya. Bahkan Fitch Ratings, lembaga terpisah dari Fitch Solutions, dalam laporan berjudul
”Global Economic Outlook-Crisis Update: 2 April 2020” memperkirkan PDB Indonesia tahun
ini hanya tumbuh 2%. Skenario pertumbuhan ekonomi saat konferensi, Skenario di kuartal I-
2020 4,7% kemudian dikuartal II-2020 1,1% dan di kuartal III-2020 mencapai 1,3% dan
kemudian meningkat di kuartal IV-2020 2,4%.
Dampak covid-19 terhadap perekonomian di Indonesia.Pandemi Covid-19 telah menjadi
permasalahan serius hampir di seluruh negara di Dunia saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) melaporkan bahwa jumlah kematian terkait virus corona di seluruh dunia telah
bertambah menjadi 30.105 orang hingga Minggu (29/3) waktu setempat. Menurut laporan situasi
harian WHO seperti dilansir kantor berita Xinhua, Senin (30/3/2020), total 638.146 kasus
coronavirus telah dilaporkan secara global. Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa dampak
yang disebabkan oleh virus corona ini. Dampak dari virus ini tidak hanya berdampak dari
berbagai sektor, baik itu kesehatan, sosial, budaya, pariwisata maupun juga ekonomi. Berikut
beberapa dampak di bidang ekonomi dari virus ini yakni :
 Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4. Menteri Keuangan Sri Mulyani (2020)
mengatakan Indonesia cukup terhantam keras dengan penyebaran virus Corona. Tidak hanya
kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia. Komite
Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), kata Ani, memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dalam skenario terburuk bisa minus 0,4 persen.Kondisi sekarang ini akan berimbas
pada menurunnya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan 3,2 persen hingga 1,2 persen.
Lebih dari itu, investasi pun akan merosot tajam. Sebelumnya, pemerintah cukup optimistis
bahwa investasi akan tumbuh enam persen. Namun, dengan adanya COVID-19, diprediksi
investasi akan merosot ke level satu persen atau terburuk bisa mencapai minus empat persen.
 Penurunan dalam sektor ekspor dan impor. Kegiatan Ekspor diperkirakan terkoreksi lebih dalam,
mengingat sudah satu tahun belakangan ini pertumbuhannya negatif. Begitu juga dengan impor
juga akan tetap negatif pertumbuhannya.
 Sektor UMKM Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul. Padahal, selama ini biasanya
menjadi safety net. Sekarang mengalami pukulan yang sangat besar, karena adanya restriksi
kegiatan ekonomi dan sosial yang memengaruhi kemampuan UMKM, yang biasanya resilient,
bisa menghadapi kondisi. Tahun 97-98, justru UMKM masih resilience. Sekarang ini dalam
COVID ini, UMKM terpukul paling depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh
seluruh masyarakat.
 Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS. Nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah hingga Rp20.000 per dolar AS akibat
wabah COVID-19. Untuk perkiraan moderatnya berada di kisaran Rp17.500 per dolar AS. Hal
ini menjadi bagian dari salah satu skenario asumsi makro 2020 yang seluruhnya mengalami
perubahan, seperti pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 2,3 persen hingga minus 0,4 persen.
Selain itu, inflasi 5,1 persen serta harga minyak mentah Indonesia yang anjlok menjadi USD 31

15
per barel. Penyebab lainnya melemahnya rupiah karena investor panik sehingga Terjadi apa yang
disebut pembalikan modal atau capital outflow. Selama periode terjadinya pandemi ini antara
Januari dan Maret 2020 telah terjadi capital outflow dalam portofolio investasi Indonesia, yang
jumlahnya mencapai Rp167,9 triliun, yang menjadi turunnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar
AS.

2. Dampak covid-19 terhadap sektor Bank Syariah serta Antisipasi


Dari Para Ahli Pandemi Covid-19 ini juga diperkirakan bakal melemahkan sektor
perbankan di Indonesia. Dalam riset yang disampaikan pada Selasa (24/3/2020), lembaga rating
global, Fith Rating baru-baru ini telah merevisi peringkat operasional (operating environment
midpoint score) bank-bank di Indonesia menjadi ‘BB+’ dari sebelumnya ‘BBB-‘. Revisi skor
operational Fitch ini artinya mencerminkan adanya ketidakpastian seputar tingkat keparahan dan
durasi pandemi corona dan dampaknya terhadap operasional bank-bank di Indonesia. Menurut
J.P Morgan Ada tiga risiko yang membayangi industri perbankan dalam masa pandemi covid-19
yaitu penyaluran kredit, penurunan kualitas aset dan pengetatan margin bunga bersih. Dari ketiga
risiko tersebut mari kita analisa apakah bank syariah lebih kuat dalam menghadapi krisis
ekonomi akibat pandemi covid-19 dibandingkan bank konvensional atau malah sebaliknya.
 Penyaluran kredit (pembiayaan) Dalam hal ini bank syariah maupun bank konvensional akan
mengalami kondisi yang sama. Baik bank syariah maupun bank konvensional akan sama-
sama mengalami pelambatan penyaluran kredit (pembiayaan).
 Penurunan kualitas aset Dalam hal ini baik bank syariah maupun bank konvensional akan
sedikit terbantu dengan adanya POJK No.11/POJK.03/2020. POJK tersebut akan membantu
bank syariah maupun bank konvensional terutama dalam pencadangan penyisihan
penghapusan aktiva produktif. Bank syariah diprediksi akan memiliki keunggulan
dibandingkan dengan bank konvensional.
 Pengetatan margin bunga bersih Hal tersebut dikarenaka bank syariah menggunakan sistim
bagi hasil seperti yang disampaikan dalam penjelasan di atas. Dengan sistim bagi hasil maka
kondisi neraca bank syariah pada mas krisis akibat pandemi covid-19 ini akan elastis karena
besarnya biaya yang diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun
dengan penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah. Hal ini berbeda dengan bank
konvensional yang mana disaat pendapatan bunga kredit

3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian adapun kesimpulan yang didapat yakni :
A. Dampak covid-19 terhadap perekonomian di Indonesia.
1) Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4.

16
2) Penurunan dalam sektor ekspor dan impor.
3) Sektor UMKM
4) Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS

B. Dampak covid-19 terhadap sektor Bank Syariah


1) Penyaluran kredit (pembiayaan)
2) Penurunan kualitas asset
3) Pengetatan margin bunga bersih.

4. Saran
Melihat situasi ditengah pandemi ini penulis menyarankan untuk pelaku bank syariah harus jeli
untuk menentukan strategi di tengah pandemi covid-19. Melakukan ekspansi serta terobosan
yang terukur ke segmen digital yang bisa diambil oleh bank syariah. Serta momentum bank
syariah untuk melatih pegawainya menjadi marketing digital yang handal.

DAFTAR PUSAKA

Mulyana, A., Susilawati, E., Putranto, A. H., Arfianty, A., Muangsal, M., Supyan, I. S., ... &
Soegiarto, D. (2023). Manajemen keuangan. Penerbit Widina.
Hasan, S., Elpisah, E., Sabtohadi, J., Nurwahidah, M., Abdullah, A., & Fachrurazi, F. (2022).
Manajemen keuangan. Penerbit Widina.
Ichsan, N. (2014). Pengantar perbankan.
Pilih, I. D., & Dunia, C. D. K. E. (2008). Perbankan syariah.
Nainggolan, B. (2023). Perbankan syariah di Indonesia. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali
Pers.
Sumadi, S. (2020). Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan
Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(2), 145-162.
Alfira, N., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Pengaruh covid-19 terhadap indeks harga saham
gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. Al-Kharaj: Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis
Syariah, 3(3), 313-323.

17
Diana, S., Sulastiningsih, S., & Purwati, P. (2021). Analisis kinerja keuangan perbankan syariah
Indonesia pada masa pandemi covid-19. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 1(1), 111-
125.
Iswahyuni, I. (2021). Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah. Widya Balina,
6(1), 42-58.

18

Anda mungkin juga menyukai