PENDIDIKAN EKONOMI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang PASAR PERSAINGAN SEMPURNA bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Darwin, selaku dosen Teori Ekonomi
Mikro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok yang bertugas yang mana telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima demi kesempurnaan
makalah ini.
i
Email: sge.unindra@gmail.com
Pendidikan Ekonomi, Universitas Indraprasta PGRI
ABSTRAK
Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini, sama dengan negara lain di
dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi
tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip flu. Kasus virus Corona diketahui lewat penyakit misterius yang
melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus berlanjut hingga
penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Metode penyebaran virus ini sangat cepat dan
telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown
dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Pemerinta Negara Indonesia sendiri
menggunakan metode lockdown berupa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk
menekan penyebaran virus ini. Selain itu pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi
dan Informatika (Kominfo) mengembangkan aplikasi Peduli Lingdungi yang berbasis android yang
dapat di unduh secara bebas oleh masyarakat untuk membantu menangani penyebaran virus Corona
yang semakin hari semakin merajalela, Makalah ini akan membahas, Mengenal Lebih Dekat Covid-
19, Sikap Warga Negara Indonesia Dalam Menghadapi Virus Corona.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Definisi coronavirus............................................................................................2
B. Cara Kerja Penyebaran Coronavirus...................................................................3
C. Gejala infeksi virus Corona.................................................................................3
1. Upaya pencegahan virus corona.....................................................................4
2. Kebijakan pemerintah dalam menanggulangi virus corona............................4
D. Dampak virus corona terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara...............6
A. Dampak virus corona terhadap kehidupan Sosial Masyarakat.......................6
B. Dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia.............................. 6
C. Dampak virus corona terhadap kehidupan beragama.................................... 8
E. Sikap Warga Negara Saat Pandemi Covid-19...................................................11
BAB 3 PENUTUP................................................................................................. 12
A.Kesimpulan........................................................................................................ 12
B.Saran...................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini di paparkan tujuan
penulisan makalah :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Permintaan Dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna
a. Permintaan.
Tingkat harga dalam pasar persainga sempurna di tentukan oleh permintaan dan
penawaran misalnya kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-
anak di tentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak. Perusahaan
secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual. Karena sejumlah output
perusahaan relatif sangan kecil di banding output pasar maka berapapun yang di jual
perusahaan, harga relatif tidak berubah karena itu kurva permintaan yang di hadapi
perusahaan secara individu berbentuk garis lurus horizontal.
b. Penerimaan.
Penerimaan total atau (TR/total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q)
dikali harga jual (P). Karena harga telah di tetapkan ,penerimaan rata-rata (average revenue)
dan penerimaan marginal (marginal revenue) adalah sama dengan harga. Dengan demikian kurva
permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-rata (AR) sama dengan kurva permintaan
marginal (MR) dan sama dengan harga (P).
1. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variabel atau VC
adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama
dengan harga (P). Dalam kondisi ini prusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap
(FC), dimana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan. Tetapi jika AVC
lebih kecil dari harga maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap.
Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan.
2. Perusahaan produksi pada saat MR=MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum
atau, dalam kondisi terpuruk, kerugiannya minimum.
Diagram 8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR=MC (titik E) tercapai pada saat output
sejumlah Q’. Karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga, dari setiap unit output perusahaan
memperoleh laba sebesar BE per unit. Jik output lebih kecil dri Q’, misalnya Q1, penerimaan
marginal (MR=P) lebih besar dari biaya marginal (MC), sebaiknya lebih menguntungkan
bagi perusahaan menambah output. Bila output lebih besar dari Q’, MC sudah lebih besar
dari MR. Penambahan output akan mengurangi laba karena itu laba maksimum tercapai
hanya bila MR=MC, pada saat jumlah output adalah Q’
3
Karena biaya rata-rata (AC) lebih besar dari pada harga (P), untuk setiap unit output
yang terjual diperoleh laba sebesar BE. Laba total diperoleh sama dengan Q’ dikali BE atau sama
dengan luas bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal.
Diagram 8.3 hanya memperoleh satu kemungkinan yaitu laba maksimum. Masih ada
dua kemungkinan yang dialami perusahaan yaitu impas dan rugi. Kondisi impas terjadi bila biaya
rata-rata sama dengan harga, dimana laba per uni sama dengan nol, seperti digambarkan dalam
diagram 8.4 keadaan seperti ini dinamakan sebagai laba normal.
Diagram 8.5 menunjukkan bahwa pada saat MR=MC perusahaan mengalami kerugian
sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah
kerugian minimum. Bila perusahaan meproduksi kurang dari Q’ (misal Q 1), kerugian per unit
menjadi lebih besar ( CD>BE). Demikian halnya kerugian total, yang secara grafis terlihat dari luas
PKDC>luas PAEB. Bila output lebih besar dari Q’, kerugian per unit bisa menjadi lebih kecil (bila
memproduksi Q2) atau lebih besar (bila memproduksi Q3), tetapi kerugian total lebih besar
dibanding jika memproduksi sebanyak Q’.
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi 4
persyaratan :
1. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin, agar perusahaan mencapai keadaan yang
paling optimal. Secara matematis hal ini berarti perusahaan berproduksi saat MR=MC. Pada
saat ini biaya marginal jangka pendek sama dengan biaya marginal jangka panjang
(SMC=LMC)
2. Tidak mengalami kerugian, agar dapat mengganti barang modal yng digunakan dalam
produksi. Karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P).
3. Tidak ada inisiatif bagi perusahaan untuk masuk keluar, karena laba 0. Laba 0 disebut
juga laba normal, yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama,jika
uang dan faktor produksi lain dialokasikan pada kgiatan alternatif. Jika laba lebih besar dari
0 akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk kedalam pasar. Sebaliknya, jika laba lebih
kecil dari 0 (merugi) akan mendorong perusahaan keluar dari pasar.
4. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbsar skala
produksi, karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata rata jangka
panjang, pada saat SAC=LAC (short average cost=long average cost) diagram.
Diagram 8.6.a menunjukan keseimbangan industri jangka panjang terjadi di titik E0
dimana tingkat harga p0dan jumpat output Q0 . Pada saat itu keseimbangan perusahaan digambarkan
pada diagram 8.6.b (Perhatikan kurva SMC,LMC,SAC, dan LAC berpotongan di satu titik, yaitu
titik E) dengan ouput Q1 . Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi penambahan penawaran.
Diagram 8.6.a menunjukan kurva penawaran bergeser ke kanan (S 0à S1 ) . Keseimbangan baru
terjadi di titik E1 , dimana harga keseimbangan p1 dan output sebanyak Q1 . Sebelum ada perusahaan
4
yang masuk, pada tingkat harga P1 jumlah output yang ditawarkan hanya Q2 . Selisih Q1 –Q2 adalah
akibat penambahan kapasitas produksi yang berasal dari perusahaan yang bertahan, karena harga
jual lebih besar dari biaya produksi per unit (P1 < AC) . Lagipula jika output ditambah, kerugian
bertambah besar (jarak SMC –P1 makin besar). Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran
tingkat industri berkurang, misalnya sampai ke kurva S2 (digagram 8.6.a) yang menaikan harga
menjadi P2 . Bagi perusahaan secara individu, keadaan ini sangat menguntungkan, karena
perusahaan memperoleh laba super normal (P2> dari AC). Hal ini menarik perusahaan lain untuk
masuk ke daam industri. Gerakan masuk keluar akan berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E,
sehingga perusahaan dalam industri hanya menikmati laba normal. Hal ini dikarenakan adanya
asumsi kebebasan masuk dan keluar.
Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan perusahaan. Jumlah output yang
ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC). Berdasarkan
hal tersebu dalam dikonstruksi kurva penawaran perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Diagram 8.7.a menunjukan jika harga dibawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada
penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P 1 agar mencapai laba maksimum perusahaan
berproduksi pada saat MR=MC atau MR=P, sehingga jumlahouput adalah Q1 jika harga jual terus
meningkat, misalnya ke P2, P3, dan P4 , maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3, Q4 agar
mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukan hubugan antara kurva harga dengan jumlah
output yang diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian dalam pasar persaingan sempurna, Kurva
MC setela melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran
perusahaan jangka pendek( diagram 8.7.b). Dapat disimpulkan bahwa dalam pasar persaingan
sempurna meskipun perusahaan menderita rugi selama P masih diatas AVC sebaiknya perusahaan
tetap berproduksi karena kerugian yang diderita masih lebih kecil daripada FC yang harus
dikeluarkan apabila perushaan tidak berproduksi. Kalau berproduksi berarti sebagian FC masih
dapat tertutup. Namun bila P dibawah AVC maka sebaiknya perushaaan tidak berproduksi karena
kalau tetap berproduksi kerugian lebih besar dari FC.
5
2.6 Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pasar persaingan sempurna ialah dimana jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan
setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar.
a. Syarat yang harus ada adalah homogeneous product, perfect knowledge, small relatively
output, price taker, free entry and exit.
b. Kelebihan dalam pasar persaingan sempurna adalah harga barang dan jasa paling
murah, Jumlah output paling banyak, Masyarakat tidak takut ditipu dalam kualitas dan
harga.
c. Kelemahan dalam pasar persaingan sempurna adalah kelemahan dalam hal asumsi,
kelemahan dalam pengembangan teknologi, konflik efisiensi-keadilan.